• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian - MUTU LAYANAN PENDIDIKAN DI SDN 8 GEDONG TATAAN PESAWARAN - Raden Intan Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian - MUTU LAYANAN PENDIDIKAN DI SDN 8 GEDONG TATAAN PESAWARAN - Raden Intan Repository"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SDN 36 Gedong Tataan

Alamat : Sungai Langka, RT/RW 1/1, Dsn. MARKASI,

Ds./Kel Sungai Langka, Kec. Gedung Tataan, Kab.

Pesawaran, Prop. Lampung

Kode Pos : 35137

Email : sdn4sula@gmail.com

Website : http://www.sungailangka4.com

NPSN : 10800261

Status : Negeri

Bentuk Pendidikan : SD

Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

SK Pendirian Sekolah: -

Tanggal SK Pendirian : 1982-06-30

SK Izin Operasional : 420/36/III.01/SD/XII/2015

Tanggal SK Izin Operasional : 2015-12-31

Data Pelengkap

Kebutuhan Khusus Dilayani : Tidak ada

(2)

Cabang KCP/Unit : Gading Rejo

Rekening Atas Nama : BOS SDN 4 Sungai Langka

Luas Tanah Bukan Milik : 3725

Waku Penyelenggaraan : Pagi

Sumber Listrik : PLN

Daya Listrik : 900

Akses Internet : Smartfren1

2. Visi, Misi dan Tujuan SDN 36 Gedong Tataan

a. Visi

Terwujudnya sekolah unggul baik imtaq, maupun iptek, berwawasan

kebangsaan, disiplin tinggi, dan tanggap lingkungan.

b. Misi

1) Menumbuhkan semangat religius, kedisiplinan dan kekeluargaan

pada seluruh warga sekolah.

2) Meningkatkan prestasi akademik maupun non akademik sesuai

dengan perkembangan IPTEK dan tuntutan masyarakat.

3) Menumbuhkan semangat patriotisme melalui peringatan hari-hari

besar nasional.

4) Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu,

bertoleransi, bekerja sama, saling menghargai, disiplin, jujur, kerja

keras, kreatif, dan mandiri.

1

(3)

5) Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, rapi, bersih, dan

nyaman.

6) Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang,

menyenangkan, komunikatif,tanpa takut salah, dan demokratis

(PAIKEM).

7) Menanamkan kepedulian sosial dan lingkungan, cinta damai, cinta

tanah air, semangat kebangsaan, dan hidup demokratis.

c. Tujuan

Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan

dasar, tujuan sekolah dalam mengembangkan pendidikan adalah

sebagai berikut:

1) Dapat mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran dan

kegiatan pembelajaran.

2) Meraih prestasi akademik maupun non akademik

3) Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai

bakat untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.

4) menghargai dan menghormati sesama di lingkungan sekolah,

keluarga dan masyarakat yang berbeda agama, budaya, suku bangsa

dan status sosial.

5) Munculnya generasi yang tanggtuh baik aqidah maupun keilmuan

serta berjiwa kebangsaan.

6) Membiasakan hidup sehat dalam setiap kegiatan baik di

(4)

7) Melaksanakan PBM dengan pendekatan PAIKEM

8) Menghadirkan nuansa yang harmonis dalam lingkungan kerja

9) Menyiapkan peserta didik untuk dapat diterima di sekolah lanjutan

tingkat pertama yang berkualitas.

10)Menyiapkan peserta didik yang terampil dan berwawasan

lingkungan dalam pemanfaatan lahan kosong untuk menanam

tanaman yang bermanfaat sehingga dapat melestarikan lingkungan

dan mencegah kerusakan lingkungan.

11)Membiasakan peserta didik untuk tertib dalam menjalankan

aktifitasnya sehari-hari dengan berpedoman pada tata tertib

sekolah.2

3. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDN 36 Gedong Tataan

Guru merupakan komponen penting sekolah yang turut

menentukan perkembangan dan kemajuan sekolah khususnya dalam

mencerdaskan anak bangsa. Guru yang mempunyai tugas untuk

mencerdaskan anak bangsa ini, menjadikan anak didik menjadi dewasa,

mandiri, kreatif, dan berbudi luhur sesuai dengan nilai-nilai moral yang

positif. Maka dari itu guru dituntut untuk dapat mempraktekkan hal-hal

yang bersifat positif tersebut kepada siswa, agar siswa juga dapat

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dengan cara

demikian pola pikir siswa, dan karakter siswa dapat terbentuk.

Berdasarkan studi dokumen Profil SDN 36 Gedong Tataan, diketahui

2

(5)

bahwa jumlah guru dan pegawai di SDN 36 Gedong Tataan tersebut

berjumlah 13 orang. Dengan rincian guru seluruhnya adalah 9 orang yang

masing-masing berstatus PNS dan 4 orang guru berstatus non-PNS.

Dari keseluruhan guru dan pegawai yang bertugas di SDN 36

Gedong Tataan, seluruhnya memiliki pendidikan yang baik dan memiliki

izajah dengan latar belakang pendidikan baik pula, sebagaimana diketahui

6 orang lulusan strata satu (S1) keguruan dan 5 orang lulusan diploma dan

2 orang honorer masih menempuh pendidikan strata, selain itu guru-guru

yang ada di SDN 36 Gedong Tataan juga sudah lulus sertifikasi yang

berjumlah 13 orang. Untuk lebih rincinya keadaan guru SDN 36 Gedong

tataan berdasarkan kualifikasi pendidikannya dan status kepengurusan

dijelaskan dalam tabel berikut ini:

Table 2

Keadaan Guru dan Pegawai

No Nama Kualifikasi

Pendidikan

Sertifikasi Status

1 Apriasiwini, S.Pd S1 Sudah PNS

2 Feni Kurniawati, S.Pd. S1 Belum PNS

3 Heri Iswandi, A.Md. D2 Sudah PNS

5 Maryani, Dipl Ing SMA/Sederjata Sudah Tenaga Honor

4 Rartri Eka Sari, S.Pd. S1 Belum Guru Honor

6 Risyanti D2 Sudah PNS

7 Dra. Siaga Dewi S1 Sudah PNS

8 Sugi Nurhayati, S.Pd. S1 Sudah Guru Honor

9 Supraptiasih, S.Pd. S1 Belum PNS

10 Uswanti, S.Pd. S1 Sudah PNS

11 Wahyudi SMA/Sederjat

a

Sudah PNS

12 Yana Kurnia Dewi, A.Md. D3 Sudah Tenaga Honor

13 Yuslinda D2 Sudah PNS

(6)

4. Keadaan Siswa SDN 36 Gedong Tataan

Siswa adalah peserta didik yang ada dalam proses belajar mengajar

di dalam kelas yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan dan

mentransfer ilmu. Siswa yang menjadi objek utama dalam proses belajar

mengajar merupakan sosok pribadi yang menerima program pendidikan

dan latihan-latihan yang ada di SDN 36 Gedong Tataan, maksudnya setiap

siswa yang mendapatkan pendidikan dan latihan-latihan dengan

kesehariannya dapat merubah sikap dan tingkah lakunya menjadi pribadi

yang lebih baik lagi. Sehingga kelak menjadi pribadi yang dipandang oleh

masyarakat, pribadi yang memiliki nilai tambah bagi kehidupan yang akan

datang.

Siswa SDN 36 Gedong Tataan mayoritas merupakan 100%

masyarakat yang tinggal di sekitar sekolah. Hal ini sesuai dengan

pernyataan kepala sekolah yaitu Ibu S. Dewi. Berdasarkan pengamatan

penulis, siswa SDN 36 Gedong Tataan banyak yang berangkat dan pulang

dari sekolah dijemput oleh orang tua, ada juga yang mengendarai sepeda

dan juga sepeda motor bahkan ada beberapa siswa yang berjalan kaki.

Pada tahun pelajaran 2017-2018, didapat jumlah keseluruhan siswa

SDN 36 Gedong Tataan adalah 169 orang, yang terdiri atas 87 siswa

laki-laki dan 82 siswa perempuan. Dan terbagi ke dalam 6 rombel. Kelas I

hanya 1 kelas, kelas II satu kelas, Kelas III satu kelas, kelas IV satu kelas,

(7)

5. Sarana dan Prasarana SDN 36 Gedong Tataan

Dalam dunia pendidikan sarana dan prasarana merupakan bagian

penting dalam menyampaikan dan melangsungkan proses pembelajaran di

dalam lembaga pendidikan. Melihat keadaan luas tanah SDN 36 Gedong

Tataan yang berstatus milik pemerintah dengan luas 3725 m2 dan sudah

memiliki sertifikat ini serta memiliki status akreditas “B” dibangun

beberapa sarana sebagai fasilitas pembelajaran di antaranya adalah

bangunan ruang kelas, lapangan olahraga, halaman. Berdasarkan

pengamatan peneliti, di depan kelas terdapat tanaman-tanaman hias dan

juga pohon rindang yang menjadi tanggung jawab siswa untuk merawat

dan membersihkan tanaman tersebut selain itu juga bertujuan untuk

mengajarkan siswa agar mencintai lingkungan, bagian depan terdapat

lahan parkir yang disediakan untuk parkiran kendaraan guru, siswa dan

tamu sekolah.

