• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK KEBIJAKAN DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP TINGKAT KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTAR PROPINSI DI INDONESIA OLEH HALIDA FATIMAH H

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAMPAK KEBIJAKAN DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP TINGKAT KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTAR PROPINSI DI INDONESIA OLEH HALIDA FATIMAH H"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK KEBIJAKAN DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP

TINGKAT KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTAR PROPINSI

DI INDONESIA

OLEH

HALIDA FATIMAH H14103042

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007

(2)

DAMPAK KEBIJAKAN DESENTRALISASI FISKAL

TERHADAP TINGKAT KETIMPANGAN PENDAPATAN

ANTAR PROPINSI DI INDONESIA

Oleh Halida Fatimah

H14103042

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007

(3)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh: Nama Mahasiswa : Halida Fatimah

Nomor Registrasi Pokok : H14103042

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Judul Skripsi : Dampak Kebijakan Desentralisasi Fiskal terhadap Tingkat Ketimpangan Pendapatan antar

Propinsi di Indonesia

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Prof. Dr. H. Didin S. Damanhuri, S.E., M.S, D.E.A. NIP: 131 404 217

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,

Dr. Ir. Rina Oktaviani, M.S. NIP: 131 846 872

(4)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, September 2007

Halida Fatimah

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Halida Fatimah, lahir pada tanggal 15 Mei 1985 di

Bogor. Penulis merupakan anak keempat dari lima bersaudara, dari pasangan Ayahanda Dedi Supriadi dan Ibunda Tini. Penulis mengawali jenjang

pendidikannya dari sekolah dasar. Pada tahun 1991 di SDN Ciluar 1 yang dilanjutkan ke SLTP Negeri 15 Bogor pada tahun 1997. Tahun 2000 penulis melanjutkan studinya ke SMU Negeri 6 Bogor hingga lulus pada tahun 2003.

Pada tahun yang sama penulis diterima pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, melalui jalur

Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dibeberapa lembaga intra dan ekstra kampus. Lembaga intra kampus yang diikuti, yaitu: HIPOTESA sebagai staff departemen kewirausahaan (2004-2005), FORMASI sebagai staff Syiar dan

Dakwah (2004-2005), Rohis Ekbang 40 sebagai bendahara (2004-2006), DPM FEM sebagai staff administrasi dan keuangan (2004-2006) dan sebagai

bendahara umum (2005-2006), BEM FEM sebagai Sekretaris Kabinet (2006-2007). Lembaga ekstra kampus yang diikuti yaitu: Ikatan Alumni Masjid At-Tarbiyah (ILMA) (2005-2007), Paguyuban Pemuda-pemudi Jl. Sukaraja

(2007). Penulispun aktif diberbagai kepanitiaan intra dan ekstra kampus. Disamping kelembagaan dan kepanitiaan yang diikuti, penulispun aktif sebagai tenaga pengajar dilembaga pendidikan formal dan nonformal serta menjadi tenaga pengajar privat secara mandiri.

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim...

Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakaatuh...

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb seluruh makhluk. Semoga Shalawat serta salam tercurah kepada Nabi junjungan, Muhammad shallahu alaihi wa sallam, beserta keluarga, para sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman. Amin.

Skripsi ini berjudul “Dampak Kebijakan Desentralisasi Fiskal terhadap Tingkat Ketimpangan Pendapatan antar Propinsi di Indonesia”. Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul tersebut, karena melihat fenomena ketimpangan antar propinsi juga melihat pada kebijakan yang diharapkan dapat meminimalisir ketimpangan yang terjadi yaitu kebijakan desentralisasi fiskal yang secara keseluruhan berada pada kerangka Otonomi Daerah yang sedang dilaksanakan.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu, setulus hati penulis sampaikan terima kasih atas segala bantuan baik materi ataupun non materi walaupun itu hanya sekedar pesan singkat menanyakan perkembangan penelitian.

Terucap terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Mama dan Papa atas cinta, kasih sayang, pengorbanan, juga kepercayaan besar yang diberikan kepada penulis hingga detik ini, serta doa yang tiada henti terucap untuk kami putra-putrinya.

2. Prof. Dr. H. Didin S. Damanhuri, S.E., M.S., D.E.A. selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas transfer ilmu dan bimbingan yang diberikan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

3. Ir. Wiwiek Rindayanti M.Si, selaku dosen penguji utama. Terima kasih atas saran serta masukan demi perbaikan skripsi ini, serta atas bimbingannya selama penulis menempuh studinya di Departemen Ilmu Ekonomi.

(7)

4. Widyastutik, S.E, M. Si, selaku wakil komisi pendidikan. Terima kasih atas saran tata cara penulisan skripsi ini.

5. Seluruh staff di Departemen Ilmu Ekonomi serta Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

6. Teh Mila, A’Ndi, A’Mpik serta adikku Adan. Terima kasih atas kasih sayang dan dukungan yang diberikan juga kepercayaannya.

