• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA PIV. Isolasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA PIV. Isolasi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

PIV. Isolasi dan Identifikasi Piperin dari Fructus Piperis

nigri

Disusun Oleh :

Nama

: Sista Nanda Indratika

NIM

: 1606067085

Gol/Kelompok

: B/2

Hari/Tgl Praktikum : Sabtu, 12 Mei 2018

Dosen Pembimbing : Andi Wijaya, M.Farm.,Apt

LABORATORIUM FITOKIMIA

(2)

Halaman Pengesahan dan Pernyataan

Laporan Praktikum Fitokimia Percobaan Ke 4 dengan Judul Isolasi dan Identifikasi Piperin dari Fructus Piperis nigri adalah benar dan sesuai dengan hasil praktikum yang telah dilaksanakan. Laporan ini saya susun sendiri berdasarkan data hasil praktikum yang telah dilakukan.

Yogyakarta, 30 Mei 2018

Dosen Pembimbing, Mahasiswa,

Andi Wijaya, M.Farm.,Apt Sista Nanda Indratika

Data Laporan (Diisi dan diparaf oleh Dosen/Laboran/Asisten)

Hari, Tanggal Praktikum Hari, Tanggal Pengumpulan Laporan

Sabtu, 12 Mei 2018 Sabtu, 2 Juni 2018

Nilai Laporan (Diisi oleh Dosen)

No. Aspek Penilaian Nilai

1. Ketepatan waktu pengumpulan (10) 2. Kesesuaian Laporan dengan Format (5) 3. Kelengkapan dasar teori (15)

4. Skematika Kerja (10) 5. Penyajian Hasil (15) 6. Pembahasan (20) 7. Kesimpulan (10)

8. Penulisan daftar pustaka (5) 9. Upload data via

blog/wordpress/scribd/academia.edu (10)

(3)

A. TUJUAN

Dapat memahami prinsip dan melakukan isolasi dengan piperin dari Piperis nigri fructus atau Piperis albi fructus beserta analisis kualitatif hasil isolasi dengan metode kromatografi lapis tipis.

B. DASAR TEORI

Piperin merupakan senyawa yang tahan terhadap panas dan piperin yang digunakan untuk ekstraksi berupa serbuk halus, tujuannya supaya didapat sari dengan dengan kadar yang optimal karena jika suatu sampel ukuran partikelnya diperkecil maka partikel mudah terbasahi oleh solvent sehingga senyawa dalam simplisia mudah tersari. Proses isolasi piperin dari ekstrak lada hitam dapat dilakukan dengan metode rekristalisasi. Secara hartlah rekristalisasi berarti pembentukan kristal kembali. (Harborne. J.B., 1987).

Piperin terdapat dalam lada hitam dan diketahui memiliki aktivitas antimikroba. Terdapat beberapa senyawa pada lada hitam baik sebagai perasa maupun tidak dan memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan Sclerotium rolfsi dan Fusarium solani sepenuhnya. Terdapat aktivitas antimikroba ekstrak lada hitam terhadap beberapa mikroorganisme dan ditemukan bahwa senyawa fenolik hadir dalam ekstrak lada hitam. Ditemukan bahwa ekstrak lada hitam dapat mengontrol mikroorganisme. Beberapa senyawa seperti minyak yang terdapat dalam lada sangat efektif untuk mengontrol Phomopsis vsexans Piperin memiliki aktivitas fungisida dan insektisida. Melalui studi mikrosomal hati manusiadiketahui bahwa piperin merupakan konstituen utama lada hitam yang dapat menghambat P-glikoprotein manusia (Saha et al, 2013).

(4)

menghambat enzim metabolisme obat atau dengan meningkatkan permeabilitas mukosa usus dan menyebabkan efek di tingkat plasma yang lebih tinggi dari obat (Sutyarso et al, 2015).

Salah satu sifat alkaloid yang paling penting adalah kebasaannya. Metode pemurnian dan pencirian umumnya mengandalkan sifat fisiknya, dan pendekatan khusus harus dikembangkan untuk beberapa alkaloid yang tidak bersifat basa. Alkaloid biasanya diperoleh dengan cara mengekstraksi bahan tumbuhan memakai air yang diasamkan dengan melarutkan alkaloid sebagai garam atau bahan tumbuhan dapat dibasakan dengan natrium bikarbonat dan sebagainya. Basa bebas diekstraksi dengan pelarut organik seperti kloroform, eter dan sebagainya. Radas untuk ekstraksi sinambung dan pemekatan khususnya berguna untuk alkaloid yang tidak tahan panas. Pelarut atau pereaksi yang telah sering dipakai seperti kloroform, aseton, amonia dan metilena klorida dalam kasus tertentu harus dihindari. Beberapa alkaloid yang dapat menguap dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari larutan yang dibasakan. Larutan dalam air yang bersifat asam dan mengandung alkaloid dapat dibasakan lalu alkaloid diekstraksi dengan pelarut organik sehingga senyawa netral dan asam yang mudah larut tertinggal dalam air (Underwood, 1981).

