• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN A. Latar Penelitian Sejak terbentuknya kabupaten bone bolango berdasarkan undang-undang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN A. Latar Penelitian Sejak terbentuknya kabupaten bone bolango berdasarkan undang-undang"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Latar Penelitian

Sejak terbentuknya kabupaten bone bolango berdasarkan undang-undang nomor 6 tahun 2003 tentang pembentukan kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato di Provinsi Gorontalo. Untuk menangani urusan kepegawaian dibentuklah bagian kepegawaian yang melekat pada sekretariat Daerah. pada tahun 2007 Sejak lahirnya Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 159 tentang pedoman Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah kantor badan kepegawaian dan diklat bone bolango telah di bangun dan di pipmpin oleh Bapak Drs. Ridwan Tohopi,M.Si maka dari itu disusunlah perda Organisasi dan Tata Kerja Nomor 54 Tahun 2007 tentang Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah, kemudian dirubah dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Organisasi Tata Kerja Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Bone Bolango dan terakhir dirubah dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Organisasi Tata Kerja Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Bone Bolango. Dan Saat ini kepala badan dipimpin oleh Lily Supriadi S. Kadir,S.Sos,MM Pangkat Pembina Utama Muda , IV/c.

A. Pendekatan Dan Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dimana penelitian ingin lebih menekankan kepada pengungkapan makna dan proses dengan latar belakang kami sebagai sumber data langsungatau disebut

(2)

penelitian study kasus (Maleong dalam Anhar, 2011: 38). Digunakan pendekatan-pendekatan kualitatif karena adanya kesesuaian antara kerakteristik dan ciri-ciri yang cocok, di antaranya: (1) instrumen utamanya adalah manusia/peneliti, (2) bersifat deskriptif, (3) kerja lapangan, (4) holistik.

Ciri-ciri dari penelitian kualitatif di antaranya adalah: (1) mempunyai latar yang alami sebagai sumber data langsung dan peneliti merupakan instrument kunci; (2) bersifat dskriptif; (3) lebih memperhatikan proses dari pada hasil atau produk semata; (4) data dianalisa secara induktif dan merupakan hal yang esencial

(Bogdan dan Biglen dalam Anhar, 2011: 38). Pertama, penelitian dengan latar alami artinya bahwa dalam penelitian ini dikupulkan data secara langsung pada konteks terjadinya proses kebijakan mutasi pegawai, sumber datanya secara langsung, latar penelitian tidak dimodofikasikan dan peneliti langsung sebagai instrumen kunci. Alat bantu yang digunaka dalam pengambilan data adalah

handphone, yang berfungsi untuk merekam data visual lainnya. Kedua, penelitian

ini bersifat deskriptif, artinya data dipaparkan secara lisan dalam bentuk data dan kalimat. Pendeskripsian dilakukan setelah memperoleh data tentang mutasi pegawai di Kantor Badan Kepegawaian Dan Diklat Kabupaten Bone Bolango. Ketiga, lebih mementingkan proses dari pada hasil, artinya dalam melakukan pengumpulan data lebih diutamakan pada pendekatan proses. Keempat, analis data dilakukan secara induktif, mengandung konsep bahwa data dianalisis melalui proses yang berlangsung dari data yang diperoleh diolah menuju teori atau dari data kita mencocokkan dengan teori yang ada untuk mencapai hasil atau kesimpulan, dan bukan sebaliknya dari teori kedata atau dengan berbekal teori kita

(3)

menganalisis data yang telah kita peroleh untuk mencapai kesimpulan akhir. Kelima, hal yang esencial merupakan kebermaknaan selalu mengacu dan berpedoman pada masalah dan hasil penelitian. Kebermaknaan itu ditinjau dari sudut pandang teoritis dan praktis. Dengan demikian maka, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, karena metode dan prosedur penelitian yang dilakukan akan menghasilkan data deskriptif berupa fakta-fakta tertulis atau secara lisan dari kegiatan dan perilaku yang diamati. Rancangan penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan lebih terperinci dan kronologis atau berurutan sehingga dapat merekomondasikan keberbagai pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan mutasi pegawai Dikantor Badan Kepegawaian Dan Diklat Kabupaten Bone Bolango.

Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Anhar, 2011: 39) bahwa penelitian studi kasus dapat dibedakan menjadi enam bagian berdasarkan objek studinya yaitu: (1) studi kasus kesejarahan mengenai organisasi dalam kurun waktu tertentu; (2) studi kasus observasi, yang memusatkan perhatian pada suatu tempat tertentudengan teknik observasi peran serta (participant observation); (3) studi kasus sejarah hidup, yakni melakukan wawancara intensif untuk memperoleh rincian sejarah tentang objek hidup (manusia); (4) studi kasus masyarakat sekitar

(community study) yang memusatkan perhatian pada suatu lingkungan tertentu; (5)

studi kasus analisis situasi (situational analysis) memusatkan perhatian pada kejadian tertentu yang dipelajari; (6) mikroetnografi, studu kasus yang dilakukan pada unit kecil yang mempunyai keunikan spesifik.

(4)

Berdasarkan hal tersebut di atas maka, penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus observasi, karena diarahkan untuk mengungkapkan kebijakan tentang mutasi pegawai Dikantor Badan Kepegawaian Dan Diklat Kabipaten Bone Bolango.

2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian atau desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu. Kasus yang akan diteliti adalah bagaimana pelaksanaan kebijakan mutasi pegawai Dikabupaten Bone Bolangio. Disarankan oleh Bogdan dan Biklen (dalam yang sistematis, berawal dari eksplorasi yang besifat luas dan dalam, kemudian berlanjut dengan kegiatan pengumpulan data dan analisis data yang lebih sempit dan terarah pada suatu topik tertentu.

Yin (dalam Anhar, 2011: 40) menyatakan bahwa studi kasus yang baik adalah suatu peristiwa yang patut diberikan contoh (exemplary) dan hendaknya bersifat signifikan, lengkap, menunjukan bukti yang memadai, dan dapat disusun dalam gaya yang menarik.

Kelebihan-kelebihan dari rancangan penelitian studi kasus menurut Bogdan dan Biklen (dalam Anhar, 2011: 40) antara lain (1) bersifat luwes, (2) menjangkau dimensi sesungguhnya dari topik yang diselidiki, (3) dapat dilksanakan secara

(5)

praktis. Rancangan studi kasus dalam penelitian kualitatif banyak ragamnya, namun demikian tetap memiliki prosedur yanng sama.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka, penelitian ini menggunakan rancangan studi kasis observasi, karena diarahkan untuk mengungkapkan kebijakan mutasi pegawai Dikantor Badan Kepegawaian Dan Diklat Kabupaten Bone Bolango.

B. Kehadiran Penelitian

Dalam penelitian kualitatif kehadiran menjadi hal yang utama, sebab peneliti yang menjadi instrumen atau alat penelitian itu sendiri, jadi dalam hal ini kehadiran peneliti menjadi kunci dari keberhasilan dari penelitian tergantung dari kehadiran peneliti.

Sugiyono (2009: 113) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif intrumen utamanya adalah peneliti sendiri. Peneliti akan terjun kelapangan sendiri, baik pada grand tour question, tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan. Dengan peranan peneliti sebagai instrumen kunci dalam pengumpulan data kepada informan yang jujur akan menghasilkan suatu data yang pasti dan akurat. Dengan demikian, kehadiran peneliti Dikantor Badan Kepegawaian Dan Diklat Kabupaten Bone Bolango. sebagai pengamat penuh sejak awal hingga selesainya penelitian sangat penting karena peneliti adalah instrumen kunci. Menurut maleong (dalam Anhar, 2011: 41) bahwa seorang peneliti harus bersifat kritis, rendah hati dan sungguh-sungguh dilapangan karena peneliti sekaligus sebagai perencana, pelaksana, pengumpul,

(6)

penganalisis, penafsir data dan akhirnya dapat melaporkan hasilnya secara transparansi dan akurat.