Sedangkan sarana dan prasarana SDN 36 Gedong Tataan yaitu: 7

ruang belajar, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang tata usaha, 1 ruang guru, 1

ruang perpustakaan, rumah dinas guru, 1 lapangan olahraga, 1 kantin, dan

3 toilet. Selain sarana dan prasarana yang ada, SDN 36 Gedong Tataan,

juga memiliki sarana dan prasarana pendukung lainnya seperti 3 unit

infokus, 1 unit leptop, 1 unit layar screen, sumber air, sumber listrik PLN

dan juga jaringan internet yang baik. Untuk lebih rincinya tentang keadaan

sarana dan prasarana di SDN 36 Gedong Tataan dijelaskan dalam tabel

(8)

Table 3

Sarana dan Prasarana di SDN 36 Gedong Tataan

No Jenis Sarana Jumlah Keadaan

Baik Buruk

1 Ruang Belajar Siswa 7 7 -

2 Ruang Kepala Sekolah 1 1 -

3 Ruang Tata Usaha 1 1 -

4 Ruang Guru 1 1 -

5 Ruang Perpustakaan 1 1 -

6 Ruang serbaguna 1 1 -

7 Rumah Dinas Guru 1 1 -

8 Toilet 1 1 -

9 Kantin 3 3 -

10 Lapangan Olahraga 1 1 -

Sumber: Dokumentasi, Profil SDN 36 Gedong Tataan, Tahun 2017

B. Temuan Penelitian

Pada profil SDN 36 Gedong Tataan dijelaskan memiliki visi dan misi yang

tertera dalam dokumen sekolah, agar SD tersebut dapat berkembang dan maju

sesuai dengan yang diharapkan tentunya hal tersebut dapat dicapai melalui

sebuah komunikasi yang efektif agar kinerja guru semakin meningkat

khususnya dalam menjalankan kegiatan pembelajaran. Pola komunikasi yang

terjalin antara kepala sekolah dan guru terbagi atas dua jenis yakni komunikasi

lisan dan tulisan.

1. Pola Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dengan Guru Secara Lisan di SDN 36 Gedong Tataan

Komunikasi lisan yang terjalin antara kepala sekolah dengan guru

dilakukan secara langsung pada saat tatap muka. Komunikasi ini terjalin

dengan baik, sebab setiap informasi akan diterima secara langsung oleh

(9)

Mengenai hal tersebut peneliti mencari informasi melalui

wawancara yang dilakukan dengan guru di SDN 36 Gedong Tataan, yang

menyatakan bahwa: komunikasi secara lisan yang dilakukan oleh kepala

sekolah kepada guru-guru dalam rapat rutin, baik mengenai kegiatan

pembelajaran, mengenai kurikulum K13, karena pemerintah sedang

menggalak-galakannya terkait dengan karakter siswa, hal tersebut yang

dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru.3

Terkait dengan hasil rapat tersebut, diketahui dalam wawancara

yang dilakukan peneliti dengan guru bidang studi agama di SDN 36

Gedong Tataan, dengan petikan wawancara sebagai berikut: Selalu ada

komunikasi yang Ibu Dewi lakukan kepada kami selaku guru-guru yang

mengajar disini, beliau yang menjabat sebagai kepala sekolah selalu

menginformasikan hasil rapat yang beliau dapat dari Kemendiknas

ataupun dari KUPT dan biasanya beliau menyampaikannya lewat rapat

kepada kami.4

Dalam hal ini peneliti menemukan informasi pada saat melakukan

observasi di SDN 36 Gedong Tataan, yaitu terkait dengan Pola

komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada guru-guru saat rapat,

peneliti melihat kegiatan rapat yang dilaksanakan di SDN 36 Gedong

Tataan, adapun komunikasi yang dilakukan dalam agenda rapat pada

tanggal 3 Agustus 2017 yang dilaksanakan di ruang guru, dalam hal ini

3

Siaga Dewi, Kepala SDN 36 Gedong Tataan Pesawaran, Wawancara, Tanggal 4 September 2017

4

(10)

membahas: (1) musyawarah mengenai pelajaran tambahan bagi kelas 6

yang akan segera dilaksanakan, (2) rapat persiapan UN dan pepisahan

kelas 6, (3) pelajaran tambahan untuk kelas 6 menjelang UN khususnya

matematika, (4) Try Out akan segera di mulai, (5) rapat try out UN dan

hasil sosialisai online UN.5

Terkait dengan implementasi komunikasi yang disampaikan oleh

kepala sekolah kepada guru-guru di SDN 36 Gedong Tataan. Pernyataan

lain dari hasil wawancara yang sudah dilakukan tersebut dikuatkan oleh

pernyataan guru bidang studi Bahasa Inggris di SDN 36 Gedong Tataan,

yang mengatakan bahwa komunikasi antara kepala sekolah dengan para

guru sering dilakukan, sebagaimana hasil wawancara berikut ini:

Komunikasi yang dilakukan selama ini bagus, lacar, dan di SD ini

komunikasi yang memang dilakukan dalam rapat khususnya dua bulan

sekali, kalau memang keadaannya sangat penting ya komunikasi dilakukan

dalam bentuk sehari-hari, tidak mesti menunggu waktu rapat. Misalnya

kepala sekolah menanyakan program penilaian, kesiapan materi

pembelajaran, dan kepala sekolah selalu menanyakan perkembangan siswa

sudah sampai dimana, bagaimana pemahamannya dalam menerima

pelajaran dan hal tersebut selalu dikomunikasikan kepada saya selaku guru

oleh Ibu kepala sekolah.6

5 Observasi,

tentang Pola Komunikasi Kepala SDN 36 Gedong Tataan, Tanggal 5 September 2017

6

Ratri Eka Sari, Guru Mapel Bahasa Inggris SDN 36 Gedong Tataan,Wawancara,

(11)

Selain hasil wawancara oleh beberapa guru, peneliti juga mencari

informasi kepada kepala sekolah terkait hal yang disampaikan,

dengan tujuan untuk memperkuat pernyataan-pernyataan yang diterima

dari guru-guru tersebut, beliau mengatakan sebagai berikut:

Apabila ada instruksi dari pihak Kemendiknas maka saya langsung

mengabarkannya kepada guru-guru. begitu juga dengan kegiatan-kegiatan

guru yang mendukung peningkatan kinerjanya, baik supervisi yang

dilakukan tujuannya kan untuk meningkatkan kinerja guru, maka dengan

adanya supervisi ini saya juga terbantu dalam memberdayakan guru-guru.

Misalnya pada saat adanya supervisi kelas, guru-guru akan lebih bekerja

keras dalam melengkapi perangkat pembelajarannya, maupun media

pembelajaran. Di samping itu saya juga memberikan kesempatan kepada

guru-guru apabila mereka sanggup sepulang sekolah untuk mengajar

ekskul maka saya persihlahkan tentunya saya menambah honor guru, tapi

kalau guru tidak sanggup saya cari guru dari luar.7

Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan guru Kelas V SDN

36 Gedong Tataan yang menyatakan bahwa komunikasi yang dilakukan

oleh kepala sekolah ke guru adalah komunikasi langsung, sehingga dalam

hal ini guru-guru yang mengajar di SD ini tidak merasa canggung untuk

menanyakan kepada kepala sekolah tentang hal yang belum dipahami oleh

guru. Saya menganggap, Ibu sudah bersikap sebagaimana mestinya, Ibu

lebih sering berkomunikasi langsung ke guru-guru di sini. Meskipun nada

7

(12)

bicaranya keras dan ketus bagi beberapa orang guru mungkin kurang

menyenangkan. Jadi kadang-kadang ada juga guru yang merasa

tersinggung kalau ditegur secara langsung.8

Lebih lanjut ibu Suprapti menambahkan kalau ada masalah Ibu

sampaikan kepada kita, kalau ada informasi langsung Ibu sampaikan juga

kepada kita. Komunikasi yang kami lakukan juga sama seperti yang

dilakukan Ibu. Kami menganggap Ibu mampu mengatasi permasalahan

kami sebagai guru dalam mendidik anak-anak ini. Jadi segalanya selalu

kami komunikasikan kepada Ibu Kepala Sekolah, karna Ibu Kepala

memahami posisi kami sebagai guru, dan Ibu juga pernah berada di

posisi kami ini.9

Terkait dengan penjelasan yang diberikan oleh guru kelas V

tersebut bahwa kepala sekolah memahami posisi guru-guru, maka penulis

mencari informasi kepada guru bidang studi Agama Islam tentang

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan terkait dengan implementasi

komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah, dalam mencari informasi

tentang hal yang dimaksudkan, dapat dilihat dari petikan wawancara

sebagai berikut:

Kalau Ibu sih sering mengingatkan guru-guru untuk memanfaatkan

media yang sudah ada dalam belajar, tapi memang terkadang guru-guru ini

yang sulit untuk diarahkan. Padahal infokus sudah disedikan untuk

8

Supraptiasih, Guru Kelas V SDN 36 Gedong Tataan, Wawancara, Tanggal 5 September 2017

9

(13)

membantu guru-guru mengajar, tapi tau sendiri kan, guru-guru di sini

beberapa ada yang sudah cukup dikatakan tua, jangankan untuk

menggunakan infokus, untuk membuka leptop aja masih ada yang belum

bisa, palingan seperti saya, sedikit banyaknya cukup membantu dengan

adanya infokus ini10

Pernyataan tersebut dikuatkan oleh pernyataan Kelas mengenai

pola komunikasi kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dalam

upaya mengingatkan guru-guru untuk memanfaatkan media yang ada di

SDN 36 Gedong Tataan ini, hal ini dapat dilihat dari petikan wawancara

berikut:

Beliau sangat santun dalam menyampaikan arahan kepada kami,

beliau sangat akrab dan pintar untuk membangun suasana yang hangat,

terlebih beliau sebagai kepala sekolah menginginkan yang terbaik di sini.

