A. Landasan Teori 1. Kanker Payudara
a. Definisi kanker payudara
Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara. Kanker payudara (Breast Cancer / Carcinoma Mammae) adalah salah satu penyakit kanker yang menyebabkan kematian nomor lima (5) setelah kanker paru, kanker rahim, kanker hati dan kanker usus (Fanani, 2009).
Kanker payudara disebut juga dengan carcinoma mammae
adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara.
Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar jaringan susu maupun pada
jaringan ikat payudara. Kanker ini memang tidak tumbuh dengan
cepat tapi sangat berbahaya (Suryaningsih, 2009).
b. Etiologi kanker payudara menurut (Rasjidi, 2010; Suryaningsih,2010 & Fanani, 2009).
Kanker payudara sampai saat ini belum diketahui penyebabnya secara pasti, namun beberapa faktor kemungkinannya adalah :
1) Usia Menarche dan siklus menstruasi
Menarche dini pada usia relative muda (kurang dari 12 tahun) berhubungan dengan peningkatan resiko kanker payudara. Siklus menstruasi yang kurang dari 26 hari pada usia 18-22 tahun diprediksi mengurangi resiko kanker payudara dan menopause yang terlambat atau mati haid pada usia lebih dari 50 tahun dapat meningkatkan resiko kanker payudara 3%.
2) Genetik
Wanita yang memiliki riwayat keluarga penyakit kanker payudara, memiliki memiliki resiko kanker payudara 2 kali lipat dibandingkan wanita dengan keluarga yang tidak memiliki riwayat penyakit kanker payudara.
3) Obesitas
Obesitas berhubungan dengan penurunan resiko kanker pada pramenopause dan peningkatan resiko kanker payudara selama masa pascamenopause.
4) Pemakaian obat-obatan
5) Intake Alkohol
Alkohol dapat meyebabkan hiperinsulinemia yang akan merangsang factor pertumbuhan pada jaringan payudara.Hal ini akan merangsang pertumbuhan yang tergantung pada estrogen pada lesi prakanker dan akan memasuki fase dorman, dimana pada fase ini dapat diaktifasi oleh adanya factor pemicu seperti alcohol. 6) Faktor lain yang diduga sebagai penyebab payudara adalah tidak
menikah, menikah tapi tidak punya anak, melahirkan anak pertama sesudah 35 tahun, tidak pernah menyusui anak.
c. Gejala kanker payudara
Gejala kanker payudara terdiri dari 3 fase menurut Gale (2000)
diantaranya yaitu:
1) Fase awal kanker payudara asimtomatik (tanpa tanda dan gejala).
Tanda dan gejala yang paling umum adalah benjolan dan
penebalan pada payudara. Kebanyakan kira-kira 90% ditemukan
oleh penderita sendiri. Kanker payudara pada stadium dini
biasanya tidak menimbulkan keluhan.
2) Fase lanjut :
a) Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya
b) Luka pada payudara sudah lama dan tidak sembuh walau sudah
diobati.
c) Eksim pada putting susu dan sekitarnya sudah lama tidak
sembuh walau diobati.
atau keluar air susu pada wanita yang sedang hamil atau tidak
menyusui.
e) Putting susu tertarik kedalam.
f) Kulit payudara mengeriut seperti kulit jeruk (peud d’orange).
3) Metastase luas, berupa :
a) Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal.
b) Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa eflusi pleura.
c) Peningkatan alkali fosfatase atau nyeri tulang berkaitan dengan
penyebaran ke tulang.
d) Fungsi hati abnormal. d. Stadium kanker payudara
Stadium kanker payudara didasarkan pada letaknya,
penyebarannya dan sejauh mana pengaruhnya terhadap organ tubuh
lain. Ini merupakan salah satu cara dokter untuk menentukan
pengobatan apa yang cocok untuk para pasien. Para penderita kanker
payudara ada stadium dini dan stadium lanjut. Stadium dini adalah
stadium dari mana sebelum adanya kanker hingga stadium dua.
Sedangkan stadium lanjut sudah berada dalam stadium tiga dan empat.
Berikut ini penjelasan mengenai tingkatan stadium menurut
Suryaningsih (2009) :
Stadium 1 : Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan
jaringan dibawahnya. Besar tumor 1-2 cm. KGB
(Kelenjar Getah Bening) regional belum teraba.
Stadium II : Sama dengan stadium 1, besar tumor 2-5 cm, sudah
ada KGB aksila (+), tetapi masih bebas dengan
diameter kurang 2 cm.
Stadium 3 dibagi dalam:
Stadium III A : Tumor berukuran 5-10 cm,tetapi masih bebas dari
jaringan sekitarnya, KGB aksila masih bebas satu
sama lain.
Stadium III B : Tumor meluas dalam jaringan payudara ukuran 5-10
cm, fiksasi pada kulit/dinding dada, kulit merah dan
ada edema (lebih dari 1/3 permukaan kulit
payudara), ulserasi,nodul satelit, KGB aksila melekat
satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan
diameter 2-5 cm dan belum ada metastasis jauh.
Stadium IV : Tumor seperti pada yang lain (stadium I, II dan III)
tetapi sudah disertai dengan kelenjar getah bening
aksila supra-lelavikula dan metastasis jauh lainnya.
e. Pencegahan kanker payudara
1) Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial yaitu upaya pencegahan yang ditunjukan kepada orang sehat yang belum memiliki faktor resiko. Upaya ini dimaksudkan dengan menciptakan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan kanker payudara tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor resiko lainnya. Pencegahan primordial dilakukan melalui promosi kesehatan yang ditujukan kepada orang sehat melalui upaya pola hidup sehat.
2) Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang sehat yang sudah memiliki faktor resiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan primer dilakukan melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Konsep dasar dari pencegahan primer adalah menurunkan insiden kanker payudara yang dapat dilakukan dengan (Lucia, 2009):
b) Sedapat mungkin hindari bahan pangan atau pengawet yang dalam jangka panjang dapat menjadi pemicu kanker.
c) Pilih makanan atau minuman yang berwarna putih alami (tidak menggunakan bahan pewarna). Gunakan pewarna dari bahan makanan misalnya warna coklatnya dari bubuk coklat, merahnya strobery, kuningnya kunyit dan hijaunya daun suji. Jangan menambahkan saus, kecap, garam, dan bumbu-bumbu secara berlebihan. Perbanyak makan buah dan sayur.
d) Teknik pengolahan makanaan juga mempengaruhi mutu makanaan. Pilih makanaan dengan metode makanan dikukus, direbus, ditumis dengan sedikit minyak.
e) Perbanyak minum air putih, mineral 8 gelas sehari, hindari minuman beralkohol, bersoda dan minuman dengan kandungan gula dan kafein tinggi. Jus buah dan sayuran baik dan menjaga dan memelihara kesehatan tubuh.
Hampir setiap kanker payudara ditemukan pertama kali oleh penderita sendiri dari pada oleh dokter. Karena itu, wanita harus mewaspadai setiap perubahan yang terjadi pada payudara. Untuk mengetahui perubahan-perubahan tersebut dilakukan pemeriksaan sederhana yang disebut pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) (Suryaningsih, 2009).
3) Pencegahan Sekunder
penderita dan mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kanker payudara melalui diagnose dan deteksi dini dan pemberian pengobatan (Otto, 2005).
a) Diagnosa Kanker Payudara
Diagnosa kanker payudara bisa dilakukan dengan beberapa pemeriksaan yaitu :
(1) Anamnesa
(a) Anamnesa terhadap keluhan di payudara atau ketiak apakah ada benjolan, rasa sakit, edema lengan atau kelainaan kulit.
(b) Anamnesa terhadap keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasis sepeti nyeri tulang vertebrata, sesak, batuk dan lain-lain.
(c) Anamnesa terhadap faktor-faktor resiko (usia, riwayat keluarga, riwayat kanker individu dan konsumsi lemak). (2) Pemeriksaaan Fisik
pada lokasi metastasis jauh. (3) Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus
Pemeriksaan ini dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologi di curigai ganas. Biopsi jarum halus dilakukan dengan menusuk tumor dengan jarum halus dan disedot dengan spuit 10 cc sampai jaringan tumor lepas dan masuk ke dalam jarum. Kemudian jaringan tumor diperiksa dilaboratorium oleh ahli Patologi Anatomi untuk mengetahui apakah jaringan tersebut ganas (maligna) atau jinak (benigna).
