• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Pengambilan Minyak Ats

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Pengambilan Minyak Ats"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

I. TUJUAN PERCOBAAN

Percobaan ini bertujuan untuk :

1. Memahami cara pengambilan minyak atsiri dari tumbuh-tumbuhan dengan operasi distilasi kukus.

2. Memahami cara pengambilan minyak atsiri dari tumbuh-tumbuhan dengan cara ekstraksi menggunakan soxhlet.

II. DASAR TEORI

Minyak atsiri adalah salah satu jenis minyak nabati. Minyak atsiri sering juga disebut juga sebagai essential oil. Bahan baku minyak ini diperoleh dari berbagai bagian tanaman seperti daun, bunga, buah, biji, kulit biji, batang, akar atau rimpang. Salah satu ciri utama minyak atsiri yaitu mudah menguap dan beraroma khas (Rusli, 2010). Minyak atsiri mengandung bermacam-macam senyawa, tetapi secara umum dapat digolongkan dalam empat senyawa dominan, yaitu terpene, komponen hidrokarbon berantai lurus, semyawa turunan benzene, dan senyawa lain yang spesifik untuk masing-masing tanaman (Guenther,1948). Minyak atsiri dapat dimanfaatkan dalam berbagai hal terutama dalam industri farmasi dan kosmetik, misalnya untuk parfum, sabun, lotions, shampo, obat-obatan, dan lain-lain.

(2)

dahulu. Untuk mempermudah proses penguapan dilakukan proses penurunan titik didih sistem. Titik didih sistem diturunkan dengan cara penambahan uap inert. Uap inert yang ditambahkan biasanya berupa uap air (steam) akan berpengaruh terhadap tekanan uap sistem. Oleh karena itu metode ini steam distillation.

Pada distilasi kukus terjadi proses perpindahan massa minyak atsiri baik dalam padatan bahan baku secara difusi maupun antar permukaan padatan bahan baku ke uap. Laju perpindahan massa minyak atsiri memiliki 2 tahapan, yaitu tahapan laju perpindahan massa tetap dan laju perpindahan massa menurun. Saat konsentrasi minyak atsiri dalam padatan bahan baku masih tinggi, laju perpindahan massanya tetap. Hal ini dikarenakan laju perpindahan massa dalam padatan sama dengan laju perpindahan massa antar fase dari permukaan padatan ke uap. Namun saat konsentrasi minyak atsiri dalam padatan bahan baku sudah rendah, laju perpindahan massa minyak atsiri akan menurun. Hal ini dikarenakan laju perpindahan massa minyak atsiri dalam padatan bahan baku menurun. Biasanya tahapan laju perpindahan massa tetap hanya terjadi secara singkat dibandingkan dengan dengan tahapan laju perpindahan massa menurun.

Fungsi steam dalam metode distilasi kukus adalah membasahi permukaan bahan, melunakkan jaringan, dan menembus dinding sel. Steam

(3)

3 Terdapat beberapa faktor yang menentukan jumlah minyak atsiri yang didapatkan melalui metode distilasi kukus, antara lain:

1. Jenis tanaman yang digunakan

Jenis tanaman yang digukan menentukan jumlah minyak atsiri yang mampu diekstraksi. Setiap jenis tanaman memiliki nilai rendemen minyak tertentu.

2. Bagian tanaman yang digunakan

Pada jenis tanaman yang sama, nilai rendemen minyak dapat berbeda-beda tergantung bagian yang digunakan, misalnya daun, batang, bunga, dan lain lain.

3. Ukuran bahan baku

Ukuran bahan baku dapat mempengaruhi jumlah minyak yang diperoleh, karena semakin kecil dan semakin halus bahan yang dipakai, luas bidang kontak semakin besar dan minyak yang terambil semakin banyak.

