• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT PLAZA INDONESIA REALTY TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (TIDAK DIAUDIT) TRIWULAN PERTAMA PER 31 MARET 2010 DAN 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT PLAZA INDONESIA REALTY TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (TIDAK DIAUDIT) TRIWULAN PERTAMA PER 31 MARET 2010 DAN 2009"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PT PLAZA INDONESIA REALTY TBK

LAPORAN KEUANGAN

KONSOLIDASI

(TIDAK DIAUDIT)

TRIWULAN PERTAMA

PER 31 MARET 2010 DAN 2009

(2)

Halaman

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI – untuk periode yang berakhir pada

tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

Surat Pernyataan Direksi

i

Neraca Konsolidasi

1 - 2

Laporan Laba Rugi Konsolidasi

3

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi

4

Laporan Arus Kas Konsolidasi

5

(3)
(4)

(Dalam ribuan Rupiah, kecuali harga per saham dalam Rupiah penuh)

Catatan 2010 2009

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 3g,4 164,804,038 154,670,131 Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya 25,30 - 54,394,144 Investasi sementara 3h,5 401,631,035 174,513,549 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

sebesar Rp. 322.762 per 31 Maret 2010 dan 2009 3i,6,13 83,831,073 48,003,250 Piutang lain-lain 7,385,496 6,970,712 Persediaan 3j,13 4,394,991 2,027,660 Pajak dibayar di muka 7 28,233,421 55,298,190 Biaya dibayar di muka 3k 20,720,181 19,720,043

Jumlah Aset Lancar 711,000,234 515,597,679

ASET TIDAK LANCAR

Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya 25 31,600,000 27,500,000 Investasi jangka panjang 3h,5 - 348,578,869 Uang muka 29g 22,308,052 24,458,792 Aset tetap - setelah dikurangi

akumulasi penyusutan sebesar Rp. 511,673.930 per 31 Maret 2010

Rp. 454,245,669,- per 31 Maret 2009 3m,8,13 1,305,768,074 2,556,848,576 Properti investasi - setelah dikurangi

akumulasi penyusutan sebesar Rp. 300.736.077,- per 31 Maret 2010

Rp. 189.386,594,- per 31 Maret 2009 3l,9,13 2,288,087,820 554,014,810 Goodwill 3c,10 1,440,108 2,349,651 Beban tangguhan hak atas tanah - bersih 3p 16,311,290 17,102,240 Aset pajak tangguhan - bersih 3t,23 26,736,914 48,309,543 Uang jaminan 2,067,029 2,058,825 Aset lain-lain 3q 22,939,411 23,982,871

Jumlah Aset Tidak Lancar 3,717,258,698 3,605,204,176

JUMLAH ASET 4,428,258,932 4,120,801,855

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(5)

(Dalam ribuan Rupiah, kecuali harga per saham dalam Rupiah penuh)

Catatan 2010 1-Jul-05

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Hutang usaha

Pihak ketiga 11 22,211,840 26,231,312 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 27 61,584,009 -Hutang lain-lain 23,376,819 10,626,815 Hutang kontraktor 29 26,486,942 43,920,252 Hutang retensi 31,468,329 34,253,019 Hutang pajak 12 17,007,314 13,031,351 Biaya yang masih harus dibayar 39,153,065 32,767,725 Jaminan 14 6,754,575 8,698,227 Pendapatan sewa yang diterima di muka 3o 23,281,158 7,795,891 Kewajiban derivatif 3v,30 8,354,500 243,427,100 Wesel bayar 29 24,422,500 -Hutang bank jangka panjang yang jatuh tempo

dalam satu tahun 13 684,958,333 86,812,500

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 969,059,384 507,564,191 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Hutang bank jangka panjang setelah dikurangi

bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 13 734,550,000 1,649,437,500 Jaminan 14 649,413,847 499,582,595 Kewajiban derivatif 3v,30 149,422,082 -Kewajiban imbalan pasca kerja 3s,25 74,182,974 60,110,398

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 1,607,568,903 2,209,130,492

HAK MINORITAS 3b,15 96,668,681 66,210,232

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal per saham Rp 200 Modal dasar - 5.000 juta lembar saham

Modal ditempatkan dan disetor - 3.550 juta lembar saham 16 710,000,000 710,000,000 Agio saham 16 22,656,487 22,656,487 Selisih kurs penjabaran laporan keuangan 3d (32,545,187) (32,537,608) Saldo laba

Dicadangkan 142,000,000 Belum dicadangkan 912,850,664 637,778,060

Jumlah Ekuitas 1,754,961,964 1,337,896,940

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 4,428,258,932 4,120,801,855

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(6)

Catatan 2010 2009

PENDAPATAN 3o,3r,18

Hotel 74,318,711 69,852,721

Pusat Perbelanjaan 64,051,749 47,303,010

Pusat Hiburan 9,769,265 9,116,551

Pusat Gaya Hidup 7,717,916

-Perkantoran 2,166,028

-Jumlah Pendapatan 158,023,670 126,272,282

BEBAN POKOK PENDAPATAN 3r,19

Hotel 28,670,501 24,437,971

Pusat Perbelanjaan 1,374,180 6,860,445

Pusat Hiburan 3,939,751 2,534,164

Pusat Gaya Hidup 7,000,876

-Perkantoran 502,164

-Jumlah Beban Pokok Pendapatan 41,487,471 33,832,580

LABA KOTOR

Hotel 45,648,211 45,414,750

Pusat Perbelanjaan 62,677,569 40,442,565

Pusat Hiburan 5,829,514 6,582,387

Pusat Gaya Hidup 717,040

-Perkantoran 1,663,864

-Jumlah Laba Kotor 116,536,198 92,439,702

BEBAN USAHA HOTEL 3r,20,29 26,617,654 25,763,818

LABA USAHA

Hotel 19,030,557 19,650,932

Pusat Perbelanjaan 62,677,569 40,442,565

Pusat Hiburan 5,829,514 6,582,387

Pusat Gaya Hidup 717,040

-Perkantoran 1,663,864

-Jumlah Laba Usaha 89,918,545 66,675,884

BEBAN USAHA 3r, 21, 25,27 20,156,683 16,353,180

LABA SEBELUM PENYUSUTAN DAN AMORTISASI 69,761,862 50,322,704 PENYUSUTAN DAN AMORTISASI 3l,3m,3p,3q,8,9 (41,666,951) (23,436,010)

LABA USAHA SETELAH PENYUSUTAN DAN AMORTISASI 28,094,911 26,886,694

Pendapatan (beban) Lain-Lain - Bersih 3d,3e,3h,3l,3m,3r,22 52,778,036 (61,551,517)

LABA SEBELUM PAJAK 80,872,946 (34,664,823)

BEBAN PAJAK - BERSIH 3t,23 (13,145,794) (19,868,897)

LABA (RUGI) SEBELUM HAK MINORITAS 67,727,152 (54,533,720) HAK MINORITAS 3b,15 1,549,797 (735,511)

LABA (RUGI) BERSIH 69,276,950 (55,269,231)

LABA USAHA PER SAHAM 3t 25.33 18.78

LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR 3u,24 19.51 (15.57)

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(7)

Selisih kurs

Agio penjabaran Belum Jumlah

Modal disetor saham laporan keuangan Dicadangkan dicadangkan ekuitas

Saldo per 1 Januari 2009 710,000,000 22,656,487 (32,537,607) - 693,047,292 1,393,166,172

Penambahan modal disetor - - -

-Selisih kurs - - - - - -Rugi yang belum direalisasi dari pemilik - - - -Laba bersih periode berjalan - - - - (55,269,231) (55,269,231)

Saldo per 31 Maret 2009 710,000,000 22,656,487 (32,537,607) - 637,778,061 1,337,896,940

Saldo pada 1 Januari 2010 710,000,000 22,656,487 (32,545,187) 142,000,000 843,573,715 1,685,685,015 Rugi yang belum direalisasi dari pemilik - - - (0) (0)

Selisih kurs

-Pembentukan cadangan wajib - - - - -Laba bersih periode berjalan - - - - 69,276,950 69,276,950

Saldo per 31 Maret 2010 710,000,000 22,656,487 (32,545,187) 142,000,000 912,850,664 1,754,961,964