(4) Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan radiologik dilakukan dengan menggunakan Mammografi dan USG (Ultrasonografi) payudara. Mammografi merupakan tindakan pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar X berintensitas rendah. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk melihat ada tidaknya benjolan pada payudara. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk perempuan dengan keluhan perihal payudara, baik setelah ditemukan maupun sebelum ditemukan adanya benjolan dan sebagai check up kanker payudara.
(a) Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup dilakukan 1 kali mammografi dasar (Baseline mammogram).
(b) Untuk perempuan berumur 40-50 tahun, mammografi dilakukan 1 atau 2 tahun sekali.
(c) Untuk perempuan berumur diatas 50 tahun, mamografi dilakuakn setahun sekali.
USG sangat bermanfaat jika digunakan bersamaan dengan mommografi untuk tujuan diagnosis untuk membantu membedakan kista berisi cairan atau solid. Untuk menentukan stadium dapat menggunakan foto thoraks, USG abdomen, Bone Scanning (Scan tulang) dan CT Scan.
4) Pencegahan Tersier
lainnya. Rehabilitasi jiwa dan sosial diberikan melalui dukungan moral dari orang-orang terdekat dan konseling dari petugas kesehatan maupun tokoh agama (Gale, 2000).
f. Penatalaksanaan kanker payudara
Ada beberapa penatalaksanaan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinis penyakit, yaitu : 1) Medis
(1) Pembedahan (Operasi)
Pembedahan adalah salah satu terapi yang bersifat kuratif dan paliatif. Kuratif adalah tindakan yang langsung menghilangkan penyebabnya sehingga manifestasi klinik yang di timbulkan dapat di hilangkan. Sedangkan paliatif paliatif adalah tindakan yang berarti memperbaiki keadaan penderita. Jenis-jenis operasi yang dilakukan untuk mengobati kanker payudara ada 2 yaitu :
(2) Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi yaitu :
(1) Modified Radiycal Mastectomy yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak. (2) Total (Simple) Mastectomy yaitu operasi pengangkatan
seluruh payudara saja, tanpa kelenjar di ketiak.
dari payudara. Biasanya disebut Lumpectomy yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Biasanya Lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya dipinggir payudara.
(3) Pengobatan Kelenjar Getah Bening (KGB) ketiak. Pengangkatan KGB ketiak dilakukan terhadap penderita kanker payudara yang menyebar tetapi besar tumornya lebih dari 2,5 cm.
(4) Terapi penyinaran (radioterapi)
Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Efek pengobatan ini adalah tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit disekitar payudara menjadi hitam serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
(5) Kemoterapi
(6) Terapi Hormon
Pemberian hormone dilakukan apabila penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh. Terapi hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemoterapi.
2) Non Medis
a) Pra operatif dengan menggunakan: (1) latihan pernafasan
(2) latihan batuk efektif b) Pasca operatif
(1) Pada hari 1-2
(a) Latihan lingkup gerak sendi untuk siku pergelangan tangan dan jari lengan daerah yang dioperasi.
(b) Untuk sisi sehat latihan lingkup gerak sendi lengan secara penuh.
(c) Untuk lengan atas bagian operasi latihan esometrik. (d) Latihan relaksasi otot leher dan toraks.
(e) Aktif mobilisasi. (2) Pada hari 3-5
(a) Latihan lingkup gerak sendi untuk bahu sisi operasi (bertahap).
(b) Latihan relaksasi.
(3) Pada hari 6 dan seterusnya (a) Bebas gerakan.
(b) Edukasi untuk mempertahankan lingkup gerak sendi dan usaha untuk mencegah/menghilangkan timbulnya lymphedema.
2. Kualitas Hidup a. Definisi
Cella, (1992) dalam (Kinghron & Gamlin, 2004) menyebutkan bahwa kualitas hidup seseorang tidak dapat didefinisikan dengan pasti, hanya orang tersebut yang dapat mendefinisikannya, karena kualitas hidup merupakan suatu yang bersifat subyektif.
