• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MENANGGULANGI PENGANGGURAN; PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi di Kecamatan Soreang Kota Parepare)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MENANGGULANGI PENGANGGURAN; PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi di Kecamatan Soreang Kota Parepare)"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

(Studi di Kecamatan Soreang Kota Parepare)

Oleh

NISAR

NIM. 11.2200.079

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)

i

PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

(Studi di Kecamatan Soreang Kota Parepare)

Oleh

NISAR

NIM. 11.2200.079

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH) pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(3)

ii

PERSPEKIF EKONOMI ISLAM

(Studi di Kecamatan Soreang Kota Parepare)

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Hukum (SH)

Program Studi Hukum Ekonomi Syariah

Disusun dan diajukan oleh

NISAR

NIM. 11.2200.079

Kepada

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

PAREPARE

(4)
(5)
(6)
(7)

vi

Bismillāhir Rahmānir Rahīm

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. berkat hidayah, taufik

dan maunah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tulisan ini sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Syariah dan Sarjana

Ekonomi Islam pada jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri (STAIN) Parepare. Begitupula, shalawat dan salam penulis kirimkan

kepada Sayyidina Muhammad al-Mustafa saw.

Terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Suami tercinta Hartono Ahmad

atas dukungan dan motivasi yang sangat berharga buat penulis, beserta Ayahanda

Toro Akkas dan Ibunda Hartati Puan Jango dengan pembinaan dan berkah doa

tulusnya, penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan tugas akademik.

Penulis telah menerima banyak bimbingan dan bantuan dari bapak Dr. H.

Rahman Ambo Masse, Lc., M.Ag. dan Wahidin, M.HI, selaku pembimbing I dan

Pembimbing II, atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis

ucapkan terima kasih.

Selanjutnya, penulis juga mengucapkan, menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si., sebagai ketua STAIN Parepare yang

telah bekerja keras mengelola pendidikan di STAIN Parepare,

2. Bapak Budiman, S.Ag., M.HI., selaku ketua Jurusan Syariah dan Ekonomi

Islam (SEI) atas pengabdiannya telah menciptakan suasana pendidikan yang

(8)

vii

meluangkan waktu mereka dalam mendidik penulis selama studi di STAIN

Parepare.

4. Kepala dan jajaran pegawai perpustakaan STAIN Parepare yang telah

membantu dalam pencarian referensi skripsi penulis.

5. Teman-teman di pondok Pink yang tidak bisa penulis sebut namanya satu

persatu, terima kasih atas dukungannya kepada penulis.

6. Teman-teman senasib dan seperjuangan Prodi Hukum Ekonomi Syariah.

Penulis tak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuan, baik moril maupun material hingga tulisan ini dapat

terselesaikan. Semoga Allah swt. berkenan menilai segala kebijakan sebagai amal

jariah dan memberikan rahmat dan pahala-Nya.

Akhirnya penulis menyampaikan kiranya pembaca berkenan memberikan

saran konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini.

Parepare, 18 Juni 2016

Penulis

Nisar

(9)

viii

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Nisar

NIM : 11.2200.079

Tempat/Tgl. Lahir : Urung/18 Juni 1993

Program Studi : Hukum Ekonomi Syariah

Jurusan : Syariah dan Ekonomi Islam

Judul Skripsi :Strategi Pemerintah Daerah dalam Menanggulangi

Pengangguran; Perspektif Ekonomi Islam (Studi di

Kecamatan Soreang Kota Parepare)

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa

ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau

seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Parepare, 11 Januari 2016

Penyusun

NISAR

(10)

ix

Nisar. Strategi Pemerintah Daerah dalam Menanggulangi Pengangguran;

Perspektif Ekonomi Islam (Studi di Kecamatan Soreang Kota Parepare), (dibimbing

oleh Bapak H. Rahman Ambo Masse dan Bapak Wahidin). Pemerintah

Pemerintah Kota Parepare dengan dukungan seluruh kompoenen masyarakat telah melaksanakan strategi penanggulangan pengangguran untuk mewujudkan visi

Terwujudnya Kota Parepare yang Maju, Peduli, Mandiri dan Bermartabat”. Dari penelitian ini penulis ingin mengetahui strategi, pelaksanaan dan hasil penanggulangan pengangguran di Kec. Soreang Kota Parepare oleh pemerintah daerah. Kemudian bagaimana perspektif Ekonnomi Islam terhadap strategi, pelaksanaan dan hasil penanggulangan pengangguran tersebut.

Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis penelitian deskriptif-kualitatif, data dalam penelitian diperoleh dari data primer dan data sekunder. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Walikota bersama Perangkat Daerah Kota Parepare menetapkan tujuan dan sasaran pembangunan sebagai implementasi dari visi dan misi yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya, Pemerintah telah mengupayakan peningkatan daya saing (ilmu pengetahuan) masyarakat dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat sehingga Angka Rata-rata Lama Sekolah merupakan rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani meningkat sebesar 10,03 tahun dan Pendapatan per Kapita dalam beberapa tahun terakhir mengalami tren peningkatan. Karenanya, , strategi Pemerintah Daerah dalam menanggulangi pengangguran sudah sesuai dengan perspektif Ekonomi Islam, di mana pemerintah sebagai kepala daerah (Khalifah) telah memberikan hasil positif bagi masyarakatnya sebagai realisasi Politik Ekonomi Islam.

(11)

x

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PANGAJUAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING ... v

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ix

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... ……xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah. ... 5

1.3Tujuan Penelitian. ... 5

1.4Kegunaan Penelitian... 5

(12)

xi

2.3Tinjauan Teoritis... 9

2.3.1 Teori Strategi ... 9

2.3.2 Teori Pengangguran ... 10

2.3.3 Teori Ekonomi Islam. ... 16

2.3.4 Penanggulangan Pengangguran dalam Ekonomi Islam... 26

... 2.4Bagan Kerangka Pikir. ... 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian. ... 37

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian. ... 37

3.3 Fokus Penelitian. ... 38

3.4 Sumber Data. ... 38

3.5 Teknik Pengumpulan Data. ... 38

3.6 Teknik Analisis Data. ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian. ... 41

4.2 Strategi Pemerintah Daerah Dalam Menanggulangi Pengangguran. .. 44

4.3Pelaksanaan Penanggulangan Pengangguran di Kecamatan Soreang Kota Parepare ... 54

(13)

xii

5.2 Saran. ... 68

DAFTAR PUSTAKA. ... 69

(14)

xiii

No. Tabel Judul Tabel Halaman

1. Luas Wilayah Kecamatan Soreang 42

2. Jumlah Penduduk Kecamatan Soreang 44

3. Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Parepare Tahun 2015 50

4. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Peningkatan Daya

(15)

xiv

No. Gambar Judul Gambar Halaman

(16)

xv

No. Lampiran Judul Lampiran

Lampiran

Lampiran

Lampiran

Lampiran

Lampiran

Lampiran

Lampiran 1

2

3

4

5

6

7

Izin Melaksanakan Penelitian

Izin Rekomendasi Penelitian

Surat Keterangan Izin Penelitian

Surat Keterangan Selesai Meneliti

Outline Pertanyaan

Surat Keterangan Wawancara

(17)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu masalah pokok yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia adalah masalah pengangguran. Pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kemiskinan, kriminalitas dan masalah-masalah sosial politik yang

juga semakin meningkat. Adanya pengangguran akan mengurangi pendapatan masyarakat sehingga mengakibatkan tingkat kemakmuran negara juga berkurang. Pengangguran juga dapat menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan sosial, masalah konsumsi, kesehatan, serta prospek pembangunan di masa yang akan datang.

Masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk.

(18)

2

hujan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Begitupun dengan petani, pada musim kemarau mereka tidak dapat mengerjakan tanahnya, disamping itu pada umumnya para petani tidak begitu aktif diantara waktu sesudah menanam. Apabila para petani dan nelayan tidak melakukan pekerjaan lain terpaksa mereka menganggur.

