1 BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Tahun 2015 merupakan tahun diimplementasikanya Asean Economic
Community (AEC). AEC merupakan bentuk integrasi antar negara-negara di kawasan
Asia Tenggara terutama dalam bidang ekonomi. Salah satu dampak implementasi
AEC adalah munculnya perdagangan bebas. Negara-negara yang tergabung dalam
AEC dapat melakukan ekspor dan impor barang dengan mudah, sehingga
konektivitas internasional meningkat. Gerbang transaksi ekspor dan impor suatu
negara salah satunya adalah pelabuhan. Aktivitas ekspor dan impor di pelabuhan
menjadikan pelabuhan sebagai tempat bisnis berbagai jenis usaha seperti transportasi,
mu perdagangan, bongkar
perbankan, at peti kemas dan bisnis lainya, sehingga
pelabuhan merupakan aset penting suatu negara. Layanan pada pelabuhan juga
berdampak pada biaya logistik suatu negara. Semakin baik, cepat dan tepat suatu
layanan akan menghasilkan biaya logistik yang rendah, begitupula sebaliknya. Salah
satu ukuran pelayanan pelabuhan dan telah menjadi isu hangat diberbagai media saat
ini adalah Dwell Time.
Menurut Worldbank (dalam Seminar Nasional Peluang dan Tantangan Profesi
Ekspor dan Impor Dalam Menghadapi Asean Economic Community (AEC) 2015,
Jakarta, 22 Maret 2014) waktu pengeluaran barang dari pelabuhan (Dwell Time)
2
Pada Gambar 1.1 Waktu Ekspor di ASEAN menggambarkan bahwa, saat ini Dwell
Time eksport di Indonesia sebesar tiga hari. Sebagai perbandingan, Malaysia
memiliki waktu Dwell Time eksport sebesar tiga hari, Thailand empat hari, Vietnam
tujuh hari dan Philiphines sebesar lima hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
waktu Dwell Time eksport di Indonesia cukup kompetitif dibandingkan dengan
negara ASEAN yang lainya.
Gambar 1.1 Waktu Dwell Time Eksport di ASEAN
(Sumber: Anonymus, Seminar Nasional Peluang dan Tantangan Profesi Ekspor dan Impor Dalam Menghadapi Asean Economic Community (AEC)
2015, Jakarta, 22 Maret 2014)
Sementara itu, pada Gambar 1.2 Waktu Dwell Time import di ASEAN
menggambarkan bahwa, saat ini Dwell Time import di Indonesia sebesar delapan
hari. Sebagai perbandingan, Malaysia memiliki waktu dwelling time import sebesar
tiga hari, Thailand delapan hari, Vietnam delapan hari dan Philiphines sebesar lima 3 7 5 4 3 2 0 10 20 30 Indonesia Vietnam Philipines Thailand Malaysia Singapore
Time to Eksport (days)
Documents preparation Customs clearance and technical control Ports and terminal handling Inland
transportation and handling
3
hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa waktu Dwell Time import di Indonesia
tertinggal jauh dengan negara-negara ASEAN lainya.
Gambar 1.2 Waktu Dwell Time Import di ASEAN
(Sumber: Anonymus, Seminar Nasional Peluang dan Tantangan Profesi Ekspor dan Impor Dalam Menghadapi Asean Economic Community (AEC)
2015, Jakarta, 22 Maret 2014)
Menurut PT. Pelindo III, Dwell Time merupakan waktu impor barang
semenjak selesai dibongkar dan disimpan di lapangan atau gudang sampai keluar
melalui gate utama pelabuhan (Dwell Time Import selanjutnya akan disebut dengan
Dwell Time). Lamanya Dwell Time pada Pelabuhan Indonesia tersebut menyebabkan
pembengkakan biaya logistik yang dapat melebihi investasi, meningkatkan
persediaan dan biaya penyimpanan, mengurangi skala ekspansi perusahaan dan
menghalangi dimulainya suatu prakara ekspor baru. Perlambatan juga akan
berpengaruh terhadap kapasitas terminal, kinerja dan kebutuhan investasi, yang pada
giliranya meningkatkan biaya dan mengakibatkan ketidakpastian yang lebih besar 8 8 5 4 3 2 0 10 20 30 40 Indonesia Vietnam Philipines Thailand Malaysia Singapore
Time to Import (days)
Documents preparation Customs clearance and technical control Ports and terminal handling
Inland transportation and handling Dwell Time
4
sehingga membentuk suatu lingkaran setan. Akhirnya bagi pelabuhan-pelabuhan
yang terletak pada perkotaan yang padat, sangatlah penting untuk menjaga arus
barang-barang dan lalu lintas, karena terjadinya kemacetan dan peningkatan tajam
dalam Dwell Time peti kemas akan membawa dampak yang sangat mengganggu bagi
perdagangan dan lingkungan pelabuhan-kota (World bank, 2013). Menurut Didi
Sumedi, Direktur Logistik dan Sarana Distribusi, dalam makalahnya mengungkapkan
bahwa hingga saat ini biaya logistik nasional diperkirakan mencapai Rp1.402 triliun
(http://industri.bisnis.com).
Pengurangan Dwell Time dapat memungkinkan pelabuhan untuk
meningkatkan volume, pendapatan dan mendorong daya saing di
pelabuhan-pelabuhan serupa di suatu negara atau suatu wilayah (Worldbank,2013). Berdasarkan
permasalahan tersebut maka penulis akan meneliti tentang cara untuk mereduksi
Dwell Time berdasarkan studi yang akan dilakukan pada PT. Terminal Petikemas
Surabaya (TPS) selaku anak perusahaan PT. Pelindo III. Pada Gambar 1.3 berikut
dapat diketahui waktu Dwell Time PT. TPS dari tahun 2010 hingga 2013 yang
semakin meningkat, meskipun pada tahun 2013 sempat mengalami penurunan,
namun masih tertinggal jauh jika dibandingkan negara ASEAN lainya.
Agar Dwell Time dapat direduksi maka proses yang mengandung waste dapat
ditekan hingga level terendah. Salah satu metode untuk menekan waste adalah
dengan konsep Lean. Penerapan Lean bertujuan untuk mengurangi waktu siklus dan
5
baik, pemanfaatan aset yang optimal, peningkatan arus kas, mengurangi persediaan
yang berlebih, dan waktu changeover yang lebih pendek.
Gambar 1.3 Dwell Time PT. Petikemas Surabaya (Sumber: Rizkikurniadi, 2013)
Penerapan Lean tersebut kemudian dikombinasikan dengan pendekatan Value
Stream Mapping. Pendekatan tersebut berfungsi sebagai alat untuk
memvisualisasikan aliran poses bisnis sehingga membantu peneliti untuk
mengidentifiaksi proses bisnis yang mengandung waste. Hasil penelitian tersebut
diharapkan dapat menjadi referensi PT. Pelindo III untuk mereduksi Dwell Time.
1.2 Rumusan Masalah
Layanan pada pelabuhan suatu negara akan berdampak pada biaya logistik
suatu negara. Semakin baik, cepat dan tepat suatu layanan akan menghasilkan biaya
logistik yang rendah, begitupula sebaliknya. Salah satu ukuran pelayanan pelabuhan
6,2 6,76 8,99 8,49 0 2 4 6 8 10 2010 2011 2012 2013
6
dan telah menjadi isu hangat diberbagai media saat ini adalah Dwell Time. Saat ini,
tingkat Dwell Time di Indonesia masih perlu perbaikan. Berdasarkan permasalahan
tersebut maka penulis akan meneliti tentang cara untuk mereduksi Dwell Time
berdasarkan studi yang akan dilakukan pada PT. Terminal Petikemas Surabaya
(TPS).
1.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka terdapat pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat aktivitas non value added, Necessary but non value added
(NNVA) dan value added pada proses Dwell Time PT. TPS?
2. Berapakah waktu Dwell Time yang berlangsung di PT. TPS saat ini?
3. Apakah terdapat cara untuk memperbaiki dan meningkatkan (improve) aktivitas
VA dan NNVA untuk mereduksi Dwell Time pada PT. TPS?
4. Berapakah waktu yang dapat dipangkas setelah dilakukanya improve?
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi exsisting proses Dwell Time PT. TPS untuk mengetahui
aktivitas non value added, Necessary but non value added (NNVA) dan value
7
2. Melakukan perhitungan terhadap lamanya proses Dwell Time pada PT. TPS
kondisi saat ini.
3. Melakukan perbaikan dan peningkatan (improve) aktivitas value added dan
Necessary but non value added untuk mereduksi Dwell Time pada PT. TPS
dengan metode DMAIC.
4. Melakukan perhitungan terhadap lamanya proses Dwell Time setelah dilakukan
improvement.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan pada proses Dwell Time PT. Pelindo III Cabang
Tanjung Perak Surabaya diharapkan bermanfaat untuk berbagai pihak, antaralain:
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat digunakan mahasiswa sebagai referensi dalam bidang Lean
thinking pada sistem operasional pelabuhan.
2. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan rujukan PT. Terminal Petikemas Surabaya untuk mereduksi Dwell
Time.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian pada proses Dwell Time tersebut memiliki ruang lingkup penelitian,
8
1. Penelitian ini dilakukan di PT. TPS Surabaya
2. Penelitian ini dilakukan pada proses Dwell Time Import
3. Penelitian ini fokus pada proses bisnis yang ada di PT. TPS dan
mengesampingkan keterkaitan terhadap instansi lainya.
4. Jenis petikemas pada penelitian ini dianggap sama.
1.7 Susunan Penelitian
Penulisan penelitian ini,secara sistematika telah diatur dan disusun dalam
lima bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalahan, rumusan masalah, pertanyaan
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan susunan penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang penjelasan landasan konseptual dasar penelitian yang
mencangkup uraian mengenai teori dan konsep yang berhubungan dalam pengolahan
data penelitian sehingga dapat ditemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi
9
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang penjelasan metode penelitian yang menggambarkan
sebuah prosedur atau langkah yang sistematis untuk memandu proses penelitian. Dan
juga gambaran sistem operasional Dwell Time di PT. TPS.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang analisa dan evaluasi hasil pengolahan data yang
bertujuan untuk mencari perbaikan Dwell Time pada proses bongkar petikemas impor
PT. TPS. Bab ini juga berisi tentang usulan perbaikan terhadap pemborosan yang
tergambar dari aktivitas yang non value added.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan berdasarkan pada penelitian yang telah
dilakukan serta saran-saran perbaikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan