• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI AUGMENTED REALITY PEMBELAJARAN ORGAN PERNAPASAN MANUSIA PADA SMARTPHONE ANDROID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APLIKASI AUGMENTED REALITY PEMBELAJARAN ORGAN PERNAPASAN MANUSIA PADA SMARTPHONE ANDROID"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

Jurnal Teknik Informatika, Vol 1 September 2012

APLIKASI AUGMENTED REALITY PEMBELAJARAN ORGAN

PERNAPASAN MANUSIA PADA SMARTPHONE ANDROID

Mukhlis Yuzti Perdana1, Yuli Fitrisia2, Yusapril Eka Putra3 Program Studi Teknik Informatika, Politeknik Caltex Riau

Jalan Umban Sari no 1, Rumbai, Pekanbaru, Riau 28265 ( Email : 1dana.pcrti@gmail.com, 2Uli@pcr.ac.id, 3yusapril@pcr.ac.id )

Abstrak

Pada saat ini media pembelajaran dalam organ pernapasan manusia yang diterapkan dunia pendidikan adalah menggunakan buku dan menggunakan alat peraga sebagai alat bantu dalam belajar. Proses pembelajaran diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi yang di dapat dari pendidik. Untuk itu perlu cara lain untuk menyiasatinya yaitu dengan menggunakan teknologi Augmented Reality dalam pembuatan animasi 3 dimensi (3D) agar terlihat lebih

real-time dan menarik. Animasi dibangun menggunakan Blender serta proses pembangunan Augmented Reality

menggunakan Qualcomm Augmented Reality (QCAR) yang ditampilkan menggunakan smartphone yang menggunakan sistem operasi Android minimal versi 2.1. Aplikasi ini menampilkan objek organ pernapasan manusia yaitu Hidung, Laring, Bronkus, Trakea, dan Paru-Paru serta proses mekanisme dari pernapasan. Hasil ini kemudian diujikan kepada sekelompok murid SMP dan guru. Hasil dari perhitungan kuesioner yang diberikan didapat bahwa aplikasi ini dapat membantu siswa dalam memahami materi organ pernapasan dan dapat menjadi solusi alternatif multimedia pembelajaran tentang organ pernapasan. Lama waktu pendeteksian

marker terhadap objek pada aplikasi ini tergantung dari spesifikasi dan besar kapasitas prosesor pada

smartphoneAndroid.

Kata kunci : Augmented Reality, Blender, Android, real-time, smartphone Abstract

At this time, the learning media in the human respiratory organs which are applied in education still using book and learning tools. The learning process direct the ability of students to memorize information, students are forced to remember and accumulate information obtained from the educator. Therefore there need another way to learn this by using Augmented Reality technology to make 3-dimensional (3D) animation in order to make it look more real-time and interesting. The animation are built using Blender and the development process are using Qualcomm Augmented Reality Augmented Reality (QCAR) that displayed using a smartphone that uses the Android operating system at least version 2.1. This application shows the human respiratory organs such as Nose, Larynx, Bronchi, Trachea, Lung and the Mechanism of breathing. The results are then tested on a group of junior high school students and teachers. The results that obtained from the calculations of questionnaires given that these applications can help students to understand the material in the respiratory organs and can be an alternative solution in multimedia learning about the respiratory organs. The time for the marker detection againts objects in this application depends on the capacity of the processor specs on the Android smartphone.

Keywords : Augmented Reality, Blender, Android, real-time, smartphone 1. Pendahuluan

Saat ini masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi yang di dapat dari pendidik. Media pembelajaran yang ada selama ini hanya berbasis pemahaman melalui buku, atau menggunakan alat peraga. Jika melalui buku maka peserta didik kebanyakan hanya akan mengerti teorinya saja,

(2)

2

sedangkan jika menggunakan alat bantu peraga atau hanya menggunakan gambar untuk menampilkan objek pembahasan materi kepada peserta didik. Selain karena alasan biaya dari alat peraga yang tidak murah, alat peraga juga memiliki keterbatasan dalam jumlah dan fungsinya.

Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat. Salah satunya perkembangannya adalah augmented reality atau yang biasa disebut dengan AR. Menurut Ronald T. Azuma (1997) augmented reality adalah teknologi yang menggabungkan benda maya tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi dan menampilkannya dalam waktu nyata (real time). Dengan adanya teknologi AR ini, akan sangat berguna untuk dalam proses pembelajaran, dimana organ pernapasan manusia tersebut akan di presentasikan secara visual melalui objek tiga dimensi. Sistem dalam augmented reality bekerja dengan menganalisa secara real-time obyek yang ditangkap dalam kamera. Berkat perkembangan pesat teknologi handphone, augmented reality tersebut bisa diimplementasikan pada perangkat mobile yang berbasis Android.

