• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN Nomor 0785/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN Nomor 0785/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PUTUSAN

Nomor 0785/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai talak antara :

PEMOHON, umur 25 tahun, agama Islam, pekerjaan kuli bangunan, tempat tinggal di Kabupaten Pasuruan, sebagai "Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi";

MELAWAN

TERMOHON, umur 24 tahun, agama Islam, pekerjaan tidak bekerja, tempat tinggal di Kabupaten Pasuruan, sebagai "Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi";

Pengadilan Agama tersebut ;

Setelah membaca dan mempelajari surat-surat perkara;

Setelah mendengarkan keterangan kedua belah pihak yang berperkara dan telah memeriksa bukti-bukti di persidangan;

DUDUK PERKARA

Bahwa Pemohon dalam surat permohonannya tertanggal 12 Mei 2015 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pasuruan, nomor 0785/Pdt.G/2015/PA.Pas, telah mengajukan permohonan cerai talak terhadap Termohon dengan uraian/alasan sebagai berikut :

1. Bahwa Pemohon telah melangsungkan perkawinan dengan Termohon pada tanggal 23 April 2009 sebagaimana tercantum dalam Duplikat Kutipan Akta Nikah Akta Nikah nomor xxxxxxxxx tertanggal 11 Mei 2015 yang telah dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kabupaten Pasuruan ;

2. Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon membina rumah tangga sebagai suami istri bertempat tinggal di rumah orangtua Termohon selama 4 tahun 2 bulan, telah melakukan hubungan sebagaimana layaknya suami istri dan dikaruniai 1 orang anak bernama :

(2)

2 3. Bahwa semula kehidupan rumah tangga Pemohon dan Termohon harmonis dan bahagia, namun sejak bulan Juni 2013 keadaannya mulai tidak harmonis lagi dan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran;

4. Bahwa terjadinya perselisihan dan pertengkaran tersebut disebabkan Termohon sering cemburu dan menuduh Pemohon mempunyai pacar lain jika Pemohon terlambat pulang dari bekerja, Pemohon telah memberi penjelasan dan pengertian kepada Pemohon namun Termohon tetap tidak percaya dan marah-marah kepada Pemohon;

5. Bahwa akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut, Pemohon meninggalkan tempat tinggal bersama sehingga antara Pemohon dan Termohon berpisah tempat tinggal sejak Juli 2013 ;

6. Bahwa selama berpisah tersebut antara Pemohon dan Termohon sudah tidak melakukan hubungan layaknya suami istri lagi ;

7. Bahwa melihat keadaan rumah tangga Pemohon yang demikian ini, Pemohon sudah tidak sanggup lagi untuk mempertahankannya dan jalan yang terbaik adalah bercerai dengan Termohon;

8. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan Agama Pasuruan cq Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk memanggil para pihak, memeriksa, mengadili dan menjatuhkan putusan yang amarnya sebagai berikut :

PRIMER:

1. Mengabulkan permohonan Pemohon;

2. Memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj‟i kepada Termohon;

3. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara menurut hukum;

SUBSIDER:

Mohon putusan yang seadil-adilnya;

Bahwa pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan, Pemohon dan Termohon telah hadir sendiri di persidangan, Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon agar rukun kembali dalam rumah tangga, baik dalam persidangan maupun melalui mediasi dengan mediator MASHURI, S.H. namun tidak berhasil ;

(3)

3 Bahwa dalam persidangan yang tertutup untuk umum Majelis Hakim telah membacakan surat permohonan Pemohon tersebut yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon;

Bahwa atas permohonan Pemohon tersebut, Termohon telah memberikan jawaban secara lisan sebagai berikut :

Dalam Konvensi :

1. Bahwa Termohon membenarkan sebagian dalil-dalil Pemohon ;

2. Bahwa benar telah terjadi perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon, akan tetapi alasannya bukan disebabkan Termohon sering cemburu dan menuduh Pemohon mempunyai pacar lain jika Pemohon terlambat pulang dari bekerja, akan tetapi Termohon hanya bertanya mengapa Pemohon pulang malam dan jangan pulang malam-malam, kemudian Pemohon keluar dari rumah kediaman bersama ;

