• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Dewi Nila Santika BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Dewi Nila Santika BAB I"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang Masalah

Bayi (infant) adalah individu dengan umur 0 sampai 11 bulan. Masa bayi ini dibagi menjadi dua periode, yaitu masa neonatal dan masa post neonatal. Masa neonatal adalah masa bayi yang dimulai umur 0 sampai 28 hari. Masa neonatal dibagi menjadi dua periode, yaitu masa neonatal dini dan masa neonatal lanjut. Post neonatal, yaitu masa bayi yang dimulai pada umur 29 hari sampai 11 bulan .

Bayi merupakan masa yang rentang dalam perkembangan anak terdapat masa kritis dimana diperlukan rangsangan dan stimulasi yang berguna agar potensi yang dimiliki dapat berkembang secara maksimal. Berbagai bentuk stimulasi seperti musik klasik dan stimulasi pijat bayi (Adriana, 2011).

(2)

Manfaat pemijatan pada bayi banyak memberikan efek positif. Ketika bayi dipijat maka tonus nervus vagus saraf otak ke-10 akan meningkat. Secara psikis, pemijatan pada bayi akan menumbuhkan rasa aman dan nyaman membuat bayi tehindar dari kecemasan dan depresi, sehingga dapat tidur dengan nyenyak (Roesli, 2001). Menurut Field dan Schanberg (1986) dalam Roesli (2001) menunjukan bahwa pada bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10) yang akan menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan makanan akan menjadi lebih baik. Itu sebabnya mengapa berat badan bayi yang dipijat dapat meningat lebih banyak daripada yang tidak dipijat.

(3)

kesehatan. Hal ini terjadi karena masyarakat belum mengatahui benar bagaimana melakukan pemijatan pada bayi secara praktik keperawatan.

Salah satu strategi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemijatan bayi adalah melalui pendidikan kesehatan. Penggunaan metode penyuluahan yang tepat dan sesuai serta sasaran penyuluhan mutlak diperlukan dalam setiap penyuluhan kesehatan termasuk upaya peningkatan pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Berbagai metode penyulahan kesehatan, dapat dikelompokan menjadi dua metode yaitu Metode sokratif (diskusi, demonstrasi, simulasi, bermain peran, seminar dan studi kasus) dan didaktif (ceramah, poster, media cetak, dan media elektronik (Syafrudin, 2009). Beberapa metode yang dapat digunakan dalam melakukan penyuluhan antara lain metode ceramah, diskusi kelompok, curah pendapat, panel, bermain peran, demonstrasi, symposium dan seminar, dimana masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan (Effendi, 1998). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi. Alat bantu dalam penyuluhan kesehatan adalah seperti pantom bayi, matras kasur dan baby oil.

(4)

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 (sepuluh) ibu yang memiliki bayi anak usia 0-12 bulan di Kelurahan Panggung, 8 ibu (80%) tingkat pengetahuan dan sikap tentang pijat bayi tergolong rendah ibu hanya karena dapat menjawab 3 (tiga) pertanyaan secara benar. Pada saat diwawancarai rata-rata ibu kurang begitu mengerti apa itu pijat bayi, apa saja manfaat pijat bayi, bagaimana tehnik-tahnik pijat bayi secara benar.

Pada umumnya mereka hanya mengerti pijat bayi itu pijat untuk bayi dan bayi dilakukan pemijatan pada saat bayi sakit, jatuh dan keseleo dan dukun bayi saja yang boleh melakukan pemijatan. Informasi yang mereka dapat hanya sebatas tahu pijat bayi dari orang tua dan dari dukun bayi. 2 (dua) ibu (20%) tingkat pengetahuan dan sikap tentang pijat bayi masih tingkat sedang karena ibu hanya dapat menjawab 5 (lima) pertanyaan secara benar. Hasil dari 2 ibu saat di wawancarai rata-rata ibu sudah mulai sedikit mengerti apa itu pijat bayi, manfaat pijat bayi namun dalam tehnik-tehnik pemijatan mereka kurang mengerti bagaiman mana caranya dan masih takut untuk melakukan pemijatan pada bayinya sendiri.

(5)

dan mengerti tentang pijat bayi sesuai ilmu kesehatan medis, sangatlah penting untuk dilakukan pendidikan kesehatan dengan harapan dapat mengubah pengetahuan dan sikap tentang pijat bayi pada ibu.

Penelitian Tristanti (2012), tingkat kemampuan ibu dalam melakukan pijat bayi sebagian besar pada kategori kurang yaitu 55%. Perilaku seseorang terbentuk dari pengetahuan, semakin tinggi pengetahuan yang diperoleh maka akan berperilaku yang sesuai dengan pengetahuan tersebut. Dalam penelitian Khasanah (2013), hasil penelitian gambaran ibu yang berpendidikan rendah 15 (29,4%) orang, 5 (9,8%) orang yang mendukung pemijatan bayi. Pengetahuan tinggi 36 (70,6%) orang, 32 (62,7%) orang yang mendukung pemijatan bayi. Ibu dengan pengetahuan tinggi akan mempunyai sikap lebih mendukung 0,063 kali lebih besar dibandingkan ibu dengan pengetahuan rendah.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirasa perlu untuk dilakukan penelitian tentang “efektifitas pendidikan kesehatan pijat bayi dengan metode demonstrasi terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu di Kelurahan Panggung Kota Tegal”.

