• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga 1. Pengertian Keluarga - TUTUT NGIRAS SUGANDA BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga 1. Pengertian Keluarga - TUTUT NGIRAS SUGANDA BAB II"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga 1. Pengertian Keluarga

Friedman (1998), membuat defenisi keluarga sebagai berikut :

a) Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi.

b) Para anggota keluarga bisanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara berpisah mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.

c) Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peranan-peranan sosial keluarga seperti suami istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan perempuan, saudara dan saudari.

d) Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

Menurut UU No. 19 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri da anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2004).

(2)

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungan (Sudiharto, 2007).

Dari beberapa pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari dua anak atau lebih yang tergabung dan terkait karena hubungan darah perkawinan, adopsi, dan hidup bersama dengan perannya masing-masing serta saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan mempertahankan suatu kebudayaan.

2. Tipe Keluarga

Menurut Friedman (1986), dan Effendy (1998), menyatakan adanya beberapa tipe/bentuk keluarga lain :

a) Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.

b) Keluarga besar (extended family), adalah kelurga inti ditambah dengan sanak saudara, seperti nenek, kakek, keponakan, dan sebagainya. c) Kelurga berantai (serial family), adalah keluarga yang terdiri dari

(3)

d) Keluarga duda atau janda (single family), adalah keluarga yang terdiri dari perceraian dan kematian.

e) Keluarga berkomposisi (composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersamaan.

f) Keluarga kabitas (chabitation), adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

3. Struktur Keluarga

Menurut Mubarak (2006), struktur keluarga terdiri dari :

a) Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.

b) Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dari beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.

c) Matrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama sedarah istri.

d) Patrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

4. Fungsi Keluarga

(4)

a) Fungsi efektif adalah fungsi yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini membutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.

b) Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain. c) Fungsi repdoduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan

menjaga kelangsungan keluarga.

d) Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu, meingkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e) Fungsi keperawatan / pemeliharaan kesehatan yaitu : fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.

5. Peranan Keluarga

(5)

a) Peran Ibu

Ditinjau dari segi kehidupan secara keseluruhan, ibu berperan sebagai satu rumah tangga yang dapat mengemudikan keluarga. Peran ibu dalam keluarga antara lain mengatur situasi keluarga, keharmonisan, kerukunan yang dapat mewarnai keluarga dalam hubungan tertentu. Dalam hubungan dengan anak : ibu berperan sebagai seorang yang mempunyai kaitan yang pertama. Dalam kehidupan anak, ibu merupakan kasih sayang yang abadi.

b)Peranan Ayah

Dalam kehidupan sehari-hari ayah berperan sebagai kepala keluarga bersama ibu untuk menjaga kelangsungan hidup keluarga. Peran ayah dalam kehidupan keluarga adalah sebagai suami, ayah dari anak-anaknya, perncari nafkah, pendidik, pelindung dan sebagai anggota masyarakat.

6. Tugas Keluarga

(6)

lembaga-lembaga kesehatan. Ini menunjukan pemanfaatan dengan baik akan fasilitas-fasilitas kesehatan.

7. Tahap Perkembangan Keluarga

Pembagian tahap perkembangan menurut Suprajitno (2004). Tabel 1.Tugas Perkembangan Keluarga Sesuai Tahap Perkembangan Tahap Perkembangan Tahap Perkembangan (Utama)

1 2

Keluarga baru menikah

• Membina hubungan intim yang memuaskan.

• Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan kelompk sosial

• Mendiskusikan rencana memiliki anak

Keluarga dengan anak baru lahir

• Mempersiapkan diri menjadi orang tua

• Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, hubungan seksual

(7)

Keluarga dengan anak usia prasekolah

• Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misalnya : kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman

• Membantu anak untuk bersosialisasi

• Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

• Merencanakan kegiatan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak

Keluarga dengan anak usia sekolah

• Membantu mensosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah, dan lingkungan lebih luas

• Mempertahankan keintiman pasangan

(8)

Keluarga dengan anak remaja

• Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang dewasa muda dan memiliki otonomi

• Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga

• Mempertahankan kominikasi terbuka antara anak dan orang tua. Hindarkan terjadinya perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

• Mempersipkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota) keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga

Keluarga melalui pelepasan anak sebagai dewasa

• Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar

• Mempertahankan keintiman keluarga

(9)

sebagai keluarga baru di masyarakat

• Penataan kembali peran orang tua

Keluarga usia pertengahan

• Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan

• Memeprtahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebayanya • Meningkatkan hubungan

keakraban pasangan

Keluarga lanjut usia

• Mempertahnkan suasana kehidupan rumah tangga yang saling mneyenangkan

pasangannya

• Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi, kehilangan

pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga

(10)

8. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga

Tujuan perawatan keluarga menurut Effendy (1998), adalah : a. Tujuan Utama

Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga.

b. Tujuan Khusus

1) Meningkatkan kemamapuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi.