Android merupakan suatu sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi. Android menyediakan platform yang terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka. Sekarang ini peminat android sangatlah banyak, Sampai saat ini ada lebih dari 200 juta perangkat android diaktifkan, dan setiap hari lebih dari 550.000 perangkat baru diaktifkan di lebih dari 137 negara dan wilayah, (www.android.com) .

Berdasarkan uraian dan permasalahan yang diungkapkan diatas, maka akan dirancang suatu aplikasi animasi tiga dimensi tentang organ pernapasan pada manusia menggunakan teknologi augmented reality berbasis android sehingga pembelajaran yang diterapkan pada pelajaran biologi SMP kelas VIII pada materi organ pernapasan pada manusia akan menjadi lebih efektif dan menarik minat peserta didik kepada materi yang diberikan, terutama kepada hal yang tidak dapat disaksikan secara langsung.

2. Dasar Teori

2.1 Penelitian Sebelumnya

Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan penulis adalah penelitian dari Tobias Domhan pada tahun 2010 di universitas Dualen Hochschule Baden-Württemberg Stuttgart dalam jurnalnya dengan judul Augmented Reality on Android Smartphones. Pada penelitian tersebut, Tobias Domhan membangun aplikasi AR dengan menggunakan library AndAR, aplikasi AR tersebut yang berjalan pada Android Smartphones yang memiliki grafik OpenGL ES 1.0 mampu menampilkan objek 3 dimensi dengan media marker. Objek yang dapat tampil harus dalam format .obj karena aplikasi AR yang dibuat oleh Tobias Domhan hanya berbentuk objek 3 dimensi dan tidak ada animasi. Adapun perbandingan dengan penelitian sebelumnya dapat dilihat pada tabel 2.1[2].

Tabel 2.1 Perbandingan dengan penelitian Tobias Domhan Bahan

Perbandingan

Augmented Reality on Android Smartphones

Aplikasi Augmented Reality Pembelajaran Organ Pernapasan Manusia Pada Smartphone Android Sistem Operasi Android,v2.1(Eclair) Android, v2.3(Gingerbread) Library AndAR Qualcomm Augmented Reality Jenis Marker Marker Hitam Putih Marker gambar setiap Organ

Pernapasan Informasi Hanya tampil objek 3

dimensi

Teks dan Suara

2.2 Organ-Organ Pernapasan

Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia. Pernapasan merupakan proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. Oksigen yang diserap tersebut digunakan untuk mengoksidasi zat makanan. Hasil oksidasi tersebut adalah energi, dengan membebaskan uap air dan karbon dioksida[4].

a. Hidung

Hidung merupakan alat pernapasan pertama yang dilalui udara. Di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut dan selaput lendir yang berguna untuk menyaring udara, menghangatkan udara, serta mengatur kelembapan udara. Hal itu untuk menjamin agar udara pernapasan yang masuk

(3)

3

ke paru- paru benar – benar – benar dengan suhu tubuh. Setelah itu udara akan mengalami penyesuaian suhu agar sesuai dengan suhu tubuh dan diatur kelembapannya[4].

b. Pangkal Tenggorokan (Laring)

Udara yang melewati hidung selanjutnya akan melewati bagian belakang rongga hidung yang disebut faring (tekak). Faring merupakan lanjutan dari saluran hidung yang meneruskan udara ke laring. Faring merupakan persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dengan rongga hidung ke tenggorokan. Pangkal tenggorokan disebut laring[4].

c. Batang Tenggorok (Trakea)

Trakea atau biasa disebut sebagai batang tenggorokan merupakan lanjutan saluran pernapasan setelah laring. Trakea tersusun dari cincin tulang rawan yang terletak di depan kerongkongan dan berbentuk pipa. Bagian dalam trakea dilapisi oleh selaput lendir dan mempunyai lapisan yang terdiri dari sel-sel bersilia. Lapisan bersilia ini berfungsi untuk menahan debu atau kotoran dalam udara agar tidak masuk ke dalam paru-paru[4].

d. Cabang Batang Tenggorokan (Bronkia)

