• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA (1)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP DASAR

keperawatan karena kurikulum di pendidikan belum mengajarkan metode tersebut. Proses keperawatan mulai dikenal di pendidikan keperawatan Indonesia yaitu dalam Katalog Pendidikan Diploma III Keperawatan yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia pada tahun 1984.

Diluar negeri istilah proses keperawatan diperkenalkan pada tahun 1955 oleh Lidya Hall, dan sejak tahun tersebut para pakar keperawatan mendiskripsikan proses keperawatan secara bervariasi. Pada awal perkembangannya, proses keperawatan mempunyai tiga tahap, kemudian empat tahap dan pada saat ini proses keperawatan mempunyai lima tahap. Proses lima tahap pertama diperkenalkan pada tahun 1967 oleh Western Interstate Commision of Higher Education (WICHE) yang meliputi: persepsi, komunikasi, interpretasi, intervensi, dan evaluasi. Pada tahun yang sama para staf pengajar,Yura.H dan Walsh di Catholic University of American mangusulkan metode empat tahap, meliputi: pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi (Craven & Hirnle, 2000). Pada tahun 1973, American Nurse’s Association (ANA) menerbitkan standars of Nursing Practice dan juga National Council of State Boards of Nursing ( 1982 ) yang terdiri dari lima tahap, meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Kozier et al., 1995).

Proses keperawatan terus berkembang dan kemudian istilah Nursing Diagnosis mulai diperkenalkan dalam literatur-literatur keperawatan. Pada tahun 1973, Gebbie dan Levin dari St.Louis University School of Nursing membantu dalam menyelenggarakan konferensi pertama tentang klasifikasi diagnosa keperawatan di Amerika.

Pada tahun 1982, terbentuk North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) yang setiap dua tahun mengadakan konferensi tentang klasifikasi diagnosa keperawatan (Potter & Perry, 1997).

(2)

perawat, karena pada dasarnya hal ini tidak terlepas dari sumber daya keperawatan pendekatan pemecahan masalah untuk menemukan kebutuhan keperawatan pasien dalam pelayanan kesehatan. Meliputi pengkajian (pengumpulan data), diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi, serta menggunakan modifikasi mekanisme umpan balik untuk meningkatkan upaya pemecahan masalah.

Proses merupakan serangkaian kegiatan yang direncanakan atau serangkaian operasional untuk mencapai hasil yang diharapkan. Proses keperawatan adalah metode yang sistematik dan rasional dalam merencanakan dan memberikan pelayanan keperawatan kepada individu. Tujuannya untuk mengidentifikasi status kesehatan klien, kebutuhan atau masalah kesehatan aktual atau risiko, membuat perencanaan sesuai dengan kebutuhan yang telah diidentifikasi dan melaksanakan intervensi keperawatan spesifik sesuai dengan kebutuhan (Kozier et al. 1995). Sedangkan Clark (1992), mendefinisikan proses keperawatan sebagai suatu metode/ proses berpikir yang terorganisir untuk membuat suatu keputusan klinis dan pemecahan masalah.

Demikian juga dengan Yura dan Walsh (1988), menyatakan bahwa proses keperawatan adalah tindakan yang berurutan, dilakukan secara sistematik untuk menentukan masalah klien, membuat perencanaan untuk mengatasinya, melaksanakan rencana tersebut atau menugaskan orang lain untuk melaksanakannya dan mengevaluasi keberhasilan secara efektif terhadap masalah

yang diatasi.

3.Untuk memperoleh suatu metoda yang baku, sistematis, rasional, serta ilmiah

dalam memberikan asuhan keperawatan.

4.Untuk memperoleh suatu metoda dalam memberikan asuhan keperawatan yang dapat digunakan dalam segala situasi sepanjang siklus kehidupan. 5.Untuk memperoleh hasil asuhan keperawatan yang bermutu.

Kemampuan Perawat dan Proses Keperawatan

(3)

1.Kecakapan intelektual, yang memungkinkan perawat mampu untuk membuat keputusan dan berpikir kritis dalam memecahkan masalah klien 2.Kecakapan dalam perilaku dan hubungan antar manusia, memudahkan perawat dalam menciptakan hubungan baik dengan klien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lainnya. Disini sangat dituntut pada kemampuan berkomunikasi secara

terapeutik dan berperilaku.

3.Kecakapan dalam kemampuan teknis keperawatan, merupakan kunci keberhasilan dalam memberikan asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan tindakan dan prosedur keperawatan secara menyeluruh meliputi kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual klien serta mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.

Manfaat Proses Keperawatan

Penerapan proses keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan klien akan

memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut:

1.Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

Dengan tersedianya pola pikir yang logis, ilmiah, sistematis, dan terorganisir dalam memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif kepada klien tentunya akan mempercepat proses penyembuhan, terhindar dari kelalaian dan malpraktek,

Dengan tersedianya pola pikir yang logis, ilmiah, sistematis, dan terorganisir dalam memberikan asuhan keperawatan tentunya klien akan menerima suatu pelayanan keperawatan yang bermutu. Pelayanan keperawatan yang bermutu dapat meningkatkan citra profesi keperawatan.

4.Meningkatkan peran dan fungsi keperawatan dalam pengelolaan asuhan keperawatan.

Dengan melaksanakan tahap-tahap dalam proses keperawatan berarti melaksanakan fungsi-fungsi pengelolaan yang dimulai dari pengkajian masalah, merencanakan asuhan keperawatan, pengorganisasian kegiatan keperawatan, menggerakkan tenaga keperawatan, menilai serta mengontrol asuhan keperawatan yang diberikan dalam mencapai tujuan pelayanan keperawatan yang telah ditetapkan.

5.Pengakuan otonomi keperawatan.

(4)

jawab dan tanggung gugat berdasarkan kode etik profesi dan standar praktek keperawatan.

6.Peningkatan rasa solidaritas.

Kesamaan metode yang dipergunakan oleh tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien akan memperkuat rasa kebersamaan dan identitas dari profesi keperawatan.

7.Meningkatkan kepuasan kerja tenaga keperawatan.

Asuhan keperawatan yang bermutu dapat meningkatkan kepuasan konsumen, terhindar dari kelalaian dan malpraktek yang dengan sendirinya akan berpengaruh kepada kepuasan kerja perawat secara keseluruhan.

8.Untuk pengembangan ilmu keperawatan.

Penerapan proses keperawatan dapat mendukung dan memberi sumbangan dalam pengembangan “body of knowledge” dengan penelitian-penelitian keperawatan, sehingga dapat dikembangkan metode-metode yang baku dalam memberikan asuhan keperawatan.

Karakteristik Proses Keperawatan

Kozier et al. (1995) menyebutkan bahwa proses keperawatan mempunyai sembilan

karakteristik, antara lain:

1) Merupakan sistem yang terbuka dan fleksibel untuk memenuhi kebutuhan yang unik dari klien, keluarga, kelompok dan komunitas. 2) Bersifat siklik dan dinamis, karena semua tahap-tahap saling berhubungan dan berkesinambungan. memikirkan jalan keluar menyelesaikan masalah keperawatan. 8) Menekankan pada umpan balik, dengan melakukan pengkajian ulang dari

masalah atau merevisi rencana keperawatan.

9) Dapat diterapkan secara luas. Proses keperawatan menggunakan kerangka kerja untuk semua jenis pelayanan kesehatan, klien dan kelompok.

Demikian juga dengan Craven dan Hirnle (2000), menurutnya proses keperawatan sebagai pedoman untuk praktek keperawatan profesional, mempunyai karakteristik: 1) Merupakan kerangka kerja dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada

individu, keluarga dan masyarakat.

2) Teratur dan sistematis.

3)Saling tergantung.

(5)

6)Tepat untuk diterapkan sepanjang jangka waktu kehidupan. 7) Dapat dipergunakan dalam semua keadaan.

Sedangkan Taylor (1993) menyatakan bahwa proses keperawatan bersifat sistematis, dinamis, interpersonal, berorientasi kepada tujuan dan dapat dipakaii pada situasi apapun.

Referensi

Dokumen terkait

Muncul kegiatan yang berorientasi pada upaya pembinaan calon-calon ulama atau kaderisasi ulama sebagai warasatul anbiya (pemaris para nabi). Di lingkungan pondok

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PAI pada siswa kelas VI SDN 1 Kalitengah melalui pendekatan kontekstual

bahwa mengelola uang itu suatu yang penting dan juga bisa menabung dari usia dini.

Pendidikan anak merupakan kewajiban bagi orang tua dan merupakan hak dari setiap anak. Banyak dari orang tua yang tidak mengerti bagaimana cara mendidik anak. Melihat

Data yang penulis gunakan untuk mengukur PDRB yakni berasal dari beberapa sektor. sesuai dengan perhitungan PDRB berdasarkan

DAFTAR NILAI HIDROLOGI TEKNIK TERAPAN (KELAS B).

The history of bookkeepers presented in this paper is intended to give a space to the many workers in the accounting industry who have to date been rendered practically invisible by

Didasarkan pada saluran pemasaran yang dilalui, jumlah anggur yang dipasarkan, jumlah lembaga pemasaran yang turut berperan aktif dalam pemasaran, jarak petani ke konsumen,