i
WATER HEATER
DENGAN PANJANG PIPA 10 METER DAN
DIAMETER PIPA 0,5 INCHI TANPA PENUTUP ATAS DAN
DENGAN PENUTUP ATAS
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagai persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Mesin
diajukan oleh :
SUKRESNA BAYU PRABAWA 105214055
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………..I
TITLE PAGE ... II
HALAMAN PERSETUJUAN ... III
HALAMAN PENGESAHAN ...IV
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... V
HALAMAN PERNYATAAN PEMPUBLIKASIAN KARYA ...VI
KATA PENGANTAR ... VII
DAFTAR ISI ...IX
DAFTAR TABEL ... XVIII
DAFTAR GAMBAR ... XX
ABSTRAK ... XXIV
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tujuan Penelitian ... 3
1.3. Batasan Masalah... 4
x
BAB II. DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dasar Teori ... 5
2.1..1. Perpindahan kalor... 5
5.1.1.1 Perpindahan Panas Konveksi ... 5
5.1.2.1 Perpindahan Panas Konduksi ... 6
5.1.3.1 Perpindahan panas Radiasi ... 7
2.1..2. Perancangan Saluran Air ... 9
2.1..3. Isolator... 11
2.1..4. Sirip ... 12
2.1..5. Liquified Petroleum Gas (LPG) ... 12
2.1..6. Saluran Udara Masuk ... 14
2.1..7. Saluran Gas Buang ... 14
2.1..8. Media Pembakar... 15
2.1..9. Laju Aliran Kalor Yang Diberikan Gas LPG ... 18
2.1..10. Laju Aliran Kalor Yang Diterima Air ... 19
2.1..11. Efisiensi ... 20
2.2. Tinjauan Pustaka ... 20
2.2..1. Bentuk Model Water Heater Yang Ada Dipasaran ... 20
2.2..2. Spesifikasi Water Heater Yang Ada Dipasaran ... 26
xi
BAB III. PEMBUATAN ALAT
3.1. Persiapan ... 38
3.2. Bahan Pembuatan Water Heater ... 38
3.3. Sarana Dan Alat Yang Digunakan ... 40
3.4. Proses Pengerjaan Alat Water Heater ... 42
3.4.1. Persiapan Menyiapkan Merancang Water Heater ... 43
3.4.2. Menyiapkan Alat Dan Bahan ... 44
3.4.3. Menyiapkan Keperluan Lainnya ... 44
3.4.4. Pemotong Pipa Tembaga... 44
3.4.5. Pelingkaran Pipa... 45
3.4.6. Pembuatan Tabung Luar Dan Tabung Dalam ... 46
3.4.7. Saluran Udara Masuk ... 46
3.4.8. Pembuatan Dudukan Pipa ... 47
3.4.9. Tabung Udara Dalam ... 47
3.4.10. Pemasangan Kompor ... 47
3.4.11. Cara Kerja Water Heater ... 47
3.5. Hasil Pembuatan... 48
3.6. Kesulitan Dalam Pengerjaan ... 48
xii
BAB IV. METODE PENELITIAN
4.1. Objek Penelitian ... 51
4.2. Skematis Pengujian ... 51
4.3. Variasi Penelitian ... 52
4.4. Peralatan Pengujian ... 52
4.5. Cara Memperoleh Data ... 55
4.6. Cara Mengolah Data ... 56
4.7. Cara Menyimpulkan ... 56
BAB V. HASIL PENGUJIAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Pengujian ... 57
5.1.1. Data Hasil Pengujian Water Heater Dengan Panjang Pipa 10 Meter Dan Diameter Pipa 0,5 Inchi Tanpa Penutup Atas ... 57
5.1.2. Data Hasil Pengujian Water Heatar Dengan Panjang Pipa 10 Meter Dan Diameter Pipa 0,5 Inchi dengan Penutup Atas ... 59
5.2. PenghitunganTanpa Penutup Atas ... 60
5.2.1. Penghitungan Water Heater Dengan Panjang Pipa 10 Meter, Diameter Pipa 0,5 Inchi tanpa penutup atas ... 60
xiii
5.2.3. Perhitungan Laju Aliran Kalor Yang Diberikan Gas LPG Pada Posisi
Gas MediumTanpa Penutup Atas ... 62
5.2.4. Perhitungan Laju Aliran Kalor Yang Diberikan Gas LPG Pada Posisi
Gas LowTanpa Penutup Atas ... 62
5.3. Perhitungan Kecepatan Air Rata-Rata (Um)Tanpa Penutup Atas ... 63
5.3.1. Perhitungan Kecepatan Air Rata-Rata (Um) Pada Posisi Maksimum
Tanpa Penutup Atas ... 63
5.3.2. Perhitungan Kecepatan Air Rata-Rata (Um) Pada Posisi MediumTanpa
Penutup Atas ... 63
5.3.3. Perhitungan Kecepatan Air Rata-Rata (Um) Pada Posisi LowTanpa
Penutup Atas ... 64
5.4. Perhitungan Laju Aliran Massa Air (ṁair)Tanpa Penutup Atas ... 65
5.4.1. Perhitungan Laju Aliran Massa Air (ṁair) Pada Posisi MaksimumTanpa
Penutup Atas ... 65
5.4.2. Perhitungan Laju Aliran Massa Air (ṁair) Pada Posisi MediumTanpa
Penutup Atas ... 65
5.4.3. Perhitungan Laju Aliran Massa Air (ṁair) Pada Posisi LowTanpa
Penutup Atas ... 66
5.5. Perhitungan Laju Aliran Kalor Yang Diterima AirTanpa Penutup Atas66
5.5.1. Perhitungan Laju Aliran Kalor Yang Diterima Air Pada Posisi
xiv
5.5.2. Perhitungan Laju Aliran Kalor Yang Diterima Air Pada Posisi
MediumTanpa Penutup Atas ... 67
5.5.3. Perhitungan Laju Aliran Kalor Yang Diterima Air Pada Posisi Low
Tanpa Penutup Atas ... 67
5.6. Efisiensi Water Heater Tanpa Penutup Atas ... 68
5.6.1. Perhitungan Efisiensi () Kompor Gas Dapat Menggunakan
Persamaan (2.4) ... 68
5.6.2. Perhitungan Efisiensi () Pada Posisi MaksimumTanpa Penutup Atas 68
5.6.3. Perhitungan Efisiensi () Pada Posisi MediumTanpa Penutup Atas... 69
5.6.4. Perhitungan Efisiensi () Pada Posisi LowTanpa Penutup Atas ... 69
5.7. Hasil Pengujian Alat Water Heatar Dengan Panjang Pipa 10 Meter
Dan Diameter Pipa 0,5 Inchi Data PertamaTanpa Penutup Atas ... 69
5.7.1. Hasil Grafik Dari Alat Water HeaterTanpa Penutup Atas ... 71
5.7.2. Grafik Hubungan Debit Air Dengan Suhu Air Yang Keluar ... 72
5.7.3. Grafik Hubungan Debit Air Dengan Laju Aliran Kalor Pemanas Air .... 73
5.7.4. Grafik Hubungan Debit Air Dengan Efisiensi Water Heater... 75
5.7.5. Pembahasan Tanpa Penutup Atas ... 76
5.7.5.1 Pembahasan Penelitian Pertama Water Heater Dengan Panjang Pipa
10 Meter, Diameter Pipa 0,5 Inchi Tanpa Menggunakan Penutup Atas . 76
xv
5.8.1. Penghitungan Water Heater Dengan Panjang Pipa 10 Meter, Diameter
Pipa 0,5 Inchi dengan menggunakan penutup atas ... 84
5.8.2. Perhitungan Laju Aliran Kalor Yang Diberikan Gas LPG Pada Posisi
Gas MaksimumDengan Penutup Atas ... 85
5.8.3. Perhitungan Laju Aliran Kalor Yang Diberikan Gas LPG Pada Posisi
Gas MediumDengan Penutup Atas ... 85
5.8.4. Perhitungan Laju Aliran Kalor Yang Diberikan Gas LPG Pada Posisi
Gas LowDengan Penutup Atas ... 85
5.9. Perhitungan Kecepatan Air Rata-Rata (Um)Dengan Penutup Atas ... 86
5.9.1. Perhitungan Kecepatan Air Rata-Rata (Um) Pada Posisi Maksimum
Dengan Penutup Atas ... 86
5.9.2. Perhitungan Kecepatan Air Rata-Rata (Um) Pada Posisi Medium
Dengan Penutup Atas ... 87
5.9.3. Perhitungan Kecepatan Air Rata-Rata (Um) Pada Posisi LowDengan
Penutup Atas ... 88
5.10. Perhitungan Laju Aliran Massa Air (ṁair)Dengan Penutup Atas ... 88
5.10.1. Perhitungan Laju Aliran Massa Air (ṁair) Pada Posisi Maksimum
Dengan Penutup Atas ... 88
5.10.2. Perhitungan Laju Aliran Massa Air (ṁair) Pada Posisi MediumDengan
xvi
5.10.3. Perhitungan Laju Aliran Massa Air (ṁair) Pada Posisi LowDengan
Penutup Atas ... 89
5.11. Perhitungan laju aliran kalor yang diterima airDengan Penutup Atas ... 90
5.11.1. Perhitungan Laju Aliran Kalor Yang Diterima Air Pada Posisi
MaksimumDengan Penutup Atas ... 90
5.11.2. Perhitungan Laju Aliran Kalor Yang Diterima Air Pada Posisi
MediumDengan Penutup Atas ... 90
5.11.3. Perhitungan Laju Aliran Kalor Yang Diterima Air Pada Posisi Low
Dengan Penutup Atas ... 91
5.12. Efisiensi Water HeaterDengan Penutup Atas ... 92
5.12.1. Perhitungan Efisiensi () Kompor Gas Dapat Menggunakan Persamaan
(2.4) ... 92
5.12.2. Perhitungan Efisiensi () Pada Posisi MaksimumDengan Penutup Atas
……….92
5.12.3. Perhitungan Efisiensi () Pada Posisi MediumDengan Penutup Atas .. 92
5.12.4. Perhitungan Efisiensi () Pada Posisi LowDengan Penutup Atas ... 93