3. Bahwa Termohon sudah datang ke rumah Pemohon dan mengajak Pemohon pulang, akan tetapi Pemohon tidak mau pulang tinggal bersama Termohon lagi 4. Benar antara Pemohon dan Termohon telah pisah rumah selama 2 tahun ; 5. Bahwa Termohon tidak mau diceraikan Pemohon

Dalam Rekonvensi :

Apabila Pemohon memaksa untuk bercerai Termohon menuntut berupa :

a. Nafkah madliyah selama 2 tahun sebesar Rp. 7.000.000,00 (tujuh juta rupiah) ; b. Nafkah iddah sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) ;

c. Mut‟ah sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) ;

d. Nafkah anak setiap bulan sebesar Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) ; Bahwa atas jawaban Termohon tersebut Pemohon menyampaikan repliknya secara lisan bahwa Pemohon tetap pada permohonannya dan tidak sanggup dengan tuntutan Termohon tersebut, Pemohon sanggup memenuhi tuntutan Termohon berupa :

a. nafkah madiyah selama 2 tahun sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) ; b. nafkah iddah sebesar Rp. 300.000, 00 (tiga ratus ribu rupiah) ;

c. mut‟ah sebesar Rp. 100.000, 00 (seratus ribu rupiah) ;

d. nafkah anak setiap bulan sebesar Rp. 200.000, 00 (dua ratus ribu rupiah), karena penghasilan Pemohon setiap hari hanya sebesar Rp. 40.000,00 (empat puluh ribu rupiah) ;

(4)

4 Bahwa terhadap replik Pemohon tersebut, Termohon menyampaikan dupliknya tetap pada jawaban dan tuntutannya ;

Bahwa untuk meneguhkan dalil Permohonannya, Pemohon telah mengajukan bukti surat berupa fotokopi Duplikat Kutipan Akta Nikah dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Gondangwetan Kabupaten Pasuruan nomor xxxxxxxxx tanggal 11 Mei 2015, telah bermeterai cukup sesuai aslinya (P.1) ;

Bahwa disamping bukti surat, Pemohon juga mengajukan 2 orang saksi masing-masing yaitu :

1. SAKSI 1, umur 32 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, tempat kediaman di Kota Pasuruan, di bawah sumpahnya memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:

a. Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena sebagai kakak kandung Pemohon ;

b. Bahwa semula Pemohon dan Termohon bertempat tinggal di rumah orangtua Termohon selama 4 tahun 2 bulan dan telah hidup rukun dikaruniai 1 orang anak bernama ANAK 1, lahir 2011 ;

c. Bahwa sekitar tahun 2013 antara Pemohon dan Termohon sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan Termohon sering cemburu dan menuduh Pemohon mempunyai pacar lain jika Pemohon terlambat pulang dari bekerja, Pemohon telah memberi penjelasan dan pengertian kepada Pemohon namun Termohon tetap tidak percaya dan marah-marah kepada Pemohon ;

d. Bahwa akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut, Pemohon meninggalkan tempat tinggal bersama sehingga antara Pemohon dan Termohon berpisah tempat tinggal sejak Juli 2013 ;

e. Bahwa saksi telah berusaha merukunkan Pemohon dan Termohon namun tidak berhasil dan saksi sudah tidak sanggup lagi merukunkan mereka ;

2. SAKSI 2, umur 49 tahun, agama Islam, pekerjaan tani, tempat kediaman di Kabupaten Pasuruan, di bawah sumpahnya memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut :

a. Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena sebagai tetangga Pemohon ;

(5)