B. Perumusan Masalah

(6)

Dewasa ini para ahli telah mengemukakan banyak manfaat dari pijat bayi. Menurut Roesli (2001) Pijat bayi dapat meningkatkan berat badan dan meningkatkan produksi ASI. Namun, ibu masih kurang mengetahui tentang pijat bayi, manfaat pijat bayi dan tekhnik melakukan pijat bayi yang baik dan benar. Ibu masih beraggapan bahwa dukun bayi yang dapat melakukan pijat bayi dan bayi dipijat pada saat bayi sedang sakit saja, anggapan itu sebenarnya salah. Untuk pijat bayi dapat dilakukan oleh ibu, ayah ataupun neneknya dan pijat bayi itu dapat dilakukan setiap hari pagi dan malam hari sebelum bayi tidur dengan kondisi bayi dalam keadaan sehat. Dari masalah tersebut maka perlu dilakukan pendidikan kesehatan pijat bayi dengan metode demonstrasi kepada ibu. Karena ibu adalah orang yang terdekat dengan anak.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah adakah “efektifitas metode demonstrasi terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang pijat bayi di Kelurahan Panggung Kota Tegal?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

(7)

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang pijat bayi sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan pijat bayi dengan metode demonstrasi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang pijat bayi sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan pijat bayi dengan metode demonstrasi pada kelompok inetervensi dan kelompok kontrol.

c. Mengetahui tingkat efektifitas pendidikan kesehatan pijat bayi dengan metode demonstrasi terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang pijat bayi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai acuan bagi penelitian sejenis untuk perkembangan ilmu keperawatan khususnya masalah pijat bayi.

2. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi responden, peneliti, pembaca dan masyarakat luas sebagai informasi tentang pentingnya pijat bayi secara ilmu kesehatan medis

E. Penelitian Terkait

(8)

Pretest-postest. Hasil penelitian menunjukan bahwa efektif dengan memberikan pendidikan keseehatan yaitu perbedaan bermakna anatara praktik ibu dalam melakukan pijat bayi sebelum diberrkan pendidikan kesehatan dan sudah diberi pendidikan kesehatan yaitu thitung> ttabel(29,231 > 2,040) atau p-value < α (0,000 < 0,05).

Persamaan penelitian adalah tema ini sama yaitu tentang pijat bayi dan mengukur tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang pijat bayi dan menggunakan quasi eksperimen. Perbedaan penelitian adalah peneliti akan menggunakan dengan pretest-posttes with control group, menggunakan metode pemberian pendidikan kesehataan dalam penelitian ini akan meniliti menggunakan metode demonstrasi.

Khasanah (2013), Hubungan anatara tingkat pengetahuan dengan sikap ibu tentang pemijatan bayi di desa kedungngunter kecamatan Banyumas. Jenis penilitian ini adalah cross sectional. Hasil penelitian gambaran ibu yang berpendidikan rendah 15 (29,4%) orang, 5 (9,8%) orang yang mendukung pemijatan bayi. Pengetahuan tinggi 36 (70,6%) orang, 32 (62,7%) orang yang mendukung pemijatan bayi. Ibu dengan pengetahuan tinggi akan mempunyai sikap lebih mendukung 0,063 kali lebih besar dibandingkan ibu dengan pengetahuan rendah.

(9)

Pratiwi (2013), Pengaruh pijat bayi terhadap perkembangan bayi di desa pandak kecamatan baturaden kabupaten banyumas. Jenis penelitian Quasi experiment, pretest-posttest with control group design. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kelompok kontrol didapatkan nilai p= 0,131 dan nilai p=0,046 pada kelompok intervensi dan tida ada pengaruh yang signifikan pijat bayi terhadap perkembangan.

Persamaan penelitian yaitu sama mengenai pijat bayi dan metode penelitian menggunakan quasi eksperimen pretest-posttest with control

group. Perbedaan penelitian yaitu peneliti akan meneliti tingkat

Referensi

Dokumen terkait

Variabel reliability (X 2 ), yang meliputi indikator petugas memberikan pelayanan yang tepat, petugas memberikan pelayanan yang cepat, petugas memberikan pelayanan

Hasil penelitian untuk faktor permintaan secara simultan ada pengaruh nyata antara tingkat pendapatan, selera, jumlah tanggungan dan harapan masa yang akan datang

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk

FAKTJ'-TAS PtrTERNAI'{N UNIVERSITAS

KAJIAN ISI, BAHASA, KETERBACAAN, DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER BUKU TEKS BAHASA INDONESIA EKSPRESI DIRI DAN AKADEMIK.. UNTUK KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK SEMESTER 1

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK &amp; MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI