• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Komunitas Makrozoobenthos sebagai lndikator Biologi Kualitas Lingkungan Perairan Sungai Cihideung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Struktur Komunitas Makrozoobenthos sebagai lndikator Biologi Kualitas Lingkungan Perairan Sungai Cihideung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS SEBAGAI

INDIKATOR BIOLOGI KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN

SUNGAI CIHIDEUNG, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

Oleh

RlNI HADIATI

(302495015

SKRIPSI

1(

-

\

PROGRAM STUDS MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

1

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS SEBAGAI

I

INDIKATOR BIOLOGI KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN

SUNGAI CIHIDEUNG, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

Oleh

RINI HADIATI

C02495015

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan

PROGRAM

STUDI

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PElUKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

Puji Syukur N m y a Untuk

Alloh

...

Rabb SeIunrh

Alam

...

Atas Rahmat dan Izin Nya

...

Tunai Sudah Satu Amanah

....

S e m o p Tidak Sia- Sia

....

ng-

orang

terkasih:

Mama,

Apa (Alm

)

dan

De

Emma

(4)

Rini Hadiati. C02495015. Struktur Kornunitas Makrozoobenthos sebagai lndikator Biologi Kualitas Lingkungan Perairan Sungai Cihideung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. ( Dibawah Birnbingan Sugiarti Suwignyo dan Hendarti

Penelitian ini dilakukan di Sungai Cihideung Kabupaten Bogor dengan hulu di

Gunung Salak dan hilir di Sungai Cisadane. Pemanfaatan sungai oleh masyarakat

untuk berbagai keperluan termasuk sebagai tempat pembuangan limbah, tanpa

adanya pengawasan berpotensi menurunkan kualitas lingkungan perairan sungai.

Hal ini mernpengaruhi organisma yang hidup di dalamnya. Makrozoobenthos yang

hidup menetap dan mobilitasnya lambat secara langsung dipengaruhi oleh bahan-

bahan yang masuk ke lingkungan perairan tersebut. Sehingga perubahan struktur

kornunitas makrozoobenthos cocok digunakan sebagai indikator biologi perubahan

kualitas lingkungan perairan. Selain itu, faktor lingkungan yang mempengaruhi

kehidupan makrozoobenthos yaitu kualitas air dan substrat juga diperlukan sebagai

data penunjang .

Penelitian dilakukan dari tanggal 14 - 29 September 1999 dengan tiga kali pengamatan parameter biologi dan dua kali pengamatan parameter fisika-kimia,

kecuali parameter suhu, kedalaman dan kecepatan arus dilakukan tiga kali.

Pengamatan dilakukan di lirna stasiun. Stasiun 1 di hulu sungai, Stasiun 2 di tempat

yang mulai banyak pemukiman, Stasiun 3 di bawah jembatan sebelum pengolahan

air IPB, Stasiun 4 setelah pengolahan air IPB dan Stasiun 5 di hilir sungai sebelum

masuk Sungai Cisadane.

Makrozoobenthos diambil dengan menggunakan Surber untuk perairan yang

dangkal dengan substrat batu kerikil berpasir, serta Petersen grab untuk perairan yang relatif dalam dengan substrat lumpur atau serasah. Parameter fisika-kimia

yang diamati meliputi suhu, kekeruhan, TSS, kecepatan arus, pH. DO, BOD dan

substrat.

-

Analisa struktur komunitas makrozoobenthos meliputi komposisi jenis dan

kelimpahan, indeks keanekaragaman, keseragaman, dominansi, pola sebaran jenis,

dan indeks saprobitas serta indeks Canberra untuk rnelihat pangelompokan stasiun

(5)

Hasil pengukuran parameter fisika- kimia menunjukan kondisi perairan masih

mendukung kehidupan makrozoobenthos. Meskipun dernikian, ada kecenderungan

penurunan kualitas lingkungan perairan di daerah hilir sungai. Stasiun 1 di hulu

sungai dalam kondisi paling baik dengan kisaran suhu 23.0

-

24.0 OC, kekeruhan 4.5- 7.5 NTU, kecepatan arus 0.08- 0.79 rnldet, BOD5 2.86 - 3.27 mgll dan substrat kerikil batu berpasir. Kondisi perairan Stasiun 5 di hilir sungai menurun dengan suhu

