i
RENCANA STRATEGIS
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA
TENGAH
TAHUN 2013 – 2018
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH
Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024 3511351 (Hunting) – 3581965Fax. 024 3517463 Kode Pos 50131 Kotak Pos : 026 Website : dinkesjatengprov.go.id Email : mi_jateng@yahoo.co.id
ii
KATA PENGANTAR
Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan
kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan.
Dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Tengah nomor 5 tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2013 – 2018, dokumen tersebut
sebagai acuan seluruh Satuan kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam
menyusun Rencana Strategis (Renstra).
Pasal 25 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, menyebutkan
bahwa setiap SKPD wajib menyusun Rencana Strategis yang memuat Visi,
Misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan
sesuai dengan tugas dan fungsinya dan ditetapkan oleh Kepala SKPD yang
sesuai motto Gubernur Jawa Tengah
“Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”
yang kemudian diejawantahkan dalam Visi Provinsi Jawa Tengah yaitu
“Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari”
Tantangan
pembangunan
kesehatan
dan
permasalahan
pembangunan kesehatan makin bertambah berat dan kompleks serta
terkadang tidak terduga. Untuk itu peran aktif masyarakat dalam
pembangunan kesehatan manjadi sangat penting dalam mengantisipasi
segala kemungkinan yang akan terjadi di Jawa Tengah.
Pentingnya peran aktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan
tercermin dalam strategi dan sasaran utama Rencana Strategis Dinas
iii
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018. Program-program
pembangunan kesehatan yang akan diselenggarakan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, diarahkan untuk pengembangan
pemberdayaan masyarakat di desa. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) diharapkan mampu menanggulangi faktor risiko masalah-masalah
kesehatan yang terjadi di masyarakat, sehingga diharapkan seluruh
jajaran kesehatan untuk saling bahu membahu dalam menyelenggarakan
pembangunan kesehatan guna mewujudkan Visi Dinas Kesehatan yaitu :
“
Institusi yang Profesional dalam mewujudkan Kesehatan
Paripuna di Jawa Tengah
”.
Kami senantiasa mengharap saran dan masukan guna perbaikan
Renstra ini, sehingga bermanfaat tidak saja bagi Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) tetapi juga bagi Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota dan Rumah Sakit Umum Daerah serta
pemerhati kesehatan.
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan penghargaan yang
setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah tahun 2013 – 2018. Akhirnya hanya kepada Allah SWT sajalah
kita berlindung danberserah diri. Semoga upaya kita bersama dalam
mewujudkan kesehatan paripurna di Jawa Tengah mendapatkan rahmat,
hidayah dan ridhoNya. Amien.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………. i
KATA PENGANTAR ……….. ii
SK KEPALA DINAS TENTANG RENSTRA……….. iv
DAFTAR ISI……….. ix
DAFTAR LAMPIRAN……….. xi
BAB I
PENDAHULUAN………. I-1
A.
Latar Belakang……… I-1
B.
Landasan Hukum……….. I-2
C.
Maksud dan Tujuan………. I-4
D.
Sistematika Penulisan………. I-4
BAB II
TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN PROVINSI
JAWA TENGAH……….. II-1
A.
Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi………….. II-1
B.
Struktur Organisasi……….. II-11
C.
Sumber Daya……….. II-13
D.
Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan……… II-22
E.
Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan…. II-28
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN
FUNGSI………. III-1
A.
Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas Pokok
Dan Fungsi……….. III-1
B.
Telaah Visi, Misi dan Program Gubernur dan Wakil
Gubernur………... III-3
C.
Telaah Renstra Kementerian/ Lembaga dan Renstra.. III-5
D.
Telaah Rencana tata Ruang Wilayah (RTRW) dan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)……… III-6
E.
Penentuan Isu-isu Strategis……….. III-6
v
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN
KEBIJAKAN………. IV-1
A.
Visi dan Misi Dinas Kesehatan……….. IV-1
B.
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah……….. IV-7
C.
Strategi dan Kebijakan………. IV-9
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF…….. V-1
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD………. VI-1
vi
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Definisi Operasional Indikator
2.
Daftar Singkatan
I - 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia sebagaimana yang
tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28h dan Undang-Undang
nomor 26 tahun 2009 tentang Kesehatan. Hal ini menjadi unsur pokok
pembangunan dalam mencapai kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari
pembangunan Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah, yang dimotori dan dikoordinasikan oleh Pemerintah.
Pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang nomor 17 Tahun
2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), yang menempatkan periode 2014 – 2019 sebagai tahapan ke tiga untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang. Hal ini dilakukan dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif, perekonomian, berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berkualitas serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus meningkat.
Pemerintah daerah, memegang peranan penting dalam pembangunan di wilayahnya termasuk bidang kesehatan dengan berbagai tantangan dan peluang yang ada. Untuk mensinergikan pembangunan kesehatan di Jawa Tengah dengan pembangunan kesehatan Nasional, maka perlu adanya penyelarasan. Oleh karena itu penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Provinsi Jawa Tengah
I - 2
mengacu pada Sistem Kesehatan Nasional berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2012, Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 021/Menkes/SK/I/2011 tentang Rencana Strategis Kementerian kesehatan 2010 – 2014, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK) Tahun 2005 - 2025.
Dalam rangka penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) perlu mempedomani Permendagri 54/2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Peraturan Daerah Provinsi Jawa Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah nomor 5 tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah 2013 – 2018.
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah sebagai upaya dalam melaksanakan pokok – pokok pikiran visi dan misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Jawa Tengah, terutama misi 6 yaitu meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar melalui paket sehat. Implementasi pelaksanaan upaya tersebut dilandasi dengan nilai keutamaan
“mboten korupsi, mboten ngapusi”.
B. Landasan Hukum
1. Landasan idiil yaitu Pancasila dan Landasan konstitusional Undang–Undang Dasar 1945
2. Landasan Operasional yaitu :
a. Undang–Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang
I - 3
b. Undang–Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
c. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
d. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
e. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
f. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
g. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Provinsi Sebagai Daerah Otonom.
h. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota.
i. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 72 tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional
j. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
k. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standard Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
l. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun
2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah
I - 4
m. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun
2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah 2013 – 2018;
n. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 63 Tahun 2008
tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi Dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
C. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan rencana strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018 untuk memberikan arah, pedoman dan penjelasan program makro pembangunan kesehatan di Jawa Tengah dalam rangka pencapaian Visi – Misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Jawa Tengah Tahun 2013 – 2018.
Tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018 adalah sebagai berikut :
1. Menjabarkan visi, misi dan program Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah ke dalam kegiatan untuk jangka waktu lima tahun.
2. Sebagai pedoman dalam menyusun rencana kerja tahunan yang
dituangkan dalam rencana kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
3. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan, pengendalian, pengawasan
dan evaluasi pembangunan kesehatan.
D. Sistematika Penulisan.
BAB I PENDAHULUAN
Memuat secara ringkas tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah serta Sistematika Penulisan.
I - 5
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH
Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan, struktur organisasi serta uraian tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; sumber daya yang dimiliki; tingkat pencapaian kinerja; hasil analisis Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan kesehatan lima tahun mendatang.