Kalau masalah penggunaan media dalam belajar beliau sering

menyarankannya, “pakailah bu media di sekolah ini, sayang enggak

digunakan”, saya senang beliau sarankan itu, hanya saja saya kurang

tertarik, saya lebih suka membuat media belajar yang dibawa langsung

oleh anak-anak dari rumah ketimbang harus menggunakan media dari

sekolah, senin kemarin anak-anak baru saja saya suruh bawakan bunga

anggrek, dan saya suruh tanam disekolah pakai arang waktu ada

10

(14)

pelajaran Seni dan Keterampilan, ini saya contohkan langsung biar

mereka paham.11

Pernyataan-pernyataan yang didapat dari beberapa orang guru,

diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan oleh kepala sekolah

mengenai implementasi komunikasi kepala sekolah untuk meningkatkan

kinerja guru, hal tersebut terlihat dari hasil wawancara berikut:

Guru-guru sering juga saya ingatkan kalau ada fasilitas

dimanfaatkan, mubazir namanya kalau tidak dimanfaatkan. Tapi ya gitu,

hanya beberapa orang guru saja yang mulai bergerak. Harapan saya

guru-guru yang lainnya juga ikutlah dalam pemanfaatan fasilitas yang

disedikan dari sekolah. Biar terlihat perkembangannya, apalagi sekarang

sudah semakin canggi, semuanya alat yang mengerjakan.12

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada hari Rabu

tanggal 9 Agustus 2017, memang benar ditemukan bahwa masih ada guru

yaitu guru, yang belum sadar akan pentingnya media pembelajaran. Guru

masih menggunakan metode ceramah pada saat mengajar di kelas. Hal ini

dikuatkan dengan adanya hasil dokumentasi yang didapat oleh peneliti

pada saat melakukan observasi di SDN 36 Gedong Tataan.13

Dalam hal ini kepala sekolah langsung berkomunikasi dengan

bagian tata usaha, sebagaimana penjelasan yang kepala sekolah berikan

11

Uswanti, Guru Kelas IV SDN 36 Gedong Tataan, Wawancara, Tanggal 5 September 2017

12

Siaga Dewi, Kepala SDN 36 Gedong Tataan Pesawaran, Wawancara, Tanggal 4 September 2017

13 Observasi,

(15)

adalah sebagai berikut: Saya sering melakukan komunikasi langsung

dengan staf tata usaha, tidak hanya ketika rapat saja komunikasi kami

lakukan, misalnya mengenai kelengkapan adminsitrasi siswa, jadi kalau

ada siswa yang belum melengkapi administrasi, saya mengarahkan agar

beliau segera mengkoordinisrnya.14

Berkaitan dengan pernyataan tersebut, peneliti melakukan

wawancara dengan bagian TU, beliau menjelaskan mengenai

implementasi pola komunikasi kepala sekolah dengan bagian TU, yaitu

sebagai berikut: Mengenai pelaksanaan komunikasi kepala sekolah kepada

saya selaku staff TU dilaksanakan dengan baik, beliau selalu mengontrol,

biasanya komunikasi yang dilakukan ketika ada rapat kepengurusan, baik

rapat keanggotaan dan itu satu bulan sekali dan kalau ada hal-hal yang

dianggap penting beliau langsung mengkomunikasikannya dalam

kesehariannya. Hanya saja kadang-kadang nada bicaranya sedikit keras

jadi kesannya seperti orang marah-marah.15

Untuk memperkuat pernyataan dan penjelasan dari Staff TU

tersebut, peneliti melakukan konfirmasi kembali kepada kepala sekolah,

beliau mengatakan seperti berikut: Komunikasi yang dilakukan secara

langsung, tapi kalau situasi mendesak atau mendadak saya lakukan melalui

telpon, misalnya komunikasi kepada Bapak Wahyudi selaku Staff TU,

andaikan saya lagi Dinas diluar saya hubungi melalui telpon, memang tidak

14

Siaga Dewi, Kepala SDN 36 Gedong Tataan Pesawaran, Wawancara, Tanggal 4 September 2017

15

(16)

langsung saya suruh kerjakan sekarang juga hanya saja saya suruh

persiapkan dan sekedar mengingatkan. Begitu juga dengan guru-guru,

komunikasi yang kami lakukan selalu berada pada jam tugas. Jadi dapat

dibilang kami bekerja dalam satu tim, bahu membahu untuk memajukan

SDN ini agar visi dan misi dapat tercapai.16

Di samping itu berdasarkan hasil observasi dari data yang didapat

mengenai rapat yang dibahas oleh kepala sekolah kepada guru-guru juga

berkaitan dengan peningkatan kinerja guru, yaitu mengenai ruang lingkup

pengembangan budaya sekolah yang dibahas adalah: 1) Keharmonisan

hubungan, 2) komunikasi, 3) keamanan secara psikologis, 4) keamanan

fisik, 5) kolaborasi, 6) partisipasi, 7) ramah sosial. Dalam hal ini, peneliti

juga menemukan dokumen berupa hasil rapat yang dilakukan oleh kepala

sekolah di aula mapenda yang membahas beberapa poin-poin penting untuk

diselesaikan oleh pihak guru-guru di SDN 36 Gedong Tataan.

Berdasarkan dari temuan yang dipaparkan, dapat disesuaikan pula

bahwa kepala sekolah pada dasarnya telah melaksanakan komunikasi yang

dilakukan dengan terstruktur dalam menjalankan kepemimpinannya di SDN

36 Gedong Tataan, karena terlihat bahwa beliau menjalin komunikasi antara

dirinya dan juga staf tata usaha, guru-guru yang mengajar di SDN 36

Gedong Tataan yang dilakukan melalui komunikasi perkelompok dan juga

terkadang melalui komunikasi perorangan atau face to face. Komunikasi

dibangun pada saat rapat- rapat yang dilakukan, dan yang telah dijadwalkan

16

(17)

sebelumnya, atau pada saat-saat waktu luang yang sesuai dengan

kebutuhan, dan pada dasarnya komunikasi yang dilakukan kepala sekolah

ini mendapatkan respon atau umpan balik oleh staf pimpinannya, sehingga

sejauh ini tidak terdapat kendala dalam berkomunikasi antara atasan dan

bawahan.

Hasil observasi pada pola komunikasi interpersonal kepala sekolah

secara lisan diketahui, kepala sekolah melakukan komunikasi dengan

guru-guru secara lisan seperti, menjawab salam guru-guru, menyapa, memberikan

kode tanda jam masuk pelajaran dengan gerakan menunjukan jam tangan.

Selain itu guru juga sering bertanya mengenai keadaan siswa apakah banyak

yang absen, menanyakan kesiapan perangkat pembelajaran serta

menanyakan kendala-kendala dalam pembelajaran. Memang terkadang

kesannya seperti mengintrogasi, tetapi pada dasarnya tidak demikian,

karena sudah gaya kepala sekolah jika berbicara nadanya tinggi, saat serius

atau santai nada bicaranya keras.17

Sesuai dengan hasil observasi, wawancara dengan guru Agama

menyatakan bahwa; kepala sekolah sringkali bertanya langsung kepada guru

apakah ada permasalahan dalam pembelajaran di kelas, apakah banyak

siswa yang tidak hadir, atau hanya sekedar mengingatkan jam masuk

pelajaran.18

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat ditarik

kesimpulan, kelebihan dalam pola komunikasi secara langsung (lisan)

17Observasi,

tentang Pola Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dengan Guru secara Lisan

18

(18)

antara lain, informasi yang disampaikan dapat sampai secara tepat kepada

penerima informasi dalam hal ini guru. Sedangkan kekurangan komunikasi

lisan adalah timbulnya persepsi yang berbeda dari penerima informasi.