5 b. Bahwa semula Pemohon dan Termohon bertempat tinggal di rumah orangtua Termohon selama 4 tahun 2 bulan telah hidup rukun dan dikaruniai 1 orang anak bernama ANAK 1 ;

c. Bahwa sejak tahun 2013 antara Pemohon dan Termohon sering berselisih dan bertengkar yang disebabkan Termohon sering cemburu dan menuduh Pemohon mempunyai pacar lain jika Pemohon terlambat pulang dari bekerja, Pemohon telah memberi penjelasan dan pengertian kepada Pemohon namun Termohon tetap tidak percaya dan marah-marah kepada Pemohon ;

d. Bahwa akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut, Pemohon meninggalkan tempat tinggal bersama sehingga antara Pemohon dan Termohon berpisah tempat tinggal sejak Juli 2013 ;

e. Bahwa saksi telah berusaha merukunkan Pemohon dan Termohon namun tidak berhasil dan saksi sudah tidak sanggup lagi merukunkan mereka ;

Bahwa bukti-bukti tersebut telah dibenarkan oleh Pemohon dan Termohon ;

Bahwa Pemohon dan Termohon mencukupkan dengan keterangannya tersebut dan sudah tidak akan mengajukan sesuatu apapun dengan menyampaikan kesimpulan yang pada pokoknya tetap pada keterangannya masing-masing ;

Bahwa selanjutnya untuk meringkas uraian dalam putusan ini ditunjuk segala hal sebagaimana tercantum dalam berita acara persidangan perkara ini ;

PERTIMBANGAN HUKUM Dalam Konvensi :

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah seperti diuraikan tersebut di atas ;

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan, Pemohon dan Termohon telah datang menghadap secara pribadi dalam persidangan ;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan para pihak yang berperkara, akan tetapi tidak berhasil, dan berdasarkan PERMA nomor 1 tahun 2008, atas kesepakatan kedua belah pihak, Majelis Hakim menetapkan MASHURI, SH., sebagai Mediator dan berdasarkan laporannya tanggal 17 Juni

(6)

6 2015, mediator berusaha merukunkan rumah tangga Pemohon dengan Termohon, akan tetapi tidak berhasil ;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 49 huruf (a) dan Pasal 66 ayat (2) Undang-Undang nomor 7 tahun 1989 yang telah di ubah dan ditambah dengan Undang nomor 3 tahun 2006, dan perubahan kedua dengan Undang-Undang nomor 50 tahun 2009, maka perkara ini merupakan wewenang Pengadilan Agama Pasuruan untuk memeriksa dan mengadilinya, sehingga permohonan Pemohon dapat diterima ;

Menimbang, bahwa terhadap bukti surat (P.1) yang merupakan akta otentik dan telah bermeterai cukup dan cocok dengan aslinya, dimana bukti tersebut menjelaskan mengenai Pemohon dan Termohon telah melangsungkan perkawinan pada tanggal 23 April 2009 tercatat di Kantor Urusan Agama Kecamatan Gondangwetan Kabupaten Pasuruan, bukti tersebut tidak dibantah oleh Termohon, sehingga bukti tersebut telah memenuhi syarat formal dan materiil, serta mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna dan mengikat ;

Menimbang, bahwa sebagaimana dalil permohonan Pemohon, antara Pemohon dengan Termohon sebagai suami isteri sah yang menikah pada tanggal 23 April 2009, pernah rukun dan harmonis sebagaimana layaknya suami isteri yang baik (ba’daddukhul) dan telah dikaruniai seorang anak bernama ANAK 1, lahir 10 Oktober 2011, berdasarkan bukti surat (P.1) dan keterangan para saksi, maka Majelis Hakim telah menemukan fakta hukum bahwa Pemohon dengan Termohon telah terikat dalam perkawinan yang sah sejak tanggal 23 April 2009 dan telah dikaruniai seorang anak tersebut di atas ;