Survey penduduk pada data Badan Pusat Statistik Kota Parepare menunjukkkan bahwa penduduk Kota Parepare pada tahun 2014 berjumlah 136.903

jiwa, kepadatan penduduk paling tinggi di Kecamatan Soreang yaitu sebesar 44,49% atau sekitar 60.909 jiwa. Otomatis jumlah penduduk di Kota Parepare akan meningkatkan jumlah pengangguran yang berdomosili di Kota Parepare, karena jumlah penganguran di Kota Parepare dari hasil survey adalah 4,86% yakni 6.653 penduduk.1

Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Parepare Tahun 2013-2018, maka Pemerintah Kota Parepare dengan dukungan seluruh kompoenen masyarakat berupaya melaksanakan berbagai program dan kegiatan untuk mewujudkan visi

“Terwujudnya Kota Parepareyang Maju, Peduli, Mandiri dan Bermartabat”’

Tanggung jawab dalam mensejahterakan masyarakat pada dasarnya bukan saja merupakan beban pemerintah selaku penyelenggara Negara, namun juga menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah, masyarakat maupun pihak swasta, oleh karena itu pendekatan kemitraan dalam upaya memberdayakan masyarakat merupakan sesuatu yang diidealkan. Dalam konsep kemitraan terdapat kondisi yang menjamin adanya proses kesejajaran dan keseimbangan peran antara pemerintah,

(19)

3

masyarakat dan swasta artinya pemerintah memberikan rambu dan aturan main secara umum baik peranannya dalam membuat kebijakan maupun pendanaan.

Masyarakat diberi hak untuk mengelola sumber daya dalam rangka melaksanakan pembangunan, dan swasta memberikan energi dalam program pemberdayaan melalui investasi swasta. Konsep kemitraan muncul karena banyaknya masalah dalam pendekatan pembangunan pada masa yang lalu yang sifatnya

top-down yang memposisikan pemerintah sebagai faktor dominan dan membiarkan sikap acuh tak acuh pihak swasta dalam memberdayakan kaum lemah.

Program pemberdayaan masyarakat miskin telah banyak dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat yang ditujukan kepada individu atau masyarakat melalui program-program pemerintah baik yang dilakukan oleh Disnaker, Dinsos, dan sebagainya, Program pendidikan nonformal merupakan salah satu program yang banyak dipilih untuk memberdayakan masyarakat yang tujuannya memberikan keterampilan maupun pelatihan kepada masyarakat miskin agar mereka dapat menggunakan keterampilannya untuk mensejahterakan kehidupannya. Program pendidikan nonformal banyak dilakukan pada masyarakat baik yang dilakukan oleh sanggar kegiatan belajar masyarakat, PKBM, lembaga kursus dan pelatihan yang banyak tumbuh di masyarakat.

Ekonomi Islam menjelaskan tentang masalah ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat Islam dewasa ini.2 Kebahagiaan telah menjadi tujuan utama dari semua masyarakat. Meskipun kondisi material bukanlah satu-satunya isi dari kebahagiaan itu, tampak kepercayaan bahwa kebahagiaan dapat dijamin apabila tujuan-tujuan materi dapat direalisasikan. Tujuan-tujuan tersebut antara lain adalah untuk mengatasi

2Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam ( Cet. I; Yogyakarta: Dana Bhakti, 1995),

(20)

4

kemiskinan dan pengangguran seperti pemenuhan kebutuhan materi bagi semua individu, ketersedian peluang bagi setiap orang untuk dapat hidup terhormat dan distribusi kekayaan yang merata. Bagaimanapun juga tidak ada negara didunia ini baik negara kaya maupun miskin yang telah berhasil merealisasikan sasaran material tersebut.3

Ekonomi Islam menekankan pada aspek persaudaraan (ukhuwah), keadilan sosial ekonomi dan pemenuhan kebutuhan spritual umat manusia, hal ini disebabkan

umat muslim percaya bahwa kedudukan antara orang miskin dan kaya, pengangguran dan yang bekerja memiliki kedudukan sama di mata Allah untuk menjadikan khalifah di bumi sekaligus sebagai hambanya. Kebahagiaan dan ketenangan batin tidak dapat dirasakan kecuali memenuhi kebutuhan-kebutuhan material dan spritual, dengan kata lain, titik tekan ekonomi Islam adalah memberikan pandangan dan solusi atas berbagai persoalan atau masalah ekonomi yang dihadapi oleh manusia secara umum. Oleh karenanya Islam memiliki konsep ekonomi yang mengarahkan setiap manusia tidak berfokus pada unsur material yang menyebabkan setiap manusia menghalalkan segala cara demi memenuhi kebutuhan hidupnya.Begitupun dengan upaya penanggulangan pengangguran, dalam pelaksanaannya tidaklah seorangpun berada dalam kedudukan untuk mendistribusikn sumber-sumber semau mereka. Dalam hal ini ada pembatasan yang serius berdasarkan ketetapan kitab Suci al-Qur’an dan al-Hadis atas tenaga individu. Dalam Islam, kesejahteraan sosial dapat dimaksimalkan jika sumber daya ekonomi juga dialokasikan sedemikian rupa, sehingga dengan pengaturan kembali keadaannya, tidak seorangpun menjadi lebih