Dalam komunikasi lisan, cara yang ditempuh adalah:

a. Pertemuan atau bertatap muka

Cara yang dilakukan baik kepala sekolah maupun guru jika ingin

menyampaikan suatu informasi yang bersifat penting biasanya dengan

bertatap muka secara langsung dengan tujuan agar penyampaian

informasi lebih jelas dan diterima dengan baik.

b. Telepon atau SMS

Dalam pelaksanaan komunikasi interpersonal di SDN 36 Gedong

Tataan juga menggunakan telepon sebagai media untuk mempermudah

dalam penyampaian informasi. Dengan menggunakan telepon, baik

kepala sekolah maupun guru dapat saling bertukar informasi walau

dalam keadaan tempat yang berbeda.

2. Pola komunikasi interpersonal Kepala Sekolah dengan guru secara tulisan di SDN 36 Gedong Tataan

Dalam pelaksanaan komunikasi interpersonal di SDN 36 Gedong

Tataan selain menggunakan pola komunikasi lisan, kepala sekolah juga

menggunakan komunikasi tulisan. Dalam komunikasi non lisan terdapat

beberapa media yang digunakan dalam penyampaian suatu informasi atau

(19)

tertentu seperti apabila ada kegiatan rapat rutin, maka kepala sekolah akan

mengeluarkan surat undangan kepada guru-guru.

Menurut keterangan Ibu Dewi menyatakan bahwa, “pelaksanaan

komunikasi interpersonal secara tertulis adalah dengan adanya undangan

rapat kepada guru, selain dengan surat resmi sekolah, dapat pula

menggunakan telepon. Informasi yang disampaikan menggunakan aplikasi

whatsapp, BBM, dan SMS. Namun seirngkali terkendala dengan

persoalan guru yang belum mempunyai ponsel berbasis android, sehingga

apabila komunikasi melalui jejaring tersebut tidak sampai kepada guru/”19 Sejalan dengan pendapat tersebut, Ibu Yuslinda menyatakan

bahwa, “media komunikasi yang sangat mendukung dalam mempermudah

penyampaian informasi tertulis antara kepala sekolah dengan guru adalah

handphone, laptop, serta surat. Memang ada beberapa guru senior yang

tidak menggunakan smartphone sehingga informasi yang disampaikan

seringkali terlambat.”20

Komunikasi merupakan media yang sangat efektif dalam

menyampaikan suatu keinginan atau pesan tertentu. Dengan melakukan

komunikasi seseorang dapat mencapai hasrat untuk bertindak dalam

menjalankan kegiatan selanjutnya.

Pelaksanaan komunikasi yang dilakukan antara kepala sekolah

dengan staf pimpinan terdapat suasana yang baik, artinya penuh dengan

kekeluargaan. Berkaitan dengan komunikasi yang dilakukan oleh kepala

19

Siaga Dewi, Kepala SDN 36 Gedong Tataan Pesawaran, Wawancara, Tanggal 4 September 2017

20

(20)

sekolah dengan staf pimpinan meliputi berbagai hal, di antaranya

komunikasi dalam menyampaikan aturan dan kebijakan yang akan

diterapkan kepada guru-guru melalui komunikasi secara langsung dan juga

tidak langsung. Hal ini terlihat pada saat peneliti melakukan penelitian di

SDN 36 Gedong Tataan, beliau menyampaikannya kepada wakil-wakilnya

pada saat berjumpa di ruangan, dan juga terlihat adanya peraturan-peraturan

yang di pajang di dinding dalam ruang guru.21

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru

dapat diketahui media yang digunakan dalam pelaksanaan komunikasi

interpersonal tulisan di SDN 36 Gedong Tataan antara lain :

a. Surat

Dalam pelaksanaan komunikasi interpersonal di SDN 36 Gedong

Tataan juga menggunakan surat sebagai media penyampaian pesan

atau informasi yang sifatnya resmi (surat tugas, surat pemberitahuan,

dan lain-lain)

b. Aplikasi BBM dan Whatsapp

Kecanggihan teknologi komunikasi sangat dirasakan oleh masyarakat

pada saat ini. Adanya smartphone memudahkan komunikasi antara

pemakainya, demikian juga halnya dalam mendukung pola komunikasi

kepala SDN 36 Gedongtataan dengan para guru dan stafnya. Namun

belum semua guru memiliki smartphone atau guru tidak bisa

menggunakannya sehingga informasi yang disampaikan melalui

21Observasi,

(21)

aplikasi tersebut tidak sampai, apabila ada undangan rapat yang

disampaikan melalui aplikasi whatsapp dan dinstruksikan untuk wajib

hadir masih terdapat guru yang izin.

Berdasarkan temuan di atas, dari hasil wawancara, observasi dan

studi dokumen dapat dikatakan bahwa kepala sekolah berusaha untuk

membangun komunikasi kepada guru-guru dalam meningkatkan kinerja

guru di SDN 36 Gedong Tataan. Hubungan dan komunikasi yang

dilakukan oleh kepala sekolah kepada guru-guru tidak hanya sebatas

melalui rapat-rapat yang sudah terjadwal.

Begitupun dalam penggunaan media pembelajaran yang disediakan

oleh sekolah, kepala sekolah terus mengingatkan dan membimbing

guru-guru dalam pemanfaatan media yang ada, melalui komunikasi langsung

dan dengan cara yang baik.

Berdasarkan tersebut dapat disimpulkan bahwa antara atasan dan

bawahan memiliki hubungan kerja yang baik. Yang secara keseluruhan

dapat dikatakan bahwa di SDN 36 Gedong Tataan saling bahu membahu,

bekerja sama dalam mencapai tujuan. terlihat bahwa komunikasi yang

dibentuk memiliki arah tujuan komunikasi baik dalam melakukan

komunikasi formal maupun komunikasi nonformal.

Adanya komunikasi yang dilakukan antara kepala sekolah dan guru

dikatakan juga antara atasan dan bawahan membentuk tim kerja dalam

suasana kekeluargaan,upaya tersebut dibangun oleh kepala sekolah agar

(22)

dengan kepala sekolah. Kepala sekolah memiliki kemampuan dalam

memimpin sekolah, hal ini terlihat saat kepala sekolah menjalankan tugas

dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin, komunikasi yang dilakukan

oleh kepala sekolah pada saat mengadakan rapat-rapat di sekolah,baik

rapat keanggotaan, rapat kepengurusan harian, dan rapat yang berkenaan

dengan kegiatan di sekolah. Dan kepala sekolah selalu santun dalam

berbahasa, mengayomi guru-guru di madrasah, serta kepala sekolah tidak

membeda-bedakan guru-guru yang mengajar di sekolah sehingga

komunikasi yang dilakukan antara kepala sekolah dengan guru berjalan

dengan baik.

3. Efektivitas Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah di SDN 36 Gedong Tataan

Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar yang dapat

menunjang keberlangsungan berbagai program dalam organisasi. Setiap

individu dalam sebuah instansi perlu menjalin kerja sama untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan serta mengembangkan komunikasi antar

personal. Komunikasi antar personal atau yang disebut juga komunikasi

interpersonal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering

(23)

Di SDN 36 Gedong Tataan, komunikasi interpersonal yang biasa

dilakukan kepala sekolah dengan guru yaitu terkait masalah

pengembangan diri dan sharing program kerja.22

Pengembangan kegiatan komunikasi dilakukan melalui kegiatan

komunikasi formal dan informal. Menurut kepala sekolah kegiatan

komunikasi formal yang dijalin dengan guru-guru yaitu seperti melalui

rapat-rapat koordinasi yang telah dijadwalkan setiap bulan dan rapat

penting yang biasanya dilakukan ketika ada keperluan yang mendesak.

Sedangkan aktivitas komunikasi informal terjadi ketika setiap individu

baik kepala sekolah maupun guru memiliki ide-ide, disaat kepala sekolah

mencari inspirasi serta ketika ada hal-hal (masukan) dari guru-guru untuk

kepala sekolah itu disampaikan diluar forum formal dengan suasana yang

lebih santai.23

Akan tetapi dengan keterbatasan waktu yang dimiliki kepala

sekolah, mengakibatkan minimnya intensitas dalam melakukan

komunikasi interpsersonal dengan guru. Sebagaimana informasi yang

didapatkan dari salah satu informan bahwa kepala sekolah kadang-kadang

saja melakukan komunikasi dengan guru karena beliau memiliki

kesibukan lain serta banyak melaksanakan tugas keluar sehingga sering

tidak berada di tempat (di sekolah). Namun, apabila kepala sekolah sedang

ada di sekolah beliau melakukan komunikasi dengan guru meskipun tidak

22

Risyanti, Guru PAI SDN 36 Gedong Tataan, Wawancara, Tanggal 5 September 2017, Pukul 14.01 WIB

23

(24)

selalu dan hanya kadang-kadang saja seperti mengobrol kemudian

mendatangi kelompok guru berdasarkan MGMP (Musyawarah Guru Mata

Pelajaran) untuk sekedar berbincang-bincang.24

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang

dijalin kepala sekolah dengan guru bersifat formal dan informal. Namun,

dengan berbagai kesibukan yang ada komunikasi bersifat informal yang

dijalin kepala sekolah masih belum optimal. Hal ini juga dirasakan peneliti

saat melangsungkan penelitian di tempat penelitian bahwa sulitnya

bertemu langsung dengan kepala sekolah diakibatkan oleh kesibukan

kepala sekolah yang mengharuskan kepala sekolah melaksanakan tugas

diluar sekolah.