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

5

(8)

2010 2009 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 201,363,897 161,304,371 Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (68,424,100) (148,440,196)

Kas yang dihasilkan dari aktivitas operasiy g p 132,939,797, , 12,864,175, , Pembayaran kepada kontraktor proyek

Penerimaan dari restitusi Pajak Masukan dan badan -Pembayaran pajak (4,826,112) (12,435,620)

Pembayaran bunga (15,535,212) (24,281,139)

Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 112,578,474 (23,852,584)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Hasil penjualan (penempatan) investasi sementara 20,655,341 (51,833,280)

Penerimaan bunga 7,679,240 2,454,435 Hasil penjualan aset tetap 338,417 -Perolehan properti investasi (36,334,259) (100,988,497)

Perolehan aset tetap (27,438,835) -Kas bersih diperoleh dari aktivitas investasi (35,100,096) (150,367,342)

ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN

Pembayaran hutang bank (68,529,167) -Pembayaran kewajiban derivatif (2,088,625) -Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (70,617,792)

-KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 6,860,586 (174,219,926)

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 157,943,452 328,890,057

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 164,804,038 154,670,131

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(9)

1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Plaza Indonesia Realty Tbk (Perusahaan) adalah perseroan terbuka yang berstatus Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri yang didirikan berdasarkan akta No. 40 tanggal 5 Nopember 1983 dari Winanto Wiryomartani, S.H., notaris di Jakarta. Akta ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-6944.HT.01.01.Th.84 tanggal 8 Desember 1984, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 1466/1986. Anggaran dasar telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 44 tanggal 8 Agustus 2008 dari Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., notaris di Jakarta, dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akta ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. AHU-77866.AH.01.02 tanggal 24 Oktober 2008, serta telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 463/2009. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan alamat Plaza Indonesia Shopping Center Lt. 4, Jl. MH. Thamrin Kav. 28-30, Jakarta Pusat.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang perhotelan, pusat perbelanjaan, perkantoran dan apartemen. Perusahaan dan PT Plaza Nusantara Realti, anak perusahaan, adalah pemilik hotel Grand Hyatt Jakarta (Hotel), Plaza Indonesia Shopping Center, Entertainment Center, The Plaza (gedung perkantoran), Keraton (apartemen) dan eX (pusat hiburan). Melalui anak perusahaan PT Sarana Mitra Investama, Perusahaan secara tidak langsung memiliki PT Plaza Lifestyle Prima, perusahaan pengelola fX (pusat gaya hidup).

Pada tanggal 31 Maret 2010, susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris

Presiden Komisaris : Franky Oesman Widjaja Wakil Presiden Komisaris : M. Tachril Sapi-ie Komisaris Independen : Dibyo Widodo

: Sintong Panjaitan Dewan Direktur

Presiden Direktur : Rosano Barack Wakil Presiden Direktur : Boyke Gozali Direktur : Hendra Hartono

: M. Sjohirin

: Herman Bunjamin : Maria Rosario B. Egron Komite Audit

Ketua : Sintong Panjaitan Anggota : Gandhi

: Tatang Sayuti b. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi

(10)

Mulai Jumlah

Operasi Aset per

Anak Perusahaan Domisili Jenis Usaha 2010 2009 Komersial 31 Maret 2010

Rp '000 Peny ertaan langsung

PT Plaza Nusantara Realti (PNR) Jakarta Properti 81,73% 81,73% 2004 347.251.705

Plaza Indonesia Finance B.V. (PIFBV) Belanda Jasa keuangan 100,00% 100,00% 1996 23.427

PT Jakarta Marcapada Media (JMM) Jakarta Media & peny iaran 75,00% 75,00% - 20.670.494

PT Sarana Mitra Inv estama (SMI) Jakarta Properti 80,57% - 2007 467.955.503

Peny ertaan tidak langsung Melalui SMI:

PT Plaza Lif esty le Prima (PLP) Jakarta Properti 73,91% - 2007 478.842.567

Persentase Pemilikan

PIFBV didirikan pada tanggal 23 Oktober 1996 dan bergerak dalam bidang jasa keuangan.

Pada bulan Nopember 2006, Perusahaan mengakuisisi 75% kepemilikan atau 20.000 lembar saham JMM dari PT Global Mega Wisata Mandiri Internasional. Pada tahun 2006, kegiatan utama JMM meliputi perolehan ijin prinsip untuk televisi lokal dan ijin saluran frekuensi. Seluruh pembayaran untuk mendapatkan ijin-ijin tersebut dicatat sebagai asset lain-lain. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2010, JMM belum memulai kegiatan usahanya.

Pada bulan Oktober 2009, Perusahaan mengakuisisi 80,57% kepemilikan atau total 141.000 lembar saham SMI dari PT Spektrum Duta Corporasi (Catatan 26). Proses akuisisi ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusannya No. AHU-01.10-17379 tanggal 9 Oktober 2009. SMI memiliki 73,91% kepemilikan di PLP, pengelola Pusat Gaya Hidup (Lifestyle Center).

c. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Sebelum dilakukannya penawaran umum perdana atas saham Perusahaan, para pendiri Perusahaan memiliki 80.000.000 saham Perusahaan. Pada tanggal 2 Mei 1992, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan surat No. S-840/PM/1992 untuk melakukan penawaran umum atas 35.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 15 Juni 1992, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).

Pada tanggal 15 November 1993, para pemegang saham setuju untuk meningkatkan modal disetor Perusahaan dari 115.000.000 saham menjadi 230.000.000 saham yang berasal dari kapitalisasi agio saham.

Pada tanggal 4 Mei 1994, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan surat No. S-796/PM/1994 untuk melakukan penawaran umum terbatas sebanyak 115.000.000 saham.

Pada tanggal 27 Agustus 2003, para pemegang saham setuju untuk meningkatkan modal disetor Perusahaan dari 345.000.000 saham menjadi 355.000.000 saham yang berasal dari penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu. Peningkatan modal tersebut dilakukan oleh PT Bimantara Citra Tbk dan PT Paraga Artamida, pemegang saham pendiri.

Pada tanggal 14 Nopember 2006, pemegang saham menyetujui untuk membagikan saham bonus sejumlah 355.000.000 lembar saham yang berasal dari selisih penilaian kembali aset tetap dan agio saham. Setiap pemegang saham menerima satu lembar tambahan saham untuk setiap saham yang dimiliki per tanggal 22 Desember 2006.

Sesuai dengan pengumuman tentang pemecahan saham (stock split) No. Peng-457/BEJ-DAG/U/12-2006 tanggal 22 Desember 2006 yang dikeluarkan oleh BEJ, ditetapkan tanggal perdagangan saham dengan nilai nominal Rp 200 per lembar saham dimulai sejak tanggal 2 Januari 2007.

BES dan BEJ bergabung/merger pada tanggal 30 Nopember 2007 dan BEJ berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

(11)

2. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN REVISI (PSAK DAN ISAK) a. Standar revisi yang berlaku efektif pada tahun berjalan

Pada tahun 2009, Perusahaan menerapkan standar akuntansi revisi untuk persediaan, yang menggantikan PSAK 14, Persediaan.

Perubahan mendasar pada standar ini termasuk antara lain entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama, dan pembelian persediaan dengan persyaratan penyelesaian tangguhan (deferred settlement terms), perbedaan antara harga beli untuk persyaratan kredit normal dan jumlah yang dibayarkan diakui sebagai beban bunga selama periode pembiayaan.

Penerapan awal ini tidak mempunyai pengaruh signifikan pada laporan keuangan konsolidasi tetapi dapat mempengaruhi akuntansi untuk transaksi atau perjanjian yang akan datang.

b. Standar revisi ini telah diterbitkan tetapi belum diterapkan di tahun berjalan

i. Standar ini berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010:

• PSAK 26 (revisi 2008), Biaya Pinjaman

• PSAK 50 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan

• PSAK 55 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

ii. Standar ini berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:

• PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan

• PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas

• PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri

• PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi

• PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama

• PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi

• PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

• PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset

• PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi

• PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan c. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) berikut ini telah diterbitkan tetapi belum diterapkan

ISAK berikut ini telah berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:

• ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

• ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa

• ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan

• ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik

• ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer.

Manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi ini terhadap laporan keuangan konsolidasi.

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan konsolidasi tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan

(12)

akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Pembukuan untuk transaksi Hotel, Pusat Perbelanjaan, Perkantoran dan Pemilik dilakukan secara terpisah. Transaksi Hotel dibukukan oleh pengelola hotel (PT Hyatt Indonesia), sedangkan transaksi Pusat Perbelanjaan, Perkantoran dan Pemilik dilakukan oleh Pemilik. Untuk penyajian laporan keuangan, dilakukan penggabungan dari laporan keuangan Pemilik, Hotel dan Pusat Perbelanjaan dengan mengeliminasi saldo akun-akun yang saling berhubungan.

b. Prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (anak perusahaan). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila induk perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% hak suara.

Hak minoritas terdiri dari jumlah kepemilikan pada tanggal terjadinya penggabungan usaha dan bagian minoritas dari perubahan ekuitas sejak tanggal dimulainya penggabungan usaha. Kerugian yang menjadi minoritas melebihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan.

Hasil anak perusahaan yang diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan termasuk dalam laporan laba rugi konsolidasi sejak tanggal efektif akuisisi atau sampai dengan tanggal efektif penjualan.

Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang diterapkan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Perusahaan.

Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasi. c. Penggabungan Usaha

Akuisisi anak perusahaan dicatat dengan menggunakan metode pembelian (purchase method). Biaya penggabungan usaha adalah keseluruhan nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, kewajiban yang terjadi atau yang diasumsikan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai penggantian atas pengendalian dari perolehan ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada penggabungan usaha tersebut.

Pada saat akuisisi, aset dan kewajiban anak perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama lima tahun. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang diakui pada tanggal akuisisi (diskon atas akuisisi), maka nilai wajar aset non-moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proposional, sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi. Sisa selisih lebih setelah penurunan nilai wajar aset dan kewajiban non moneter tersebut diakui sebagai goodwill negatif, dan diperlakukan sebagai pendapatan ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan dengan menggunakan garis lurus selama 20 tahun.

Kepemilikan pemegang saham minoritas dicatat sebagai bagian dari minoritas atas biaya historis dari aset bersih.

d. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali PIFBV, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi periode yang bersangkutan.

Pembukuan PIFBV diselenggarakan dalam mata uang Euro. Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasi, aset dan kewajiban PIFBV pada tanggal neraca dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah, masing-masing dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut, sedangkan pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata periode yang bersangkutan. Selisih kurs yang terjadi disajikan

(13)

sebagai bagian dari ekuitas pada akun “Selisih kurs penjabaran laporan keuangan”. e. Transaksi Hubungan Istimewa

Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah:

1) perusahaan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);

2) perusahaan asosiasi;

3) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);

4) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan 5) perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung

maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.

Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.

f. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

g. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

h. Investasi

Investasi efek ekuitas yang nilai wajarnya tersedia dan efek hutang

Investasi efek yang diperdagangkan disajikan sebesar nilai wajarnya. Laba dan rugi yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajarnya disajikan dalam laporan laba rugi periode berjalan.

Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui langsung dalam ekuitas sampai pada saat efek tersebut dijual atau telah terjadi penurunan nilai. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas dibebankan dalam laba rugi tahun berjalan.

Efek yang tersedia untuk dijual yang dimiliki sementara dan efek hutang yang dimiliki hingga jatuh tempo yang jatuh temponya kurang dari satu tahun disajikan sebagai investasi sementara.

Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang.

(14)

i. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu

Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan terhadap masing-masing akun piutang pada akhir tahun.

j. Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.

k. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

l. Properti Investasi

Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya. Properti investasi diukur sebesar nilai perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan setiap akumulasi kerugian penurunan nilai.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari properti investasi berikut ini:

Tahun/ Years

Bangunan 8 – 40

Mesin dan peralatan 12 Peralatan operasi 4 - 8 Prasarana Gedung 4 – 10

Jembatan 3 Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

m. Aset Tetap – Pemilikan Langsung

Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun/ Years

Bangunan 40 Peralatan kantor 4 – 8

Mesin dan perlengkapan 12 Peralatan operasional 4 – 5 Perabot dan perlengkapan 4 Prasarana gedung 5 – 10

Kendaraan 4 - 5

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis dimasa yang akan datang dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan.

(15)

pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari hutang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat pembangunan selesai dan siap digunakan.

n. Penurunan Nilai Aset

Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai.

o. Sewa

Sewa diklasifikasi sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi criteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Sebagai Lessor

Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

Pendapatan diterima di muka disajikan sebagai pendapatan ditangguhkan dalam neraca konsolidasi dan diamortisasi ke pendapatan selama periode sewa.

p. Beban Tangguhan - Hak Atas Tanah

Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang umur hukum hak atas tanah karena umur hukum hak atas tanah lebih pendek dari umur ekonomiknya.

q. Beban Tangguhan Perangkat Lunak

Beban yang terjadi sehubungan dengan perolehan dan ijin pemakaian software dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi. Amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran manfaat ekonomis antara tiga hingga lima tahun.

r. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan Hotel

Pendapatan hotel diakui pada saat jasa diberikan atau pada saat hotel telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli.

Pendapatan Bunga

Pendapatan bunga diakru berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok tersisa dan tingkat bunga yang sesuai.

Beban

Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis). s. Imbalan Pasca kerja

Perusahaan memberikan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan lokal tetapnya. Perusahaan juga membukukan imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) yang mengacu pada Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti dan nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

(16)

Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca konsolidasi merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui dan dikurangi dengan nilai wajar aset program.

t. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban, kecuali perbedaan yang berhubungan dengan pajak penghasilan final. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi kondolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca konsolidasi, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.

Untuk pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final, beban pajak diakui secara proporsional dengan jumlah pendapatan yang diakui pada periode berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang terhutang dengan jumlah yang dibebankan diakui sebagai pajak dibayar di muka atau hutang pajak.

u. Laba (Rugi) per Saham

Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih konsolidasi dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Perusahaan dan anak perusahaan tidak menghitung laba per saham dilusian karena tidak terdapat efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif.

v. Instrumen Derivatif

Derivatif awalnya diakui pada nilai wajar saat kontrak dilakukan dan sesudahnya diukur pada nilai wajarnya pada setiap tanggal neraca. Walaupun dilakukan sebagai lindung nilai ekonomi terhadap risiko eksposur suku bunga dan nilai tukar mata uang asing, derivatif ini tidak dimaksudkan dan tidak memenuhi persyaratan sebagai akuntansi lindung nilai dan karenanya perubahan nilai wajarnya langsung diakui dalam laba rugi. Derivatif yang melekat pada instrumen keuangan lainnya atau kontrak utama (host contract) lainnya diperlakukan sebagai derivatif tersendiri jika risiko dan karakteristiknya tidak terikat pada kontrak utama dan kontrak utama tersebut tidak diukur pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar yang diakui dalam laba rugi.

w. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.

Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.

Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

(17)

segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut dan suatu basis yang wajar untuk alokasi yang ada.