(21)

5

baik dengan menjadikan orang lain lebih buruk di dalam kerangka al-Qur’an atau al -Hadis.4

Melihat permasalahan yang telah di uraikan diatas. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul “Strategi Pemerintah Daerah dalam Menanggulangi Pengangguran; Perspektif Ekonomi Islam (Studi di Kecamatan

Soreang Kota Parepare)” dalam hal ini strategi penanggulangan pengangguran akan

dilihat dari sisi Ekonomi Islam.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana strategi pemerintah daerah dalam menanggulangi pengangguran di Kecamatan Soreang Kota Parepare?

1.2.2 Bagaimana pelaksanaan penanggulangan pengangguran oleh pemerintah daerah di Kecamatan Soreang Kota Parepare?

1.2.3 Bagaimana hasil penanggulangan pengangguran oleh pemerintah daerah di Kecamatan Soreang Kota Parepare?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengetahui strategi pemerintah daerah dalam menanggulangi pengangguran di Kecamatan Soreang Kota Parepare.

1.3.2 Untuk mengetahui pelaksanaan penanggulangan pengangguran oleh pemerintah daerah di Kecamatan Soreang Kota Parepare.

1.3.3 Untuk mengetahui hasil penanggulangan pengangguran oleh pemerintah daerah di Kecamatan Soreang Kota Parepare.

1.4 Kegunaan Penelitian

4Edwin Nasution, Mustafa. 2006. Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, Jakarta: Kencana,

(22)

6

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan terutama dalam bidang Ilmu Hukum Islam dan juga memberikan konstribusi pemikiran serta dijadikan bahan untuk mereka yang akan mengadakan penelitian-penelitian selanjutnya, terkhusus bagi masyarakat akademik di lingkugan STAIN Parepare serta para generasi yang menginginkan perubahan ke arah perbaikan dalam menerapkan Ekonomi Islam terutama masyarakat yang menganggur. Penilitian ini menpunyai tujuan-tujuan khusus, antara lain :

1.4.1 Sebagai bacaan yang diharapkan bermanfaat bagi mereka yang berminat dalam bidang ilmu pengetahuan terkhusus dalam bidang ekonomi.

1.4.2 Menambah karya-karya ilmiah yang dapat disajikan sebagai literatur atau sumber acuan bagi peniliti selanjutnya.

(23)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian terdahulu

Dalam melakukan penelitian ini maka perlu kiranya untuk melakukan kajian pustaka terhadap penelitian sebelumnya. Dengan tujuan agar menghindari plagiasi penelitian yang berkaitan dengan topik yang dibahas dalam penelitian ini. Penulis menemukan penelitian berikut:

“Strategi Pemerintah Daerah dalam Penanggulangan Pengangguran ( Studi

Kasus di Kantor Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi) Oleh: Adam Ibrahim, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi yang tepat untuk pelaksanaan penanggulangan pengangguran di Kantor Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi harus konsisten dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi sesuai bidangnya. Selanjutnya pemerintah melaksanakan strategi-strategi untuk menanggulangi pengangguran yaitu :

2.1.1 Penciptaan lapangan kerja

2.1.2 Perluasan lapangan kerja dalam pelaksanaanya, hendaknya perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara terus menerus terhadap strategi-strategi dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi sehingga dapat diketahui kegagalan dan keberhasilan langkah-langkah yang dilakukan untuk selanjutnya digunakan sebagai pembenahan terhadap faktor-faktor yang diidentifikasi.5

(24)

8

Penelitian tersebut sangat berbeda dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Yang menjadi fokus penelitian tersebut adalah pelaksanaan penanggulangan pengangguran di Kabupaten Batanghari. Kantor ini harus konsisten dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi sesuai bidangnya selanjutnya melaksanakan strategi-strategi, sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah strategi penanggulangan pengangguran akan dilihat dari sisi perspektif Ekonomi Islam.

2.2 Tinjauan Konseptual

Judul skripsi ini adalah “Strategi Pemerintah Daerah dalam Menanggulangi Pengangguran; Perspektif Ekonomi Islam (Studi di Kecamatan Soreang Kota Parepare)”. Judul tersebut mengandung unsur-unsur pokok yang perlu dibatasi pengertianya agar pembahasan dalam skripsi ini lebih fokus dan lebih spesifik. Disamping itu, tinjauan konseptual memiliki pembatasan makna yang terkait dengan judul tersebut akan memudahkan pemahaman terhadap isi pembahasan serta dapat menghindari dari kesalahpahaman. Oleh karena itu, dibawah ini akan diuraikan tentang pembatasan makna dari judul tersebut.

2.2.1 Strategi adalah suatu proses penentuan rencana para pemimpin yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat di capai.

2.2.2 Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 30 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah SMP, SMA,

(25)

9

Mahasiswa Perguruan Tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.

2.2.3 Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam mengelola sumber daya alam untuk mencapai falah berdasarkan pada al-Quran dan al-Hadis.

Berdasarkan dari beberapa pengertian tersebut, maka strategi penaggulangan pengangguran adalah proses penentuan rencana para pemimpin yang berfokus pada

tujuan jangka panjang yang dilakukan untuk membuka peluang kerja bagi pengangguran. Beberapa langkah ini akan dilihat dari sisi Ekonomi Islam yang dalam artian akan dilihat berdasarkan kesesuaiannya dengan al-Qur’an dan al-Hadis.

2.3 Tinjauan Teoritis

2.3.1 Teori Strategi

Kata ‘strategi’ berasal dari bahasa Yunani “strategos” yang berarti jenderal

atau panglima, sehingga strategi diartikan sebagai ilmu kejenderalan atau ilmu kepanglimaan. Strategi dalam pengertian kemiliteran ini berarti cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk mencapai tujuan perang6

Pengertian strategi menurut Stephanie K. Marrus seperti yang dikutip oleh

Sukristono, “Strategi didefenisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para

pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat di capai.”7

Secara umum strategi adalah prioritas atau arah keseluruhan yang luas yang

diambil oleh organisasi, yakni pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk

mencapai misi organisasi. Definisi ini disesuaikan dengan kata strategi berasal dari

6

Gulo, W. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Grasindo, 2008) .h.1

(26)

10

kata kerja ahasa Yunani stratego yang berarti merencanakan pemusnahan musuh

lewat penggunaan sumber-sumber yang efektif. Strategi dimaknai sebagai suatu cara

atau kita mencapai tujuan tertentu.8

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa strategi

adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan,

guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi berarti memperhitungkan situasi dan

kondisi (ruang dan waktu) yang akan dihadapi di masa yang akan datang guna

mencapai efektifitas

2.3.2 Teori Pengangguran

2.3.2.1 Pengertian Pengangguran

Pengangguran adalah orang yang termasuk dalam golongan angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah SMP, SMA, Mahasiswa Perguruan Tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.

Pengangguran (unemployment) merupakan kenyataan yang dihadapi tidak saja oleh negara berkembang akan tetapi juga dialami oleh negara maju dan terkhusus pada Kota Parepare. Secara umum pengangguran didefenisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja (labor force) tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan. Seorang yang tidak bekerja, tetapi secara aktif mencari pekerjaan tidak dapat digolongkan sebagai pengangguran, pengangguran pada prinsipnya mengandung arti melemahnya

8Onong Uchjana, Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori, dan Praktek (Bandung: Remaja

(27)

11

pertumbuhan produk dan adanya kesengsaraan bagi orang yang tidak bekerja dan menyebabkan pemborosan sumber daya manusia, disamping memperkecil pertumbuhan produk, pengangguran juga mengacu pengeluaran pemerintah lebih tinggi untuk keperluan kompensasi, hal ini terutama terjadi pada negara maju dan pemerintah mempunyai kewajiban menyediakan tunjangan bagi para penganggur.9

