Chairuddin
Hubungan antara Job Stress dengan Kinerja
HUBUNGAN ANTARA
JOB STRESS
DENGAN KINERJA
Chairuddin
ABSTRAK
Dalam literatur perilaku organisasi, terdapat empat hipotesis berkenaan dengan hubungan antara job stress dengan kinerja. Studi ini mengkaji keempat hipotesis tersebut. Subjek adalah 52 karyawan pada beberapa perusahaan. Teknik analisis menggunakan regresi berganda. Hasil studi menunjukkan bahwa model U-terbalik serta hubungan linear (positif dan negatif) antara job stress dengan kinerja tidak dapat dikonfirmasikan. Studi ini mengkonfirmasikan hipotesis keempat dimana tidak terdapat hubungan yang signifikan antara job stress dengan kinerja.
Kata kunci : job stress, kinerja, hubungan linear, U-terbalik, regresi
I.
PENDAHULUAN
Dalam lingkup perilaku organisasi, para peneliti banyak mencurahkan
perhatian pada fenomena job stress di tempat kerja, serta dampaknya terhadap
keluaran organisasi lain terutama kinerja individu. Dalam riset mengenai
hubungan antara job stress dengan kinerja, terdapat empat hipotesis (Sullivan dan
Baghat, 1992). Petama, hubungan antara job stress dengan kinerja berbentuk
kurva U-terbalik. Kedua, hubungan antara job stres dengan kinerja adalah positif
Chairuddin
Hubungan antara Job Stress dengan Kinerja
Keempat, tidak terdapat hubungan penting antara job stress dengan kinerja
individu pegawai.
Studi ini bertujuan untuk mengkaji ulang hubungan antara job stress
dengan kinerja, apakah bersifat linear (positif atau negatif) atau non-linear sesuai
dengan model U-terbalik. Studi-studi di Indonesia umumnya melakukan
pengujian dimana hubungan antara kedua variabel ini diasumsikan bersifat linear.
Pengujian yang dilakukan, misalnya, oleh Fauzi (2008), Hidayati et al. (2006),
serta Kamal dan Na’im (2000), memanfaatkan asumsi linearitas dan memberikan
hail yang berbeda, yaitu linear positif dan negatif. Sementara itu, pengujian yang
memanfaatkan model U-terbalik nampaknya masih jarang dilakukan. Karenanya,
studi ini dapat memberikan kontribusi positif dengan menguji ulang empat
hipotesis mengenai hubungan antara job stress dengan kinerja.
II.
REVIEW LITERATUR & PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Matteson dan Ivancevich (1987:211) mendefinisikan job stress sebagai
respons adaptif yang dihubungkan oleh perbedaan individu dan atau proses
psikologi yang merupakan konsekuensi tindakan, situasi, atau kejadian pada
seseorang.
Campbell et. al. (1993) kinerja sebagai tindakan-tindakan atau perilaku
yang relevan dengan tujuan organisasi, dan kinerja dapat diukur berdasarkan
profisiensi yaitu tingkat kontribusi.
Mengenai hubungan antara job stress dengan kinerja, dalam literatur
perilaku organisasi, terdapat empat hipotesis yang menunjukkan hubungan antara
job stress dengan kinerja (Sullivan dan Baghat, 1992). Hipotesis pertama, yang
tertua, berasal dari pandangan Yerkes-Dodson Law (1908). Hipotesis tersebut
Chairuddin
Hubungan antara Job Stress dengan Kinerja
kurva U-terbalik. Pada level job stress rendah, individual tidak terdorong untuk
menghasilkan kinerja yang tinggi. Demikian pula, pada level job stress yang
tinggi, individual disibukkan oleh cara mengatasi job stress ketimbang
meningkatkan kinerja. Thus, kinerja optimal tercapai jika terdapat job stress
dalam jumlah yang moderate. Dalam kondisi job stress yang moderat, individual
lebih mencurahkan enerjinya terhadap pencapaian kinerja ketimbang mengatasi
job stress. Beberapa studi menunjukkan dukungan empiris mengenai hubungan
job stress dengan kinerja menurut model U-terbalik (Jex, 1998; Jing, 2008; Leung
et al., 2005).
