• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. adalah zat besi selama hamil dengan rata-rata 800mg 1040mg.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. adalah zat besi selama hamil dengan rata-rata 800mg 1040mg."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

5 1. Pisang Ambon

Menurut Susiloningtyas (2007), Kebutuhan nutrisi salah satunya adalah zat besi selama hamil dengan rata-rata 800mg – 1040mg. Kebutuhan ini diperlukan untuk : ± 300mg diperlukan untuk pertumbuhan janin, ± 50mg - 75mg untuk pembentukan plasenta, ± 500mg digunakan untuk meningkatkan massa hemoglobin maternal atau sel darah merah, ± 200mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin, dan kulit, serta ± 200mg lenyap ketika melahirkan.

a. Pengertian Pisang Ambon

Pisang ambon atau biasa dikenal dengan pisang hijau adalah pisang yang dagingnya tebal, berwarna putih kekuningan, kulitnya kehijau-hijauan sampai kuning (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Online). Buah ini banyak ditemukan di daerah tropis seperti Indonesia dengan harga relatif murah, pisang juga mudah diolah menjadi beragam masakan (Yuliarti, 2011).

b. Manfaat dan Kandungan Pisang

Pisang sejak lama telah dikenal sebagai buah lezat dan berkhasiat bagi kesehatan. Buah pisang mengandung kalium (potasium) yang bermanfaat untuk penyeimbangan pH atau derajat keasaman didalam lambung (Lalage, 2013). Selain itu, kalium

(2)

bermanfaat untuk pengendalian tekanan darah, memengaruhi irama jantung, terapi darah tinggi, membersihkan karbondioksida didalam darah, berperan dalam kepekatan saraf dan otot, serta memicu kerja otot dan simpul saraf (Astrawan, 2008). Kalium yang tinggi juga akan memperlancar pengiriman oksigen ke otak dan membantu keseimbangan cairan di dalam tubuh (Kowalski, 2010).

Tabel 2.1 Kandungan Buah Pisang

Nutrisi Jumlah per 100

gram dapat dimakan

Pemenuhan kecukupan / hari (%) Vitamin B6 0,68 mg 34,0 Vitamin C 10,74 mg 17,9 Kalium 467,28 mg 13,4 Serat 2.830 mg 11,3 Mangan (Mn) 0,18 mg 9,0 Sumber : Nixon (2009) 2. Hemoglobin Dalam Kehamilan

Kehamilan menyebabkan meningkatnya volume plasma, massa sel darah merah, kebutuhan zat besi, dan asam folat. Sel darah merah mengandung hemoglobin (Hb) dalam jumlah yang signifikan dan fungsi utamanya membawa oksigen dalam darah dan dibentuk di sumsum tulang belakang, serta terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen janin dan ibu (Bothamley, 2011). Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb di bawah 11g/dl pada trimester 1 dan 3, atau kadar <10,5 g/dl pada trimester 2 (Prawirohardjo, 2009).

a. Pengertian Hemoglobin

Hemoglobin adalah salah satu komponen dari eritrosit yang terdiri atas heme dan globin. Heme merupakan gabungan protoporfirin

(3)

dengan besi sedangkan globin adalah bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta (Handayani, 2008).

Hemoglobin adalah metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di dalam sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, pada mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin juga pengusung karbon dioksida kembali menuju paru-paru untuk dihembuskan keluar tubuh. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi. Molekul hemoglobin tersusun dari empat sub unit yaitu 2 rantai α dan 2 rantai ß. Masing-masing globin membentuk sebuah kantong untuk molekul heme sehingga memiliki kapasitas mengikat sampai empat molekul oksigen. 2,3 DPG mengikat 2 rantai ß untuk menstabilkan molekul saat molekul berada dalam keadaan terdeoksigenasi (Sacher dkk, 2004).

Setiap gram hemoglobin mengandung 1,3 ml oksigen. 97% oksigen yang dibawa dari paru-paru dan hanya 3 % yang larut dalam plasma. Sehingga hemoglobin merupakan mengangkut utama oksigen di dalam tubuh (Guyton, 2008). Hemoglobin yang terpajang oksigen, akan membentuk oksihemoglobin hasil pengikatan molekul oksigen pada rantai alfa dan beta. Oksihemoglobin akan diedarkan ke seluruh tubuh. Sampai di jaringan, molekul oksigen akan dilepaskan ke jaringan, disini menjadi deoksihemoglobin atau hemoglobin tereduksi (Sloan, 1996).