4. KAS DAN SETARA KAS

2010 2009 Rp'000 Rp'000 Kas 256.427 234.613 Bank Rupiah Bank Mandiri 24.050.907 8.013.045 Bank Internasional Indonesia 21.592.202 9.576.764 Bank Central Asia 726.989 585.150

Citibank 521.729 6.776

Bank Danamon 434.554 10.684 Bank CIMB Niaga 409.385 -Bank Sinarmas 157.606 -Bank Negara Indonesia 20.724 8.254

Bank Mega 2.153 2.376

Bank Bumiputera Indonesia - 26.984 Deutsche Bank - 6.022 Dollar Amerika Serikat

Bank Internasional Indonesia 25.921.982 12.055.427 Bank Mandiri 12.487.658 58.728.262 Sumitomo Mitsui Banking Corporation 1.069.873 1.370.016 Citibank 561.567 -Bank Danamon 42.926 36.428 Bank Negara Indonesia 99.754 -Bank CIMB Niaga 8.836

Com monwealth 2.971 4.136 Deutsche Bank - 2.272.784 Bank Bumiputera Indonesia - 57.912 Euro

Ing Bank 22.701 47.991

(18)

Rp'000 Rp'000 Deposito berjangka

Rupiah

Bank Internasional Indonesia 62.235.632 2.500.000

CIMB Niaga 4.000.000

-Bank Mandiri 2.500.000 44.327.397

Dollar Amerika Serikat

Bank Mandiri (US$ 500.833 tahun 2010 ) 4.565.095

-Bank Internasional Indonesia

(US$ 341.455 tahun 2010 dan US$ 1.202.153 tahun 2009) 3.112.367 14.133.715 Citibank ($3,578 tahun 2009) - 42.303 Bank Danamon ( US$53,830 tahun 2009) - 623.091

Jumlah Deposito Berjangka 76.413.094 61.626.506

Jumlah 164.804.038 154.670.131

Tingkat bunga per tahun deposito berjangka adalah sebagai berikut:

Rupiah 4.75% - 7% 5,50% - 14,00%

Dollar Amerika Serikat 0.5% - 2.25% 0,60% - 6,00%

5. INVESTASI SEMENTARA DAN INVESTASI JANGKA PANJANG

NAB/Unit Unit Jumlah/ Total NAB/Unit Unit Jumlah/ Total

Investasi sementara Rupiah

Reksadana

Danamas Rupiah Plus 1.000 45.427.502 45.427.502 1.000 621.093 621.093

Danamas Stabil 1.740 29.811.404 51.877.589 1.575 13.824.824 21.769.416

Danamas Mantap 1.314 151.503 199.075 1.180 151.503 178.768

Danamas Saham - - - 682 1.000.000 681.990

Danaw ibara Progresif - - - 1.659 7.656 12.700

Jumlah 75.390.409 97.504.166 15.605.076 23.263.967

Pengelola Dana

Sinarmas Sekuritas - - 121.784.191 - 73.084.922

Pacif ic Way - - 72.406.886 -

-Jumlah - 194.191.077 - 73.084.922

Dollar Amerika Serikat Reksadana Danamas Dollar 1.300 13.892 18.059.604 1.237 46.323 57.280.003 Pengelola Dana Sinarmas - - -Pacif ic Way - - 91.876.188 - 20.884.657 Jumlah - 91.876.188 - 20.884.657

Jumlah Investasi Sementara 75.404.301 401.631.035 15.651.399 174.513.549

(19)

2009 Rp'000 Investasi jangka panjang

Rupiah

Sinarmas Sekuritas 94.223.282

Pacific Way 116.943.372

Jumlah 211.166.654

Dollar Amerika Serikat

Sinarmas Sekuritas 14.541.092

Pacific Way 122.871.124

Jumlah 137.412.215

Jumlah investasi jangka panjang 348.578.869

Investasi sementara adalah rekasadana dan pengelolaan dana oleh fund manager sebagai efek yang diperdagangkan. Investasi jangka panjang adalah reksadana dan pengelolaan dana oleh fund manager yang tersedia untuk dijual. Kontrak pengelolaan dana (investasi) adalah kontrak pengelolaan investasi dimana Perusahaan memberikan kewenangan kepada manajer investasi untuk melakukan penempatan dana dalam berbagai jenis investasi. Investasi ini dikelola oleh Sinarmas Sekuritas dan Pacific Way.

(20)

6. PIUTANG USAHA

2010 2009

Rp'000 Rp'000

a. Berdasarkan pelangganan

Sew a kantor dan ruangan 77.463.969 40.237.861 City ledger 2.721.535 2.791.106 In-house guest 2.431.000 3.225.622 Kartu kredit 978.518 1.400.559 Agen perjalanan 558.813 670.864

Jumlah 84.153.835 48.326.012

Penyisihan piutang ragu-ragu (322.762) (322.762)

Bersih 83.831.073 48.003.250

b. Berdasarkan umur

Belum jatuh tempo 20.539.655 5.746.510

Sudah jatuh tempo:

1 s/d 30 hari 11.580.562 12.253.477 31 s/d 60 hari 10.434.015 11.031.293 61 s/d 90 hari 8.179.027 4.789.882 Lebih dari 90 hari 33.420.576 14.504.850

Jumlah 84.153.835 48.326.012

Penyisihan piutang ragu-ragu (322.762) (322.762)

Bersih 83.831.073 48.003.250

c. Berdasarkan mata uang

Rupiah 82.170.543 48.095.206 Dollar Amerika Serikat 1.983.291 230.806

Jumlah 84.153.835 48.326.012

Penyisihan piutang ragu-ragu (322.762) (322.762)

Bersih 83.831.073 48.003.250

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.

Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang tersebut di atas.

(21)

7. PAJAK DIBAYAR DIMUKA 2010 2009 Rp'000 Rp'000 Pajak penghasilan Pasal 22 2.803.809 2.783.969 Pasal 23 270.432 266.930 Fiskal 49.087 1.058.882

Pajak pertambahan nilai - bersih 25.110.093 51.188.409

Jumlah 28.233.421 55.298.190

Pada tanggal 25 Maret 2009, pengadilan pajak mengabulkan sebagian pengajuan keberatan Perusahaan untuk pajak penghasilan pasal 23, 25 dan fiskal luar negeri tahun 2007 dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 1.035.325 ribu serta pajak pertambahan nilai berdasarkan surat ketetapan No. 00036/407/08/054/09 tanggal 9 September 2009 sebesar Rp 43.939.344 ribu.

8. ASET TETAP

1 Januari 31 Maret

2010 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi/ 2010 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Biaya perolehan:

Bangunan 495.166.482 - - - 495.166.482 Peralatan kantor 33.634.107 800.041 - - 34.434.148 Mesin dan perlengkapan 72.534.937 - - 72.534.937 Peralatan operasional 90.042.752 6.298.279 - - 96.341.031 Perabot dan perlengkapan 38.787.301 494.206 - - 39.281.507 Prasarana gedung 195.897.880 21.113.696 - - 217.011.576 Kendaraan 27.526.653 2.511.169 447.900 - 29.589.922 Aset dalam penyelesaian 836.860.958 28.399.319 - (32.177.875) 833.082.402

Jumlah 1.790.451.070 59.616.710 447.900 (32.177.875) 1.817.442.005

Akumulasi penyusutan:

Bangunan 175.799.303 3.094.791 - - 178.894.094 Peralatan kantor 26.210.748 722.335 - - 26.933.083 Mesin dan perlengkapan 47.040.197 925.030 - - 47.965.227 Peralatan operasional 71.004.072 2.219.278 - - 73.223.350 Perabot dan perlengkapan 34.402.572 274.946 - - 34.677.518 Prasarana gedung 128.638.968 4.309.821 - - 132.948.789 Kendaraan 15.960.283 1.308.340 236.754 - 17.031.869

Jumlah 499.056.143 12.854.541 236.754 - 511.673.930

(22)

1 Januari 31 Maret 2009 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 2009 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Biaya perolehan:

Bangunan 495,166,482 - - - 495,166,482 Peralatan kantor 26,997,992 245,818 - - 27,243,810 Mesin dan perlengkapan 72,530,918 4,019 - - 72,534,937 Peralatan operasional 87,267,999 160,826 - - 87,428,825 Perabot dan perlengkapan 38,354,866 298,217 - - 38,653,083 Prasarana gedung 177,779,019 175,056 - - 177,954,075 Kendaraan 22,537,959 380,000 - - 22,917,959 Aset dalam penyelesaian 1,896,190,889 193,004,185 - - 2,089,195,074 Jumlah 2,816,826,124 194,268,121 - - 3,011,094,245 Akumulasi penyusutan:

Bangunan 163,420,141 3,094,790 - - 166,514,931 Peralatan kantor 21,994,797 581,178 - - 22,575,975 Mesin dan perlengkapan 43,338,751 925,544 - - 44,264,295 Peralatan operasional 62,033,398 2,355,723 - - 64,389,121 Perabot dan perlengkapan 34,040,933 241,287 - - 34,282,220 Prasarana gedung 105,424,287 4,033,274 - - 109,457,561 Kendaraan 11,598,972 1,162,594 - - 12,761,566 Jumlah 441,851,279 12,394,390 - - 454,245,669 Jumlah tercatat 2,556,848,5762,374,974,845

. Penjualan dan penghapusan aset tetap adalah sebagai berikut: :

2010 2009

Rp'000 Rp'000

Harga jual 338.417

-Jumlah tercatat 211.146

-Keuntungan penjualan dan

penghapusan aset tetap (Catatan 22) 127.271

-Penyusutan yang dibebankan pada operasi adalah sebesar Rp 12.854.541 ribu dan Rp 12.394.390 ribu masing-masing untuk tahun 2010 dan 2009.