5.13. Pengujian Water Heatar Dengan Panjang Pipa 10 Meter Dan Diameter
Pipa 0,5 Inchi Dengan Penutup Atas... 93
5.13.1. Hasil Grafik Dari Alat Water Heater Pada Posisi MaksimumDengan
Penutup Atas ... 95
xvii
5.13.3. Grafik Hubungan Debit Air Dengan Laju Aliran Kalor Pemanas Air .... 97
5.13.4. Grafik Hubungan Debit Air Dengan Efisiensi Water Heater... 99
5.14. Pembahasan Dengan Penutup Atas ... 100
5.14.1. Pembahasan Penelitian kedua Water Heater Dengan Panjang Pipa 10 Meter, Diameter Pipa 0,5 Inchi Dengan Penutup Atas ... 100
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 109
6.2. Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKA ... 111
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Konduktivitas termal dan titik lebur……….. 10
Tabel 2.2 konduktivitas termal……….. 12
Tabel 2.3 Data Pemanasan dan Efisiensi Bahan Bakar………. 13
Tabel 2.4 Keseimbangan komposisi udara keadaan kering………... 14
Tabel 4.1 Kondisi Debit air pada Gas Maksimal………... 55
Tabel 4.2 Pengukuran debit………... 55
Tabel 5.1 Hasil pembakaran gas LPG pada pengamatan alat water heater... 57
Tabel 5.2 Hasil Pengujian pada posisi gas maksimum data pertama……. 58
Tabel 5.3 Hasil Pengujian pada posisi gas medium data pertama………. 58
Tabel 5.4 Hasil Pengujian pada posisi gas low data pertama……… 58
Tabel 5.5 Hasil pembakaran gas LPG pada pengamatan alat water heater... 59
Tabel 5.6 Hasil Pengujian pada posisi gas maksimum data kedua……… 59
Tabel 5.7 Hasil Pengujian pada posisi gas medium data kedua…………. 60
Tabel 5.8 Hasil Pengujian pada posisi gas low data kedua……… 60
Tabel 5.9 Hasil pembakaran gas LPG pada pengamatan alat water heater... 61
Tabel 5.10 Hasil penghitungan alat water heater dengan posisi gas maksimum... 70
xix
medium... 70
Tabel 5.12 penghitungan alat water heater dengan posisi gas low... 71
Tabel 5.13 Hasil pembakaran gas LPG pada pengamatan alat water
heater... 85
Tabel 5.14 Hasil penghitungan alat water heater dengan posisi gas
maksimum... 94
Tabel 5.15 penghitungan alat water heater dengan posisi gas medium... 94
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Saluran pipa water heaterpada kondisi konveksi……... 6
Gambar 2.2 Saluran pipa water heaterpada kondisi konduksi……... 7
Gambar 2.3 Saluran pipa water heaterpada kondisi radiasi………… 8
Gambar 2.4 Tabung water heater………. 8
Gambar 2.5 Media pembakaran High Pressure menggunakan bahan bakar LPG………. 15
Gambar 2.6 Media pembakaran Low Pressure menggunakan bahan bakar LPG………. 16
Gambar 2.7 Media pembakaran High Pressure menggunakan bahan bakar LPG………. 17
Gambar 2.8 Media pembakaran menggunakan bahan bakar LPG…... 17
Gambar 2.9 Media pembakaran menggunakan bahan bakar LPG…... 18
Gambar 2.10 Bentuk model water heatermenggunakan in dan out….. 21
Gambar 2.11 Bentuk model water heater………... 22
Gambar 2.12 Bentuk model water heater dengan menggunakan blower………... 23
Gambar 2.13 Bentuk model water heatertanpa blower………. 24
Gambar 2.14 Bentuk model water heater………... 25
Gambar 2.15 Water heater T - 1…..………... 26
Gambar 2.16 Water heater T - 2……… 27
xxi
Gambar 2.18 Water heater T - 4……… 30
Gambar 2.19 Water heater T - 5……… 31
Gambar 3.1 Plat galvalum……… 39
Gambar 3.2 Besi strip………... 39
Gambar 3.3 Baut dan Mur……… 39
Gambar 3.4 Besi nako……….. 40
Gambar 3.5 Sirip………... 40
Gambar 3.6 APPA 5.1 dan Gelas ukur………. 42
Gambar 3.7 Stopwatch dan Drey……….. 42
Gambar 3.8 Rancangan water heater………... 43
Gambar 3.9 Water heatertampak dari bawah……….. 43
Gambar 3.10 Water heatertampak dari luar……….. 44
Gambar 3.11 Proses pemotongan pipa………... 45
Gambar 3.12 Proses Pelingkaran pipa……… 45
Gambar 3.13 Pengambilan data………. 49
Gambar 4.1 Gambar 4.1 Skema rangkaian alat……… 51
Gambar 4.2 Tabung berisi gas LPG………. 53
Gambar 4.3 Stopwatch, Termokopel, Kalkulator, Kompor, APPA…. 54 Gambar 4.4 Gelas ukur, Alat tulis……… 54
Gambar 5.1 Hubungan Debit air dengan suhu air yang keluar pada kondisi maksimum………... 72
xxii
Gambar 5.3 Hubungan Debit air dengan suhu air yang keluar pada
kondisi low………... 73
Gambar 5.4 Hubungan Debit air dengan laju aliran kalor pemanas air
pada kondisi maksimum………... 73
Gambar 5.5 Hubungan Debit air dengan laju aliran kalor pemanas air
pada kondisi medium……… 74
Gambar 5.6 Hubungan Debit air dengan laju aliran kalor pemanas air
pada kondisi low………... 74
Gambar 5.7 Hubungan Debit air dengan efisiensi water heater pada
posisi maksimum……….. 75
Gambar 5.8 Hubungan Debit air dengan efisiensi water heater pada
posisi medium………... 75
Gambar 5.9 Hubungan Debit air dengan efisiensi water heater pada
posisi low……….. 76
Gambar 5.10 Perbandingan Debit air dengan suhu keluar dengan 3
variasi percobaan……….. 81
Gambar 5.11 Perbandingan debit air dengan Laju aliran kalor (qair),
kW dengan 3 variasi percobaan……… 82
Gambar 5.12 Perbandingan debit air dengan efisiensi dengan 3 variasi
percobaan……….. 83
Gambar 5.13 Hubungan Debit air dengan suhu air yang keluar pada
kondisi maksimum………... 96
xxiii
kondisi medium……… 96
Gambar 5.15 Hubungan Debit air dengan suhu air yang keluar pada
kondisi low………... 97
Gambar 5.16 Hubungan Debit air dengan laju aliran kalor pemanas air
pada kondisi maksimum………... 97
Gambar 5.17 Hubungan Debit air dengan laju aliran kalor pemanas air
pada kondisi medium……… 98
Gambar 5.18 Hubungan Debit air dengan laju aliran kalor pemanas air
pada kondisi low………... 98
Gambar 5.19 Hubungan Debit air dengan efisiensi water heater pada
posisi maksimum……….. 99
Gambar 5.20 Hubungan Debit air dengan efisiensi water heater pada
posisi medium………... 99
Gambar 5.21 Hubungan Debit air dengan efisiensi water heater pada
posisi low……….. 100
Gambar 5.22 Perbandingan Debit air dengan suhu keluar dengan 3
variasi percobaan……….. 105
Gambar 5.23 Perbandingan debit air dengan Laju aliran kalor (qair),
kW dengan 3 variasi percobaan……… 106
Gambar 5.24 Perbandingan debit air dengan efisiensi dengan 3 variasi
xxiv
ABSTRAK
Air hangat sudah menjadi salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat sehari - hari, dimana semua orang yang berkecukupan, anak kecil, orang sudah lanjut usia untuk kebutuhan mandi dengan air hangat. Air hangat juga dibutuhkan para karyawan atau pekerja yang pulang malam hari di rumah, untuk memulihkan kelelahan akibat kerja. Tujuan dari penelitian adalah : (a) merancang dan membuat water heater tanpa penutup atas dan dengan penutup atas, (b) mendapatkan hubungan antara debit air yang mengalir dengan suhu air keluar water heater tanpa penutup atas dan dengan penutup atas, (c) mendapatkan hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor tanpa penutup atas dan dengan penutup atas, (d) menghitung kalor yang diterima air dari water heater tanpa penutup atas dan dengan penutup atas, (e) menghitung kalor yang diberikan gas LPG tanpa penutup atas dan dengan penutup atas, (f) menghitung efisiensi water heater tanpa penutup atas dan dengan penutup atas, (g) menentukan debit air dan efisiensi water heater yang menghasilkan suhu air keluar sebesar 38 – 40 oC (suhu air untuk mandi).