Cabang batang tenggorokan (bronkus) merupakan cabang dari trakea. Bronkus terbagi menjadi dua, yaitu yang menuju paru-paru kanan dan menuju paru-paru kiri. Bronkia (jamak dari bronkus) juga tersusun atas gelang – gelang tulang rawan. Apabila terjadi infeksi pada bronkia, timbullah penyakit bronkitis. Bronkia membentuk cabang- cabang lebih kecil yang disebut bronkiolus. Bronkiolus berakhir pada gelembung – gelembung udara buntu yang disebut alveolus. e. Paru- Paru

Paru – paru manusia berjumlah sepasang yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Keduanya terletak di dalam rongga dada. Paru–paru kiri terdiri atas dua gelambir, sedangkan paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir. Paru-paru terbungkus dalam selaput pembungkus paru yang disebut pleura. Peradangan pada pluera disebut pleuritis[4].

2.3 Augmented Reality

Augmented Reality merupakan upaya penggabungan dunia nyata dengan dunia virtual yang dibuat melalui komputer sehingga batas antara keduanya sangat tipis. Augmented Reality (AR) adalah variasi dari Virtual Enviroment (VE) atau yang lebih dikenal dengan Virtual Reality (VR) . Sedangkan virtual reality memiliki arti sebuah situasi dimana pengguna secara keseluruhan berada di dalam lingkungan maya. Ketika berada di lingkungan itu pengguna sendiri tidak dapat melihat dunia nyata disekitarnya. Berbeda dengan AR yang masih dapat melihat dunia nyata dan objek maya hanya ditampilkan ke lingkungan nyata. Oleh karena itu, AR hanya sebagai tambahan realitas dan bukan menggantikannya [1].

2.4 Android

Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka. Android merupakan generasi baru platform mobile. Platform yang memberikan pengembangan untuk melakukan pengembangan sesuai dengan yang diharapkan. Sistem operasi yang mendasari Android dilisensikan dibawah GNU, General Public Licence versi 2(GPLv2), yang sering dikenal dengan istilah “copyleft” lisensi di mana setiap perbaikan pihak ketiga harus terus jatuh dibawah terms[5]

2.5 Qualcomm Augmented Reality (QCAR) SDK

Dalam website resmi Developer Qualcomm tentang “Augmented Reality” (2011), dikatakan bahwa Qualcomm telah mengimplementasikan Augmented Reality untuk Android, yang tidak didasarkan pada ARToolkit . Platform Qualcomm Augmented Reality dapat berjalan pada perangkat Android, dan SDK-nya tersedia secara gratis[3].

Hasil penelitian Qualcomm mengenai aplikasi ini melalui proses membangun, hingga menjalankan Augmented Reality pada Android phone, mendapatkan hasil bahwa QCAR memiliki fitur yang lebih menarik, menghasilkan performa yang sangat baik, dibandingkan dengan aplikasi

(4)

4

Augmented Reality pada Android lainnya seperti AndAR. Selain itu dari hasil pengamatan Qualcomm, aplikasi ini juga mendukung untuk dipergunakan pada platform IOS[3].

3. Perancangan Aplikasi

3.1 Flowchart pembuatan aplikasi

Gambar 1.Flowchart Pembuatan Aplikasi

Pada flowchart pembuatan aplikasi hal pertama yang dilakukan adalah membangun bentuk objek organ pernapasan pada manusia kedalam bentuk 3 dimensi dengan menggunakan software blender dan membuat animasinya. Setelah objek animasi dibuat, objek tersebut di export kedalam format .fbx. Selanjutnya menentukan gambar yang akan dijadikan marker. Adapun gambar marker disesuaikan dengan masing-masing organ pernapasan dan proses mekanisme pernapasan. Setelah itu upload gambar yang akan dijadikan marker ke website qualcom developer dan download marker dengan format unitypackage.

(5)

5 3.2 Flowchart Pembuatan Marker

Gambar 2.Flowchart Pembuatan Marker

Pada Flowchart pembuatan marker tahap pertama yang dilakukan adalah menentukan gambar yang akan dijadikan marker. Setelah itu upload gambar yang akan dijadikan marker ke website qualcom developer. Setelah itu marker akan diproses dan ditampilkan sekaligus diberi rating dengan tanda bintang. Semakin banyak bintang maka kualitas marker semakin baik. Gunakan marker yang memiliki banyak texture dan memiliki warna kontras yang tinggi untuk mendapatkan nilai terbaik. Marker yang buruk akan sulit dideteksi device atau bahkan tidak bekerja

3.2 Flowchart penggunaan aplikasi

Pada flowchart penggunaan aplikasi tahap pertama adalah menjalankan aplikasi AR organ pernapasan manusia. Setelah aplikasi berjalan, pilih marker yang ingin di tampilkan. Marker akan ditangkap oleh kamera dari smartphone android dan akan di identifikasi juga memanggil objek 3D. Apabila marker sesuai, maka objek akan muncul dan apabila tidak maka objek tidak akan muncul.