Keterbukaan atau sikap terbuka sangat berpengaruh dalam

mengembangkankan komunikasi interpersonal yang efektif. Untuk

menciptakan komunikasi efektif tentu dibutuhkan kejelasan pesan agar

segala sesuatu terkait organisasi dapat diketahui secara clear

(gambalang/jelas) oleh seluruh anggota sehingga dapat menghindari salah

tafsir dalam mengartikan suatu hal serta dengan mengembangkan sikap

keterbukaan terhadap seluruh warga sekolah dapat menumbuhkan trust

(rasa percaya) pada setiap individu dalam organisasi. Kepala SDN 36

Gedong Tataan merupakan sosok pemimpin yang idealis sehingga segala

sesuatu terkait organisasi sekolah sering beliau sampaikan terhadap

guru-guru. Kepala sekolah juga tebilang update terhadap perkembangan

24

(25)

pendidikan, ketika ada informasi yang baru mengenai pendidikan, kepala

sekolah sering mengadakan pertemuan seperti rapat guru untuk

menyampaikan informasi tersebut.25

Tidak hanya update dalam menyampaikan informasi mengenai

perkembangan pendidikan saja, keterbukaan yang ditunjukkan kepala

sekolah dalam kepemimpinannya yaitu melalui kepemimpinan yang

demokratis. Dalam segala hal kepala sekolah SDN 36 Gedong Tataan

berusaha untuk selalu terbuka termasuk keterbukaan mengenai manajemen

keuangan sekolah.26

Terkait pengelolaan keuangan sekolah biasanya disampaikan pada

awal tahun pembelajaran dimana dijelaskan berapa pemasukan dari dana

BOS, dari siswa, kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk kegiatan KBM

(Kegiatan Belajar Mengajar) dan lain sebagainya yang kemudian dibahas

secara bersama-sama. Sikap terbuka lainnya yang selama ini kepala

sekolah lakukan dalam membangun komunikasi yang efektif yaitu dengan

bersedia membuka diri untuk menerima kritik dan saran dari bawahan

khususnya guru selama hal yang disampaikan tersebut rasional menurut

beliau dan untuk kemajuan organisasi sekolah.27

Dari hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa usaha kepala

sekolah dalam mengembangkan keterbukaan melalui kegiatan komunikasi

25

Ratri Eka Sari, Guru Mapel Bahasa Inggris SDN 36 Gedong Tataan, Wawancara, Tanggal 5 September 2017, Pukul 10.47 WIB

26

Heri Iswandi, Guru Kelas VI SDN 36 Gedong Tataan, Wawancara, Tanggal 5 September 2017, Pukul 09.17 WIB

27

(26)

kepala sekolah sudah dilakukan melalui sikap dan perilaku terbuka pada

berbagai hal mulai dari keterbukaan diri melalui kesediaan kepala sekolah

menerima kritik dan saran dari bawahan hingga transparansi mengenai

keuangan sekolah.

Begitupun dari hasil observasi yang dilakukan penulis dalam

kegiatan rapat koordinasi guru, kepala sekolah memang bersedia

menerima masukan-masukan yang disampaikan oleh guru dan dalam rapat

juga setiap guru diberikan selembaran kertas mengenai keuangan yang

membahas tentang jumlah uang trasport guru dan siswa.28

Dimensi keterbukaan kepala sekolah dalam mengembangkan

komunikasi interpersonal yang efektif menunjukkan rata-rata guru

berpendapat bahwa kepala sekolah selama ini efektif dalam melakukan

komunikasi secara terbuka terhadap guru. Artinya bahwa dalam

melakukan komunikasi interpersonal kepala sekolah selama ini dianggap

sangat baik keterbukaannya melalui cara pengadaan rapat, transparansi

mengenai keuangan, mau menerima kritik dan saran, memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada guru untuk bertanya apa yang ingin

diketahui guru terkait organisasi sekolah, memberikan evaluasi hasil kerja

guru dengan apa adanya, menyampaikan kebijakan secara langsung

meskipun melalui media komunikasi karena keterbatasan waktu yang

dimiliki kepala sekolah untuk melakukan komunikasi secara tatap muka.

28 Observasi

(27)

Empati Kepala Sekolah dalam Komunikasi Interpsonal Empati

merupakan salah satu sikap yang dibutuhkan dalam menciptakan

komunikasi interpersonal yang efektif. Kemampuan seseorang untuk

menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang sedang dihadapi orang

lain akan membantu menumbuhkan suasana hubungan komunikasi yang

menimbulkan saling pengertian dan penerimaan. Rasa empati akan

meningkatkan kemampuan seseorang untuk dapat memahami apa yang

menjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan dan kesenangan orang lain.

Salah satu sikap dan perilaku yang dapat menumbuhkan rasa empati yaitu

dengan kemampuan dan kemauan seseorang untuk dapat mendengarkan

atau mengerti terlebih dahulu sebelum didengarkan dan dimengerti oleh

orang lain. Hal tersebut juga disadari oleh kepala SDN 36 Gedong Tataan

bahwa perlu menunjukkan rasa empati melalui kesediaannya sebagai

atasan untuk mendengarkan, merasakan keluhan-keluhan bawahan,

kemudian menunjukkan rasa empati tersebut secara verbal maupun

nonverbal seperti dari mimik muka, sikap dan perilaku yang ditampilkan.29 Dari hasil pengamatan dalam rapat, pada dasarnya memang kepala

sekolah bersedia untuk mendengarkan berbagai keluhan yang dihadapi

guru dan memberikan respon atas masalah yang disampaikan guru. Akan

tetapi menurut salah satu informan, terkadang guru malas untuk

mendiskusikan permasalahan kepada kepala sekolah dikarenakan

kesibukan kepala sekolah sehingga sulit memiliki waktu luang

29

(28)

tengah kesibukannya.30 Tidak cukup dengan kesediaan untuk mendengar dan menanggapi kendala yang dihadapi. Dalam menjalin komunikasi

interpersonal yang efektif melalui rasa empati dibutuhkan kemampuan

kepala sekolah agar dapat memahami kebutuhan dan harapan dalam sikap

dan perilaku lain seperti pemberian motivasi disaat guru dalam keadaan

sulit. Dari hasil wawancara terdapat beberapa guru yang memberikan

persepsi bahwa kepala sekolah dari segi kualitas, idealis dan sebagainya

memang bagus, kejujuran teruji, namun dalam menunjukkan rasa empati

terhadap guru masih kurang.31 Rasa empati dalam menciptakan komunikasi interpersonal yang efektif dirasa masih kurang karena dalam

menunjukkan rasa empati terhadap guru, kepala sekolah masih melihat

secara personal seperti ketika ada guru yang terkena musibah, kepala

sekolah masih kurang memberikan perhatian apabila guru yang terkena

musibah tersebut bukanlah orang yang dekat dan dianggap penting namun

sebaliknya ketika orang yang terkena musibah atau kesulitan tersebut

merupakan orang yang dekat dan sangat penting bagi kepala sekolah maka

kepala sekolah akan memprioritaskan dan memberikan perhatiannya.32 sejalan dengan penuturan informan dalam wawancara bahwa

kepala sekolah masih kurang dalam memenuhi kebutuhan dan harapan

guru sebagai makhluk sosial yang terkadang membutuhkan suatu perhatian

30

Heri Iswandi, Guru Kelas VI SDN 36 Gedong Tataan, Wawancara, Tanggal 5 September 2017, Pukul 09.17 WIB

31

Supraptiasih Guru Kelas V SDN 36 Gedong Tataan, Wawancara, Tanggal 5 September 2017, Pukul 10.17 WIB

32

(29)

dari atasan. Akan tetapi, jika melihat kembali pada aktivitas yang dimiliki

kepala sekolah memungkinkan kurangnya pemberian perhatian kepada

guru dapat disebabkan karena kesibukan kepala sekolah yang memiliki

banyak kegiatan diluar jabatannya sebagai pemimpin organisasi sekolah,

karena dari hasil penuturan kepala sekolah dalam wawancara, beliau

menyadari dan mengetahui bagaimana komunikasi seharusnya yang

dilakukan terhadap bawahan melalui rasa empati. Oleh karenanya, dapat

disimpulkan bahwa empati kepala sekolah sudah cukup efektif atau cukup

baik dengan kesediaan kepala sekolah dalam mendengarkan dan

menanggapi pesan yang disampaikan guru, namun masih terdapat

kekurangan pada keterbatasan waktu yang dimiliki kepala sekolah

sehingga pemenuhan kebutuhan guru yang mengharapkan kepala sekolah

dapat menunjukkan empatinya disaat guru sedang terpuruk seperti keadaan

guru yang sedang mengalami musibah belum tercapai secara optimal.

