• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYATUL MA’MUROH JELOK KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan Sebagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYATUL MA’MUROH JELOK KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan Sebagai"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYATUL MA’MUROH

JELOK KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

INDRI ASTUTI RAHMAWATI NIM: 115-14-056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTUTUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:

Nama : NIM : Fakultas : Program Studi : Judul :

Indri Astuti Rahmawati 115-14-056

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

UPAYA PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA

PADA SISWA KELAS V MADRASAH

IBTIDAIYAH SALAFIYATUL MA’MUROH JELOK

KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018.

Telah kami setujui untuk dimunaqosyahkan.

Salatiga, 19 Maret 2018 Pembimbing,

(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Indri Astuti Rahmawati

NIM : 115-14-056

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository IAIN Salatiga.

Salatiga, 19 Maret 2018

Yang menyatakan,

(5)

v

(6)

vi MOTTO

Kalau menyerah itu bukan menunjukkan besarnya hambatan, tapi itu cuma menunjukkan besarnya alasan dan kemalasan

(IPPHO SANTOSA)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Mansur dan Ibu Mutamimah) yang selalu mendukung, mendoakan dan memberikan kasih sayang yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, semoga bapak dan ibuku senantiasa diberikan umur panjang, kesehatan, dan rizqi yang berkah;

2. Adikku (Saadilah Mursyid) tersayang yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga adikku menjadi anak yang sholeh, diberikan umur yang panjang, kepandaian dan dimudahkan dalam segala urusan;

3. Nenekku (Warsini) tersayang yang selalu mendokan dan memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu, semoga nenekku selalu diberikan kesehatan dan umur panjang;

(7)

vii

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا الله مسب

Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul upaya peningkatan hasil belajar IPA melalui model pebelajaran Student Facilitator and explaining pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten

Boyolali Tahun 2018.

Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bimbngan, dan bantuan dari segala pihak sebingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis sampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga; 2. Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;

3. Peni Susapti, S.Si., M.Si. selaku Kepala Program studi PGMI IAIN Salatiga; 4. Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

membimbing, memberikan saran, arahan, motivasi, dan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini;

5. Miftachur Rif’ah Mahmud, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan selama penulis melaksanakan studi;

(8)

viii

7. Muh Kholil, S.Pd.I selaku Kepala MI Salafiyatul Ma’muroh yang telah meluangkan waktu dan memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian;

8. Siswa kelas V MI Salafiyatul Ma’muroh yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan mengikutii jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh; dan 9. Teman-teman PGMI angkatan 2014 yang telah berjuang bersama.

Atas jasa mereka sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini selesai tepat pada waktunya. Penulis juga memohon doa semoga amal yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah Swt. Semoga dengan diselesaikannya Skripsi ini, dapat bermanfaat bagi seluruh pihak baik bagi penulis sendiri maupun bagi para pembaca. Penulis mengharapkan saran dan kritik guna meningkatkan kesempurnaan dalam penulisn di masa yang akan datang.

Salatiga, 19 Maret 2018 Penulis,

(9)

ix ABSTRAK

Rahmawati, Indri Astuti. 2018. Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Materi Sifat-sifat Cahaya pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun 2018. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si.

Kata Kunci: Hasil Belajar IPA, Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Pembelajaran IPA di MI Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali belum menggunakan berbagai model pembelajaran variatif. Hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif dan jenuh dalam pembelajaran oleh guru terutama materi sifat-sifat cahaya. Terbukti dari rendahnya hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM 65. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat meningktkan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun 2018?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun 2018.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V MI Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali yang berjumlah 16 siswa meliputi 4 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Instrumen penelitian meliputi RPP, lembar tes evaluasi, lembar pengamatan guru, dan lembar pengamatan guru dan siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan tes. Data dianalisis secara statistik menggunakan rumus persentase, apabila ≥ 85% siswa tuntas belajar maka siklus dihentikan.

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman sampul ... i

Halaman berlogo IAIN ... ii

Persetujuan Pembimbing ... iii

Pernyataan Keaslian Tulisan dan Kesediaan Publikasi ... iv

Pengesahan Kelulusan ... iv

Motto dan Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... ix

Daftar Isi... x

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator keberhasilan ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... 6

G. Metode Penelitian ... 7

H. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II LANDASAN TEORI ... 16

A. Kajian Teori ... 16

B. Kajian Pustaka ... 33

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 36

A. Gambaran Umum Sekolah ... 36

1. Identitas Sekolah ... 36

2. Visi dan Misi ... 36

3. Keadaan Guru ... 37

(11)

xi

5. Karakteristik Siswa ... 38

6. Kolaborator Penelitian ... 38

7. Waktu Penelitian ... 39

B. Pelaksanaan Penelitian ... 39

1. Deskripsi Siklus I ... 39

2. Deskripsi Siklus 2 ... 44

3. Deskripsi Siklus 3 ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Deskripsi Paparan Siklus ... 55

1. Deskripsi Data Siklus I ... 55

2. Deskripsi data Siklus II ... 56

3. Deskripsi Data Siklus III... 58

B. Pembahasan ... 60

BAB V PENUTUP ... 64

A. Simpulan ... 64

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Lembar Pengamatan Guru ... 12

Tabel 1.2 Lembar Pengamatan Guru dan Siswa ... 14

Tabel 3.1 Identitas Sekolah ... 40

Tabel 3.2 Keadaan Guru ... 41

Tabel 3.3 Keadaan Siswa ... 41

Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas V ... 42

Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas... 43

Tabel 4.1 Daftar Hasil Belajar Siklus 1 ... 59

Tabel 4.2 Daftar Hasil Belajar Siklus 2 ... 61

Tabel 4.3 Daftar Hasil Belajar Siklus 3 ... 62

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ... 8

Gambar 2.1 Cahaya dapat Merambat Lurus ... 16

Gambar 2.2 Cahaya dapat Menembus Benda Bening ... 17

Gambar 2.3 Cahaya dapat Dipantulkan ... 18

Gambar 2.4 Cahaya dapat Dibiaskan ... 18

Gambar 2.5 Bagan Sifat-sifat Cahaya ... 19

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Siswa Siklus 1 sampai Siklus 3 ... 65

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Siklus 1 ... 66

Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Siklus 2 ... 67

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru. Belajar adalah kewajiban yang dilakukan oleh semua orang. Belajar dapat dipandang sebagai kebutuhan primer seseorang agar dapat mengetahui atau memahami segala sesuatu dengan baik, dari yang mudah hingga yang sulit. Belajar merupakan ciri khas manusia sehingga manusia dapat dibedakan dengan binatang. Belajar dilakukan manusia seumur hidupnya, kapan saja dan dimana saja baik di sekolah, kelas, jalanan, dan dalam waktu yang tidak ditentukan sebelumnya (Hamdani, 2010: 21).