Aset dalam penyelesaian terdiri dari apartemen dan dan renovasi pusat perbelanjaan. Pembangunan ini dihentikan sementara selama beberapa tahun dan pada bulan Agustus 2006, pembangunan telah dilanjutkan kembali, yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2010.

(23)

Biaya pinjaman sebesar Rp 7.637.091 ribu dan Rp 24.281.139 ribu masing-masing pada tahun 2010 dan 2009 termasuk selisih kurs yang berhubungan dengan penyesuaian atas beban bunga sebesar dan Rp 40.518.861 ribu di tahun 2009 (Catatan 13). Beban bunga dikapitalisasi sehubungan dengan sindikasi hutang baru yang digunakan untuk pendanaan dalam aset dalam penyelesaian.

Aset tetap Perusahaan digunakan sebagai agunan atas hutang bank jangka panjang (Catatan 13).

Pada tahun 2010 dan 2009, Perusahaan dan anak perusahaan mengasuransikan aset tetap dan properti investasinya, kecuali tanah, terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya yang diselenggarakan oleh PT. Kali Besar Raya Utama Insurance Broker, pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 27), dan PT BGIB Insurance Broker, dengan nilai pertanggungan sebesar US$ 521.042.000 dan Rp 19.674.575 ribu untuk tahun 2010 dan US$ 453.140.000 dan Rp 15.066.800 ribu untuk tahun 2009. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

9. PROPERTI INVESTASI

1 Januari 31 Maret 2010 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 2010 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Biaya perolehan:

Tanah 320.746.455 - - - 320.746.455 Bangunan 1.776.620.397 - - - 1.776.620.397 Mesin dan perlengkapan 229.838.250 6.433.791 - - 236.272.041 Peralatan operasi 51.682.283 2.031.871 - - 53.714.154 Prasarana gedung 173.602.253 27.868.594 - - 201.470.847 Jumlah 2.552.489.638 36.334.256 - - 2.588.823.896 Akumulasi penyusutan:

Bangunan 153.869.258 13.393.009 - - 167.262.267 Mesin dan perlengkapan 29.124.578 4.956.527 - - 34.081.105 Peralatan operasi 25.814.696 2.206.568 - - 28.021.264 Prasarana gedung 63.115.135 8.256.306 - - 71.371.441

Jembatan - - - -

-Jumlah 271.923.667 28.812.410 - - 300.736.077 Jumlah tercatat 2.280.565.971 2.288.087.820

(24)

1 Januari 31 Maret 2009 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 2009 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Biaya perolehan:

Tanah 320,746,455 - - - 320,746,455 Bangunan 223,072,455 - - - 223,072,455 Mesin dan perlengkapan 32,829,529 284,427 - - 33,113,956 Peralatan operasi 27,854,886 300,056 - - 28,154,942 Prasarana gedung 135,149,218 3,164,377 - - 138,313,595 Jembatan 10,591,246 - (10,591,246) - -Jumlah 750,243,789 3,748,860 (10,591,246) - 743,401,404 Akumulasi penyusutan: Bangunan 104,667,492 3,069,889 - - 107,737,381 Mesin dan perlengkapan 16,282,920 571,008 - - 16,853,928 Peralatan operasi 15,897,241 949,662 - - 16,846,903 Prasarana gedung 42,013,439 5,934,944 - - 47,948,383 Jembatan 10,254,339 - (10,254,339) - -Jumlah 189,115,431 10,525,503 (10,254,339) - 189,386,594 Jumlah tercatat 561,128,358 554,014,810

Beban penyusutan sejumlah Rp 28.82.410 ribu dan Rp 10.525.503 ribu masing-masing untuk tahun 2010 dan 2009 dicatat sebagai beban penyusutan dan amortisasi.

Pada tanggal 26 Oktober 2001, pemerintah memberikan hak guna bangunan atas tanah yang terletak di Jl. M.H. Thamrin, kepada PNR, anak perusahaan, melalui pertukaran dengan tanah dan bangunan yang berlokasi di daerah lain di Jakarta, dimana PNR mempunyai hak untuk menggunakan tanah selama 30 tahun, sampai dengan tanggal 25 Oktober 2031. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.

Properti investasi Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank jangka panjang (Catatan 13).

10. GOODWILL 2010 2009 Rp'000 Rp'000 Biaya perolehan 4,547,711 4,547,711 Akumulasi amortisasi (3,107,603) (2,198,060) Jumlah tercatat 1,440,108 2,349,651

11. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA

Hutang usaha pihak ketiga merupakan hutang kepada pemasok pihak ketiga atas pembelian barang-barang dan jasa.

(25)

12. HUTANG PAJAK 2010 2009 Rp'000 Rp'000 Pajak penghasilan: Pasal 4 (2) final 11.165.045 3.983.828 Pasal 21 241.144 2.889.027 Pasal 23 1.101.059 1.523.640 Pasal 26 1.716.866 2.175.474 Pajak pembangunan I 2.783.201 2.459.382 Jumlah 17.007.314 13.031.351

13. HUTANG BANK JANGKA PANJANG

2010 2009 Rp'000 Rp'000 Pinjaman sindikasi - US$ 135.000.000

tahun 2010 dan US$ 150.000.000 tahun 2009 1.230.525.000 1.736.250.000 Global Emerging Markets Specialist

Capital Pte. Ltd. (GEMS) -US$ 10.000.000 tahun 2010 91.150.000 -Club Deal dari PT Bank Sinarmas 97.833.333 -Jumlah 1.419.508.333 1.736.250.000 Dikurangi bagian yang jatuh tempo

dalam waktu satu tahun

Pinjaman sindikasi 683.625.000 86.812.500 Club Deal dari PT Bank Sinarmas 1.333.333 -Jumlah 684.958.333 86.812.500 Hutang jangka panjang - bersih 734.550.000 1.649.437.500

Pinjaman Sindikasi

Pada tanggal 22 September 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi dari 10 bank asing dan kreditur lokal yang dikoordinasi oleh Sumitomo Mitsui Banking Corporation.

Fasilitas pinjaman maksimum sebesar US$ 150.000.000, digunakan untuk pembayaran kembali hutang Perusahaan dan PIFBV kepada Sumitomo Bank dan untuk membiayai proyek perluasan Plaza Indonesia.

Pencairan pertama fasilitas pinjaman sebesar US$ 26.600.000 telah dilakukan pada tanggal 29 September 2006 dan pencairan dana pinjaman selanjutnya akan dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kebutuhan proyek perluasan dalam waktu 3 tahun setelah pencairan pertama. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan dana pinjaman sebesar US$ 150.000.000.

Berdasarkan perjanjian, pinjaman dikenakan bunga per tahun sebesar LIBOR ditambah 3,85%. Jangka waktu pinjaman adalah 60 bulan sejak tanggal pencairan pertama fasiltas pinjaman dan jadwal pembayaran kembali adalah setiap 3 bulanan yang akan dimulai pada bulan ke – 39.

Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan beberapa bidang tanah seluas 45.010 meter persegi beserta bangunan hotel dan pusat perbelanjaan diatasnya, menyerahkan secara fidusia hak kepemilikan atas piutang hotel dan pusat perbelanjaan, persediaan, mesin, peralatan dan semua harta berwujud yang dimiliki Perusahaan; hak atas penyewaan; rekening deposit bank, capital expenditure dan escrow yang diijinkan.