Penelitian water heater ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu pertama penelitian tanpa penutup atas water heater dan kedua dengan penutup atas. Lokasi penelitian di laboratorium Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tinggi water heater 30 cm, diameter luar water heater 30 cm, panjang pipa tembaga 10 meter dibuat dengan 2 lintasan. Banyaknya tabung water heater
terdiri dari 3 tabung yaitu tabung bagian dalam mempunyai lubang sebanyak 90 dengan diameter lubang 5 mm, tabung bagian tengah mempunyai lubang sebanyak 60 dengan diameter 8 mm, tabung bagian luar tampa lubang. Bahan pipa dari tembaga dengan diameter dalam 0,5 inchi = 12,7 mm. Pipa bersirip dengan jumlah sirip 4 dan panjang sirip 20 cm dengan berbentuk pipih. Sirip dari pipa tembaga dengan diameter 0,5 inchi = 12,7 mm, variasi yang dilakukan pada water heater ini adalah gas LPG selama tiga kali yaitu mulai dari gas maksimum, medium, dan low.
Hasil dari penelitian didapatkan (a) Water heater dengan panjang pipa 10 meter dan diameter pipa 0,5 inchi tanpa peutup atas dan dangan pentup atas dibuat dengan baik sehingga dapat bersaing dengan water heater yang ada di pasaran. (b)Mendapatkan hubungan antara debit air yang mengalir dengan suhu air keluar
xxv
kW. (f) Menghitung efisiensi water heater tanpa penutup atas sebesar 38,12% sedangkan dengan penutup atas sebesar 52,26%. (g)Menentukan debit air dan efisiensi water heater yang menghasilkan suhu air keluar sebesar 38 – 40 oC (suhu air untuk mandi) tanpa penutup atas sebasar 11,4 liter/menit dengan efiseinsi sebesar 38,12% pada suhu air keluar sebesar 39,4oC sedangkan dengan penutup atas sebesar 16,2 liter/menit dengan efisiensi sebesar 52,26% pada suhu air keluar sebesar 39oC.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini banyak masyarakat yang mengunakan air hangat
baik anak kecil, dewasa, orang tua, dan orang yang sudah berusia lanjut. Saat ini
air hangat sudah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari, dimana orang - orang kota yang berkecukupan, anak kecil,
orang yang sudah lanjut usia masih membutuhkan air hangat untuk keperluan
mandi. Air hangat juga dibutuhkan para karyawan agar waktu pulang kerja
dimalam hari dapat untuk memulihkan kelelahan akibat bekerja. Air hangat juga
sangat dibutuhkan oleh orang - orang yang tinggal di daerah pegunungan, karena
suhu di daerah pegunungan lebih dingin atau temperaturnya lebih rendah
dibandingkan dengan di daerah yang di dataran rendah suhunya lebih panas atau
terperaturnya tinggi. Kemudian dibidang perhotelan air hangat juga dipergunakan
sebagai salah satu fasilitas yang disediakan untuk orang - orang yang menginap di
hotel. Selain itu, air hangat juga di pergunakan di rumah sakit, untuk memandikan
orang - orang sakit, dan untuk membersihkan alat – alat medis yang ada di rumah
sakit.
Ada tiga macam jenis water heater antara lain tenaga listrik, energi surya,
dan tenaga gas. Water heater tenaga listrik sangat mudah didapatkan di toko –
toko elektronik, dan penggunaan water heater ini lebih praktis dibandingkan
2
yaitu apabila terjadi pemadaman listrik, maka water heater jenis ini tidak dapat
digunakan. Jika terjadi kerusakan sangat sulit untuk memperbaiki. Volume air
panas yang dihasilkan water heater listrik terbatas. Jika volume air panas yang
dipergunakan sudah digunakan, maka jika ingin dipergunakan lagi harus
menunggu waktu water heater untuk memanaskan air. Jika dibandingkan water
heater tenaga listrik lebih murah water heater Liquefied petroleum gas (gas
LPG). Water heater energi surya cocok diterapkan pada negara tropis karena
matahari bersinar sepanjang hari. Namun water heater energi surya
kekurangannya sela pemasangan yang rumit. Volume air panas yang
dipergunakan terbatas. Bila musim hujan turun water heater tidak dapat lagi
digunakan. Selain itu, water heater dengan mengunakan tenaga surya harganya
lebih mahal.
Water heater tenaga gas LPG mengunakan bahan bakar gas untuk
memanaskan air. Water heater ini lebih menguntungkan dibandingkan pemanas
air tenaga listrik maupun water heater tenaga surya. Adapun Keuntungannya
adalah air panas yang dapat digunakan tidak terbatas. Selama air dapat mengalir,
selama itu pula air panas dapat dihasilkan. Dapat dioprasikan kapan saja, tidak
tergantung pada listrik ataupun mendung. Dilihat dari sisi ekonomi, water heater
gas LPG lebih murah dibandingkan pemanas air lainnya. Kerugian dari pemanas
air ini adalah kemungkinan terjadinya kebocoran gas LPG yang mengakibatkan
ledakan. Tidak ramah lingkungan, karena menghasilkan gas buang hasil
pembakaran gas LPG dan suasana membentuk suara brisik dari proses
3
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tantang water heater gas LPG. Tujuannya untuk dapat menghitung
efisiensi water heater dan suhu keluar di dalam water heater.
1.2 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian tentang peralatan Water heater dengan panjang pipa
10 meter dan diameter pipa 0,5 inchi tanpa penutup atas dan dengan penutup atas
ini adalah :
a. Merancang dan membuat water heater tanpa penutup atas dan dengan penutup
atas.
b. Mendapatkan hubungan antara debit air yang mengalir dengan suhu air keluar
water heater tanpa penutup atas dan dengan penutup atas.
c. Mendapatkan hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor tanpa penutup
atas dan dengan penutup atas.
d. Menghitung kalor yang diterima air dari water heater tanpa penutup atas dan
dengan penutup atas.
e. Menghitung kalor yang diberikan gas LPG tanpa penutup atas dan dengan
penutup atas.
f. Menghitung efisiensi water heater tanpa penutup atas dan dengan penutup
atas.
g. Menentukan debit air dan efisiensi water heater yang menghasilkan suhu air
keluar sebesar 38 – 40 oC (suhu air untuk mandi) tanpa penutup atas dan
4
1.3 BATASAN MASALAH
Batasan masalah yang diambil dalam pembuatan alat water heater dengan
panjang pipa 10 meter dan diameter pipa 0,5 inchi tanpa penutup atas dan dengan
penutup atas ini adalah :
a. Tinggi water heater : 30 cm, diameter luar water heater : 30 cm, panjang pipa
tembaga : 10 meter dibuat dengan 2 lintasan.
b. Banyaknya tabung water heater terdiri dari 3 tabung yaitu tabung bagian
dalam mempunyai lubang sebanyak 90 dengan diameter lubang 5 mm, tabung
bagian tengah mempunyai lubang sebanyak 60 dengan diameter 8 mm, tabung
bagian luar tampa lubang.
c. Bahan pipa dari tembaga dengan diameter dalam 0,5 inchi = 12,7 mm.