(4)

b. Fungsi Hemoglobin

Hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen, satu gram hemoglobin akan bergabung dengan 1,34 ml oksigen. Terdapat sekitar 300 molekul hemoglobin dalam setiap sel darah merah. Oksihemoglobin merupakan hemoglobin yang berkombinasi atau berkaitan dengan oksigen. Tugas akhir hemoglobin adalah menyerap karbondioksida dan ion hidrogen serta membawanya ke paru tempat zat-zat tersebut dilepaskan dari hemoglobin (Handayani, 2008). Menurut Hoffbrand (2005), eritrosit dalam darah arteri sistemik mengangkut O2 dari paru ke jaringan dan kembali dalam darah vena dengan membawa CO2 ke paru. Pada saat molekul hemoglobin mengangkut dan melepas O2, masing-masing rantai hemoglobin dalam molekul hemoglobin bergerak pada satu sama lain menstabilkan molekul tersebut.

Menurut Kumalasari (2015) fungsi hemoglobin antara lain sebagai berikut :

1) Untuk mengikat oksigen yang kita hirup dan ditransportasikan ke berbagai bagian tubuh.

2) Memberi warna merah pada darah.

(5)

c. Jumlah Kadar Hemoglobin

Jumlah normal kadar hemoglobin yaitu pada wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg% (Handayani, 2008). Derajat kadar hemoglobin pada ibu hamil yaitu:

Tabel 2.2 Derajat Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Derajat kadar hemoglobin pada ibu

hamil Jumlah dalam gr/dl Normal >11 gr/dl Anemia Ringan 9-10 gr/dl Anemia Sedang 7-8 gr/dl Anemia Berat <7 gr/dl Sumber: Manuaba (2010)

Pada ibu hamil anemia kadar hemoglobin dibawah 11 g% pada trimester 1 dan 3, atau kadar <10,5 g% pada trimester 2 (Saifuddin, 2009).

d. Etiologi Anemia

Penyebab anemia umumnya adalah kurang gizi, kurang zat besi, malabsorbsi, kehilangan darah yang banyak persalinan yang lalu, haid, dan lain-lain (Sofian, 2011).

e. Klasifikasi Anemia Kehamilan

1) Anemia (hemoglobin menurun) Defisiensi Besi

Anemia defisiensi zat besi terjadi akibat peningkatan kebutuhan zat besi atau absorbsi zat besi yang tidak adekuat (Robson, 2011). Anemia defisiensi besi adalah penyebab paling umum dari anemia (Proverawati, 2011).

(6)

2) Anemia (hemoglobin menurun) Megaloblastik

Anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi asam folat dan juga dapat terjadi karena defisiensi vitamin B12 (kobalamin) (Saifuddin, 2009).

3) Anemia (hemoglobin menurun) Hipoplastik

Anemia hipoplastik terjadi karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah merah baru. Penyebabnya belum diketahui (Sofian, 2011).

4) Anemia (hemoglobin menurun) Hemolitik

Anemia hemolitik disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah lebih cepat dari pembuatannya. Ini disebabkan oleh kelainan-kelainan gambaran darah (Sofian, 2011).

f. Keluhan Subjektif Anemia

Keluhan pasien dengan anemia (hemoglobin menurun) diantaranya merasa lelah, lesu, dan pusing (Handayani, 2008).

g. Bahaya Anemia terhadap Kehamilan

Dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 g%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD).

Bahaya anemia terhadap janin antara lain anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga menganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia

(7)

dapat terjadi gangguan dalam bentuk seperti abortus, kematian intrauterin, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dan dapat terjadi cacat bawaan (Manuaba, 2010).

h. Penanganan Anemia secara Farmakologi 1) Pemberian suplemen

Terapi oral ialah dengan pemberian preparat besi berupa ferrosulfat, ferro gluconat atau Na-ferrobisitrat. Pemberian preparat Fe 60 mg per hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 g% per bulan (Prawirohardjo, 2009).

Pemberian asam folat 5 mg selama 4 bulan untuk anemia karena defisiensi asam folat (Mehta, 2006).