Menimbang, bahwa terhadap dalil permohonan Pemohon untuk bercerai dengan Termohon dengan alasan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan Termohon sering cemburu dan menuduh Pemohon mempunyai pacar lain jika Pemohon terlambat pulang dari bekerja, Pemohon telah memberi penjelasan dan pengertian kepada Pemohon namun Termohon tetap tidak percaya dan marah-marah kepada Pemohon, dan puncaknya telah terjadi pisah tempat tinggal sejak bulan Juli 2013 hingga sekarang sudah 2 (dua) tahun;

Menimbang, bahwa terhadap alasan cerai tersebut, Termohon telah membenarkan semua dalil-dalil permohonan Pemohon dan sudah pisah tempat tinggal sejak bulan Juli 2013, hingga sekarang pisah selama 2 (dua) tahun;

(7)

7 Menimbang, bahwa Pemohon telah menghadirkan 2 orang saksi bernama SAKSI 1 (kakak kandung Pemohon) dan SAKSI 2 (tetangga Pemohon), dimana saksi-saksi yang diajukan oleh Pemohon tersebut sudah dewasa dan sudah disumpah, sehingga memenuhi syarat formal sebagaimana yang diatur dalam Pasal 145 ayat 1 angka 3e HIR ;

Menimbang, bahwa keterangan saksi-saksi Pemohon mengenai perselisihan dan pertengkaran Pemohon dengan Termohon adalah fakta yang dilihat sendiri/didengar sendiri/dialami sendiri dan relevan serta bersesuaian antara satu dengan yang lainnya, oleh karena itu keterangan saksi-saksi Pemohon dan saksi Termohon tersebut telah memenuhi syarat materiil sebagaimana telah diatur dalam Pasal 171 ayat (1), sehingga keterangan saksi saksi tersebut memiliki kekuatan pembuktian dan dapat diterima sebagai alat bukti Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Pemohon dan Termohon yang dihubungkan dengan keterangan para saksi yang dibenarkan oleh Pemohon dan Termohon, maka ditemukan fakta sebagai berikut :

► Bahwa rumah tangga Pemohon dengan Termohon sudah retak dan tidak harmonis lagi, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran ;

► Bahwa akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut, antara Pemohon dan Termohon telah berpisah tempat tinggal sampai sekarang selama 2 (dua) tahun sejak Pemohon pulang ke rumah orang tuanya ;

► Bahwa dari pihak keluarga serta orang dekat dengan Pemohon sudah tidak sanggup untuk merukunkan mereka lagi ;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas Majelis berpendapat rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah sulit diharapkan rukun kembali dan sulit diharapkan mencapai tujuan perkawinan membentuk keluarga bahagia dan sejahtera berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1 Undang-Undang nomor 1 tahun 1974 atau membentuk keluarga sakinah yang dilandasi rasa mawadah wa rahmah (cinta dan kasih) oleh karena itu Majelis berpendapat perceraian lebih maslahat dan memberikan kepastian hukum daripada meneruskan perkawinan, sebagaimana yang dimaksud dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI. nomor 534.K/Pdt/1996 tanggal 18 Juni 1996 “ bahwa dalam hal perceraian tidak perlu dilihat dari siapa penyebab percekcokan atau salah satu pihak telah meninggalkan

(8)

8 pihak lain, tetapi yang perlu dilihat adalah perkawinan itu sendiri apakah perkawinan itu masih dapat dipertahankan atau tidak “ ;

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas terbukti bahwa permohonan Pemohon telah memenuhi alasan yang diatur dalam pasal 39 Undang-Undang nomor 1 tahun 1974 jo Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1975 jo Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam serta memperhatikan pula Firman Allah SWT surat Al-Baqoroh ayat ayat 227 sebagai berikut :

Artinya : "Jika kamu telah bertetap hati untuk menalak (istri kamu) (karena tidak sanggup mewujudkan rumah tangga yang bahagia) sesungguhnya Allah

Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui " ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka permohonan Pemohon telah beralasan dan dapat dikabulkan ;