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Memuat tentang identifikasi permasalahan tugas dan fungsi pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; telaah visi, misi dan program Pembangunan Jangka Menengah Daerah; telaah Renstra Kementerian/ Lembaga dan Renstra Kabupaten/ Kota; telaah Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) dan KLHS serta penentuan isu-isu strategis.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Memuat rumusan Visi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah serta pernyataan misi dalam rangka mencapai visi tersebut. Selanjutnya dikemukakan pula nilai-nilai yang melandasi pernyataan misi dalam mencapai visi tersebut, yang sekaligus sebagai pedoman moral dan etika bagi setiap personil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
I - 6
BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Memuat tentang rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif dari prioritas program. Pendanaan bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan sumber pendanaan lainnya yang sah dalam periode satu tahun dan lima tahun. Indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang merupakan refleksi capaian prioritas program dan kegiatan yang telah direncanakan dan terukur.
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
Memuat tentang indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang merupakan bagian dari indikator RPJMD. Indikator ini bukan hanya menjadi tanggungjawab sektor kesehatan saja namun memerlukan dukungan sektor lain terkait. Indikator kinerja berupa angka, persentase (%) dan penjelasan naratif.
BAB VII PENUTUP
Memuat kaidah pelaksanaan yang antara lain meliputi penjelasan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah merupakan pedoman dalam penyusunan rencana
kerja Dinas Kesehatan, penguatan peran para stakeholders
dalam pelaksanaan rencana kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dasar evaluasi dan pelaporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan serta catatan dan harapan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
II - 1
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS KSEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH
A. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi
1. Tugas dan Fungsi
Sebagaimana diatur dalam pasal 87 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah, kedudukan, tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
a. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah merupakan unsur
pelaksana otonomi daerah di bidang kesehatan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
b. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.
c. Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
1) Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan;
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum bidang kesehatan;
3) Pembinaan dan fasilitasi bidang kesehatan lingkup Provinsi
dan Kabupaten / Kota;
4) Pelaksanaan tugas di bidang pembinaan dan pengendalian
kemitraan kesehatan dan promosi kesehatan, pembinaan dan pengendalian penyakit, dan penyehatan lingkungan,
II - 2
pembinaan dan pengendalian pelayanan kesehatan, pembinaan dan pengendalian sumber daya kesehatan;
5) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang kesehatan;
6) Pelaksanaan kesekretariatan Dinas;
7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai
dengan tugas dan fungsinya
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 63 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menyebutkan bahwa Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi membawahi :
a. Sekretariat;
b. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Kemitraan Kesehatan, dan
Promosi Kesehatan;
c. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Penyakit, dan Penyehatan
Lingkungan;
d. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Pelayanan Kesehatan;
e. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Sumber Daya Kesehatan;
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Adapun tugas pokok dan fungsi Sekretariat, Bidang, Subagian dan Seksi adalah sebagai berikut :
a. Sekretariat
1) Tugas Pokok
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang program, keuangan, umum dan kepegawaian.
II - 3
2) Fungsi :
a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang program;
b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang keuangan;
c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian;
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sekretariat membawahi :
1) Sub Bagian Program
Sub Bagian Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang program, meliputi : koordinasi perencanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan di lingkungan Dinas
2) Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang
II - 4
keuangan, meliputi : pengelolaan keuangan, verifikasi, dan pembukuan dan akuntansi di lingkungan Dinas
3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian, meliputi : pengelolaan administrasi kepegawaian, hukum, humas, organisasi dan tatalaksana, ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan di lingkungan Dinas.
b. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Kemitraan Kesehatan dan
Promosi Kesehatan
1) Tugas Pokok :
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
pemberdayaan masyarakat dan kemitraan, pembiayaan dan jaminan kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan
2) Fungsi :
a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pemberdayaan masyarakat dan kemitraan;
b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pembiayaan dan jaminan kesehatan masyarakat;
c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang promosi kesehatan;
II - 5
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Pembinaan dan Pengendalian Kemitraan Kesehatan, dan Promosi Kesehatan, membawahi :
1) Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan
Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pemberdayaan masyarakat dan kemitraan, meliputi: bimbingan dan pengendalian upaya kesehatan pada daerah
perbatasan, terpencil, rawan dan kepulauan,
penyelenggaraan kerjasama bidang kesehatan dengan luar negeri skala provinsi.
2) Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Masyarakat
Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pembiayaan dan jaminan kesehatan masyarakat, meliputi : penyelenggaraan, bimbingan dan pengendalian
sistem pembiayaan dan penyelenggaraan jaminan
pemeliharaan kesehatan skala provinsi, bimbingan dan pengendalian penyelenggaraan jaminan pemeliharaan kesehatan nasional.
3) Seksi Promosi Kesehatan
Seksi Promosi Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang promosi kesehatan skala provinsi.
II - 6
c. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan
1) Tugas Pokok :
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengendalian penyakit, pencegahan penyakit dan penanggulangan kejadian luar biasa dan penyehatan lingkungan.
2) Fungsi :
a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengendalian penyakit;
b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pencegahan penyakit dan penanggulangan kejadian luar biasa;
c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang penyehatan lingkungan;
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Pembinaan dan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, membawahi :
1) Seksi Pengendalian Penyakit
Seksi Pengendalian Penyakit mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengendalian penyakit, meliputi : pengendalian dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular.
II - 7
2) Seksi Pencegahan Penyakit dan Penanggulangan Kejadian
Luar Biasa
Seksi Pencegahan Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pencegahan penyakit dan
penanggulangan kejadian luar biasa, meliputi :
penyelenggaraan pencegahan penyakit menular dan tidak menular, pengendalian operasional masalah kesehatan akibat bencana, wabah dan surveilans epidemiologi serta penyelidikan kejadian luar biasa.
3) Seksi Penyehatan Lingkungan
Seksi Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang penyehatan lingkungan, meliputi : penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan skala provinsi.
d. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Pelayanan Kesehatan
1) Tugas Pokok :
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan masyarakat, upaya kesehatan rujukan, dan upaya kesehatan keluarga dan gizi.
2) Fungsi :
a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan masyarakat;
II - 8
b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan rujukan;
c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan keluarga dan gizi;
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Pembinaan dan Pengendalian Pelayanan Kesehatan,
membawahi :
1) Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat
Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan masyarakat, meliputi : koordinasi dan pembinaan penyelenggaraan kesehatan dasar, analisis kebutuhan
buffer stock obat, alat kesehatan dan reagensia, dan
bimbingan dan pengendalian kesehatan haji skala provinsi.
2) Seksi Upaya Kesehatan Rujukan
Seksi Upaya Kesehatan Rujukan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan rujukan, meliputi : pengelolaan pelayanan kesehatan rujukan sekunder dan tersier tertentu, registrasi, akreditasi, sertifikasi sarana kesehatan sesuai peraturan perundang – undangan pemberian izin sarana kesehatan meliputi rumah sakit pemerintah kelas B non pendidikan, rumah sakit khusus, rumah sakit swasta serta sarana kesehatan penunjang yang setara.
