• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LINGKUP PEKERJAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LINGKUP PEKERJAAN"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LINGKUP PEKERJAAN

2.1.

Batas Pekerjaan

Pekerjaan tim pemutakhiran data dan neraca mineral ini dilakukan berdasarkan hasil kegiatan penyelidikan komoditi-komoditi mineral logam dan bukan logam yang dilakukan oleh Pusat Sumber Daya Geologi, dinas-dinas di pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten yang terkait dengan kegiatan pertambangan, badan usaha milik negara dan swasta pertambangan. Untuk kemudian data dan informasi tersebut diolah data tekstual dan data spasial-nya yang dikelola oleh Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan menggunakan perangkat lunak Mapinfo, ArcView dan ArcGIS.

2.2. Ruang Lingkup Pekerjaan

2.2.1. Inventarisasi Data

Dalam kegiatan inventarisasi atau pengumpulan data dan informasi mengenai sumber daya mineral mineral, personil tim pemutakhiran data dan neraca mineral melakukan kajian dan studi pustaka dan literatur yang berasal dari laporan-laporan penyelidikan yang dilakukan oleh Pusat Sumber Daya Geologi, dinas-dinas di pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten yang terkait dengan kegiatan pertambangan, badan usaha milik negara dan swasta pertambangan dalam bentuk laporan hardcopy maupun softcopy dari situs-situs website.

Disamping itu personil tim juga melakukan pencarian atau pengambilan data dan informasi ke daerah-daerah yang pada kegiatan ini telah dilaksanakan ke dinas-dinas provinsi dan kabupaten yang terkait dengan kegiatan pertambangan. Hasil pencarian data ke daerah dapat membantu dalam melakukan pemutakhiran data, karena data yang didapat tersebut akan memberikan informasi yang lebih akurat baik lokasi, sumber daya serta cadangan dan sebagainya.

Selain melakukan inventarisasi data dan informasi mineral untuk tahun 2013, personil tim juga melakukan kajian kembali basis data mineral yang telah dibuat sejak tahun 2000 hingga tahun 2012, rekapitulasi basis data mineral ini dilakukan agar seluruh database tersebut dapat terkumpul dan terintegrasi dalam satu sistem informasi geografis.

(2)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013

2.2.2. Pengisian Formulir

Pengisian formulir isian basis data sumber daya mineral ini dilakukan untuk memindahkan data dan informasi pada laporan-laporan penyelidikan yang telah diinventarisasi pada formulir standar, sehingga data dan informasi yang akan diolah mempunyai struktur data yang seragam. Berikut adalah keterangan dari formulir isian basis data mineral logam dan bukan logam

2.2.2.1. Keterangan Formulir Basis Data Mineral Logam A. Data Umum

1. No Record : No Laporan apabila tercantum.

2. Judul Laporan : Judul dari laporan penyelidikan, inventarisasi atau eksplorasi.

3. Instansi Pelapor : Instansi, Dinas atau perusahaan terkait yang melakukan kegiatan penyelidikan, inventarisasi dan eksplorasi.

4. Penyelidik : terdiri dari satu orang atau lebih, sebagai satu tim yang melaksanakan pekerjaan inventarisasi, anggota tim ini dapat melibatkan instansi pemerintah maupun pihak swasta.

5. Penulis Laporan : satu orang atau lebih yang membuat laporan hasil kegiatan penyelidikan, inventarisasi atau ekslorasi. Nama ditulis lengkap dengan gelar pendidikan.

6. Tahun Laporan : Tahun disusunnya laporan kegiatan tersebut.

7. Sumber Data : Jenis data dari sumber yang didapat, dengan pilihan jenis data : data cetakan (hardcopy), data digital (softcopy) atau keduanya. B. Lokasi

1. Provinsi : Wilayah administrasi provinsi daerah penelitian. 2. Kabupaten : Wilayah administrasi kabupaten daerah penelitian. 3. Kecamatan : Wilayah administrasi kecamatan daerah penelitian. 4. Lokasi khas : lokasi rinci/khas daerah penelitian

C. Koordinat Wilayah : Koordinat geografis lokasi laporan/penyelidikan dilakukan, berupa bujur dan lintang yang kemudian dikonversi menjadi bentuk desimal degree (keterangan lintang utara (+) dan lintang selatan (-)) menggunakan proyeksi WGS 84. WGS (The World Geodetic System) merupakan standar yang digunakan dalam pemetaan, geodesi dan navigasi. WGS 84 merupakan versi terbaru untuk sistem geodesi dunia, sebelumnya terdapat beberapa versi seperti WGS 72, WGS 66 dan WGS 60. WGS 84

(3)

adalah referensi sistem koordinat yang digunakan oleh Global Positioning System.

D. Informasi Lembar Peta dan Citra

Yaitu peta dasar yang digunakan dalam penyelidikan berupa peta geologi pada lembar tertentu, peta topografi dan peta citra terbitan dari Pusat Survei Geologi atau Badan Informasi Geospatial (BIG).

1. Topografi : peta representasi grafis dari bagian permukaan bumi yang ditarik pada suatu skala tertentu, peta ini menggambarkan relief permukaan bumi dalam bentuk garis kontur. Fungsi dari peta ini adalah untuk memberikan informasi tentang keberadaan suatu lokasi dan menampilkan variasi daerah, ketinggian kontur dan tingkat tutupan vegetasii.

2. Geologi : peta yang memberikan data dan informasi geologi suatu daerah dengan tingkat kualitas yang tergantung pada skala peta. Peta ini menggambarkan informasi sebaran, jenis dan sifat batuan, umur, stratigrafi, struktur, tektonika, fisiografi dan potensi sumber daya mineral dan energi yang disajikan dalam bentuk gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan ketiganya.

3. Citra : keterangan lembar peta citra/landsat yang digunakan, berisi informasi nomor lembar peta dan skala (apabila digunakan).

E. Jenis dan Tahapan Eksplorasi

1. Metode Penyelidikan : Metode penyelidikan yang digunakan dalam kegiatan penelitian, yang dibagi menjadi metode geologi, metode geokimia, metode geofisika dan pemboran (bor bangka)

2. Tahap Penyelidikan : Tahapan penyelidikan yang dilakukan, yang terdiri dari tahapan survei tinjau, prospeksi, eksplorasi umum dan eksploras rinci 3. Pemilik (KP/DU/KK) : Nama pemilik Kuasa Pertambangan (KP), Kontrak

Karya (KP) dan DU yang membiayai dan memiliki penyelidikan.

4. Pelaksana (kontraktor) : Nama pihak-pihak atau kontraktor yang melakukan kegiatan penyelidikan

F. Penyelidik Terdahulu : terdiri dari informasi nama penyelidik, tahun penyelidikan, judul laporan dan hasil penyelidikan dari para penyelidik terdahulu yang pernah melakukan penyelidikan di daerah tersebut, baik dari

(4)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013 pemerintah, instansi, perusahaan swasta, maupun dengan orang asing. Data ini diperlukan sebagai kerangka acuan penyelidikan.

G. Informasi Geologi dan Mineralisasi Regional : Berisi keterangan singkat dari isi laporan mengenai informasi geologi yang mencakup stratigrafi, struktur geologi dan informasi tentang sumber daya. Selain itu berisi keterangan mengenai keadaaan mineral pada daerah penyelidikan.

H. Informasi Conto : berisi keterangan mengenai informasi metode laboratorium dalam menganalisa conto (SS, PC, Rock, BLEG dan Soil) yang didapat pada daerah penelitian dengan pilihan menggunakan metode Kimia, petrografi, mineralogi butir, mineralogi bijih, major element, XRD, XRF atau PIMA.

I. Informasi Komoditi :

1. Koordinat Titik Prospek : berisi keterangan koordinat titik lokasi/wilayah ditemukannya komoditi mineral logam yang prospek, titik koordinat dikonversi menjadi bentuk desimal degree (keterangan lintang utara (+) dan selatan (-)) menggunakan proyeksi WGS 84.

2. Komoditi Utama : Nama komoditi mineral logam utama yang ditemukan, bisa lebih dari satu.

3. Komoditi Sekunder : Nama komoditi sekunder atau bawaan mineral logam yang ditemukan, bisa lebih dari satu.

4. Mineral Bijih : berisi keterangan mengenai mineral bijih pada komoditi yang ditemukan.

5. Mineral Non Bijih : berisi keterangan mengenai mineral non bijih pada komoditi yang ditemukan.

6. Data analisis : berisi keterangan apakah terdapat data analisisnya. J. Informasi Geologi Lokal dan Mineralisasi :

1. Informasi Morfologi : mendeskripsikan data dan informasi morfologi yang terdiri : Nama DAS, fisiografi regional, jenis topografi dan keterangan 2. Informasi Struktur Geologi : mendeskirpsikan data dan informasi struktur

geologi yang terdiri dari : nama busur, jenis tektonik dan struktur lokal 3. Informasi Batuan : mendeskripsikan data dan informasi batuan yang

ditemukan, terdiri dari batuan induk dan batuan asosiasi. Setiap batuan dideskripsikan nama batuannya, umur dan nama formasinya.

(5)

4. Informasi Mineralisasi : mendeskripsikan data dan informasi mineralisasi, terdiri dari : metode alterasi, pengayaan, deskripsi kontrol mineralisasi, umur mineralisasi dan keterangan.

5. Informasi Tubuh Bijih : mendeskripsikan informasi tubuh biji, yang terdiri dari nama bijih, jenis tipe, karakter, bentuk, panjang (dalam satuan meter), tebal (dalam satuan meter), lebar (dalam satuan meter), jurus (NE), kemiringan (derajat), dan keterangan nilai analisis unsur.