2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah kesehatan dasar dalam keluarga

3) Mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggota keluarganya

4) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan keluarganya

(11)

B. Pengertian Keperawatan Keluarga 1. Pengertian Keperawatan Keluarga

Keperawatan keluarga menurut Effendy (1998) adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang dilakukan terhadap keluarga.

2. Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga

Supratjitno,(2004) mengatakan tujuan keperawatan keluarga terdiri dari :

a. Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah meningkatkan kemampuan keluarga :

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga

2) Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga.

(12)

4) Memelihara lingkungan keluarga (fisik, psikis, dan sosial).

5) Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat (misalnya, puskesmas, posyandu, atau sarana kesehatan lain untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga)

3. Proses Keperawatan Keluarga

Proses keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga (Nasrul, 1998).

Asuhan keperawatan keluarga melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Tahapan dari proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut ; 1). Pengkajian keluarga dan individu dari dalam keluarga. Pengkajian keluarga meliputi cara mengidentifikasi data demografi dan sosial kultural, data lingkungan dan struktur dan fungsi keluarga, stress dan koping keluarga yang digunakan keluarga dan perkembangan keluarga, sedangkan pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga meliputi : fisik, mental, emosi, sosial dan spritual. 2). perumusan diagnosa keperawatan keluarga. 3). Penyusunan perencanaan. 4). Pelaksanaan asuhan keperawatan. 5). evaluasi

(13)

keluarga sendiri dari ; pengkajian, analisa data, rumusan masalah, mendiagnosa masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus-menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Dalam menentukan masalah pasien dalam tahap ini mengharuskan perawat menentukan secepat mungkin pengalaman lalu pasien, pengetahuan yang dimiliki, perasaan dan harapan kesehatan dimasa yag akan datang. Dalam tahap pengkajian terdiri dari beberapa tahap meliputi :

1. Pengumpulan data

(14)

keluarga ke tempat pelayanan kesehatan misalnya puskesmas. Riwayat penyakit keluarga, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit turunan atau penyakit yang sama. Riwayat psikososial, Identifikasi hubungan sosial keluarga dalam masyarakat, hubungan interaksi anggota keluarga, tanggapan pasien tentang penyakitnya, fasilitas atau pelayanan kesehatan yang digunakkan keluarga. Riwayat spritual, kaji ketaatan beribadah pasien dan menjalankan kepercayaanya serta support sistem dalam keluarga. Pada aktivitas sehari-hari, penyakit malaria terjadi karena keluarga kurang memelihara lingkungan sekitar rumah, terlihat dari selokan yang kotor, masih ada gantungan pakaian di dalam kamar, keadaan seperti ini dapat dijadikan sarang nyamuk dan keluarga dapat terinfeksi malaria. Pemeriksaan fisik, melakukan pemeriksaan infeksi dengan melihat adanya anemia, splenomegali, hepatomegali, dan iktrus, dan pemeriksaan palpasi dengan melakukan perabaan untuk mengetahui adanya pembekakan pada organ limpa dan hati.

2. Analisa Data

(15)

yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga, 5) ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat guna memelihara kesehatan

3. Perumusan Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan potensial (Allen, 1998). Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian, komponen diagnosa keperawatan meliputi: a) problem atau masalah, b) etiologi atau penyebab, c) symptom atau tanda, yang dikenal dengan PES. Tipologi diagnosa keperawatan meliputi :

a. Diagnosa aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat b. Diagnosa resiko/resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang

belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat. c. Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga

ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan.