7. Ponakan-ponakanku sayang, atas keceriaan dan canda tawanya, sehingga di saat penulis letih, penulis menjadi semangat lagi.

8. Keluarga besar penulis di Ciluar, tak terhitung pelajaran yang penulis dapat ambil dari mereka.

9. Sahabat-sahabatku, Salwa, Salsabila, Salma, Syifa, Aisyah, Nurhasanah, Maisan, Latifah, dan Nurdiah. Jazakumullah ukhti-ku untuk persahabatan dan ukhuwah yang indah ini.

10.Teman-teman terbaik yang mengisi hari-hari selama menempuh kehidupan perkuliahan, Ndeph, Iie_chan, Mashita dan Ani.

11.Teman-temanku di IE 40: teman seperjuanganku (Nadia, Eka, Amel), komtiku (Aga_Aryadilaga), Imas, Ely, Cen2 dan yang lainnya. Terima kasih atas moment-moment kebersamaan yang telah dilalui.

12.Ikhwahfillah yang mengenal penulis. Jazakumullah atas ukhuwah,

taujihnya, dan penjagaan yang diberikan selama ini kepada penulis.

13.Guru-guruku yang telah mengantarkanku hingga ketingkat jenjang pendidikan tinggi ini. Terima kasih untuk transfer ilmu-ilmunya.

Akhirnya penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Namun demikian, penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakaatuh...

Bogor, September 2007

Halida Fatimah H14103042

(8)

RINGKASAN

HALIDA FATIMAH. Dampak Kebijakan Desentralisasi Fiskal terhadap Tingkat

Ketimpangan Pendapatan antar Propinsi di Indonesia (dibimbing oleh Didin S. Damanhuri).

Sebagai suatu negara dengan ribuan pulau, perbedaan karakteristik wilayah adalah konsekuensi logis yang tidak dapat dihindari Indonesia. Karena karakteristik wilayah mempunyai pengaruh kuat pada terciptanya pola pembangunan ekonomi, sehingga suatu keniscayaan bila pola pembangunan ekonomi di Indonesia tidak seragam. Ketidakseragaman ini berpengaruh pada kemampuan untuk tumbuh yang pada gilirannya mengakibatkan beberapa wilayah mampu tumbuh dengan cepat sementara wilayah lainnya tumbuh lambat. Kemampuan tumbuh yang berbeda ini pada akhirnya menyebabkan terjadinya ketimpangan baik pembangunan maupun hasilnya, yakni pendapatan antar daerah.

Meskipun ketimpangan itu sendiri adalah suatu keniscayaan dalam proses pembangunan, namun ketimpangan yang semakin melebar harus dihindari. Ketimpangan yang semakin lebar akan melahirkan berbagai ketidakpuasan. Disamping itu, dengan sistem pemerintahan pada masa pemerintahan Orde Baru yang cenderung sentralistis, tentu saja menambah ketidakpuasan dan kekecewaan masyarakat, dan hal ini tercermin pada gerakan pemisahan diri/separatisme dan tuntutan reformasi di tahun 1998. Untuk menjaga integrasi nasional atas tuntutan daerah, maka pemerintahan Habibie mengeluarkan satu paket kebijakan tentang

Otonomi Daerah berupa UU. No. 22/1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25/1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kecenderungan perkembangan ketimpangan pendapatan yang terjadi antar propinsi di Indonesia pada masa sebelum dan setelah kebijakan desentralisasi fiskal diterapkan. Mengetahui dampak diterapkannya kebijakan desentralisasi fiskal terhadap tingkat kemerataan pendapatan antar propinsi di Indonesia serta mengetahui peranan transfer fiskal sebagai salah satu instrumen untuk mengurangi ketimpangan pendapatan antar propinsi di Indonesia.

Pada penelitian ini, untuk melihat kecenderungan ketimpangan pendapatan antar propinsi akan digunakan alat analisis Indeks Williamson dengan PDRB harga konstan 1993 sebagai ukuran atas pendapatan tiap propinsi. Selanjutnya, untuk melihat dampak kebijakan desentralisasi fiskal terhadap tingkat ketimpangan pendapatan akan digunakan model ekonometrika yakni regresi berganda. Kurun waktu analisis ini yaitu dari tahun 1993 sampai 2004.

Hasil penelitian menunjukkan Indeks ketimpangan pendapatan antar propinsi di Indonesia dengan indikator PDRB konstan 1993 berada pada kondisi ketimpangan yang tinggi terkecuali pada tahun 1998-1999 yang berada pada kondisi ketimpangan yang sedang. Jika mengeluarkan sektor migas dalam perhitungan, maka terlihat adanya kondisi ketimpangan yang tinggi dari tahun 1993-1997. Dimulai dari masa krisis (1998) sampai masa diterapkannya kebijakan desentralisasi fiskal (2004) ketimpangan berada pada kondisi yang sedang.

(9)

Sedangkan indeks ketimpangan pendapatan antar propinsi di Indonesia dengan indikator PDRB harga berlaku – baik dengan atau tanpa sektor migas – berada pada kondisi ketimpangan yang tinggi.