K. Informasi Parit Uji, Sumur Uji dan Pengeboran

1. Parit Uji : mendeskripsikan data dan informasi parit yang memanjang yang digali secara manual atau menggunakan alat berat untuk mengetahui lapisan-lapisan batuan dan pengambilan conto batuan. data yang dideskripsikan terdiri dari informasi bujur, lintang, arah, panjang (meter), kedalaman (meter) dan jumlah conto.

2. Sumur Uji : mendeskripsikan data dan informasi hasil penggalian dangkal guna menentukan keberadaan penyebaran atau kualitas batuan, data yang dideskripsikan adalah informasi bujur, lintang, pola, spacing (m), kedalaman (meter), data lapisan dan jumlah conto.

3. Pengeboran : mendeskripsikan data dan informasi hasil pemboran (drilling) yang menentukan ukuran kandungan dan gangguan-gangguan geologi bahan-bahan galian, data dan informasi yang dideskripsikan adalah : bujur, lintang, elevasi (meter), inklinasi (derajat), metoda, pola, spacing (meter), kedalaman (meter), data lapisan dan jumlah conto. 4. Data Lapisan Bor : mendeskripsikan data dan informasi mengenai lapisan

bor yang terdiri dari informasi zona, litologi, informasi lapisan bor atas, informasi lapisan bor bawah dan keterangan nilai analisis conto.

5. Data Lapisan Sumur Uji : mendeskripsikan data dan informasi mengenai lapisan sumur uji yang terdiri dari informasi zona, litologi, atas, bawah dan nilai analisis conto.

L. Informasi Sumber daya dan Cadangan : berisi keterangan mengenai nilai sumber daya dan cadangan dari komoditi prospek yang ditemukan. Pada Informasi sumber daya terdapat keterangan nilai hipotetik, tereka, tertunjuk dan terukur, sedangkan pada informasi cadangan terdapat nilai terkira dan

(6)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013 terbukti. Pada tabel ini dijelaskan juga satuan yang digunakan, misalnya : ton atau juta ton.

M. Informasi Pengisi : berisi informasi person yang melakukan pengisian formulir basis data mineral logam

1. Status : keterangan status formulir, isi baru atau perbaikan (revisi) 2. Nama : nama personil yang melakukan pengisian formulir basis data 3. Tanggal : tanggal pengisian formulir basis data

Keterangan : diisi apabila terdapat keterangan yang diperlu diinformasikan.

2.2.2. Keterangan Formulir Basis Data Mineral Bukan Logam dan Batuan

A. DATA UMUM : Berisi data dan informasi umum pada lokasi penyelidikan, data yang diisikan dari laporan penyelidikan.

I. LAPORAN

1. Judul Laporan : Judul dari laporan penyelidikan,inventarisasi atau eksplorasi.

2. Jenis Laporan : Jenis laporan penyelidikan tersebut, terdapat pilihan : DIP, KP, KK, Kerjasama, DIK-S atau lain-lain

3. Instansi Laporan : Instansi, Dinas atau perusahaan terkait yang melakukan kegiatan penyelidikan, inventarisasi dan eksplorasi

4. Penulis Laporan : satu orang atau lebih yang membuat laporan hasil kegiatan penyelidikan, inventarisasi atau ekslorasi. Nama ditulis lengkap dengan gelar pendidikan.

5. Tahun Laporan : Tahun disusunnya laporan kegiatan tersebut.

6. Sumber Data : Jenis data dari sumber yang didapat, dengan pilihan jenis data : data cetakan (hardcopy), data digital (softcopy) atau keduanya.

7. No. Pustaka : No Pustaka laporan apabila tercantum.

8. Keterangan : Keterangan sumber diperoleh laporan tersebut. II. GEOLOGI REGIONAL

1. Fisiografi : berisi keterangan yang mengandung faktor-faktor yang menentukan sebaran geografi tanah, yaitu iklim, timbulan, bahan penyusun/bahan induk tanah, hidrologi atau ketinggian tempat.

(7)

2. Geomorfologi : berisi keterangan mengenai informasi bentuk lahan, proses pembentukan dan materi pembentuknya, baik diatas dan dibawah permukaan laut terkait dengan genesisnya, sejarah geologisnya dan perkembangan ke depannya.

3. Struktur Regional

III. SARI GEOLOGI : ringkasan singkat mengenai data dan informasi geologi pada daerah penyelidikan.

IV. PETA :

1. Peta Topografi : keterangan lembar peta topografi yang digunakan, berisi informasi nomor lembar peta dan skala peta.

2. Peta Geologi : keterangan lembar peta geologi yang digunakan, berisi informasi nomor peta dan skala peta.

3. Citra : keterangan lembar peta citra/landsat yang digunakan, berisi informasi nomor lembar peta dan skala (apabila digunakan)

V. LAIN – LAIN :

1. Pengisi Formulir : nama personil yang melakukan pengisian formulir basis data

2. Tanggal Pengisian : tanggal pengisian formulir basis data mineral bukan logam

3. Jumlah Daerah/Wilayah : jumlah daerah/wilayah prospek penyelidikan 4. Jumlah Titik Komoditi : jumlah titik komoditi prospek yang ditemukan

B. DATA DAERAH/WILAYAH : I. LOKASI ADMINISTRASI

1. Nomor Daerah : nomor daerah/wilayah lokasi prospek mineral bukan logam

2. Nama Daerah : nama daerah/wilayah lokasi prospek mineral bukan logam

3. Provinsi : Wilayah administrasi propinsi lokasi prospek mineral bukan logam

4. Kabupaten : Wilayah administrasi kabupaten lokasi prospek mineral bukan logam

5. Kecamatan : wilayah administrasi kecamatan lokasi prospek mineral bukan logam.

(8)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013 II. KEGIATAN EKSPLORASI :

1. Penyelidik : terdiri dari satu orang atau lebih, sebagai tim yang melakukan penyelidikan dan membuat laporan hasil kegiatan. Nama ditulis lengkap dengan gelar pendidikan.

2. Tahap Eksplorasi : tahapan eksplorasi kegiatan yang dilakukan, terdiri dari tahapan tinjau, eksplorasi, eksplorasi umum dan eksplorasi rinci 3. Metode Eksplorasi : metode eksplorasi yang digunakan dalam

kegiatan penelitian, yang terbagi menjadi metode geologi, metode geokimia, metode pemboran dan metode sumur uji.

4. Waktu Penyelidikan : waktu pelaksanaan penyelidikan. 5. Lama Penyelidikan : lama waktu pelaksanaan penyelidikan.

6. Penyelidik terdahulu : berisi informasi nama penyelidik, tahun penyelidikan, judul laporan dan hasil penyelidikan dari para penyelidik terdahulu yang pernah melakukan penyelidikan didaerah tersebut, baik dari pemerintah, instansi, perusahaan swasta, maupun dengan orang asing. Data ini diperlukan sebagai kerangka acuan penyelidikan

III. KOORDINAT WILAYAH : Koordinat geografis lokasi laporan/penyelidikan dilakukan, berupa bujur dan lintang yang kemudian dikonversi menjadi bentuk desimal degree (keterangan lintang utara (+) dan selatan (-)) menggunakan proyeksi WGS 84. WGS (The World Geodetic System) merupakan standar yang digunakan dalam pemetaan, geodesi dan navigasi. WGS 84 merupakan versi terbaru untuk sistem geodesi dunia, sebelumnya terdapat beberapa versi seperti WGS 72, WGS 66 dan WGS 60. WGS 84 adalah referensi sistem koordinat yang digunakan oleh Global Positioning System

C. DATA KOMODITI : Berisi keterangan prospek komoditi bukan logam yang ditemukan, keterangan ini ditulis berulang sesuai dengan jumlah komoditi bukan logam yang ditemukan.

I. KOMODITI :

1. Nomor Komoditi : nomor label prospek komoditi mineral bukan logam 2. Nama Komoditi : nama prospek komoditi mineral bukan logam

3. Nama Lokasi : nama lokasi daerah penyelidikan komoditi mineral bukan logam

(9)

4. Koordinat : berisi keterangan koordinat titik lokasi/wilayah ditemukannya komoditi mineral bukan logam yang prospek, titik koordinat dikonversi menjadi bentuk desimal degree (keterangan lintang utara (+) dan selatan (-)) menggunakan proyeksi WGS 84. 5. Provinsi : Wilayah administrasi propinsi lokasi titik prospek mineral

bukan logam

6. Kabupaten/Kotamadya : wilayah administrasi kabupaten/kotamadya lokasi titiik prospek mineral bukan logam

7. Kecamatan : wilayah administrasi kecamatan lokasi titik prospek mineral bukan logam

II. ENDAPAN :

1. Proses Pembentukan :berisi keterangan pembentukan lokasi penelitian, dengan pilihan proses : volkanik, residual, guano, magmatik, akum mekanik, sublimasi, diagenesa, pelarutan, pelapukan, sedimetasi, metamorfik, hidrotermal, derivitrikasi, letakan, vulkanogenikm penggantian, rekristalisasi, pengayaan dan lainnya. 2. Bentuk Endapan : berisi keterangan bentuk endapan, dengan pilihan

: berlapis, kerucut, lensa, tabular, tak beraturan, disseminated dan lainnya.

3. Jurus kemiringan : sudut yang dibuat oleh bidang perlapisan terhadap bidang horizontal.

4. Dimensi Endapan : berisi keterangan panjang, lebar dan tebal dari dimensi dengan satuan meter.

5. Luas Endapan : berisi keterangan luas endapan, dalam satuan hektar.

6. Status lahan : berisi keterangan status lahan lokasi penelitian. II. SUMBER DAYA

1. Status Endapan : status endapan yang ditemukan, terdapat pilihan : deposit dan occurrence.

2. Kelas Sumber daya : keterangan kelas sumber daya, yang terbagi menjadi : hipotetik, tereka, tertunjuk dan terukur.

3. Sumber Daya : nilai sumber daya komoditi

4. Satuan : satuan dari nilai sumber daya, pada formulir ini digunakan satuan ton atau kg.

(10)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013 5. Kelas cadangan : keterangan kelas cadangan, yang terbagi menjadi :

terkira dan terbukti.