2) Transfusi Darah

Jika kadar hemoglobin kurang dari 9,0 gr%, tranfusi darah diperlukan, jika kadar hemoglobin kurang dari 11 gr% diberi saran mengenai diet yang tepat dan diberi zat besi jika ibu menolak tranfusi. Jika terlihat gejala anemia meliputi letargi, takikardi, dan sesak napas, serta gambaran klinis membran mukosa pucat, segera lakukan pemeriksaan darah (Fraser, 2009).

i. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kadar Hemoglobin

Kadar hemoglobin seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh paparan Pb (timbal), kebiasaan minum teh setiap hari setelah makan, mengkonsumsi alkohol serta merokok dapat memengaruhi kadar

(8)

hemoglobin (Mehdi et al., 2000). Konsumsi teh setiap hari dapat menghambat penyerapan zat besi sehingga akan memengaruhi kadar hemoglobin (Gibson, 2005). Beberapa faktor lain yang memengaruhi kadar hemoglobin antara lain: usia, jenis kelamin, penyakit sistemik, pola makan (Caesaria, 2015).

j. Cara Pengukuran Hemoglobin

Pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan sebelum perlakuan dan sesudah diberikan pengaruh pisang ambon selama antara 7 - 14 hari. Dalam penelitian ini peneliti memberikan intervensi waktu pemberian pisang ambon pada responden selama tujuh hari. Hal ini didasari pada teori Burke, et al (1996) bahwa jumlah sel-sel darah merah terjadi dalam waktu yang dapat diprediksi yaitu 7 - 14 hari. Perlu diketahui bahwa kebutuhan folat selama 2 - 4 bulan disimpan dihati (Sibernagl dan Lang, 2007).

Alat pengukuran hemoglobin menggunakan pemeriksaan langsung ke responden metode pengukuran kadar hemoglobin adalah cyanmethemoglobin yang dilakukan sebelum dan sesudah intervensi. Pengambilan darah dilakukan menggunakan lancet melalui darah tepi yang ditampung pada tabung yang telah berisi larutan Ethyl Diamine Tetra Aceticacid (EDTA) untuk menghindari pembekuan darah. Selanjutnya, hasil tersebut dibawa ke Puskesmas Ngoresan Surakarta atau ke laboratorium terdekat di Surakarta.

(9)

Pengukuran kadar hemoglobin tersebut membutuhkan 20 mikron sampel yang ditambah 415 ml reagen Drabkin (NaHCO 31gram, KCN 50 mg dan K3FeCN 200 mg). Setelah itu, darah diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37ºC dan hasil dibaca dengan menggunakan alat spectrophotometry pada gelombang tertentu (a = 546 nm). Spektofotometer yang digunakan adalah photometer 5010 Mannheim Boehringer dengan ketelitian 0,01 mg/dL. Pengukuran kadar hemoglobin dilakukan oleh peneliti dibantu oleh petugas kesehatan. k. Pengertian Kehamilan Normal

Kehamilan merupakan proses fisiologis pada setiap wanita yang diawali dengan fertilisasi, nidasi, dan lahirnya janin. Periode dalam kehamilan normal selama 40 minggu atau 280 hari yang dibagi menjadi 3 trimester, yaitu trimester pertama berlangsung pada minggu pertama hingga minggu ke-12, trimester dua pada minggu ke-12 hingga minggu ke-28, dan trimester tiga pada minggu ke-28 hingga ke-40 (Sofian, 2013).

l. Proses Kehamilan

Proses kehamilan diawali dengan proses pembuahan (konsepsi) yang dimulai dengan penyatuan sperma dan ovum di ampula tuba, hasil dari pertemuan tersebut terbentuk zigot. Untuk berjalan ke dalam uterus zigot memerlukan waktu 6 sampai 8 hari. Ketika mencapai uterus, zigot yang merupakan massa sel disebut morula kemudian terpisah menjadi dua lapisan yaitu massa sel luar dan massa sel dalam yang disebut

(10)

blastokist. Sekitar 10 hari setelah terjadi fertilisasi, blastokist akan menanamkan dirinya dalam endometrium yang disebut implantasi. Setelah implantasi terjadi, lapisan uterus (desidua) akan menyelimuti blastokist dan kehamilan terbentuk (Hutahaean, 2013).

Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal untuk mendeteksi bahaya dan komplikasi dalam kehamilan (Saifuddin, 2010). m.Perubahan Hematologi Kehamilan

Perubahan hematologi selama kehamilan menurut Hoffbrand (2005) meliputi : anemia fisiologis yaitu volume plasma darah meningkat 45% dan massa eritrosit meningkat 25%. Trombositopenia yaitu terjadinya jumlah trombosit menurun 10%. Koagulasi yaitu faktor-faktor pembekuan meningkat dan fibrinolisis berkurang. Kebutuhan untuk eritropoiesis meningkat yaitu terjadi peningkatan 2-3 kali lipat dalam kebutuhan folat dan diperlukan 900 mg besi untuk ibu dan janin.

3. Pengaruh Pemberian Pisang Ambon Terhadap Hemoglobin Pada Ibu Hamil

Pisang mengandung vitamin dan mineral yang unggul dibandingkan dengan buah lain, terutama untuk vitamin B6 (pyridoxine), vitamin C, Kalium (K), serat dan mangan (Mn). Hal ini karena pisang bermanfaat dalam mengendalikan tekanan darah tinggi dan stroke, mengendalikan

(11)

kadar gula darah, mencegah depresi dan stres, baik daya pikir, mengobati radang pencernaan, serta baik bagi kesehatan mata (Nixon, 2009).

Pisang ambon merupakan buah yang kaya akan kandungan kalium. Kalium merupakan mineral yang berfungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat gizi ke sel-sel, mengendalikan keseimbangan cairan dalam jaringan dan sel tubuh, membantu memperlancar pengiriman oksigen ke otak, serta membantu mengatur tekanan darah (Kowalski, 2010). Konsumsi kalium banyak akan meningkatkan konsentrasinya didalam cairan intraselular, sehingga cenderung menarik cairan dari berbagai ekstraselular (Astrawan, 2008).

Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Kandungan kalium berbagai jenis pisang berbeda-beda, rata-rata sebuah pisang ukuran sedang dapat menyumbang kalium sebesar 440 mg per 100 gram. Berbeda halnya dengan kalium, kadar natrium pada pisang sangat rendah. Rasio yang tinggi antara kalium dan natrium pada pisang sangat menguntungkan untuk mendukung proses relaksasi otot (Astrawan, 2008). Menurut Nixon (2009), anjuran untuk mengkonsumsi kalium perhari adalah 2.000mg dan sebuah pisang dengan berat 120 gram, mampu menyumbang kalium sebesar 560mg dari kebutuhan sehari.

Suplementasi besi berupa besi oral digunakan untuk profilaksis maupun terapi. Besi oral biasanya merupakan besi non-heme. Besi oral bisa dalam bentuk garam ferro atau ferri, namun yang paling banyak

(12)

digunakan adalah garam ferro disebabkan sifat-sifatnya yang baik seperti kelarutannya yang tinggi dalam lambung, mudah diabsorbsi yaitu 3x dari penyerapan bila dalam bentuk ferri, terutama pada keadaan perut kosong. Suplemen tersebut menyediakan zat besi non-heme dan absorbsi akan banyak ketika ditelan dengan sumber vitamin C yang mempermudah penyerapan (Lestari, 2008). Efek pertama suplemen besi oral pada sejumlah sel darah merah dan konsentrasi hemoglobin terjadi selama 2 minggu (Ibrahim, 2007).

Besi non-heme terdapat didalam telur, serealia, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan beberapa jenis buah-buahan. Konsumsi sumber zat besi heme dan non-heme secara bermakna dapat meningkatkan penyerapan besi non-heme. Salah satunya buah pisang merupakan sumber vitamin C yang dapat meningkatkan optimalisasi penyerapan zat besi non-heme. Masih kurangnya frekuensi konsumsi sumber vitamin ini, bisa menjadi salah satu penyebab masih terdapatnya ibu hamil yang anemia meskipun telah dilakukan edukasi gizi (Adi, 2012).

Vitamin C berguna untuk membantu penyerapan besi sehingga absorbsi akan lebih banyak dalam usus. Vitamin C atau asam askorbat memiliki sifat berbentuk serbuk atau hablur, berwarna putih agak kekuningan, larut baik dalam air, sukar larut dalam ethanol dan tidak larut dalam kloroform. Sensitif terhadap cahaya sehingga bila terkena cahaya akan berubah warna menjadi gelap. Mudah teroksidasi. Sifatnya asam (Soemardjo, 2009). Sebagai reduktan, vitamin C mereduksi cupri (Cu2+)

(13)

menjadi cuprus (Cu+) dan ion ferri (Fe3+) menjadi ion ferrous (Fe2+) yang akan berpengaruh terhadap penyerapannya di usus halus dan dengan demikian memberikan efek yang menguntungkan (Jourkesh et al., 2011). Angka kecukupan yang direkomendasikan untuk vitamin C adalah 75 mg untuk wanita. Asam askorbat akan dikeluarkan melalui urin pada intake lebih dari 60 mg per hari (Bailo et al., 2011). Pada manusia sehat kebutuhan vitamin C 400mg - 1000mg (Sari, 2011). Pisang ambon berpengaruh terhadap hemoglobin pada ibu hamil karena pisang mengandung zat kalium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B, vitamin C (Cahyono, 2009).