d. Pipa bersirip dengan jumlah sirip : 4 dan panjang sirip 20 cm dengan
berbentuk pipih.
e. Sirip dari pipa tembaga dengan diameter : 0,5 inchi = 12,7 mm.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat Penelitian tentang Water Heater dengan panjang pipa 10 meter
dan diameter pipa 0,5 inchi tanpa penutup atas dan dengan penutup atas adalah:
a. Menambah wawasan untuk pengetahuan tentang water heater,
b. Dapat dijadikan referensi perpustakan bagi para pembuatan dan para peneliti
water heater.
c. Dapat sebagai contoh water heater yang dapat digunakan oleh kalangan
5
BAB II
DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang
terjadi karena adanya perbedaan suhu antara benda atau material. Ilmu
perpindahan kalor tidak hanya mencoba menjelaskan bagamana energi kalor itu
pindah dari satu kebenda lain, tetapi juga dapat meramalkan laju perpindahan
yang terjadi satu benda-kebenda lain. perpindahan energi dari suatu daerah ke
dareah yang lainnya yang mengakibatkan beda suhu antara daerah – daerah
tersebut. Bila suhu benda semakin tinggi maka benda tersebut akan semakin tinggi
suhunya. Pada umumnya perpindahan panas dilakukan dengan cara konveksi,
konduksi dan radiasi.
2.1.1.1 Perpindahan Panas Konveksi
Perpindahan panas konveksi, menurut Kreith (1991) adalah proses
transport energi dengan kerja gabungan dari konduksi panas, penyimpanan energi
panas dan gerakan mencampur. Konveksi sangat penting sebagai mekanisme
perpindahan energi antara permukaan benda padat dan cairan atau gas.
Perpindahan energi dengan cara konveksi dari suatu permukaan yang suhunya di
atas suhu fluida sekitarnya. Panas akan mengalir dengan cara konduksi dari
6
konveksi pada pipa water heater Gambar 2.1 bergerak dari posisi B ke C.
Gambar 2.1 Saluran pipa water heater pada kondisi konveksi
2.1.1.2 Perpindahan Panas Konduksi
Perpindahan panas konduksi, menurut Kreith (1991) adalah proses dimana
panas mengalir dari daerah yang bersuhu tinggi ke dareah yang bersuhu rendah
didalam satu medium baik padat maupun gas dan cair diantara medium – medium
yang berlainan yang bersinggungan secara langsung. Pada water heater
perpindahan panas konduksi dapat ditemukan pada perpindahan kalor dari
7
permukaan luar pipa ke permukaan pipa bagian dalam. Perpindahan panas
konduksi pada gambar pipa water heater Gambar 2.2 berjalan dari posisi A ke B.
Gambar 2.2 Saluran pipa water heater pada kondisi konduksi
2.1.1.3 Perpindahan Panas Radiasi
Perpindahan panas radiasi, menurut Koestoer (2002) adalah proses
perpindahan panas melalui gelombang electromagnet atau paket – paket energi
(photon) yang dapat di bawa sampai jarak yang sangat jauh tampa memerlukan
interaksi dengan medium yang terjadi pada ruang vakum dan jumlah yang
dipancarkan sebanding dengan temperatur benda. Pada water heater perpindahan
panas radiasi dapat dijumpai pada perpindahan panas antara:
a. Dinding permukaan dalam dengan permukaan tabung luar pada water heater.
b. Dinding tabung luar dengan lingkungan.
Perpindahan panas radiasi dan konduksi pada gambar pipa water heater
Gambar 2.3 berjalan dari A dengan lingkungan sekitar water heater. Pada gambar
8
Gambar 2.3 Saluran pipa water heater pada kondisi radiasi
Gambar 2.4 Tabung water heater
9
2.1.2 Perancangan Saluran Air
Pada waktu perancangan saluran air pada pipa water heater, pipa tembaga
dibentuk spiral hal ini didasari karena rancangan water heater yang menggunakan
gas sebagai bahan pembakaran. Perancangan spiral dibuat agar pada waktu
pemanasan water heater ini mendapatkan hasil yang maksimal seperti yang di
inginkan. Water heater ini berbentuk spiral dibuat dengan menggunakan dua
lintasan dengan panjang pipa 10 meter.
Kekasaran permukan pipa saluran air juga perlu diperhitungkan karena
saluran air harus dalam permukaan halus. Bila permukaan saluran air pada water
heater kasar maka dapat menghambat laju pipa saluran air. Dalam pembuatan
saluran air kalau bisa tidak ada pembelokan, jika terpaksa ada pembelokan
sudutnya harus besar. Oleh karena itu sudut yang digunakan diatas 90 derajat agar
pembelokan bisa terjadi secara halus. Hal ini dimaksudkan agar fluida yang ada
pada saluran air tidak terjadi gesekan antara fluida dengan pipa saluran air.
Pada pemilihan bahan perancangan saluran air, bahan yang digunakan
harus mudah menghantarkan kalor atau kunduktivitas panas yang tinggi. Bahan
yang digunakan mampu menghantarkan kalor secara konduksi dengan besar.
Kalor yang diberikan dari api mudah di terima oleh pipa saluran air. Tentu pada
pemilihan bahan perlu mempertimbangkan harga pipa saluran air. Terjangkau,
tidak mahal, misalkan bisa mengunakan tembaga. Pada water heater ini bahan
yang digunakan tembaga sebagai sirip dan pipa saluran air, tembaga sebagai
10
nilai kunduktivitas 386 W/m. oC, titik lebur pada tembaga mencapai suhu 600 oC.
Bila dibanding dengan alumunium konduktivitas termal tidak jauh dengan
tembaga, konduktivitas alumunium 204 W/m.oC dengan titik lebur pada
alumunium 400 oC. Maka dalam pemilihan bahan, bahan yang digunakan untuk
pembuatan water heater yaitu tembaga. Bila pembuatan water heater
menggunakan alumunium bahan tersebut akan melebur. Perancangan water heater
perlu melakukan pemilihan bahan dan bahan tersebut korosi atau tidak. Untuk itu
pemilihan bahan pada alat water heater sangatlah penting. Biasanya bila pemilik
rumah berpergian jauh untuk beberapa hari maka water heater bisa terjadi korosi.
Bila terjadi korosi air yang digunakan untuk kebutuhan sehari – hari akan menjadi
kotor.
Tabel 2.1 Konduktivitas termal dan titik lebur (Holman, 1991), Perpindahan Kalor, Edisi Keenam, Erlangga : Jakarta)
Bahan Logam Konduktivitas Termal W/m.oC
karena jika pipa saluran air besar maka hambatan yang dimiliki oleh pipa saluran
11
pipa yang dihasilkan semakin kecil. Disisi lain, semakin besar diameter saluran
air, suhu yang dihasilkan oleh water heater akan semakin kecil.
Pada perancangan saluran air, pipa water heater yang dibuat pada
penelitian kontak langsung dengan api. Hal ini dilakukan agar panas kalor yang
diterima oleh water heater dapat kontak langsung dengan pipa water heater.
Saluran air pada water heater agar cepat menghasilkan suhu air hangat yang
diiginkan. Untuk itu perlu dilakukan kontak langsung dengan api. Bila tidak
kontak langsung maka pemanas air pada water heater akan lama dan pemanasan
pada water heater ini terjadi secara konduksi.
2.1.3 Isolator
Pada penjelasan umum isolator panas adalah bahan yang digunakan untuk
mengisolasi suatu benda. Pada water heater isolator panas bahan yang digunakan
untuk menahan panas yang baik salah satunya udara. Setiap bahan yang
digunakan untuk pengklarifikasian untuk di jadikan isolator mempunyai
konduktivitas termal. Udaralah yang meliliki konduktivitas yang kecil maka udara
merupakan isolator yang baik digunakan dalam pembuatan water heater. Bila
semakin kecil konduktivitas termal pada benda, semakin susah kalor akan pindah
melalui benda tersebut. Umumnya benda padat logan merupakan konduktor
termal yang baik untuk penghantar panas sedangkan zat cair dan gas merupakan
konduktor termal yang buruk. Beberapa contoh isolator adalah Busa, Wol, Gabus,
dan Udara. Tabel 2.2 menyajikan nilai konduktivitas termal berbagai macam
12
Tabel 2.2 konduktivitas termal
(http://www.scribd.com/doc/61109210/BAB-II-Termal)
Media Konduktivitas Termal (k) W/moC
Gabus 0,042
Selang wol 0,040 Kayu 0,08 - 0,016
Bata 0,84
Busa 0,024
Udara 0,023
2.1.4 Sirip
Sirip berfungsi untuk mendistribusikan panas atau kalor yang memiliki
suhu tinggi kesuhu yang lebih rendah melalui alat media. Pada water heater sirip
digunakan untuk membantu percepatan terjadinya kenaikan suhu dipermukaan
pipa – pipa penyaluran air. Sirip pada water heater terbuat dari tembaga yang
memiliki konduktor atau penghantar panas yang baik. Sirip menyerap panas dari
pembakaran yang baik, kemudian menyalurkan panas ke pipa – pipa penyaluran
air untuk membantu kenaikan suhu pada air yang mengalir didalam pipa tersebut.