Perjanjian pinjaman mencakup persyaratan antara lain Bimantara grup, Sinar Mas grup dan Ometraco grup tetap menjadi pemegang saham Perusahaan dan secara bersama-sama menjadi pemegang saham mayoritas Perusahaan dan pengendali manajemen, Perusahaan tidak diperkenankan untuk berhenti (delisted) dari keanggotaannya pada Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) serta Perusahaan diminta untuk

(26)

menjaga rasio keuangan tertentu yang dihitung berdasarkan laporan keuangan konsolidasi, yaitu perbandingan antara total hutang dengan kekayaan bersih berwujud tidak lebih dari 2,5:1,0, rasio modal kerja tidak kurang dari 0,5:1,0 dan perbandingan antara laba sebelum beban pajak, penyusutan dan amortisasi dengan beban bunga tidak kurang dari 1,0:1,0. Pada tanggal 11 Oktober 2007, Perusahaan telah menginformasikan kepada Sumitomo Mitsui Banking Corporation bahwa saham Perusahaan yang dimiliki oleh PT Global Mediacom Tbk (dahulu PT Bimantara Citra Tbk) telah dijual yang mana merupakan bagian dari rencana restrukturisasi di dalam Group PT Global Mediacom Tbk dan bahwa susunan manajemen Perusahaan tidak mengalami perubahan.

Jadwal pembayaran pinjaman adalah sebagai berikut:

Persentase pinjaman

Tahun pembayaran yang dibayar

2009 5%

2010 40%

2011 55%

Jumlah 100%

Beban bunga dari hutang bank ini sebesar Rp 7.637.091 ribu tahun 2010 dan Rp 24.281.139 ribu tahun 2009 dikapitalisasi ke aset tetap dalam kelompok aset dalam penyelesaian (Catatan 8).

GEMS

PT Plaza Lifestyle Prima (PLP), anak perusahaan dari SMI memperoleh fasilitas kredit dari Global Emerging Markets Specialist PTE Ltd. (GEMS), sebuah perusahaan yang berdomisili di Singapura, sebesar USD 10.000 ribu dengan periode fasilitas pinjaman dari 7 Oktober 2009 sampai dengan 7 Mei 2011. Bunga yang dikenakan sebesar 12,67% selama periode pinjaman dan pembayaran bunganya dilakukan setiap bulan. Fasilitas kredit dari GEMS dipergunakan untuk pembayaran kembali lebih awal hutang PLP kepada PT AB Sinarmas sebesar Rp 80.000.000 ribu dan sisanya digunakan untuk tambahan modal kerja PLP di tahun 2009.

Club Deal dari PT Bank Sinarmas

PLP memperoleh fasilitas dalam bentuk pinjaman Club Deal dari PT Bank Sinarmas bersama dengan PT AB Sinarmas sebesar Rp 180.000.000 ribu dengan periode fasilitas pinjaman dari 25 September 2007 sampai dengan 25 September 2013 dan bunga tahunan sebesar 15,5%.

Pembayaran bulan pertama sampai dengan bulan ke 6 hanya dilakukan untuk pembayaran bunga dan pada bulan 7 dilakukan untuk pembayaran pokok pinjaman dan bunga. Pembayaran pokok pinjaman dilakukan setiap 3 (tiga) bulanan.

Fasilitas pinjaman kredit ini dijaminkan dengan tagihan kepada seluruh tenant (future receivable), corporate guarantee dari PT Sarana Mitra Investama dan PT Aneka Bina Lestari, pengalihan hak pengelolaan Sudirman Place dari PLP kepada Bank Sinarmas, gadai saham PLP milik PT Aneka Bina Lestari dan PT Sarana Mitra Investama.

(27)

14. JAMINAN

2010 2009

Rp'000 Rp'000

Lancar

Tamu hotel dan penyew a 6,754,575 6,918,501

Tidak Lancar

Proyek apartemen 413,963,178 262,569,810 Jaminan sew a pusat perbelanjaan 186,526,799 208,909,403 Jaminan sew a pusat hiburan 24,630,974 29,883,108 Jaminan sew a pusat gaya hidup 24,292,897 -Jaminan sew a perkantoran - -Sub jumlah 649,413,847 501,362,321

Jumlah 656,168,422 508,280,822

Berdasarkan mata uang

Dollar Amerika Serikat 608,554,033 487,374,719 Rupiah 47,614,389 20,906,103

Jumlah 656,168,422 508,280,822

Jaminan Proyek Apartemen

Perusahaan mengeluarkan Keraton Exchangeable Deposit Instrument Certificate (Instrument Certificate) sehubungan dengan proyek apartemen Keraton. Berdasarkan Perjanjian Pemesanan, Instrument Certificate memiliki ketentuan dan persyaratan sebagai berikut:

• Pemesan diberi Hak Penukaran Instrument Certificate untuk membeli langsung unit apartemen Keraton seperti yang dinyatakan dalam perjanjian pemesanan pada saat serah terima atau menyewa unit tersebut untuk jangka panjang dengan opsi membeli dalam periode sewa atau pada saat jatuh tempo.

• Dalam hal Pemesan tidak menggunakan hak opsi penukarannya, Pemesan akan dianggap memilih untuk menyewa unit apartemen dengan opsi membeli pada saat serah terima.

• Dalam hal Pemesan tidak melakukan penukaran opsi membeli pada saat jatuh tempo, Perusahaan akan membayar kepada Pemesan harga penggantian setelah kondisi tertentu dalam Perjanjian Pemesan dipenuhi.

• Tingkat bunga 1% per tahun akan mulai diakui bila nilai Instrument Certificate telah dibayar penuh.

Pada tanggal 31 Maret 2010, proyek apartemen Keraton belum selesai. Pembayaran instrument certificate oleh pemesan dicatat sebagai Jaminan tidak lancar pada laporan keuangan konsolidasi.

(28)

15. HAK MINORITAS

2010 2009 Rp'000 Rp'000 a. Hak minoritas atas aset bersih

anak perusahaan

PT Plaza Nusantara Realti 59,161,702 61,218,288 PT Sarana Mitra Investama 32,533,170 -PT Plaza Lifestyle Prima - -PT Jakarta Marcapada Media 4,973,809 4,991,944 Jumlah 96,668,681 66,210,232 b. Hak minoritas atas laba (rugi) bersih

anak perusahaan

PT Plaza Nusantara Realti 693,768 739,399 PT Sarana Mitra Investama (795,133) -PT Plaza Lifestyle Prima (1,444,545) -PT Jakarta Marcapada Media (3,888) (3,888) Jumlah (1,549,797) 735,511

16. MODAL SAHAM

Jumlah Persentase Jumlah modal saham kepemilikan disetor

% Rp'000 PT Global Land Development Tbk 775,129,500 21,83 175,025,900 PT Paraga Artamida 625,545,000 17,62 125,109,000 UBS AG, Singapore 511,350,000 14,40 102,270,000 RBS Coutts Bank Ltd, Singapore 328,955,000 9,27 65,791,000 UOB Kay Hian Pte, Ltd. 236,751,000 6,67 47,350,200 Merril Lynch, Pierce, Fenner and Smith 236,144,000 6,65 47,228,800 Lain-lain (masing-masing dibawah 5%) 836,125,500 23,56 147,225,100 Jumlah 3,550,000,000 100% 710,000,000

31 Maret 2010 Nama pemegang saham

(29)

Jumlah Persentase Jumlah modal saham/ kepemilikan/ disetor/

% Rp'000

PT Global Land Development Tbk 875,129,500 24.65 175,025,900 PT Paraga Artamida 625,545,000 17.62 125,109,000 UBS AG, Singapore 511,350,000 14.40 102,270,000 Coutts Bank Von Ernst Ltd, Singapore 328,955,000 9.27 65,791,000 UOB Kay Hian Pte, Ltd. 236,751,000 6.67 47,350,200 Merri Lynch, Piere, Fenner and Smith S 236,144,000 6.55 47,228,800 Lain-lain (masing-masing dibaw ah 5%) 736,125,500 20.74 147,225,100

Jumlah 3,550,000,000 100.00 710,000,000 31 Maret 2009

Nama pemegang saham

Agio saham merupakan kelebihan harga jual saham di atas nilai nominal.