Menimbang, bahwa antara Pemohon dan Termohon selama dalam perkawinannya telah berhubungan sebagaimana layaknya suami isteri (ba'dad dukhul) dan belum pernah bercerai, sesuai Pasal 118 Kompilasi Hukum Islam talak yang diijinkan untuk dijatuhkan oleh Pemohon terhadap Termohon adalah talak satu roj'i, maka Majelis Hakim dapat memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu roj‟i terhadap Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Pasuruan ;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 84 Undang-Undang No.7 tahun 1989 sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang nomor 50 tahun 2009 jo. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI. Nomor 608.K/AG/2003, tanggal 23 Maret 2005, maka Majelis Hakim memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirim salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman Pemohon dan Termohon dan atau di tempat perkawinan dilangsungkan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;

Menimbang, bahwa oleh karena tempat perkawinan dilaksanakan Pemohon dan Termohon serta tempat tinggal Pemohon dan Termohon berada di wilayah Kecamatan Gondangwetan Kabupaten Pasuruan, maka Majelis Hakim memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirim salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan

(9)

9 Agama Kecamatan Gondangwetan Kabupaten Pasuruan, untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu ;

Dalam Rekonvensi :

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat Rekonvensi adalah sebagaimana terurai di atas ;

Menimbang, bahwa Penggugat Rekonvensi telah mengajukan dalil-dalil sebagai berikut apabila Tergugat Rekonvensi memaksakan untuk bercerai dengan Penggugat Rekonvensi, maka Penggugat Rekonvensi menuntut sebagai berikut : 1. Nafkah madliyah selama 2 tahun sebesar Rp. 7.000.000,00 (tujuh juta rupiah) ; 2. Nafkah iddah sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) ;

3. Mut‟ah sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) ;

4. Nafkah anak setiap bulan sebesar Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) ; Menimbang, bahwa gugatan Penggugat Rekonvensi tersebut, dalam repliknya Tergugat Rekonvensi sanggup untuk memenuhi tuntutan Penggugat Rekonvensi adalah sebagai berikut :

a. nafkah madiyah selama 2 tahun sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) ; b. nafkah iddah sebesar Rp. 300.000, 00 (tiga ratus ribu rupiah) ;

c. mut‟ah sebesar Rp. 100.000, 00 (seratus ribu rupiah) ;

d. nafkah anak setiap bulan sebesar Rp. 200.000, 00 (dua ratus ribu rupiah), karena penghasilan Pemohon setiap hari hanya sebesar Rp. 40.000,00 (empat puluh ribu rupiah) ;

Menimbang, bahwa atas kesanggupan Tergugat Rekonvensi tersebut dalam dupliknya Penggugat Rekonvensi menyatakan keberatan dengan kesanggupan Tergugat Rekonvensi tersebut dan tetap pada jawabannya ;

Menimbang, bahwa, Penggugat Rekonvensi tidak keberatan terhadap kesanggupan Tergugat Rekonvensi, oleh karena tidak terjadi kesepakatan diantara kedua belah pihak, maka Majelis Hakim akan mempertimbangkan dan menentukan jumlah nafkah madliyah, nafkah iddah, muth‟ah dan nafkah anak tersebut yang layak dan pantas bagi kedua belah pihak;

Menimbang, bahwa sebagaimana pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka gugatan Penggugat Rekonvensi telah beralasan dan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh Pasal 41 huruf (c) Undang-Undang nomor 1 tahun 1974, jo. Pasal 24 ayat (2) huruf (b), Pasal 39 huruf (b) Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1975, jo. Pasal 149 huruf (a,b dan d) 152 dan 153 ayat (2) huruf (b), Pasal

(10)

10 156 huruf (a, b, d dan f), Pasal 158 dan Pasal 160 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, maka gugatan Penggugat Rekonvensi harus dikabulkan ;

Menimbang, bahwa dalam hal terjadi perceraian karena talak, maka pihak suami berkewajiban untuk memberi kepada pihak isteri baik nafkah madliyah dan nafkah iddah serta muth‟ah, dan berdasarkan Firman Allah SWT., dalam Al-Qur‟an surat Ath-Tholaq ayat 7, yang berbunyi sebagai berikut :