Adanya sirip, luas permukaan yang bersentuhan dengan fluida menjadi lebih
besar, sehingga proses perpindahan kalor konveksi menjadi besar. Perpindahan
kalor konveksi perpindahan dari udara panas ke pipa saluran air.
2.1.5 Liquified Petroleum Gas ( LPG )
Liquified Petroleum Gas atau LPG adalah gas campuran dari berbagai
unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan
13
propana (C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan
lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C2H6) dan pentana (C5H12).
Perbandingan komposisi, propana (C3H8) dan butana (C4H10) adalah 30 : 70. LPG
lebih berat dari udara dengan berat jenis sekitar 2,01 (dibandingkan dengan
udara), tekanan uap LPG cair dalam tabung sekitar 5,0 – 6,2 Kg/cm2. Nilai kalori :
21,000 BTU/lb. Gas dalam tabung berbentuk cair hal karena gas dipampatkan
didalam tabung dan terjadi penurunan.
Proses pembakaran pada LPG memiliki reaksi sebagai berikut :
C3H8 + 5O2→ 3CO2 + 4H2O + energi (panas)
Propane + oksigen → karbon dioksida + uap air + panas
Gas LPG meliliki daya bakar yang baik dibanding dengan minyak tanah,
kayu bakar. Pada penyajian tabel 2.3 Data pemanas dan efisinsi bahan bakar.
Tabel 2.3 Data Pemanasan dan Efisiensi Bahan Bakar
(http://kemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-AI-10-UM-Intan-Tips-Menggunakan-Tabung-LPG-.pdf )
Bahan Bakar Daya Pemanasan
(Kkal/kg) Efisiensi %
Kayu Bakar 4000 (Kkal/kg) 15
Arang 8000 (Kkal/kg) 15
Minyak Tanah 11000 (Kkal/kg) 40
Gas kota 4500 (Kkal/kg) 55 LPG 11900 (Kkal/kg) 60
14
2.1.6 Saluran Udara Masuk
Untuk saluran udara masuk pada saat pembakaran terjadi maka api
membutuhkan oksigen yang terkandung dalam udara masuk ke water heater agar
mendapatkan hasil yang maksimal. Saluran udara pada water heater terdapat pada
bawah water heater dibagian lapis luar dan bagian atas yang lubang berbentuk
tabung di tengahnya. Hal ini dimaksudkan agar udara dapat masuk kedalam water
heater disekitar pembakaran berlangsung. Bila pembakaran ke kurangan udara
maka proses pembakaran kurang maksimal. Di karenakan sifat api yang
membutuhkan oksigen untuk proses pembakaran api kalau tidak api akan
mengarah keluar dari water heater jika udara yang masuk kurang. Pada saat
normal oksigen berkisar sekitar 20,95 % dari komposisi udara di bumi.
Tabel 2.4 Keseimbangan komposisi udara keadaan kering
2.1.7 Saluran Gas Buang
Saluran gas buang berfungsi untuk mengeluarkan pembuangan gas hasil
pembakaran di dalam water heater. Saluaran udara pada umumnya terdapat pada
15
berpindah tempat, mengalir dari suhu tinggi ke tempat yang bersuhu rendah jika
terjadi temperatur berbeda. Panas juga dapat mengalir keatas karena perbedaan
massa jenis yang rendah, akibat lebih rendah massa jenis panas akan keluar dan
dibuatkan lubang keluar diatas water heater. Pada perancangan water heater yang
perlu diingat adalah jangan sampai aliran gas buang yang dapat menyebabkan
kondisi api menjadi berantakan.
2.1.8 Media Pembakar
Media Pembakar adalah alat yang menghasilkan api atau pun panas, media
pembakar banyak variasi. Media pembakar ada yang mengunakan LPG ataupun
minyak tanah sebagai bahan bakar. Media pembakar dengan bahan bakar LPG
meliliki keunggulan dibanding dengan minyak tanah. Media pembakaran yang
beredar di pasaran dan yang digunakan untuk penelitian tentang water heater di
sajikan pada Gambar 2.5 Media pembakaran High Pressure menggunakan bahan
bakar LPG.
16
Spesifikasi salah satu media pembakaran untuk jenis High Pressure
sebagai berikut:
Dimensi (mm) : 570 (panjang) x 315 (lebar) x 168 (Tinggi)
Daya Pemanasan : 21,8 ( kW/ h) High Pressure
Bahan : Besi Tuang
Gambar 2.6 Media pembakaran Low Pressure menggunakan bahan bakar LPG
Spesifikasi salah satu media pembakaran untuk jenis Low Pressure
sebagai berikut:
Dimensi (mm) : 610 (panjang) x 360 (lebar) x 160 (Tinggi)
Daya Pemanasan : 3500 (K cal/h) Low Pressure
17
Gambar 2.7 Media pembakaran high Pressure menggunakan bahan bakar LPG
Spesifikasi salah satu media pembakaran untuk jenis high Pressure sebagai
berikut:
Dimensi (mm) : 323 (panjang) x 500 (lebar) x 165 (Tinggi)
Daya Pemanasan : 10,62 (kW/h)High Pressure
Bahan : Stainless
18
Spesifikasi salah satu media pembakaran bahan bakar LPG sebagai
berikut:
Dimensi (mm) : 435 (panjang) x 300 (lebar) x 128 (Tinggi)
Daya Pemanasan : 1.90(kW/h)
Bahan : Stainless Stell
Gambar 2.9 Media pembakaran menggunakan bahan bakar LPG
Spesifikasi salah satu media pembakaran bahan bakar LPG sebagai
berikut:
Dimensi (mm) : 320 (panjang) x 320 (lebar) x 232 (Tinggi)
Daya Pemanasan : 3,66(kW/h)
Bahan : Stainless Stell
2.1.9 Laju Aliran Kalor yang diberikan Gas LPG
Kalor yang diberikan oleh gas LPG dapat dihitung dengan persamaan (2.1)
19
Pada persamaan (2.1)
ṁgas : laju aliran massa gas LPG yang terpakai (kg/s)
Cgas : Kapasitas panas LPG (J/kg), sebesar 11900 (Kkal/kg) (4186,6) J/Kg
2.1.10 Laju Aliran Kalor yang diterima air
Laju Aliran Kalor yang diterima air dalam pipa dapat dihitung dalam
persamaan (2.2) dan (2.3)
, ṁair, cp, Tin
um Tout
air masuk air keluar
…(2.2)
…(2.3)
Pada persamaan (2.2) dan (2.3) :
Qair : Laju aliran kalor yang diterima air (watt)
ṁair : Laju aliran massa air (kg/detik)
cp : kalor jenis air (J/kgoC)
Tin : suhu air masuk water heater (oC)
Tout : suhu air keluar water heater (oC)
um : kecepatan rata – rata fluida mengalir (m/s)
20
ρ : massa jenis fluida yang mengalir (kg/m3)
d : diameter dalam dari saluran (meter)
2.1.11 Efisiensi
Untuk mengetahui efisiensi yang dapat dihasilkan water heater, dapat
dihitung dengan persamaan : (2.4)
…(2.4)
Pada persamaan (2.4) :
: Efisiensi water Heater (%)
: Laju aliran kalor yang diterima oleh air (watt)
: Laju aliran kalor yang diberikan gas (watt)
2.2 Tinjauaan Pustaka
2.2.1 Bentuk Model Water Heater yang ada di pasaran
Banyak water heater yang beredar dipasaran untuk saat ini, perbedaan
yang ada pada masing – masing water heater terdapat pada rancangan pipa water
heater. Pada umumnya rancangan pipa pada water heater mengikuti rancangan
21
Gambar 2.10 Bentuk model water heater menggunakan in dan out
Cara kerja rangkaian water heater pada Gambar 2.10 adalah air masuk
kedalam pipa untuk mengisi air bersih yang masuk kedalam tabung water heater ,
tabung yang penuh terisi air lalu dipanaskan, dalam pemanasan alat water heater
perlu menunggu karena air yang ada didalam water heater menuggu penuh.