Kehadiran dan keterlibatan seporang peneliti dilapangan harus diketahui secara terbuka oleh subjek dilapangan, sehungan dengan hal tersebut maka peneliti melalui prosedur sebagai berikut : (1) peneliti bertemu dengan sekretasis Kantor Badan Kepegawaian Dan Diklat Kabupaten Bone Bolango untuk menyerahkan Surat Izin Penelitian dan Surat Rekomondasi Penelitian dari Universitas Negeri Gorontalo Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan, serta menyatakan maksud dan tujuan dari peneliti; (2) mengadakan observasi di lapangan untuk memehami latar belakang penelitian yang sebenarnnya; (3) membuat jadwal kegiatan berdarkan kesepakatan dengan subjek penelitian; (4) melaksanakan kunjungan guna mengumpulkan data sesuai dengan jadwal yang ada.

C. Data dan Sumber data Penelitian

1. Data Penelitian

Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah data kuallitatif.

Menurut bogdan dan Biklen (dalam Anhar, 2011: 44), data penelitian kualitatif adalah data yang banyak menggunakan kata-kata subjek, baik lisan maupun tulisan. Dalam penelitian ini data yang akan diambil adal;ah data yang berkaitan dengan fokus penelitian yaitu: (1) penerapan analisis jabatan dalam mutasi pegawai. (2) promosi dan pengembangan karir pegawai dengan adanya kebijakan mutasi pegawai. (3) dampak kebijakan mutasi pegawai. Data yang diambil

(7)

melalui dokemen yakni: (1) data tentang pelaksanaan mutasi; (2) profil kantor; (3) sarana dan prasarana.

2. Sumber Data

Yang dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian adalah manusia yakni Kepala kantor badan kepegawaian, pegawai kantor badan kepegawaian dan orang yang di mutasi di Kantor Badan Kepegawaian Dan Diklat Kabupaten Bone Bolango. sumber data manusia dapat berfungsi sebagai subjek maupun informan kunci. teknik sampling purposive digunakan untuk mengarah pengumpulan data sesuai dengan kebutuhan melalui seleksi dan pemilihan informan yang dipercaya untuk menjadi sumber data. penggunaan sampling purposive ini memberikan kebebasan penelitian menentukan sampling sesuai dengan tujuan penelitian. sampling yang dimaksud bukanlah sampling yang mewakili populasi, melainkan didasarkan pada relevansi dan kedalaman informasi. namun demikian, pemilihan sampling tidak sekedar berdasarkan kehendak subjektif penelitian namun berdasarkan tema yang muncul dilapangan.

Dalam penelitian ini sumber data diambil secara purposif atau teratur. Tekhnik sampling purposif ini digunakan untuk pengarahan pengumpulan data sesuai dengan kebutuhan dengan melalui tahap penyeleksian dan pemilihan informan yang benar-benar terlibat dalam permasalahan tersebut, mengetahui dengan jelas dan mendalam informasi yang dibutuhkan serta dapat dipercaya untuk dijadikan sebagai sumber data. Penentuan informan dalam penelitian ini didasarkan pada kriteria-kriteria sebagai berikut: (1) subjek sudah cukup lama terlibat dan menyatu dengan medan aktivitas yang dijadikan sasaran penelitian;

(8)

(2) subjek yang masih aktif dan terlibat dalam aktivitas yang dijadikan sasaran penelitian; (3) subjek bersedia dan memiliki banyak waktu untuk dimintai keterangan atau informasi yang dibutuhlan oleh penelliti; (4) subjek tidak memanipulasi atau mengemas informasi tetapi relaif memberikan informasi yang sebenarnya dan akurat, dan (5) subjek tergolong asing bagi peneliti.

Dengan teknik purposif ini akhirnya ditetapkan sampel yang akan menjadi sumber data yakni: (1) Kepala Sub bidan mutasi; (2) pegawai di bidang mutasi; (3) pegawai yang di mutasi.