28.0 OC, kekeruhan 14.0

-

26.0 NTU, kecepatan arus 0.04

-

0.09 mldet, BOD5 4.69

-

5.72 mg/l dan substrat pasir berbatu berlumpur dengan banyak serasah. Penurunan kualitas lingkungan perairan ini berpengaruh terhadap perubahan

struktur komunitas makrozoobenthos dari hulu ke hilir sungai. Dari hasil

pengelompokan stasiun pengamatan yang menggambarkan kemiripan kondisi

lingkungan perairan, pada taraf kesamaan 85 %, stasiun pengamatan terbagi

menjadi 3 kelompok. Pertama Stasiun 3 dan 5 dengan taraf kesamaan 94.9%

kedua Stasiun 2 dan 4 dengan taraf kesamaan 89.8 % dan ketiga Stasiun 1. Hal

tersebut sesuai dengan komposisi jenis penyusun komunitas makrozoobenthos.

Makrozoobenthos yang ditemukan selama pangamatan sebanyak 33 spesies

dan dapat digolongkan dalarn 5 filum dan 7 kelas. Kelimpahan makrozoobenthos

dan komposisi jenis penyusun komunitas makrozoobenthos di tiap stasiun

pengamatan b e ~ a r i a s i . Larva serangga air dari jenis Ephemeroptera, Trichoptera

dan Coleoptera yang biasanya merupakan organisma intoleran dan fakultatif

melimpah di Stasiun 1 dan semakin berkurang serta hampir rnenghilang di stasiun

lainnya di hilir sungai. Sebaliknya, kelompok organisma toleran dari ordo

Rhynchobdellida, Haplotaxida dan Arhynchobdellida semakin rneningkat jumlahnya

pada daerah hilir sungai, terutama di Stasiur~ 3 yang terletak di bawah jembatan. Nilai indeks penyebaran Morissita (Id) berkisar antara 1.14 - 5.00, berarti pola sebaran jenis makrozoobenthos mengelompok. Hal ini menunjukkan mulai adanya

tekanan terhadap lingkungan, sehingga kelompok organisma tertentu hidup bergerombol pada daerah yang dianggap cocok untuk kehidupannya. Kelornpok

jenis Epherneroptera, Trichoptera dan Coleoptera yang merupakan jenis intoleran

dan fakultatif melimpah di hulu sungai yang kondisinya lebih baik dibandingkan di

hilir sungai dimana jenis toleran lebih banyak.

Nilai indeks keanekaragaman (Ha), keseragaman (E) dan dominansi ( C ) di

(6)

adalah 3.780, 0.861 dan 0.088. Di Stasiun 2 sebesar 3.622, 0.801 dan 0.118. Di

Stasiun 3 sebesar 3.012. 0.771 dan 0.174. Di Stasiun 4 sebesar 3.730, 0.863 dan

0.096. Dl Stasiun 5 sebesar 3.001, 0.734 dan 0.195. Stasiun 1, 2 dan 4 yang

mempunyai nilai H' antara 3.32 dan 9.97 dikatakan rnerniliki keanekaragarnan,

penyebaran individu tiap spesies dan kestabilan komunitas rnakrozoobenthos

sedang. Stasiun 3 dan 5 yang mempunyai nilai H' kurang dari 3.32 menunjukkan

kondisi kestabilan komunitas, keanekaragaman dan penyebaran individu tiap

spesies rendah. Meskipun demikian, nilai E yang rnendekati 1 di Stasiun 3 dan 5

menunjukkan penyebaran individu tiap spesies hampir sama dan nilai C yang

mendekati no1 rnenunjukkan tidak ada spesies yang mendominasi walaupun lebih

rendah dari Stasiun 1, 2 dan 4.