II - 9
3) Seksi Upaya Kesehatan Keluarga dan Gizi
Seksi Upaya Kesehatan Keluarga dan Gizi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan keluarga dan gizi, meliputi : penetapan kebijakan teknis dan pembinaan penyelenggaraan upaya kesehatan keluarga, penyelenggaraan surveilans gizi buruk, dan pemantauan penanggulangan gizi buruk skala provinsi.
e. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Sumber Daya Kesehatan
1) Tugas Pokok :
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
pengembangan sumber daya manusia kesehatan dan organisasi profesi, farmasi, makanan, minuman dan perbekalan kesehatan, dan manajemen informasi dan pengembangan kesehatan.
2) Fungsi :
a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan sumber daya manusia kesehatan dan organisasi profesi;
b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang farmasi, makanan, minuman dan perbekalan kesehatan;
c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang manajemen informasi dan pengembangan kesehatan;
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
II - 10
Bidang Pembinaan dan Pengendalian Sumber Daya Kesehatan, membawahi :
1) Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan
Organisasi Profesi
Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Organisasi Profesi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan sumber daya manusia kesehatan dan organisasi profesi, meliputi: pengusulan penempatan tenaga kesehatan
strategis, pemindahan tenaga tertentu antar
Kabupaten/Kota, pendayagunaan tenaga kesehatan,
pelatihan diklat fungsional dan teknis, registrasi, akreditasi, sertifikasi tenaga kesehatan tertentu skala provinsi sesuai
peraturan perundang-undangan dan pemberian
rekomendasi izin tenaga kesehatan asing.
2) Seksi Farmasi, Makanan Minuman dan Perbekalan
Kesehatan
Seksi Farmasi, makanan, Minuman dan Perbekalan Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang farmasi, makanan, minuman dan perbekalan
kesehatan, meliputi: penyediaan dan pengelolaan
bufferstock obat provinsi, alat kesehatan, reagensia dan vaksin lainnya skala provinsi, sertifikasi sarana produksi dan distribusi alat kesehatan rumah tangga kelas II, dan pemberian rekomendasi izin industri komoditi kesehatan, pedagang besar farmasi dan pedagang besar alat kesehatan.
II - 11
3) Seksi Manajemen Informasi dan Pengembangan Kesehatan
Seksi Manajemen Informasi dan Pengembangan Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di
bidang manajemen informasi dan pengembangan
kesehatan, meliputi: pengelolaan sistem informasi
kesehatan, bimbingan dan pengendalian norma, standar, prosedur dan kriteria bidang kesehatan, penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kesehatan yang mendukung
perumusan kebijakan provinsi, pengelolaan survey
kesehatan daerah (surkesda) skala provinsi, pemantauan pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) kesehatan skala provinsi.
B. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisiasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah, struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, yang membawahi tiga Kepala Sub Bagian :
1) Kepala Sub Bagian Program
2) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
3) Kepala Sub Bagian Keuangan
c. Kepala Bidang Pembinaan dan Pengendalian Pelayanan
Kesehatan, membawahi :
1) Kepala Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat
2) Kepala Seksi Upaya Kesehatan Rujukan
II - 12
d. Kepala Bidang Pembinaan dan Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, membawahi :
1) Kepala Seksi Pengendalian Penyakit
2) Kepala Seksi Pencegahan penyakit dan Penanggulangan
Kejadian Luar Biasa
3) Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan
e. Kepala Bidang Pembinaan dan Pengendalian Kemitraan
Kesehatan dan Promosi Kesehatan, membawahi :
1) Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan
2) Kepala Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
Masyarakat
3) Kepala Seksi Promosi Kesehatan
f. Kepala Bidang Pembinaan dan Pengendalian Sumber Daya
Kesehatan, membawahi :
1) Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kesehatan dan Organisasi Profesi
2) Kepala Seksi Farmasi, Makanan Minuman dan Perbekalan
Kesehatan
3) Kepala Seksi Manajemen Informasi dan Pengembangan
Kesehatan.
Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah memiliki Kelompok Jabatan Fungsional Kesehatan dan 9 (sembilan) Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD), yaitu:
a. Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Semarang,
b. Balai Kesehatan Indera Masyarakat (BKIM) Semarang,
c. Balai Pelatihan Teknis Profesi Kesehatan (BPTPK) Gombong,
d. Akademi Keperawatan (Akper) Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah,
II - 13
f. Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Wilayah Pati,
g. Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Wilayah Klaten,
h. Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Wilayah Magelang,
i. Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Ambarawa.
C. Sumber Daya
1. Sumber daya yang dimiliki Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
dalam melaksanakan fungsi koordinasi
a. Sumber Daya Manusia Kesehatan
1) Pegawai berdasarkan Golongan Kepegawaian dan Tingkat
Pendidikan.
Pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan UPTD sampai dengan akhir tahun 2013 sebanyak 750 orang. Jumlah pegawai berdasarkan golongan kepegawaian dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan
Kepegawaian di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013
NO Institusi GOLONGAN KEPEGAWAIAN
Jumlah
IV III II I
1 Dinas Kesehatan 37 223 28 7 295
2 Balai Labkes Semarang 4 33 23 1 61
3 BKIM Semarang 2 30 10 1 43 4 BPTPK Gombong 1 18 19 0 38 5 Akademi Keperawatan 3 35 14 2 54 6 BKPM Semarang 11 43 27 2 83 7 BKPM Pati 2 29 20 0 51 8 BKPM Klaten 2 32 11 0 45 9 BKPM Magelang 1 27 17 1 46 10 BKPM Ambarawa 2 19 13 0 34 Jumlah 65 489 182 14 750
II - 14
Sebagian besar (65,2%) pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan UPT Dinas (UPTD) berdasarkan golongan, terbanyak adalah golongan III (489 orang), sedangkan golongan II 24,2% (182 orang) dan golongan IV 8,6% (65 orang). Sisanya sebanyak 1,8% adalah pegawai golongan I (14 orang).
Jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2: Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013
NO INSTITUSI TINGKAT PENDIDIKAN JML
S2 S1 D3 D1 SLTA SLTP SD
1 Dinas Kesehatan 75 125 18 1 57 13 6 295 2 Balai Labkes Semarang 4 11 22 0 15 3 6 61
3 BKIM Semarang 4 11 14 0 12 2 0 43 4 BPTPK Gombong 1 6 8 0 15 4 4 38 5 Akademi Keperawatan 5 33 6 0 8 2 0 54 6 BKPM Wil. Semarang 6 20 25 0 28 1 3 83 7 BKPM Wil. Pati 0 9 20 0 19 1 2 51 8 BKPM Wil. Klaten 3 6 17 0 2 17 0 45 9 BKPM Wil. Magelang 0 9 12 0 24 0 1 46 10 BKPM Wil. Ambarawa 2 5 11 0 11 4 1 34 Jumlah 100 235 153 1 191 47 23 750 Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013
Sebagian besar 31,3% pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan UPTD berlatar belakang pendidikan Sarjana (235 orang), sedangkan SLTA 25,4% (191 orang) dan Diploma 3 sebanyak 20,4% (153 orang).
2) Pegawai Fungsional Khusus dan Fungsional Umum.
Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Gubernur Jawa Tengah no. 63/2008, bahwa Kepala Dinas Kesehatan
II - 15
Provinsi Jawa Tengah membawahkan Kelompok Jabatan fungsional. Kelompok Jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya dan mempunyai tugas sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Jumlah pegawai berdasarkan jabatan fungsional dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut:
Tabel 2.3: Jumlah pegawai berdasarkan jabatan fungsional khusus dan fungsional umum di Lingkungan Dinkes Prov. Jateng Th. 2013.
NO JABATAN DIN KES
BA LAB KES BKIM SMG BPTPK GOM BONG AK PER BKPM SMG BKPM PATI BKPM KLA TEN BKPM MGL BKPM AMB JUM LAH A FUNGSIONAL KHUSUS 28 26 23 0 0 53 27 25 28 20 230 1 Dokter spesialis - - 1 - - 1 - - - - 2 2 Dokter - 1 5 - - 11 3 2 4 4 30 3 Dokter gigi - - 1 - - - 1 4 Perawat 1 - 8 - - 19 14 10 12 10 74 5 Perawat gigi - - 1 - - - 1 6 Bidan - - - 0 7 Penyuluh kesehatan 11 - 2 - - 1 - - 2 - - 8 Sanitarian 3 - - - - 1 - - - - 4 9 Epidemiologi 13 - - - - 2 - - - - 15 10 Pranata lab - 24 2 - - 5 4 6 4 3 48 11 Apoteker - 1 - - 2 - - 1 - - 12 Asisten Apoteker - - 2 - - 3 2 2 3 1 13 13 Refrak. Option - - 1 - - - 1 14 Fisioterapi - - - 2 - 1 - - 3 15 Nutrisionis - - - 1 - - - - 1 16 Elektromedik - - - 1 1 - - - 2 17 Rekam medik - - - 2 1 1 - - 4 18 Radiografer - - - 2 2 2 2 2 10 B FUNGSIONAL UMUM 246 31 16 34 50 26 20 16 14 11 464 Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013
II - 16
Kelompok Jabatan fungsional di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan UPT terbagi menjadi 2 (dua) yaitu: fungsional khusus dan fungsional umum. Pegawai fungsional khusus sebanyak 230 orang dengan 18 kriteria jabatan fungsional khusus. Sedangkan jabatan fungsional umum sebanyak 464 orang.
Jabatan fungsional khusus yang banyak terdapat di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan UPT antara lain perawat 74 orang (32,2%), pranata laboratorium 48 orang (20,9%) dan dokter 30 orang (13%).
b. Perlengkapan
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dilengkapi dengan berbagai fasilitas berupa tanah, gedung, serta berbagai peralatan dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.4. Jenis dan Jumlah Fasilitas Perlengkapan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013
NO JENIS FASILITAS JUMLAH KETERANGAN
1 Tanah 25 bidang
2 Gedung dan bangunan 63 unit Lokasi : perkantoran Dinkes Prov, UPTD, Rumah jabatan, rumah dinas, gudang obat (Semarang dan Salatiga)
3 Peralatan
a. Alat besar 42 unit
b. Alat angkut 617 unit
c. Alat bengkel 1 unit
d. Alat kantor dan rumah
tangga 20.330 unit
e. Alat studio dan komunikasi 633 unit f. Alat kedokteran 2.230 unit g. Alat laboratorium
II - 17
NO JENIS FASILITAS JUMLAH KETERANGAN 4 Aset tetap lainnya
a. Buku perpustakaan 4.165 buku b. Barang bercorak kesenian 93 buah
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013
2. Sumber Daya Kesehatan Dalam Melaksanakan Fungsi Pelayanan
Provinsi Jawa Tengah
a. Sumber Daya Manusia Kesehatan
Sumber daya manusia kesehatan yang mendukung upaya pelayanan kesehatan di Jawa Tengah sebagai berikut: Tabel 2.5: Jumlah Tenaga Kesehatan di Jawa Tengah Tahun
2013
NO. JENIS TENAGA BERDASAR
PROFESI
BERDASAR PENDIDIKAN 1. Dokter Spesialis 2.526 orang 2.637 orang
2. Dokter Umum 4.175 orang 4.737 orang
3. Dokter Gigi 989 orang 1.133 orang
4. Dokter Gigi Spesialis 72 orang 70 orang
5. Perawat 28.056 orang 28.377 orang
6. Perawat Gigi 1.050 orang 1.050 orang
9. Bidan 16.129 orang 16.455 orang
10. Teknis Kefarmasian 3.841 orang 4.349 orang
11. Apoteker 2.177 orang 2.314 orang
12. Kesehatan Masyarakat 710 orang 1.653 orang
13. Sanitarian 1.261 orang 1.344 orang
14. Gizi 1.487 orang 1.545 orang
15. Keterapian Fisik : 656 orang 665 orang
a. Fisioterapis 565 Orang 565 orang
b. Terapis Okupasi 58 orang 59 orang
c. Terapis Wicara 27 orang 35 orang
d. Akupuntur 6 orang 6 orang
16. Keteknisian Medis : 4.531 orang 4.541 orang
a. Radiografer 849 orang 835 orang
b. Radioterapis 28 orang 30 orang
c. Teknisi Elektromedis 193 orang 201 orang
d. Teknisi Gigi 17 orang 17 orang
e. Analis Kesehatan 2.481 orang 2.488 orang f. Refraksionis Optisien 39 orang 38 orang g. Ortotik Prostetik 17 orang 17 orang
II - 18
NO. JENIS TENAGA BERDASAR
PROFESI
BERDASAR PENDIDIKAN i. Teknisi Transfusi Darah 10 orang 10 orang
JUMLAH 67.660 orang 70.870 orang Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013
Jumlah tenaga kesehatan di Jawa Tengah berdasarkan profesi tahun 2013 sebanyak 67.660 orang dengan jenis tenaga terbanyak adalah perawat 28.056 orang (41,47%), bidan 16.129 orang (23,84%) dan dokter umum 4.175 orang (6,17%).
Jumlah tenaga kesehatan berdasarkan pendidikan berjumlah 70.870 orang dengan tenaga kesehatan terbanyak adalah perawat sebanyak 28.377 orang (40,04%), bidan sebanyak 16.455 orang (23,22%) dan dokter umum sebanyak 4.737 orang (6,68%). Adanya perbedaan jumlah tenaga kesehatan berdasarkan profesi dan jumlah tenaga kesehatan berdasarkan pendidikan mengindikasikan bahwa ada tenaga kesehatan yang bekerja belum/ tidak sesuai dengan jenjang pendidikannya walaupun bidan, perawat dan dokter merupakan tenaga kesehatan terbanyak, namun dibandingkan dengan jumlah penduduk, jumlah tenaga tersebut masih kurang. Rasio tenaga kesehatan berdasarkan jenis tenaga kesehatan menunjukkan semua jenis tenaga kesehatan masih di bawah target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2010 – 2014 dan target Indonesia Sehat 2010.
b. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di Jawa Tengah, dapat dilihat pada tabel 2.6 sebagai berikut:
II - 19
Tabel 2.6 : Jumlah Sarana Kesehatan di Jawa Tengah tahun 2013
NO SARANA KESEHATAN
KEPEMILIKAN
JUMLAH
PUSAT DAERAH TNI/
POLRI SWASTA PROV KAB/KOT 1 Puskesmas / Rawat Inap - - 873/ 311 - - 873 2 Puskesmas Pembantu - - 1.827 - - 1.827 3 Puskesmas Keliling - - 948 - - 948 4 Balai Besar/Balai
Kesehatan Paru Masy. 1 5 6 - - 12
5 Balai Kesehatan Indra - 1 - - - 1
6 Balai Labkes - 1 35 - 122 158 7 RSU 2 4 49 11 139 205 8 RS Khusus - - - 69 a. RS Jiwa - 4 - - - 4 b. RS Orthopedi 1 - - - - 1 c. RS Paru 1 - - - - 1 d. RS Bersalin - - 1 - - 1 e. RS Rehab Medik - - - 1 - 1 f. RS Khusus lain (RSB, RSIA, RS KB, RSO, RSA,
RSJ) - - - - 61 61
JUMLAH 5 19 3.772 12 322 4.094
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013
Selain sarana kesehatan diatas, di Jawa Tengah terdapat beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) Vertikal, yaitu Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta, Balai Besar Penelitian Vektor dan Reservoir Penyakit (BBPVRP) Salatiga, Loka Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan
Penyakit Bersumber Binatang (Lokalitbang P2B2)
Banjarnegara, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO-OT)
Tawangmangu, Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes)
II - 20
Kekurangan Iodium (BP2 GAKI) Magelang, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Semarang dan KKP Cilacap.
Dalam hal sarana pendidikan, berbagai jenis institusi pendidikan kesehatan dari jenjang Diploma III (D III) sampai S1-Profesi terdapat di Jawa Tengah, dapat dilihat pada tabel 2.7 berikut:
Tabel 2.7: Jumlah sarana pendidikan kesehatan di Jawa Tengah Tahun 2013
NO SARANA
PENDIDIKAN
KEPEMILIKAN
JUMLAH
NEGERI DAERAH TNI/POL SWASTA
1 D3 Keperawatan 7 3 1 41 52 2 D3 Kebidanan 6 2 - 57 65 3 D3 Kefarmasian 1 - - 18 19 4 D3 Kesehatan Lingkungan 1 - - 2 3 5 D3 Gizi 1 - - 2 3 6 D3 Keterapian Fisik 4 - - 4 8 7 D3 Keteknisan Medik 5 - - 16 19 8 D3 Jamu 1 - - - 1 9 D4 Keperawatan 4 - - - 4 10 D4 Kebidanan 4 - - 2 6 11 D4 Kesehatan Lingkungan 1 - - - 1 12 D4 Gizi 1 - - - 1 13 D4 Keterapian Fisik 4 - - 2 6 14 D4 Keteknisan Medis 2 - - 2 4 15 Kedokteran 3 - - 4 7 16 Kedokteran Gigi 1 - - 3 4 17 S1 Kesehatan Masyarakat 3 - - 10 13 18 S1 Keperawatan 2 - - 26 28 19 S1 Farmasi 2 - - 8 10 20 S1 Gizi 2 - - 6 8 21 S1 Fisioterapi - - - 1 1 22 Profesi Dokter 3 - - 2 5 23 Profesi Apoteker - - - 5 5 24 Profesi Ners 2 - - 21 23 JUMLAH 60 5 1 232 298
II - 21
Jumlah institusi pendidikan kesehatan dari jenjang D III sampai profesi di Jawa Tengah sebanyak 298 institusi, dengan jenjang pendidikan terbanyak D III Kebidanan sebanyak 65 institusi, D III Keperawatan 52 institusi dan S1 Keperawatan 28 institusi. Dari 298 institusi kesehatan tersebut sebanyak 77,85% adalah milik swasta, 21,81% milik pemerintah pusat dan daerah dan 0,34% milik TNI/POLRI. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa peran swasta dalam bidang pendidikan kesehatan sangat menonjol dengan banyaknya institusi pendidikan tenaga kesehatan milik swasta. Diharapkan peran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dalam pembinaan dan pengendalian terhadap kurikulum, seleksi dan kompetensi lulusan lebih diperketat. Dengan banyaknya institusi pendidikan tenaga kesehatan diharapkan dapat memenuhi kekurangan tenaga kesehatan di Jawa Tengah secara kuantitas dan kualitas.
Jumlah industri farmasi, obat tradisional, kosmetika, perbekalan kesehatan rumah tangga di Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel 2.8 berikut:
Tabel 2.8: Jumlah Industri Farmasi, Obat tradisional,
Kosmetika dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga di Jawa Tengah tahun 2013
NO JENIS INDUSTRI JUMLAH
1 Industri farmasi 21 unit
2 Industri Ekstrak Bahan Alami (IEBA) 2 unit 3 Industri obat tradisional (IOT) 15 unit 4 Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) 275 unit 5 Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) 14 unit
6 Industri kosmetik 52 unit
7 Industri PKRT 27 unit
8 Industri alat kesehatan 21 unit
9 Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) 15.992 unit
10 Pedagang Besar Farmasi 340 unit
II - 22
NO JENIS INDUSTRI JUMLAH
12 Penyalur Alat Kesehatan Cabang 50 unit 13 Pedagang Besar Bahan Baku Farmasi
(PBBBF)
4 unit
14 Apotek 2.305 unit
15 Toko Obat 381 unit
16 Instalasi Farmasi Kab/Kota (IFK) 26 unit 17 Pengelolaan Obat di Seksi Farmasi
Kab/Kota
9 unit
18 Pengujian Makanan Minuman Kab/Kota 29 unit Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013
Sumber daya lain yang dapat digerakkan untuk
pemecahan masalah kesehatan yang bersifat emergency,
serta untuk meningkatkan cakupan berbagai program, adalah tersedianya berbagai sarana dan peralatan yang diperlukan untuk penanggulangan bencana yang terdiri dari: 1 unit Rumah Sakit Lapangan, 2 Ambulance, 1 mobil Klinik, 8 Perahu karet dan 2 Penjernih Air. Sarana dan peralatan tersebut bantuan Pusat Penanggulangan Krisis untuk Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang Tahun 2006 ditetapkan sebagai Pusat Bantuan Regional bantuan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Saka Bhakti Husada yang aktif di 25 Kabupaten/ Kota. Pos Kesehatan Pesantren di Jawa Tengah sebanyak 1.870 unit.
D. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
1. Kinerja Umum
Secara umum kinerja Dinas Kesehatan berkaitan dengan
fungsi perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan,
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum, pembinaan dan fasilitasi bidang kesehatan lingkup Provinsi dan Kabupaten/ Kota, pelaksanaan tugas, pemantauan, evaluasi dan
II - 23
pelaporan di bidang pelayanan kesehatan, pencegahan dan penanggulangan penyakit, kesehatan lingkungan, sumber daya manusia kesehatan, promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, farmasi dan perbekalan kesehatan, manajemen informasi dan pengembangan kesehatan serta regulasi kesehatan termasuk pelaksanaan kesekretariatan dinas serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.
Layanan administrasi Sekretariat meliputi layanan
kehumasan, penyusunan dokumen perencanaan dan evaluasi, pengelolaan administrasi keuangan dan tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) oleh aparat pengawas instansi pemerintah.
Jumlah dokumen perencanaan dan evaluasi yang dihasilkan pada tahun 2013 sebanyak 8 dokumen, rekomendasi usulan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Tugas Pembantuan (TP) sebanyak 87 satuan kerja (Satker). Jumlah dokumen laporan pengelolaan administrasi keuangan sebanyak 2 dokumen. Kinerja tindak lanjut penyelesaian LHP aparat pengawas instansi pemerintah pada periode Januari sampai dengan Desember 2013 sebanyak 448 temuan dengan 254 temuan telah selesai ditindaklanjuti dan sebanyak 222 masih dalam proses penyelesaian.
Layanan administrasi bidang pembinaan dan pengendalian pelayanan kesehatan meliputi pemberian rekomendasi pelayanan haemodialisa, pemberian ijin penetapan klas rumah sakit klas B, pemberian rekomendasi pemberian ijin rumah sakit klas A yang ditujukan ke Kementerian Kesehatan, pemberian ijin laboratorium klinik madya dan pemberian rekomendasi laboratorium klinik utama, pemberian rekomendasi pelayanan sarana kesehatan Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI). Pada tahun 2013 telah memberikan rekomendasi terhadap 24 pelayanan haemodialisa,
II - 24
pemberian ijin 4 laboratorium klinik madya dan 6 rekomendasi laboratorium klinik utama dan pemberian rekomendasi 6 pelayanan sarana kesehatan CTKI.
Layanan administrasi bidang pembinaan dan pengendalian Kemitraan Kesehatan dan Promosi Kesehatan meliputi advokasi penyusunan regulasi bidang kesehatan, di 35 kabupaten/ kota (100%), perjanjian kerjasama bidang kesehatan sebanyak 34
kabupaten/ kota (156 dokumen). Perjanjian kerjasama lintas batas/
Mitra Praja Utama (MPU) bidang kesehatan sebanyak 2 dokumen. Layanan administrasi bidang pembinaan dan pengendalian Sumber Daya Kesehatan meliputi waktu pelayanan perijinan di bidang farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai standar, layanan penerbitan Surat Tanda Registrasi Teknis Kefarmasian (STR-TTK), layanan penerbitan Surat Tugas Dokter Spesialis dan pemberian rekomendasi penelitian kesehatan.
Pelayanan perijinan di bidang farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai standar meliputi rekomendasi Industri Farmasi, dengan standar waktu perijinan paling lama 30 hari sebanyak 5 rekomendasi, Rekomendasi Industri Obat Tradisional (IOT) dan Industri Ekstrak Bahan Alami (IEBA) dengan standar perijinan paling lama 30 hari kerja sebanyak 11 rekomendasi, Ijin Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) paling lama 14 hari sebanyak 14 ijin, Rekomendasi ijin produksi kosmetika paling lama 21 hari kerja sebanyak 13 rekomendasi, rekomenasi sertifikasi produksi alat kesehatan dan rekomendasi sertifikasi produksi PKRT paling lama 30 hari kerja sebanyak 10 rekomendasi, Rekomendasi ijin PAK dan ijin cabang PAK paling lama 30 hari kerja sebanyak 48 rekomendasi, dan rekomendasi ijin PBF dan pengakuan PBF cabang, paling lama 18 hari kerja sebanyak 99 rekomendasi.
II - 25
Jumlah layanan penerbitan surat tanda registrasi teknis kefarmasian sebanyak 5.380 STR-TTK. Jumlah layanan penerbitan Surat Tugas Dokter Spesialis sebanyak 471 surat tugas. Jumlah rekomendasi penelitian kesehatan sebanyak 10 rekomendasi.
2. Kinerja Khusus
Kinerja Dinas Kesehatan secara khusus dapat dilihat melalui capaian beberapa indikator yang perkembangannya disajikan tiap 3 bulan. Capaian kinerja Dinas Kesehatan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 2.9 sebagai berikut :
II - 1
Tabel 2.9
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya
Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke- 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) SPM 1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95% 88% 90% 93% 96% 100% 93,39 92,04 93,71 92,99 92,13 106,125 102,266 100,76 96,86 92,13 2. Cakupan pertolongan persalinan Nakes 90% 88% 90% 93% 96% 100% 93,03 93,93 96,79 97,14 98,08 105,71 104,37 104,07 101,18 98,08 3. Cakupan neonatal resti/ komplikasi yang ditangani 80% 80% 85% 90% 95% 100% 23,96 44,90 55,10 66,38 75,36 29,95 52,82 61.22 69,87 75,36 4. Cakupan kunjungan bayi 90% 50% 60% 75% 90% 100% 95,07 94,14 92,64 96,95 95,59 190,14 156,9 123,52 107,72 95,59 5. Desa/ kelurahan UCI 100% - - - 91,95 94,08 95,89 98,05 99 - - - - - 6. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak Balita dan 80% 50% 60% 70% 85% 100% 50,29 65,88 69,62 80,21 75,46 100,58 109,8 99,45 94,36 75,46
II - 2 NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya
Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke- 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) prasekolah 7. Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan 100% 100 100 100 100 100 72,49 100 100 100 100 72,49 100 100 100 100 8. Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100% 40% 60% 75% 90% 100% 65,61 75 78,72 70,08 71,88 164.025 125 104.96 77,867 71,88 9. Cakupan peserta KB aktif 70% 77% 82% 87% 95% 100% 78,37 78,25 79,09 75,71 79,52 101,77 95,42 90,90 79,69 79,52 10. Desa/ kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 jam 100% 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 11. Penduduk yang memanfaatkan jamban 75% 28,57% 42,87% 57,14%71,42% 85,71% 72,22 72,95 68 70,46 76,11 252,78 170,16 119,00 98,65 88,79 12. Cakupan pemanfaatan air bersih 63,5% 28,57% 42,87% 42,87%71,42% 85,71% 82,38 87,82 63 75,05 78,55 288,34 204,85 146,95 105,08 91,64
II - 3 NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya
Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke- 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 13. Rumah/ bangunan bebas jentik nyamuk Aedes >95% 63% 77% 89% 100% 100% 79,38 73,48 83,09 83,72 84,23 126 95,42 93,35 83,72 84,23 14. Tempat umum yang memenuhi syarat 82% - - - 73,57 69,28 74,9 76,36 78,39 - - - - - 15 Posyandu Purnama 40% - - - 32,79 34,94 36,84 35,22 37,91 - - - - - 16. Posyandu Mandiri 40% - - - 12,58 13,14 16,08 17,57 18,78 - - - - - 17 Cakupan desa siaga aktif - 50 70 100 100 100 - - - - 18 Cakupan imunisasi campak 55,4% - - - 96,7 96,1 93,7 96,4 99,8 - - - - - B DERAJAT KESEHATAN 1 Umur Harapan Hidup (UHH) - 71 71 71,2 71,3 71,5 71,25 71,40 72,6 72,6 - 100,35 100,56 101,96 101,82 - 2 Jumlah Kematian Ibu/ AKI - 110 108 106 104 102 117,02 104,97 116,01 116,34 118,62 106,38 97,19 109,44 111,86 116,29
II - 4 NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya
Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke- 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 3 Jumlah Kematian Bayi/ AKB - 8,9 9,15 9,12 9,1 9 8,9 10,37 10,62 10,34 10,75 10.41 113,33 116,44 113,62 116,44 116,96 4 Jumlah Kematian Balita - 9,3 10,1 10 9,7 9,5 9,3 11,74 12,02 11,50 11,85 11,80 116,23 120,2 118,55 124,73 126,88 5 Kasus Balita gizi buruk (BB/TB) - - 1,02% 0,97% 0,92% 0,87% 0,82% 3160 3468 3187 1131 964 - - - - - 6 Angka kesakitan DBD - - 28,5% 31,4% 34,2% 40% 45% 57,9 56,8 15,3 19,29 45,52 203,15 180,89 44,73 48,225 101,55 7 Kesakitan malaria (API) - 100 100% 100% 100% 100% 100% 0,05 0,1 0,1 0,075 0,06 0,05 0,1 0,1 0,075 0,07 8 Penemuan TB Paru (CDR) - 60 35% 40% 50% 60% 80% 48,15 55,38 59,52 58,45 58,46 137,57 138,45 119,04 97,41 73,07 9 Kesembuhan TBC Paru - 85 90% 93% 94% 95% 96% 85,01 85,15 82,90 81,36 - 94,45 91,55 88,19 85,64 - 10 Kasus baru HIV – AIDS - 0,6 100% 100% 100% 100% 100% 143/430 373/501 755/521 607/797 1045/993 - - - - - 11 Penemuan/ Kematian Kasus Avian Influenza - - 30% 40% 50% 60% 70% 1/1 1/1 0/0 0/0 0/0 - - - - -
II - 5 NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya
Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke- 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 12 Penemuan penderita baru kusta PB/ MB - - 40% 50% 60% 70% 80% 226/1348 315/1344 348/1678 211/1308 190/2297 - - - - - 13 Proporsi penderita kusta cacat tingkat 2 - - 30% 40% 50% 60% 70% 15 12,9 12,49 16,59 14,4 50 32,25 24,98 27,65 20,57 14 Kasus Polio - - - 0 0 0 0 0 - - - - -
15 Non Polio AFP
Rate - 100 - - - 2,37 2,16 2,62 2,3 2,70 - - - - -
II - 26
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada bebepara indikator kinerja yang tidak tercapai sampai dengan tahun 2013. Indikator tersebut antara lain Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Penemuan kasus TB Paru, Penemuan HIV AIDS dan Angka Kesakitan dan Kematian DBD.
Tidak tercapainya target AKI dan AKB disebabkan antara lain masih rendahnya kunjungan ibu hamil K4, cakupan neonatal risiko tinggi/ komplikasi yang ditangani dan cakupan imunisasi yang masih di bawah target.
Penyebab tingginya kematian ibu antara lain : hipertensi, perdarahan, masih rendahnya deteksi dini kehamilan risiko tinggi oleh masyarakat dan masih kurangnya kesiapsiagaan keluarga dalam rujukan kehamilan resiko tinggi. Penyebab kematian bayi antara lain kehamilan resiko tinggi, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), penyakit kongenital, masih rendahnya pemberian ASI eksklusif serta belum optimalnya pola asuh bayi.
Upaya untuk menurunkan AKI dan AKB dilakukan dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak di puskesmas PONED dan Rumah Sakit PONEK, namun pelaksanaan pelayanan kesehatan masih belum optimal disebabkan karena belum terpenuhinya prasarana dan sarana, belum meratanya pendayagunaan tenaga kesehatan serta masih kurangnya kompetensi tenaga kesehatan. Sarana pelayanan kesehatan di Jawa Tengah jika dibandingkan dengan jumlah penduduk masih belum proporsional, sehingga masih diperlukan optimalisasi pelayanan kesehatan di tingkat dasar dan rujukan yang sesuai dengan standar.
Angka Kesakitan dan Kematian penyakit menular dan tidak menular masih tinggi. Meningkatnya jumlah kasus penyakit menular TB Paru disebabkan belum semua komponen pelaksana penemuan
II - 27
kasus di sarana pelayanan kesehatan mendapat pelatihan dan belum optimalnya ketersediaan prasarana dan sarana di Puskesmas dan Rumah Sakit.
Angka kesakitan Demam Berdarah masih tinggi dikarenakan iklim yang tidak stabil dan curah hujan yang banyak yang
merupakan sarana perkembangbiakan nyamuk Aedes aegepty serta
belum optimalnya kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Penemuan infeksi HIV dan AIDS tiap tahun cenderung meningkat, hal ini sebagai hasil penemuan dan pencarian kasus
yang semakin intensif melalui Voluntary Conceling and Testing
(VCT) di Rumah Sakit Kab/Kota dan UPT BKPM di Jawa Tengah
3. Analisis pengelolaan pendanaan pelayanan SKPD
Tabel 2.10 : Proporsi Anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2009 - 2013 NO TAHUN APBD (,000) Provinsi Dinas Kesehatan % 1 2009 5.692.612.376 130.622.314 2,29% 2 2010 6.263.446.469 139.477.000 2,22% 3 2011 8.024.966.580 111.216.000 1,38% 4 2012 11.928.572.886 156.220.000 1,31% 5 2013 13.684.684.479 188.737.680 1,38% Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2013
Anggaran Dinas Kesehatan bersumber APBD Provinsi, pada tahun 2009 – 2013 fluktuatif cenderung mengalami peningkatan. Namun apabila dilihat proporsi anggaran Dinas Kesehatan terhadap anggaran Provinsi selama 5 tahun mengalami penurunan.
Anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan di Dinas Kesehatan tahun 2009 – 2013, selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.11 berikut :
II - 1
Tabel 2.11
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2013
Uraian ***) Anggaran pada Tahun Realisasi Anggaran pada Tahun
Rasio antara Realisasi dan Anggaran
Tahun Rata-rata Pertumbuhan 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 Anggaran Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Asli Daerah -Hasil pajak daerah -Hasil retribusi daerah
-Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
-Lain-lain PAD yang Sah Dana Perimbangan
-Bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak -Dana alokasi umum
-Dana alokasi khusus
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah -Pendapatan hibah
-Dana darurat
-Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya
-Dana penyesuaian dan otonomi khusus -Bantuan keuangan dari provinsi atau
pemerintah daerah lainnya BELANJA DAERAH
Belanja tidak langsung -Belanja pegawai -Belanja bunga -Belanja subsidi -Belanja hibah
II - 2
Uraian ***) Anggaran pada Tahun Realisasi Anggaran pada Tahun
Rasio antara Realisasi dan Anggaran
Tahun Rata-rata Pertumbuhan 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 Anggaran Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
-Belanja bantuan sosial
-Belanja bagi hasil kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa
-Belanja tidak terduga Belanja langsung -Belanja pegawai -Belanja barang dan jasa -Belanja modal PEMBIAYAAN
Penerimaan pembiayaan
-Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya
-Pencairan dana cadangan
-Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
-Penerimaan pinjaman daerah
-Penerimaan kembali pemberian pinjaman -Penerimaan piutang daerah
Pengeluaran pembiayaan -Pembentukan dana cadangan
-Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah
-Pembayaran pokok utang -Pemberian pinjaman daerah
Total
Sumber : Dinas Kesehatan 2013
II - 3
E. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
1. Peluang dan Tantangan Eksternal
a. Peluang Eksternal
1) Kelembagaan :
Adanya perubahan regulasi otonomi daerah
memungkinkan untuk mengevaluasi kelembagaan yang ada.