6. Cadangan : nilai cadangan komoditi 7. Satuan : satuan dari nilai cadangan

8. Metode estimasi sumber daya/cadangan : keterangan metode estimasi yang digunakan untuk menghasilkan nilai sumber daya dan cadangan, dengan pilihan : limas terpancung, penampang, poligon, kriging dan lainnya

III. GEOLOGI LOKAL

1. Struktur lokal : keterangan struktur lokal geologi pada lokasi penelitian 2. Stratigrafi Lokal : keterangan stratigrafi lokal pada lokasi penelitian 3. Alterasi : keterangan alterasi pada lokasi penelitian

4. Batuan Induk : Nama batuan induk yang terdapat pada lokasi penelitian

5. Batuan Pembawa : nama batuan pembawa mineral yang terdapat pada lokasi penelitian

6. Umur Batuan : umur batuan pada lokasi penelitian IV. ANALISIS

1. Jenis Conto : keterangan jenis conto yang dianalisis, dengan pilihan : singkapan, inti bor sumur uji dan sedimen sungai.

2. Jumlah Conto : jumlah conto yang didapat dari hasil penyelidikan 3. Jenis Analisa : keterangan jenis analisa laboratorium yang digunakan

untuk menganalisis jenis conto, terdiri dengan pilihan : petografi, kimia, XRD, mineralogi butir, ayak, bakar, fisik, metil biru, bleaching, CEC, poles dan lainnya.

4. Kualitas : Keterangan kualitas jenis conto berdasarkan hasil analisis laboratorium.

5. Kegunaan : kegunaan dari jenis conto/komoditi.

2.2.3. Pengolahan Data Tekstual dan Data Spasial

Pada tahap pengolahan data tekstual, dilakukan inventarisasi seluruh data yang meliputi besaran sumber daya dan cadangan seluruh komoditi mineral logam dan bukan logam, menurut jenis komoditi, jumlah, sebaran dan kualitas. Klasifikasi sumber daya dan cadangan mineral menggunakan SNI

(11)

13-4726-1998/Amand 1 : 1999. Perhitungan perubahan besarnya sumber daya dan cadangan dilakukan pada setiap jenis komoditi dan pada kurun waktu tertentu.

Pekerjaan pengolahan data spasial mencakup analisa peta dasar, peta geologi, peta topografi dan sumber daya mineral untuk tiap lokasi, terutama dalam penentuan titik koordinat yang data tekstualnya telah diinventarisasi. Data spasial adalah data yang memiliki referensi ruang kebumian atau geografi, format data spasial dapat berupa vektor (poligon, line atau points) maupun raster. Maka hasil analisis peta-peta dan titik komoditi yang memiliki nilai sumber daya cadangan tersebut memiliki koordinat yang akan diseragamkan menjadi bentuk desimal degree (keterangan lintang utara (+) dan lintang selatan (-)) menggunakan proyeksi WGS 84.

2.2.4. Integrasi Data Tekstual dan Data Spatial

Setelah melakukan pengolahan data tekstual dan data spatial, hasil dari pengolahan tersebut kemudian diintegrasikan dalam suatu sistem informasi geografis dengan menggunakan software Mapinfo, Arcview dan ArcGIS.

2.2.5. Verifikasi Data

Setelah pengisian formulir dan integrasi data dilakukan, tahapan pekerjaan selanjutnya adalah verifikasi data, yaitu melakukan verifikasi dan kontrol terhadap data yang telah masuk ke dalam sistem database untuk menjamin kebenarannya.

2.2.6. Penghitungan Neraca Sumber Daya Mineral

Setelah melakukan verifikasi data, langkah selanjutnya adalah penghitungan neraca, nilai angka neraca didapat dari nilai sumber daya dan cadangan serta data produksi atau eksplorasi yang didapat dari perusahaan atau instansi terkait yang menanganinya dalam kurun waktu tertentu. Neraca sumber daya mineral adalah alat evaluasi sumber daya mineral dan batubara, yang menyajikan cadangan awal, perubahan atau pemanfaatan.

Klasifikasi sumber daya mineral berdasarkan tingkat penyelidikannya, terbagi menjadi 4 (empat) kategori, yaitu hipotetik, tereka, tertunjuk dan terukur. Sedangkan klasifikasi cadangan mineral terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu terkira dan terbukti (SNI 130-5014-1998).

(12)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013 2.2.6.1. Sumber daya mineral hipotetik (Hypothetical Mineral Resource)

Adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan perkiraan pada tahap Survai Tinjau.

2.2.6.2. Sumber daya mineral tereka (Inferred Mineral Resource)

Adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Prospeksi

2.2.6.3. Sumber daya mineral tertunjuk (Indicated Mineral Resource)

Adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Umum

2.2.6.4. Sumber daya mineral terukur (Measured Mineral Resources)

Adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Rinci.

2.2.6.5. Cadangan mineral terkira (Probable Reserve)

Adalah sumber daya mineral terunjuk dan sebagian sumber daya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih lebih rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomi. 2.2.6.6. Cadangan mineral terbukti (Proved Reserve)

Adalah sumber daya mineral terukur yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomik.

2.2.7. Pembuatan Sistem Informasi Geografis

Dalam melakukan pemutakhiran data dan neraca sumber daya mineral, data yang dikelola adalah data yang mencangkup berbagai hal yang berhubungan dengan keterdapatan, jenis, sumber daya, cadangan dan total produksi sumber daya mineral. Dengan semakin banyaknya data yang dikelola maka diperlukan suatu aplikasi yang dapat mengelola data dan neraca sumber daya mineral ini, aplikasi yang tepat digunakan adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG merupakan suatu sistem informasi georafis yang dapat mengelola data yang memiliki data spasial atau dalam arti yang lebih sempit, SIG adalah sistem informasi yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi geografi (Riyanto, 2009)

(13)

Pembuatan SIG ini dilakukan untuk membuat peta database dan neraca sumber daya mineral yang merupakan output atau hasil pekerjaan pemutakhiran data dan neraca sumber daya mineral. Perangkat lunak yang digunakan untuk membangun SIG ini adalah Map Info, ArcView dan ArcGIS, perangkat lunak tersebut merupakan perangkat lunak berbasis windows yang dapat mengelola data-data yang memiliki referensi ruang kebumian, sehingga dapat membuat, mengedit dan menganalisa peta dan informasi geografis.

2.3. Pengertian Umum

Berikut adalah beberapa pengertian dan istilah yang digunakan dalam penghitungan neraca sumber daya mineral :

Sumber Daya Mineral (Mineral Resource) adalah endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang.

Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomis, teknis, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan.

Keterdapatan Mineral (Mineral Occurrence), adalah suatu indikasi pemineralan (mineralization) yang dinilai untuk dieksplorasi lebih jauh. Istilah keterdapatan mineral tidak ada hubungannya dengan ukuran volume/tonase atau kadar/kualitas, dengan demikian bukan bagian dari suatu Sumber Daya Mineral.

Endapan Mineral (Mineral Deposit) adalah longgokan (akumulasi) bahan tambang berupa mineral atau batuan yang terdapat di kerak bumi yang terbentuk oleh proses geologi tertentu, dan dapat bernilai ekonomi.Pada nilai sumber daya mineral terdapat klasifikasi berdasarkan tingkat penyelidikan, klasifikasi ini didasarkan pada tingkat penyelikan serta dikaitkan dengan tahapan eksplorasi yang telah dilakukan, sehingga dapat diketahui nilai sumber daya yang layak dan tidak layak. Klasifikasi sumber daya mineral dan cadangan mineral adalah suatu proses pengumpulan, penyaringan dan pengolahan data serta informasi dari suatu endapan mineral untuk memperoleh gambaran yang ringkas

(14)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013 mengenai endapan mineral yang berdasarkan kriteria keyakinan geologi dan kelayakan tambang.

Tahap Eksplorasi (Exploration Stages) adalah urutan penyelidikan geologi yang umumnya dilaksanakan melalui 4 tahap sebagai berikut: Survai Tinjau, Prospeksi, Eksplorasi Umum dan Eksplorasi Rinci. Tujuan penyelidikan geologi ini adalah untuk mengidentifikasi pemineralan (mineralization), menentukan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas dari pada suatu endapan mineral untuk kemudian dapat dilakukan analisa/kajian kemungkinan dilakukannya investasi.

Survei Tinjau (Reconnaissance) adalah tahap eksplorasi untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi bagi keterdapatan mineral pada skala regional terutama berdasarkan hasil studi geologi regional, diantaranya pemetaan geologi regional, pemotretan udara dan metoda tidak langsung lainnya, dan inspeksi lapangan pendahuluan yang penarikan kesimpulannya berdasarkan ekstrapolasi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi daerah-daerah anomali atau mineralisasi yang prospektif untuk diselidiki lebih lanjut. Perkiraan kuantitas sebaiknya hanya dilakukan apabila datanya cukup tersedia atau ada kemiripan dengan endapan lain yang mempunyai kondisi geologi yang sama.

Prospeksi (Prospecting) adalah tahap eksplorasi dengan jalan mempersempit daerah yang mengandung endapan mineral yang potensial. Metoda yang digunakan adalah pemetaan geologi untuk mengidentifikasi singkapan dan metoda yang tidak langsung seperti studi geokimia dan geofisika. Paritan yang terbatas, pemboran dan pencontohan mungkin juga dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi suatu endapan mineral yang akan menjadi target eksplorasi selanjutnya. Estimasi kuantitas dihitung berdasarkan interpretasi data geologi, geokimia dan geofisika.

Eksplorasi Umum (General Exploration) adalah tahap eksplorasi yang merupakan deliniasi awal dari suatu endapan yang teridentifikasi. Metoda yang digunakan termasuk pemetaan geologi, pencontohan dengan jarak yang lebar, membuat paritan dan pemboran untuk evaluasi pendahuluan kuantitas dan kualitas dari suatu endapan. Interpolasi bisa dilakukan secara terbatas berdasarkan metoda penyelidikan tak langsung.

(15)

Tujuannya adalah untuk menentukan gambaran geologi suatu endapan mineral berdasarkan indikasi sebaran, perkiraan awal mengenai ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya. Tingkat ketelitian sebaiknya dapat digunakan untuk menentukan apakah studi kelayakan tambang dan eksplorasi rinci diperlukan.

Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration) adalah tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalam 3-dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari pencontohan singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan terowongan. Jarak pencontohan sedemikian rapat sehingga ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas serta ciri-ciri yang lain dari endapan mineral tersebut dapat ditentukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Uji pengolahan dari pencontoan ruah (bulk sampling) mungkin diperlukan.

Kelompok Mineral Logam dan Mineral Bukan Logam

Mineral logam terdiri dari 4 (empat) kelompok, yaitu kelompok logam dasar, logam mulia, logam besi dan paduan besi serta logam ringan dan logam langka, sedangkan Mineral bukan logam juga terdiri dari 4 (empat) kelompok, yaitu kelompok bahan bangunan, mineral industri, bahan keramik dan batu mulia. (SNI 13-50414-1998)

Logam dasar, Adalah kelompok komoditas mineral logam yang terdiri dari air raksa, seng, tembaga, timah dan timbal.

Logam mulia, Adalah kelompok komoditas logam yang terdiri dari logam emas, perak, dan platina.

Logam besi dan panduan besi, Adalah kelompok komoditas logam yang terdiri dari logam besi, kobal, kromit, mangan, molibdenum, nikel, titan, wolfram dan vanadium.

Logam ringan dan logam langka, Adalah kelompok komoditas logam yang terdiri dari logam aluminium, bauksit, berilium, litium, magnesium, kadmium, gallium, indium, tantalum-niobium, ytrium, zirconium, torium, uranium dan logam tanah jarang.

Bahan Bangunan, Adalah segala bahan yang terdapat di alam, baik yang berbentuk padat, cair dan gas dengan kandungan mineral dan unsur kimia tertentu serta mempunyai nilai ekonomis bila dilakukan penggalian sesuai dengan teknologi yang tersedia (SNI 13 6606 2001). Komoditi

(16)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013 yang termasuk pada kelompok bahan bangunan adalah andesit, basal, batusabak, dasit, diabas, diorit, gabro peridotit, granit, granodiorit, marmer, peridotit, sirtu dan tras. (PP No. 27/1980 dan SNI 19-6728.4-2002)

Mineral Industri, adalah mineral-mineral bukan logam yang langsung digunakan secara utuh oleh berbagai industri tanpa terlebih dahulu dilakukan ekstraksi terhadap unsur-unsur logamnya seperti dilakukan terhadap mineral logam tersedia (SNI 13 6606 2001). Bahan ini dipakai terutama sebagai bahan mentah dalam industri pupuk, kertas, plastik, cat, peternakan, pertanian, kosmestik, farmasi dan kimia. Komoditi yang termasuk pada kelompok mineral industri adalah barit, batuan kalium, batuapung, batugamping, batukuarsa, belerang, bentonit, diatomea, dolomit, fosfat, gipsum, kalsit, gipsum, kalsit, kuarsit, oker, pasir kuarsa, serpentin, talk, travertin, ultrabasa, yodium, zeolit dan zirkon. (PP No. 27/1980 dan SNI 19-6728.4-2002)

Bahan Keramik, Adalah kelompok komoditi mineral bukan logam dan batuan, anorganik yang berbentuk padat. Komoditi yang termasuk pada bahan keramik adalah ball/bond clay, felspar, kaolin, lempung, magnesit, obsidian, perlit, pirofilit, toseki dan trakhit. (PP No. 27/1980 dan SNI 19-6728.4-2002)

Batu Mulia dan Batu Hias, Adalah kelompok komoditi mineral bukan logam, komoditi yang termasuk pada kelompok batu mulia adalah ametis, batu hias, intan, jasper, kalsedon, oniks, opal, prehnit, topaz, koral, garnet dan rijang. (UU no 4 tahun 2009). Bahan ini dipakai terutama dalam industri perhiasan dan kerajinan

(17)

BAB 3

HASIL PEKERJAAN

3.1. Rekapitulasi Basis Data Mineral Tahun 2000 – Tahun 2013

3.1.1. Rekapitulasi Basis Data Mineral Logam Tahun 2000 – Tahun 2013

Kegiatan pemutakhiran basis data sumber daya mineral telah dilakukan mulai dari tahun 2000 hingga sekarang, hal ini dilakukan untuk menginventarisasi database mineral logam dalam satu Sistem Informasi Geografis (SIG). Laporan yang telah masuk pada basis data sumber daya mineral Pusat Sumber Daya Geologi sampai dengan tahun 2013 adalah sebanyak 461 laporan, sedangkan jumlah titik keterdapatan komoditi sebanyak 1307 titik, berikut rincian jumlah laporan dan titik keterdapatan komoditi mineral logam yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1. Tabel Jumlah Laporan dan Titik Komoditi Database Sumber Daya Mineral Logam Tahun 2000 – 2013

NO TAHUN JUMLAH LAPORAN JUMLAH TITIK

1 Tahun 2000 54 270 2 Tahun 2001 41 400 3 Tahun 2002 51 101 4 Tahun 2003 52 91 5 Tahun 2004 52 98 6 Tahun 2005 52 96 7 Tahun 2006 50 96 8 Tahun 2007 26 35 9 Tahun 2008 25 39 10 Tahun 2009 15 23 11 Tahun 2010 15 27 12 Tahun 2011 12 16 13 Tahun 2012 12 20 14 Tahun 2013 12 15 JUMLAH 461 1307

(18)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013

3.1.2. Rekapitulasi Basis Data Mineral Bukan Logam Tahun 2000 – Tahun 2013

Sedangkan rekapitulasi basis data mineral bukan logam dan batuan yang telah dilakukan mulai tahun 2000 hingga sekarang, laporan penyelidikan mineral bukan logam dan batuan yang telah masuk ke dalam basis data mineral Pusat Sumber Daya Geologi adalah sebanyak 504 laporan dengan jumlah titik keterdapatan komoditi sebanyak 5325 titik. Berikut rincian jumlah laporan dan titik keterdapatan mineral bukan logam dan batuan dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Tabel Jumlah Laporan dan Titik Komoditi Database Sumber Daya Mineral Bukan Logam Tahun 2000 – 2012

NO TAHUN JUMLAH LAPORAN JUMLAH TITIK 1 Tahun 2000 107 764 2 Tahun 2001 50 251 3 Tahun 2002 50 496 4 Tahun 2003 50 341 5 Tahun 2004 50 418 6 Tahun 2005 50 413 7 Tahun 2006 53 363 8 Tahun 2007 25 954 9 Tahun 2008 25 863 10 Tahun 2009 15 93 11 Tahun 2010 15 114 12 Tahun 2011 7 125 13 Tahun 2012 7 130 14 Tahun 2013 9 199

JUMLAH 513 laporan 5524 titik

3.2. Basis Data Mineral Tahun 2013

3.2.1. Basis Data Mineral Logam Tahun 2013

Basis Data mineral logam tahun 2013 didapat dari 12 (dua belas) laporan yang merupakan laporan penyelidikan yang dilakukan oleh Pusat Sumber Daya Geologi, rincian judul laporan dapat dilihat pada Tabel 3.3.

(19)

Tabel 3.3. Daftar Judul Laporan Basis Data Mineral Logam

NO JUDUL LAPORAN TAHUN

1 Inventarisasi Mineral Logam di Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara

2012

2 Inventarisasi Mineral Logam di Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat

2012

3 Inventarisasi Mineral Logam di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

2012

4 Prospeksi Mineral Logam di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan

2012

5 Prospeksi Mineral Logam di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur

2012

6 Eksplorasi Umum Mineral Logam di Daerah Perbatasan Malaysia, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat

2012

7 Survei Geokimia Lanjutan di Provinsi Sumatera Barat 2012

8 Prospeksi Mineral Logam di Kabupaten Merangin, Jambi 2012

9 Prospeksi Mineral Logam di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah

2012

10 Prospeksi Mineral Logam di Kabupaten Aceh Barat, Aceh 2012

11 Eksplorasi Umum Mineral Logam di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat

2012

12 Survei Geokimia Lanjutan di Provinsi Jambi 2012

Dari laporan-laporan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam formulir basis data mineral logam, sehingga format basis data dari setiap laporan yang berbeda menjadi seragam, formulir basis data mineral logam tersebut terlampir pada lampiran C1. Dari seluruh laporan-laporan penyelidikan tersebut diperoleh sebanyak 16 (enam belas) titik lokasi prospek mineral logam yang tersebar di 12 (dua belas) blok wilayah penyelidikan. Daftar blok wilayah penyelidikan mineral logam terlampir pada lampiran C2 dan daftar titik prospek mineral logam terlampir pada lampiran C3. Hardcopy peta basis data mineral logam terlampir pada lampiran C4.

