• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori - BAB II RIZQI TAFIP RIYADI PGSD'14

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori - BAB II RIZQI TAFIP RIYADI PGSD'14"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORI

A.Landasan Teori

1. Perhatian orang tua

a. Pengertian perhatian orang tua

Menurut Santrock (2007: 137) atensi (perhatian) adalah

berkonsentrasi dan upaya mental yang terfokus. Atensi memiliki sifat

selektif dan dapat beralih (shiftable). Slameto (2010: 105) perhatian

adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan

pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya. Walgito (2010:

110) perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh

aktivitas individu yang ditunjukan kepada suatu objek atau sekumpulan

objek. Sedangkan menurut Parkin (Desmita, 2011: 126) perhatian

(atensi) adalah sebuah konsep multi-dimensonal yang digunakan untuk

menggambarkan perbedaan ciri-ciri dan cara-cara merespons dalam

sistem kognitif.

Menurut John Flavel (Desmita, 2011: 127) mendeskripsikan

empat aspek perhatian yang berkembang seiring dengan bertambah

besarnya anak, yaitu:

1) Ketika anak tumbuh semakin besar, ia lebih mampu mengendalikan

perhatiannya.

2) Seiring dengan perkembangannya, anak-anak menjadi lebih baik

(2)

3) Anak-anak mengembangkan kemampuannya untuk merencanakan

bagaimana ia akan mengarahkan perhatiannya. Mereka akan

mencari kata kunci untuk menentukan sesuatu yang penting dan

siap untuk memperhatikan.

4) Anak-anak mengembangkan kemampuan mereka untuk memonitor

perhatiannya, menetapkan apakah mereka menggunakan strategi

yang tepat, dan mengubah pendekatan saat diperlukan untuk

mengikuti rangkaian peristiwa yang kompleks.

Menurut Purwanto (2011: 49) orang tua (ayah dan ibu) adalah

pendidik yang pertama dan yang sudah semestinya. Merekalah pendidik

asli, yang menerima tugas dari kodrat, dari tuhan untuk mendidik

anak-anaknya. Oleh karena itu Brooks (2011: 13) menjelaskan orang tua

mempunyai wewenang utama untuk memenuhi kebutuhan anak karena

orang tua dianggap mengetahui hal-hal terbaik bagi anaknya dan

membawa serangkaian kebutuhan serta kualitas dalam proses

pengasuhan anak. Brooks (2011: 38) menambahkan orang tua juga

mempengaruhi pertumbuhan anak secara tidak langsung melalui

penggabungan sumber daya dan membantu anak memanfaatkan

keberadaan mereka untuk bertumbuh. Selain itu Ormrod (2009: 93)

mengatakan orang tua dapat mempengaruhi kepribadian anak-anak

mereka secara signifikan melaluai berbagai macam hal yang mereka

(3)

Menurut Purwanto (2011: 49) orang tua mempunyai

kewibawaan yang memiliki dua sifat, yaitu:

1) Kewibawaan pendidikan

Kewibawaan yang dimiliki orang tua bertujuan untuk

memelihara keselamatan anak-anaknya agar mereka dapat hidup

terus dan selanjutnya berkembang jasmani dan rohaninya menjadi

manusia dewasa. Adapaun nasihat-nasihat yang diminta atau

diterimanya dari orang tua meskipun orang yang meminta atau

menerima nasihat itu sudah dewasa dan pendidikan dari orang tua

sudah berakhir.

2) Kewibawaan keluarga

Orang tua merupakan kepala keluarga. Tiap-tiap keluarga

merupakan masyarakat kecil yang sudah tentu dalam masyarakat itu

harus ada peraturan-peraturan yang harus dipatuhi dan dijalankan.

Tiap anggota keluarga harus patuh kepada peraturan-peraturan yang

berlaku dalam keluarga itu.

Menurut Brooks (2011: 458) orang tua mempunyai kewajiban

untuk membuat anak dapat hidup dalam lingkungan yang aman,

mendapatkan sekolah yang berkualitas, serta memiliki buku, mainan,

pelajaran, perjalanan, dan pelatihan yang menstimulus sesuai

kebutuhan. Brooks (2011: 508) menjelaskan bahwa orang tua juga

harus menjaga komunikasi dengan terbuka, peka, penyelesaian masalah

(4)

Brooks (2011: 514) menjelaskan tugas orang tua kepada anaknya

adalah sebagai berikut:

1) Memberi perhatian, hadir, dan responsif, menggunakan pengasuhan

berwenang dan mencontohkan perilaku yang diinginkan.

2) Mengawasi dan membimbing perilaku anak dan menumbuhkan

ketertarikan pada teman.

3) Menjaga ritual keluarga.

4) Berperan sebagai penerjemah pengalaman anak dalam dunia yang

lebih luas.

5) Berpartisipasi dalam kegiatan anak di luar rumah dengan cara yang

mendukung.

6) Berperan sebagai penasihat anak dengan kewenangan di luar rumah.

7) Berbagi kegiatan di waktu luang dan bersenang-senang di dalam dan

di luar rumah.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulakan perhatian

orang tua adalah suatu tindakan yang dilakukan orang tua untuk

membantu anak berkembang dan memberikan rasa aman pada kehidupan

anak. Perhatian yang diberikan orang tua mempunyai peranan penting

bagi anak karena orang tua adalah model yang ditiru dan diteladani, oleh

karnanya orang tua harus bisa memberikan perhatian kepada anaknya

untuk menciptakan hubungan yang baik antara anak dengan orang tua.

Sochib (2010: 29) menyatakan bahwa orang tua dalam keluarga berperan

(5)

pemberi contoh. Dengan demikian orang tua sebagai pendidik pertama

bagi anak harus benar-benar mampu mendidik anak supaya anak

mempunyai kepribadian yang baik.

b. Bentuk-bentuk perhatian orang tua

Bentuk perhatian orang tua dapat ditunjukan dengan memenuhi

alat perlengkapan belajar, tempat belajar, pengawasan belajar, menjalin

komunikasi, pemberian penghargaan, dan hukuman.

1) Alat perlengkapan belajar

Gie (1988: 43-53) membagi alat perlengkapan belajar

menjadi dua, yaitu:

a) Prabot belajar

Selain sikap siswa dan persyaratan untuk belajar dengan baik,

usaha di sekolah itu memerlukan alat perlengkapan secukupnya

yang hendaknya dimiliki oleh setiap siswa. Perbekalan belajar ini

terdiri dari peralatan tulis dan perabot untuk kamar, yaitu meja

dan kursi belajar serta lemari buku.

b) Peralatan tulis

Belajar tidak pula dapat dilakukan tanpa alat-alat belajar

secukupnya. Semakin lengkap alat-alat itu, semakin dapat

seorang siswa belajar dengan tidak terganggu. Selain buku-buku

pelajaran, alat-alat yang harus dimiliki sendiri oleh setiap siswa

adalah vulpen, tinta, pensil, karet penghapus, alat penajam pensil,

(6)

Tersedianya alat-alat belajar bagi anak sangat penting untuk

membantu anak dalam melaksanakan pendidikan yang sedang

dilaksanakan, karena alat-alat pelajaran adalah kebutuhan pokok bagi

seorang anak untuk menyelesaikan pendidikan yang sedang

ditempuhnya. Menurut slameto (2010: 68) alat pelajaran yang

lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran

yang diberikan kepada siswa. Sedangkan Purwanto (2010: 105)

mengatakan jika siswa mudah menerima pelajaran dan

menguasainya, maka belajarnya akan lebih giat dan lebih maju.

2) Tempat belajar

Gie (1988: 30) menjelaskan bahwa untuk dapat belajar

dengan sebaik-baiknya ialah tersedianya tempat belajar. Setiap siswa

hendaknya mengusahakan sedapat-dapatnya agar mempunyai suatu

tempat belajar yang tertentu. Apabila tidak dapat memperoleh ruang

tersendiri yang khusus digunakan untuk belajar, maka kamar tidur

dapat juga dijadikan tempat belajar yang sangat baik kalau para

siswa memperhatikan beberapa hal dan kebiasaan yang baik. Tempat

belajar bagi seorang anak adalah suatu hal penting, karena dengan

tempat belajar yang nyaman anak akan lebih mudah dalam

melaksanakan proses belajar. Dengan kondisi tempat belajar yang

sesuai dengan keinginan anak, untuk melaksanakan sebuah

(7)

3) Pengawasan belajar

Pengawasan belajar yang dilaksanakan orang tua, anak akan

merasa diperhatikan dan mendapatkan kasih sayang dari orang tua.

Menurut Purwanto (2011: 179) pengawasan adalah alat pendidikan

yang penting dan harus dilaksanakan, biarpun secara

berangsur-angsur anak itu harus diberi kebebasan.

Slameto (2010: 61) mengatakan orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur jadwal belajarnya, tidak menyediakan/melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak/kurang berhasil dalam belajarnya.

4) Menjalin komunikasi

Menjalin komunikasi harus dilakukan oleh setiap mahluk

hidup untuk menciptakan suasana kehidupan yang bermakna dan

menciptakan hubungan antar mahluk hidup. Komunikasi dapat

dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung.

Komunikasi yang dilakukan secara langsung adalah komunikasi

yang dilakukan secara tatap muka atau bertemu dengan lawan bicara.

Sedangkan komunikasi tidak langsung adalah komunikasi yang

dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti handphone, surat,

maupun jaringan sosial. Purwanto (2011: 126) mengatakan perlulah

(8)

keluarga atau orang tua. Oleh karena itu hubungan antara sekolah

dengan orang tua sangat diharapkan dan terlaksana dengan baik.

5) Pemberian penghargaan

Pemberian penghargaan kepada anak akan menimbulkan

energy yang positif. Menurut Hurlock (2013: 90) penghargaan tidak

perlu berbentuk materi, tetapi dapat juga berupa kata-kata pujian,

senyuman atau tepukan di punggung. Selain itu Hurlock (2013: 90)

menjelaskan bahwa penghargaan mempunyai tiga peranan penting

dalam mengajarkan anak untuk berprilaku sesuai dengan cara yang

direstui masyarakat:

a) Penghargaan mempunyai nilai mendidik,

b) Penghargaan berfungsi sebagai motivasi untuk menulangi

perilaku yang disetujui secara sosial.

c) Penghargaan berfungsi untuk memperkuat perilaku yang

disetujui secara sosial, dan tiadanya penghargaan melemahkan

keinginan untuk mengulangi perilaku ini.

Pemberian penghargaan dari orang tua mempunyai peranan

yang penting dalam mendidik anak, sekecil apapun penghargaan

wajib diberikan untuk memotivasi anak baik itu penghargaan berupa

materi maupun bukan materi (senyuman dan tepuk tangan).

6) Pemberian hukuman

Menurut Hurlock (2013: 86) hukuman berasal dari kata kerja

(9)

karena suatu kesalahan, perlawanan atau pelanggaransebagai

ganjaran atau pembalasan. Purwanto (2011: 186) hukuman ialah

penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh

seseorang (orang tua, guru, dan sebagainya). Pemberian hukuman

bagi anak yang melakukan kesalahan adalah suatu yang wajar,

memberi hukuman untuk anak yang melakukan kesalah bertujuan

untuk memberikan pengetahuan bahwa yang telah dilakukan

bukanlah suatu yang benar dan tidak boleh diulangi.

Menurut Hurlock (2013: 87) hukuman mempunyai tiga

peranan penting dalam pekembangan moral anak:

a) Menghalangi. Hukuman menghalangi pengulangan tindakan

yang tidak diinginkan oleh masyarakat.

b) Mendidik. Sebelum anak mengerti peraturan, mereka dapat

belajar bahwa tindakan tertentu benar dan yang lain salah dengan

mendapatkan hukuman karena melakukan tindakan yang salah

dan tidak menerima hukuman bila mereka melakukan tindakan

yang diperbolehkan.

c) Memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak

diterima masyarakat. Pengetahuan tentang akibat-akibat tindakan

yang salah perlu sebagai motivasi untuk menghindari kesalahan

(10)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan indikator untuk

mengukur perhatian orang tua terdiri dari empat aspek yaitu:

1) Pemenuhan alat-alat belajar

2) Pengawasan belajar

3) Membantu belajar anak

4) Komunikasi yang positif

2. Kebiasaan Belajar

a. Pengertian kebiasaan belajar

Syah (2013: 117) setiap siswa yang telah mengalami proses

belajar, kebiasaan-kebiasannya akan tampak berubah, proses

pembiasaan meliputi pengurungan perilaku yang tidak diperlukan.

Pengurangan inilah, muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif

dan otomatis. Sedangkan menurut Burghardt (Syah, 2013: 116)

kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respons

dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang.

Menurut Gredler (2011: 2) belajar (learning) adalah proses

multisegi yang biasanya dianggap sesuatu yang biasa saja oleh individu

sampai mereka mengalami kesulitan saat menghadapi tugas yang

kompleks. Purwanto (2010: 102) belajar adalah suatu proses yang

menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam

tingkah laku dan atau kecakapan. Slameto (2010: 2) belajar ialah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

(11)

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Syah

(2013: 87) belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur

yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan

jenjang pendidikan. Slameto (2010: 82) menjelaskan tujuan belajar

adalah untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan

keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

kebiasaan belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dialami

seorang anak untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang

dilakukan dimanapun dan kapanpun. Proses belajar dapat terjadi apabila

ada kemauman yang timbul dari dalam diri anak untuk mencapai suatu

perubahan yang positif dan untuk mendapatkan hasil belajar yang

diinginkan oleh anak atau hasil belajar yang baik.

Menurut Slameto (2010: 82-87) kebiasaan belajar yang

mempengaruhi belajar, yaitu:

1) Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya

Pembuatan jadwal belajar bagi seorang siswa merupakan

tugas pokok. Karena pembuatan jadwal belajar bertujuan untuk

membagi waktu dalam kehidupan sehari-hari. Jadwal belajar yang

dibuat oleh siswa berpengaruh terhadap proses belajar. Oleh karena

itu supaya mendapatkan hasil belajar yang baik, maka seorang siswa

(12)

melaksanakannya dengan teratur supaya mendapatkan hasil belajar

yang baik.