Faktor-faktor yang memengaruhi kadar hemoglobin seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh paparan Pb (timbal), kebiasaan minum teh setiap hari setelah makan, mengkonsumsi alkohol serta merokok dapat memengaruhi kadar hemoglobin (Mehdi et al., 2000). Konsumsi teh setiap hari dapat menghambat penyerapan zat besi sehingga akan memengaruhi kadar hemoglobin (Gibson, 2005). Beberapa faktor lain yang memengaruhi kadar hemoglobin antara lain: usia, jenis kelamin, penyakit sistemik, dan pola makan (Caesaria, 2015).

(14)

B. Kerangka Konsep

Keterangan :

Diteliti : Tidak Diteliti :

Variabel Bebas : Variabel Perantara :

Variabel Terikat : Variabel Luar :

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Pemberian Pisang Ambon Terhadap Hemoglobin Pada Ibu Hamil di Puskesmas Ngoresan Surakarta.

Sumber : Nixon (2009), (Hoffbrand, 2005), (Sofian, 2011), (Handayani, 2008), (Manuaba, 2010), (Adi, 2012), (Soemardjo, 2009), (Mehdi et al., 2000), (Gibson, 2005), (Caesaria, 2015).

Konsumsi Pisang Ambon pada Ibu Hamil

Mengatur pengiriman zat gizi ke sel-sel dan memperlancar aliran oksigen ke otak

Meningkatkan optimalisasi penyerapan zat besi non-heme sehingga absorbsi akan lebih banyak dalam usus

Tambahan asupan nutrisi : a. Vitamin B6

b. Vitamin C c. Serat

d. Mangan (Mn) e. Kalium

Kadar Hemoglobin Meningkat

Hemoglobin mengikat oksigen Faktor-faktor penghambat : a. Usia b. Umur Kehamilan c. Paritas d. Jenis Kelamin e. Penyakit sistemik f. Pola makan, g. Konsumsi teh, h. Konsumsi kopi, i. Merokok, j. Minum alkohol.

(15)

C. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini, ada pengaruh pemberian pisang ambon terhadap hemoglobin pada ibu hamil di Puskesmas Ngoresan Surakarta.

Gambar

Tabel 2.2 Derajat Kadar Hemoglobin Ibu Hamil  Derajat kadar hemoglobin pada ibu
Gambar  2.1  Kerangka  Konsep  Pemberian  Pisang  Ambon  Terhadap  Hemoglobin  Pada Ibu Hamil di Puskesmas Ngoresan Surakarta

Referensi

Dokumen terkait

Adapun metode yang dipakai untuk pendeteksian adalah dengan memakai metode Roberts. Sebenarnya ada beberapa metode lain yang dapat dipakai yaitu Canny, Prewitt, Sobel,

Hasil pengamatan terhadap semua perlakuan pada minggu ke 1 sampai minggu ke 8 MST diperoleh bahwa perlakuan agensia Paenibacillus polymyxa memberikan pengaruh

Setelah dilakukan penelitian tentang efektivitas Sistem Informas Perpustakaan INLIS LITE V.2.1 untuk menyelesaiakan pekerjaan pengguna sistem maka didapatkan hasil bahwa

Seluruh jajaran pihak Kantor PT POS INDONESIA (Persero) Surabaya, khususnya Bapak Edy Priyo Wibowo selaku wakil bidang umum dan Bapak Subchan Fauzi selaku SDM

Menurut Eropa Position Paper on Rhinosinusitis dan Polip (EPOS 2007) kronis Rhinosinusitis kronik didefinisikan sebagai peradangan hidung dan sinus paranasal yang ditandai dengan

Kitin mempunyai reaktivitas kimia yang lebih rendah dibandingkan dengan selulosa dan kitosan sehingga dalam pemanfaatannya kitin biasanya terlebih dahulu dilakukan modifikasi

of the Republic of Indonesia arid the Minister for Foreign Affairs of the Kingdom. of

Satu pemecahan untuk membatasi social discount rate adalah dengan menggunakan proses pendiskontoan, artinya biaya dan manfaat diharapkan berubah pada tingkat