Hipotesis kedua menyatakan bahwa hubungan antara job stres dengan
kinerja adalah positif linear. Pada level job stress yang rendah, individu tidak
menghadapi tantangan dan karenanya tidak mungkin meningkatkan kinerjanya.
Pada level job stress moderat, individual mengalami beberapa tantangan
sehingga terdapat kemungkinan terjadinya kinerja rata-rata. Pada level job stress
yang tinggi, terdapat kemungkinan terjadinya tantangan dan kinerja yang optimal.
Dukungan terhadap hipotesis ini muncul dari studi-studi empiris peneliti (Ali et
al., 2011; Dyne et al., 2002; Fernandez dan Perrewe, 1995; Kamal dan Na’im,
2000).
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa hubungan antara job stress dengan
kinerja adalan linear negatif. Job stress dipandang sebagai disfungsional baik
untuk organisasi maupun individu. Individu yang mengalami job sress banyak
menggunakan waktu untuk mengatasi job stres atau aktivitas lain yang tidak
diharapkan seperti sabotase. Sejumlah hasil studi empiris memberikan dukungan
pada hipotesis ketiga ini (Beehr et al., 2000; Eatough et al., 2011; Fauzi, 2008;
Hidayati et al. 2006; Sunarni dan Istanti, 2008; Suroso dan Siahaan, 2006;
Chairuddin
Hubungan antara Job Stress dengan Kinerja
Hipotesis ke empat menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan penting
antara job stress dengan performance. Hipotesis ini didasarkan ada ide kontrk
psikologis. Individu dipandang sebagai mahluk rasional yang berkepentingan
dengan kinerja karena memang itu tugas mereka. Menurut hipotesis ini, individu
mengabaikan organizational stressor dan tidak menghalangi produktivitas mereka
(Jamal, 1985). Pandangan keempat ini memperoleh dukungan dari sejumlah
peneliti (Blau, 1981; Manzoor et al., 2012; Orpen dan Welch, 1989).
III.
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
Subjek adalah 52 karyawan bagian teknologi informasi pada beberapa
perusahaan yang saat ini merupakan mahasiswa STMIK Indonesia Mandiri
Bandung. Job stress diukur oleh instrumen yang dikembangkan oleh Burke et al.
(1979) yang mencakup faktor-faktor role conflict, role ambiguity, dan
work-overload. Kuesioner terdiri atas 16 item, lima pernyataan untuk role ambiguity,
enam pernyataan untuk role conflict, dan lima item lainnya untuk work-overload.
Kinerja diukur dengan menggunakan respon terhadap enam item, yang
dikembangkan oleh Viveswaran (1998).
Teknik analisis menggunakan regresi ganda dengan job stress sebagai
variabel independen. Nilai-nilai job stress tersusun atas dua kategori. Pertama
nilai job stress mentah (X) untuk menguji hipotesis linear. Kedua, nilai-jilai job
stress tersebut dikuadratkan (X2) untuk menguji hipotesis U-terbalik. Persamaan
statistik yang diajukan adalah :
Y = a + b1X + b2X 2
Pengujian level signifikansi dilakukan seperti halnya regresi ganda biasa.
Chairuddin
Hubungan antara Job Stress dengan Kinerja
matematik diferensiasi untuk melihat apakah hipotesis U-terbalik dapat diterima
atau tidak.
IV.
TEMUAN-TEMUAN
Tabel 1.
Reliabilitas dan Korelasi antar Variabel
Job stress Job stress2 Kinerja
Job stress 0,723
Job stress2 0,997(**) -
Kinerja -0,373(**) -0,379(**) 0,790
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
Off-diagonal adalah korefisien reliabilitas
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa kedua variabel adalah reliabel.
Korelasi antara job stress dengan kinerja adalah negatif (-0,373), demikian pula
korelasi antara job stress kuadrat dengan kinerja adalah negatif (-0,379). Korelasi
antara job stress dengan job stress kuadrat sangat besar, hampir mencapai 1,00.