Menurut Gie (1988: 69-70) pedoman pokok untuk

pembuatan jadwal adalah sebagai berikut:

a) Kelompokkanlah waktu sehari-hari untuk keperluan tidur,

belajar, makan, mandi, olahraga, dan urusan-urusan pribadi

lainnya.

b) Selidiki dan tentukanlah waktu yang tersedia untuk belajar setiap

hari.

c) Merencanakan penggunaan waktu itu dengan jalan menetapkan

macam-macam mata pelajaran berikut urut-urutannya yang harus

dipelajari setiap hari.

d) Mata pelajaran yang akan dipelajari diurutkan dari yang tersukar

sampai yang termudah.

e) Bila waktu terbatas, berilah jatah waktu tertentu bagi setiap mata

pelajaran dan kemudian belajarlah dengan penuh konsentrasi

dalam batas waktu yang telah ditentukan itu.

f) Berhematlah dengan waktu. Dalam belajar mulailah dengan

seketika dan selesaikan secepat mungkin.

Selain itu Gie (1988: 70-71) membagi waktu siswa dalam

satu hari yang mempunyai waktu 24 jam dan digolongkan seperti

(13)

a) Tidur setiap harinya 8 jam

b) Makan, mandi, dan senam 3 jam

c) Urusan-urusan peribadi 2 jam

d) Sisanya untuk belajar 11 jam

2) Membaca dan membuat catatan

Kebiasaan belajar mempunyai pengaruh yang besar terhadap

proses belajar anak. Karena hampir sebagian besar kegiatan belajar

adalah membaca. Supaya dapat belajar dengan baik maka perlulah

membaca dengan baik pula, karena membaca adalah alat belajar.

Slavin (2008: 254) pembuatan catatan dapat efektif untuk

jenis bahan tertentu, karena hal itu dapat meminta pengolahan

gagasan-gagasan utama dalam pikiran, karena sesorang mengambil

keputusan tentang apa yang akan ditulis.

Menurut Gie (1988: 93) ciri-ciri pembaca yang efisien

adalah sebagai berikut:

a) Mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam membaca.

b) Mengerti betul isi buku yang dibacanya.

c) Sehabis membaca dapat mengingat sebagian besar atau

pokok-pokok dari apa yang dibacanya.

d) Dapat membaca dengan cepat.

Menurut Robison (Gie, 1988: 95-96) menganjurkan cara

untuk mempelajari buku-buku pelajaran yang disebut metode

(14)

read, recite, dan review. Seorang siswa hendaknya melaksanakan 5

macam langkah berikut ini:

a) Survey (menyelidiki)

Sebelum membaca suatu bab dari buku pelajaran setiap siswa

hendaknya melakukan penyelidikan terlebih dahulu untuk

mendapat gambaran mengenai apakah yang kira-kira diuraikan

dalam bab ini.

b) Question (bertanya)

Setelah melakukan survey hendaknya seorang siswa

mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Ini dilakukan dengan

mengubah kalimat-kalimat permulaan yang dibaca sepintas lalu

dijadikan pertanyaan-pertanyaan.

c) Read (membaca)

Setelah melakukan dua langkah permulaan itu, barulah seorang

siswa boleh memulai membaca buku tersebut.

d) Recite (mengucapkan kembali)

Setelah selesai membaca suatu bagian yang memuat jawaban

atas sesuatu pertanyaan, segeralah ia mengucapkan kembali

jawaban itu dengan tidak melihat buku.

e) Review (mengulangi)

Setelah bab itu selesai, segeralah seorang siswa mengulangi apa

yang baru saja dibacanya itu dengan memeriksa kembali kertas

(15)

3) Mengulangi bahan pelajaran

Mengulangi bahan pelajaran merupakan kebiasaan belajar

yang baik, karena dengan adanya pengulangan (review) bahan yang

belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan akan tetap tertanam

dalam otak seseorang. Mengulang dapat secara langsung sesudah

membaca, tetapi juga bahkan lebih penting adalah mempelajari

kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Untuk

memudahakan dalam mengulang pelajaran maka seorang siswa

dapat membuat ringkasan, kemudian untuk mengulang cukup

belajar dari ringkasan ataupun juga dapat dari mempelajari soal

yang sudah pernah dibuatnya. Agar dapat mengulang dengan baik

maka perlulah kiranya disediakan waktu untuk mengulang dan

menggunakan waktu itu sebaik-baiknya, untuk menghafal dengan

bermakna dan memahami bahan yang diulang secara

sungguh-sungguh.

4) Konsentrasi

Menurut Gie (1988: 61) konsentrasi adalah pemusatan

pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal

lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar maka konsentrasi

berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran.

Konsentrasi bagi seorang siswa yang sedang belajar merupakan hal

yang sangat penting karena konsentrasi adalah pemusatan pikiran

(16)

tidak berhubungan. Dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan

pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan menyampingkan

semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran.

Konsentrasi besar pengaruhnya terhadap belajar. Jika seseorang

mengalami kesulitan berkosentrasi, jelas belajarnya akan sia-sia,

karena hanya membuang tenaga, waktu dan biaya saja. Gie (1988:

61) menambahkan konsentrasi merupakan akibat dari perhatian,

terutama perhatian yang bersifat spontan yang ditimbulkan oleh

minat terhadap suatu hal.

Cara yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan

konsentrasi menurut Gie (1988: 62-64) adalah sebagai berikut:

a) Mempunyai minat yang besar terhadap pelajaran yang

dipelajarinya.

b) Mempunyai tempat belajar (ruang, meja, dan kursi) yang khusus

dipergunakan untuk keperluan belajar.

c) Meja belajar hendaknya bersih dari benda yang tidak

bersangkut-paut dengan mata pelajaran yang sedang dipelajari.

d) Selesaikan masalah yang mengganggu belajar.

e) Alat tulis dan kertas merupakan alat yang sangat berguna untuk

membantu menciptakan konsentrasi.

f) Biasakannlah untuk mencapai hasil tertentu dalam belajar,

(17)

sekian halaman atau tidak meninggalkan meja belajar apabila

belum menyelesaikan bab tertentu.

g) Lakukanlah istirahat apabila kejenuhan terjadi ketika belajar agar

pikiran jernih, kemudian bergantilah mempelajari sesuatu mata

pelajaran yang sama sekali berlainan.

5) Mengerjakan tugas

Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes atau ujian

yang diberikan guru, tetapi juga termasuk mengerjakan

latihan-latihan yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri.

Sesuai prinsip di muka, jelas mengerjakan tugas itu mempengaruhi

hasil belajar. Supaya siswa berhasil dalam belajarnya, perlulah

mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup

mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam

buku pegangan, tes, ulangan umum dan ujian.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto

(2010: 54-71) dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor

intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri

individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor

yang ada di luar individu.

1) Faktor-faktor intern

Faktor intern dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah,

(18)

a) Faktor jasmaniah

 Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam kehidupan baik segenap badan dan

anggota tubuh/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan

atau hal yang sehat.

 Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik

atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat itu

berarti buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, dan

patah tangan, lumpuh dan lain-lain.

b) Faktor psikologis

 Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam

situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui

menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif

mengetahui relasi dan mempelajarinya secara cepat.

 Perhatian

Menurut Gazali perhatian adalah keaktifan jiwa yang

dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada obyek

(19)

 Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan

yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang

disertai dengan rasa senang.

 Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu

akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah

belajar dan berlatih.

 Motif

James Driver memberikan pengertian tentang motif sebagai

berikut : Motive is an effective-conative factor which

operates in determining the direction of an individual’s

behavior to wards an end or goal, consiouusly apprehended

or unconsiouusly.

 Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan

seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru.

 Kesiapan

Menurut Jamies drever kesiapan adalah kesedian untuk

membeir response atau bereaksi. Kesiapan adalah kesediaan

(20)

dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan

untuk melaksanakan kecakapan.

c) Faktor kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi

dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani

dan rohani (bersifat psikis).

 Kelelahan jasmani

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainyatubuh dan

timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.

 Kelelahan rohani

Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuhan dan

kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk

menghasilkan suatu hilang.

2) Faktor-faktor ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah

dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor

sekolah dan faktor masyarakat.

a) Faktor keluarga

 Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya

terhadap belajar anaknya. mengatakan orang tua yang

kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya

(21)

memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan

dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak

mengatur jadwal belajarnya, tidak menyediakan/melengkapi

alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar

atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar

anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan

lain-lain, dapat menyebabkan anak/kurang berhasil dalam

belajarnya.

 Relasi antaranggota keluarga

Relasi antaranggota keluarga yang terpenting adalah relasi

orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan

saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lainpun turut

mempengaruhi belajar anak.

 Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau

kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak

berada dan belajar.

 Keadaaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi erat hubungannya dengan belajar anak.

Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan

pokoknya. Fasilitas belajar terpenuhi jika keluarga

(22)

 Pengertian orang tua

Anak belajar perlu adanya dorongan dan pengertian dari

orangtua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan

tugas-tugas di rumah.

 Latar belakang budaya

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga

mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak

ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong

semangat anak untuk belajar.

b) Faktor sekolah

 Metode mengajar

Metode mengajar suatu cara yang harus dilalui dalam

mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan

mempengaruhi belajar.

 Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang

diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah

menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai

dan mengembangkan bahan pelajaran itu.

 Relasi guru dengan siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa.

(23)

psroses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi

oleh relasinya dengan gurunya.

 Relasi siswa dengan siswa

Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana,

tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada grup yang

saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas terbina, bahkan

hubungan masing-masing siswa tidak tampak.

 Disiplin sekolah

Kedisplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan

siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisplinan

sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan

melaksanakan tata tertib, kedisiplinan siswa, kebersihan

kelas, gedung sekolah, halaman, dan lain-lain.

 Alat pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa,

karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu

mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan

yang diajarkan itu.

 Waktu sekolah

Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar

mengajar si sekolah, waktu itu dapat pagi, siang, sore/malam

(24)

 Standar pelajaran di atas ukuran

Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu

memberi pelajaran di atas ukuran standar.

 Keadaan gedung

Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik

mereka masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini

harus memadai di setiap kelas.

 Metode belajar

Banyak siswa melaksanakn cara belajar yang salah. Dalam

hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang

tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu.

 Tugas rumah

Waktu belajar terutama adalah sekolah, disamping untuk

belajar waktu di rumah biarlah digunakan untuk

kegiatan-kegiatan lain.

c) Faktor masyarakat

 Kegiatan siswa dalam masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan

terhadap perkembangan kepribadiannya. Tetapi jika siswa

ambil bagian dari kegiatan yang ada di masyarakat.

 Mass media

Yang termasuk dalam mass media adalah bioskop, radio, tv,

(25)

Mass media yang baik memberi berpengaruh terhadap siswa

dan juga terhadap belajarnya.

 Teman bergaul

Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat

masuk dalm jiwanya dari pada yang kita duga. Teman

bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siwa,

begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti

mempengaruhi yang bersifat buruk juga.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan aspek indikator untuk

mengukur kebiasaan belajar terdiri dari empat aspek yaitu:

1) Pemanfaatan waktu

2) Menyelesaikan tugas sekolah dan rumah

3) Membaca dan membuat ringkasan materi

4) Mengulang materi pelajaran

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian prestasi belajar

Menurut Arifin (2013: 12) prestasi belajar merupakan suatu

masalah yang hidup terus menerus dalam sejarah kehidupan manusia,

karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar

prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Syah (2013:

148) prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang dianggap

(26)

sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa

maupun yang berdimensi karsa.

Menurut Arifin (2013: 12-13) Prestasi belajar (achievement)

mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu:

a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai peseta didik.

b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para

ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi

keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum

manusia”.

c) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi

peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan

teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam

meningkatkan mutu pendidikan.

d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

instuisi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi

belajar dapat di jadikan indikator tingkat produktivitas suatu

institusi dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator

ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat

dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat.

Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan

(27)

e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)

peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi

fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang

diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

b. Pembelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Ilmu pengetahuan

alam

1) Matematika

Matematika menurut Ruseffendi (1991) dalam Heruman

(2010: 1) adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak

menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola

keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang

tidak didefinisikan, ke unsur yang di definisikan, ke aksioma atau

postolat, dan akhirnya ke dalil. Siswa di sekolah dasar pada

umumnya masih berusia 7 sampai 13 tahun, oleh karena itu

pembelajar yang dilakukan oleh seorang guru harus bersifat

kongkrit atau nyata. Sehingga langkah-langkah pembelajarannya

harus denagan cara-cara tertentu. Dalam pembelajaran matematika

disekolah dasar memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang

mendalam, karena dalam pembelajaran di sekolah harus benar dan

mengikuti perkembangan setiap peserta didik

Menurut Heruman (2010: 2) langkah-langkah

(28)

 Penanaman konsep dasar (penanaman konsep)

Penanaman konsep adalah pembelajaran suatu konsep baru

matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep

tersebut. Dengan pembelajaran konsep ini, media dan alat

peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu

kemampuan pola pikir siswa.

 Pemahaman konsep

Pemahaman konsep adalah pembelajaran lanjut dari pemahaman

konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memehami suatu

konsep matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua

pengertian, yaitu:

a) Pemahaman konsep merupakan kelanjutan dari

pembelajaran penanaman konsep dalam suatu pertemuan.

b) Pemahaman konsep merupakan pembelajaran pemahaman

konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi

masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep.

 Pembinaan Keterampilan

Pembinaan keterampilan adalah pembelajaran lanjut dari

penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembinaan

keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam

menggunakan berbagai konsep matematika. Pembinaan

(29)

a) Pembinaan keterampilan merupakan kelanjutan dari

pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman konsep

dalam suatu pertemuan.

b) Pembinaan keterampilan merupakan pembelajaran

pembinaan keterampilan dilakukan pada pertemuan yang

berbeda, tapi masih merupakan lanjutan dari penanaman dan

pemahaman konsep.

Prestasi belajar matematika adalah hasil belajar yang

dicapai siswa berupa ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai

bilangan dan simbol-simbol dari tes hasil belajar yang diberikan

oleh guru dan dimasukan ke buku raport.

2) Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia menurut Muslich dan I Gusti (2010: 40)

bahasa indonesia berasal dari bahasa melayu riau, salah satu bahasa

daerah yang berada di wilyah Sumatera. Bahasa melayu Riau inilah

yang diangkat oleh para pemuda “kongres Pemoeda” 28 Oktober

1928 di Solo menjadi bahasa Indonesia. Pendidikan bahasa

indonesia di ajarkan kepada siswa di sekolah dasar yang bertujuan

untuk menanamkan bahasa Indonesia adalah bahasa yang

digunakan sebagai bahasa komunikasi antar warga.

Menurut Muslich dan Oka (2010: 44-47) ciri-ciri umum dan

kaidah-kaidah pokok dalam bahasa indonesia adalah sebagai

(30)

 Bahasa Indonesia tidak mengenal perubahan bentuk kata untuk

menyatakan jenis kelamin. Kalau kita ingin menyatakan jenis

kelamin cukup diberikan kata keterangan petunjuk jenis

kelamin.

 Bahasa indonesia mempergunakan kata tertentu untuk

menunjukan jamak. Artinya, bahasa Indonesia tidak mengenal

perubahan bentuk kata untuk menyatakan jamak. Sistem ini

pulalah yang membedakan bahasa Indonesia dengan bahasa

asing lainnya.

 Bahasa Indonesia tidak mengenal perubahan bentuk kata untuk

menyatakan waktu. Kaidah pokok inilah yang membedakan

bahasa Indonesia dengan bahasa asing lainnya.

 Susunan kelompok kata dalam bahasa indonesia biasanya

mempergunakan hukum D-M (hukum

Diterangkan-Menerangkan), yaitu kata diterangkan (D) di muka yang

menerangkan (M).

 Bahasa Indonesia juga mengenal lafal buku, yaitu lafal yang

tidak dipengaruhi oleh lafal asing dan/atau lafal daerah. Apabila

seseorang menggunakan bahasa Indonesia lisan dan lewat

lafalnya dapat diduga atau dapat diketahui dari suku mana ia

berasal, maka lafal orang itu bukanlah lafal bahasa Indonesia

baku. Dengan kata lain, kata-kata bahasa Indonesia harus bebas

(31)

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang digunakan oleh

warga negara Indonesia untuk menjalin komunikasi sesasama

warga negara. Selain itu bahasa Indonesia juga digunakan untuk

memperstukan masyarakat yang ada di Indonesia.

3) Ilmu pengetahuan Alam

Ilmu pengetahuan alam menurut Mulyasa (2009: 110) ilmu

pengetahuan alam berhubungan cara mencari tahu tentang alam

secara sintesis, sehingga ilmu pengetahuan alam bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, atau

prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang mempelajari alam

semesta beserta benda-benda yang ada di dalamnya. Dalam

pelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar siswa di ajak

untuk mempelajari mahluk hidup yang ada di bumi, mulai dari

mempelajari tumbuhan, hewan, dan manusia. Dalam proses

pembelajarannya siswa harus bisa memahami setiap materi yang

ada, karena materi yang diajarkan sudah terbukti kebenarannya

melalui penelitian ilmiah oleh peneliti. Pembelajaran ilmu

pengetahuan alam disekolah dasar biasanya menggunakan alat

peraga yang digunakan untuk membantu siswa dalam mempelajari

materi yang sedang dipelajarinya. Prestasi belajar ilmu

pengetahuan alam biasanya sudah terlihat ketika siswa sedang

(32)

kegiatan yang dilakukan secara langsung. Selain itu ilmu

pengetahuan alam juga sering kali disebut sains karena dalam

prosesnya melakukan penelitian yang nyata dan dapat dibuktikan

kebenarannya.

Menurut Mulyasa (2009: 111) tujuan pelajaran ilmu

pengetahuan alam adalah agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam

ciptaan-nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

ilmu pengetahuan alam yang bermanfaan dan dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara

ilmu pengetahuan alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam

memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

(33)

B.Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian oleh Roida Eva Flora Siagian tentang pengaruh minat dan

kebiasaan belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika mununjukan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil

analisis data yang menunjukkan Fhitung = 20,705 ≥ Ftabel = 3,35 yang artinya

terdapat pengaruh minat dan kebiasaan belajar siswa terhadap prestasi belajar

matematika.

