13
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Program Sebelumnya
Pada kesempatan kali ini penulis berkesempatan untuk membuat sebuah program features yang bertujuan untuk mengedukasi khalayak tetapi tidak menghilangkan unsur hiburannya. Features tidak jauh berbeda dengan soft news. Dalam cara pembuatan sebuah program features tidak jauh berbeda dengan membuat berita televisi, hanya saja karena features bukan informasi yang harus dengan cepat disajikan agar informasinya tidak basi, maka membuat features dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Features yang penulis pilih adalah features how to do it (feature kiat). Pada hakikatnya features berbeda dengan program berita, features memberikan penekanan yang lebih besar pada fakta-fakta yang unik, fakta yang mungkin merangsang emosi (menghibur, memunculkan empati, disamping tetap tidak meninggalkan unsur informatifnya). Fungsi program features televisi mencakup lima hal berikut :
- Sebagai pelengkap sekaligus variasi program berita. Tanpa features, program berita terkesan monoton, harus ada strategi menjaga kesinambungan pemirsa untuk tetap menonton berita secara utuh.
- Memberikan informasi tentang suatu situasi, keadaan atau peristiwa yang telah terjadi dari prespektif jurnalis dengan pendekatan human interest yang dominan. Informasi yang disajikan berita sangat formal dan hanya menunjuk pada hal-hal yang sifatnya penting sekali. Namun, features sebaliknya, serpihan informasi ringan, unik, menyentuh perasaan, dan terperinci yang belum terangkat pada program berita menjadi materi berharga dalam kisah features yang berbobot, karena pemirsa membutuhkan informasi tersebut. - Memberikan hiburan atau sarana rekreasi dan pengembangan imajinasi yang
menyenangkan. Fungsi menghibur senantiasa melekat pada setiap bentuk media. Pemirsa membutuhkan program televisi karena terdesak akan hiburan untuk mengembangkan imajinasi bagi keseimbangan kejiwaannya dalam segala tingkatan usia.
- Sebagai wahana pemberi nilai dan makna terhadap suatu keadaan atau peristiwa unik yang terlewatkan atau belum diketahui secara luas. Program
features selain melihat dari dimensi kuantitatif tetapi sekaligus member makna terhadap dimensi kualitatif.
- Sebagai sarana ekspresi yang paling efektif dalam memengaruhi pemirsa televisi. Dengan program berita, pemirsa akan mendapatkan aspek kognitif yaitu mendapatkan informasi pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran. Dengan program features pemirsa televisi akan dipengaruhi dari aspek afektif yaitu empati, perasaan, hati nurani, dan ketenangan. (Andi Fachrudin, 2012 : 222 – 226)
Karena banyaknya features yang disajikan baik pada televisi swasta maupun nasional maka pada point ini penulis akan membahas perbandingan antara program feature tugas karya akhir yang akan dibuat dengan program sebelumnya yang sudah tayang di televisi dengan konten dan jam tayang yang berbeda.
Tabel 2.1 Perbandingan Dengan Program Sebelumnya
NO JUDUL
PROGRAM ISI PROGRAM
PERBEDAAN PROGRAM
1. MTV ampuh
Program yang menyajikan beberapa urutan video clip dan host hanya menjelaskan informasi mengenai jalan cerita dari video clipnya.
Tidak ada narasumber dan tidak ada bincang-bincang mengenai alat music dan tutorial mengenai pembelajaran tutorial
pembelajaran dasar-dasar alat music.
2. Break Out
Program yang menyajikan video clip dari Indonesia dan mancanegara serta bincang-bincang antar dua host seputar profile artis yang video clip dan penyampaiannya ringan
Ada narasumber namun, tidak ada bincang-bincang mengenai alat music dan tutorial
mengenai
NO JUDUL
PROGRAM ISI PROGRAM
PERBEDAAN PROGRAM terkadang menggunakan
dua bahasa (inggris dan Indonesia). Host dan narasumber band-band baru mengcover lagu.
pembelajaran dasar-dasar alat music.