Yang ditetapkan sebagai informan kunci dalam penellitian ini Kepala bidang mutasi hal ini disebabkan Kepala kantor Badan Kepegawaian mengetahui dengan pasti dan terlibat langsung dengan masalah yang diteliti, serta Kepala kantor adalah jembatan penghubung antara kepala bidang mutasi dan pegawainya. Dari informan kunci ini selanjutnya dikembangkan untuk mencari informasi lainnya dengan menggunakan teknik bola salju (Snowball samplling).

(9)

Table 3.1 : Data informan Kantor Badan Kepegawaian Dan Diklat Kabupaten Bone Bolango.

(10)

Kepala Sub Mutasi Pegawai Pegawai Bidang Mutasi Pegawai Yang Dimutasi Sukri Anwar, S.Pd Predi Lasut,s.Sos,Msi Femmy Angraini. S.Pd K.SM P.BM P.M

Sebagai informan kunci harus memiliki pengetahuan khusus tentang pelaksanaan mutasi pegawai,informative, memiliki banyak informasi tentang pelaksanaan mutasi pegawai, yang sesuai dengan focus penelitian.

Sebagai informan kunci yang ke dua karena selain kepala sub bidang mutasi

mengetahui tentang

pelaksanaan mutasi, pegawai dibidang mutasi ini banyak mengetahui tentang

pelaksanaan mutasi dan punya informasi banyak tentang fokus penelitian. Dipilih Sebagai informan ke tiga karena sebagai pegawai yang perna di mutasikan dari bidang tempat dia bekerja ke bidang yang lainnya. dan juga banyak mengetahui terjadinya pelaksanaan mutasi pegawai. sesuai dengan fokus

penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data penelitian ini, digunakan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

1. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data lengkap untuk bisa dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan mutasi di Kantor Badan Kepegawaian Dan Diklat Kabutapen Bone Bolango, secara langsung mewawancarai, kepala bidang,

(11)

serta pegawai di bidang mutasi di kantor badan kepegawaian dan diklat kabupaten bone bolango. Data hasil wawancara merupakan data pembanding yang tidak diolah secara statistik.

Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden). Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi negative. Esterberg mendefinisikan wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonsruksikan makna dalam suatu topik tertentu. (dalam Sugiono 2009: 231)

(12)

Dalam penelitian ini, subjek yang diwawancarai antara lain Kepala Sub bidang mutasi dan pegawai bidang mutasi Dalam pelaksanaan wawancara ini, peneliti sebelumnya menyiapkan instrumen yang berupa pedoman wawancara, agar kegiatan wawancara tersebut lebih terfokus.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara manual dengan menggunakan alat tulis dan dibantu dengan Samsung 2.3GB, namun dari segi etiknya peneliti meminta ijin terlebih dahulu kepada responden untuk merekam wawancara tersebut. hal ini dimksudkan agar wawancara dapat berjalan dengan lancar dan informasi yang diberikan oleh informan secara akurat, terbuka, tidak direkayasa dan menyeluruh tanpa adanya keraguan terhadap peneliti.

2. Observasi

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.

Bungin (2007: 115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat

digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak

(13)

a. Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.

b. Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.

c. Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah topografi, jumlah dan durasi, intensitas atau kekuatan respon, stimulus kontrol (kondisi dimana perilaku muncul), dan kualitas perilaku.

Dengan metode ini peneliti akan melakukan pengamatan secara langsung mengenai aktifitas yang ada di lapangan, setelah itu melakukan pencatatan sesuai dengan kejadian sebagaimana adanya. Kegiatan yang diamati dalam penelitian ini adalah semua aktifitas yang terkait dengan pelaksanaan kebijakan mutasi pegawai Dikantor Badan Kepegawaian Dan Diklat Kabupaten Bone Bolango.

3. Dokumentasi

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada

(14)

peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau

swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.

Teknik dokumentasi ini digunakan berdasarkan pada beberapa alas an antara lain (1) selalu tersedia jika dibutuhkan, (2) merupakan informasi yang stabil, (3) merefleksi situasi yang terjadi di masa lampau, (4) dapat dianalisis kembali, (5) sebagai bukti terhadap suatu peristiwa yang terjadi.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini lebih banyak menggunakan data yang berupa narasi deskripsi. Analisis dilakukan terhadap catatan hasil observasi serta catatan hasil wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dimana proses analisisnya dimulai dengan menelaah dan melakukan pengkajian terhadap data yang telah diperoleh dari berbagai sumber yang terkait. Untuk menganalisa data ditempuh langkah-langkah sbagaimana yang dikemukakan oleh Spraley (dalam Anhar, 2011: 49) yakni:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu analisis untuk menajamkan, menggabungkan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan mengelompokkan data sehingga nampak komponen-komponen-komponen finalnya yang digunakan untuk penarikan kesimpulan.

(15)

a. setelah beberapa kali pengumpulan data, semua data yang diperoleh dibaca, dipahami, dan dibuat ringkasan data yang oleh Miles dan Huberman (dalam Anhar, 2011: 41) disebut sebagai ringkasan kontak, dalam hal ini suatu catatan yang memuat uraian singkat tentang hasil telaah terhadap semua data yang diperoleh baik catatan lapangan, pemfokusan dan jawan terhadap setiap rumusan masalah penelitian.

b. Data yang telah selesai dikumpulkan selama dalam penelitian dianalisis lebih lanjut secara intensif. Menurut Bogdan dan biglen (dalam anhar, 2011: 39) langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis data ini adalah sebagai berikut: (1) semua data yang telah diperoleh baik melalui catatan lapangan termasuk ringkasan wawancara ditelaah secara seksama lalu diidentifikasi topik-topik liputan dan untuk setiap topik liputan ini dibuat kode yang menggambarkan topik tersebut. kode-kode ini nantinya akan dijadikan alat untuk mengorganisasikan satuan-satuan data agar kode-kode berfungsi demikian dan untuk setiap kode dibuatkan batasan opersional; (2) penyortiran data yakni, istilah kode-kode tersebut dibuat lengkap dengan batasan operasionalnya masing-masing, semua catatan lapangan dibaca kembali dan setiap satuan data yang tertera di dalamnya dibuat kode yang sesuai.

2. Penyajian Data

Penyajian data dimaksudkan sebagai sesuatu untuk menemukan pola-pola yang bermakna serta memungkinkan adanya penarikan kesimpulan. Dalam penyajian data ini dilkukan dengan cara menggunakan berbagai jenis matriks,

(16)

grafik, jaringan, dan bagan atau bentuk kumpulan kalimat. Hal ini dirancang untuk mempermudah peneliti dalam menggambarkan informasi serta penarikan kesimpulan. Informasi yang dimaksud dalam hal ini adalah informasi yang diuraikan berkaitan dengan fokus penelitian, misalnya penyajian data tentang kemitraan supervisor dan guru dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran. Data yang disajikan oleh peneliti berupa teks naratif yang mempunyai satu kesatuan berdasarkan data yang diperoleh serta terseleksi di lapangan.

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulann dalam hal ini dimaksudkan untuk memadukan semua data yang diperoleh lalu dikumpulkan guna penarikan kesimpulan dari berbagai analisis baik melalui catatan lapangan, hasil observasi maupun dokumendokumen.

Menurut Miles dan Huberman (dalam anhar, 2011: 38) pada tahap penarikan atau verifikasi peneliti berusaha agar dapat menggambarkan kerepresentatifan suatu peristiwa kejadian, atau objek. Oleh karena itu analisis data dilakukan secara berkesinambungan selama dan sesudah pengumpulan data, sehingga dapat ditemukan pola tentang peristiwa-peristiwa yang terjadinya pengambilan kesimpulan ini dilakukan oleh peneliti sejak awal yaitu setiap tahap pengumpulan data wal;aupun masih bersifat terbuka dan umum. Misalnya, peneliti mengambil kesimpulan tentang pelaksanaan kebijakan mutasi pegawai yang termaksuk dalam pengaturan para kinerja pegawai dalam suatu unit atau instansi. Kesimpulan yang diambil masih bersifat umum dan terbuka sebelum mendapat verifikasi dari data yang tersedia.