2) Sumber Daya :
Antara lain yaitu : a). kesempatan mengalokasikan dan mengajukan formasi kebutuhan tenaga kesehatan melalui seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Pegawai Tidak Tetap (PTT) untuk bidan; b). memfasilitasi Program Pendidikan Dokter/ Dokter Gigi Spesialis (PPD-DGS), dan formasi khusus dokter, dokter gigi dan dokter spesialis untuk daerah terpencil, daerah konflik, daerah tidak diminati dan daerah bencana; c). kerjasama dengan Perguruan Tinggi Pendidikan Kesehatan dalam rangka mencukupi tenaga kesehatan strategis; d). adanya forum komunikasi organisasi profesi kesehatan di Jawa Tengah; dan e). adanya kesempatan peningkatan pendidikan formal dan informal melalui BKD dan Badan Diklat.
3) Pembiayaan :
Terdapat bantuan anggaran dari UNICEF, USAID dan dunia usaha/ masyarakat.
b. Tantangan Eksternal
1) Kelembagaan :
Dukungan sektor lain terhadap bidang kesehatan masih belum optimal karena masih ada anggapan bahwa
II - 4
urusan kesehatan merupakan tanggung jawab Dinas Kesehatan saja.
Jaringan kemitraan dengan berbagai pihak termasuk sektor pemerintah dan dunia usaha dalam penanganan masalah kesehatan sudah dilakukan namun belum optimal. Kemitraan yang telah dibangun belum menampakkan
kepekaan, kepedulian dan rasa memiliki terhadap
permasalahan dan upaya kesehatan. Kemitraan berbagai
unsur terkait termasuk stakeholder belum ditata secara baik
sesuai peran, fungsi dan tanggung jawab masing – masing dalam pemberdayaan di bidang kesehatan.
2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana) :
Antara lain yaitu : a) pemenuhan formasi masih tergantung pada kebijakan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; b). belum adanya regulasi pengangkatan pegawai terutama SDM kesehatan di tingkat pemerintah daerah.
3) Pembiayaan :
Kesadaran masyarakat terhadap asuransi kesehatan belum tumbuh dengan baik, terlihat dari masih rendahnya
kemandirian masyarakat untuk membiayai jaminan
pemeliharaan kesehatannya.
Ketersediaan dan pengalokasian pembiayaan
kesehatan baik dari pemerintah, masyarakat, swasta dan dunia usaha masih rendah, belum tertata secara terpadu dan terorganisir dan belum terlihat jelas pembagian tugasnya.
Pembangunan kesehatan di Kabupaten/ Kota belum sepenuhnya menjadi prioritas daerah karena di beberapa
II - 5
kabupaten/ kota alokasi anggaran kesehatan masih rendah (< 10% dari total anggaran kabupaten/ kota).
4) Budaya :
Gaya Hidup yang tidak sehat dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit, antara lain : sakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker, stroke, diabetes, dan lainnya yang kesemuanya disebabkan oleh 3 faktor resiko utama, yaitu : merokok, kurang aktifitas fisik dan kurangnya makan makanan berserat. Untuk mencegah hal tersebut perlu diterapkan gaya hidup sehat setiap hari.
Di Provinsi Jawa Tengah masalah sosial budaya masih sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, terutama masyarakat yang bertempat tinggal di pedesaan. Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat akan memberikan peran penting dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Adanya perubahan sosial budaya di suatu daerah dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat, kebudayaan/kultur ataupun kepercayaan dapat membentuk kebiasaan dan respons masyarakat terhadap kesehatan. Salah satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan berbagai kebiasaan yang dikaitkan dengan kehamilan, kelahiran, pemberian makanan bayi dan cara-cara pengobatan tertentu sesuai dengan tradisinya, budaya paternalistik dimana pengambil keputusan ada pada suami, orang tua ataupun mertua.
II - 6
2. Kelemahan dan Kekuatan Internal
a. Kelemahan Internal
1) Kelembagaan (Dinkes dan Mitra):
Struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang ada saat ini mengakibatkan beban kerja di masing-masing seksi tidak seimbang. Hal ini berakibat pada koordinasi yang dilakukan belum optimal.
2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana) :
Tenaga kesehatan strategis (dokter, dokter spesialis dasar dan anestesi, dokter gigi, perawat, bidan, sanitarian) masih kurang baik kualitas maupun kuantitas termasuk
distribusi penempatan. Hal ini dapat menyebabklan
penempatan tenaga kesehatan tidak sesuai dengan kebutuhan. Pengadaan alat kesehatan di beberapa sarana pelayanan kesehatan sudah mengikuti kemajuan teknologi, namun belum diikuti dengan alokasi anggaran untuk pemeliharaan yang memadai, sehingga usia pakai alat kesehatan tidak berumur panjang.
Sebagian besar Puskesmas PONED belum berfungsi secara optimal karena keterbatasan sarana prasarana, dan belum didukung kesiapan serta ketersediaan tenaga terlatih.
3) Pembiayaan:
Pembiayaan kesehatan lebih mengutamakan kepada penyediaan anggaran kesehatan oleh pemerintah sendiri, selain belum efektif dan efisiensi, penggunaannya belum optimal karena alokasi yang belum sesuai dengan prioritas
kesehatan.
Proporsi anggaran lebih besar untuk kegiatan kuratif daripada promotif dan preventif.
II - 7
b. Kekuatan Internal
1) Kelembagaan
Keberadaan UPT Dinas Kesehatan memberi kontribusi dalam pelayanan kepada masyarakat melalui program – program tertentu seperti penyakit paru, penyakit indra (mata, kulit, gigi mulut, THT), penunjang diagnosa, pendidikan dan pelatihan profesi tenaga kesehatan dan pendidikan keperawatan.
2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana prasarana)
Kesempatan mengalokasikan formasi kebutuhan
tenaga melalui jasa pihak ketiga contoh tenaga cleaning
service, satpam.
Adanya kesempatan peningkatan pendidikan secara formal dan informal tenaga kesehatan melalui dana APBD mapun APBN.
Pengusulan ketersediaan/ pemenuhan sarana dan prasarana melalui anggaran bantuan gubernur, DAK dan TP.
3) Pembiayaan
Terdapat berbagai sumber alokasi anggaran dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan baik dari Pemerintah Provinsi/ APBD (hibah, bantuan keuangan desa, bantuan sosial, bantuan gubernur, Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau / DBHCHT), Pemerintah pusat (Dekonsentrasi dan tugas pembantuan) dan anggaran bantuan luar negeri (GF-ATM, dan NLR).