Artinya : “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan

kelapangan sesudah kesempitan “ ;

Menimbang, bahwa nafkah madliyah adalah nafkah yang belum dibayar oleh pihak suami kepada isterinya, sehingga tetap menjadi hutang suami. Sebagaimana pendapat fuqaha yang diambil alih sebagai pendapat Majelis yaitu :

 Kitab Syarqowi alat tahrir juz II halaman 308 :

Artinya : “ Semua nafkah menjadi gugur sebab kedaluwarsa, kecuali nafkah isteri, bahkan menjadi hutang yang harus ditanggung suami “ ;

 Kitab Al Muhadzdzab juz II halaman 178 :

Artinya : “ Tatkala telah ada tamkin (penyerahan) dari seorang isteri terhadap

suaminya yang mewajibkan nafakah, dan si suami tidak membayar nafkah itu sampai lewat batas waktunya, nafkah itu menjadi hutang yang harus ditanggung suami dan tidak gugur dengan lewatnya waktu”

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat terhadap nafkah madliyah selama 2 (dua) tahun setiap bulan sebesar Rp. 7.000.000,00 (tujuh juta rupiah), dalam repliknya Tergugat Rekonvensi menyatakan sanggup memberikan nafkah madiyah kepada Penggugat Rekonvensi selama 2 tahun sebesar Rp. 1. 000.000,00 (satu juta rupiah) karena penghasilan Tergugat Rekonvensi sebagai kuli bangunan setiap hari sebesar Rp. 40.000,00 (empat puluh ribu rupiah), dan dalam dupliknya Penggugat Rekonvensi menyatakan keberatan dengan kesanggupan Tergugat Rekonvensi tersebut, sehingga Majelis Hakim akan mempertimbangkannya sendiri sesuai kemampuan Pemohon dan kelayakan bagi kedua pihak ;

(11)

11 Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka Majelis Hakim menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar nafkah madliyah selama 2 (dua) tahun sebesar Rp. 2.400.000,00 (dua juta empat ratus ribu rupiah) ;

Menimbang, bahwa nafkah iddah merupakan nafkah yang harus dibayar oleh suami apabila dia mentalak isterinya, karena nafkah iddah merupakan hak isteri, sebagaimana Hadits Rasulullah saw. dalam Kitab Al Bajuri Juz II halaman 145 yang berbunyi :

Artinya : Talak itu di tangan laki-laki (suami) dan „iddah itu di pihak perempuan ; Dan pendapat para fuqoha‟ dalam kitab Al – Muhadzdzab, juz II, halaman 176 yang diambil alih menjadi pendapat Majelis bahwa :

Artinya : “ Apabila suami mencerai isteri sesudah dukhul dengan talak raj‟i, maka isteri berhak mendapat tempat tinggal dan nafkah semasa iddah “ ; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 39 huruf (b) Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang nomor 1 tahun 1974 jo. Pasal 153 ayat (2) huruf (b) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia bahwa ketentuan masa iddah yang harus dijalani adalah 90 (sembilan puluh) hari, oleh karena itu Majelis Hakim menentukan masa iddah Penggugat adalah 90 (sembilan puluh) hari ;

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat terhadap nafkah iddah selama 3 (tiga) bulan sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), dalam repliknya Tergugat Rekonvensi menyatakan sanggup memberikan nafkah iddah kepada Penggugat Rekonvensi sebesar Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah), dan dalam dupliknya Penggugat Rekonvensi menyatakan keberatan dengan kesanggupan Tergugat Rekonvensi tersebut, sehingga Majelis Hakim akan mempertimbangkannya sendiri sesuai kemampuan Pemohon dan kelayakan bagi kedua pihak ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka Majelis Hakim menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar nafkah iddah selama 3 (tiga) bulan sebesar Rp. 450.000,00 (empat ratus lima puluh ribu rupiah) Menimbang, bahwa apabila seorang suami mentalak isterinya sedangkan isteri telah menyerahkan dirinya terhadap suaminya, maka suami tersebut harus memberikan kenang-kenangan untuk menyenangkan hati isteri (muth‟ah). Sebagaimana Firman Allah dalam surat al Baqarah ayat 241 :