Pengangguran merupakan perhatian masyarakat yang paling utama dalam setiap perekonomian modern, apabila tingkat pengangguran tinggi akan menyebabkan

sumber daya terbuang percuma dan pendapatan masyarakat berkurang, dalam masa-masa seperti itu, tekanan ekonomi menjalar kemana-mana sehingga mempengaruhi emosi masyarakat maupun kehidupan rumah tangga, masyarakat sangat membutuhkan tersediannya banyak lapangan kerja karena keadaan seperti ini dapat berarti dapat menghasilkan output yang tinggi dan pendapatan yang tinggi.10 Banyak kelompok masyarakat menganggap bekerja mempunyai nilai tersendiri, jika angka pengangguran tinggi, maka akan banyak output yang hilang, pendapatan menurun, dan masyarakat menderita batin karena hilangnya harga diri.

Salah satu penyebab timbulnya pengangguran dalam suatu negara adalah bertambahnya jumlah penduduk, mutu, baik kualitas maupun kuantitas penduduk suatu negeri merupakan unsur penentu yang paling penting bagi kemampuan memproduksi serta standar hidup suatu negara. Hal ini disebabkan karena penduduk merupakan sumber tenaga kerja dan disamping itu faktor produksi skill.11 Tujuan dari penambahan lapangan kerja adalah untuk meningkatkan kondisi rakyat miskin yang terhambat dengan adanya problem pengangguran dalam suatu masyarakat.

9Muana Nanga, Makro Ekonomi Teori Masalah dan Kebijakan, Jakarta: Raja Grafindo, 2005,

h. 249.

10Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, Makro Ekonomi, Edisi. 4. Jakarta:

Erlangga,1992, h. 286-288.

11Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi,(Cet,VII; Jakarta: Raja Grafindo Persada,

(28)

12

Dalam mencapai fullemployment atau kesempatan kerja penuh, setiap manusia terkhusus pada individu mencari peluang agar dapat meningkatkan pertumbuhan produk (output) sepanjang waktu serta memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia.12 Dalam Islam mengharuskan setiap manusia diperintahkan untuk bekerja

dan memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya dan menghindari bermalas-malasan karena sifat tersebut merupakan perbuatan syetan. Islam mengajarkan ummatnya untuk berfikir rasional (masuk akal) dan melakukan tindakan-tindakan yang benar

untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.13

2.3.2.2 Jenis-jenis pengangguran

Berdasarkan pada ciri pengangguran yang berlaku pengangguran dapat digolongkan sebagai berikut yaitu:

2.3.2.2.1 Pengangguran Terbuka

Pengangguran ini tercipta akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari tenaga kerja, sebagai akibatnnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak memperoleh pekerjaan, efek dari keadaan ini di dalam jangka waktu yang panjang mereka tidak melakukan pekerjaan , jadi mereka menganggur secara nyata, pengangguran terbuka sebagai akibat kegiatan ekonomi yang menurun dari kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga kerja.

2.3.2.2.2 Pengangguran Tersembunyi

Pengangguran berwujud dari sektor pertanian dan jasa, setiap kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung kepada banyak faktor, antara lain faktor yang perlu dipertimbangkan

12Dwi Condro Triono, Ekonomi Islam Madzhab Hamfara, (Cet, II; Jakarta: Irtikas,2012,), h.

168.

13Adimarwan A. Karim, Ekonomi Makro Islami, (Cet, IV; Jakarta: Raja Grafindo

(29)

13

adalah: besar atau kecilnya perusahaan, kelebihan tenaga kerja yang digunakan dalam pengangguran tersembunyi, contoh-contohnya adalah pelayan restoran dan keluarga petani dengan keluarga yang besar yang mengerjakan luas tanah yang sangat kecil.

2.3.2.2.3 Pengangguran Bermusim

Pengangguran ini terdapat pada sektor pertanian dan perikanan, pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur, pada musim kemarau para petani tidak dapat mengerjakan

tanahnya, disamping itu pada umumnya para petani tidak begitu aktif diantara waktu sesudah menanam, apabila para petani dan nelayan tidak melakukan pekerjaan lain terpaksa mereka menganggur, pengangguran seperti ini digolongkan sebagai pengangguran bermusim dan sebagian pengangguran ini terjadi pada masyarakat Soreang Kota Parepare atau mayoritas penduduk tersebut sebagian nelayan.

