• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAMBING ETAWA SEBAGAI PENGHASIL SUSU DI KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA. (Etawa Goat as A Milk Producer in District of Sleman, Yogyakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAMBING ETAWA SEBAGAI PENGHASIL SUSU DI KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA. (Etawa Goat as A Milk Producer in District of Sleman, Yogyakarta)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KAMBING ETAWA SEBAGAI PENGHASIL SUSU DI KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA (Etawa Goat as A Milk Producer in District of

Sleman, Yogyakarta) Erna Winarti dan S. Lestari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta

Jl. Rajawali, Demangan Baru, Yogyakarta ernawinarti@gmail.com

ABSTRACT

Utilization of goat milk to support the national milk supply should be actively encouraged. Sleman district as the center of Etawa goats in Yogyakarta, society has conducted a dairy goat, processing and marketing. Women farmers' groups Etawa Prima Agro is one group of goats milk processor, producing dairy products such as milk powder, milk, caramel, and crackers. In 2012 the Women's Etawa Agro Prima farm goat milk processing an average of 400 liters per day. Milk powder as the main product of this group, capable of being produced as much as 5.5 tons per month. Utilization of goat milk to increase farmer income and provide jobs for the community of Lahore.

Key words: PE goat, goat milk, Yogyakarta

ABSTRAK

Pemanfaatan susu kambing untuk mendukung penyediaan susu nasional perlu terus didorong. Kabupaten Sleman sebagai sentra pemeliharaan kambing peranakan Etawa di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, masyarakatnya telah melakukan pemerahan susu kambing, mengolah dan memasarkannya. Kelompok Wanita tani Etawa Agro Prima merupakan salah satu kelompok pengolah susu kambing, dengan menghasilkan produk olahan susu berupa susu bubuk, karamel dan kerupuk susu. Pada tahun 2012 kelompok Wanita tani Etawa Agro Prima mengolah susu kambing rata-rata 400 liter per hari. Susu bubuk sebagai produk utama

(2)

kelompok ini, mampu diproduksi sebanyak 5,5 ton per bulan. Pemanfaatan susu kambing mampu meningkatkan pendapatan peternak, serta menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat Kabupaten Sleman.

Kata kunci: Kambing PE, susu kambing, Yogyakarta

PENDAHULUAN

Konsumsi susu masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Konsumsi susu per kapita baru 4 kg/tahun, sedangkan konsumsi perkapita di negara maju seperti Amerika dan Jepang Iebih dari 200 kg/tahun. Di sisi lain produksi susu dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan susu Nasional. Produksi susu dalam negeri baru dapat memenuhi 30% dari kebutuhan dan 70% masih impor. Konsumsi susu didominasi susu sapi, balk dalam bentuk susu segar maupun olahan.

Kambing Peranakan Etawah (PE) dikenal sebagai ternak dwiguna, yaitu penghasil daging dan susu. Kambing PE merupakan hasil persilangan antara kambing Kacang dan kambing Etawah dari India yang merupakan kambing tipe besar serta tipe perah (DEVENDRA dan BURN, 1994). Di beberapa daerah, petani belum memanfaatkan kambing PE sebagai penghasil susu. Sebagai penghasil susu, kambing PE lebih efisien dalam mengubah makanan yang berkualitas rendah menjadi air susu dibanding ternak perah Iainnya sehingga Iebih menguntungkan (MURTIJO, 1993). Pemanfaatan susu kambing diharapkan membantu

(3)

meningkatkan konsumsi susu bagi masyarakat sekaligus meningkatkan pendapatan petani.

Kabupaten Sleman merupakan salah sentra populasi kambing PE di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Populasi ternak kambing PE dari tahun ke tahun terus bertambah, hal ini disebabkan karena minat peternak terhadap kambing PE semakin meningkat. Alasan utama

peternak di kabupaten Sleman memelihara karnbing PE adalah untuk mendapatkan keuntungan dari hasil pemerahan susu disamping mendapatkan anak karnbing.

BUDIDAYA KAMBING PE

Pada umumnya peternak kambing PE di Kabupaten Sleman sudah menerapkan beberapa teknologi yang dianjurkan. Model kandang panggung telah diterapkan hampir seluruh peternak. Pakan hijauan yang diberikan pada umumnya berupa rumput dan leguminosa. Pakan penguat (konsentrat) diberikan sebagai pelengkap pakan hijauan yaitu berupa polar atau katul dan kedelai afkir. Perawatan kambing seperti memandikan dan memotong kuku secara rutin telah banyak dilakukan oleh peternak.