(6)

6

Gambar 3.Flowchart penggunaan aplikasi

4. Analisa dan pembahasan

Hasil dari proyek akhir ini adalah aplikasi Augmented Reality pembelajaran organ pernapasan manusia pada smartphone android. Aplikasi ini menggunakan 7 buah marker dimana marker yang digunakan adalah gambar dari masing-masing objek organ pernapasan beserta mekanisme pernapasan. Marker dapat menampilkan objek 3D dan teks informasi. Selain itu, marker juga terdapat virtualbutton yang akan mengeluarkan suara ketika menekan tanda play dan stop pada marker. Ketika kamera smartphone android diarahkan ke salah satu marker, maka akan muncul objek organ pernapasan manusia sesuai dengan gambar yang terdapat di marker. Berikut adalah Screen Shot dari aplikasi yang dibuat :

Gambar 4. Tampilan AR Organ Hidung

Objek hidung yang tampil terdapat teks yang menentukan bagian-bagian dari hidung. Kemudian pada marker terdapat virtualbutton play dan stop, ketika menekan virtualbutton play akan keluar suara yang menjelaskan bagian-bagian yang ada pada alat pernapasan hidung. Selanjutnya ketika menekan virtualbutton stop suara yang menjelaskan tentang bagian-bagian hidung tersebut akan berhenti.

(7)

7

Gambar 5. Tampilan AR Organ Laring

Objek laring yang tampil berbentuk 3D terdapat teks yang menentukan bagian dari laring. Kemudian pada marker terdapat virtualbutton play dan stop, ketika menekan virtualbutton play akan keluar suara yang menjelaskan bagian-bagian yang ada pada alat pernapasan laring dan proses yang terjadi saat udara melewati laring. Selanjutnya ketika menekan virtualbutton stop suara yang menjelaskan tentang bagian-bagian laring tersebut akan berhenti.

Gambar 6. Tampilan AR Organ Trakea

Pada objek trakea yang tampil terdapat teks yang menentukan bagian-bagian dari trakeaseperti pada gambar 6. Kemudian pada marker terdapat virtualbutton play dan stop, ketika menekan virtualbutton play akan keluar suara yang menjelaskan bagian-bagian yang ada pada alat pernapasan trakea dan jenis serta fungsi dari bagian-bagian yang ada pada trakea . Selanjutnya ketika menekan virtualbutton stop suara yang menjelaskan tentang bagian-bagian trakea tersebut akan berhenti.

Gambar 7. Tampilan AR Organ Bronkus

Objek bronkus yang tampil berbentuk 3D terdapat teks yang menentukan bagian dari bronkus seperti pada gambar 7. Kemudian pada marker terdapat virtualbutton play dan stop, ketika menekan virtualbutton play akan keluar suara yang menjelaskan bagian-bagian bronkus yang menuju paru-paru kanan maupun kiri dan penyakit yang terjadi apabila terjadi infeksi pada bronkus. Selanjutnya ketika

(8)

8

menekan virtualbutton stop suara yang menjelaskan tentang bagian-bagian bronkus tersebut akan berhenti

Gambar 8. Tampilan AR Organ Paru-Paru

Pada objek paru-paru yang tampil terdapat teks yang menentukan bagian-bagian dari paru-paru seperti yang terlihat pada gambar 8. Kemudian pada marker terdapat virtualbutton play dan stop, ketika menekan virtualbutton play akan keluar suara yang menjelaskan bagian-bagian yang ada pada paru-paru dan penyakit jika terjadi peradangan pada selaput paru-paru. Selanjutnya ketika menekan virtualbutton stop suara yang menjelaskan tentang bagian-bagian trakea tersebut akan berhenti.

Gambar 9. Tampilan AR Pernapasan Dada

Pada proses mekanisme pernapasan dada ini terdapat teks yang menjelaskan dari pernapasan dada yang terjadi akibat kontraksi otot-otot antartulang rusuk. Kemudian pada marker terdapat virtualbutton play dan stop, ketika menekan virtualbutton play animasi dari proses mekanisme pernapasan dada akan berjalan dan juga akan keluar suara yang menjelaskan proses pernapasan dada yang terbagi dalam fase inspirasi dan ekspirasi. Selanjutnya ketika menekan virtualbutton stop animasi beserta suara yang menjelaskan proses mekanisme pernapasan dada tersebut akan berhenti.