2.2 Teori atau Konsep yang Berkaitan dengan Pembuatan Tugas Karya Akhir.
2.2.1 Teori Komunikasi Massa
Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yaitu media cetak dan elektronik. Komunikasi massa berasal dai pengembangan kata media of mass communication. Media massa atau saluran yang dihasilkan oleh teknologi modern. Hal ini perlu ditekankan sebab ada media yang bukan media massa. Maka jelas bahwa media massa menunjuk pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa apabila mencakup beberapa hal berikut :
- Komunikator dalam komunikasi massa mengndalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak luas.
- Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain.
- Pesan adalah milik public. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang.
- Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal sebagai jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Jadi komunikator tidak berasal dari seseorang melainkan lembaga.
- Komunikasi massa dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disampaikan melalui media massa.
- Umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda. ( Nurudin, M.Si., 2009 : 7 – 8).
2.2.2 Uses And Effect
Menurut Sendjaja, 2002, teori uses and effect pertama kali dikemukakan oleh Sven Windhal, 1979, merupakan sintesis antara pendekatan uses gratification dan teori tradisional mengenai efek. Konsep use ( penggunaan ) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media yang menyebabkannya, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan pemikiran tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Penggunaan media massa bisa memiliki banyak arti. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, dimana isi terkait harapan-harapan tertentu untuk dipenuhi. (Prof. Dr. H.M.Burhan Bungin, S.Sos.M.Si, 2006 : 291)
2.2.3 Teori Pembelajaran Sosial
Menurut Albert Bandura, teori ini menjelaskan bahwa pemirsa meniru apa yang mereka lihat di televisi. Pembelajaran sosial bahwa audience melakukan observasi terhadap apa yang disampaikan oleh media. (Ardianto, Komala, Karlinah 2004, p. 61)
Dalam proses pembelajaran sosial Albert Bandura menggagas bahwa media massa merupakan agen sosialisasi utama selain orang tua, keluarga, guru, sekolah, sahabat, dan seterusnya. Bandura membagi prosesnya ke dalam empat tahapan, yaitu :
- Proses perhatian (attention)
Pada tahapan ini seorang anak mengamati peristiwa seecara langsung atau tidak langsung. Peristiwa atau kejadian dapat saja berupa tindakan tertentu. Peristiwa yang menarik perhatian mereka adalah kejadian yang mudah diingat, sederhana, menarik, dan terjadi berulang-ulang.
- Proses mengingat (retention)
Dari tahapan perhatian terhadap peristiwa, seorang anak akan menyimpan peristiwanya ke dalam memorinya dalam bentuk
imajinasi atau lambang secara verbal sehingga menjadi ingatan yang sewatu-waktu dapat dipanggil kembali.
- Proses reproduksi motoris atau peniruan
Pada tahapan ini, anak menyatakan kembali pengalaman-pengalaman yang sebelumnya. Hasil ingatan tadi akan meningkat menjadi bentuk prilaku.
- Proses motivasional
Suatu motivasi sangat tergantung kepada peneguhan yang mendorong perilaku seorang anak kearah pemenuhan tujuan tertentu. Perilaku akan terwujud apabila ada nilai peneguhan. (Awas tayangan televisi, tayangan misteri dan kekerasan mengancam anak anda, drs. E. B. Surbaki, M.A. 2008, 144-145) Albert Bandura, kerap menghubungkan pembelajaran melalui pemerhatian dan peniruan. Dari proses pembelajaran, pelajar sering kali meniru perbuatan orang lain yang menarik perhatian mereka. Maka meniru adalah suatu cara seseorang dapat belajar. (psikologi sosial dalam pendidikan, yahya don, 2006 hal 11). Contoh pada program yang akan penulis buat “MusikaTalk” agar masyarakat dapat tertarik, terhibur dan meniru step by step dari tutorial yang terdapat pada salah satu sekmen yang akan memfokuskan pada tutorial pembelajaran alat musik.
2.3 Teori atau Konsep yang menjadi kaitan antara Tugas Karya Akhir dengan Penontonnya.
2.3.1 Proses Produksi Televisi
Bagaimanapun jika anda bagian dari nonteknis atau teknik personil dan juga tim produksi yang besar atau bekerja sendiri pastinya anda akan terlibat dalam satu dari tiga tahapan produksi yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi.