4. Suhu proses

Suhu yang digunakan dapat mempengaruhi jumlah minyak yang dapat diekstraksi. Pada suhu optimum dimungkinan minyak atsiri dapat diekstrak secara optimal. Jika suhu yang digunakan terlalu rendah maka proses akan berjalan lambat dan minyak atsiri yang dihasilkan hanya sedikit. Jika suhu yang digunakan terlalu tinggi maka dapat menyebabkan minyak atsiri mengalami dekomposisi. 5. Waktu proses

(4)

6. Kondisi bahan baku

Kondisi bahan baku meliputi jumlah kadar air dalam bahan. Kandungan kadar air yang tinggi dalam bahan baku dapat menghambat proses ekstraksi dan distilasi, yang dapat menyebabkan minyak yang terambil tidak sempurna.

Minyak atsiri memiliki sifat mudah larut dalam pelarut organik. Oleh karena itu, untuk mengekstraksi minyak atsiri dalam padatan seperti bagian tumbuhan dapat dengan cara menggunakan perantara pelarut organik. Metode ekstraksi padat-cair ini disebut juga leaching. Ekstraksi padat-cair di laboratorium sering dilakukan dengan menggunakan soxhlet, yang memungkinkan pelarut dapat berkontak dengan padatan secara berulang-ulang. Dengan cara ekstraksi ini, maka dimungkinkan semua minyak atsiri dapat terambil dari padatan.

(5)

5 dilakukan hingga beberapa sirkulasi. Setelah proses ekstraksi selesai dilakukan penyulingan untuk memisahkan minyak atsiri dengan pelarut.

Terdapat beberapa faktor yang menentukan jumlah minyak atsiri yang didapatkan melalui metode soxhlet, antara lain:

1. Jenis tanaman yang digunakan

Jenis tanaman yang digukan menentukan jumlah minyak atsiri yang mampu diekstraksi. Setiap jenis tanaman memiliki nilai rendemen minyak tertentu.

2. Bagian tanaman yang digunakan

Pada jenis tanaman yang sama, nilai rendemen minyak dapat berbeda-beda tergantung bagian yang digunakan, misalnya daun, batang, bunga, dan lain lain.

3. Ukuran bahan baku

Ukuran bahan baku dapat mempengaruhi jumlah minyak yang diperoleh, karena semakin kecil dan semakin halus bahan yang dipakai, luas bidang kontak semakin besar dan minyak yang terambil semakin banyak.

4. Suhu proses

Suhu yang digunakan dapat mempengaruhi jumlah minyak yang dapat diekstraksi. Pada suhu optimum dimungkinan minyak atsiri dapat diekstrak secara optimal. Jika suhu yang digunakan terlalu rendah maka proses akan berjalan lambat dan minyak atsiri yang dihasilkan hanya sedikit. Jika suhu yang digunakan terlalu tinggi maka dapat menyebabkan minyak atsiri mengalami dekomposisi. 5. Waktu proses

(6)

6. Kondisi bahan baku

Kondisi bahan baku meliputi jumlah kadar air dalam bahan. Kandungan kadar air yang tinggi dalam bahan baku dapat menghambat proses ekstraksi dan distilasi, yang dapat menyebabkan minyak yang terambil tidak sempurna.

7. Jenis pelarut yang digunakan

Jenis pelarut yang digunakan harus memenuhi beberapa syarat agar dapat memberikan hasil yang optimal dalam ekstraksi menggunakan soxhlet, antara lain :

a. Dapat melarutkan semua zat yang diinginkan dengan cepat dam sempurna, dengan sesedikit mungkin melarutkan bahan baku.

b. Bersifat inert sehingga tidak bereaksi dengan komponen. c. Bersifat sesuai dengan senyawa yang ingin diisolasi

(polar/non polar) agar dapat melarutkan dengan sempurna.

III. METODOLOGI PERCOBAAN

A. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

1. Daun cengkeh yang diperoleh dari Laboratorium Dasar-Dasar Proses Jurusan Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada.

2. Etanol yang diperoleh dari Laboratorium Dasar-Dasar Proses Jurusan Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada.

3. Air yang diperoleh dari Laboratorium Dasar-Dasar Proses Jurusan Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada.

B. Alat

(7)

7

5. Kertas saring yang berisi cengkeh

6. Pipa Kapiler 7. Statif

8. Labu Ekstraksi

9. Minyak atsiri dan etanol 10. Pengatur Suhu

11. Steker

12. Pemanas Mantel

Arah aliran pendingin Gambar 1. Rangkaian Alat Ekstraksi Soxhlet

Keterangan : 5. Koil Pemanas dan angsang 6. Erlenmeyer penampung

15. Selang Pengaturan Uap 16. Erlenmeyer

Arah aliran

pendingin Gambar 2. Rangkaian Alat Ekstraksi Distilasi Kukus

(8)

C. Cara Percobaan

a) Penentuan kadar air

Botol timbang dicuci kemudian dikeringkan dalam oven 100oC selama 10 menit, lalu diletakkan dalam eksikator selama 10 menit. Botol timbang ditimbang dengan neraca analitis digital dan dicatat hasilnya. Daun cengkeh sebanyak 0,5021 gram. Botol timbang berisi daun cengkeh dioven dengan suhu 100oC selama 8 jam. Botol timbang berisi daun cengkeh kemudian diletakkan dalam eksikator selama 10 menit lalu ditimbang dan dicatat hasilnya.

b) Extraksi soxhlet untuk menentukan kadar minyak atsiri

mula-mula dalam bahan

Petridish kosong dikeringkan dalam oven 100oC selama 10 menit lalu dimasukkan dalam eksikator selama 10 menit kemudian ditimbang dengan neraca analitis digital. Alat dirangkai seperti gambar 1. Daun dan batang cengkeh yang telah diremas-remas sebanyak 3,0059 gram ditimbang. Daun dan batang cengkeh dibungkus dengan kertas saring lalu dimasukkan dalam soxhlet (jangan sampai menyumbat pipa sirkulasi dan tidak boleh sampai tercecer). Etanol dimasukkan dalam

soxhlet dengan bantuan corong gelas sebanyak 1,5 sirkulasi. Air pendingin dialirkan, pemanas mantel dihidupkan dan proses ekstraksi dilakukan sebanyak 1 sirkulasi pada suhu 125oC lalu 5 sirkulasi pada suhu 200oC. Pemanas mantel dimatikan lalu kertas saring berisi daun cengkeh dikeluarkan dari dalam soxhlet. Etanol yang tertinggal dalam

(9)

9 ½ sirkulasi dituang ke dalam botol etanol bekas. Minyak hasil ekstraksi dimasukkan dalam Petridish lalu diletakkan dalam oven 100oC selama 8 jam. Petridish berisi minyak diletakkan dalam eksikator selama 10 menit lalu ditimbang dengan neraca analitis digital. Kenampakan minyak dilihat.

c) Distilasi kukus

Gelas beker 50 mL dicuci lalu dimasukkan dalam oven 100oC selama 10 menit kemudian didinginkan dalam eksikator selama 10 menit lalu ditimbang dengan neraca analitis digital. Air ledeng dimasukkan dalam labu leher tiga hingga terisi setengahnya. Air pendingin dialirkan dan pembangkit uap dinyalakan pada skala 75V. Distilasi dilakukan selama 1 jam terhitung sejak tetesan pertama dalam Erlenmeyer penampung. Campuran minyak dan air hasil distilasi dipisahkan dengan corong pemisah. Minyak ditampung dengan gelas beker 50 mL berisi minyak ditimbang, dicatat hasilnya dan dilihat kenampakan minyaknya. Daun cengkeh sebanyak 200 gram dimasukkan dalam kukusan kemudian alat dirangkai sesuai gambar 2. D. Analisis Data

1. Perhitungan kadar air dalam bahan

Berat daun basah = (Berat botol timbang+daun basah) – (Berat botol timbang kosong) (1) Bera daun kering = (Berat botol timbang+daun kering) – (Berat botol timbang kosong (2)

KA=(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ)− (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑖𝑛𝑔)

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ x100% (3) dengan, KA= kadar air dalam bahan, %

(10)

2. Ekstraksi soxhlet untuk menentukan kadar minyak atsiri mula-mula dalam bahan

Berat minyak = (Berat petridish + minyak) – (Berat petridish kosong) (4)

𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑠𝑖𝑟𝑖

𝑚𝑢𝑙𝑎 𝑚𝑢𝑙𝑎 =

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑡𝑠𝑖𝑟𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑜𝑥ℎ𝑙𝑒𝑡× 100% (5) Berat daun kering untuk distilasi kukus dapat dicari dengan

persamaan:

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔

𝑢𝑛𝑢𝑘 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑜𝑥ℎ𝑙𝑒𝑡= (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑢𝑛𝑢𝑘 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖𝑠𝑜𝑥ℎ𝑙𝑒𝑡 𝑚𝑢𝑙𝑎 − 𝑚𝑢𝑙𝑎 ) × (100 − 𝐾𝐴) (6)

3. Distilasi kukus

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙

𝑠𝑒𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = (𝑎𝑡𝑠𝑖𝑟𝑖𝑡 𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡 − 𝑚𝑢𝑙𝑎𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 ) × ( 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑢𝑘𝑢𝑠) (7)

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙

𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 = (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟 50𝑚𝐿+ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 ) − (𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟 50𝑚𝐿 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔) 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑠 (8)

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙

𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑢𝑘𝑢𝑠 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 × 100% (9)

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔

(11)

11

IV. PEMBAHASAN

Dari hasil percobaan, diperoleh data kadar air dalam daun cengkeh sebesar 12,49% dengan berat daun awal 0,5021 gram dan berat daun akhir 0,4394 gram. Pada ekstraksi menggunakan soxhlet menunjukkan hasil berat minyak 0,3953 gram dengan kadar minyak atsiri mula-mula 15,03%. Pada distilasi kukus dihasilkan minyak 2,2355 gram dengan presentase minyak terambil sebesar 8,50%.

Pada distilasi kukus minyak tidak dapat terambil seluruhnya yaitu hanya sebanyak 8,50% dari kandungan minyak atsiri teoritis. Minyak yang terambil tidak dapat maksimal dikarenakan luas bidang kontak yang kecil disebabkan daun cengkeh yang digunakan belum diremas-remas. Selain itu waktu distilasi kukus relatif singkat sehingga minyak atsiri cengkeh tidak dapat terambil secara sempurna.

Asumsi yang digunakan pada proses distilasi kukus adalah selama proses distilasi kukus semua uap terembunkan semua dikarenakan pendingin balik dapat bekerja secara optimal.

Percobaan ekstraksi soxhlet menggunakan pelarut etanol dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Mempunyai titik didih rendah, sehingga pelarut mudah menguap tanpa perlu suhu tinggi dan waktu yang lama.

2. Bersifat inert sehingga mudah dipisahkan dari minyak atsiri tanpa mengganggu kualitas hasil.

3. Bersifat spesifik, yaitu hanya melarutkan komponen minyak cengkeh yang akan diisolasi.

(12)

Pada percobaan ekstraksi soxhlet, daun cengkeh harus diremas-remas terlebih dahulu dengan tujuan :

1. Memperluas bidang kontak sehingga minyak atsiri yang terekstrak semakin banyak.

2. Mempermudah uap untuk melewati daun cengkeh sehingga minyak atsiri dapat terekstraksi lebih banyak dan lebih cepat.

Asumsi-asumsi yang digunakan pada metode ekstraksi soxhlet adalah sebagai berikut:

1. Semua minyak atsiri dalam daun cengkeh dapat terekstraksi pada ekstraksi soxhlet.

2. Dalam campuran minyak dan etanol tidak mengandung pengotor. 3. Pelarut etanol tidak bereaksi dan dapat dipisahkan dari minyak atsiri

dengan sempurna.

Penempatan kertas saring berisi sampel daun cengkeh dalam alat

(13)

13

V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil pada percobaan ini adalah :

1. Pada ekstraksi minyak atsiri dengan metode distilasi kukus, minyak atsiri terambil dengan media perantara steam. Steam akan mendesak minyak atsiri dan mengubah minyak atsiri menjadi uap lalu akan dikondensasikan menghasilkan air dan minyak atsiri dalam fase cair. 2. Penentuan kadar minyak atsiri mula-mula dapat menggunakan metode

ekstraksi soxhlet. Hal ini dikarenakan bahan baku daun cengkeh dapat berkontak dengan pelarut berulang-ulang. Sehingga diasumsikan semua minyak atsiri telah terambil.

3. Analisis kadar air dalam bahan baku diperlukan untuk mengetahui tingkat kekeringan bahan.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah minyak atsiri terekstraksi adalah suhu proses ekstraksi, ukuran bahan baku daun cengkeh, lamanya proses ekstraksi, dan kondisi air bahan baku daun cengkeh. 5. Hasil yang diperoleh pada penentuan kadar air dalam bahan antara lain

berat daun basah sebanyak 0,5021 gram, berat daun kering sebanyak 0,4394 gram sehingga diperoleh kadar air dalam bahan baku daun cengkeh sebesar 12,49%.

6. Hasil yang diperoleh pada ekstraksi soxhlet adalah berat minyak sebanyak 0,3953 gram sehingga diperoleh kadar minyak atsiri mula-mula sebesar 15,03%.

(14)

VI. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. “Modul Praktikum Dasar-Dasar Proses.” Hal. 47-50. Yogyakarta : Laboratorium Dasar-Dasar Proses Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada.

Brown, G.G. 1950. “Unit Operation.”. Edisi ke-1 hal 273-293. New York : Modern

Asia Editions.

Guenther, E. 1948. “The Essential Oil”. Terjemahan oleh S. Ketaren. Jilid II hal. 287-289. Jakarta : UI Press.

(15)

15 VII. LAMPIRAN

A. Identifikasi hazard Proses dan Bahan Kimia 1. Hazard Proses

Hazard proses dari praktikum ini adalah banyak menggunakan alat dari bahan yang terbuat dari kaca, pastikan tangan tidak basah karena dapat membuat licin. Hati-hati pada lengan jas lab yang lebar dan dapat menyenggol kaca dan alat yang dapat membuat pecah. Berhati-hati saat mematikan atau menyalakan seluruh alat listrik, pastikan tangan kita kering ketika memegang. Ketika menurunkan soxhlet, membuang air sisa distilasi kukus, memegang labu leher tiga pastikan kita memegang dengan menggunakan kain lap agar tangan kita tidak tersengat panas dan tidak melepaskan secara refleks. Gunakan APD agar tidak terkena dampak akibat terpapar bahan kimia, jauhkan etanol dari api. Pakai penjepit ketika memasukkan atau mengeluarkan berbagai benda ke dalam oven.

2. Hazard Bahan 1. Minyak Cengkeh

Dalam suhu ruangan, minyak cengkeh berbentuk cair,berwarna kuning keemasan, dan berbau khas tajam. Minyak cengkeh memiliki cengkeh memiliki titik didih 250oC dan flammable pada suhu tinggi. Minyak cengkeh dapat menyebabkan iritasi dan praktikan juga harus menggunakan sarung tangan dan goggle agar tidak terkena kontak langsung dengan mata serta kulit.

2. Etanol

(16)

3. Air

Air dalam suhu ruangan berbentuk cair. Air yang tumpah dapat menyebabkan permukaan meja dan lantai menjadi licin. Air tidak bersifat iritant, korosif maupun beracun.

B. Alat Perlindungan Diri

Alat perlindungan diri yang digunakan dalam percobaan ini adalah : 1. Jas laboratorium lengan panjang untuk melindungi tubuh dari kontak

langsung dengan bahan-bahan yang sekiranya berbahaya.

2. Goggle melindungi mata agar tidak terkena percikan atau kontak langsung dengan zat yang korosif, iritan, atau beracun.

3. Masker untuk melindungi diri dari terhirupnya zat-zat bebahaya yang beracun ataupun volatile, melindungi wajah juga dari percikan ataupun kontak langsung dengan zat-zat berbahaya.

4. Sarung tangan untuk melindungi tangan dari zat yang iritan dan bersifat korosif.

5. Lap untuk melindungi tangan dan alat-alat yang penggunaanya memakai suhu tinggi.

6. Sepatu tertutup agar apabila ada zat kimia yang berbahaya yang tumpah tidak mengenai kaki.

C. Manajemen Limbah

Limbah yang dihasilkan pada percobaan ini adalah :

1. Minyak Cengkeh yang telah selesai digunakan dimasukkan dalam botol penampung distilasi yang tersedia

2. Etanol bekas setelah ekstraksi soxhlet dimasukkan ke dalam botol etanol bekas yang tersedia

(17)

17 D. Data Percobaan

1. Penentuan Kadar Air

Berat botol timbang kosong+tutup = 20,3438 gram Berat botol timbang+tutup+daun cengkeh (sebelum dioven)

= 20,8459 gram Berat botol timbang+tutup+daun cengkeh (setelah dioven)

= 20,7832 gram Jam pengeringan dimulai = 08:10 WIB Jam pengeringan selesai = 16:10 WIB 2. Ekstraksi dengan soxhlet

Jenis bahan baku = Daun cengkeh

Berat bahan baku = 3,0059 gram

Jenis pelarut = Etanol

Jumlah pelarut = 1,5 sirkulasi

Waktu ekstraksi = 153 menit

Jumlah sirkulasi = 6 sirkulasi

Berat petridish kosong = 49,7892 gram Berat petridish+minyak atsiri = 50,1845 gram Kenampakan minyak atsiri = Coklat tua 3. Distilasi kukus

(18)

Berat bahan baku = 200 gram Jam tetesan pertama = 08:50 WIB

Waktu distilasi = 60 menit

Berat gelas beker 50mL kosong = 34,5308 gram Berat gelas beker 50mL+minyak atsiri = 36,7393 gram Kenampakan minyak atsiri = Cairan bening E. Perhitungan

1) Perhitungan kadar air dalam bahan dengan menggunakan persamaan (1),(2), dan (3)

Berat daun basah = 20,8459 gram – 20,3438 gram = 0,5021 gram

Berat daun kering = 20,7832 gram – 20,3238 gram = 0,4394 gram

KA =(20,8459−20,7832)

20,8459 𝑥 100%

= 12,49%

2) Ekstraksi dengan soxhlet untuk menentukan kadar minyak atsiri mula-mula dengan persamaan (4),(5),(6),dan (7)

Berat daun kering untuk ekstraksi

(19)

19 Berat minyak =50,1845 gram – 49,7892 gram

= 0,3953 gram Kadar minyak atsiri mula-mula

=0,3853 𝑔𝑟𝑎𝑚

2,6305 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 100%

=15,03 %

3) Distilasi Kukus dengan persamaan (7),(8),(9), dan (10).

Berat daun kering awal = 200 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 (100% − 12,49%) = 175,0249 gram)

Berat minyak terambil percobaan

= 36,7393 gram - 34,5038 gram = 2,2355 gram)

Berat minyak terambil teoritis= 15,03% × 175,0249 gram =26,3062 gram)

Persentase minyak terambil percobaan

=2,2355 𝑔𝑟𝑎𝑚

26,3016 𝑔𝑟𝑎𝑚𝑥 100%

Gambar

Gambar 1. Rangkaian Alat Ekstraksi Soxhlet

Referensi

Dokumen terkait