Metode yang digunakan untuk mengisolasi piperin dari lada hitam adalah ekstraksi soxhlet yang merupakan pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan dengan menggunakan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam campuran/pemilihan jenis pelarut ini didasarkan atas beberapa factor, yaitu selektivitas, kelarutan, kemampuan tidak saling campur, reaktivitas, titik didih, dan kriteria lainnya (Bernasconi, 1995).

(5)

menggunakan metode sokletasi. Dalam proses sokletasi pelarut diuapkan ke dalam labu soxhlet dan turun secara berkala sesuai dengan titik didih pelarut sehingga terjadi pergantian pelarut secara berkala (Tonius et al, 2016).

Metode soxhletasi memiliki kelebihan dan kekurangan pada proses ekstraksi. Keuntungan metode ini adalah 1) Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang, 2) Jumlah pelarut yang digunakan sedikit, 3) Jumlah sampel yang diperlukan sedikit, 4) Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali. Sedangkan kelemahannya adalah 1) Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian, 2) Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap.

C. ALAT DAN BAHAN

ALAT

1. Alat Penyari Soxhlet 2. Seperangkat alat KLT BAHAN

1. Piper nigrum 2. Etanol 96%

(6)

D. CARA KERJA

1. Ekstraksi dan isolasi

2. Pemurnian

30 gram serbuk merica

Dimasukkan kedalam alat penyari soxhlet yang telah dioasang kertas saring

Etanol 96% 300ml

Penyarian 2 jam Sari dipisahkan dengan kertas saring

Filtrat

Diuapkan diatas water bath

Diaduk, timbul endapan

Sari dipisahkan

10 ml KOH etanolik 10%

Saring dengan flanel

Sari jernih

Di diamkan dalam lemari es (1 minggu)

Kristal optimal

Filtrat

Dipisahkan

Dikeringkan dalam lemari es (30-40 menit

Disimpan

Identifikasi KLT

Dicuci Etanol 96%

(7)

3. Identifikasi KLT

Kondisi

a. Fase diam : Silika gel GF 254

b. Fase gerak : n-heksan : etil asetat (1:1) c. Cuplikan : Larutan sampel

d. Deteksi : UV 366, disemprot dengan reagen dagendroft

E. HASIL

Nama Simplisia : Piperis Nigri Fructus Metode ekstraksi : Soxhletasi

Jumlah pelarut yang diperlukan : Etanol 96% 350 ml Jumlah siklus : 6 kali

Waktu yang diperlukan : Siklus pertama : 44 menit Siklus kedua : 9 menit Siklus ketiga : 4 menit Siklus keempat : 19 menit Siklus kelima : 7 menit Siklus keenam : 19 menit Randemen ekstrak : -

Pemerian Ekstrak :

Aroma : Bau khas aromatik

Padatan diambil dengan ujung spatel

Dianalisis KLT Etanol

(8)

Warna : Coklat kekuningan Bentuk/tekstur : Cair

Hasil Pengamatan dengan Kromatografi : Fase gerak : n-heksan : Etil asetat ( 1:1 ) Fase diam : Silika Gel GF 254

Cuplikan : Larutan sampel

Deteksi : UV 366, disemprot dengan reagen dagendroft

UV 366

8cm

Jarak yang ditempuh bercak 3,4cm

Rf = 3,4cm/8cm = 0,43 Hasil spot bercak yang muncul diamati melalui lampu UV 366

Dilakukan penyemprotan pada silika gel dengan reagen dagrendroft untuk

(9)

F. PEMBAHASAN

Pada percobaan, dilakukan uji isolasi dan identifikasi piperin dari Piperis Nigri digunakan sampel serbuk merica pada praktikum. Tujuan dari percobaan kali ini adalah untuk dapat memahami prinsip dan melakukan isolasi piperin dari Piperis nigri fructus beserta analisis kualitatif hasil isolasi dengan menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis. Isolasi dari piperin pada sampel merica menggunakan metode sokletasi.