(17)

4. Penarikan Kesimpulan Atau Verrifikasi

pada penarikan kesimpulan atau verifikasi penelitian berusaha agar dapat menggambarkan pelaksanaan kebijakn mutasi pegawai, karena itu peneliti melakukan analisis data secara berkesunambungan selama dan sesudah pengumpulan data, sehungga dapat menemukan pola tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di lapangan. pengambilan kesimpulan ini dilakukan peneliti sejak awal yaitu setiap pengumpulan data walaupun masih bersifat tentative. peneliti memverifikasikan kesimpulan-kesimpulan tersebut dengan data baru selama penelitian untuk menjadi suatu kesimpulan yang utuh.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan.

1. Kredibilitas

Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi,

perdebriefing, analisis kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain,

(18)

a. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari responden, dan untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.

b. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

c. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

d. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu mengekspos hasil

sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekansejawat.

e. Mengadakan membercheck yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.

2. Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian inidapat diterapkan pada situasi

yang lain.

3. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan

peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsepkonsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan.

(19)

4. Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya

dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.

G. Tahap-tahap penelitian

Tahap-tahap penelitian moleong (2002:85) mengemukakan ada 4 tahap dalam penelitian kualitatif, yaitu : 1) Pra lapangan. 2) kegiatan lapagan, 3) analisis intensif, 4) penulisan laporan.

1. Tahap orientasi

Pada tahap ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan mmencakup; a) mengkaji, mengamati situasi, kondisi, dan keadaan nyata pada objek lapangan, b) mengakaji dan menganalisis permasalahan umum dengan spesifik lingkungan objek penelitian, c) membaca dan mencari literature yang relevan menuju masalah penelitian.

2. Tahap Eksplorasi

Pada tahap ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan : a) mengadakan wawancara dengan responden sesuai dengan indicator penelitian dan pertanyaan penelitian, b) mencatat dan memberikan informasi yang disampaikan responden dengan menggunakan alat bantu seperti buku catatan dan kamera digital, c) menganalisis dan menginterprestasi data hasil wawancara atau pengngamat, d) membentuk

(20)

catatan sementara hasil penelitian yang merupakan hasil konsultasi dengan dosen pembimbing.

3. Tahap membercheck

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah: a) merangkum hasil analisis data yang dibuat dalam bentuk laporan, b) member dan mengadakan serta memberikan laporan hasil analisis responden untuk dikaji kembali sesuai dengan data informasi yang diberikan, c) memperbaiki kembali mengenai kekeliruan hasil koreksi dari responden, d)hasil perbaikan tersebut di kinsultasikan kembali pada dosen pembimbing sampai akhir mendapatkan pengarahan.

Referensi

Dokumen terkait

Di samping itu, kata pondok mungkin berasal dari Bahasa Arab Funduq yang berarti asrama atau hotel, pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan

• Suatu diagram untuk menggambarkan aliran suatu lay out dengan menggunakan alat berupa tali, kawat atau benang untuk menunjukan lintasan perpindahan bahan dari satu lokasi ke

[r]

• Berdasarkan uji kompetensi pejabat administrasi atau pejabat fungsional yang tidak memenuhi standar kompetensi jabatan dapat dipindahkan pada jabatan lain yang sesuai

Lebih lanjut, jika diamati terlihat intensitas semakin baik dan semakin tinggi jika menggunakan air laut, dimana pada penggunaan air laut dalam proses alkali

Tahap ini merupakan tahap pengujian dari sistem yang dibuat yang berfungsi untuk melihat apakah Aplikasi Pencarian Informasi SMA dan SMK di pekalongan ini dapat

Penyiapan personel, perlengkapan, dan peralatan unit KBR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) huruf b dilakukan oleh Kanit KBR disesuaikan dengan eskalasi

Derajat  kesarjanaan  yang  dibuktikan  dengan  hasil  Karya  Penciptaan  Produksi    dalam