Aspek ketiga yang harus diperhatikan dalam menciptakan

komunikasi efektif yaitu melalui pemberian dukungan atau pengobaran

semangat dari komunikator terhadap komunikan untuk ikut serta

berpartisipasi dalam komunikasi sehingga situasi yang terbuka untuk

mendukung komunikasi berlangsung efektif. Apabila kita meninjau ulang

pembahasan mengenai keterbukaan kepala sekolah dalam melaksanakan

komunikasi interpersonal, sedikitnya sudah tergambar bagaimana kepala

sekolah memberikan dukungan dalam komunikasi interpersonal salah satu

(30)

menyampaikan kritik dan saran, hal ini menunjukkan bahwa dengan

kesediaan kepala sekolah untuk membuka diri merupakan suatu sikap

mendukung (supportiveness) terhadap guru agar berpartisipasi dalam

pembentukan komunikasi yang efektif. Dukungan dalam komunikasi juga

dapat dilakukan melalui perilaku suportif seperti mengajak anggota

organisasi untuk bekerjasama memecahkan masalah, menetapkan tujuan

dan memutuskan bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut secara

bersama-sama. Sikap suportif seperti ini sudah diterapkan oleh kepala

SDN 36 Gedong Tataan dalam mengembangkan komunikasi efektif

karena dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis, sikap dan perilaku

tersebut diaplikasikan kepala sekolah ketika rapat bersama guru. Dalam

kegiatan rapat permasalahan yang ada dipecahkan bersama-sama dengan

memberikan kesempatan kepada guru untuk menyampaikan ide dan

masukan. Kemudian menurut penuturan kepala sekolah bahwa dalam

membuat peraturan-peraturan sekolah semua anggota dilibatkan kecuali

dalam keadaan darurat.33 Pemberian dukungan kerja dari kepala sekolah melalui komunikasi memang luar bisa. Ini dapat dilihat dari cepatnya

pemberian informasi mengenai program pendidikan dan keharusan

melaksanakannya. Selain itu, respon kepala sekolah yang positif terhadap

program yang diajukan guru kepada kepala sekolah selama itu bersifat

positif untuk kemajuan bersama dengan mempertimbangkan kemampuan

dan keterbatasana organisasi untuk melakukan program tersebut

33

(31)

merupakan sikap suportif (dukungan) lainnya yang dilakukan kepala

sekolah.34

Dari hasil wawancara yang didukung oleh data observasi dapat

disimpulkan bahwa dukungan yang ditumbuhkan kepala sekolah dalam

mengembangkan komunikasi interpersonal yang efektif sudah baik dan

dilakukan melalui cara pemberian bimbingan profesional terhadap guru

seperti membimbing dan mengarahkan guru untuk meningkatkan prestasi

kerja dan membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi guru

terkait program kerja serta pemberian dorongan terhadap guru untuk ikut

serta terlibat dalam kegiatan komunikasi dengan memberikan kesempatan

kepada guru untuk menyampaikan ide dan masukan, mengikut sertakan

guru dalam pengambilan keputusan serta membuka diri menerima kritik

dan saran dengan posotif.

suatu perasaan positif dalam situasi komunikasi amat bermanfaat

untuk mengefektifkan kerjasama. Dalam lingkungan SDN 36 Gedong

Tataan tegur sapa merupakan sikap positif yang ditunjukan setiap

warganya baik dari atasan kepada bawahan begitupun sebaliknya. Selain

itu menurut kepala sekolah sikap dan perilaku positif yang dapat dibangun

melalui komunikasi dengan guru yaitu kadang kala dalam bentuk

pemberian pujian dan reward ketika guru meraih prestasi, memberi

pemakluman ketika guru gagal dalam melaksanakan program sekolah tapi

34

(32)

juga memberikan support, serta pemberian maaf dalam keadaan bersalah.35 Dengan cara memotivasi guru-guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM) dan mendorong guru-guru untuk terus melanjutkan pendidikan ke

jenjang yang lebih tinggi agar dapat menjadi guru yang profesional

merupakan salah satu bentuk perilaku positif yang dilakukan kepala

sekolah selama ini.36 Namun dalam pelaksanaan komunikasi interpersonal yang efektif pada aspek sikap dan perilaku positif yang ditunjukkan kepala

sekolah masih dirasa kurang oleh informan lainnya yaitu pada cara kepala

sekolah mengapresiasi hasil kerja guru, dimana apresiasi yang diberikan

hanya pada hal-hal atau hasil kerja yang memang sangat terlihat

keberhasilannya. Akan tetapi diharapkan juga kepala sekolah dapat

memberikan apresiasi terhadap hasil kerja guru yang belum maksimal

menurut kepala sekolah agar guru tidak merasa sia-sia dalam

melaksanakan tugasnya.37 Kemudian dengan keterbatasan waktu yang dimiliki kepala sekolah terkadang kepala sekolah juga lupa memberikan

reward kepada guru yang memiliki prestasi.38 Sejalan dengan pemaparan di atas dapat dilihat pula hasil angket mengenai persepsi guru secara

keseluruhan terhadap sikap positif yang dilakukan kepala sekolah di SDN

36 Gedong Tataan sebagai bahan penguat dari hasil wawancara di atas.

35

Siaga Dewi, Kepala SDN 36 Gedong Tataan, Wawancara, Tanggal 4 September 2017, Pukul 9.34 WIB

36

Ratri Eka Sari, Guru Mapel Bahasa Inggris SDN 36 Gedong Tataan, Wwancara, Tanggal 5 September 2017, Pukul 10.47 WIB

37

Heri Iswandi, Guru Kelas VI SDN 36 Gedong Tataan, Wawancara, Tanggal 5 September 2017, Pukul 09.17 WIB

38

(33)

Dari hasil wawancara di atas, dimensi kepositifan kepala sekolah

dalam komunikasi interpersonal masih terdapat beberapa sikap positif

kepala sekolah yang belum optimal dalam mengembangkan komunikasi

yang efektif.

Kesamaan merupakan sikap memperlakukan orang lain secara

horizontal dan demokratis sehingga tidak mempertegas suatu perbedaan

pada diri setiap individu. Aspek ini adalah salah satu aspek yang dapat

mendukung berkembangnya komunikasi interpersonal yang efektif,

dengan menempatkan diri setara dengan orang lain dapat membangun

komunikasi secara dua arah serta dapat menciptakan hubungan yang akrab

dan nyaman. Pada dasarnya dalam suatu organisasi sekolah perbedaan

antara atasan dan bawahan tidak dapat dihindari oleh setiap individu di

dalamnya karena organisasi sekolah merupakan organisasi struktural.

Yang selama ini dirasakan oleh guru SDN 36 Gedong Tataan, apabila

kegiatan komunikasi dengan kepala sekolah berada pada ranah formal atau

kedinasan maka komunikasi yang terjalin pasti tetap ada unsur perbedaan

sebagai atasan dan bawahan, sedangkan pada kegiatan komunikasi secara

informal kepala sekolah SDN 36 Gedong Tataan dapat memposisikan diri

layaknya seorang teman.39 Tetapi, meskipun unsur perbedaan sebagai atasan dan bawahan melekat pada kegiatan komunikasi interpersonal

secara formal, namun komunikasi yang dilakukan antara guru dan kepala

39

(34)

sekolah biasanya tetap dalam suasana hangat dan kekeluargaan.40 Selama ini dalam menjalin komunikasi melalui unsur kesamaan, kepala sekolah

SDN 36 Gedong Tataan melakukannya dengan mengupayakan seluruh

warga memiliki hak yang sama dalam memajukan dan mewujudkan tujuan

organisasi, seperti dalam kegiatan rapat seluruh anggota memiliki hak pilih

dan dipilih, contoh lainnya yaitu pada perumusan anggaran juga dilakukan

secara transparan dan semua pihak berhak untuk mengajukan anggaran.41 Ini berarti bahwa kepala sekolah berusaha untuk demokratis dalam

kepemimpinannya dan adapun jurang pemisah dalam kegiatan komunikasi

itu didasari karena organisasi sekolah merupakan organisasi struktural

yang dalam kegiatannya tidak akan terlepas dari status jabatan sebagai

atasan dan bawahan.

Arti dari audible adalah dapat didengar, maksud audible disini

yaitu terkait kemampuan kepala sekolah dalam melakukan komunikasi.