17. DIVIDEN

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 29 Juni 2009 sebagaimana yang tercantum dalam akta No. 73 dari Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., notaris di Jakarta, para pemegang saham memutuskan tidak ada pembagian deviden kepada pemegang perseroan.

18. PENDAPATAN

2010 2009 Rp'000 Rp'000 Hotel

Makanan dan minuman 33,519,670 26,457,040 Kamar 34,063,418 35,973,236 Telepon dan teleks 4,599,566 4,108,310 Lain-lain 2,136,057 3,314,135 Jumlah 74,318,711 69,852,721 Pusat Perbelanjaan Sewa ruangan 60,154,017 45,237,727 Parkir 3,897,732 2,065,283 Jumlah 64,051,749 47,303,010 Pusat Hiburan Sewa ruangan 8,568,464 8,167,526 Parkir 1,200,801 949,025 Jumlah 9,769,265 9,116,551

(30)

2010 2009 Rp'000 Rp'000 Pusat Gaya Hidup

Sew a ruangan 6,078,142 -Parkir 1,084,915 -Lain-lain 554,859 -Jumlah 7,717,916 -Perkantoran Sew a ruangan 2,166,029

-Pendapatan sewa atas properti investasi (sewa ruangan di pusat perbelanjaan, pusat hiburan, pusat gaya hidup dan perkantoran) sebesar Rp 76,966,652 ribu tahun 2010 dan Rp 53.405.253 ribu tahun 2009.

19. BEBAN POKOK PENDAPATAN

2010 2009 Rp'000 Rp'000 Hotel

Beban langsung:

Makanan dan minuman 9,997,204 8,106,483 Lain-lain 375,706 238,589 Jumlah beban langsung 10,372,910 8,345,071 Gaji, upah dan tunjangan lainnya 9,165,560 8,548,012 Beban departemen lainnya 9,132,031 7,544,888 Jumlah 28,670,501 24,437,971 Pusat Perbelanjaan Service charge (2,209,008) 4,504,775 Parkir 3,583,187 2,355,670 Jumlah 1,374,180 6,860,445 Pusat Hiburan Service charge 2,788,982 1,486,096 Parkir 1,150,769 1,048,068 Jumlah 3,939,751 2,534,164 Pusat Gaya Hidup

Service charge 6,728,306

-Parkir 272,570

-Jumlah 7,000,876

-Perkantoran

(31)

-20. BEBAN USAHA HOTEL

2010 2009 Rp'000 Rp'000 Umum dan administrasi 11,374,502 11,655,615 Pemeliharaan dan energi 9,288,353 8,473,203 Jasa manajemen dan royalti

(Catatan 29) 3,038,251 3,175,890 Pemasaran 2,916,549 2,459,110 Jumlah 26,617,654 25,763,817 21. BEBAN USAHA 2010 2009 Rp'000 Rp'000 Asuransi (Catatan 27) 8,402,809 5,750,754 Gaji, kesejahteraan dan tunjangan

(Catatan 25) 7,093,202 8,264,702 Jasa profesional 1,390,201 363,017 Sumber daya manusia 955,153 470,390 Hiburan dan representasi 400,960 134,696 Pemasaran 356,393 270,216 Biaya perjalanan dinas 167,448 247,305 Telepon, air dan listrik 108,453 103,980 Peralatan kantor 79,587 112,282 Lain-lain 1,202,477 635,838 Jumlah 20,156,683 16,353,180 22. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

2010 2009 Rp'000 Rp'000 Keuntungan (kerugian) selisih

kurs - bersih 59.129.680 (68.953.381) Hasil pengembalian investasi 6.801.979 6.392.856 Penghasilan bunga 877.261 1.077.800 Keuntungan penjualan aset tetap dan

penghapusan aset tetap (catatan 8 dan 9) 127.271 -Beban bunga (15.535.212) -Amortisasi goodwill dan beban tangguhan hak atas tanah (655.171) (227.286) Lain-lain - bersih 2.032.227 158.893 Jumlah 52.778.036 (61.551.117)

(32)

23. PAJAK PENGHASILAN

Beban pajak Perusahaan dan anak perusahaan terdiri dari:

2010 2009 Rp'000 Rp'000 Pajak kini - pajak final

Perusahaan 6,232,005 4,523,773 Anak perusahaan 1,464,661 816,753 Manfaat pajak tangguhan 5,449,128 14,528,371 Jumlah 13,145,794 19,868,897 Pajak Kini

Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan rugi fiskal adalah sebagai berikut:

2010 2009 Rp'000 Rp'000 Laba (rugi) sebelum pajak menurut

laporan laba rugi konsolidasi 80.872.946 (34.664.823) Laba (rugi) sebelum pajak anak perusahaan 736.467 (4.848.528) Laba (rugi) sebelum pajak Perusahaan 81.609.414 (39.513.351) Perbedaan temporer:

Imbalan pasca kerja - 1.368.801 Perbedaan penyusutan komersial

dan fiskal (8.784.359) (1.151.047) Perbedaan tetap (59.812.900) (6.726.551) Laba (rugi) fiskal periode berjalan 13.012.155 (46.022.148) Rugi fiskal tahun-tahun sebelumnya (232.497.185) (335.493.686) Akumulasi Rugi Fiskal (219.485.030) (381.515.834)

Pada tahun 2010 dan 2009, Perusahaan dan anak perusahaan masih mempunyai akumulasi rugi fiskal sehingga tidak terdapat beban pajak kini atas pendapatan yang tidak dikenakan pajak final.

Pajak final atas pendapatan sewa adalah sebesar Rp 7.696.665 ribu dan Rp 5.340.526 ribu masing-masing untuk tahun 2010 dan 2009.

Pajak Tangguhan

(33)

Dikreditkan Dikreditkan

(dibebankan) (dibebankan) 1 Januari ke laba tahun 31 Desember ke laba tahun 31 Maret

2009 berjalan 2009 berjalan 2010 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Aset pajak tangguhan

Rugi fiskal 85,956,671 (27,832,373) 58,124,298 (3,253,039) 54,871,259 Penyisihan piutang ragu-ragu 80,690 (80,690) 0 - -Kew ajiban imbalan pasca kerja 15,198,297 3,347,446 18,545,743 0 18,545,743 Kew ajiban pajak tangguhan

Perbedaan penyusutan komersial & fiskal (38,397,745) (6,086,255) (44,484,000) (2,196,090) (46,680,090) Aset pajak

tangguhan - bersih 62,837,913 (30,651,872) 32,186,041 (5,449,128) 26,736,913

Pada tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan mempunyai akumulasi kerugian fiskal sebesar Rp 219.485.030 ribu. Manajemen yakin bahwa Perusahaan akan dapat merealisasikan sisa akumulasi rugi fiskal pada masa lima tahun mendatang sejak kerugian fiskal terjadi sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.

Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 36 tahun 2008, tarif pajak badan adalah sebesar 28% yang berlaku efektif 1 Januari 2009 dan sebesar 25% yang berlaku efektif 1 Januari 2010. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan kewajiban diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang akan ditetapkan.