Tungku api pembakaran berada dibawa, air yang ada didalam tabung dipanasi api
melalui penapang bukan melalui pipa tembaganya. Bentuk water heater berbentuk
tabung yang keinginannya agar air yang dihasilkan lebih banyak. Gas burner yang
ada didalam keluar melalui fentilasi yang ada didalam tabung, dengan suhu air
yang diinginkan maka air dapat digunakan untuk keperluan mandi. Bila terjadi
kelebihan air maka air yang ada didalam tabung akan keluar melalui saluran
pembuangan air. Bahan yang digunakan untuk pembuatan water heater tembaga,
bahan yang digunakan dari tembaga dikarenakan tembaga memiliki penghantar
22
Gambar 2.11 Bentuk model water heater
Cara kerja water heater, air masuk kedalam pipa kemudian dimasukan ke
dalam tabung, air yang ada di dalam tabung dipanaskan menggunakan burner.
Pada pembakaran alat water heater yang dibakar adalah penampang bukan pipa
tembaga. Bentuk water heater ini seperti tabung agar air yang dihasilkan lebih
banyak dan maksimal. Water heater pada Gambar 2.11 tidak sama dengan
Gambar 2.10. Perbedaan pada water heater ini pada pembuangan gas buang yang
di buat spiral (melingkar). Di buat spiral agar gas buang yang dihasilkan pada
water heater dapat terhambat yang mengakibatkan air yang ada didalam tabung
cepat panas. Bila suhu air yang sudah dinginkan tercapai dapat digunakan dalam
kehidupan sehari – hari (mandi). Pada alat water heater tidak terdapat
23
water heater ini tembaga dan penapang dibawah digunakan sebagai burner.
Bahan yang digunakan tembaga karena memiliki penghantar panas yang baik.
Gambar 2.12 Bentuk model water heater dengan menggunakan blower
Cara kerja water heater pada Gambar 2.12 air masuk melalui pipa, air
yang dipanasi dengan api kemudian dipanaskan pada permukaan heat exchanger
oleh api. Panas api pada water heater disebarkan oleh blower yang ada dibawa
api, karena ada perbedaan suhu maka pada permukaan heat exchanger dan pipa
yang terisi air akan berpindah. Perpindahan panas ini terjadi secara konduksi.
Panas yang ada di heat exchanger akan membuat air menjadi panas dikarenakan
terjadinya perpindahan panas dari heat exchanger ke air yang berada didalam
pipa. Hal ini terjadi karena pipa tembaga yang melilit di heat exchanger. Air yang
24
yang digunakan pada water heater tembaga karena memiliki penghantar panas
yang baik.
Gambar 2.13 Bentuk model water heater tanpa blower
Cara kerja water heater pada gambar 2.13 hampir sama cara kerjanya
dengan gambar 2.12, cara kerja water heater air yang masuk melalui pipa
kemudian air dimasuk ke permukaan heat exchanger yang dipanasi dengan api.
Pipa yang digunakan oleh water heater terbuat dari bahan tembaga. Bahan yang
digunakan tembaga karena tembaga memiliki penghantar panas yang baik. Api
yang memanaskan pipa pada water heater tidak menggunakan blower melainkan
25
perpindahan panas dari heat exchanger ke air yang ada didalam pipa, perpidahan
panas pada pipa yang didalamnya terisi air siap digunakan dalam kebutuhan sehari
- hari.
Gambar 2.14 Bentuk model water heater
Cara kerja water heater air masuk melalui pipa saluran air, ketika masuk
terdapat sensor air yang digunakan untuk mengontrol air masuk. Air yang sudah
melewati sensor pengontrol air melalui heat exchanger dipanasi oleh api. Pipa
yang digunakan pada alat water heater terbuat dari pipa tembaga. Pipa yang
melilit pada heat exchanger mengantarkan panas yang menghasilkan air didalam
pipa tembaga menjadi panas. Perpindahan panas yang terjadi pada alat water ini
secara konduksi. Pada alat water heater terjadi perpindahan panas karena ada
fentilasi udara yang di masukan melalui pipa dari samping. Fentilasi pada water
26
2.2.2 Spesifikasi water heater yang ada dipasaran
Beberapa tinjauan water heater yang dapat di ketahui spesifikasi dari
water heater yang ada dipasaran adalah sebagai berikut:
Water heater T-1
Gambar 2.15 Water heater T-1
(http://www.rinnai.co.id/product-rinnai/hot-water-solution/instant-gas-water-heater)
Pemasangan : Eksternal/Internal
Ukuran (PxLxT) mm : 425 x 290 x 127
Berat : 6,1 kg
27
Konsumsi Gas : 0,6 kg/jam
Ignition : Baterai Ukuran D
Tekanan Gas : Low Pressure, 28 mBar
Jumlah Outlet : 1
Outlet Gas : 0,5 inchi
Outlet Air Dingin : 0,5 inchi
Outlet Air Panas : 0,5 inchi
Tekanan Air Minimun : 0,15 Bar (1,5 mtr)
Suhu : 40 - 60 oC
Water heater T-2
28
(http://jualelektronik.com/product/rinnai-gas-water-heater-reu-55rtb/)
Pemasangan : Eksternal/Internal
Ukuran (PxLxT) mm : 369 x 290 x 137
Berat : 6,1 kg
Kapasitas Air Panas : 5 ltr/mnt
Konsumsi Gas : 0,8 kg/jam
Ignition : Baterai
Tekanan Gas : 28 mBar
Jumlah Outlet : 1 - 2
Outlet Gas : 0,5 inchi
Outlet Air Dingin : 0,5 inchi
Outlet Air Panas : 0,5 inchi
Tekanan Air Minimun : 0,2 Bar
29
Water heater T - 3
Gambar : 2.17 Water heater T – 3
(http://www.tokowaterheater.com)
Pemasangan : Eksternal/Internal
Ukuran (PxLxT) mm : 300 x 460 x 440
Berat : 6 kg
Kapasitas Air Panas : 6 ltr/mnt
Konsumsi Gas : 0,5 kg/jam
Ignition : Baterai Ukuran D
Tekanan Gas : Low Pressure, 28 mBar
Jumlah Outlet : 1 - 2
30
Outlet Air Dingin : 0,5 inchi
Outlet Air Panas : 0,5 inchi
Tekanan Air Minimun : 0,2 Bar
Suhu :40 – 60 oC
Water heater T - 4
Gambar : 2.18 Water heater T – 4
(http://www.tokowaterheater.com)
Pemasangan : Vartikel
Ukuran (PxLxT) mm : 300 x 460 x 440
Berat : 13 kg
31
Konsumsi Gas : 0,5 kg/jam
Ignition : Baterai Ukuran D
Tekanan Gas : Low Pressure, 28 mBar
Jumlah Outlet : 1 - 2
Outlet Gas : 0,4 inchi
Outlet Air Dingin : 0,4 inchi
Outlet Air Panas : 0,4 inchi
Tekanan Air Minimun : 0,2 Bar
Suhu :75 oC
Water heater T – 5
Gambar : 2.19 Water heater T – 5
32
Pemasangan : Vertikal
Ukuran (PxLxT) mm : 300 x 160 x 480
Berat : 61 kg
Kapasitas Air Panas : 6 liter/menit
Konsumsi Gas : 0,5 kg/jam
Ignition : Baterai
Tekanan Gas : 28 mBar
Jumlah Outlet : 1
Outlet Gas : 0,5 inchi
Outlet Air Dingin : 0,5 inchi
Outlet Air Panas : 0,5 inchi
Tekanan Air Minimun : 0,2 Bar
Suhu : 75 oC
2.2.3 Hasil Penelitian Water heater Gas LPG
Setiwan (2012) telah melakukan penelitian water heater gas LPG yang
berjudul “ Water heater Dengan Panjang Pipa 20 Meter dan 150 Lubang Input
Udara” yang bertujuan : (a) Merancang dan membuat water heater. (b)
Mendapatkan hubungan antara debit air yang mengalir dengan suhu air keluar
water heater. (c) Mendapatkan hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor.