Penelitian oleh Lena Maharani dan Abdullah Taman tentang pengaruh

kebiasaan belajar dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar akuntansi

siswa SMA Negeri 1 Ngaglik mununjukan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang menunjukkan

Fhitung= 53,466 ≥ Ftabel = 3,11 yang artinya terdapat pengaruh kebiasaan belajar

dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar akuntansi siswa SMA Negeri

1 Ngaglik.

Dari penelitian di atas dapat dilihat bahwa perhatian orang tua dan

kebiasaan belajar belajar terdapat pengaruh yang signifikan terhadap prestasi

belajar siswa.

C.Kerangka Pikir

1. Pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar

Perhatian adalah berkonsentrasi dan upaya mental yang terfokus.

(Santrock, 2007: 137). Perhatian yang diterima oleh setiap anak pasti

(34)

yang berbeda-beda sehingga membuat keaneka ragaman perhatian yang

didapatkan oleh setiap anak, mulai dari anak yang mendapatkan perhatian

orang tua secara baik maupun anak yang tidak mendapatkan perhatian orang

tua. Namun tidak semua anak yang mendapatkan perhatian mendapatkan

prestasi belajar yang baik, serta ada anak yang kurang mendapatkan

perhatian orang tua juga mendapatkan prestasi belajar yang baik.

2. Pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar

Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor penting yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar. Baik itu kebiasaan belajar yang timbul dari

kesadaran diri sendiri, maupun kebiasaan belajar dari perhatian orang tua.

Oleh karna itu Syah (2013: 117) mengatakan setiap siswa yang telah

mengalami proses belajar, kebiasaan-kebiasannya akan tampak berubah,

proses pembiasaan meliputi pengurungan perilaku yang tidak diperlukan.

Pengurangan inilah, muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif dan

otomatis. Sedangkan belajar (learning) adalah proses multisegi yang

biasanya dianggap sesuatu yang biasa saja oleh individu sampai mereka

mengalami kesulitan saat menghadapi tugas yang kompleks. (Gredler, 2011:

2). Dengan kebiasaan belajar yang dilakukan oleh anak, maka akan

mempengaruhi prestasi belajar dan mendapatkan prestasi belajar yang baik.

Namun tidak semua anak yang melakukan kebiasaan belajar yang baik

mendapatkan prestasi belajar yang baik, karena tidak semua anak mudah

untuk memahami materi. Ada juga anak perlu kebiasaan belajar yang lebih

(35)

anak yang tidak memerlukan kebiasaan belajar yang tinggi juga

mendapatkan prestasi belajar yang baik.

3. Pengaruh perhatian orang tua dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar

Perhatian orang tau dan kebiasaan belajar merupakan faktor yang

dapat mempengaruhi prestasi belajar. Karena perhatian adalah kegiatan

yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan

rangsangan yang datang dari lingkungannya. (Slameto, 2010: 105).

Perhatian yang dilakukan orang tua membuat anak lebih bisa melakukan

kegiatan sehari-hari dengan arahan yang sudah jelas. Selain itu Burghardt

(Syah, 2013: 116) mengatakan kebiasaan itu timbul karena proses

penyusutan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang

berulang-ulang. Oleh karena itu perhatian orang tua diperlukan untuk

mengarahkan anak berprilaku sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan

perhatian orang tua dan kebiasaan belajar yang baik, maka anak akan

mendapatkan prestasi belajar yang baik. Karena pada dasarnya prestasi

belajar dapat dicapai dengan mudah apabila ada kemauan belajar yang

tinggi dari anak tersebut.

D.Hipotesis

Berdasarkan kajian teori di atas dan kerangka berpikir, maka hipotesis

yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua terhadap

(36)

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap

prestasi belajar.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua dan kebiasaan

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga, pelayanan pemerintahan terhadap masyarakat juga meningkatn setelah Pemekaran jorong Padang Bintungan nagari Sialang Gaung kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya,

Tingginya kandungan gizi dalan tanaman kelor memberikan kecerahan dalam permasalahan gizi yang sangat pelik di Indonesia. Melalui tanaman kelor yang dalam suatu

Tata Usaha pada UPTD Tindak Darurat Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda Eselon

P enerbitan Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Volume 11 Nomor 2 Tahun 2015 - Center for Business Studies berisi enam artikel, yaitu empat artikel menya- jikan hasil penelitian, dan

Dari Tabel 2, memperlihatkan fenomena yang sama dengan produksi CNT berbasis katalis Co/ Al 2 O 3 yaitu semakin besar laju alir gas asetilen maka diameter CNT

Dalam al-Qur’an banyak terdapat ayat yang memberikan penjelasan tentang tauhid (meng-esa-kan) Allah. Salah satu dari ayat tersebut adalah surah al-Baqarah: 255 atau dikenal

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) manakah yang meghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik, model pembelajaran problem posing ,

Pada dasararnya hasil produksi yang dimiliki oleh UKM Bumi Cipta Sejahtera Guna Surabaya, merupakan salah satu produk dengan konsep organik yang terbaik yang ada di