Lebih lanjut, dari hasil estimasi terhadap model yang digunakan. Desentralisasi fiskal berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap tingkat ketimpangan pendapatan antar propinsi di Indonesia. Pada masa kebijakan desentralisasi fiskal (2001-2004), tingkat kemerataan pendapatan antar propinsi di Indonesia lebih baik daripada sebelum kebijakan ini dilaksanakan (1993-2000). Sementara itu, ketimpangan transfer fiskal berpengaruh negatif dan signifikan secara statistik terhadap ketimpangan pendapatan. Adanya peningkatan dana transfer akan meningkatkan ketimpangan transfer yang pada akhirnya akan berdampak terhadap penurunan tingkat ketimpangan pendapatan. Ketimpangan PAD berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap ketimpangan pendapatan. Adanya peningkatan PAD akan menurunkan ketimpangan PAD yang pada akhirnya akan berdampak terhadap penurunan tingkat ketimpangan pendapatan.

Masih tingginya tingkat ketimpangan pendapatan antar propinsi di Indonesia, mengindikasikan masih belum cukup upaya-upaya pemerintah dalam menekan tingkat ketimpangan yang terjadi selama ini. Diperlukan kajian-kajian yang lebih mendalam lagi sehingga arah kebijakan untuk mengatasi masalah ketimpangan ini bisa tepat sasaran.

Tidak terbuktinya transfer fiskal dalam menurunkan tingkat ketimpangan transfer fiskal, maka perlu ditinjau ulang tentang pola transfer yang selama ini digunakan (formula). Disamping itu, tetap perlu adanya fungsi pengawasan dari pemerintah pusat tentang penggunaan anggaran daerah terlebih terkait adanya penyimpanan DAU di SBI. Kedua hal ini diduga sebagai faktor yang cukup kuat mengapa tujuan transfer fiskal tersebut tidak tercapai.

Melihat peranan PAD dalam membentuk tingkat kemandirian fiskal pemerintah daerah serta peranannya dalam menekan tingkat ketimpangan yang terjadi. Maka pemerintah daerah harus secara bijak dan arif dalam menggali sumber-sumber PAD ini, jangan sampai gagasan ”autonomy” terdistorsi menjadi pendekatan ”automoney”. Sehingga dapat menimbulkan inefisiensi dalam iklim investasi pemerintah setempat, yaitu dengan diterbitkanya berbagai perda tentang pajak dan retribusi.

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA... 9

2.1. Pengertian dan Konsep Desentralisasi Fiskal ... 9

2.2. Transfer Keuangan Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah... 13

2.3. Pengertian dan Konsep Ketimpangan ... 19

2.4. Penelitian Terdahulu ... 21

III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 27

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 27

3.1.1. Pendapatan Domestik Regional Bruto ... 27

3.1.2. Pengukuran Ketimpangan ... 31

3.1.3. Analisis Model Regresi ... 35

3.2. Kerangka Pemikiran Konseptual... 37

IV. METODOLOGI PENELITIAN... 43

4.1. Kasus dan Unit Data ... 43

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 44

4.3. Metode Analisis ... 44

4.3.1. Mengukur Perkembangan Ketimpangan Pendapatan antar Propinsi ... 45

4.3.2. Mengukur Dampak Kebijakan Desentralisasi Fiskal terhadap Tingkat Ketimpangan Pendapatan antar Propinsi di Indonesia 46 V. GAMBARAN UMUM KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH ... 48

Referensi

Dokumen terkait

Mempengaruhi Pembangunan Canal Blocking sebagai Solusi Pencegahan Kebakaran Lahan Gambut di Desa Sungaitohor Dari hasil penelitian yang dilakukan dan juga didukung

Masa Kerja, Kebiasaan Merokok, dan Kebiasaan Olahraga dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Lutut Kiri……… 52 Tabel 5.26 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel

Berdasarkan keadaan dilapangan melalui hasil pembagian kuisioner dan wawancara secara terbuka, peneliti menyimpulkan bahwa pada dasarnya mahasiswi yang memilih

(c) Siswa bersungguh-sungguh dalam bekerja sama dengan teman. Indikator kinerja untuk siswa bersungguh-sungguh dalam bekerja sama dengan teman 92,29% atau sekitar 26

Jadi, dalam hal ini Rasyid Ridha sependapat dengan Muhammad Abduh bahwa poligami diperbolehkan dengan syarat keadilan terpenuhi diantara para istri sehingga

Dengan demikian pada kelompok siswa yang pembelajarannya menggunakan media konvensional, hasil belajar IPA kelompok siswa yang diberi penilaian formatif dengan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) faktor-faktor penyebab alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pertambangan adalah: (a) kondisi lahan dan faktor pertanian

Penandatanganan perjanjian kerjasamaantara Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan dengan satuan pendidikan yang terakreditasi, atau lembaga sertifikasi lainnya yang sah