(16)

a. Perubahan pemeliharaan kesehatan

b. Potensial peningkata pemeliharan kesehatan c. Perilaku mencari pertolongan kesehatan

d. Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan teraupetik keluarga e. Resiko terhadap penyebaran penyakit

Tabel 2

Skala Untuk Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga Sesuai Dengan Prioritas

No Kritera Skor Bobot

1 Sifat masalah

- Tidak/kurang sehat - Ancaman kesehatan

- Krisis atau keadaan sejahtera

3 2 1

1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah

- Dengan mudah - Hanya sebagaian - Tidak dapat

2 1 0

2

3 Potensial masalah untuk dicegah - Tinggi

- Cukup

3 2

1

(17)

No Kritera Skor Bobot 4 Menonjolnya masalah

Masalah berat harus segera ditangani

Ada masalah, tetapi tidak perlu harus segera ditangani - Masalah tidak dirasakan

2

1 0

1

Sumber : Suprajitno, 2004

Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan : a. Tentukan skor untuk setia kriteria yang dibuat

b. Selanjutnya dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikalikan dengan bobot.

c. Perencanaan keperawatan keluarga

Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memcahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi dari masalah keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan malaria disusun asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan prioritas masalah keperawatan yaitu, resiko terhadap penyebaran penyakit berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga mengenai malaria antara lain :

(18)

2). Dorong periode istirahat dan aktivitas yang terjadwal 3). Tinjau perlu kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan 4). Tekankan pentingnya terapi antibiotic sesuai kebutuhan

5). Identivikasi tanda dan gejala yang membutuhkan evaluasi medis

6). Beritahu kepada pasien untuk mengawasi penderita saat meminum obat malaria.

d. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga untuk mendapatkan perbaikan kearah perilaku hidup sehat. Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga didasarkan kepada asuhan keperawatan yang telah didusun.

e. Tahap Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil, implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan bila hasil dan evaluasi tidak berhasil sebagian perlu disusun rencana keperawatan yang baru.

1. Pengertian diare

(19)

1. Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005: 223).

2. Diare adalah buang air besar (defeksi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat (Mansjoer, 2000: 470).

3. Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan/tanpa darah dan/lendir dalam tinja (Mansjoer, 2009: 470).

4. Diare adalah BAB cair atau tak berbentuk (Santosa, 2005 - 2006: 67). 5. Diare adalah feses keluar dengan cepat dan tak berbentuk (Wilkinson,

2007: 132).

6. Gastroenteritis adalah peningkatan keenceran dan frekuensi feses dalam volume besar/sedikit dan dapat disertai/tanpa darah, terjadi akibat adanya zat terlarut yang tidak dapat diserap didalam feses dan ditandai dengan muntah – muntah karena adanya proses inflamasi pada lambung atau usus (Corwin, 2009: 598).

(20)

ditandai dengan muntah-muntah akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.

2. Macam diare

Menurut pedoman dari lab /UPF ilmu kesehatan anak Universitas Airlangga (1994) diare dapat dikelompokan menjadi :

a. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling lama 3-5 hari

b. Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari c. Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari

Menurut pedoman MTBS (2000) diare dapat dikelompokan atau diklasifikan menjadi

1. Diare akut terbagi atas

a. Diare dengan dehidrasi berat

b. Diare dengan dehidrasi ringan / sedang c. Diare tanpa dehidrasi

2. Diare persisten bila diare berlangsung 14 hari atau lebih, terbagi atas : a. Diare persisten dengan dehidrasi

b. Diare persisten tanpa dahidrasi

(21)

C.Penyebab diare 1. Faktor infeksi

a. Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak, yaitu : Vibrio cholerae, E coli, Salmonela, Shigella, Criptosporidium

b. Infeksi parenteral : merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis.

2. Faktor makanan

Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.

3. Faktor psikologis

Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi tetapi dapat ditemukan pada akan yang lebih besar

D.Mekanisme terjadinya diare 1. Gangguan osmotik

(22)

2. Gangguan sirkulasi

Akibat rangsangan tertentu misalnya toksin pada dinding usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus. 3. Gangguan motalitas usus

Hyperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibakan bakteri tumbuh berlebihan, sehingga selanjutnya timbul diare pula.

E.Gejala klinik

1. Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang

(23)

F.Prinsip penatalaksanaan

1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi 2. Distetik

3. Menurut Mansjoer (2000), Prinsip penatalaksanaan diare adalah sebagai berikut :

a. Diare cair membuthkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya, tujuan terapi tersebut untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya berhenti.

b. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menhindarkan efek buruk pada status gizi.

(24)

G. PATHWAY

Gambar I. 2 Patway

Gambar 1. 1pathways gastroenteristis akut adopsi dari teori (Carpenito, 2000; Muttaqin

& Kumala, 2011; NANDA, 2012) Masuk dan

berkembang dalam usus

Faktor Malabsorpsi Faktor Makanan

Tekanan osmotic Faktor Infeksi

Toksin tidak dapat diserap

Hipersekresi air dan elektrolit

Elektrolit ke rongga usus

hiperperistaltik

Menurunnya kemampuan usus menyerap makanan Kurang informasi tentang penyakit Diare Nyeri akut Gangguan Integritas kulit

Kulit kurang elastik, mukosa kering Kehilangan cairan dan elektrolit berlebih Iritasi Usus Frekuensi BAB Distensi Abdomen Mual, muntah Nutrisi/intake tidak adekuat

Defisit Volume Cairan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

(25)

H. Komplikasi

a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik). b. Renjatan hipovolemik.

c. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).

d. Hipoglikemia.

Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktose karena kerusakan vili mukosa usus halus.

e. Kejang terutama pada dehidrasi hipertoni

f. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan

I. Diagnosa keperawatan

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada An. D

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah diare.

Tindakan keperawatan menurut Nanda (2012) Asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa keperawatan Devisite volume cairan tubuh. TUM : Tidak terjadi devisite cairan tubuh

TUK 1 : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 30 menit diharapkan keluarga mampu mengenal masalah diare.

(26)

(1) Gali pengetahuan keluarga tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit diare.

Rasional : mengetahui sejauh mana pengetahuan keluarga tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit diare.

(2) Jelaskan pada keluarga tentang penyakit diare. Rasional : meningkatkan pengetahuan keluarga (3) Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.

Rasional : mengetahui pemahaman keluarga tentang materi yang telah disampaikan.

(4) Beri reinforcement positif atas kemampuan keluarga

Rasional : merupakan penghargaan dan motivasi untuk keluarga. TUK II : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua

kali pertemuan diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengurangi devisite cairan tubuh.

Intervensi :

(1) Diskusikan bersama keluarga dalam mengambil keputusan dan tindakan yang tepat untuk mengatasi devisite cairan tubuh.

Rasional: dengan pengambilan keputusan yang tepat, devisite cairan tubuh berkurang.

(2) Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat.

(27)

(3) Beri reinforcement positif atas kemampuan keluarga

Rasional : merupakan penghargaan dan motivasi untuk keluarga. TUK III : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua kali

pertemuan diharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit diare.

Intervensi :

(1) Jelaskan pada keluarga cara perawatan diare.

Rasional : meningkatkan pengetahuan keluarga tentang cara perawatan diare

(2) Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.

Rasional : mengetahui pemahaman keluarga tentang materi yang telah disampaikan.

(3) Beri reinforcement positif atas kemampuan keluarga.

Rasional : merupakan penghargaan dan motivasi untuk keluarga. TUK IV : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua kali

pertemuan diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan rumah yang menunjang kesehatan.

Intervensi :

(1) Gali pengetahuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan yang tepat untuk anggota keluarga yang sakit.

(28)

(2) Jelaskan pada keluarga untuk memodifikasi lingkungan dan gaya hidup dalam mengatasi devisite cairan tubuh dengan memanfaatkan sumber – sumber yang ada dalam keluarga.

Rasional : keluarga dapat memanfaatkan sumber– sumber yang ada dalam keluarga.

(3) Beri reinforcement positif atas kemampuan keluarga.

Rasional : merupakan penghargaan dan motivasi untuk keluarga. TUK V : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua kali

pertemuan diharapkan keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

Intervensi :

(1) Jelaskan pada keluarga tentang pentingnya memeriksakan diri ke tempat pelayanan kesehatan.

Rasional : meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pentingnya memeriksakan diri ke tempat pelayanan kesehatan.

(2) Anjurkan pada keluarga untuk memeriksakan diri ke tempat pelayanan kesehatan.

Rasional : meminimalkan terjadinya komplikasi lebih lanjut. (3) Beri reinforcement positif atas kemampuan keluarga.

(29)

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan pemasukan, gangguan malabsorbsi nutrisi

Intervensi :

a. Observasi muntah dan berak tiap 4 jam

b. Berikan makanan secara bertahap dengan menaikan dari diit lunak ke diit biasa

c. Timbang berat badan tiap hari d. Kolaborasi dengan ahli gizi

3. Perubahan integritas kulit, kerusakan berhubungan dengan seringnya defekasi.

Intervensi :

a. Jagalah agar daerah popok bersih dan kering b. Periksa dan ganti popok tiap jam/basah

c. Bersihkan daerah perineal dengan air dan sabun yang tiap BAB d. Bubuhi krim/salep/lotion pada daerah ruam di bokong

4. Defisit pengetahuan tentang Diare pada keluarga An. D berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah Diare.

Tindakan keperawatan menurut Nanda (2005) Asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa keperawatan Defisit pengetahuan.

(30)

TUK 1 : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 30 menit diharapkan keluarga mampu mengenal masalah diare. Intervensi :

(1) Gali pengetahuan keluarga tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit diare.

Rasional : mengetahui pengetahuan keluarga tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit diare.

(2) Lakukan penyuluhan tentang penyakit diare. Rasional : meningkatkan pengetahuan keluarga.

(3) Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.

Rasional : mengetahui pemahaman keluarga tentang materi yang telah disampaikan.

(4) Beri reinforcement positif atas kemampuan keluarga.

Rasional : merupakan penghargaan dan motivasi untuk keluarga. TUK 2 : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua kali

pertemuan diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk pasien diare.

Intervensi :

(1) Gali kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk penyakit diare.

Rasional : untuk memberikan dasar pengetahuan pada keluarga. (2) Beri dukungan atas ketepatan mengambil keputusan penanganan

(31)

Rasional : dengan mengetahui pentingnya pengobatan hingga keluarga mampu mengambil keputusan dengan cepat agar tidak terjadi komplikasi.

(3) Beri alternatif pemecahan masalah.

Rasional : agar keluarga termotvasi untuk memperbaiki keadaan dengan keputusan yang sesuai pilihannya.

(4) Beri reinforcement positif atas kemampuan keluarga.

Rasional : merupakan penghargaan dan motivasi untuk keluarga. TUK 3 : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua kali

pertemuan diharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.

Intervensi :

(1) Gali pengetahuan keluarga tentang macam – macam pengobatan tradisional.

Rasional : untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan keluarga. (2) Jelaskan cara pembuatan obat tradisional untuk diare.

Rasional : untuk menambah pengetahuan keluarga tentang pengobatan alami.

(3) Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.

(32)

TUK 4 : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua kali pertemuan diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan rumah yang menunjang kesehatan.

Intervensi :

(1) Gali pengetahuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan yang tepat untuk anggota keluarga yang sakit

Rasional : meningkatkan pengetahuan keluarga untuk

memodifikasi lingkungan yang tepat untuk anggota keluarga yang sakit

(2) Jelaskan pada keluarga untuk memodifikasi lingkungan dan gaya hidup

Rasional : keluarga dapat memanfaatkan sumber – sumber yang ada dalam keluarga.

(3) Beri reinforcement positif atas kemampuan keluarga.

Rasional : merupakan penghargaan dan motivasi untuk keluarga.

TUK 5 : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua kali pertemuan diharapkan keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

Intervensi :

(33)

Rasional : meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pentingnya memeriksakan diri ke tempat pelayanan kesehatan.

(2) Anjurkan pada keluarga untuk memeriksakan diri ke tempat pelayanan kesehatan.

Rasional : meminimalkan terjadinya komplikasi lebih lanjut. (3) Beri reinforcement positif atas kemampuan keluarga.

Gambar

Tabel 1.Tugas Perkembangan Keluarga Sesuai Tahap Perkembangan
Tabel 2
Gambar 1. 1pathways gastroenteristis akut adopsi dari teori  (Carpenito, 2000; Muttaqin

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan : kerjasama antar tim kesehatan dan pasien atau keluarga sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan keluarga sehingga masalah keperawatan

Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan keperawatan yang tepat dan hal yang perlu dirasakan keluarga, yaitu sejauh mana keluarga mengenal mengenai

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi 1) Jelaskan pada keluarga mengenai nyeri.. 2) Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab nyeri. 3) Evaluasi kembali

dewasa terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah. The Step parent family , keluarga dengan orang tua tiri. Commune family , yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian

Mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan resiko tiggi terhadap masalah kesehatan dari berbagai tahap perkembangan keluarga dengan menggunakan konsep dasar

Dasar ilmiah perawat adalah proses keperawatan yang merupakan serangkaian tindakan yang sistematis dan berkesinambungan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan

sumber yang dikumpulkan menjadi satu sehingga masalah kesehatan klien dapat dianalisis dan diidentifikasi. 3) Untuk memberikan dasar guna penulisan rencana asuhan keperawatan

Hasil studi menunjukkkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada keluarga remaja yang merokok dengan masalah perilaku kesehatan cenderung berisiko yang dilakukan tindakan keperawatan