(20)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013

3.2.2. Basis Data Mineral Bukan Logam dan Batuan Tahun 2013

Basis Data mineral logam tahun 2012 didapat dari 9 (sembilan) laporan yang merupakan laporan penyelidikan yang dilakukan oleh Pusat Sumber Daya Geologi, rincian judul laporan dapat dilihat pada tabel Tabel 3.4

Tabel 3.4. Daftar Judul Laporan Database Mineral Bukan Logam dan Batuan

NO JUDUL LAPORAN TAHUN

1 Eksplorasi umum mineral non logam di Kabupaten Musi

Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan 2012 2 Eksplorasi umum mineral non logam di Kabupaten Barru,

Provinsi Sulawesi Selatan 2012

3 Inventarisasi Mineral Di Kabupaten Kepulauan Talaud,

Provinsi Sulawesi Utara 2012

4

Inventarisasi Mineral Non Logam Di Kabupaten Nagan raya Dan Kabupaten Aceh Barat Daya, Prov. Nanggroe Aceh Darussalam

2012

5 Prospeksi Mineral Non Logam Di Kabupaten Ogan

Komering Ulu Selatan, Prov. Sumatera Selatan 2012 6 Kajian Agromineral Provinsi Jawa Timur 2012 7 Kajian Sumber Daya Geologi Penunjang Ekonomi Kreatif 2012 8 Laporan Prospeksi Mineral Non Logam di Kabupaten

Solok, Provinsi Sumatera Barat 2012

9 Laporan Inventarisasi Mineral Non Logam di Kabupaten

Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan 2012

Dari laporan-laporan telah dimasukkan ke dalam formulir basis data mineral bukan logam dan batuan, sehingga format basis data dari setiap laporan yang berbeda akan menjadi seragam. Formulir basis data mineral logam dan batuan terlampir pada lampiran D1. Dari laporan-laporan penyelidikan tersebut tersebut diperoleh sebanyak 199 (seratus sembilan puluh sembilan) titik lokasi prospek mineral bukan logam dan batuan yang tersebar di 22 (dua puluh dua) blok wilayah penyelidikan. Daftar blok wilayah penyelidikan mineral bukan logam dan batuan terlampir pada lampiran D2 dan daftar titik prospek mineral bukan logam dan batuan terlampir pada lampiran D3.Hardcopy peta basis data mineral bukan logam dan batuan terlampir pada lampiran D4

(21)

3.3. Neraca Mineral Tahun 2

013

3.3.1. Neraca Mineral Logam Tahun 2013

Dari seluruh data mineral logam yang telah diinventarisasi, untuk memudahkan pembagian jenisnya, komoditi-komoditi mineral logam tersebut dikelompokkan. Berdasarkan SNI 13-50414 tahun 1998 Mineral Logam terdiri dari 4 kelompok, yaitu :

1.

Kelompok Logam Dasar,

Terdiri dari komoditi tembaga, timbal, seng, timah, dan air raksa.

2.

Kelompok Logam Besi dan Paduan Besi,

Terdiri dari komoditi besi, kobal, kromit, mangan, molibdenum, nikel, dan titan

3.

Kelompok Logam Mulia,

Terdiri dari komoditi emas, perak dan platina

4.

Kelompok Logam Ringan dan Langka,

Terdiri dari komoditi bauksit, monasit dan xenotim

Pengusahaan bahan galian mineral logam mempunyai ciri yang sangat berbeda dengan pengusahaan mineral bukan logam. Pengusahaannya dapat dilaksanakan dengan memerlukan padat modal, teknologi canggih serta derajat resiko yang relatif tinggi. Berkembangnya berbagai industri logam dan meningkatnya pembangunan fisik di berbagai sektor menyebabkan kebutuhan bahan galian logam terus meningkat baik sebagai bahan baku utama maupun penunjang terutama pengembangan infrastruktur dan industri berbasis logam.

Ringkasan hasil inventarisasi data komoditi mineral logam tersebut terlampir pada tabel 3.5. yang merupakan hasil rekapitulasi potensi sumber daya dan cadangan mineral logam, dan pada tabel 3.6 merupakan hasil rekapitulasi untuk potensi mineral logam strategis. Data produksi mineral logam di Indonesia hingga tahun 2013 terlampir pada tabel 3.7. Setelah melakukan inventarisasi dan rekapitulasi potensi sumber daya dan cadangan mineral logam, juga terdapat data produksi mineral logam maka akan didapat nilai neraca sumber daya dan cadangan mineral logam di Indonesia untuk tahun 2013, tabel neraca sumber daya dan cadangan tersebut terlampir pada tabel 3.8

(22)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013

Tabel 3.5. Rekapitulasi Komoditi Mineral Logam Tahun 2013

BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM

1 Air Raksa 32.250.169 43 4.713 33 - - - -2 Bauksit 43.530.000 5.719.560 627.878.192 301.083.290 224.088.421 118.226.623 398.341.594 201.218.749 354.615.794 140.865.601 228.005.621 97.299.749 3 Besi Laterit 2.539.572 421.461 535.504.697 192.092.286 610.625.312 300.328.008 731.058.436 191.675.382 307.408.435 73.190.064 116.737.585 28.215.547 4 Besi Primer 346.839.051 178.967.360 52.788.372 29.344.150 44.568.479 23.676.083 268.268.464 169.783.625 65.579.511 39.825.354 5 Besi Sedimen 18.100 1.599 18.002.186 11.496.162 623.437 249.375 18.100 1.599 18.002.186 11.496.162 623.437 249.375 6 Emas alluvial 348.017.116 71 667.820.919 24 108.350.000 18 330.869.634 28 1.219.030 0,40 15.530.156 12 7 Emas Primer 86.402.867 53 3.326.266.390 3.726 667.186.572 787 3.612.056.929 2.650 92.741.069 944 3.138.653.745 2.583 8 Kobal 733.860.000 812.131 229.350.000 326.173 518.432.000 491.857 343.328.435 309.717 147.007.585 161.976 9 Kromit Plaser 3.242.850 1.389.232 265.795 104.711 1.382.471 576.895 891.813 371.716 3.794.029 2.735.516 284.000 99.400 10 Kromit Primer 32.250.169 43 4.713 33 11 Mangan 2.845.838 1.188.756 2.330.763 299.237 1.531.201 244.598 8.782.961 4.572.180 4.145.029 2.735.516 284.000 99.400 12 Molibdenum 706.000.006 238.400 13 Monasit 1.564.700.740 15.394 6.280 6.034 4.605.827 4.493 2.715 14 Nikel 196.944.617 2.298.208 1.148.040.278 17.668.478 998.673.695 14.089.206 1.221.820.407 18.096.580 1.005.082.203 18.852.047 163.026.355 2.773.691 15 Pasir Besi 182.362.724 63.430.205 1.109.409.793 15.293.375 219.961.279 39.975.821 605.038.235 306.716.826 143.308.193 20.880.229 30.502.419 4.532.424 16 Perak 971.000 249 10.006.193.726 505.244 261.003.348 5.064 3.506.539.007 324.420 633.288.233 2.332 2.625.647.929 11.334 17 Platina 250.000 0,02 30.000.000 800 32.250.000 12.000 52.500.000 231 18 Seng 12.818.900 1.695.252 554.456.335 2.147.060 48.775.000 2.359.543 8.591.101 1.097.567 1.119.091 140.100 4.725.000 655.703 19 Tembaga 14.910.117 203.724 10.296.181.522 79.622.677 1.122.053.305 2.717.976 6.084.678.201 23.403.983 15.357.000 107.084 3.118.575.377 27.663.233 20 Timah 440.675.000 1.401.267 7.553.000 63.102 432.462 125.787 760.179 486.248 2.473 725 801.243.474 409.766 21 Timbal 12.629.825 229.844 333.535.664 8.748.749 46.140.000 1.302.607 8.913.076 659.942 1.119.091 85.909 4.725.000 387.280 22 Titan Laterit 9.957.102 83.188 37.000.000 55.500 694.341.457 2.846.647 23 Titan Plaser 34.960.593 3.424.595 24.900.909 2.781.701 8.040.378 558.618 3.412.730 427.306 500.000 27.350 980.000 90.956 24 Xenotim 23.165.947 326 No. Komoditi

SUMBER DAYA ( ton ) CADANGAN (ton)

(23)

Tabel 3.6. Tabel Mineral Logam Strategis Tahun 2013

BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM

1 Emas Primer 86.892.867 57 3.346.995.047 3.783 625.286.880 730 3.610.942.174 2.645 85.941.069 188 3.139.053.745 2.586 2 Bauksit 43.530.000 5.719.560 607.737.602 266.487.188 194.335.537 83.035.304 419.101.463 174.093.992 354.615.794 140.865.601 228.005.621 97.299.749 3 Nikel 196.944.617 2.298.208 1.148.040.278 17.668.478 998.673.695 14.089.206 1.221.820.407 18.096.580 1.005.082.203 18.852.047 163.026.355 2.773.691 4 Tembaga 14.910.117 203.724 10.296.181.522 79.622.677 1.122.053.305 2.717.976 6.092.878.201 23.608.983 13.109.000 53.132 3.112.655.377 27.515.233 5 Besi 346.839.051 178.967.360 52.788.372 29.344.150 44.568.479 23.676.083 268.268.464 169.783.625 65.579.511 39.825.354 - -6 Pasir Besi 182.362.724 63.430.205 1.109.409.793 15.293.375 219.961.279 39.975.821 605.038.235 306.716.826 143.308.193 20.880.229 30.502.419 4.532.424 7 Mangan 2.845.838 1.188.756 2.330.763 299.237 1.531.201 244.598 8.782.961 4.572.180 4.145.029 2.735.516 284.000 99.400 8 Seng 12.818.900 1.695.252 554.456.335 2.147.060 48.775.000 2.359.543 8.591.101 1.097.567 1.119.091 140.100 4.725.000 655.703 9 Timah 440.675.000 1.401.267 7.553.000 63.102 319.436 24.063 3.043.505.162 770.854 2.473 725 1.276.924.474 272.122 10 Xenotim 23.165.947 326 - - - -11 Monasit 1.564.700.740 15.394 6.280 6.034 4.605.827 4.493 - - - - - 2.715 12 Perak 971.000 249 10.019.372.383 504.776 228.834.656 4.672 3.505.665.252 324.409 627.488.233 2.297 2.625.647.929 11.387 NO KOMODITI

SUMBER DAYA ( ton ) CADANGAN (ton)

(24)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013

Tabel 3.7. Tabel Produksi Mineral Logam Tahun 2013

TABEL PRODUKSI

MINERAL 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013* 2014 a. Logam Tembaga

(ribu ton) 818 797 655 999.2 878.3 543 447.5 450 640 b. Emas (ton) 85.4 117.7 64.4 104.1 104.5 76 66 59 87 c. Timah (ribu ton) 65.3 91.2 72 60.4 48.5 42 94.8 212 309 d. Bijih Nikel (juta

ton) 4.35 6.6 10.6 6 7.5 32 37.1 60 3.5

e. Bauksit (juta ton) 1.5 15.4 9.8 5.4 15.6 39 29.1 56 1 f. Bijih Besi (juta ton) 0.24 1.9 4.5 5.1 3.8 12 10.5 19 7

Sumber : Direktur Jenderal Mineral dan Batubara – KESDM

Catatan

1.