(d) Menghitung kalor yang diterima air dari water heater. (e) Menghitung kalor
33
tersebut dilakukan dengan batasan – batasan sebagai berikut: (a) Tinggi water
heater : 90 cm, diameter pipa : 25 cm, dengan panjang pipa tembaga : 20 meter,
dengan 2 lintasan. (b) Banyaknya dinding plat : 2 lapis, plat lapis dalam
mempunyai banyak lubang dengan diameter : 2 mm dengan jumlah 150 dan plat
luar mempunyai banyak lubang dengan diameter : 1 cm (setinggi 25 cm). (c)
Bahan pipa tembaga dengan diameter : 0,9525 cm = 3/8 inchi. (d) Pipa bersirip
dengan jumlah sirip : 7 buah dan panjang sirip 50 cm. (e) Sirip dari pipa tembaga
dengan diameter : 0,9525 cm. Dari hasil peneilitian tersebut didapatkan : (a) water
heater yang dibuat dapat bersaing dengan yang ada dipasaran yang mampu
menghasilkan panas dengan temperatur 45oC, pada debit 14 liter/menit. (b)
Hubungan antara debit air yang masuk dengan temperatur air yang mengalir
dinyatakan dengan persamaan: Tout = 0,279 mair2 - 9,566 mair + 121,9 (mair dalam
liter/menit, Tout dalam oC) R2= 0,990 (c) Hubungan antara debit air dengan laju
aliran kalor diperlukan dinyatakan dengan persamaan : qair = -171,9 mair2 + 3154
mair + 6873 (mair dalam liter/menit, qair dalam watt) R2=0,967. (d) Kalor yang
diterima air dari water heater berkisar antara 17551,8 – 14216,96 watt. Kalor
terbesar : 17551,8 watt (e) kalor yang diberikan gas LPG sebesar : 22142,46 watt
(f) Hubungan antara debit air yang masuk dengan efisiensi water heater yang
dinyatakan dengan persamaan : n = -0,776 mair2 +14,24 mair + 31,04 ( mair dalam
34
Putra (2012) telah melakukan peneltian water heater dengan panjang pipa
20 meter dan 300 lubang masuk udara pada dinding luar. Kesimpulan dari
penelitian yang dilaksanakan sebagai berikut :
a. Water Heater telah berhasil dibuat dengan baik dan menghasilkan temperatur
42,9 oC pada debit 15 liter/menit sehingga mampu bersaing dengan water
heater yang dijual dipasaran.
b. Hubungan antara debit air yang mengalir (m) dengan temperatur air keluar
water heater (To) dapat dinyatakan dengan persamaan : To = -0,027m3 +
1,126m + 129,9 (m dalam liter/menit, T dalam oC) R2 = 0,0997. Berlaku
untuk nilai m antara 2,1 liter/menit sampai dengan 15 liter/menit pada tekanan
udara luar saat itu (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk water heater 27oC.
c. Hubungan antara debit air yang mengalir dengan laju perpindahan kalor
dinyatakan dengan persamaan: Qair = 17,09m3 – 489m2 +439m +3654 (m
dalam liter/menit,Qair dalam watt) R2 = 0,94. Berlaku untuk nilai m antara 2,1
liter/menit sampai dengan 15 liter/menit pada tekanan udara luar saat itu
(sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk water heater 27oC.
d. Hubungan antara debit air yang mengalir dengan efisiensi water heater dapat
dinyatakan dengan persamaan: = 0,077m3– 2,208m2 + 16,50 ( dalam % m
dalam liter/menit) R2 =0,94. Berlaku untuk nilai m antara 2,1 liter/menit
sampai dengan 15 liter/menit pada tekanan udara luar saat itu (sekitar 1 atm)
35
Pajilie (2014) telah melakukan penelitian terhadap Water heater gas LPG
yang berjudul ” karakteristik water heater dengan panjang pipa 14 meter,
diameter 0,5 inchi dan bersirip “ yang bertujuan : (1) merancang dan membuat
water heater menggunakan sirip dengan bahan bakar LPG (2) mengetahui
hubungan antara debit dengan suhu keluar (3) mengetahui energi kalor yang
diserap air yang mengalir dalam water heater (4) mengetahui energi kalor yang
diserap water heater (5) mengetahui efisiensi water heater (6) mengetahui hasil
kerja terbaik water heater dengan variasi penutup. Penelitian dan pelaksanaan di
laboratorium Teknik Mesin USD, adapun batasan - batasan dalam pembuatan
water heater menggunakan sirip berbahan bakar LPG antara lain (1) Tin water
heater 25 ºC – 27 ºC (2) panjang pipa lintasan water heater adalah 14 meter (3)
Tout dari water heater ≥ 40 ºC dengan debit minimal 6 liter/menit (4) panjang
pipa 14 meter (5) bahan pipa adalah tembaga (6) water heater diberi sirip (7)
pembakar menggunakan kompor lpg. Variasi dilakukan terhadap besar kecilnya
debit air yang masuk ke dalam water heater dengan debit gas yang konstan pada
water heater dan pada penutup water heater dengan variasi penutup tertutup
penuh, terbuka 10 putaran dan 20 putaran (1) water heater dengan spesifikasi
panjang pipa 14 meter, diameter 0,5 inchi dan bersirip dapat dirancang dan dibuat
dengan baik dan dapat bersaing dipasaran serta mencapai target pemanasan yaitu
debit 6 liter/menit dengan suhu 40 °C. Pada variasi penutup tertutup penuh
memiliki debit aliran 10,8 liter/menit diperoleh suhu air yang keluar sebesar 41
°C, variasi penutup terbuka sebesar 10 putaran memiliki debit sebesar 8,88
36
sebesar 20 putaran memiliki debit sebesar 8,4 liter/menit dengan suhu keluar 42,3
°C (2) hasil terbaik dalam variasi penutup antara debit air yang masuk dengan
Tout menggunakan variasi penutup tertutup penuh (3) hasil terbaik dalam variasi
penutup antara debit air yang masuk dengan laju aliran kalor menggunakan variasi
penutup tebuka 10 putaran. Kalor yang diterima air dari water heater berkisar
antara 7,533 kW – 12,556 kW (4) hasil terbaik dalam variasi penutup antara debit
air yang masuk dengan efisiensi water heater menggunakan variasi penutup
tertutup penuh (5) kalor yang diberikan gas LPG sebesar 36,535 kW (6) untuk
variasi penutup water heater, variasi dengan kondisi penutup tertutup penuh
adalah variasi yang terbaik.
Prasongko (2014) telah melakukan penelitian terhadap Water heater gas
LPG yang berjudul ” karakteristik water heater dengan panjang pipa 8 meter,
diameter 0,5 inchi dan bersirip “ yang bertujuan Tujuan penelitian adalah : (a)
Merancang dan membuat alat water heater yang menggunakan energi gas LPG.
(b) Mengetahui karakteristik dari water heater gas LPG. Lokasi penelitian di
laboratorium Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Water heater
yang dibuat berbentuk tabung dengan tinggi 30 cm, berdiameter 30 cm. Memiliki
3 tabung yang diberi lubang udara. Tabung dalam berdiameter 10 cm dengan 156
lubang udara berdiameter 0,5 cm. Tabung tengah berdiameter 25 cm dengan 70
lubang udara berdiameter 1,5 cm. Tabung luar berdiameter 30 cm dengan 95
lubang udara berdiameter 1,5 cm. Pipa air tebuat dari tembaga diameter 0,5 inci,
37
bisa diatur ketinggiannya. Variasi penelitian adalah mengatur besar debit air yang
mengalir dalam water heater dan pembukaan tutup water heater. Hasil penelitian
didapatkan (a) Water heater mampu menghasilkan air panas dengan temperatur
43,1 oC dengan debit 9 liter/menit pada kondisi tutup water heater tertutup rapat.
Pada kondisi tutup terbuka 10 putaran, water heater mampu menghasilkan debit
8,4 liter/menit dengan suhu 42,8 oC. Pada kondisi tutup terbuka 20 putaran, water
heater mampu menghasilkan debit 7,2 liter/menit dengan suhu 43,4 oC. (b) Laju
aliran kalor yang diterima air pada kondisi tutup tertutup rapat sebesar
9,027-10,757 kW. Pada kondisi tutup terbuka 10 putaran sebesar 7,226-11,033 kW. Pada
kondisi tutup terbuka 20 putaran sebesar 7,050 - 12,178 kW. (c) Nilai efisiensi
yang dihasilkan water heater : Pada kondisi tutup water heater tertutup rapat nilai
efisiensi water heater berkisar antara 24,71 % - 29,44 %. Pada kondisi tutup
terbuka 10 putaran nilai efisiensi water heater berkisar antara 19,89 % - 30,20 %.
Pada kondisi tutup terbuka 20 putaran nilai efisiensi water heater berkisar antara
19,30 % - 33,33 %. (d) Laju aliran kalor yang diberikan gas LPG sebesar 36,535
38
BAB III
RANCANGAN PEMBUATAN
WATER HEATER
3.1 Persiapan
Pada proses pembuatan water heater dengan panjang pipa 10 meter dan
diameter 0,5 inchi tanpa penutup atas dan dengan penutup atas yang perlu
dipersiapkan dari awal, pembuatan desain water heater dengan tiga tabung yaitu
tabung bagian dalam, tengah dan tabung bagian luar. Proses persiapan selanjutnya
adalah pengukuran-pengukuran terhadap desain water heater meliputi rangka
dalam, rangka luar, tabung dalam, tabung luar dan penutup water heater
mengikuti diameter pembakaran atau burner.