Allah Swt telah menjanjikan akan meninggikan derajat orang yang mempelajari ilmu pengetahuan sebagaimana telah tertulis dalam potongan surah Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

ريبَخ َنوُلَمْعَت امِب ُ هاللَّ َو ٍتاجَرَد َمْلِعْلا اوُتوُأ َنيذهلا َو ْمُكْنِم اوُنَمآ َنيذهلا ُ هاللَّ ِعَفْرَي Artinya: Allah Swt akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah SWT meneliti apa yang kamu kerjakan”.

(15)

2

melaksanakan pembelajaran IPA harus secara aktif dan kreatif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Peneliti melakukan wawancara pada Rabu 7 Maret 2018 dengan guru mata pelajaran IPA kelas V MI Salafiyatul Ma’muroh Jelok kecamatan

Cepogo Kabupaten Boyolali (Muh. Kholil, S.Pd.I) nilai ulangan harian siswa masih banyak di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu dari 16 siswa hanya 7 siswa yang mencapai KKM, sedangkan 9 siswa lainnya masih dibawah KKM, itu berarti persentase ketuntasan hanya sebesar 43,75%. Nilai KKM mata pelajaran IPA di MI Salafiyatul Ma’muroh ini adalah 65. Guru

dalam melaksanakan pembelajaran IPA belum menggunakan model-model pembelajaran variatif. Metode yang sering digunakan adalah ceramah. Guru lebih banyak menerangkan pelajaran dan siswa menyimak melalui buku pegangannya. Siswa hanya menjadi objek penerima materi pelajaran, tanpa diminta untuk berdiskusi ataupun bertindak menjadi fasilitator teman sebayanya, efeknya siswa menjadi pasif dan jenuh dalam pembelajaran. Dinding ruang kelas V pun tidak terdapat satupun media pembelajaran yang tertempel, hal itu menunjukkan kurangnya kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran. Shoimin (2014: 21) menyatakan keberhasilan belajar siswa berkaitan erat dengan kreativitas guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat dan menarik.

(16)

3

membosankan, dan menjenuhkan, menuju pembelajaran yang menyenangkan, dan bermakna. Inovasi yang dapat guru lakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat meng-cover pembelajaran menjadi menyenangkan dan mengena. Model pembelajaran yang cocok diterapkan dalam mata pelajaran IPA berdasarkan uraian diatas adalah Student Facilitator and Explaining (SFE).

(17)

4

lebih paham apabila dijelaskan oleh temannya sendiri melaui model pembelajaran ini. Siswa lebih bebas dalam menyanggah atau memberi masukan kepada siswa yang menjadi fasilitator. Model pembelajaran ini diharapkaan dapat diterapkan pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.

Mengatasi permasalahan di atas peneliti tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran Student Facilitator and Explaining materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun 2018”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah model pembelajaran SFE dapat meningktkan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo

Kabupaten Boyolali tahun 2018? C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran SFE materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan

(18)

5

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan adalah dugaan sementara atau jawaban sementara dari penelitian yang dilakukan. Hipotesis perlu diuji dalam penelitian, sehingga dengan demikian setelah dilakukan penelitian dugaan sementara menjadi sebuah kebenaran (Saputro, 2016: 27). Hipotesis dari rumusan masalah ini jika model pembelajaran SFE diterapkan dengan baik dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan

Cepogo Kabupaten Boyolali tahun 2018. 2. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur tingkat ketercapaian dari tindakan yang diberikan. Penerapan model pembelajaran SFE dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Indikator ketuntasan siswa dapat diliihat secara individual adalah ketika siswa dapat mencapai nilai > 65 pada materi sifat-sifat cahaya, dan siklus akan berhenti secara klasikal apabila 85% dari total siswa satu kelas mendapat nilai > 65 (Trianto, 2009: 241).

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

(19)

6

b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praksis a. Bagi Siswa

Bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar yang baru dan dapat mengingkatkan antusiasme siswa dengan mempelajari IPA melalui model pembelajaran SFE pada proses pembelajaran di MI.

b. Bagi Guru

Bagi guru hasil penelitian model pembelajaran SFE diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru dalam menumbuhkan kelas yang aktif dan menyenangkan.

c. Bagi Sekolah

Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan mampum mengangkat nama baik sekolah karena dapat mengembangkan dan menggunakan model pembelajaran yang tepat sehingga hasil belajar siswa meningkat.

F. Definisi Operasional

Penjelasan dari judul upaya peningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran SFE materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan

(20)

7 1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan-perubaahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5).

2. Model Pembelajarana Student Facilitator and Explaining

Model Pembelajarana SFE merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekan pada struktur khusus yang dirancang untuk mengetahui pola interaksi peserta didik (Shoimin, 2014: 183). Trianto (dalam Andari, 2013: 10) menyatakan pada model pembelajaran ini siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu.

G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan (PTK). Istilah dalam bahasa Inggris yaitu Classroom Action Research berarti action research (Penelitian Tindakan Kelas) yang dilakukan di kelas (Suyadi, 2010: 17-18). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui reFleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik (Uno, 2011: 41).

(21)

8

Tindakan Kelas menggunakan refleksi diri sebagai metode utama dalam proses penelitiann dan bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Peneliti meggunakan jenis PTK untuk memperbaiki kinerja guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran SFE sehingga diharapkan hasil belajar siswa dapat meingkat. Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah jenis kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai pengamat.

Penelitian Tindakan Kelas memiliki empat tahap dalam pelaksanaannya. Yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Rancangan PTK ditampilkan pada gambar berikut:

Gambar Rancangan Pelaksanaan PTK (Sumber: Suyadi, 2010: 50)

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

SIKLUS II Pengamatan

?

Perencanaan

Pengamatan

(22)

9 2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun 2018 pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Jumlah siswa kelas V ada 16 siswa meliputi 4 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan dengan kolaborator guru mata pelajaran umum bapak Muh Kholil S.Pd.I sehingga model pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pelajaran IPA.

3. Langkah-langkah Penelitian a. Perencanaan

Tahap perencanaan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tahapan dalam perencanaan ini terdiri dari:

1) Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran SFE;

2) Peneliti menyiapkan media pembelajaran sebagai sarana pendukung penelitian;

3) Peneliti menyiapkan lembar observasi guru, dan guru dan siswa untuk mengetahui jalannya pembembajaran berlangsung; dan 4) Peneliti menyiapkan lembar evaluasi sebagai sarana untuk

mengukur kemampuan siswa. b. Pelaksanaan

(23)

10

berkolaborasi dengan guru dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran SFE, selain itu diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang evektif, menyenangkan dan mengena bagi siswa.

c. Pengamatan

Tahap pengamatan dilakukan oleh peneliti untuk melihat sejauh mana siswa mampu menyerap pembelajaran. Peneliti melakukan pengamatan dengan mencatat seluruh kejadian selama pelajaran berlangsung yang disesuaikan dengan instrument pengamatan guru dan siswa serta memberikan soal-soal evaluasi kepada siswa.

d. Refleksi

Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Peneliti akan berdiskusi dengan guru kelas mengenai kegiatan selanjutnya apakah perlu diadakan siklus tambahan atau tidak, dan penelitian dianggap berhasil.

4. Metode Pengumpulan Data

Data merupakan informasi mengenai objek penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan untuk menguji hipotesis. Peneliti menggunakan metode wawancara, tes dan observasi sebagai metode pengumpulan data.

a. Wawancara

(24)

11

penelitian, baik materi penelitian, KKM, ataupun model pembelajaran yang sering dipakai di sekolah sebelum menerapkan model pembelajaran SFE.

b. Tes

Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang (siswa) dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka (Uno, 2011: 104). Tes yang digunakan peneliti adalah tes tertulis jenis menjodohkan yang akan diberikan setiap Siklusnya.

c. Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi yang terjadi selama penelitian berlangsung baik berkaitan dengan guru, siswa ataupun mengenai model pembelajaran SFE. Observasi yang dilakukan peneliti dengan menggunakan lembar observasi guru dan lembar observasi guru dan siswa.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan observer untuk mengukur sebagai tolak ukur keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

(25)

12

b. Lembar tes evaluasi mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya dengan menggunakan jenis tes menjodohkan yang diberikan setiap Siklusnya;

c. Lembar pengamatan guru pada saat menggunkan model pembelajaran SFE; ditampilkan pada tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1 Lembar Pengamatan Guru

No. Aspek yang diamati Ya Tidak

I PEMBUKAAN

1. Memeriksa kesiapan siswa 2. Melakukan kegiatan apersepsi

II KEGIATAN INTI PEMBEAJARAN

A. PENGUASAAN MATERI 3. Penguasaan materi pembelajaran

4. Mengaitkan materi dengan pembelajaran yang relevan

5. Kejelasan dalam penyampaian materi 6. Menghubungkan materi dengan

kehidupan nyata

B. PENDEKATAN ATAU STRATEGI PEMBELAJARAN

7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

8. Melaksanakan pembelajaran secara runtut

9. Menguasai kelas

10. Melaksanakan pebelajaran yang bersifat kontekstual

11. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

12. Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu

C MEDIA DAN MODEL

PEMBELAJARAN

13. Mendayagunakan media secara efektif dan efisiean

14. Menghasilkan pesan yang menarik

(26)

13

Sambungan….

15. Melibatkan siswa dalam penggunaan media pembelajaran

16 Menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model SFE 17. Mendemonstrasikan langkah-langkah

kegiatan belajar mengajar melalui model SFE

18 Memfasilitasi siswa selama kegiatan belajar mengajar melalui model SFE D PELIBATAN SISWA

19. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

20. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa

21. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa

E PENILAIAN PROSES HASIL BELAJAR

22. Memantau kemajuan belajar selama proses

23. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

F PENGGUNAAN BAHASA

24. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar

25. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

III PENUTUP

26 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman

27. Melakukan tindak lanjut

(Sumber: Mulyasa, 2013: 224-225)

(27)

14

Tabel 1.2. Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Saat Mempraktikkan Model Pembelajaran SFE.

No. Aspek yang dinilai Deskripsi

Guru Siswa

1. Penyampaian kompetensi yang akan diraih

2. Penjelasan garis-garis besar materi pembelajaran

3. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya.

7. Penyampaian refleksi 8. Penutup

(Sumber:Shoimin, 2014: 184) 6. Analisis Data

Analisis data merupakan jiwanya PTK. Analisis data yang harus ditempuh setelah pengumpulan data adalah menganalisis data tersebut (Basrowi, 2008: 130). Analisis data dilakukan setiap siklusnya dengan cara memberikan soal tes setiap akhir pelaksanaan pembelajaran. Data yang terkumpul dianalisis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Peneliti dalam membuktikan hipotesis tindakan menganalisis menggunakan statistik untuk menghitung ketuntasan klasikal, apabila hasil belajar siswa secara klasikal mencapai > 85% maka siklus dihentikan. Rumus untuk menghitung ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut:

P=∑

(28)

15 H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas ini meliputi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, bagian akhir. Tiap-tiap bagian dapat dirinci sebagai berikut:

1. Bagian awal, memuat Halaman sampul, halaman judul (sama dengan halaman sampul), lembar logo IAIN, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar.

2. Bagian inti meliputi:

a. BAB I Pendahuluan, memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

b. BAB II Landasan teori, memuat kajian teori dan kajian pustaka

c. BAB III Pelaksanaan penelitian, memuat gambaran umum sekolah dan deskripsi pelaksanaan siklus I (perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi). Deskripsi pelaksanaan siklus II, dan deskripsi pelaksanaan siklus III.

d. BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, memuat tentang deskripsi paparan per siklus dan pembahasan hasil penelitian.

e. BAB V Penutup, terdiri dari simpulan dan saran.

(29)

16 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Belajar dan Hasil Belajar a. Belajar

1) Pengertian belajar

(30)

17

dalam cakupan tanggung jawab guru. Hakikat belajar adalah perubahan

Berdasarkan definisi di atas belajar berarti suatu perubahan yang dialami manusia, dalam jangka waktu ynag tidak dapat ditentukan sebelumnya baik perubahan tingkah laku, pengetahuan, keterampilan maupun sikap.

2) Ciri-ciri Belajar Mengajar

Darsono (dalam Hamdani, 2010: 20) menyatakan ciri-ciri belajar mengajar yaitu:

a) Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan sebagai kegiatan, sekaligus tolak ukur keberhasilan belajar;

b) Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan kepada orang lain;

c) Belajar merupakan proses interaksi antar individu dengan lingkungan, hal ini berarti individu harus aktif apabila dihadapkan ada lingkungan tertentu; dan

d) Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar. Perubahan bersifat integral artinya perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang terpisahkan satu dengan yang lainnya;

3) Prinsip-prinsip Belajar

(31)

18

Mengalami sendiri, Pengulatan, Materi pelajaran yang menantang, Balikan dan penguatan, dan Perbedaan individual.

b. Hasil belajar

1) Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan-perubaahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5), sedangkan Suprijono (dalam Nuraini, 2015: 21) menyatakan hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.

Berdasarkkan definisi di atas hasil belajar berarti perubahan yang terjadi pada siswa yang menyangkut aspek perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.

2) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

(32)

19 a) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersuber dari dalam peserta didik yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik, dan kesehatan.

b) Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya; pertengkaran suami istri; perhatian orangtua yang kurang terhadap anaknya; serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dan orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar siswa (Susanto, 2013: 12).

3) Macam-macam Hasil Belajar

Macam-macam hasil belajar dapat dibedakan menjadi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

(33)

20

Bloom (dalam Susanto, 2013:6) menyatakan pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari material atau bahan yang dipelajari. Pemahaman adalah seberapa besar siswa dapat memahami serta mengerti apa yang di baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang dirasakan.

b) Keterampilan Proses (Aspek Psikomotor)

Usman dan Setiawati (dalam Susanto, 2013: 9) menyatakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk krativitasnya.

c) Sikap (Aspek Afektif)

(34)

21 2. Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu pengetahuan alam yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains disingkat menjadi IPA. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang SD. Mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar dampai sekolah menengah.

Masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru di sekolah, proses pembelajara yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan kemapuan peserta didik. Pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarakhan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari (Susanto, 2013: 165-166)

a. Hakikat IPA

Kata sains berasal dari kata Latin Scientia yang berarti “saya tahu”. Istilah Inggris kata Science mula-mula berarti pengetahuan,

(35)

22

Pengetahuan Alam atau dengan singkat sekarang bisa dikenal dengan sebutan IPA. (Sukarno, 1981: 1)

b. Karakteristik IPA

Ilmu Pengetahuan Alam memiliki karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya, Jacobson dan Bergman (dalam Susanto, 2013:170) menyatakan karakteristik IPA yaitu:

1) Ilmu Pengetahuan Alam merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori;

2) Ilmu Pengetahuan Alam merupakan proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam, termasuk juga penerapannya;

3) Ilmu Pengetahuan Alam merupakan sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyingkap rahasia alam; 4) Ilmu Pengetahuan Alam merupakan tidak dapat membuktikan

semua akan tetapi hanya sebagian atau beberapa saja; dan

5) Ilmu Pengetahuan Alam memiliki keberanian yang bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang bersifat objektif.

c. Tujuan Pembelajaran IPA

(36)

23

1) Ilmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untuk memperoleh kayakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya;

2) Ilmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;

3) Ilmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untuk mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat;

4) Ilmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untuk mengembangkaan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membeuat keputusan;

5) Ilmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untuk mengingatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;

6) Ilmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untuk mengingatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; dan

(37)

24 3. Model Pembelajaran

a. Hakikat Model Pembelajaran

Model pebelajaran digunakan untuk menunjukkan sosok utuh konseptual dari aktvitas belajar mengajar yang secara keilmuan dapat diterima dan secara operasional dapat dilakukan. Model dapat diartikan secara khusus sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan Joyce dan Weil (dalam Sutikno, 2014:57). Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam pengorganisasian pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertetu, model pembelajaran menggambarkan keseluruhan urutan alur atau langkah-langkah yang pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran Sutikno (2014: 58), sedangkan Nurulwati (dalam Shoimin, 200: 10) menyatakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merancang aktivitas belajara mengajar. Hal ini bermaksud model pembelajaran memberikan kerangka bagi guru yang mengajar.

(38)

25

pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran dan digunakan sebagai pedoman dalam melakukan sesuatu dan dapat dilakukan sebagai pengorganisasian pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.

b. Fungsi Model Pembelajaran

Fungsi model pembelajarn adalah sebagai pedoman bagi pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Model yang akan digunakan dalam pembelajaran menentukan perangkat yang dipakai dalam pembelajaran tersebut Shoimin (2014: 24).

c. Ciri khas Model Pembelajaran

Kardi dan Nur (dalam Shoimin, 2014: 24) menyatakan ciri khas model pembelajaran yaitu:

1) Model pembelajaran memiliki rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya;

2) Model pembelajaran memiliki landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai); 3) Model pembelajaran memiliki tingkah laku mengajar yang

diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan

(39)

26

4. Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining a. Pengertian

Model pebelajaran SFE merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekan pada struktur khusus yang dirancang untuk mengetahui pola interaksi peserta didik (Shoimin, 2014: 183). Model pembelajaran ini mengharapkan kemampuan guru dalam menyajikan atau mendemonstrasikan materi di depan siswa lalu memberikan mereka kesempatan unruk menjelaskan kepada teman-temannya (Huda, 2013: 228), sedangkan Trianto (dalam Andari, 2013: 10) menyatakan pada model pembelajaran ini siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Tujuan dari model pembelajaran SFE adalah untuk meningkatkan penguasaan materi. Siswa terdorong untuk menguasai beberapa keterampilan diantaraya berbicara, menyimak, dan pemahaman pada materi (Shoimin, 2014: 183-184).

(40)

27

Model pembelajaran ini dapat dilakukan secara klasikal ataupun berkelompok. Tujuan model pembelajaran ini agar siswa terdorong untuk menguasai beberapa keterampilan diantaraya berbicara, menyimak, dan pemahaman pada materi

b. Langkah-langkah

Suprijono (2009: 128-129) menyatakan langkah pembelajarn dengan menggunakan model pembelajaran SFE adalah sebagai betikut:

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin diraih.

Guru menyampaikan tujuan dalam pembelajaran di kelasnya yang bersumber pada RPP.

2) Guru mendemonstrasikan atau menjelaskan materi.

Guru menjelaskan materi dan siswa memerhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Guru dapat menjelaskan materi dengan cara klasikal melalui bagan yang dibuatnya, setelah secara klasikal guru dapat membagi menjadi beberapa kelompok kecil bisa 8 siswa atau 4 siswa.

3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan atau peta konsep.

(41)

28

hal ini guru dapat meminta kepada siswa yang mampu untuk menjelaskan kepada siswa lainnya. Siswa dapat saling bertukar pikiran, mengemukakan ide atau menyanggah penjelasan temannya. Siswa menjadi lebih bebas dalam melakukan hal-hal tersebut dan guru menampung seluruh ide atau pendapat yang disampaikan selama proses SFE berlangsung.

4) Guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa.

Guru mengulas seluruh poin yang dikemukakan oleh siswa di kelasnya dan guru berperan sebagai penengah bagi penjelasan siswa yang kurang tepat, ide atau gagasan yang belum terjawb ataupun bagian yang belum sempat dijelaskan oleh siswa yang berperan sebagai fasilitator.

5) Guru menerangkan seluruh materi yang disajikan saat itu.

Guru menjelaskan kembali seluruh materi kepada siswa agar siswa memahami materi yang dipelajari saat itu melalui proses SFE.

6) Penutup.

c. Kelebihan dan Kekurangan

(42)

29

1) Kelebihan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

a) Model pembelajaran SFE menjadikan materi yang disampaikan lebih jelas dan konkret;

b) Model pembelajaran SFE dapat meningkatkan daya serap siswa karena pembelajaran dilakukan dengan demontrasi; c) Model pembelajaran SFE dapat melatih siswa untuk menjadi

guru, karena siswa diberikan kesempatan untuk mengulangi penjelasan guru yang telah dia dengar;

d) Model pembelajaran SFE dapat memacu motivasi siswa untuk menjadi yang terbaik dalam menjelaskan materi ajar; dan e) Siswa dalam menyampaikan ide atau agasan dapat dilihat

melalui model SFE.

2) Kekurangan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining

a) Siswa pemalu sering kali sulit untuk mendemonstrasikan apa yang diperintahkan oleh guru;

b) Siswa tidak memiliki kesempatan yang sama untuk melakukannya (menjelaskan kembali kepada teman-temannya karena keterbatasan waktu pembelajaran);

(43)

30

d) siswa tidak mudah untuk membuat peta konsep atau menerangkan materi ajar secara ringkas.

5. Sifat-sifat Cahaya

Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Cahaya berasal dari benda yang dapat memancarkan cahaya. Benda yang dapat

menghasilkan cahaya disebut sumber cahaya. Sumber cahaya antara lain

lampu, api, kilat, dan matahari. Sumber cahaya terbesar di bumi adalah

matahari. Cahaya memiliki beberapa sifat antara lain cahaya dapat

merambat lurus; cahaya dapat menembus benda bening; cahaya dapat dipantulkan; dan cahaya dapat dibiaskan.

a. Cahaya dapat Merambat Lurus

Cahaya dapat merambat lurus dapat dilihat dari sinar matahari yang melalui celah pada genting yang bocor pada rumah kita. Genting yang bocor tersebut dapat terlihat bahwa cahaya merambat lurus seperti sebuah pipa. Lampu kendaraan bermotor yang menyala saat malam hari merupakan contoh lain bahwa cahaya dapat merambat lurus. Cahaya merambat lurus terlihat pada Gambar 2.1.

(44)

31 b. Cahaya Menembus Benda Bening

Cahaya dapat menembus benda bening dapat dibuktikan ketika cahaya senter yang mengarah ke plastik bening, maka cahaya senter tersebut akan menembus plastik bening tersebut. Plastik bening jika dilapisi dengan karton hitam, maka cahaya senter tersebut tidak dapat menembusnya dan kolam renang yang jernih, maka kita dapat melihat dengan jelas dasar kolam tersebut. Cahaya menembus benda bening terlihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Cahaya dapat Menembus Benda Bening. (Sumber: Maryanto dan Purwanto, 2009: 123)

c. Cahaya dapat Dipantulkan

(45)

32

Gambar 2.3 Cahaya dapat Dipantulkan. a) Pemantulan Teratur; b) Pemantulan Baur

(Sumber: Rositawaty, 2008: 103) d. Cahaya dapat Dibiaskan

Cahaya dapat dibiaskan contohnya adalah ketika minum dengan gelas menggunakan sedotan plastik, sedotan plastik tersebut terlihat seperti patah dan lebih pendek. Pembiasan cahaya terjadi karena cahaya merambat pada dua medium atau zat yang

berbeda yaitu dari udara ke air. Cahaya dapat dibiaskan terlihat

pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Cahaya dapat Dibiaskan (Sumber: Priyono dkk, 2009: 128)

(46)

33

lebih rapat daripada udara, sebaliknya jika cahaya datang dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, akan dibiaskan menjauhi garis normal.

Bagan sifat-sifat cahaya ditampilkan berikut ini pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Bagan Sifat-sifat Cahaya (Sumber: Rositawaty, 2009: 98) B. Kajian Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Dita Wuri Andari, 2013. Judul penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran SFE Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Fisika Kelas VIII SMP Nurul Islam”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran SFE dapat meningkatkan hasil belajar Fisika kelas VIII SMP Nurul Islam?, sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peningkatan hasil belajar fisika kelas VIII SMP Nurul Islam melalui penerapan model pembelajaran SFE. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan dua siklus dengan subjek siswa kelas VIII SMP Nurul Islam

Sifat-sifat Cahaya

Cahaya merambat lurus

Cahaya dapat menembus benda bening

Cahaya dapat dipantulkan

(47)

34

yang berjumlah 29 siswa. Hasi penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran SFE mampu meningkatkan hasil belajar fisika kelas VIII SMP Nurul Islam. Hal ini terbukti dari hasil siklus I terdapat 72,41% siswa yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata 69,66, dan siklus II terdapat 89,66% siswa yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata 79,08. Penelitian yang dilakukan oleh Dita Wuri Andari ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu penggunaan model pembelajaran SFE untuk meningkatkan hasil belajar, sedangkan perbedaannya terdapat pada subjek, materi pelajaran, tempat, dan waktu pelaksanaan penelitian.

(48)

35

Penelitian yang dilakukan oleh Tya Susanti, Siswantoro dan A. Sudirman ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu penggunaan model pembelajaran SFE untuk meningkatkan hasil belajar, sedangkan perbedaannya terdapat pada subjek, materi pelajaran, tempat, dan waktu pelaksanaan penelitian.

Berdasarkan dua hasil penelitian tentang penggunaan model pembelajaran SFE di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran SFE. Penelitian yang akan peneliti lakukan berjudul upaya peningkatkan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran SFE Materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V Madrasah ibtidaiyah salafiyatul ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten

(49)

36 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah

1. Identitas Sekolah

Tabel 3.1 Identitas Sekolah

No. Identitas Keterangan

1. Nama MI Salafiyatul Ma’muroh

2. Akreditasi B

3.

NSM 111233090018/60711463

Status Swasta

Tahun berdiri 1960

Surat Keputusan Wk/5b/335/Pgm/MI/1990

Luas Sekolah 1.135 m2

Provinsi Jawa Tengah

Kode Pos 57362

(Sumber: Dokumentasi Sekolah) 2. Visi dan Misi

Visi MI Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo

Kabupaten Boyolali terwujudnya generasi bangsa yang berilmu pengetahuan, menguasai teknologi, berakhlaq mulia dan berkualitas.

Misi MI Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo

Kabupaten Boyolali:

1) Unggul dalam perolehan nilai ujian akhir;

2) Unggul dalam lomba kreativitas, seni, oleh raga, dan kesehatan; 3) Unggul dalam lomba dibidang akademik;

(50)

37 6) Unggul dalam aktivitas keagamaan; 7) Unggul dalam kepedulian sosial, dan

8) Unggul dalam upaya mengembangkan budaya bangsa. 3. Keadaan Guru

Keadaan guru MI Salafiyatul Ma’muroh Jelok kecamatan Cepogo kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Keadaan Guru

No. Nama Guru L/P Pendidikan Jabatan

MI Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten

Boyolali pada tahun ajaran 2017/2018 memiliki siswa dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.3 Keadaan Siswa

Kelas Jumlah siswa Jumlah siswa

Laki-laki Perempuan

(51)

38 5. Karakteristik Siswa

Subjek penelitian yang peneliti lakukana adalah siswa kelas V yang berjumlah 16 siswa, terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Rincian siswa kelas V adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas V

No Nama Jenis kelamin

(Sumber: Dokumentasi Sekolah) 6. Kolaborator Penelitian

(52)

39 7. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 kali Siklus (3 pertemuan) di MI Salafiyatul Ma’muroh jelok kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

No. Siklus Pelaksanaan Penelitian

1. Siklus I Kamis, 8 Maret 2018 2. Siklus II Rabu, 14 Maret 2018 3. Siklus III Kamis, 15 Maret 2018

(Sumber: Data Primer) B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga Siklus penelitian. Setiap Siklus terdiri empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut uraian dar ketiga Siklus:

1. Deskripsi Siklus I a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan yang dilakukan peneliti dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Penelitian (RPP) mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model pembelajaran SFE;

2) Peneliti menyiapkan soal evaluasi;

3) Peneliti menyiapkan media pembelajaran bagan bergambar sifat-sifat cahaya;

(53)

40 b. Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas Siklus I dilaksanakan pada kamis 8 Maret 2018 di kelas V MI Salafiyatul Ma’muroh jelok kecamatan

Cepogo Kabupaten Boyolali dengan jumlah siswa sebanyak 16 siswa. Penelitian ini berlangsung pada dua jam pelajaran (2x35 menit), dengan materi pembelajaran cahaya dapat merambat lurus dan cahaya dapat menembus benda bening. Berikut langkah pembelajaran pada Siklus I:

1) Kegiatan Awal/Pembuka (5 menit) a) Guru membuka pelajaran dengan salam; b) Guru menanyakan kabar siswa;

c) Guru menanyakan pelajaran yang telah lalu (apersepsi); dan d) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajarinya “sifat

-sifat cahaya (cahaya dapat merambat lurus dan cahaya dapat menembus benda bening).”

2) Kegiatan Inti (60 menit) a) Eksplorasi

(1) Guru menjelaskan garis besar materi sifat-sifat cahaya;

Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Cahaya berasal dari benda yang dapat memancarkan cahaya.

Benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut sumber

cahaya. Sumber cahaya antara lain lampu, api, kilat dan

(54)

41

(a) Cahaya dapat Merambat Lurus

Cahaya dapat merambat lurus dapat dilihat dari sinar matahari yang melalui celah pada genting yang bocor pada rumah kita. Genting yang bocor tersebut dapat terlihat bahwa cahaya merambat lurus seperti sebuah pipa. Lampu kendaraan bermotor yang menyala saat malam hari merupakan cara lain dalam membuktikan bahwa cahaya dapat merambat lurus. (b) Cahaya dapat Menembus Benda Bening

Cahaya dapat menembus benda bening dapat dibuktikan ketika cahaya senter yang mengarah ke plastik bening, maka cahaya senter tersebut akan menembus plastik bening tersebut. Plastik bening jika dilapisi dengan karton hitam, maka cahaya senter tersebut tidak dapat menembusnya dan kolam renang yang jernih kita dapat melihat dengan jelas dasar kolam tersebut.

(2) Guru memerlihatkan bagan gambar cahaya dapat merambat

lurus dan cahaya dapat menembus benada bening melalui

bagan.

b) Elaborasi

(55)

42

(2) Guru membimbing siswa mlakukan pembelajaran dengan model pembelajaran SFE secara klasikal.

c) Konfirmasi

(1) Guru mempersilahkan kepada siswa untuk saling bertanya dan mengemukakan ide atau gagasan;

(2) Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pahaman dan memberi penguatan;

(3) Guru menjadi penengah bagi penjelasan siswa yang kurang tepat, ide atau gagasan yang belum terjawb ataupun bagian yang belum sempat dijelaskan oleh siswa yang berperan sebagai fasilitator; dan

(4) Guru memberikan lembar soal kepada siswa guna untuk melihat tingkat pemahaman siswa.

3) Kegiatan akhir/penutup (5 menit)

(1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran;

(2) Guru menginformasikan materi pada pembelajaran

selanjutnya tentang cahaya dapat dipantukan dan cahaya

dapat dibiaskan;

(3) Guru memberikan kata-kata semangat kepada siswa agar selalu giat belajar; dan

(56)

43 c. Pengamatan

Selama proses pembelajaran, peneliti mengamati jalannya pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas. Peneliti menyiapkan instrumen pengamatan guru dan instrument pengamatan guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan bertujuan untuk mengamati guru dan siswa dalam penggunaan model pembelajaran SFE. Hasil pengamatan ditulis pada instrument yang telah disediakan. d. Refleksi

Hasil penelitian dari Siklus I selanjutnya dilakukan refleksi untuk mengetahui tindak lanjut yang akan dilakukan dalam Siklus II agar hasil belajar yang diperoleh siswa meningkat.