Perkawinan kambing dilakukan dengan kawin alam, dengan keberhasilan perkawinan cukup tinggi. Kambing yang baru beranak diberi kesempatan menyusui anaknya selama 3 hari untuk memberi kesempatan anak kambing (cempe) mendapatkan kolostrum. Setelah 3 hari, susu

(4)

kambing diperah sedangkan anak kambing diberi susu sapi sebagai pengganti susu induk.

PRODUKSI DAN HARGA SUSU KAMBING

Produksi susu kambing PE rata-rata adalah 1,0 - 1,5 liter/hari (GUSTIANI dan MULIJANTI, 2010). Sedangkan hasil penelitian AKA et al. (2008) menyatakan bahwa produksi susu kambing PE yang dipelihara pada kandang kelompok 1,24 kg/hari dan yang dipelihara pada kandang individu 1,01 kg/hari. Produksi susu harian pada induk kambing multipara lebih tinggi dibandingkan dengan induk primipara dan produksi terus meningkat dengan bertambahnya umur, selanjutnya menurun drastis setelah umur 7 tahun (DEVENDRA dan BURNS, 1994). Pemerahan kambing PE di kabupaten Sleman rata-rata dilakukan selama 3 bulan, dengan produksi rata-rata 0,5 - 1,0 liter/hari. Rata-rata produksi susu kambing di kabupaten Sleman 1000 liter/ hari.

Harga susu kambing jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga susu sapi. Susu kambing dari peternak oleh kelompok pengolah susu dihargai Rp. 15.000, sedangkan harga susu sekitar Rp. 4.000 - Rp. 4.500.

PENGOLAHAN SUSU KAMBING

Susu merupakan bahan pangan dengan sifat mudah rusak sehingga memerlukan penanganan yang cepat. Produksi susu kambing saat ini masih dalam jumlah kecil

(5)

sehingga belum memungkinkan ditangani pabrik pengolahan susu. Hal ini mendorong beberapa kelompok tani di kabupaten Sleman melakukan pengolahan susu kambing. Di Kabupaten Sleman, pada tahun 2012 terdapat 5 kelompok pengolah susu kambing salah satunya adalah kelompok Wanita tani Etawa Agro Prima. Kelompok ini telah melakukan pengolahan susu kambing sejak tahun 1999 dengan bimbingan teknologi dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta. Pada awalnya pengolahan susu dilakukan 2 kali/minggu, dengan mengolah susu rata-rata 12 liter/ pengolahan. Pada masa tersebut peternak yang melakukan pemerahan terhadap kambingnya masih sangat terbatas dan pemasaran susu kambing masih sulit. Seiring dengan berjalannya waktu, permintaan susu kambing semakin meningkat. Hal ini diikuti dengan minat peternak untuk memerah susu kambing semakin tinggi pula. Pada Tahun 2012 kelompok Wanita tani Etawa Agro Prima mengolah susu kambing rata-rata 400 liter per hari. Susu kambing disamping berasal dari peternak di wilayah kabupaten Sleman juga berasal dari luar kabupaten Sleman. Asal susu kambing yang diolah kelompok Wanita tani Etawa Agro Prima tertera pada Tabel 1. Produk olahan susu kambing yang dihasilkan kelompok wanita tani Etawa Agro Prima adalah susu bubuk (90%), Karamel (7%) dan kerupuk susu (3%).

(6)

Tenaga kerja pengolah susu di kelompok wanita tani Etawa Agro Prima adalah semua anggota kelompok yang berjumlah 48 orang. Bagian Produksi (pengolah) berjumlah 40 orang, sedangkan 8 orang Iainnya sebagai tenaga pengemasan, pemasaran dan administrasi. Upah tenaga kerja bagian produksi dihitung perdasar jumlah susu yang diolah (sistim borongan) dengan penghasilan per bulan berkisar Rp. 1.500 - Rp. 3.500 per orang. Upah sebesar ini jauh Iebih tinggi dibandingkan dengan UMR provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 892.660.