(12)

12 suaminya) mut‟ah (pemberian) menurut yang ma‟ruf “ ;

Dan Firman Allah dalam surat al Ahzab ayat 49 yaitu :

Artinya : “ Senangkanlah olehmu hati mereka dengan pemberian dan lepaslah mereka secara baik “ ;

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat terhadap mut‟ah sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), dalam repliknya Tergugat Rekonvensi menyatakan sanggup memberikan mut‟ah kepada Penggugat Rekonvensi sebesar Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah), dan dalam dupliknya Penggugat Rekonvensi menyatakan keberatan dengan kesanggupan Tergugat Rekonvensi tersebut, sehingga Majelis Hakim akan mempertimbangkannya sendiri sesuai kemampuan Pemohon dan kelayakan bagi kedua pihak ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka Majelis Hakim menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar mut‟ah kepada Penggugat Rekonvensi sebesar Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) ;

Menimbang, bahwa sebagaimana gugatan rekonvensi Penggugat tentang nafkah seorang anak bernama ANAK 1, lahir 10 Oktober 2011, maka berdasarkan Hadits Rosulullah saw. dalam Kitab I‟anatut thalibin juz IV, halaman 99 sebagai berikut :

Artinya : “ Anak yang masih punya ayah dan ibu, maka ayahnya yang wajib memberikan nafkah “ ;

Menimbang, bahwa terhadap gugatan rekonvensi Penggugat tentang nafkah anak setiap bulan sebesar Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) dan Tergugat Rekonvensi menyatakan sanggup memenuhinya setiap bulan sebesar Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah), dan Penggugat Rekonvensi menyatakan keberatan dengan kesanggupan Tergugat Rekonvensi tersebut, oleh karena itu Majelis Hakim mempertimbangkannya sendiri dengan menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar nafkah seorang anak bernama ANAK 1, lahir 10 Oktober 2011, setiap bulan minimal sebesar Rp. 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) sampai anak tersebut dewasa atau sudah berumur 21 tahun ;

Menimbang, bahwa sebagaimana pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka gugatan Penggugat Rekonvensi telah beralasan dan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh Pasal 41 huruf (c) Undang-Undang nomor 1 tahun 1974, jo. Pasal 39 huruf (b) Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1975, jo. Pasal 149 huruf (a dan b) 152 dan 153 ayat (2) huruf (b), Kompilasi Hukum Islam, maka

(13)

13 untuk memenuhi azas kelayakan dan kepatutan, gugatan Penggugat Rekonvensi harus dikabulkan sebagian serta ditolak selain dan selebihnya ;

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat Rekonvensi dikabulkan, maka Majelis Hakim harus menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar kepada Penggugat Rekonvensi berupa :

a. nafkah madiyah selama 2 (dua) tahun sebesar Rp. 2.400.000,00 (dua juta empat ratus ribu rupiah) ;

b. nafkah iddah sebesar Rp. 450.000,00 (empat ratus lima puluh ribu rupiah) ; c. mut‟ah sebesar Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) ;

d. nafkah anak bernama ANAK 1, lahir 10 Oktober 2011 setiap bulan minimal sebesar Rp. 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) sampai anak dewasa (usia 21 tahun) ;

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat Rekonvensi dikabulkan sebagian, maka Majelis Hakim menyatakan gugatan Penggugat Rekonvensi dinyatakan tidak diterima selain dan selebihnya ;

Dalam Konvensi dan Rekonvensi :

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah di ubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara dibebankan kepada Pemohon ;

Mengingat Pasal 49 dan 54 Undang-Undang nomor 7 tahun 1989 yang telah di ubah dan ditambah dengan Undang-Undang nomor 3 tahun 2006, dan perubahan kedua dengan Undang-Undang nomor 50 tahun 2009, dan ketentuan hukum lain yang bersangkutan dengan perkara ini ;

M E N G A D I L I Dalam Konvensi :

1. Mengabulkan permohonan Pemohon ;

2. Memberi izin kepada Pemohon (M. UBAIDILLAH bin APRAWI) untuk menjatuhkan talak satu raj‟i terhadap Termohon (Termohon) di depan sidang Pengadilan Agama Pasuruan ;

3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirim salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama

(14)

14 Kecamatan Gondangwetan Kabupaten Pasuruan, untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu ;

Dalam Rekonvensi :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi sebagian ;

2. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar kepada Penggugat Rekonvensi berupa :

2.1. nafkah madiyah selama 2 (dua) tahun sebesar Rp. 2.400.000,00 (dua juta empat ratus ribu rupiah) ;

2.2. nafkah iddah sebesar Rp. 450.000,00 (empat ratus lima puluh ribu rupiah) 2.3. mut‟ah sebesar Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) ;

2.4. nafkah anak bernama ANAK 1, lahir 10 Oktober 2011 setiap bulan minimal sebesar Rp. 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) sampai anak tersebut dewasa (usia 21 tahun) ;

3. Menyatakan gugatan Penggugat Rekonvensi tidak diterima selain dan selebihnya ;

Dalam Konvensi dan Rekonvensi :

● Membebankan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp. 241.000,00 (dua ratus empat puluh satu ribu rupiah) ;

Demikian diputuskan pada hari Rabu tanggal 5 Agustus 2015 Masehi bertepatan dengan tanggal 20 Syawal 1436 H., oleh Hakim Pengadilan Agama Pasuruan yang terdiri dari Hj. SITI AISYAH, S.Ag. sebagai Ketua Majelis dan SLAMET, S.Ag., S.H. serta Drs. MOH. HOSEN, S.H. sebagai Hakim-Hakim Anggota, putusan mana oleh Hakim tersebut pada hari itu juga diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum dengan didampingi oleh Drs. H. M. YULIANI sebagai Panitera Pengganti Pengadilan Agama tersebut dan dihadiri oleh Pemohon dan Termohon;

Hakim Anggota Ketua Majelis

SLAMET, S.Ag., S.H. Hj. SITI AISYAH, S.Ag.

(15)

15 Drs. MOH. HOSEN, S.H.

Panitera Pengganti

Drs. H. M. YULIANI

Perincian Biaya Perkara :

1. Biaya Pendaftaran Rp. 30.000,00 2. Biaya Proses Rp. 50.000,00 3. Biaya Panggilan Rp. 150.000,00 4. Redaksi Rp. 5.000,00 5. Biaya Meterai Rp. 6.000,00 J u m l a h Rp. 241.000,00

Referensi

Dokumen terkait

L’étre-pour-soi atau ‘ada untuk diri’ menunjuk cara beradanya manusia yaitu pada kesadaran manusia; sifatnya melebar (extensif) dengan dunia kesadaran dan sifat kesadaran

Biofertilizer (pupuk hayati) adalah formulasi mikroorganisme atau organisme hidup yang bila diterapkan pada pembibitan tanaman, permukaan tanaman atau tanah,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang bejudul “Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Manfaat dan

Penerapan pupuk bioorganic dengan metode SRI merupakan paket teknologi yang saling kompatibel. Pupuk organik merupakan tempat yang nyaman bagi mikroorganisme untuk

Menurut hasil lokakarya keperawatan (Depkes RI 1989), rumusan yang dapat digunakan untuk perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut : Prinsip

Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif,

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan mewakili jumlah populasi. Tujuan pemilihan sampel pada metode kuantitatif adalah

Saya sedar dan akur bahawa pihak SPNB pada bila-bila masa boleh membatalkan permohonan saya dan berhak untuk menuntut apa-apa gantirugi termasuklah dengan meneruskan