Sokletasi adalah metode pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyarian berulang menggunakan pelarut tertentu sehingga seluruh komponen dapat terisolasi. Prinsip dari sokletasi ialah penyarian berulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif lebih sedikit. Bila proses penyarian telah selesai, maka pelarut akan diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan. Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontinu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi diuapkan dengan rotari evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan (Drastinawati, 2013).

(10)

dimana bila pada sifon telah penuh larutan maka akan jatuh ke labu alas bulat dan menandai telah terjadi 1 siklus. Timbal/slongsong berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang akan diambil zatnya dan labu alas bulat berfungsi sebagai wadah untuk pelarut dan senyawa yang telah tersari.

Pada isolasi piperin, digunakan metode sokletasi dikarenakan terdapat beberapa kelebihan pada metode tersebut. Pada isolasi piperin dapat menggunakan pelarut etanol yang mudah menguap sehingga sesuai bila digunakan metode sokletasi dimana pada metode tersebut pelarut harus dapat dengan mudah menguap agar dapat menyari sampel pada tabung selongsong. Selain itu, dengan penggunaan sokletasi, pelarut yang digunakan tidak terlalu banyak dan tidak mudah jenuh karena setiap kali selesai menyari, pelarut akan diuapkan kembali dari labu alas bulat dan meninggalkan senyawa tersari yang memiliki titik didih yang berbeda dari pelarut. Hal ini menyebabkan senyawa yang dapat tersari akan lebih maksimal. Proses isolasi dengan sokletasi juga memakan waktu yang lebih sedikit dibandingkan metode lain seperti maserasi karen tidak perlu melakukan perendaman hingga berjam-jam. Selain itu, senyawa piperin merupakan senyawa yang tahan terhadap pemanasan sehingga cocok bila digunakan metode sokletasi.

(11)

larut dalam etanol 96% di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel.

Proses pemanasan dimana etanol akan kembali menguap melewati pipa f menuju kondensor untuk kemudian diembunkan dan menetes pada sampel merica dan akan terkumpul pada slongsong hingga pipa sifon terpenuhi dan turun dari permukaan pipa menuju labu alas bulat kembali membawa senyawa yang diekstrak yang menandai terjadinya satu siklus. Pada dasarnya sirkulasi yang baik dilakukan selama 1 – 2 jam dengan kecepatan 6 – 8 siklus untuk mendapatkan zat aktif yang lebih banyak dan murni. Pada praktikum ini penyarian dilakukan selama 1 jam 42 menit yaitu sebanyak 6 kali sirkulasi. Sirkulasi pertama membutuhkan waktu 44 menit, siklus kedua 9 menit, siklus ketiga 4 meit, siklus keempat 19 menit, siklus kelima 7 menit, dan siklus terakhir 19 menit. Seharusnya perbedaan waktu sirkulasi semakin lama semakin cepat karena suhu pada soxhket yang dipanaskan meningkat sehingga mempercepat sirkulasi penyarian, namun dalam praktikum berbeda siklus tidak turun disebakan suhu yang tidak stabil.

(12)

memisahkan filtrat dan endapan resin akibat pemberian KOH etanolik. Penyaringan kembali bertujuan untuk memisahkan filtrat dengan endapan resin akibat pemberian KOH etanolik.

Filtrat jernih yang telah didapat kemudian dimasukkan ke dalam lemari es untuk proses kristalisasi. Tujuan dari proses kristalisasi ialah untuk memurnikan sampel dari pengotornya. Prinsip dari kristalisasi ialah senyawa padat akan mudah terlarut dalam pelarut panas bila dibandingkan pada pelarut yang lebih dingin. Jika suatu larutan senyawa tersebut dijenuhkan dalam keadaan panas dan kemudian didinginkan, senyawa terlarut akan berkurang kelarutannya dan mulai mengendap, membentuk kristal yang murni dan bebas dari pengotor. Kemudian didiamkan selama beberapa hari sampai diperoleh kristal. Kristal yang diporoleh terlalu sedikit sehingga tidak bisa ditimbang dan randemen hasil tersebut tidak bisa dihitung.

(13)

dengan pelarut/eluen. Untuk mengaktifkan plat silika gel dimaksudkan menghindai kandungan air didalamnya juga untuk menyamakan tekanan uap eluen dalam chamber agar dapat merata sehingga proses elusi dapat seragam kecepatannya dan penjenuhan dilakukan untuk mengoptimalkan proses pengembangan fase gerak. Plat KLT ditotolkan dengan sampel kristal yang telah dilarutkan. Plat yang sudah ditotolkan kemudian dimasukkan dalam chamber dan dielusi hingga eluen mencapai batas atas plat (batas telah dibuat sebelum mulai penjenuhan) kemudian dihitung nilai Rf nya untuk membandingkan hasil.

Hasil spot bercak yang muncul diamati melalui lampu UV 366. Noda dapat berfluoresensi karena pada noda mengandung gugus kromofor. Untuk memperjelas/mempertegas warna bercak dilakukan penyemprotan pada silika gel dengan reagen dagendroft yang berfungsi sebagai reagen kimia untuk merusak struktur dari piperin sehingga terjadi penambahan ikatan rangkap terkonjugasi pada sampel dan spot dapat dideteksi tanpa alat bantu sinar UV. Setelah proses penyemprotan dapat terlihat jelas spot yang terbentuk dimana spot menunjukkan warna orange.

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari pengamatan ketika dilihat dibawah sinar UV 366 nm didapatkan jarak noda 3,4 cm dan jarak pelarutnya 8 cm dengan harga Rf 0,43. Harga rf yang diperoleh hampir mendekati harga Rf standar piperin yaitu 0,42 + 0,03 (Vyas et., al, 2011). Jadi, dapat disimpulkan bahwa spot yang dihasilkan pada identifikasi KLT itu adalah senyawa piperin.

G. KESIMPULAN

(14)

sedikit. Identifikasi dilakukan dengan uji KLT dihasilkan nilai Rf sampel yaitu 0,43. Harga rf tersebut hampir mendekati harga Rf standar piperin yaitu 0,42 + 0,03 (Vyas et., al, 2011). Sehinggs spot yang dihasilkan pada identifikasi KLT tersebut adalah senyawa piperin.

H. DAFTAR PUSTAKA

Bernasconi. 1995. Teknik Kimia II. Jakarta: Pradya Paramitha.

Drastinawati, Rozanna S. 2013. Pemanfaatan Ekstrak Nikotin Limbah Puntung Rokok Sebagai Inhibitor Korosi. Jurnal Teknobiologi. Vol. 6. No. 2: 91-97.

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Penerbit ITB. Bandung.

Saha, K.C., H. P. Seal., M. A. Noor. 2013. Isolation and Characterization of Piperine from The Fruits of Black Pepper (Piper ningrum). J. Bangladesh Agril. Vol. 11. No. 1: 11-16.

Sutyarso, M. Kanedi, E. Rosa. 2015. Effects of Black Pepper (Piper ningrum Linn.) Extract on Sexual Drive in Male Mice. Research Journal of Medicinal Plant. Vol 9. No. 1: 42-47.

Tonius, J., M. Agus, Nora I. 2016. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Steroid Fraksi n-Heksana Daun Buas-Buas (Premna serratifolia L.). JKK. Vol. 5. No. 1: 1-7.

Referensi

Dokumen terkait

sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan pelarut yang jatuh ke dalam labu soxhlet yang berisi daun sirih merah

Dimasukkan larutan campuran etanol-air kedalam labu bulat dan memasang pada heat mantel, dimasukkan batu didih ke dalam labu bulat, dipanaskan larutan dengan heat

Proses penguapan komponen zat ini dilakukan dengan pemanasan pada labu destilasi sehingga komponen zat yang memiliki titik didih yang lebih rendah akan menguap dan

senyawa metabolit sekunder secara kasar dengan menggunakan silika gel sebagai absorben dan berbagai perbandingan pelarut n-heksana : etil asetat dan menggunakan pompa

Hal ini dikarenakan pada proses sokletasi digunakan panas sesuai dengan titik didih pelarut untuk mempercepat kelarutan senyawa aktif dalam suatu bahan, sehingga senyawa aktif

Suhu yang digunakan dalam metode ini adalah 105 o C, hal ini didasarkan pada titik didih air yaitu 100 o C, sehingga kandungan air yang terdapat dalam bahan pangan

Hasil uji kelarutan tersebut menunjukkan ekstrak daun sirih merah mengandung senyawa dengan gugus polar sehingga dapat larut dalam pelarut polar.. Penetapan titik

Isolasi ekstrak kunyit dilakukan proses ekstraksi soxhlet yaitu mengekstrak senyawa kurkumin dan turunannya dalam sampel kunyit kering, kemudian dibungkus dengan