Nilai indeks saprobitas di setiap stasiun pengamatan beriurut-turut adalah :

Stasiun 1 sebesar 1.658, Stasiun 2 sebesar 1.900, Stasiun 3 sebesar 2.930, Stasiun

4 sebesar 1.975 dan Stasiun 5 sebesar 2.757. Nilai indeks saprobitas yang

meningkat pada daerah hilir mengindikasikan adanya penurunan kualitas lingkungan

perairan dari daerah hulu ke hilir sungai. Stasiun 1, 2 dan 4 tergolong dalarn kondisi

tercemar ringan dengan tingkat pencernaran teringan pada Stasiun 1. Stasiun 3 dan

5 tergolong tercemar sedang dengan tingkat pencernaran yang lebih tinggi pada

Stasiun 3. Jadi Stasiun 4 yang rnendapat limbah dari penjernihan air IPB kondisinya

lebih bagus daripada Stasiun 3 yang terletak di bawah jembatan jalan raya darrnaga.

Kondisi penurunan kualitas lingkungan perairan sungai tersebut digambarkan

oleh perbedaan kornposisi .rnakrozoobenthos antar stasiun. Kelornpok jenis

Plecoptera yang rnerupakan organisma intoleran hanya ditemukan di Stasiun 1

dengan kelimpahan 8 indlm2. Jenis Ephenieroptera dan Trichoptera yang biasanya

merupakan organisma intoleran dan fakultatif banyak ditemui di Stasiun 1 yaitu

sebesar 215 indlrn2 dan 43 indlrnz serta rnasih cukup banyak di Stasiun 2 dan 4.

Kelompok jenis intoleran dan fakultatif berkurang dan harnpir rnenghilang di Stasiun

3 dan 5. Hal ini diikuti oleh rneningkatnya jurnlah organisma toleran berupa cacing

Oligochaeta dan lintah dari ordo Haplotaxida, Rhynchobdellida dan

Arhynchobdellida. Kelimpahan jenis Haplotaxida di Stasiun 3 sebesar 94 ind/rn2 dan

(7)

Judul : Struktur Komunitas Makrozoobenthos Sebagai lndikator

Biologi Kualitas Lingkungan Perairan Sungai Cihideung,

Kabupaten Bogor. Jawa Barat.

Nama Mahasiswa : Rini Hadiati

NRP : C02495015

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Disetujui,

I. Komisi Pembimbing

i

-Ir. Su iarti Suwiqnvo Ketua

Ir. Hi. Hendarti Muluk Anggota

II. Fakultas Perikanan dan llrnu kelautan

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, puji syukur hanya milik Allah SWT yang telah

memberikan kekuatan, sehingga penulis berhasil rnenyelesaikan skripsi yang berjudul "Struktur Komunitas Makrozoobenthos Sebagai lndikator Biologi Kualitas

Lingkungan Perairan Sungai Cihideung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat".

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk rnernperoleh gelar sarjana pada

Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan lnstitut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terirna kasih kepada sernua pihak

yang telah mernbantu dalarn pelaksanaan penelitian maupun penyusunan dan penyernpurnaan skripsi ini, khususnya kepada :

1. Mama dan Apa ( A h ) tercinta atas segala yang telah diberikannya dalam

mernbesarkan dan rnendidik penulis, serta Ade tersayang atas dukungan dan kasih sayangnya.

2. Ibu Ir. Sugiarti Suwignyo dan lbu lr. Hj. Hendarti Muluk selaku dosen pembimbing I dan II atas bimbingan dan masukannya dalam penyusunan dan penyempurnaan

skripsi ini.

3. Bapak Ir. Sigid Haryadi. M.Sc. dan Bapak Ir. lsdradjad Setyobudiandi, M.Sc. selaku dosen penguji wakil program studi dan dosen penguji tamu atas saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

4. Mbak Nur, Mbak Pink, Mbak Yuni dan Mbak Elsa atas semangat dan nasehatnya.

5.

Fadli, Hendri, Nunung, Titin, Meri dan Eris atas bantuannya selama di lapang,

serta lin

,

Nupus, Inunk, Ledy dan Teh Yuli atas segala bantuannya

.

6. Bapak- bapak di Dinas Pengairan Bogor dan kantor Kemmatan Dramaga atas

bantuan inforrnasi tentang Sungai Cihideung.

7. Ibu dan Bapak staff laboratorium Limnologi dan dan Biomikro Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan IPB atas bantuan saat identifikasi dan analisa sampel.