Jika melihat pada profil kepala sekolah di atas, kepala sekolah SDN 36

Gedong Tataan memiliki banyak pengalaman baik berupa pengalaman

bekerja, pengalaman menjadi bagian dari organisasi, pengalaman

mengikuti berbagai pelatihan dan seminar serta sebagaimana yang

disampaikan para guru bahwa latar belakang pendidikan S-1 (Strata Satu)

di IAIN Raden Intan yang sekarang adalah UIN Raden Intan Lampung.

Dengan latar belakang pendidikan dan keaktifan kepala sekolah dalam

40

Heri Iswandi, Guru Kelas VI SDN 36 Gedong Tataan, Wawancara, Tanggal 5 September 2017, Pukul 09.17 WIB

41

(35)

mengikuti berbagai kegiatan tentunya kepala sekolah memiliki

kemampuan komunikasi yang baik. Begitupun dengan para guru yang

sudah menamatkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi S-1 (Strata

Satu) harus dapat berkomunikasi dengan baik karena semakin tinggi

pendidikan yang dijalani maka akan semakin banyak pengalaman dalam

mengasah kemampuan berkomunikasi. Dari hasil pengamatan penulis

pada saat rapat dan ketika melakukan wawancara, kepala sekolah memiliki

kemampuan berkomunikasi yang sangat baik. Kemampuan tersebut dapat

dilihat dari penggunaan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti ketika

kepala sekolah menyampaikan suatu pesan terhadap komunikan. Hasil

pengamatan tersebut sejalan dengan persepsi informan dalam wawancara

bahwa kepala sekolah merupakan orang yang komunikatif atau orang yang

mampu melakukan komunikasi baik secara langsung dalam arti tatap muka

maupun menggunakan media komunikasi.42 Kemudian kemampuan komunikasi yang baik ditunjukkan tidak hanya melalui komunikasi verbal

namun komunikasi nonverbal seperti melakukan sapaan dengan berjabat

tangan dan memberikan senyuman disaat bertemu dengan guru.43 Sejalan dengan hasil wawancara dan observasi, dapat digambarkan bahwa rata-rata

guru berpendapat bahwa kepala sekolah memiliki kemampuan

berkomunikasi yang sangat baik.

42

Supraptiasih Guru Kelas VI SDN 36 Gedong Tataan, Wawancara, Tanggal 5 September 2017, Pukul 10.17 WIB

43

(36)

Humble atau rendah hati adalah unsur yang dapat menumbuhkan

sikap dan perilaku saling menghargai terhadap orang lain. Sikap humble

biasanya tercermin dari sikap seseorang yang tidak meremehkan orang

lain, lemah lembut, tidak angkuh, berani mengakui kesalahan dan mau

memaafkan orang lain. Dalam hubungan secara personal kepala sekolah

SDN 36 Gedong Tataan merupakan orang yang humble atau rendah hati.

Hal tersebut ditunjukkan kepala sekolah melalui sikap tegas dan bijaksana

terhadap apa yang disampaikan baik kritikan atau sebuah saran dari

bawahan selama masukan tersebut bersifat positif serta kepala sekolah

tidak segan untuk meminta maaf apabila kepala sekolah memiliki

kesalahan kepada bawahannya.44 Hal tersebut juga diakui oleh informan lainnya bahwa dengan kerendahan hati dan kebaikan kepala sekolah

bahkan terkadang kesalahan yang dilakakukan oleh guru dianggap

kesalahan dirinya sendiri.45 Sikap humble kepala SDN 36 Gedong Tataan dapat dilihat juga dari sikap dan perilaku yang ditunjukkan saat rapat

berlangsung yaitu kepala sekolah tidak menunjukkan sikap benar sendiri,

memutuskan suatu hal secara bersama-sama dengan manampung berbagai

masukan dari guru sehingga dapat menghasilkan suatu keputusan yang

disepakati bersama. Hal ini tentu menggambarkan sikap dan perilaku

kepala sekolah yang tidak angkuh dan tidak meremahkan bawahannya.

44

Supraptiasih Guru Kelas VI SDN 36 Gedong Tataan, Wawancara, Tanggal 5 September 2017, Pukul 10.17 WIB

45

(37)

Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi berjalannya

suatu kegiatan organisasi. Komunikasi akan berjalan dengan baik apabila

faktor pendukung yang ada dapat dioptimalkan. Hasil wawancara tidak

menemukan penolakan guru terhadap komunikasi interpersonal yang

dilakukan kepala sekolah. Kenyataan ini menunjukan pentingnya

komunikasi interpersonal yang selama ini dilakukan kepala sekolah.

Menurut keterangan Ibu Dewi selaku kepala sekolah mengatakan bahwa,

faktor pendukung pelaksanaan komunikasi interpersonal antara lain:

“adanya rasa kebersamaan antara kepala sekolah dengan guru, tersedianya

alat komunikasi, serta loyalitas dan dedikasi dari masing-masing guru

tentunya juga membantu pelaksanaan komunikasi interpersonal.46

Sejalan dengan pendapat tersebut, Bapak Heri Iswahyudi

berpendapat, “faktor pendukung pelaksanaan komunikasi interpersonal

antara lain keterbukaan dari masing-masing pihak baik dari kepala sekolah

maupun dari guru dan hubungan yang baik pula serta media atau alat

komunikasi yang sudah tersedia misalnya telepon, laptop sebagai

pendukung dalam penyampaian informasi (e-mail, media sosial).47

Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru dapat

diketahui faktor-faktor pendukung dalam pelaksanaan komunikasi

interpersonal di SDN 36 Gedong Tataan sebagai berikut :

46

Siaga Dewi, Kepala SDN 36 Gedong Tataan Pesawaran, Wawancara, Tanggal 4 September 2017

47

(38)

a. Adanya rasa keterbukaan antara kepala sekolah dengan guru, dalam

artian jika ada masalah dalam pekerjaan dapat dipecahkan secara

bersama-sama.

b. Media komunikasi yang sudah tersedia

Meskipun kepala sekolah dengan guru berada pada tempat yang

berjauhan namun tetap dapat berkomunikasi, salah satunya

menggunakan fasilitas telepon (telepon rumah, telepon genggam).

c. Sumber daya guru yang memadai

Sumber daya guru yang dimaksud adalah kemampuan guru untuk

menyelesaikan pelaksanaan perintah dalam hal penerimaan informasi

dan intruksi yang diberikan oleh pimpinan.

d. Loyalitas dan dedikasi guru

Loyalitas dan dedikasi yakni melakukan pekerjaan yang bersumber

pada visi, misi dan tujuan sekolah. Dedikasi dan loyalitas tidak

diberikan secara personal akan tetapi pada lembaga/sekolah.

Namun perlu diperhatikan, kenyataan ini bukan berarti tidak ada

hambatan dalam pelaksanaan komunikasi interpersonal. Menurut

keterangan Ibu Dewi selaku kepala sekolah menyatakan

bahwa,”keterbatasan waktu kosong/luang, benturan waktu menjadi faktor

(39)

mengajar penuh sehingga menyebabkan minimnya pertemuan yang

terjadi.48

Sejalan dengan pendapat tersebut, Bapak Wahyudi berpendapat

bahwa, “faktor penghambat komunikasi interpersonal disekolah ini yaitu

adanya benturan waktu dari masing- masing pihak baik itu kepala sekolah

maupun guru-guru. Karena setiap personil memiliki waktu tugas yang

berbeda. Seperti halnya antara guru satu dengan guru yang lain belum

tentu mengajar di kelas pada jam yang sama.49

Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru dapat

diketahui faktor penghambat pelaksanaan komunikasi interpersonal di

SDN 36 Gedong Tataan antara lain :

a. Hambatan waktu

Sulit mencari waktu yang sesuai karena terdapat beberapa guru yang

mengajar juga di sekolah lain.

b. Hambatan pekerjaan

Baik kepala sekolah maupun guru memiliki kesibukan masing-masing

sehingga minimnya komunikasi interpersonal yang dilakukan.

Hambatan atau kendala yang terjadi dalam pelaksanaan

komunikasi interpersonal seringkali berdampak pada kelancaran

aktivitas organisasi.

48

Siaga Dewi, Kepala SDN 36 Gedong Tataan Pesawaran, Wawancara, Tanggal 4 September 2017

49

(40)

Menurut keterangan Ibu Dewi selaku kepala sekolah menyatakan

bahwa, “ upaya yang dilakukan guna mengatasi hambatan pelaksanaan

komunikasi interpersonal yaitu dengan menciptakan suasana komunikasi

yang rileks antara kepala sekolah dan guru sehingga akan memberikan

kelancaran baik itu dalam penyelesaian tugas maupun hubungan

interpersonal. Selain itu kami juga mengutamakan untuk menerima guru

yang belum/tidak mengajar di sekolah lain sehingga lebih fokus dalam

membagi waktu.50

Sejalan dengan pendapat tersebut, Ibu Risyanti selaku guru PAI

menyatakan upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan komunikasi

interpersonal yaitu, “dengan mengadakan komunikasi terbuka antara

kepala sekolah dengan guru sehingga rasa nyaman akan muncul dari kedua

belah pihak. Apabila hubungan tersebut sudah ada, maka untuk

meluangkan waktupun akan lebih mudah karena adanya rasa

kekeluargaan.51

Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dengan guru di SDN

36 Gedong Tataan dapat diketahui upaya yang dilakukan kepala sekolah

dalam mengatasi hambatan pelaksanaan komunikasi interpersonal

diantaranya :

a. Adanya upaya yang berkesinambungan dari kepala sekolah untuk

menciptakan suasana yang rileks dan terbuka dengan para guru.