Chairuddin
Hubungan antara Job Stress dengan Kinerja
Tabel 2. Koefisien Regresi
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients Sig. B Std. Error Beta
(Constant) 2,832 3,001 0,350
Job stress 0,972 2,106 0,750 0,647
Job stress2 -0,253 0,365 -1,126 0,491
Tabel 2 di atas menyajikan output statistik mengenai hubungan antar
variabel. Hubungan antara job stress dengan kinerja adalah positif namun hanya
mencapai tingkat signifikansi 0,647. Demikian pula, hubungan antara job stress
kuadrat (X2) dengan kinerja, meskipun memiliki tanda negatif namun hanya
mencapai tingkat signifikansi 0,491. Dengan demikian, hipotesis pertama, kedua,
dan ketiga tidak dapat dikonfirmasikan. Temuan ini memberikan dukungan pada
hipotesis keempat dimana tidak terdapat hubungan yang signifikan antara job
stress dengan kinerja.
V.
DISKUSI, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN
Studi ini mengkaji empat hipotesis umum mengenai hubungan antara job
stress dengan kinerja yang muncul dalam literatur perilaku organisasi. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa job stress tidak memiliki hubungan yang
signifikan dengan kinerja.
Temuan tersebut mendukung temuan-temuan para peneliti sebelumnya
(Blau, 1981; Manzoor et al., 2012; Orpen dan Welch, 1989) yang tidak
Chairuddin
Hubungan antara Job Stress dengan Kinerja
menolak adanya hubungan linear (positif atau negatif) serta hubungan bersifat
U-terbalik.
Penjelasan pertama yang mungkin atas temuan ini dapat merujuk pada
pandangan Jamal (1985). Tidak terdapatnya hubungan signifikan antara job stress
dengan kinerja didasarkan pada ide kontrak psikologis. Individu dipandang
sebagai mahluk rasional yang berkepentingan dengan kinerja karena memang itu
tugas mereka. Menurut hipotesis ini, individu mengabaikan organizational
stressor dan tidak menghalangi produktivitas mereka.
Penjelasan kedua dapat berasal dari kemungkinan adanya variabel lain yang
menengahi hubungan antara job stress dengan kinerja. Motowidlo et al. (1986)
menyebutkan pentingnya depresi sebagai variabel yang menengahi hubungan job
stress dengan kinerja. Konsekuensinya, hipotesis U-terbalik tidak dapat
dilakukan.
Studi ini memiliki keterbatasan teknis. Tidak signifikannya hubungan antar
variabel dimungkinkan oleh kelemahan dalam memanfaatkan teknik analisis.
Studi ini memanfaatkan model linear dan kurva linear. Bhuain et al. (2005)
mengembangkan teknik triphastic sebagai teknik analisis. Para peneliti tersebut
menyatakan bahwa pola hubungan antara job stress dengan kinerja mengikuti
pola perilaku siklikal atau triphasic. Namun demikian, Bhuain et al. (2005)
mengakui bahwa pola yang mereka temukan masih lemah karena merupakan
hasil dari pengujian laboratorium dan memerlukan kajian empiris. Karenanya,
peneliti berikutnya disarankan untuk memanfaatkan teknik triphasic dalam
Chairuddin
Hubungan antara Job Stress dengan Kinerja
REFERENSI
Ali, fouzia., Ayesha Farooqui., Fatima Amin., Kawkab Yahya., Nabeela Idrees., Mehmooda Amjad., Maiam Ikhlaq., Sadia Noreen., and Asma Irfan. 2011. Effects of Stress on Job Performance. International Journal of Business and Management Tomorrow, Vol. 1, No. 2, pp. 1-7.
Bashir, Usman., and Muhammad Ismail Ramay. 2010. Impact of Stress on Employees Job Performance A Study on Banking Sector of Pakistan. International Journal of Marketing Studies. Vol. 2, No. 1, pp. 122-126
Beehr, Terry A., Steve M. Jex., Beth A. Stacy., and Marshall A. Murray. 2000. Work Stressors and Coworker Support as Predictors of Individual Strain and Job Performance. Journal of Organizational Behavior, Vol. 21, No. 4, pp. 391-405.
Bhuiana, Shahid N., Bulent Mengucb., and Rene Borsboom. 2005. Stressors and Job Outcomes in Sales: A Triphasic Model versus a Linear-Quadratic-Interactive Model. Journal of Business Research, Vol. 58, pp. 141– 150.
Blau G. 1981. An Empirical Investigation of Job Stress, Social Support, Service Length, and Job Strain. Organizational Behavior and Human Performance, Vol. 27, pp. 179-302.
Campbell, J.P., McCloy, R.A., Oppler, S.H., & Sager, C.E. 1993. A Theory of Performance. In N. Schmitt and W. Borman (Eds.), Personnel Selection in Organizations. San Francisco, CA: Jossey-Bass.
Dyne, Lin Van., Karen A. Jehn., and Anne Cummings. 2002. Differential Effect of Strain on Two Forms of Work Performance: Individual Employee Sales and Creativity. Journal of Organizational Behavior, Vol. 23, pp. 57-74.
Eatough, Erin M., Stephanie A. Miloslavic., and Russell E. Johnson. 2011. Relationships of Role Stressors with Organizational Citizenship Behavior: A Meta-Analysis. Journal of Applied Psychology, Vol. 96, No. 3, pp. 619–632
Chairuddin
Hubungan antara Job Stress dengan Kinerja
Fernandez, Denise Rotondo., and Pamela L. Perrewe. 1995. Implicit Stress Theory: An Experimental Examination of Subjective Performance Information on Employee Evaluations. Journal of Organizational Behavior, Vol. 16, No. 4, pp. 353-362
Hidayati, Reni., Yadi Purwanto., and Susatyo Yuwono. 2006. Kecerdasan Emosi, Stress., dan Kinerja Karyawan. Jurnal Psikologi, Vol 2, No. 1, pp. 91-96.
Jamal, Muhammad. 1985. Relationship of Job Stress to Job Performance: A Study of Managers and Blue-Collar Workers. Human Relations, Vol. 38, pp. 409-424.
Jex, S. M. 1998. Stress and Performance: Theory, Research, and Implication for Managerial Practice. Sage, Thousand Oals, California.
Jing, Lizhen. 2008. Faculty’s Job Stress and Performance in the Undergraduate Education Assessment in China: A Mixed-Methods Study. Educational Research and Review, Vol. 3, No. 9, pp. 294-300.
Kamal, Maulana., dan Ainun Na'im. 2000. Pengaruh Perselisihan dalam Gaya Evaluasi Kinerja Anggaran terhadap Kinerja : Tekanan Kerja dan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Mediasi. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3, No. 1, pp. 86 – 101
Leung, S.S.K., Arthur, D., & Martinson, I.M. (2005). Postpartum Depression and Related Psychosocial Variables in Hong Kong Chinese Women: Findings from a Longitudinal Prospective Study. Research in Nursing and Health, Vol. 28, pp. 27-38.
Manzoor, Aasia., Hadia Awan.,and Sabita Mariam. Investigating the Impact of Work Stress on Job Performance: A Study on Textile Sector of Faisalabad. Asian Journal of Business and Management Sciences. Vol. 2, No. 1, pp. 20-28.
Matteson, Michael T., and Ivancevich, John M. 1987. Controlling Work Stress: Effective Human Resource and Management Strategies. Jossey-Bass, San Fransisco.
Chairuddin
Hubungan antara Job Stress dengan Kinerja
Orpen, Christopher., and Mark Welch. 1989. Stress and Work Attitudes among Australian Nurses: An Empirical Study. Psychological Studies, Vol 34 No. 3, pp. 214-215.
Sullivan, Sherry E., and Rabi S. Bhagat. 1992. Organizational Stress, Job Satisfaction and Job Performance: Where Do We Go from Here. Journal of Management, Vol. 18, No. 2, pp. 353-374.
Sunarni, Theresia., and Veni Istanti. 2007. Pengaruh Stress Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan di PT. Interbis Sejahtera Palembang. Jurnal Teknik Industri, Vol. 7, No. 2, pp. 21-30.
Suroso, Arif Imam., dan Rotua Siahaan. 2006. Pengaruh Stress dalam Pekerjaan terhadap Kinerja Karyawan: Studi Kasus di Perusahaan Agribisnis PT. NIC. Jurnal Manajemen Agribisnis, Vol. 3, No. 1, pp. 19-30.