Kualitas hidup adalah persepsi hidup terhadap posisinya dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu tersebut hidup, dan hubungan terhadap tujuan, harapan, standar dan keinginan. Hal ini merupakan suatu konsep, yang dipadukan dengan berbagai cara seseorang untuk mendapat kesehatan fisik, keadaan psikologis, tingkat independent, hubungan sosial, dan hubungan dengan lingkungan sekitarnya (Murphy et al, 2000).
holistik meliputi aspek biologis/ fisik, psikologis, sosial dan lingkungan. Sedangkan Polinsky (2000) mengatakan bahwa untuk mengetahui bagaimana kualitas hidup seseorang maka dapat diukur dengan mempertimbangkan status fisik, psikologis, sosial dan kondisi penyakit.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup
Kualitas hidup yang optimal merupakan hal yang sangat penting diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif terhadap pasien. Menurut Molzhan (2006) dalam Young (2009), hal utama yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien antara lain: terapi yang dijalani, dukungan sosial, gejala serta permasalahan yang terdapat selama terapi.
c. Model Konsep Kualitas Hidup
Beberapa hal perlu diperhatikan saat akan menilai kualitas hidup. Kualitas hidup sangat berhubungan dengan aspek/domain yang dinilai meliputi; fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Model konsep kualitas hidup dari WHO (The World Health Organization Quality of life/WHOQoL) mulai berkembang sejak tahun 1991. instrumen ini terdiri dari 26 item pertanyaan yang terdiri dari 4 domain, yaitu;
1) Domain kesehatan fisik yang terdiri dari; rasa nyeri, energi, istirahat, tidur, mobilisasi, aktivitas, pengobatan dan pekerjaan; 2) Domain psikologi yang terdiri dari; perasaan positif dan negatif,
cara berfikir, harga diri, body image, srpiritual;
3) Domain hubungan sosial terdiri dari: hubungan individu, dukungan sosial, aktivitas seksual;
4) Domain lingkungan meliputi: keamanan fisik, lingkungan rumah, sumber keuangan, fasilitas kesehatan, mudahnya mendapat informasi, kesehatan, rekreasi, transportasi.
Dalam mengukur kualitas hidup dapat juga dengan melalui skoring sistem berupa Short Form -36, terdiri dari 36 pertanyaan yang berisi 8 item yang diukur, yaitu:
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan fisik hidup, misalnya memenuhi ADL, berjalan, berpindah,.
2) Peran-fisik adalah derajat dalam hal keterbatasan kesehatan yang mengganggu kerja atau aktivitas keseharian, terdiri 4 item pertanyaan mengevaluasi kemampuan fisik dalam melakukan aktivitas yang terbatas,
3) Nyeri tubuh adalah intensitas nyeri dan pengaruh nyeri terhadap kerja normal, berisi 2 item skala yang mengevaluasi pengalaman nyeri selama 4 minggu yang lalu dan bagaimana nyeri muncul saat melakukan aktivitas normal.
4) Kesehatan umum adalah evaluasi pribadi terhadap kesehatan sekarang,dan ketahanan terhadap sakit, berisi 5 item skala mengevaluasi kesehatan umum dalam lingkup persepsi personal. 5) Vitalitas adalah perasaan berenergi dan penuh gairah melawan
perasaan lelah dan tidak bertenaga, berisi 4 item skala yang mengevaluasi perasaan energi, kelelahan, kelemahan.
6) Fungsi sosial adalah derajat dalam hal keterbatasan kesehatan atau masalah emosi yang mengganggu aktivitas sosial normal, berisi 2 item skala yang mengevaluasi seberapa sering masalah fisik dan emosional muncul mengganggu hubungan dengan keluarga, teman, dan interaksi sosial lain selama 4 minggu yang lalu.
yang mengevaluasi faktor emosional yang mengganggu kerja atau aktivitas lain.
8) Kesehatan mental umum adalah kesehatan mental secara umum berisi 5 item skala yang mengevaluasi perasaan cemas dan depresi (Zadeb, 2003).
3. Pendidikan
B. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas dapat digambarkan kerangka teori penelitian sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Teori (Fanani, 2009; Gale, 2000; Suryaningsih, 2009; Murphy et al, 2000; Notoatmodjo, 2003; WHO)
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Tingkat Pendidikan Kualitas Hidup Pasien
Kanker Payudara
Variabel Bebas Variabel Terikat
Kualitas hidup
Pendidikan 1. Fisik
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho = Tidak ada perbedaan tingkat kualitas hidup pasien kanker payudara ditinjau dari tingkat pendidikan di Ruang Bugenvil RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2012.