Misalnya dengan melakukan komunikasi yang ringan dan humor.

50

Siaga Dewi, Kepala SDN 36 Gedong Tataan Pesawaran, Wawancara, Tanggal 4 September 2017

51

(41)

b. Kepala sekolah lebih mengutamakan menerima guru yang mampu

mengajar penuh di sekolah agar waktu yang tersisa dapat digunakan

untuk melakukan hubungan interpersonal dengan sesama guru,

kepala sekolah dan anggota sekolah.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan beberapa hal yang berkaitan

dengan implementasi komunikasi kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja

guru di SDN 36 Gedong Tataan, yaitu mengenai implementasi komunikasi

yang dilakukan merupakan kepetingan yang sangat mendasar dan sudah

membawa perubahan. Dalam penelitian ini ada 3 (tiga) temuan yang bisa

diuraikan, yaitu:

1. Pola Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dengan Guru Secara Lisan di SDN 36 Gedong Tataan

Komunikasi lisan adalah komunikasi dengan mengucapkan kata-kata

secara lisan dan langsung kepada lawan bicaranya, komunikasi lisan dapat

dilakukan pada kondisi para personal/individu berhadapan langsung, atau

tidak langsung.

Komunikasi lisan secara langsung adalah komunikasi yang

dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling bertatap muka secara

langsung dan tidak ada jarak atau peralatan yang membatasi mereka.

Komunikasi lisan ini terjadi pada saat dua orang atau lebih saling berbicara/

(42)

Komunikasi lisan yang tidak langsung adalah komunikasi yang

dilakukan dengan perantara alat seperti telepon, handphone, dan lain

sebagainya karena adanya jarak dengan si pembicara dengan lawan bicara.

Komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan guru

dilakukan dengan bertatap muka dan percakapan langsung mengenai

hal-hal keseharian berkaitan dengan proses pembelajaran dan kinerja

guru.selain komunikasi langsung, kepala SDN 36 Gedongtataan juga

menggunakan bahasa isyarat dan gerak tubuh dalam berkomunikasi.

Komunikasi lisan antara lain pada saat menyampaikan sosialisasi

terkait dengan adanya K13 yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam

meningkatkan kinerja guru. Komunikasi juga dilakukan secara formal dan

nonformal, dalam kegiatan rapat yang dilakukan oleh kepala sekolah

dengan guru-guru yang membahas tentang keharmonisan hubungan,

keterjalinan komunikasi yang harus dijaga, keamanan secara psikologis,

kemanan fisik, partisipasi, serta kolaborasi yang harus dilakukan di dalam

lingkungan sekolah. Adanya komunikasi langsung yang dilakukan oleh

kepala sekolah dengan guru-guru yang mengajar di SDN 36 Gedong

Tataan, terutama dalam masalah tanggung jawab guru untuk

menyelesaikan administrasi kelas, tanggung jawab guru dalam

menyelesaikan perangkat pembelajaran.

Pola komunikasi yang terjalin antara kepala sekolah dan guru

berdasarkan hasil wawancara dan observasi ditemukan bahwa masih ada

(43)

meningkatkan kemampuan dalam menggunakan fasilitas penunjang

pembelajaran.

Komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam

mengupayakan peningkatan mutu guru-guru SDN 36 Gedong Tataan

adalah dengan menghimbau guru-guru agar menyelesaikan

administrasinya seperti perangkat pembelajaran, memperhatikan

kedisiplinan guru-guru dalam kehadiran, dan juga melakukan evaluasi

terkait dengan peningkatan kinerja dari masing-masing guru bidang studi.

Pada temuan yang didapat, dari 13 orang guru 100% guru yang sudah

menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam menyelesaikan

administrasi kelas yaitu RPP. Dan dalam hal kedisiplinan dari

masing-masing guru sudah 95% memiliki tingkat kehadiran yang baik, hal ini

dilihat dari daftar hadir guru dan juga hasil wawancara yang dilakukan

oleh beberapa pihak yang terkait, serta mengenai hasil evaluasi yang

dilakukan guru setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal tersebut

terlihat dari hasil studi dokumen yang menunjukkan bahwa hasil belajar

siswa yang meningkat untuk masing-masing bidang studi. Walaupun

masih ada bidang studi yang belum mencapai nilai yang dianggap belum

memuaskan, namun dapat dikatakan dari masing-masing guru bidang studi

sudah memiliki kinerja yang baik dalam mengajar.

Dari pernyataan yang disampaikan, diketahui bahwa kepala

sekolah selalu berupaya untuk bersifat terbuka mengenai informasi yang

(44)

interaksi di antara orang- orang yang tergabung dalam suatu organisasi

tidak pernah ada komunikasi. Komunikasi menjadi sangat penting karena

merupakan aktivitas tempat pimpinan mencurahkan waktunya untuk

menginformasikan sesuatu dengan cara tertentu kepada seseorang atau

kelompok orang. Dengan adanya komunikasi, maka fungsi manajerial

yang berawal dari fungsi perencanaan, implementasi dan pengawasan

dapat dicapai. Komunikasi tergantung pada persepsi, dan sebaliknya

persepsi juga tergantung pada komunikasi. Persepsi meliputi semua proses

yang dilakukan seseorang dalam memahami informasi mengenai

lingkungannya.

Baik buruknya proses komunikasi tergantung persepsi

masing-masing orang yang terlibat di dalamnya. Ketidaksamaan pengertian antara

penerima dan pengirim informsi akan menimbulkan kegagalan

berkomunikasi. Begitu juga komunikasi yang dilakukan oleh kepala

sekolah kepada guru-guru yang dibinanya, terlebih lagi perkembangan

zaman semakin hari semakin tinggi tingakat teknologinya. Perkembangan

teknologi komunikasi yang sangat cepat, tidaklah mengurangi arti

pentingnya komunikasi di antara orang yang tergabung dalam organisasi.

Komunikasi antara orang dengan orang tidak selalu tergantung pada

teknologi, akan tetapi tergantung dari kekuatan pada diri orang dan dalam

lingkungannya.

Komunikasi merupakan suatu proses interaksi antara orang itu

(45)

(message) melalui jalur tertentu (medium), kemudian ditangkap oleh

penerima (receiver) dan bila memungkinkan menjadi umpan balik

(feedback) kepada komunikator. Dalam hal ini, komunikasi yang

dilakukan oleh kepala sekolah kepada guru untuk meningkatkan kinerja

guru di SDN 36 Gedong Tataan dilaksanakan dengan menggunakan

prinsip komunikasi keIslaman, yaitu dengan cara memberikan kesempatan

kepada para guru untuk selalu berkomunikasi secra langsung sebelum

keputusan diambil, mendengarkan terlebih dahulu masukan-masukan yang

positif dari berbagai pihak.

Pendekatan hubungan antar manusia berkembang sebagai reaksi

terhadap perhatian eksklusif faktor fisik dalam mengukur keberhasilan

suatu organisasi. Salah satu asumsi dasar dari pendekatan-pendekatan

hubungan antar manusia adalah kenaikan kepuasan kerja yang akan

mengakibatkan kenaikan produktif.52 Dalam Alquran terdapat banyak petunjuk, cara untuk berkomunikasi yang baik, dalam surah Al-Kahf ayat

18:













Gambar

Table 2 Keadaan Guru dan Pegawai
Table 3 Sarana dan Prasarana di SDN 36 Gedong Tataan

Referensi

Dokumen terkait

Pada bagian Bidang Tenaga Kerja yang terdapat di Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Sleman memiliki SDM atau jumlah pegawai menurut golongan dan

Pendidik sudah memiliki kemampuan dalam menggunakan teknologi namun, pendidik belum mencoba menggunakan media berbasis teknologi di dalam pembelajaran bahasa

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh aterogenik yang diberikan kepada tikus sprague dawley terhadap tanda awal keradangan yang muncul pada tunika

Angga Verdicha Septiyandi, Pengaruh Motivasi Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Keputusan Memilih Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) Besar kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Boyolali, (2) besar tingkat kontribusi laba BUMD terhadap

dengan teman), maka sudah siap untuk diterapkan di kelas. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam perencanaan adalah :. a) Menulis jadwal penelitian dan tempat pelaks anaan. b)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan daerah Kota Bandar Lampung berdasarkan rasio efektivitas, kemandirian dan desentralisasi

1. Sejarah Berdirinya Minimarket Adijaya Teluk Kabupaten Jepara Berawal dari keinginan Bapak Mas’adi untuk berdikari, pada tahun