Data prognosa realisasi produksi 2013

2.

Produksi bijih nikel sesuai input smelter yang berdiri tahun 2014 (PT. Cahaya Modern, Kembar Emas Sultra, Indoferro, Macika Mada Madana, Bima Cakra, Cinta Jaya dan Integra)

3.

Produksi bijih bauksit sesuai input smelter CGA Antam

4.

Produksi bijih dan pasir besi sesuai input smelter (PT. Krakatau Posco, MJIS, Delta Prima Steel, SILO, Indo Modern Mining Sejahtera, Pasir Rantai Mas, Sumber Surya Daya Prima)

(25)

Tabel 3.8. Tabel Neraca Mineral Logam Tahun 2013 No. Komoditi Sumber Daya awal Thn. 2013 (ton) Sumber Daya Hasil Pemutakhiran Thn. 2013 (ton) Cadangan awal Thn. 2013 (ton) Cadangan Hasil Pemutakhiran tahun 2013 Produksi 2012 - 2013 (ton) Sumber Daya awal Thn. 2014 (ton) Cadangan awal Thn 2014 (ton) Keterangan

1 Air Raksa 76 0 0 76 Logam

2 Bauksit 925.720.142 368.118.065 293.516.571 289.104.844 1.293.838.207 582.621.415 Bijih

3 Besi Laterit 1.462.294.969 417.433.048 347.746.020 76.400.000 1.879.728.017 424.146.020 Bijih

4 Besi Primer 992.374.336 -279.909.970 68.011.511 -2.432.000 712.464.366 65.579.511 Bijih

5 Besi Sedimen 23.702.186 -5.040.363 18.625.623 18.661.823 18.625.623 Bijih

6 Emas alluvial 141 0 12 0 141 12 Logam

7 Emas Primer 7.101 114 2.736 791 7.215 3.527 Logam

8 Kobal 1.401.417 228.744 228.370 243.323 1.630.161 471.693 Logam

9 Kromit Plaser 5.782.929 0 4.078.029 5.782.929 4.078.029 Bijih

10 Kromit Primer 1.642.925 30.611.957 0 32.254.882 0 Bijih

11 Mangan 13.450.263 2.040.500 4.078.029 351.000 15.490.763 4.429.029 Bijih 12 Molibdenum 211.500 26.900 0 238.400 Logam 13 Monasit 10.527 15.394 2.715 0 25.921 2.715 Logam 2.862.165.664 703.313.333 1.127.194.951 40.913.607 3.565.478.997 1.168.108.558 Bijih Ni+Co in matte Ferronikel

15 Pasir Besi 1.527.240.446 589.531.584 173.810.612 0 2.116.772.030 173.810.612 Konsentrat

16 Perak 830.125 4.852 13.466 201 834.977 13.667 Logam 17 Platina 13.031 0 0 13.031 Logam 18 Seng 738.442.672 -731.143.249 11.688.182 -10.892.379 7.299.423 795.803 Logam 19 Tembaga 89.559.123 16.389.237 27.183.065 587.252 105.948.360 27.770.317 Logam 20 Timah 2.076.403 0 410.491 0 2.076.403 410.491 Logam 21 Timbal 10.625.062 316.080 473.189 0 10.941.142 473.189 Logam

22 Titan Laterit 741.298.559 0 2.770.000 -2.770.000 741.298.559 0 Bijih

23 Titan Plaser 71.314.610 0 1.480.000 0 71.314.610 1.480.000 Bijih

24 Xenotim 326 0 326 Logam

(26)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013 Pada tahun ini terdapat beberapa kenaikan besaran sumber daya dan cadangan beberapa jenis komoditas mineral logam yang cukup signifikan; hal ini sebagai hasil kegiatan inventarisasi data, verifikasi data, temuan baru dari hasil kegiatan eksplorasi perusahaan maupun Pusat Sumber Daya Geologi dan perubahan status dari sumber daya menjadi cadangan. Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan sumber daya diantaranya logam emas, bijih tembaga, bauksit, bijih nikel, mangan, konsentrat pasir besi, bijih seng dan timah, kenaikan nilai sumber daya komoditi-komoditi tersebut dapat terlihat pada gambar 3.1 yang menunjukkan kenaikan statistik sumber daya dan cadangannya. Seluruh tabel sumber daya dan cadangan pada tiap komoditi terlampir pada Lampiran E, dan peta sumber daya dan cadangan mineral logam terlampir pada lampiran H.

Gambar 3.1. Statistik Kenaikan Sumber Daya dan Cadangan Logam Emas Tahun 2010 s.d. Tahun 2013

(27)

Gambar 3.2. Statistik Sumber Daya dan Cadangan Bijih Tembaga Tahun 2010 s.d. Tahun 2013

Gambar 3.3. Statistik Sumber Daya dan Cadangan Bauksit Tahun 2010 s.d. Tahun 2013

(28)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013

Gambar 3.4. Statistik Sumber Daya dan Cadangan Nikel Tahun 2010 s.d. Tahun 2013

Gambar 3.5. Statistik Sumber Daya dan Cadangan Mangan Tahun 2010 s.d. Tahun 2013

(29)

Gambar 3.6. Statistik Sumber Daya dan Cadangan Konsentrat Pasir Besi Tahun 2010 s.d. Tahun 2013

Gambar 3.7. Statistik Sumber Daya dan Cadangan Bijih Seng Tahun 2010 s.d. Tahun 2013

(30)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013

Gambar 3.8. Statistik Sumber Daya dan Cadangan Bijih Timah Tahun 2010 s.d. Tahun 2013

3.3.2. Neraca Mineral Bukan Logam dan Batuan Tahun 2013

Mineral bukan logam atau bahan galian industri adalah bahan galian diluar mineral logam, radioaktif, minyak, gas bumi dan batubara yang umumnya mempunyai kegunaan langsung untuk berbagai industri tanpa banyak memerlukan proses pengolahan yang rumit. Dalam PP No. 27/1980 mengenai penggolongan bahan galian maka mineral bukan logam ini termasuk bahan galian golongan C.

Pengusahaan bahan galian industri mempunyai beberapa ciri yang sangat berbeda dengan pengusahaan bahan galian lainnya, umumnya dapat dilaksanakan dengan modal relatif kecil, teknologi sederhana serta derajat resiko yang relatif rendah. Berkembangnya berbagai industri dan meningkatnya pembangunan fisik diberbagai sektor menyebabkan kebutuhan bahan galian industri terus meningkat baik sebagai bahan baku utama maupun penunjang terutama pengembangan infrastruktur.

Secara garis besar bahan galian bukan logam dapat dikelompokkan menurut penggunaannya yaitu sebagai berikut:

1. Kelompok Mineral Industri, yang terdiri dari barit, batuan kalium, batu apung, batugamping, belerang, bentonit, diatomea, dolomit, fosfat, gipsum, kalsit, kuarsit, oker, pasir kuarsa, pasir zirkon, serpertin, talk, travertin, ultrabasa, yodium dan zeolit.

(31)

2. Kelompok Bahan Keramik, yang terdiri dari ball/bond clay, felspar, kaolin, lempung, obsidion, perlit, pirofilit, toseki dan trakhit

3. Kelompok Bahan Bangunan, yang terdiri dari andesit, basal, batu asbak, dasit, granit, granodiorit, marmer, peridotit, sirtu dan tras

4. Kelompok Batu Mulia, yang terdiri dari ametis, batu hias, intan, jasper, kalsedon, oniks, opal dan rijang

Berdasarkan data Neraca Sumberdaya Mineral Tahun Anggaran 2011 terdapat 2.904 lokasi komoditi yang tersebar di seluruh Indonesia (kecuali Provinsi DKI Jaya) dengan jumlah komoditi 54 jenis. Setelah dilakukan pemutakhiran data berdasarkan data dari berbagai sumber, seperti :

1. Neraca Tahun 2011

2. Laporan pelaksanaan kegiatan Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi, Tahun Anggaran 2011

3. melakukan pemutakhiran database mineral bukan logam tahun 2011, seperti yang terlampir pada Bab 3.2 pada laporan ini

Maka didapat 165 (seratus enam puluh lima) titik lokasi baru komoditi mineral bukan logam di Indonesia, dengan jumlah komoditi 16 (enam belas) jenis pada beberapa kabupaten, peta lokasi terbaru tersebut dapat dilihat pada gambar 3.9. sehingga untuk tahun 2013 pemutakhiran neraca mineral bukan logam didapat jumlah lokasi sebanyak 3192 titik komoditi yang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah komoditi 56 jenis, terdapat tiga komoditi baru yaitu Batu Ormanen, Batuan Ultrabasa dan Batuhias. Tabel rekapitulasi sumber daya komoditi mineral bukan logam tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 3.9.