Kekurangan pada Siklus I antara lain: 1) Guru tidak memberikan motivasi awal;

2) Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran;

3) Guru sama sekali tidak menyinggung model pembelajaran SFE; 4) Kesimpulan yang disampaikan guru dalam pembelajaran kurang

ditekankan;

5) Guru tidak memberikan informasi mengenai materi yang akan datang;

(57)

44

baik. Rencana perbaikan yang akan peneliti bicarakan dengan guru antara lain:

1) Guru memberikan motivasi awal dalam pembelajaran; 2) Guru membacakan tujuan pembelajaran kepada siswa; 3) Guru menggunakan model pembelajaran dan SFE;

4) Guru lebih menekan kesimpulan selama proses pembelajaran; dan 5) Guru memberikan motivasi di setiap menutup pembelajaran. 2. Deskripsi Siklus 2

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan yang dilakukan peneliti dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Penelitian (RPP) mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model pembelajaran SFE;

2) Peneliti menyiapkan soal evaluasi;

3) Peneliti menyiapkan media pembelajaran bagan bergambar sifat-sifat cahaya;

4) Menyiapkan lembar observasi guru; dan

5) Peneliti menyiapkan lembar observasi guru dan siswa. b. Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas Siklus II dilaksanakan pada Rabu 14 Maret 2018 di kelas V MI Salafiyatul Ma’muroh jelok kecamatan

(58)

45

Penelitian ini berlangsung pada dua jam pelajaran (2x35 menit), dengan materi pembelajaran cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat dibiaskan. Berikut langkah pembelajaran pada Siklus II:

1) Kegiatan Awal (5menit)

a) Guru membuka pelajaran dengan salam; b) Guru menanyakan kabar siswa;

c) Guru menanyakan pelajaran yang telah lalu (Apersepsi); dan d) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajarinya “sifat

-sifat cahaya (cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat dibiaskan).”

2) Kegiatan inti (60 menit) a) Eksplorasi

(1) Guru menjelaskan garis besar materi sifat-sifat cahaya;

(a) Cahaya dapat Dipantulkan

(59)

46

(b) Cahaya dapat Dibiaskan

Cahaya dapat dibiaskan contohnya adalah ketika minum dengan gelas menggunakan sedotan plastik, sedotan plastik tersebut terlihat seperti patah dan lebih pendek. Pembiasan cahaya terjadi karena cahaya merambat pada dua medium atau zat yang

berbeda yaitu dari udara ke air. Pembiasan dapat

dibagi menjadi 2, yaitu pembeiasan mendekati garis normal, dam pembiasan menjauhi garis normal. Cahaya dibiaskan mendekati garis normal terjadi apabila cahaya datang dari zat yang kurang rapat menuju zat yang lebih rapat. Air lebih rapat daripada udara, sebaliknya jika cahaya datang dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, akan dibiaskan menjauhi garis normal.

(2) Guru memperlihatkan bagan gambar cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat dibiaskan.

b) Elaborasi

(1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada temannya;

(60)

47

(3) Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok dengan cara berhitung.

c) Konfirmasi

(1) Guru mempersilahkan kepada siswa untuk saling bertanya dan mengemukakan ide atau gagasan;

(2) Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pahaman dan memberi penguatan;

(3) Guru menjadi penengah bagi penjelasan siswa yang kurang tepat, ide atau gagasan yang belum terjawab ataupun bagian yang belum sempat dijelaskan oleh siswa yang berperan sebagai fasilitator; dan

(4) Guru memberikan lembar soal kepada siswa guna untuk melihat tingkat pemahaman siswa.

3) Kegiatan akhir/penutup (5 menit)

a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran;

b) Guru menginformasikan materi pada pembelajaran selanjutnya

tentang cahaya dapat merambat lurus; cahaya dapat menembus

benda bening; cahaya dapat dipantukan dan cahaya dapat

dibiaskan;

c) Guru memberikan kata-kata semangat kepada siswa agar selalu giat belajar; dan

(61)

48 c. Pengamatan

Selama proses pembelajaran, peneliti mengamati jalannya pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas. Peneliti menyiapkan instrumen pengamatan guru dan instrument pengamatan guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan bertujuan untuk mengamati guru dan siswa dalam penggunaan model pembelajaran SFE. Hasil pengamatan ditulis pada instrument yang telah disediakan. d. Refleksi

Hasil penelitian dari Siklus II selanjutnya dilakukan refleksi untuk mengetahui tindak lanjut yang akan dilakukan dalam Siklus III agar hasil belajar yang diperoleh siswa meningkat.

Materi refleksi untuk Siklus III antara lain: 1) Guru tidak memberikan motivasi awal;

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran belum secara keseluruhan;

3) Guru menyinggung secara keseluruhan model pembelajaran SFE, namun belum sempurna;

4) Guru tidak memberikan motivasi kepada siswa agar selalu belajar. Menghadapi permasalahan diatas, maka peneliti bersama kolaborator melakukan refleksi agar Siklus selanjutnya berjalan lebih baik. Rencana perbaikan yang akan peneliti bicarakan dengan guru antara lain:

(62)

49

2) Guru membacakan tujuan pembelajaran secara keseluruhan kepada siswa;

3) Guru sepenuhnya menggunakan model pembelajaran SFE; 4) Guru memberikan motivasi di setiap menutup pembelajaran. 3. Deskripsi Siklus 3

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan yang dilakukan peneliti dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Penelitian (RPP) mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model pembelajaran SFE;

2) Peneliti menyiapkan soal evaluasi;

3) Peneliti menyiapkan media pembelajaran bagan bergambar sifat-sifat cahaya;

4) Peneliti menyiapkan lembar observasi guru; dan 6) Peneliti menyiapkan lembar observasi guru dan siswa. b. Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas Siklus III dilaksanakan pada Kamis 15 Maret 2018 di kelas V MI Salafiyatul Ma’muroh jelok kecamatan

(63)

50

dapat menembus benda bening; cahaya dapat dipantulkan; dan cahaya dapat dibiaskan. Berikut langkah pembelajaran pada Siklus II:

1) Kegiatan Awal (5menit)

a) Guru membuka pelajaran dengan salam; b) Guru menanyakan kabar siswa;

c) Guru menanyakan pelajaran yang telah lalu (Apersepsi); dan d) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajarinya “sifat

-sifat cahaya (Cahaya dapat merambat lurus; cahaya dapat menembus benda bening; cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat dibiaskan).”

2) Kegiatan inti (60 menit) a) Eksplorasi

(1) Guru menjelaskan garis besar materi sifat-sifat cahaya;

Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Cahaya berasal dari benda yang dapat memancarkan

cahaya. Benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut

sumber cahaya. Sumber cahaya antara lain lampu, api, kilat

dan matahari. Sumber cahaya terbesar di bumi adalah

matahari.