Tabel 1. Asal susu kambing yang diolah kelompok wanita tani

PEMASARAN OLAHAN SUSU KAMBING

Pada awalnya pemasaran susu kambing cukup sulit, salah satu penyebabnya adalah kurangnya promosi dan sosialisasi. Gencarnya promosi dan sosialisasi serta didukung pemasaran dengan sistem on line, permintaan produk olahan susu kambing saat ini sangat tinggi. Kelompok wanita tani Etawa Agro Prima mampu

Etawa Agro Prima

No Kabupaten Jumlah (liter/bulan)

1 Sleman 9.750

2 Kulon Progo 1.200

3 Blitar 600

4 Banyuwangi 480

(7)

Dukungan Teknologi dan Kebijakan dalam Percepatan Produksi dan Konsumsi Susu memasarkan 5 ton susu bubuk/bulan. Wilayah pemasaran produk olahan susu kambing cukup luas, diantaranya Solo, Jakarta, Salatiga, Kalimantan, Lampung, Padang dan Medan. Pemasaran susu kambing bubuk oleh kelompok wanita tani Etawa Agro Prima tersaji pada Tabel 2. Pemasaran susu kambing bubuk paling tinggi adalah ke Solo, Jawa Tengah yaitu sebanyak 3200 kg/bulan diikuti wilayah Yogyakarta yaitu 1200 kg/bulan, sedangkan wilayah lainnya relatif sedikit.

Tabel 2. Pemasaran susu kambing bubuk kelompok Wanita Tani Etawa Agro Prima

mendukung usaha kambing PE di wilayahnya. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta serta Dinas Pertanian Kabupaten Sleman berperan aktif dalam pendampingan dan bimbingan teknis budidaya kambing PE.

No Kota Jumlah (kg/ bulan)

1 Yogyakarta 1200,0 2 Solo 3200,0 3 Muntilan 300,0 4 Salatiga 100,0 5 Lampung 37,5 6 Padang 200,0 7 Medan 12,5 8 Jakarta 100,0 Jumlah 5000,0 Pemerintah DUKUNGAN PEMERINTAH

(8)

Kambing Etawa sebagai Penghasil Susu di Kabupaten Sleman, Yogyakarta

Sedangkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan banyak membimbing dalam pengolahan susu.

KESIMPULAN

Pemanfaatan susu kambing dapat meningkatkan pendapatan peternak dan menambah konsumsi susu bagi masyarakat.

Dukungan dari pemerintah baik dalam segi teknis budidaya kambing PE maupun pengolahan susu diperlukan peternak untuk meningkatkan produktivitas

DAFTAR PUSTAKA

AKA, R., I.G.S. BUDISATRIA dan N. NGADIYONO. 2008. Kinerja

induk kambing peranakan Etawah pada pola

pemeliharaan sistem kandang kelompok dan kandang individu di kecamatan Turi kabupaten Sleman. Buletin Peternakan Vol 32(3) hlm. 191 - 201.

DEVENDRA dan BURNS. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Terjemahan IDK Harya Putra. Penerbit Institut Teknologi Bandung. Bandung.

GUSTIANI, E. dan S.I. MULIJANTI. 2010. Budidaya ternak kambing PE di lahan bekas galian pasir dalam mendukung swasembada daging dan peningkatan ketahanan pangan. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010. Bogor 3 - 4 Agustus 2010. Puslitbang Peternakan. Bogor. hlm. 492 - 497. MURTIDJO, B.A. 1993. Memelihara Kambing Sebagai Ternak

Potong dan Perah. Kanisius. Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan rata-rata HQLA Trw IV 2017 sebesar Rp 9.13 Tn, peningkatan berasal dari penempatan pada BI naik sebesar Rp 5.41 Tn, dan surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah

Pola pemakaian air dicari dengan mengukur debit yang masuk kedaerah pelayanan untuk setiap jam selama 24 jam dengan menggunakan alat ukur yang dinamakan meter induk yang

Secara umum dapat dikatakan bahwa hari dekapitulasi hari ketujuh pada kelima kelompok perlakuan tersebut secara konsisten menunjukkan kepadatan kolagen ter- tinggi pada

Dari hasil pengujian dan analisa penelitian dengan judul “Simulasi Kinerja Inverter - Rectifier Kelas D – E Berbasis PSIM” pada kondisi tanpa trafo, maka dapat

H dengan memperhatikan kondisi fisik/klinis dan komplikasi penyakit yang ada, memberikan makanan dengan kandungan zat gizi yang adekuat untuk mencapai status gizi

terutama yang memiliki sifat cengeng berlebih yang berakibat kawan- kawannya semakin tergoda untuk menggodanya atau takut berlebih sehingga tidak berani mengadukannya ke pengasuh.

Karena Allah telah berfirman tentang orang-orang yang memperolok- olokan shahabat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam , yang ahli baca al-Qur`an yang artimya: "Dan jika

23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, diharapkan semua pihak dapat memahami keberadaan undang-undang ini, khususnya kepada petugas penegak