3.2 Bahan Pembuatan Water Heater
Bahan – bahan yang digunakan dalam pembuatan water heater dengan
panjang pipa 10 meter dan diameter 0,5 inchi tanpa penutup atas dan dengan
penutup atas adalah :
a. Pipa tembaga dengan diameter dalam 0,5 inchi sebagai saluran air.
b. Plat galvalum sebagai bodi water heater.
c. Besi strip sebagai rangka bodi water heater.
d. Baut dan Mur sebagai pengecang atau baut sirip.
e. Nako besi ukuran 10 mm x 10 mm sebagai rangka diameter.
f. Sirip
39
Gambar 3.1 Plat galvalum
Gambar 3.2 Besi strip
40
Gambar 3.4 Besi nako
Gambar 3.5 Sirip
3.3 Sarana dan Alat yang Digunakan
Sarana dan alat – alat yang digunakan dalam penelitian water heater
dengan panjang pipa 10 dan diameter 0,5 inchi tanpa penutup atas dan dengan
penutup atas sebagai berikut :
a. Gerinda berfungsi untuk memotong sekaligus untuk merapikan bagian water
41
b. Bor berfungsi untuk melubangi rangka yang mau dipasang paku rivet dan
untuk membuat lubang udara pada water heater.
c. Penekuk pipa tembaga berfungsi sebagai peneku pipa supaya bentuk pipa
water heater terbentuk spiral atau helix.
d. Tang digunakan untuk menjepit pipa tembaga pembuat sirip.
e. Paku rivet digunakan untuk menjepit besi strip dengan plat galvalum.
f. Meteran berfungsi untuk menentukan ukuran plat galvalum, besi strip dan besi
nako.
g. Gergaji digunakan untuk memotong besi strip dan besi nako.
h. Las listrik berfungsi untuk mengelas rangka-rangka dan menyambung besi
strip dan nako pada water heater.
i. Cutter pipa berfungsi untuk memotong pipa tembaga.
j. Drey (+, -) berfungsi untuk membuka atau mengancing.
k. Termokopel dan APPA,berfungsi untuk mengukur suhu air yang keluar dari
water heater.
l. Jangka sorong berfungsi untuk mengukur pada bagian water heater secara
detail.
m. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur debit air yang keluar dari water heater.
n. Stopwatch berfungsi untuk mengetahui waktu yang digunakan dalam
pengambilan data.
o. Timbangan berfungsi untuk menimbang berat awal dan berat akhir sebuah gas
42
Gambar 3.6 APPA 5.1 dan Gelas ukur
Gambar 3.7 Stopwatch dan Drey
3.4 Proses Pengerjaan Alat Water Heater
Proses pengerjaan alat water heater terdapat tahap – tahap pembuatan
43
3.4.1 Persiapan menyiapkan merancang Water Heater
Dalam merancang water heater pembuatan desain menggunakan sirip
dapat dilakukan dengan proses manual maupun dengan menggunakan software.
Gambar 3.8 Rancangan water heater
44
Gambar 3.10 Water heater tampak dari luar
3.4.2 Menyiapkan Alat dan Bahan
Setelah perancangan water heater menggunakan sirip selesai dilaksanakan
maka, perlu menyiapkan bahan dan alat untuk pembuatan alat.
3.4.3 Menyiapkan keperluan lainnya
Setelah menyiapkan bahan-bahan water heater selesai, maka perlu
mempersiapkan untuk membuat alat water heater.
3.4.4 Pemotong Pipa Tembaga
Pemotongan pipa tembaga mengunakan alat khusus untuk memotong pipa
tembaga, tujuan digunakan alat pemotong khusus adalah untuk mempermudah
45
Gambar 3.11 Proses pemotongan pipa
3.4.5 Pelingkaran Pipa
Pipa tembaga yang awalnya berbentuk lurus dibentuk menjadi melingkar
dengan ukuran diameter dalam 150 mm dan diameter luar 190 mm pada
pelingkaran pipa menggunakan alat penekuk pipa khusus tembaga.
Gambar 3.12 Proses Pelingkaran pipa
Setelah proses pelingkaran selesai, dilanjutkan dengan proses pemasangan
46
panjangnya 200 mm dibuat lurus dan dipipihkan. Pada bagian ujung pipa yang
dipipihkan diberi lubang untuk pemasangan baut dan mur pada pipa water heater
yang dibuat melingkar.
3.4.6 Pembuatan Tabung Luar dan Tabung Dalam
Pembuatan rangka tabung dalam dan tabung luar, tinggi tabung dalam dan
tabung luar 300 mm dengan dua besi strip penyangga pada masing-masing
tabung, kemudian dilanjutkan dengan proses pemasangan plat galvalum.
Pertama-tama pada tabung dalam dan kondisi pipa tembaga beserta sirip telah dimasukan
pada rangka tabung dalam, ukuran pada plat galvalum yang diperlukan untuk
tabung dalam berukuran 870 mm x 300 mm, pada plat strip penyangga rangka
lekatkan plat galvalum kemudian dilakukan proses pemboran berjumlah 5 titik
dengan jarak tiap titik 60 mm pada tiap titik kemudian diberi paku rivet, jika
pemasangan hampir menutupi rangka maka dilakukan pemotongan seng untuk
jalur keluar dan masuk pipa tembaga. Setelah proses berlangsung dilakukan
proses pengeboran pada besi nako dan dipasangi paku rivet. Proses untuk bagian
luar hampir sama namun ukuran luas plat galvalum yang berbeda, rangka luar
membutuhkan plat galvalum berukuran 975 mm x 300 mm.
3.4.7 Saluran Udara Masuk
Dilakukan pengeboran pada dinding rangka dalam, hal ini dimaksudkan
agar sirkulasi udara lancar dan udara dapat masuk ke dalam tabung sebagai syarat
47
3.4.8 Pembuatan Dudukan Pipa
Memotong plat strip dengan panjang 20 mm sebanyak dua buah untuk
dudukan pipa tembaga di bagian dalam hal ini dimaksudkan agar pipa tidak
banyak bergerak pada saat diangkat atau pada saat di pindahkan. Pemasangan plat
strip yang panjangnya 20 mm menggunakan las listrik pada bagian atas dan
bagian bawah pipa tembaga.
.
3.4.9 Tabung Udara Dalam
Pembuatan tabung dalam dibuat menyerupai tabung sekaligus sebagai
penutup tabung yang ada pada permukaan bagian dalam yang diberi lubang
udara, ukuran tinggi tabung dalam setinggi 290 mm dan berdiameter 110 mm.
3.4.10 Pemasangan Kompor
Pemasangan kompor ini cukup sederhana, hanya pemasangan tungku besar
dan kompor gasnya disesuaikan.
3.4.11 Cara Kerja Water Heater
Cara Kerja dari water heater ini sebenarnya sangat sederhana yaitu sama
seperti memasak air. Perbedaanya adalah terletak pada kondisi atau keadaan air
yang dipanaskan. Pada water heater, air yang dipanaskan mengalir secara terus
menerus. Sebenarnya masih banyak bahan yang memiliki nilai konduktor termal
48
tetapi jika dilihat dari segi ekonomi, tembaga lebih murah dibandingkan kunigan
alumunium dan perak.
Mekanisme perpindahan kalor yang terjadi pada water heater yaitu
perpindahan kalor secara konduksi dan perpindahan kalor konveksi. Proses yang
terjadi pada saat nyala api menyentuh pipa tembaga, dari pangkal pipa dan
memindahkan panasnya ke seluruh lengkungan pipa, proses ini disebut
perpindahan kalor secara konduksi dan perpindahan panas secara konveksi terjadi
dari pipa tembaga ke air yang mengalir.
3.5 Hasil Pembuatan
Hasil pembuatan water heater dengan panjang pipa 10 meter dan diameter
pipa 0,5 inchi tanpa penutup atas dan dengan penutup atas dapat dilihat pada
lampiran
3.6 Kesulitan Dalam Pengerjaan
Adapun kesulitan-kesulitan dalam pengerjaan water heater, antara lain
sebagai berikut :
a. Memasukan pipa tembaga kebagian water heater.
b. Pembentukkan pipa melingkar atau spiral, mengalami kesulitan pada saat
melengkungkan pipa tembaga agar dapat bentuk spiral.
c. Membuat tabung bagian dalam dengan diameter 110 mm yang digunakan
untuk perbandingkan data antara dua tabung dengan tiga tabung.