8.

Ina, Heni, Iva, Elis, Sri, Nanik, Heka dan saudaraku semua di An- Naml.

9. Amiq-Com Crew atas rentalnya.

10. Teman- teman MSP 32

Akhir kata, semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya.

Bogor, Juli 2000

(9)

DAFTAR

IS1

Halarnan

DAFTAR TABEL

...

iv

DAFTAR GAMBAR

...

v

DAFTAR LAMPIRAN

...

vi I

.

PENDAHULUAN

1

.

1

Latar Belakang

...

1

1.2

Tujuan

...

2

II

.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Konsep Kornunitas

...

3

...

2.2 lndikator Biologi

3

...

2.3

Makrozoobenthos

4

2.4

Faktor Lingkungan

...

8

.

2.4.1

Parameter Fisika Perairan

...

8

2.4.2

Parameter Kimia Perairan

...

11

.

Ill . METODOLOGI

...

3.1

Waktu dan Lokasi

14

3.2

Alat dan Bahan

...

14

3.3

Keadaan Urnurn Setiap Lokasi Penelitian

...

16

3.4

Metode Pengambilan Contoh

...

17

...

3.4.1

Makrozoobenthos

17

3.4.2

Parameter Fisika dan Kirnia

...

18

3.5

Analisa Data

...

19

...

3.5.1

Kelirnpahan Makrozoobenthos

19

3.5.2

lndeks Keanekaragarnan, Keseragaman dan Dominansi

...

19

...

3.5.3

lndeks Saprobitas

. .

20

3.5.4

Pola Sebaran ]ens

...

21

...

3.5.5

Pengelornpokan Habitat

22

IV

. HASlL DAN PEMBAHASAN

...

4.1

Parameter Fisika dan Kimia Perairan

23

...

4.1.1

Suhu

23

...

4.1.2

Kekeruhan

24

...

4.1.3

Padatan Tersuspensi Total

24

...

4.j.4

Kecepatan Arus

25

...

4.1.5

Substrat Dasar

25

4.1.6

pH

...

26

...

4.1.7

Oksigen Terlarut (DO)

26

.

.

4.1.8

Kebutuhan Oksigen Biokirnia (BOD)

...

26

...

4.2

Pengelornpokan Habitat

28

...

4.3

Parameter Biologi

29

...

4.3.1

Klasifikasi Makrozoobenthos

...

4.3.2

Kornposisi dan Kelirnpahan Makrozwbenthos

9

...

r

4.3.3

Pola Sebaran Jenis

3

...

4.3.4

Keanekaragaman, Keseragaman dan Dorninansi

55

...

(10)

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

...

59

OAFTAR PUSTAKA ... ... 61

(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)

Referensi

Dokumen terkait

KAMUS KHUSUSNYA JAMUR MERANG MASIH SANGAT POTENSIAL UNTUK DIKEMBANGKAN // SELAIN DARI KEUNTUNGAN YANG BERLIPAT. GANDA / KINI MASYARAKAT MULAI MENYUKAI MASAKAN JAMUR DAN

Jika tegangan listrik yang terpasang 220 volt dan dialiri arus 1,2 A maka alat tersebut menghasilkan energi kalor sebesar..a. Perhatikan pernyataan berikut

Organ yang berfungsi menghasilkan HCI untuk membunuh kuman yang terkandung dalam makanan, ditunjukkan oleh nomor.... Agar zat gizinya dapat diserap tubuh, proses pencernaan

Organizations use information systems to support all the various needs within the business to.. carry

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Urusan Pemerintahan Bidang

yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kontrol negatif menggunakan parasetamol 2,5 g/kgBB, dan 3 kelompok perlakuan menggunakan ekstrak kurma dengan tingkatan dosis

(2) Hambatan-hambatan apa yang ditemukan penyidik dalam pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku tindak pidana uang palsu di wilayah hukum Polresta Surakarta dan

Berbagai dosis MVAdalam penelitian menunjukkan hasil yang semakin meningkat pada parameter pertambahan tinggi bibit, jumlah daun danberat segar bibit; serta derajat