1. Praproduksi merupakan persiapan dan aktivitas sebelum anda benar-benar masuk ke studio atau lapangan di hari pertama dari kegiatan produksi. Biasanya terjadi ke dalam dua tahapan,
a. Tahapan pertama terdiri dari semua aktivitas yang penting untuk mengubah ide awal atau basic ke konsep pelaksanaan atau naskah (script).
b. Tahapan yang kedua semua detail-detail penting tahapan produksi, seperti lokasi, crew, dan semua alat-alat untuk produksi seperti single camera atau multi camera.
Dua tahapan tersebut merupakan hal yang sangat penting di dalam tahapan produksi.
2. Produksi, setelah anda membuka pintu studio untuk rehearsal atau sesi video recording, atau memuat sebuah camcorder ke dalam sebuah mobil untuk pengambilan gambar di lapangan. Anda sudah melakukan proses produksi. Kecuali untuk latihan, produksi melibatkan peralatan dan biasanya crew atau orang yang mengoperasikan peralatan. Ini mencakup semua aktivitas dimana sebuah peristiwa yang direkam video atau ditayangkan di televisi.
3. Pasca Produksi, aktivitas utama dari pasca produksi terdiri dari video dan audio editing. Dan juga terdiri dari pembenaran warna di video clip (misalkan, warna merah baju yang digunakan oleh aktor akan terlihat sama dari satu shoot ke shoot yang lain), pemilihan dari background musik, dan pembuatan dari efek audio khusus. Saat menggunakan single camera maka adegan direkam dengan satu demi satu adegan. Tahapan pasca produksi akan membutuhkan waktu lebih lama dari produksi lainnya. (zettl, 2011, p. 4)
2.3.2 Pengertian Features
Pembuat karya dalam kesempatan ini akan memproduksi program features. Features dapat dibilang softnews karena cara membuat features tidak jauh berbeda dengan membuat sebuah berita televisi. Namun karena features bukan informasi yang harus cepat disajikan, maka dalam membuat program features sangat fleksibel sesuai kebutuhan. (Fachruddin, 2012, p. 222)
2.3.3 Jenis-jenis Features
Ide dalam membuat features dapat diperoleh dari berbagai hal. Bisa dari kehidupan sehari-hari, lanjutan sebuah berita-berita yang aktual, profile
tokoh yang sedang hangant dibicarakan dan lain sebagainya. Berikut ini beberapa jenis features televisi :
- Features Kepribadian ( profile )
- Features Sejarah
- Features Petualangan
- Features Musiman
- Features Interpretatif
- Features Kiat ( petunjuk praktis ) - Features Ilmiah ( science )
- Features Perjalanan ( traveloque )
- Features Kuliner
- Features Minat Insani
2.3.4 Jenis Features yang dipilih Pembuat Karya
Pada kesempatan kali ini pembuat karya akan memilih jenis features Kiat (petunjuk praktis). Karena program yang akan kami buat memiliki segmen khusus untuk menuntun, mengajarkan dan melakukan sesuatu hal. Hal ini bertujuan untuk mengangkat unsur edukasi dalam program yang akan pembuat karya produksi.
2.3.5 Tahapan Pembuatan Features
Memproduksi sebuah program features harus memiliki kreatifitas yang tinggi karena features dimaksudkan untuk membuat pemirsa nyaman, menghibur dan memberikan informasi. Dalam membuat sebuah features dapat menyajikan fakta-fakta yang kuat dengan ide yang kreatif seperti percakapan, bercerita dan penuturan yang mengalir. Berikut ini proses pembuatan features :
1) Mencari Ide
Setelah mengetahui jenis-jenis features televise yang dapat diproduksi , selanjutnya bagaimana seorang produser ,mendapatkan bahan membuat features. Ide sebuah pembuatan program features dapat diambil dari :
- Pengalaman pribadi - Jaringan atau informan
- Menelaah media lain - Ide dipinggir jalan - Kehidupan sehari-hari
Setelah mendapatkan ide, mulailah dengan menentukan tema sebuah features yang ingin dibuat. Pada dasarnya semua masalah bisa diangkat menjadi features televise. Mulai dari masalah social, personal, politik, ekonomi dan budaya.
2) Membuat Perencanaan
Rujukan riset dilakukan untuk membuat kerangka rencana cerita atau proposal, treatment atau skrip, structure, daftar pertanyaan jadwal rencana peliputan shooting, wawancara, editing, mixing, dan lain-lain. Perencanaan features dapat dimulai dari rapat redaksi sebelum berita on air, untuk membahas informasi yang masuk sebagai bahan liputan berita kemudian dijabarkan treatment untuk dituangkan dalam proposal.
3) Structure
Structure membentuk kerangka features agar alur cerita menjadi jelas dan tersusun dengan baik. Membuat tahapan structure akan lebih nyaman dilakukan terlebih dahulu. Dimana sequence dan scene sejatinya akan mendasari setiap langkah produksi yang dilakukan structure relative fleksibel melihat perkembangan di lapangan.
4) Menyusun Daftar Pertanyaan
Features membutuhkan narasumber sebagai seorang yang memberikan informasi, untuk mengembangkan cerita pada program. Jika hanya mengandalkan data-data saja, akan semakin sulit dalam menngembangkan sebuah cerita. Jangan sesekali mengabaikan daftar pertanyaan atau bahkan tidak membuat sama sekali daftar pertanyaan untuk narasumber terutama tokoh. Ketika berhadapan dengan mereka , suasananya mungkin berbeda dan akan mempengaruhi konsentrasi jurnalis yang bisa saja gugup atau bahkan blank tanpa sadar begitu saja.
5) Menyiapkan Host/ Presenter Program
Mempersiapkan daftar pertanyaan oleh seorang jurnalis sangat penting untuk keperluan host yang akan memimpin jalannya sebuah program features. Seorang host yang cerdas akan cekatan membuat daftar pertanyaan sendiri akan tetapi seorang jurnalis yang professional akan membantu mengarahkan host agar tetap membuat pertanyaan sesuai garis besar dari tema yang sudah ditentukan.
6) Membuat Shooting List
Shooting list merupakan perkiraan gambar yang dibutuhkan sesuai dengan alur cerita yang sudah dibuat dalam proposal khususnya sinopsis. Maka Shooting list ini berisi catatan tentang urutan gambar yang akan kita rekam dengan kamera, seperti lokasi peristiwa, wawancara, dan keseharian seorang narasumber yang berkaitan dengan materi program.
7) Menyiapkan Jadwal Shooting
Setelah membuat shooting list begitu banyak lokasi, angel, komposisi, janjian wawancara, suasana ramai, tenang, cuaca dan lain sebagainya yang harus dijadwal berdasarkan skala prioritas. Patokannya adalah berdasarkan gambar yang paling penting dengan pertimbangan waktu shooting, suasana yang mendukung dan perjanjian wawancara dengan narasumber features yang akan diproduksi.
8) Menyiapkan Perlengkapan
Berbekal proposal, structure, shooting list, jadwal shooting, surat izin, dan lain sebagainya yang dibutuhkan, maka mengambil gambar bisa segera dilaksanakan. Adapun untuk perlengkapan shooting yang paling penting adalah dimulai dari kamera. Jenis kamera apa yang digunakan, lalu dipastikan apakah sudah berfungsi dengan baik untuk merekam gambar. Memeriksa peralatan kamera, sistem perekamnya termasuk kaset atau memory card , baterai, mikrofon, tripod, kabel, dan lampu darurat untuk wawancara jika cahaya yang sudah ada masih kurang.
9) Mengambil Gambar Features
Mengambil gambar televisi akan mulus prosesnya bila berdasarkan shooting list yang telah dijabarkan. Kelincahan, pengamatan yang peka terhadap lokasi yang diliput, dan kecerdikan juru kamera sangat diandalkan untuk mengumpulkan kebutuhan gambar. Walaupun sudah mendapatkan surat izin, tidak akan mudah mendapatkan gambar dilokasi yang jarang atau baru pertama kali didatangi.
10) Menyusun Gambar dan Menulis Narasi
Alangkah baiknya dalam menyusun gambar setiap jurnalis mendampingi editor dan menulis naskah featuresnya sendiri, karena seorang jurnalis yang meliput adalah orang yang paling mengerti kondisi sebenarnya. Editor harus diberikan kesempatan mempelajari dahulu data-data penting tersebut beberapa saat sambil dijelaskan.
Jangan pernah mencampuradukan suara atau bunyi yang dibuat-buat seolah asli dari narasumber atau peristiwa, misalnya kejadian bom Bali. Sebaiknya menggunakan natural sound yang dominan, ilustrasi musik hanya pengiring ketika jeda antara setiap scene yang benar-benar diperlukan.
2.3.6 Tahapan Editing
Setiap kegiatan pasti melalui beberapa tahapan yang sudah ditentukan. Seperti dalam memproduksi sebuah program acara televisi termasuk features yang selalu melalui tahapan pra produksi, produksi dan pasca produksi. Tahapan-tahapan tersebut dilakukan agar suatu produksi program televisi dapat berjalan dengan lancar dan baik sesuai prosedur pengoperasiannya. Demikian halnya seperti proses mengedit ( editing ). Editing adalah proses menggabungkan, menyusun dan merangkai ulang sebuah gambar shooting menjadi sebuah urutan cerita yang sesuai alur pada skenario dan menghasilkan sebuah cerita baru dengan menambahkan suara, effek, atau tulisan agar cerita yang dibuat mudah dimengerti dan dinikmati pemirsa.
Sebuah paket produksi televisi baik yang dibuat di studio maupun di luar studio, harus melalui proses editing terlebih dahulu. Hasil shooting harus
diolah kembali menjadi sebuah rangkaian yang mempunyai alur cerita sesuai dengan naskah yang dibuat. Editing terbagi atas 2 macam yaitu :
a) Editing Linier
Editing linier adalah proses editing yang menggunakan system perekam/penyusunan gambar yang berurutan (linier), jadi urutan gambar yang diinginkan sesuai dengan urutan pada naskah, mulai dari A s/d Z harus diedit secara alfabetis. Ada dua jenis konfigurasi linear editing yang banyak digunakan yaitu simple editing dan A/B roll editing. (Andi Fachrudin, 2012 : 397 – 398).
Editing linier pada dasarnya memilih gambar dari satu tape dan menyalin gambar tersebut dalam urutan tertentu ke tape lain. Prinsip operasional linear editing adalah menyalin. Rekaman yang sudah diambil bekerja pada prinsip dasar yang sama, satu atau beberapa VTR memutar ulang bagian-bagian rekaman itu dengan rekaman asli , dan VTR lain mencatat pada pita sendiri bahan yang dipilih dari rekaman asli. (Zettl, 2011 : 287-288)
b) Editing Nonlinier
Editing Nonlinier adalah dimana kita dapat dengan mudah memindahkan, menghapus serta menduplikasi data-data. Nonlinier editing merupakan proses penyusunan gambar yang dilakukan secara tidak berurutan (random/acak), penyusunan gambar bisa dimulai dari pertengahan suatu program acara, kemudian awal dari suatu program acara tersebut dan seterusnya hingga program acara tersebut selesai. . (Andi Fachrudin, 2012 : 421).
Semua sistem editing nonlinear pada dasarnya, komputer yang menyimpan video digital dan informasi audio pada hardrive berkapasitas tinggi. Selain computer dan hardrive berkapasitas tinggi, atau perangkat digital yang memegang rekaman asli (hardrive eksternal atau server), sebuah audio mixer kecil , monitor besar yang menampilkan preview editing , dan monitor kedua yang menampilkan urutan untuk diedit. ( Zettl, 2011 : 297).
Pada kesempatan kali ini, penulis yang memiliki jobdesc sebagai seorang editor, menggunakan system editing nonlinier karena pada saat melakukan editing penulis dapat memilih secara
acak gambar yang akan diedit terlebih dahulu. Hal ini dapat dilakukan karena proses penyusunan gambar-gambar hanya dengan memindahkan stock shoot/clip yang sudah tersedia ketempat yang diinginkan. Software yang digunakan dalam editing nonlinier beragam macamnya, salah satunya adalah Adobe Premiere Pro CS6 yang digunakan penulis untuk mengedit.