Rekonsiliasi antara beban (manfaat) pajak dan hasil perkalian laba (rugi) akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:

2010 2009

Rp'000 Rp'000 Laba (rugi) sebelum pajak menurut

laporan laba rugi konsolidasi 80,872,946 (34,664,823) Laba sebelum pajak penghasilan anak perusahaan 736,467 (4,848,528) Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan

Perusahaan 81,609,414 (39,513,351)

2010 2009 Rp'000 Rp'000 Beban (manfaat) pajak berdasarkan

tarif yang berlaku sebesar 25% 20,402,353 (9,878,338) Perbedaan tetap (14,953,225) (1,681,638) Rugi fiskal yang tidak dapat

dimanfaatkan - 22,152,999 Jumlah 5,449,128 10,593,024 Pengaruh perubahan atas tarif pajak - 3,935,348 Pajak final 7,696,665 5,340,525 Jumlah Beban Pajak - Bersih 13,145,794 19,868,897

24. LABA (RUGI) PER SAHAM

(34)

2010 2009 Rp'000 Rp'000 Laba (rugi) bersih 69,276,950 (55,269,231) Jumlah saham untuk perhitungan laba (rugi) per lembar saham 3,550,000,000 3,550,000,000 Laba (rugi) per saham dasar (angka penuh dalam rupiah) 19.51 (15.57)

25. IMBALAN PASCA KERJA

Kewajiban imbalan pasca kerja terdiri dari:

2009 2008

Rp'000 Rp'000

Program pensiun imbalan pasti 5.645.705 6.042.856

Program imbalan pasca kerja lainnya 68.537.269 57.584.731

Jumlah 74.182.974 63.627.587

Program Pensiun Imbalan Pasti

Perusahaan menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetap lokalnya, dimana manfaat pensiun yang akan dibayar dihitung berdasarkan masa kerja karyawan dan penghasilan dasar karyawan. Dana pensiun dikelola oleh Dana Pensiun Bimantara (Danapera) yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. Kep.382/KM.17/1996 tanggal 15 Oktober 1996 dan diratifikasi dengan Surat Keputusan No. Kep-375/KM.6/2004 tanggal 14 September 2004. Pendanaan program pensiun terutama berasal dari kontribusi Perusahaan dan karyawan. Kontribusi karyawan untuk 2010 dan 2009 adalah sebesar 4% dari gaji kotor dan sisanya merupakan kontribusi Perusahaan. Beban yang diakui di laporan laba rugi konsolidasi sehubungan dengan program pensiun adalah:

2009 2008

Rp'000 Rp'000

Biaya jasa kini 1,893,593 2,641,392 Biaya bunga 3,852,012 3,452,170 Hasil yang diharapkan dari aset program (1,194,126) (1,528,439) Amortisasi keuntungan aktuarial (160,112) (1,488)

Jumlah 4,391,367 4,563,635

(35)

2009 2008 Rp'000 Rp'000

Nilai kini kew ajiban masa lalu 40,961,980 32,783,736 Nilai w ajar aktiva program (32,774,620) (26,113,584) Keuntungan aktuarial yang belum diakui (2,541,655) (627,296)

Kew ajiban bersih 5,645,705 6,042,856

Aset program terdiri dari kas dan bank, deposito berjangka dan saham yang diperjualbelikan di bursa saham. Mutasi kewajiban pensiun bersih di neraca konsolidasi adalah sebagai berikut:

2009 2008

Rp'000 Rp'000

Saldo aw al 6,042,856 6,748,958 Beban tahun berjalan 4,391,367 4,563,636 Kontribusi (2,999,793) (5,269,738)

Penyesuaian (1,788,725)

-Saldo akhir 5,645,705 6,042,856

Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen PT Padma Radya Aktuaria. Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuarial adalah sebagai berikut:

1 Januari 2009 1 Januari 2008

• Tingkat diskonto : 10,50% per tahun 12% per tahun

• Tingkat kematian : 100% TMI II 1% per tahun sampai dengan umur 30 kemudian turun menjadi 0%

saat umur 55 tahun

100% TMI II 1% per tahun sampai dengan umur 30 kemudian turun menjadi 0%

saat umur 55 tahun

• Tingkat cacat : 5% Tabel Mortality 5% Tabel Mortality

• Tingkat pensiun dini : 1% per tahun 1% per tahun

• Tingkat kenaikan gaji :

8% per tahun 7,25% per tahun

Imbalan Pasca Kerja dan Imbalan Kerja Lainnya

Perusahaan juga membukukan kewajiban imbalan pasca kerja imbalan pasti dan imbalan kerja jangka panjang lainnya kepada karyawan yang berhak sesuai dengan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) antara Perusahaan dan karyawan yang mengacu kepada undang-undang yang berlaku (karyawan Perusahaan dan Hotel). Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja dan imbalan kerja jangka panjang lainnya tersebut adalah 1.299 pada tahun 2009 dan 1.269 pada tahun 2008.

Beban imbalan pasca kerja dan imbalan kerja lainnya yang diakui di laporan laba rugi pada tahun berjalan adalah sebagai berikut:

(36)

2009 2008 Rp'000 Rp'000

Beban jasa kini 6,154,225 6,155,911

Beban bunga 7,139,872 5,423,924

Amortisasi kerugian aktuarial 151,734 895,678

Jumlah 13,445,831 12,475,513

Jumlah kewajiban imbalan pasca kerja dan imbalan kerja lainnya yang diakui dalam neraca konsolidasi sebagai berikut:

2009 2008

Rp'000 Rp'000 Nilai sekarang dari kew ajiban masa lalu

yang tidak di danai 80,965,759 64,982,436

Biaya jasa lalu yang belum diakui (658,839) (758,453) Kerugian aktuarial yang belum diakui (11,769,651) (6,639,252)

Jumlah 68,537,269 57,584,731

Mutasi kewajiban imbalan pasca kerja dan imbalan kerja lainnya untuk tahun berjalan adalah sebagai berikut:

2009 2008

Rp'000 Rp'000

Saldo aw al 57,584,731 53,310,668

Beban manfaat tahun berjalan 13,445,831 12,475,513

Pembayaran manfaat (2,493,293) (3,598,576)

Penyesuaian - (4,602,874)

Saldo akhir 68,537,269 57,584,731

Kas dan setara kas yang ditempatkan di Bank Internasional Indonesia dibatasi penggunaannya untuk imbalan pasca kerja karyawan Hotel, yaitu sebesar Rp 54.394.144 ribu pada tahun 2009 yang disajikan pada kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya sebagai aset tidak lancar sebesar Rp 31.600.000 ribu pada tahun 2010 dan sebesar Rp 27.500.000 ribu tahun 2009.

Perhitungan imbalan pasca kerja dilakukan oleh aktuaris independen, untuk Perusahaan oleh PT Padma Radya Aktuaria pada tahun 2009 dan 2008 dan untuk Hotel oleh PT Dayamandiri Dharmakonsilindo pada tahun 2009 dan 2008. Penilaian aktuaria dilakukan pada tahun 2009 dan 2008 dengan mempergunakan asumsi utama sebagai berikut:

Perusahaan Hotel

2009 2008 2009 2008

• Tingkat diskonto : 10,5% 12% 10.5% 13%

• Tingkat kenaikan gaji : 10% 10% 10.5% 12%

• Tingkat kematian : TMI2 TMI2 CSO ’80 CSO ’80

• Tingkat cacat : 5% TMI 2 5% TMI 2 10% CSO ‘80 10% CSO ‘80 • Tingkat pengunduran diri : 1% per tahun sampai dengan umur 30 kemudian turun menjadi 0% saat umur 55 1% per tahun sampai dengan umur 30 kemudian turun menjadi 0% saat umur 55 10% saat umur 25 (pria) atau 20 (wanita) dan berkurang sebesar 0,5% tiap tahun sampai dengan umur 45 (pria) atau

40 (wanita) dan 10% saat umur 25 (pria) atau 20 (wanita) dan berkurang sebesar 0,5% tiap tahun sampai dengan umur 45 (pria)

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah deskripsi kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil uji organoleptik dan daya terima masyarakat es krim

Tema yang ditampilkan adala luxury of Kenyah, Berdasarkan lokasi Bandara Sepinggan yang terletak di Kalimantan Timur, penulis mencoba mengekspos keunikan dari suku

1) Pemilik perusahaan terutama untuk perusahaan yang pemimpinya diserahkan kepada orang lain seperti perseroan karena dengan laporan keuangan tersebut, pemilik perusahaan

belakang mendapatkan nilai A pada Kalkulus I, sehingga dari hasil pengujian dapat dikatakan Kalkulus I memiliki peran penting sebagai salah satu faktor keberhasilan

bahwa sesuai ketentuan Pasal 263 ayat (3) Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program

Hanafiyah berpendapat bahwa ijarah batal karena adanya uzur sebab kebutuhan, atau manfaat akan hilang apabila ada uzur. Uzur adalah sesuatu yang baru menyebabkan

Komputasi awan menjanjikan penghematan dana pada pengembangan sistem automasi perpustakaan, dengan menggunakan basis open source dan ketersediaan utility serta aplikasi

Upaya pemerintah Republik Indonesia dalam mewujudkan terdaftarnya seluruh bidang tanah di wilayah Indonesia serta menjamin kepastian hukum hak atas tanah bagi Warga