Gambar 9. Tampilan AR Pernapasan Perut

Pada proses mekanisme pernapasan perut ini terdapat teks yang menjelaskan dari pernapasan perut yang terjadi akibat kontraksi otot-otot diafragma. Kemudian pada marker terdapat virtualbutton play dan stop, ketika menekan virtualbutton play animasi dari proses mekanisme pernapasan perut

(9)

9

akan berjalan dan juga akan keluar suara yang menjelaskan proses pernapasan perut yang terbagi dalam fase inspirasi dan ekspirasi. Selanjutnya ketika menekan virtualbutton stop animasi beserta suara yang menjelaskan proses mekanisme pernapasan perut tersebut akan berhenti.

A. Pengujian aplikasi

1. Pengujian Aplikasi pada Beberapa Smartphone

Uji coba aplikasi pada beberapa smartphone akan dilakukan pada 4 macam smartphone yang memiliki 2 jenis processor smartphone yang berbeda yaitu smartphone dengan processor ARM V6 seperti Samsung Galaxy Gio dan smartphone dengan processor ARM V7 seperti Samsung Galaxy SII I9100, Samsung Nexus S dan Samsung Galaxy Tab 8,9.

Tabel 1 Perbandingan pengujian beberapa smartphone Ruang lingkup pengujian Samsung Galaxy Gio Samsung Galaxy Tab 8.9 Samsung Nexus S Samsung Galaxy SII I9100 OS Android 2.2 Android 3.0 Android 2.3 Android 4.0 Tipe Prosesor 800 MHz (ARMV6) 1.0 GHz Dual Core (ARMV7) 1.0 GHz (ARMV7) 1.2GHz (ARMV7) Rata-rata lamanya pendeteksian marker

45 detik 9,4 detik 12,6 detik 8,9 detik

Resolusi Kamera

3,15 MP 3,2 MP 5 MP 8 MP

2. Pengujian Marker

Uji coba marker akan dilakukan berdasarkan jarak kamera terhadap marker. Uji coba akan dilakukan dengan pengukuran jarak (dalam cm).

Tabel 2 Pengujian marker pada beberapa smartphone

Smartphone Android Min Max

Samsung Galaxy Tab 8.9 11 150

Galaxy Nexus S 9 170

Samsung Galaxy Gio 8 130

Galaxy S SII I9100 15 250

B.Pengujian Hasil oleh User (Kuisioner)

Hasil dari rekapitulasi kuisioner siswa dan guru dapat dilihat pada Gambar 10 dan 11 berikut.

Gambar 10. Grafik kuisioner siswa Gambar 11. Grafik kuisioner guru

Berdasarkan tabel 1 pengujian di atas dapat dilihat perbedaan dari smartphone yang mempunyai jenis processor ARM v7 dan ARM v6 dari segi lamanya pendeteksian marker dan

(10)

10

kestabilan objek yang dimunculkan, dimana objek yang muncul pada smartphone yang mempunyai processor ARM v7 lebih stabil dibandingkan dengan yang mempunyai processor ARM v6. Adapun dari sisi lamanya pendeteksian marker oleh aplikasi lebih cepat dengan menggunakan smartphone dengan processor ARM v7.

Berdasarkan hasil pengujian tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa untuk menampilkan objek 3D yang stabil Galaxy Tab 8.9 membutuhkan jarak minimal 17 cm dan jarak maksimal 190 cm dari marker, Galaxy Nexus S membutuhkan jarak minimal 9 cm dan jarak maksimal 140 cm, Galaxy Gio membutuhkan jarak minimal 8 cm dan jarak maksimal 170 cm dan Galaxy S2 dengan OS Android 4.0 membutuhkan jarak minimal 15 cm dan jarak maksimal 250 cm.

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada 30 siswa, maka didapatkan analisa bahwa sebesar 80% menyatakan sangat baik bahwa media pembelajaran AR berbasis android membantu siswa dalam memahami materi organ pernapasan, lalu sebesar 77 % menyatakan sangat baik bahwa tampilan dari organ pernapasan dalam 3 dimensi beserta animasinya sesuai dengan materi. Selanjutnya sebesar 80 % siswa menyatakan sangat baik bahwa dengan media pembelajaran AR berbasis android meningkatkan minat belajar siswa. Kemudian sebesar 82 % menyatakan sangat baik bahwa media pembelajaran AR berbasis android belajar menjadi menyenangkan/ menarik dan sebesar 78 % menyatakan sangat baik bahwa pelajaran biologi lebih mudah dipahami dengan menggunakan AR berbasis android

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada 5 guru, maka didapatkan analisa bahwa sebesar 84 % menyatakan sangat baik bahwa mudah dalam penggunaan aplikasi ini, lalu sebesar 88 % menyatakan sangat baik bahwa media pembelajaran AR berbasis android dapat menunjang proses belajar mengajar organ pernapasan. Selanjutnya sebesar 96 % menyatakan sangat baik media pembelajaran ini mempermudah dan membantu guru dalam menjelaskan pelajaran organ pernapasan dan media pembelajaran ini menjadi solusi alternatif multimedia pembelajaran tentang organ pernapasan.

5. Kesimpulan

1. Sebesar 80% siswa menyatakan sangat baik bahwa media pembelajaran AR berbasis android membantu siswa dalam memahami materi organ pernapasan dan meningkatkan minat belajar siswa.

2. Sebesar 96% guru menyatakan sangat baik media pembelajaran ini mempermudah dan membantu guru dalam menjelaskan pelajaran organ pernapasan dan media pembelajaran ini menjadi solusi alternatif multimedia pembelajaran tentang organ pernapasan.

3. Jarak marker yang baik yaitu menggunakan kamera pada smartphone Samsung Galaxy SII yang berkisar antara 15 cm – 250 cm, fasilitas optical zoom serta resolusi dari kamera mempengaruhi jarak ideal pada pendeteksian marker.

4. Dari pengujian yang dilakukan aplikasi ini dapat dijalankan pada smartphone yang mempunyai minimal memiliki processor dengan arsitektur ARMv6. Adapun sebaiknya aplikasi ini di jalankan pada smartphone yang memiliki arsitektur ARMv7 karena kapasitas prosesornya lebih besar dari arsitektur ARMv6.

6. Referensi

[1] Azuma, Ronald T. 1997. A Survey of Augmented Reality, Hughes Research Laboratories, Malibu. Diambil 18 November 2011 dari: http://www.cs.unc.edu/~azuma/ARpresence.pdf [2] Domhan, Tobias. 2010. Augmented Reality on Android Smartphone., Dualen Hochschule

Baden-Württemberg, Jerman. Diambil 15 November 2011dari

softwareforschung.de/fileadmin/_softwareforschung/downloads/WISTA/Tobias_Do mhan_Studienarbeit.pdf

[3] Downloads QCAR SDK and Release Note. Diakses 20 November 2011 dari http://ar.qualcomm.at/qdevnet/\

[4] Prawirohartono, Slamet. 2008. Sains Biologi 2 SMP/MTs. Jakarta : Bumi Aksara. [5] Safaat, Nazrudin. 2011. Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC

(11)

Gambar

Gambar 1. Flowchart Pembuatan Aplikasi
Gambar 2. Flowchart Pembuatan Marker
Gambar 4. Tampilan AR Organ Hidung
Gambar 5. Tampilan AR Organ Laring
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian yang dilakukanpun berdasarkan beberapa aspek kognitif, afektif dan psikomotorik selain ini ada juga aspek perkembangan individu. Dalam raport tersebut

daan gaya, dimensi, dan status identitas antara remaja laki-laki clan perempuan; (2) ada perbedaan gaya, dimensi, dan status identitas antara remaja awal, tengah,

Sedangkan menurut Nor (2011:206) laporan tanggungjawab sosial adalah laporan mengenai aktivitas tanggung jawab sosial yang telah dilakukan oleh perusahaan maupun dunia

Penerapan sekolah peduli lingkungan atau bisa di sebut sekolah Adiwiyata yaitu sekolah program yang Kementrian Negara Lingkupan Hidup yang melakukan kerjasama dengan

Untuk menjadikan es 0oC hingga menjadi air 5oC ada dua proses yang harus dilalui: →  Proses meleburkan es 0oC menjadi air suhu 0oC, kalor yang diperlukan namakan Q1.. Titik A dan

Mereview rancangan petunjuk pelaksanaan pembinaan kegiatan minat, bakat, penalaran, dan pengelolaan informasi kemahasiswaan serta pelayanan kesejahteraan

Perbandingan Penjelasan Konsep Pengaruh Tekanan dalam Pergeseran Arah Kesetimbangan pada Konsep Standar dan pada Objek Penelitian .... Perbandingan Penjelasan Konsep Pengaruh

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul