• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN II"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

 Perekonomian Aceh Triwulan II-2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp33,07 triliun atau sebesar US$2.51 milyar. Sementara itu PDRB tanpa migas adalah sebesar Rp31,65 triliun atau sebesar US$2,40 milyar.

 Ekonomi Aceh dengan migas triwulan II-2015 bila dibandingkan triwulan II-2014 (y-on-y) tumbuh negatif sebesar 1,72 persen, turun dibanding periode yang sama tahun 2014 yang tumbuh sebesar 2,62 persen. Sementara pertumbuhan y on y tanpa migas adalah sebesar 4,34 persen, lebih baik dari periode yang sama tahun 2014 yang sebesar 4,25 persen. Dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan usaha Jasa Pendidikan sebesar 13,46 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi ada di komponen Konsumsi Pemerintah sebesar 8,34 persen.

 Ekonomi Aceh Triwulan II-2015 tumbuh 2,29 persen dengan migas dan 2,67 persen tanpa migas. Dari sisi

produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5,47 persen. Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh Konsumsi Pemerintah sebesar 32,28 persen.

Grafik 1. Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Beberapa Lapangan Usaha Triwulan II-2015 (y on y)

No. 40/08/Th.XVIII, 5 Agustus 2015

P

ERTUMBUHAN

E

KONOMI

A

CEH

T

RIWULAN

II

-

2015

EKONOMI

ACEH

TRIWULAN

II-2015

DENGAN

MIGAS

TURUN

1,72

PERSEN,

TANPA

MIGAS

TUMBUH

4,34

PERSEN

A.

PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2015 Terhadap Triwulan II-2014 (y-on-y)

Ekonomi Aceh pada triwulan II-2015 dengan migas tumbuh negatif 1,72 persen bila dibandingkan triwulan II-2014 (y-on-y). Dengan mengeluarkan migas, pertumbuhan ekonomi Aceh secara y on y sebesar 4,34 persen. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha, kecuali Pertambangan-penggalian (B), Industri pengolahan (C), Konstruksi (F), dan Jasa Keuangan (K).

Turunnya nilai tambah

Konstruksi didukung dengan turunnya realisasi

penyaluran semen. Di sisi lain, penurunan

permintaan kredit baru pada triwulan II juga

mengakibatkan nilai tambah jasa keuangan

menurun hingga 7,04 persen secara y on y.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

1,43 -25,91 -20,79 8,82 3,34 -7,04 1 2 .7 3 1 3 .4 6 5,46 0,38 -3,05 -1,61 -0,06 0,50 -0,11 0,90 0,26 0,14 -1,72 4,34 A B C F G K O P Q Kategori Sumber Pertumbuhan Migas NonMigas

(2)

Lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi

adalah

Jasa Pendidikan (P) yang tumbuh sebesar 13,46 persen, diikuti Administrasi Pemerintahan sebesar 12,73 persen, dan Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 8,82 persen

.

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Aceh Triwulan II-2015 y on y, Kategori O (Pemerintahan) memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 0,90 persen diikuti kategori G (Perdagangan) sebesar 0,50 persen dan kategori A (Pertanian, kehutanan, dan perikanan) sebesar 0,38 persen. Kategori B (Pertambangan dan penggalian) dan kategori C (Industri pengolahan) memberikan kontribusi pertumbuhan yang negatif, yaitu masing-masing sebesar -3,05 persen dan -1,61 persen.

Struktur perekonomian Aceh menurut lapangan usaha Triwulan II-2015 masih didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (28,86 persen); Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor (15,31 persen); dan Konstruksi (9,05 persen).

Pertumbuhan Ekonomi Semester I 2015 terhadap Semester I 2014 (c to c)

Ekonomi Aceh secara kumulatif pada Semester I-2015 dengan migas tumbuh negatif 1,92 persen dibandingkan semester I-2014 (c to c). Dengan mengeluarkan migas, pertumbuhan ekonomi Aceh Semester I-2015 sebesar 4,25 persen. Pertumbuhan terjadi di semua lapangan usaha, kecuali Pertambangan-penggalian, Industri pengolahan, Konstruksi, dan Jasa Keuangan. Pengadaan Listrik dan Gas tumbuh paling tinggi sebesar 12,11 persen, diikuti oleh Jasa Pendidikan sebesar 11,20 persen, dan Administrasi Pemerintahan sebesar 9,06 persen

.

Sementara itu lapangan usaha pertanian yang

memiliki peranan terbesar tumbuh sebesar 2,56

persen.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2015 terhadap Triwulan I-2015 (q-to-q)

Perekonomian Aceh Triwulan II-2015 secara q to q tumbuh sebesar 2,29 persen dengan migas dan 2,67 persen tanpa migas. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha, kecuali Jasa Keuangan yang mengalami penurunan sebesar 8,93 persen. Hal ini disebabkan karena angka penyaluran kredit bank selama triwulan II-2015 yang turun drastis. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan q to q tertinggi sebesar 5,47 persen, diikuti oleh Administrasi Pemerintahan yang tumbuh sebesar 4,59 persen, dan Jasa Pendidikan yang tumbuh sebesar 4,54 persen.

Grafik 2. Distribusi dan Pertumbuhan Beberapa Lapangan Usaha Semester I-2015 (c to c)

6,95 6,66 0,11 8,82 2,16 1,27 -26,87 -21,53 12,11 9,06 11,20 7,06 B C D O P R,S,T,U Distribusi Pertumbuhan

(3)

2,85 -8,94 8,34 -0,15 -80,47 -28,88 -1,72 Kons. RT Kons. LNPRT Kons. Pemerintah PMTB Ekspor Luar Negeri Impor Luar Negeri Pertumbuhan Y on Y PDRB 1,61 -0,16 1,68 -0,05 -0,86 -0,49 -1,00 0,00 1,00 2,00 PK-RT PK-LNPRT PK-Pemerintah PMTB Eks. LN Imp. LN

Pertumbuhan ketiga lapangan usaha ini terkait dengan serapan anggaran yang meningkat, terutama belanja pegawai.

Secara umum pola pertumbuhan PDRB tanpa migas setiap tahunnya hampir selalu memiliki tren yang sama dari triwulan I hingga triwulan IV karena faktor musiman. Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Aceh Triwulan II-2015 q to q, Kategori A (Pertanian, kehutanan, dan perikanan) memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 0,67 persen, diikuti Kategori C (Industri Pengolahan) sebesar 0,18 persen; dan Kategori F (Konstruksi) sebesar 0,12 persen.

B.

PDRB MENURUT PENGELUARAN

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2015 Terhadap Triwulan II-2014 (y-on-y)

Dibandingkan dengan triwulan II-2014, pertumbuhan ekonomi Aceh turun sebesar 1,72 persen di triwulan II-2015 secara y-on-y. Menurunnya nilai ekspor luar negeri masih menjadi penyebab melemahnya perekonomian Aceh. Meskipun ekspor jasa luar negeri meningkat sebesar 29,47 persen, namun rendahnya nilai ekspor barang hingga -88,17 persen menyebabkan nilai ekspor luar negeri Aceh turun mencapai minus 80,47 persen. Merosotnya nilai ekspor barang masih terkait dengan berhentinya produksi LNG. Konsumsi LNPRT secara y-on-y juga turun sebesar 8,94 persen. Hal tersebut masih berkaitan dengan kegiatan lebaga politik pada pemilu di 2014.

Grafik 3. Pertumbuhan PDRB dan Beberapa Lapangan Usaha Triwulan II 2015 (q to q)

-6 -4 -2 0 2 4 6 8 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15 Q2-15 Pertanian Perdagangan

Adm. Pemeirntahan & JSW PDRB nonmigas

Grafik 4. Pertumbuhan PDRB y-on-y Menurut Pengeluaran

Grafik 5. Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran

(4)

Impor luar negeri Aceh di triwulan 2015 turun sebesar 28,88 persen dibandingkan triwulan II-2014, ini merupakan hal positif dalam perdagangan luar negeri Aceh karena impor sebagai pengurang dalam penghitungan PDRB. Pengeluaran konsumsi pemerintah juga mampu tumbuh sebesar 8,34 persen, nilai ini didorong oleh meningkatnya konsumsi individu yang mencapai 31,67 persen. Berdasarkan sumber pertumbuhannya, konsumsi pemerintah merupakan komponen dengan sumber pertumbuhan ekonomi paling tinggi yaitu sebesar 1,68 persen. Ini berarti komponen tersebut memiliki pengaruh yang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh secara y-on-y. Pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh tidak terlalu signifikan sebesar 2,85 persen. Komponen ini menjadi sumber pertumbuhan ekonomi kedua yaitu sebesar 1,61 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Semester I-2015 Terhadap Semester I-2014 (c-on-c)

Pertumbuhan ekonomi Aceh secara kumulatif pada semester I-2015 turun sebesar 1,92 persen dibandingkan dengan semester I-2014. Jika dilihat dari sisi pengeluaran, melambatnya pertumbuhan ekonomi di semester ganjil 2015 disebabkan oleh turunnya pertumbuhan beberapa komponen, terutama komponen ekspor luar negeri yang menurun tajam hingga mencapai minus 67,74 persen. Berhentinya kegiatan produksi dari kilang gas alam cair (LNG) PT Arun NGL berdampak signifikan pada nilai ekspor luar negeri Aceh, sehingga secara kumulatif nilai ekspor migas pada semester I-2015 menurun dibandingkan semester I-2014.

Nilai konsumsi dari Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) di semester ini juga menurun sebesar 8,54 persen. Menurunnya nilai konsumsi tersebut terkait dengan kegiatan pemilu legislatif dan pemilu pasangan presiden-wakil presiden di tahun 2014, sehingga konsumsi kumulatif dari LNPRT di semester ini jelas lebih rendah dari semester I-2014. Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang merupakan komponen dengan kontribusi kedua terbesar dalam PDRB Aceh, juga menurun sebesar 0,60 persen. Nilai impor luar negeri yang merupakan komponen pengurang dalam PDRB meningkat sebesar 1,56 persen, terutama pada impor barang yang mencapai 11,23 persen.

Penyerapan anggaran pemerintah pada semester I-2015 terlihat lebih baik dari semester I-2014. Pengeluaran konsumsi pemerintah naik sebesar 0,11 persen dengan kontribusi pada PDRB sebesar 25,43 persen. Pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) tumbuh sebesar 3,08 persen di triwulan I-2015. Meskipun pertumbuhannya relatif konstan, PKRT masih menjadi komponen utama dalam perekonomian Aceh dengan distribusi sebesar 61,73 persen.

Grafik 6. Pertumbuhan PDRB c to c dan Distribusi PDRB Menurut Pengeluaran 3,08 -8,54 0,11 -0,60 -67,74 1,56 61,73 1,88 25,43 33,78 1,27 2,10 Kons. RT Kons. LNPRT Kons. Pemerintah PMTB Ekspor Luar Negeri Impor Luar Negeri Pertumbuhan C to C Distribusi

(5)

Grafik 7. Pertumbuhan PDRB q to q Menurut Pengeluaran 6,35 5,56 5,38 5,38 5,00 4,97 4,80 4,02 -1,36 -1,92 3,20 4,70

Kep. Riau Jambi Bengkulu Sumatera

Barat Lampung Sumatera Utara Sumatera Selatan Kep. Bangka Belitung Riau Aceh Sumatra Nasional

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2015 Terhadap Triwulan I-2015 (q-to-q)

Pertumbuhan ekonomi yang menggembirakan terlihat secara q-to-q.

Ekonomi Aceh pada triwulan II-2015 mampu tumbuh sebesar 2,29 persen dibandingkan triwulan I-2015. Hampir seluruh komponen pengeluaran secara q-to-q mengalami pertumbuhan, kecuali komponen ekspor luar negeri yang turun sebesar 34,25 persen. Hal ini disebabkan oleh menurunnya ekspor bahan kimia anorganik dan tidak adanya ekspor kondensat.

Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada komponen konsumsi pemerintah yaitu sebesar 32,28 persen. Hal ini disebabkan oleh penyerapan anggaran pemerintah yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, baik untuk konsumsi kolektif maupun individu. Banyaknya kegiatan amal dan keagamaan menjelang bulan ramadhan serta kegiatan sosial untuk pengungsi Rohingya juga mampu meningkatkan konsumsi LNPRT sebesar 1,76 persen. Konsumsi rumah tangga juga tumbuh sebesar 0,65 persen, peningkatan konsumsi ini terkait dengan kegiatan konsumsi menjelang bulan ramadhan dan adanya liburan sekolah. Sedangkan impor luar negeri turun sebesar 22,68 persen di triwulan II-2015 secara q-to-q.

Pertumbuhan Ekonomi Sumatera

Grafik 8. Pertumbuhan PDRB c-to-c se-Sumatra

Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Nasional pada semester I-2015 meningkat sebesar 4,70 persen dari semester I-2014. Nilai ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Sumatera yang sebesar 3,20

-75 -50 -25 0 25 50 75 100

II-14 III-14 IV-14 I-15 II-15

PDRB Kons. Pemerintah Ekspor Luar Negeri Impor Luar Negeri

(6)

persen. Perekonomian Aceh sendiri melambat 1,92 persen pada semester I-2015 dan menempati urutan terakhir se-Sumatera.

Grafik 9. Pertumbuhan PDRB y-on-y se-Sumatra

Dibandingkan dengan triwulan II-2014, pertumbuhan ekonomi Sumatra triwulan II-2015 tumbuh sebesar 2,85 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Nasional masih lebih tinggi yaitu sebesar 4,67 persen. Ekonomi Aceh masih turun di triwulan II-2015 dibandingkan dengan triwulan II-2014 sebesar 1,72 persen, nilai ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Riau yang juga turun sebesar 2,64 persen.

Grafik 10. Pertumbuhan PDRB q-to-q se-Sumatra

Pertumbuhan ekonomi Aceh lebih baik secara q-to-q, dimana pada triwulan II-2015 perekonomian Aceh mampu tumbuh sebesar 2,29 persen dari triwulan I-2015 dan menempati urutan ke tiga se-Sumatera setelah Lampung dan Sumatera Selatan. Di triwulan II-2015 perekonomian Sumatera sendiri tumbuh sebesar 1,68 persen, lebih rendah dari Nasional yang tumbuh sebesar 3,78 persen dari triwulan I-2015.

5,57 5,33 5,27

5,18 5,11 5,07 4,87 3,93

-1,72 -2,64

2,85

4,67

Kep. Riau Bengkulu Sumatera Barat Jambi Sumatera Utara Lampung Sumatera Selatan Kep. Bangka Belitung Aceh Riau Sumatra Nasional 4,17 3,51 2,29 2,23 1,70 1,49 1,37 0,73 0,31 0,23 1,68 3,78 Lampung Sumatera Selatan

Aceh Kep. Bangka Belitung

Sumatera Barat

Jambi Riau Bengkulu Kep. Riau Sumatera

Utara

(7)

Tabel 1. PDRB Aceh Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010 (Trilliun Rupiah)

Lapangan Usaha

Harga Berlaku Harga Konstan Triw IV-2014 Triw I-2015 Triw II-2015 Triw IV-2014 Triw I-2015 Triw II-2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8,79 9,30 9,55 7,30 7,44 7,62

B Pertambangan dan Penggalian 2,92 2,28 2,30 2,95 2,48 2,49

C Industri Pengolahan 2,19 2,11 2,20 1,77 1,70 1,75

D Pengadaan Listrik , Gas 0,03 0,03 0,04 0,04 0,04 0,04

E Pengadaan Air 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

F Konstruksi 3,08 2,94 2,99 2,68 2,51 2,54

G Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 4,90 4,89 5,06 4,29 4,23 4,38

H Transportasi dan Pergudangan 2,76 2,56 2,62 2,33 2,22 2,25

I Penyedia Akomodasi dan Makan Minum 0,37 0,38 0,39 0,31 0,31 0,31

J Informasi dan Komunikasi 1,05 1,06 1,08 1,05 1,04 1,06

K Jasa Keuangan 0,58 0,60 0,55 0,45 0,45 0,41

L Real Estate 1,14 1,19 1,21 1,00 1,02 1,03

M,N Jasa Perusahaan 0,19 0,18 0,19 0,17 0,17 0,17

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,76 2,73 2,92 2,25 2,18 2,28

P Jasa Pendidikan 0,71 0,68 0,72 0,64 0,60 0,62

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,80 0,79 0,84 0,73 0,71 0,75

R,S,T,U Jasa Lainnya 0,40 0,41 0,42 0,35 0,36 0,37

PDRB (DENGAN MIGAS) 32,69 32,12 33,07 28,32 27,45 28,08

(8)

Tabel 2. Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Aceh Menurut Lapangan Usaha (Persen) Lapangan Usaha Q to Q Y on Y C to C Semester I 2015 Triw I-2015 Triw II-2015 Sumber Pertumbuhan Triw I-2015 Triw II-2015 Sumber Pertumbuhan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,89 2,46 0,67 3,74 1,43 0,38 2,56 B Pertambangan dan Penggalian -16,10 0,63 0,06 -27,81 -25,91 -3,05 -26,87 C Industri Pengolahan -4,03 2,94 0,18 -22,27 -20,79 -1,61 -21,53 D Pengadaan Listrik , Gas -3,89 0,15 0,00 15,61 8,82 0,01 12,11 E Pengadaan Air -1,45 1,95 0,00 -1,17 1,51 0,00 0,17 F Konstruksi -6,42 1,33 0,12 -1,37 -0,64 -0,06 -1,00 G Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor -1,29 3,44 0,53 3,21 3,34 0,50 3,28 H Transportasi dan Pergudangan -4,87 1,32 0,11 5,30 5,66 0,42 5,48 I Penyedia Akomodasi dan Makan Minum -0,10 1,78 0,02 5,37 4,86 0,05 5,12 J Informasi dan Komunikasi -0,67 1,64 0,06 4,33 3,49 0,13 3,91 K Jasa Keuangan 0,29 -8,93 -0,15 5,10 -7,04 -0,11 -1,06 L Real Estate 1,92 1,23 0,05 7,47 6,82 0,23 7,14 M,N Jasa Perusahaan -2,05 1,88 0,01 3,12 1,13 0,01 2,11 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -3,20 4,59 0,36 5,46 12,73 0,90 9,06 P Jasa Pendidikan -6,78 4,54 0,10 8,94 13,46 0,26 11,20 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial -2,44 5,47 0,14 3,19 5,46 0,14 4,34 R,S,T,U Jasa Lainnya 2,43 2,03 0,03 7,14 6,98 0,08 7,06

PDRB (DENGAN MIGAS) -3,06 2,29 2,29 -2,12 -1,72 -1,72 -1,92 PDRB (NONMIGAS) -0,95 2,67 4,17 4,34 4,25

(9)

Tabel 3. Distribusi Persentase PDRB Aceh Menurut Lapangan Usaha (Persen)

Lapangan Usaha 2014 2015

Triw IV Tahunan Triw I Triw II

(1) (2) (3) (4) (5)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 26,90 26,92 28,95 28,86 B Pertambangan dan Penggalian 8,92 10,71 7,09 6,95

C Industri Pengolahan 6,69 7,49 6,57 6,66

D Pengadaan Listrik , Gas 0,09 0,10 0,09 0,11

E Pengadaan Air 0,03 0,03 0,03 0,03

F Konstruksi 9,42 9,03 9,15 9,05

G Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 15,00 14,75 15,21 15,31 H Transportasi dan Pergudangan 8,43 7,89 7,96 7,92

I Penyedia Akomodasi dan Makan Minum 1,14 1,10 1,17 1,17 J Informasi dan Komunikasi 3,22 3,16 3,31 3,27

K Jasa Keuangan 1,79 1,72 1,85 1,66

L Real Estate 3,50 3,37 3,70 3,66

M,N Jasa Perusahaan 0,57 0,56 0,58 0,57

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 8,46 7,75 8,50 8,82

P Jasa Pendidikan 2,19 1,93 2,12 2,16

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,45 2,32 2,45 2,53

R,S,T,U Jasa Lainnya 1,21 1,18 1,27 1,27

PDRB (DENGAN MIGAS) 100,00 100,00 100,00 100,00 PDRB (NONMIGAS) 93,13 90,09 95,52 95,71

(10)

Tabel 4. PDRB Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010 (triliun rupiah)

Komponen Harga Berlaku Harga Konstan 2010

Triw II-2014 Triw I-2015 Triw II-2015 Triw II-2014 Triw I-2015 Triw II-2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga

18,09 20,23 20,42 15,48 15,82 15,92

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT

0,62 0,61 0,62 0,54 0,49 0,50

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

7,13 6,28 8,41 5,21 4,27 5,65

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto

10,76 11,06 11,17 9,10 9,14 9,09

5. Perubahan Inventori

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

6. Ekspor Luar Negeri

2,72 0,63 0,42 1,53 0,46 0,30

7. Dikurangi Impor Luar Negeri

0,88 0,90 0,70 0,67 0,61 0,48

8. Net Ekspor Antar Daerah -5,70 -5,78 -7,27 -2,63 -2,10 -2,89

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 32,74 32,12 33,07 28,57 27,45 28,08

Tabel 5. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010 (persen)

Komponen Semester I- 2015 Terhadap Semester I-2014 Triw II- 2015 Terhadap Triw II-2014 Triw II-2015 terhadap Triw I-2015 Sumber Pertumbuhan y-on-y Triw II-2015 (1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga

3,08 2,85 0,65 1,61

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT -8,54 -8,94 1,76 -0,16

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 0,11 8,34 32,28 1,68

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto

-0,60 -0,15 -0,54 -0,05

5. Perubahan Inventori

-97,24 -155,50 -192,35 0,00

6. Ekspor Luar Negeri -67,74 -80,47 -34,25 -0,86

7. Impor Luar Negeri

1,56 -28,88 -22,68 -0,49

8. Net Ekspor Antar Daerah

5,05 10,03 37,90 -3,91

(11)

Tabel 6. Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku (persen)

Komponen Triw II-2014 2015

Triw I Triw II

(1) (2) (3) (4)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga

55,26 62,97 61,73

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT

1,90 1,90 1,88

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

21,78 19,54 25,43

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto

32,86 34,41 33,78

5. Perubahan Inventori

0,00 0,00 0,00

6. Ekspor Luar Negeri

8,30 1,95 1,27

7. Impor Luar Negeri

2,69 2,79 2,10

8. Net Ekspor Antar Daerah

-17,41 -17,99 -22,00

Gambar

Grafik 1. Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Beberapa  Lapangan Usaha Triwulan II-2015 (y on y)
Grafik 3. Pertumbuhan PDRB dan Beberapa  Lapangan Usaha Triwulan II 2015 (q to q)
Grafik 6. Pertumbuhan PDRB c to c dan Distribusi PDRB  Menurut Pengeluaran  3,08 -8,54 0,11 -0,60 -67,74 1,5661,731,8825,4333,781,27 2,10 Kons
Grafik 8. Pertumbuhan PDRB c-to-c se-Sumatra
+7

Referensi

Dokumen terkait

Yang tercakup dalam statistik perhubungan darat di sini adalah data panjang jalan yaitu semua jalan di Kabupaten Mamuju, baik dengan status wewenang pemerintah

Dari penelitian terdahulu yang menemukan bahwa terdapat beberapa variabel – variabel yang mampu mempengaruhi terhadap purchase intention, seperti pada penelitian

Lampiran 8 Daftar Hasil Wawancara dengan Bagian Penjualan Lampiran 9 Daftar Belanja Rutin Rumah Makan Selera Baru Lampiran 10 Daftar Menu Makanan Rumah Makan Selera Baru

Catatan yang diperoleh masih merupakan data yang di observasi, maka suatu keharusan bagi peneliti untuk melakukan catatan yang lebih komprehensif untuk

Perancangan kampanye “Cara Pintar Dalam Berhemat Listrik Prabayar” ini memiliki konsep yaitu sebuah kampanye hemat energi yang dapat merangkul konsumen listrik

WT Strategi: UKM Kerupuk Kulit dapat meningkatkan kualitas produk seperti merek, perijinan, BPOM pegemasan.Berdasarkan hasil obsevasi dan pengamatan produk kerupuk

Dengan menggunakan persamaan model seperti diatas ini dan melakukan analisis menggunakan regresi data panel dengan dua uji kelayakan terhadap model tersebut, maka

Dampak positif yang dihasilkan dari kebijakan pemerintah dalam menetapkan Singaparna sebagai ibukota kabupaten Tasikmalaya terhadap ekonomi politik masyarakat Singaparna