(a) Cahaya dapat Merambat Lurus

(64)

51

dapat terlihat bahwa cahaya merambat lurus seperti sebuah pipa. Lampu kendaraan bermotor yang menyala saat malam hari merupakan cara lain dalam membuktikan bahwa cahaya dapat merambat lurus. (b) Cahaya dapat Menembus Benda Bening

Cahaya dapat menembus benda bening dapat dibuktikan ketika cahaya senter yang mengarah ke plastik bening, maka cahaya senter tersebut akan menembus platik bening tersebut. Plastik bening jika dilapisi dengan karton hitam, maka cahaya senter tersebut tidak dapat menembusnya dan kolam renang yang jernih kita dapat melihat dengan jelas dasar kolam tersebut.

(c) Cahaya dapat Dipantulkan

(65)

52

(d) Cahaya dapat Dibiaskan

Cahaya dapat dibiaskan contohnya adalah ketika minum dengan gelas menggunakan sedotan plastik, sedotan plastik tersebut terlihat seperti patah dan lebih pendek. Pembiasan cahaya terjadi karena cahaya merambat pada dua medium atau zat yang

berbeda yaitu dari udara ke air. Pembiasan dapat

dibagi menjadi 2, yaitu pembeiasan mendekati garis normal, dam pembiasan menjauhi garis normal. Cahaya dibiaskan mendekati garis normal terjadi apabila cahaya datang dari zat yang kurang rapat menuju zat yang lebih rapat. Air lebih rapat daripada udara, sebaliknya jika cahaya datang dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, akan dibiaskan menjauhi garis normal.

(2) Guru memperlihatkan bagan gambar cahaya dapat

dipantulkan dan cahaya dapat dibiaskan.

b) Elaborasi

(1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada temannya;

(66)

53

(3) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dengan cara berhitung.

c) Konfirmasi

(1) Guru mempersilahkan kepada siswa untuk saling bertanya dan mengemukakan ide atau gagasan;

(2) Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pahaman dan memberi penguatan;

(3) Guru menjadi penengah bagi penjelasan siswa yang kurang tepat, ide atau gagasan yang belum terjawb ataupun bagian yang belum sempat dijelaskan oleh siswa yang berperan sebagai fasilitator; dan

(4) Guru memberikan lembar soal kepada siswa guna untuk melihat tingkat pemahaman siswa.

3) Kegiatan akhir/penutup (5 menit)

a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran;

b) Guru menginformasikan materi pada pembelajaran selanjutnya

tentang gaya;

c) Guru memberikan kata-kata semangat kepada siswa agar selalu giat belajar; dan

d) Guru menutup pelajaran dengan doa. c. Pengamatan

(67)

54

juga sudah dilakukan pada Siklus I dan II. Lembar pengamatan ini bertujuan untuk mengamati keterampilan guru dalam mengelola pelajaran dengan menggunakan model SFE. Peneliti juga mengamati perubahan tingkah laku dan hasil belajar dari Siklus sebelumnya. d. Refleksi

(68)

55 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Paparan Siklus

1. Deskripsi Data Siklus I

Penelitian Siklus I dilaksanakan pada Kamis 8 Maret 2018 selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi pada Siklus I adalah cahaya dapat merambat lurus dan cahaya dapat menembus benda bening. Hasil penelitian Siklus I menunjukkan proses pembelajaran dengan menggunakan model SFE belum berjalan baik, dikarenakan guru belum memahami cara kerja model tersebut dan siswa hanya menjai objek penerima materi pembelajaran. Nilai siswa Siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Nama Nilai Keterangan

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 30

Rata-rata 73,75

(69)

56 Keterangan:

Tuntas = 11 siswa Tidak tuntas = 5 siswa

Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:

Presentase ketuntasan=

x 100%

=

= 68,75%

Tabel 4.1 menunjukkan nilai rata-rata pada Siklus I sebesar 73,75 dari jumlah seluruh siswa kelas V. Siswa tuntas belajar sebesar 68,75% (11 siswa) sedangkan siswa yang tidak tuntas sebesar 31,25% (5 siswa). Berdasarkan data diatas diketahui siswa tuntas hanya 68,75% dari jumlah siswa keseluruhan. Data tersebut belum mencapai batas ketuntatsan kasikal sebesar 85%, maka harus dilaksanakan Siklus II pada waktu yang telah ditentukan.

2. Deskripsi data Siklus II

(70)

57

Kekurangan pada Siklus I sudah diperbaiki pada Siklus II. Pembelajaran pada Siklus II masih ditemui kelemahan, namun secara keseluruhan pembelajaran pada Siklus II lebih baik daripada Siklus I. Nilai siswa pada Siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Data Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Nama Nilai Keterangan

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 10

Rata-rata 74,37

(Sumber: Data Primer) Keterangan:

Tuntas = 12 siswa Tidak tuntas = 4 siswa

Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:

Presentase ketuntasan=

x 100%

=

(71)

58

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan nilai rata-rata pada Siklus II sebesar 74,37 dari jumlah seluruh siswa kelas V. Siswa tuntas belajar sebesar 75% (12 siswa) sedangkan siswa yang tidak tuntas sebesar 25% (4 siswa). Berdasarkan data diatas diketahui siswa tuntas hanya 75% dari jumlah siswa keseluruhan. Data tersebut belum mencapai batas ketuntatsan kasikal sebesar 85%, maka harus dilaksanakan Siklus III pada waktu yang telah ditentukan.

3. Deskripsi Data Siklus III

Penelitian Siklus III dilaksanakan pada Kamis 15 Maret 2018 selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi pada Siklus III adalah cahaya dapat merambat lurus; cahaya dapat menembus benda bening; cahaya dapat dipantulkan; dan cahaya dapat dibiaskan. Pembelajarn pada Siklus III berlangsung sesuai yang telah direncanakan. Kekurangan pada Siklus II sudah diperbaiki pada Siklus III. Keterampilan guru dalam melaksanakan model pembelajaran sudah meningkat dari Siklus sebelumnya dan antusiasme siswa selama pembelajaran berlangsung juga meningkat, dibuktikan pada nilai hasil belajar siswa yang meningkat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus III

(72)

59

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 60

Rata-rata 91,87

(Sumber: Data Primer) Keterangan:

Tuntas = 15 siswa Tidak tuntas = 1 siswa

Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:

Presentase ketuntasan=

x 100%

= = 93,75%

Gambar

Gambar Rancangan Pelaksanaan PTK
Tabel 1.1 Lembar Pengamatan Guru
Gambar 2.1 Cahaya Merambat Lurus. (Sumber: Rositawaty, 2008: 100)
Gambar 2.2 Cahaya dapat Menembus Benda Bening.  (Sumber: Maryanto dan Purwanto, 2009: 123)
+7

Referensi

Dokumen terkait