(32)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013 Gambar 3.9. Peta Lokasi Baru Mineral Bukan Logam dan Batuan Hasil

Pemutakhiran Tahun 2013

Data produksi mineral bukan logam dan batuan unggulan sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 3.10, data produksi dari tahun 2002 sampai tahun 2010 didapat dari Kajian Bahan Galian Industri (Tekmira) yang sumbernya berasal dari BPS.Setelah melakukan inventarisasi dan rekapitulasi potensi sumber daya dan cadangan mineral bukan logam, juga terdapat data produksi mineral bukan logam untuk beberapa komoditi unggulan, maka akan didapat nilai neraca sumber daya dan cadangan mineral bukan logam di Indonesia untuk tahun 2013, tabel neraca sumber daya dan cadangan tersebut terlampir pada tabel 3.11.

(33)

Pada tahun ini, untuk komoditi mineral bukan logam juga terdapat beberapa perubahan besaran sumber daya dan cadangan mineral bukan logam yang cukup signifikan; hal ini sebagai hasil verifikasi data, temuan baru dari hasil kegiatan eksplorasi dan perubahan status dari sumber daya menjadi cadangan. Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan sumber daya diantaranya batugamping, dolomit, marmer, lempung dan kaolin. Kenaikan nilai sumber daya komoditi-komoditi tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.7 dan Gambar 3.8 yang menunjukkan kenaikan statistik sumber daya dan cadangannya.

(34)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013

Tabel 3.9. Rekapitulasi Komoditi Mineral Bukan Logam dan Batuan Tahun 2013

NO KOMODITI

SUMBER DAYA

JUMLAH SUMBER DAYA (TON)

HIPOTETIK TEREKA TERTUNJUK TERUKUR

1 Ametis - 8.668,00 - - 8.668,00

2 Andesit 57.848.652.500,00 19.502.192.000,00 3.163.535.000,00 287.940.800,00 80.802.320.300,00

3 Ball / Bond Clay 239.620.000,00 54.401.000,00 3.400.000,00 - 297.421.000,00

4 Barit 377.000,00 300.000,00 37.078.000,00 - 37.755.000,00 5 Basal 595.750.000,00 4.888.001.560,00 87.500.000,00 - 5.571.251.560,00 6 Batu Hias 108.250.500,00 61.000,00 - - 108.311.500,00 7 Batu Kuarsa 390.000,00 - - - 390.000,00 8 Batu Ornamen 2.500.000,00 - - - 2.500.000,00 9 Batuan Kalium - 148.750.000,00 306.250.000,00 - 455.000.000,00 10 Batuan Ultrabasa 216.250.000,00 - - - 216.250.000,00 11 Batuapung 524.307.000,00 96.811.000,00 283.000,00 - 621.401.000,00 12 Batugamping 535.838.047.000,00 94.544.305.000,00 6.679.260.750,00 2.297.258.867,00 639.358.871.617,00 13 Batugamping Dolomitan 12.500.000,00 - 462.000.000,00 - 474.500.000,00 14 Batuhias 2.580.000.000,00 - - - 2.580.000.000,00 15 Batusabak 1.945.708.000,00 - - - 1.945.708.000,00 16 Belerang 1.697.000,00 254.400,00 - 491.600,00 2.443.000,00 17 Bentonit 448.686.500,00 108.263.520,00 58.249.000,00 - 615.199.020,00 18 Dasit 769.247.500,00 2.026.125.000,00 0,00 - 2.795.372.500,00 19 Diatomea 9.297.000,00 52.000,00 31.004.700,00 - 40.353.700,00 20 Diorit 8.773.845.000,00 520.000.000,00 0,00 - 9.293.845.000,00 21 Dolomit 2.171.021.000,00 163.800.000,00 4.837.106.000,00 - 7.171.927.000,00 22 Feldspar 0,00 19.000.000,00 0,00 - 19.000.000,00 23 Felspar 5.600.006.000,00 3.602.331.000,00 402.914.000,00 1.500.000,00 9.606.751.000,00

(35)

NO KOMODITI

SUMBER DAYA

JUMLAH SUMBER DAYA (TON)

HIPOTETIK TEREKA TERTUNJUK TERUKUR

24 Fosfat 19.113.040,00 58.100,00 4.131.400,00 31.970,00 23.334.510,00 25 Gipsum 7.268.422,00 - 9.890,00 161.000,00 7.439.312,00 26 Granit 55.026.627.000,00 4.023.522.000,00 592.708.000,00 - 59.642.857.000,00 27 Granodiorit 2.126.000.000,00 - - - 2.126.000.000,00 28 Intan 100.640,00 - - - 100.640,00 29 Jasper 600,00 - 650.000,00 - 650.600,00 30 Kalsedon 109.852,00 1.621.500,00 - 36.000,00 1.767.352,00 31 Kalsit 60.025.000,00 30.175.500,00 - - 90.200.500,00 32 Kaolin 915.569.000,00 51.530.000,00 97.149.200,00 12.189.064,00 1.076.437.264,00 33 Kuarsit 3.005.656.500,00 22.665.000,00 217.115.000,00 - 3.245.436.500,00 34 Lempung 88.580.492.245,00 8.224.385.000,00 890.000.700,00 200.119.586,00 97.894.997.531,00 35 Magnesit 780,00 - - - 780,00 36 Marmer 105.744.109.000,00 1.811.887.000,00 555.420.000,00 428.526.230,00 108.539.942.230,00 37 Obsidian 4.150.000,00 62.720.000,00 - - 66.870.000,00 38 Oker 41.135.750,00 - 45.000,00 - 41.180.750,00 39 Oniks 527.500,00 - - - 527.500,00 40 Opal - - - 1,67 1,67 41 Pasir zirkon 1.054.123,03 - 138.600,00 - 1.192.723,03 42 Pasirkuarsa 21.690.200.500,00 167.634.000,00 619.788.000,00 117.614.000,00 22.595.236.500,00 43 Peridotit 8.289.422.000,00 60.000.000,00 - - 8.349.422.000,00 44 Perlit 1.037.675.000,00 193.004.000,00 8.000,00 - 1.230.687.000,00 45 Pirofilit 104.762.000,00 - - 65.000,00 104.827.000,00 46 Prehnit - - 4.200,00 4.200,00 47 Rijang 267.663.000,00 - - - 267.663.000,00 48 Serpentin 1.290.635.000,00 - - 0,00 1.290.635.000,00

(36)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013

NO KOMODITI

SUMBER DAYA

JUMLAH SUMBER DAYA (TON)

HIPOTETIK TEREKA TERTUNJUK TERUKUR

49 Sirtu 523.703.700,00 3.046.746.750,00 1.338.000,00 32.714.004,00 3.604.502.454,00 50 Talk 185.000,00 - 1.200,00 - 186.200,00 51 Toseki 221.651.000,00 48.816.000,00 5.080.000,00 - 275.547.000,00 52 Trakhit 4.124.316.000,00 - 1.286.927.500,00 - 5.411.243.500,00 53 Tras 4.023.395.000,00 177.389.000,00 63.550.000,00 16.312.000,00 4.280.646.000,00 54 Travertin - 7.500,00 - - 7.500,00 55 Ultrabasa 5.655.342.000,00 50.028.726.000,00 15.167.920.000,00 - 70.851.988.000,00 56 Yodium - - - 12.790,00 12.790,00 57 Zeolit 85.002.000,00 113.100.000,00 49.908.000,00 27.000.000,00 275.010.000,00

(37)

Tabel 3.10. Tabel Produksi Mineral Bukan Logam s.d. Tahun 2013 KOMODITI s/d 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 TOTAL PRODUKSI 1 Zeolit 203.305 31.793 33.821 35.978 0 0 0 0 304.897 2 Pasir kuarsa 23.574.302 2.740.700 2.796.300 2.853.100 0 0 0 0 31.964.402 3 Kaolin 1.768.544 241.312 257.471 274.686 0 0 0 0 2.542.013 4 Bentonit 1.313.370 159.473 164.099 168.860 0 0 0 0 1.805.802 5 Lempung 185.530.509 4.620.000 4.620.000 4.620.000 4.620.000 4.620.000 4.620.000 4.620.000 217.870.509 6 Felspar 904.370 19.806 20.208 20.619 0 0 0 0 965.003 7 Marmer 639.964 68.852 70.250 71.676 0 0 0 0 850.742 8 Batugamping 372.298.288 23.100.000 23.100.000 23.100.000 23.100.000 23.100.000 23.100.000 23.100.000 533.998.288 9 Granit 75.004.658 8.148.100 8.190.500 8.233.000 0 0 0 0 99.576.258 10 Dolomit 2.271.602 150.002 147.526 145.091 0 0 0 0 2.714.221 Sumber/Keterangan :

Produksi s/d 2001 = Buletin Statistik Komoditi Mineral Indonesia No 28 Produksi batugamping dan lempung berdasarkan asumsi produksi semen

(38)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013

Tabel 3.11. Tabel Neraca Sumberdaya Mineral Bukan Logam Tahun 2013

COMMODITY RESOURCE TOTAL RESOURCES (TON) PRODUCTION (TON)

HYPOTHETICAL INFERRED INDICATED MEASURED

1 2 3 4 5 6 No 1 Zeolite 85.002.000 113.100.000 49.908.000 27.000.000 275.010.000 304.897 2 Quartz Sand 17.158.950.500 167957000 619788000 117614000 18.064.309.500 31.964.402 3 Kaolin 907.509.000 51.530.000 97.149.200 12.189.064 1.068.377.264 2.542.013 4 Bentonite 448.686.500 108.263.520 58.249.000 0 615.199.020 1.805.802 5 Clay 88.580.491.350 8.224.385.000 810.800.700 200.119.586 93.415.216.286 208.630.509 6 Feldspar 4.827.808.000 3.621.331.000 402.914.000 1.500.000 8.853.553.000 965.003 7 Marble 105.744.109.000 1.811.887.000 555.420.000 428.526.230 108.539.942.230 850.742 8 Limestone 535.150.547.000 94.544.305.000 7.141.260.750 2.297.258.867 639.133.371.617 510.898.288 9 Granite 55.026.627.000 4.023.522.000 592.708.000 0 59.642.857.000 99.576.258 10 Dolomite 2.171.021.000 163.800.000 4.837.106.000 0 7.171.927.000 2.714.221

(39)

Gambar 3.7. Statistik komoditi pasir kuarsa, lempung, felspar, marmer, batugamping, dan granit, tahun 2006 – 2013 0 100.000.000.000 200.000.000.000 300.000.000.000 400.000.000.000 500.000.000.000 600.000.000.000 700.000.000.000 2006 2007 2008 2009 2.010 2.011 2012 2013 Pasir kuarsa Lempung Felspar Marmer Batugamping Granit

(40)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013 Gambar 3.8. Statistik komoditi zeolit, kaolin, bentonit, dan dolomite, tahun 2006 – 2013

0 1.000.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000 4.000.000.000 5.000.000.000 6.000.000.000 7.000.000.000 8.000.000.000 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Zeolit Kaolin Bentonit Dolomit

(41)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

1.

Sampai dengan tahun 2012 jumlah laporan yang telah masuk ke dalam basis data mineral logam adalah sebanyak 455 laporan dengan jumlah titik keterdapatan komoditi mineral logam sebanyak 1.292 titik komoditi. Sedangkan untuk mineral bukan logam, jumlah laporan yang telah masuk adalah sebanyak 499 dengan jumlah titik keterdapatan komoditi mineral bukan logam sebanyak 5.227 titik lokasi. Seluruh data tersebut telah masuk dalam Bank Data Sumber Daya Mineral dengan format yang sama pada Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat diakses oleh Pusat Sumber Daya Geologi, sehingga dapat menjalankan tugasnya dalam memutakhirkan data dan neraca mineral sumber daya mineral nasional.

2.

Pada tahun 2012 untuk mineral logam, terdapat beberapa komoditi yang mengalami perubahan sumber daya dan cadangan yang signifikan, yaitu untuk komoditi besi laterit, bauksit, timbal, tembaga, mangan dan emas, hal ini didapat dari hasil verifikasi dan temuan baru dari hasil kegiatan eksplorasi juga dari perubahan status sumber daya dan cadangan.

3.

Pada tahun 2012 terdapat komoditi baru yang masuk pada kelompok logam ringan dan langka yaitu mineral xenotim dengan jumlah sumber daya bijih sebesar 23.165.947,00 ton dan sumber daya mineral xenotim sebesar 326 ton, hal ini didapat dari temuan baru hasil kegiatan eksplorasi pada REE (Rare Earth Element).

4.

Sedangkan untuk mineral bukan logam, pada tahun 2012 juga terdapat beberapa komoditi yang mengalami perubahan sumber daya dan cadangan yang signifikan, yaitu untuk komoditi batugamping, lempung, dolomit dan marmer

5.

Masih banyak data potensi dan lokasi bahan galian logam dan bukan logam yang belum terdata secara rinci (walaupun ada laporan/tulisan) karena terbatasnya data yang ada sehingga sulit untuk menentukan kualitas dan kuantitas serta keterdapatan.

(42)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013

6.

Banyak tambang-tambang rakyat ( PETI ) yang sulit untuk didata sehingga

kualitas dan kuantitasnya tidak dapat diketahui dengan pasti.

7.

Masih banyak pihak yang menganggap bahwa kegiatan eksplorasi bahan galian bukan logam tidak penting (bentuk geometri umumnya besar, mudah ditambang, tambang rakyat), klasifikasi masih sumber daya sudah ditambang, yang mengakibatkan data cadangan tidak ada yang sebetulnya dibutuhkan dalam perencanaan. Menyebabkan banyak dampak negatif, seperti : tidak optimalnya penambangan dan pengolahan serta kerusakan lingkungan, negara dirugikan selain kerusakan lingkungan juga nilai bahan itu sendiri, karena ada komoditi lainnya tidak terungkap.

4.2. Saran

1. Masih banyak potensi mineral bukan logam yang belum terungkap, terutama di daerah Kawasan Timur Indonesia (KTI), sehingga Data Neraca mineral bukan logam nasional Tahun 2012 masih kurang lengkap. Maka perlu dilakukan inventarisasi dan eksplorasi serta evaluasi mineral bukan logam pada setiap kabupaten pada daerah Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang dapat membantu pengembangan potensi di kawasan tersebut.

2. Perlu sosialisasi berupa bimbingan Teknis mengenai Standar Nasional Indonesia dalam bidang eksplorasi, pembuatan laporan, pengawasan, syarat pembuatan Ijin Usaha Pertambangan (IUP), serta pentingnya membuat neraca sumber daya mineral di daerahnya kepada pemerintah daerah, sebagai pemegang amanah untuk mengelola sumber daya mineral bukan logam di daerahnya.

3. Perlu membangun Bank Data Sumber Daya Mineral nasional dengan format yang sama pada Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat diakses oleh Pusat Sumber Daya Geologi, sebagai instansi yang bertugas menyusun Neraca Sumber Daya Mineral Nasional.

(43)

LITERATUR / SUMBER DATA

Dalam rangka pembuatan data Neraca Sumber Daya Mineral Logam dan Non Logam diperlukan berbagai data seperti data sumber daya, cadangan, data produksi, kadar serta data-data lain yang mendukung lokasi keterdapatan bahan galian mineral logam dan non logam. Data-data tersebut diatas dikumpulkan atau didapat dari berbagai sumber seperti instansi pemerintah, BUMN, swasta dan juga situs-situs web dari perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan terutama yang beroperasi di wilayah Indonesia seperti berikut dibawah ini :

1. Laporan-laporan dari Pusat Sumber Daya Geologi.

2. Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Direktorat Pembinaan Pengusahaan Mineral dan Batubara).

3. Dinas Pertambangan dan Energi di Propinsi. 4. Pusat Pengembangan Teknologi Mineral. 5. Buletin Statistik Komoditi Mineral

6. Biro Pusat Statistik

7. Buletin Bahan Galian Industri

8. Situs – Situs Web Perusahaan Tambang Mineral Logam seperti :

-

PT. Aneka Tambang, Tbk. (www.antam.com)

-

PT. Indo Muro Kencana, PT. Tambang Tondano Nusajaya, PT. Meares Soputan Mining (www.auroragold.com.au)

-

Austindo Resources Corporation N.L. (www.austindoresources.com.au)

-

Diadem Resources Ltd. ( www.diademresources )

-

PT. Freeport Indonesia (www.fcx.com)

-

PT. Dairi Prima Mineral (www.herald.net.au)

-

PT. Koba Tin (www.iluka.com)

-

PT. International Nickel Indonesia Tbk. (www.inco.com)

-

Ivanhoe Mines Ltd. (www.ivanhoemines.com)

-

PT. Kelian Equitorial Mining (www.keliangold.com)

-

PT. Newmont Nusa Tenggara dan PT. Newmont Minahasa Raya (www.newmont-indonesiaoperations.com)

(44)

Laporan Pemuktahiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral, T.A 2013

-

Weda Bay Minerals Inc. (www.wedabay.com)

-

Strait Resources Limited (www.straits.com.)

-

Vista Gold Corporation (www.vistagold.com) 9. Organisasi dan Institusi Lainnya

- United States Geological Survey (www.usgs.gov)

- Info Mine (www.info-mine.com)

- Kedutaan Besar Amerika di Jakarta (www.usembassyjakarta.org)

- Mining Indo (www.miningindo.com)

- Pricewaterhouse Coopers (www.pwcglobal.com)

- Biro Pusat Statistik (www.bps.go.id)

Gambar

Tabel 3.1. Tabel Jumlah Laporan dan Titik Komoditi Database Sumber Daya  Mineral Logam Tahun 2000 – 2013
Tabel 3.2. Tabel Jumlah Laporan dan Titik Komoditi Database Sumber Daya  Mineral Bukan Logam Tahun 2000 – 2012
Tabel 3.3. Daftar Judul Laporan Basis Data Mineral Logam
Tabel 3.4. Daftar Judul Laporan Database Mineral Bukan Logam dan Batuan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui gen-gen pengkode kitinase termostabil dari Paenibacillus sp yang diisolasi dari sumber air panas

Statuta UI yang diundangkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah merupakan implikasi status UI yang merupakan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, berbeda dengan

Oleh karena itu, pengertian riba menurut terminologi (pendapat ulama) adalah bunga kredit yang harus diberikan oleh orang yang berhutang kepada orang yang

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-Exclusive Royalty Free Right) atas

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemampuan berfikir kritis,kemandirian belajar dan pemanfaatan fasilitas belajar terhadap prestasi siswa dengan

Kondisi fisik, desain dan penataan signage yang kurang baik memberikan kontribusi terhadap estetika visual koridor dan fungsional dari penggal 1 – penggal 4 sehingga

sampel penelitian, terdapat 2 saham perusahaan (BBCA dan BBRI) yang masuk dalam kelompok saham efisen disebabkan tingkat pengembalian saham tersebut lebih besar dari tingkat

Ideotipe buah pepaya versi Balai Penelitian Tanaman Buah menurut Purnomo (1999) ialah: ukuran buah sedang dengan bobot 0.50-0.85 kg/buah, ukuran sangat besar lebih dari