2.3.2.2.4 Setengah Menganggur

Negara-negara berkembang penghijrahan atau imigrasi dari desa ke kota sangat pesat. Sebagian akibatnya, tidak semua orang pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah, sebagian terpaksa menjadi pengangguran sepenuh waktu.14 Disamping mereka mungkin bekerja satu minggu atau dua minggu atau hanya empat hari, dari hasil pengamatan awal penulis bahwa masyarakata di Kecamatan Soreang Kota Parepare sebagian besar imigran dari desa ke Kota, dan sebagian dari mereka tidak semua memperoleh pekerjaan dengan mudah ketika sampai di kota.

Ditinjau dari ekonomi makro jika dalam suatu keluarga pengangguran bertambah, berbagai masalah akan timbul, pertama keluarga tersebut mempunyai

14Sadono sukirno, Makro Ekonomi Teori dan Pengantar,(Cet, XV; Jakarta: Raja Grafindo

(30)

14

kemampuan terbatas untuk melakukan pembelanjaan, maka secara langsung pengangguran dapat mengurangi taraf hidup masyarakat, seterusnya pengangguran mengurangi kemampuan keluarga untuk membiayai pendidikan anak, efek dari psikologi pengangguran seperti merasa rendah diri, kehilangan kepercayaan diri dan perselisihan dalam keluarga merupakan masalah lain yang ditimbulkan oleh pengangguran. Dalam konsep ekonomi Islam setiap individu tidak hanya memperhatikan unsur material akan tetapi memperhatikan unsur spritual.

Unsur material merupakan segala kenikmatan yang disediakan Allah kepada manusia di bumi, Islam memandang kehidupan di dunia ini sebagai sejumlah kehidupan yang baik dan dengan sengaja Allah menciptakan untuk hambanya secara garis besar terdapat 7 tujuh buah kenikmatan yaitu nikmat makan dan minum dari berbagai kelezatan, nikmat pakaian dan perhiasan, nikmat tempat tinggal, nikmat kendaraan, nikmat berumah tangga, bersuka ria, dan nikmat keindahan. Ketujuh unsur tersebut merupakan unsur material yang diberikan manusia dari Allah.15 Akan tetapi manusia dianjurkan untuk tidak berlebih-lebihan serta berfokus kepada dunia, melainkan dapat menyeimbangkan antara unsur material dan spritual agar terwujudnya nilai falah dalam kehidupannya dan menjadikan tujuannya sebagai sarana menuju hari akhir.

2.3.2.3 Dampak Pengangguran

Pengangguran yang terjadi di dalam suatu perekonomian dapat membawa dampak dan akibat buruk, baik terhadap perekonomian maupun individu dan masyarakat, setiap negara selalu berusaha agar tingkat kemakmuran masyarakatnya dapat dimaksimumkan dan perekonomian selalu mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, tingkat pengangguran yang relatif tinggi tidak memungkinkan

15 Rahmani Timorita, Aplikasi Hukum Islam dalam Praktik Ekonomi Islam di Indonesia,

(31)

15

masyarakat mencapai tujuan, hal ini dapat dilihat dengan jelas dari berbagai akibat buruk yang bersifat ekonomi yang ditimbulkan oleh masalah pengangguran. Akibat- akibat buruk pengangguran terhadap perekonomian adalah:

2.3.2.3.1 Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimumkan tingkat kesehjateraan yang mungkin dicapai dan menyebabkan pertumbuhan produk (output) yang dicapai lebih rendah, keadaan ini berarti tingkat kemakmuran masyarakat yang dicapai lebih rendah dari tingkat yang akan dicapai.

2.3.2.3.2 Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak pemerintah (tax revenue) berkurang. Pengangguran disebabkan oleh rendahnya tingkat kegiatan ekonomi, pada gilirannya akan menyebabkan pendapatan pajak yang mungkin diperoleh pemerintah akan menjadi semakin sedikit, dengan demikian tingkat pengangguran yang tinggi akan mengurangi kemampuan pemerintah dalam menjalankan berbagai kegiatan pembangunan.

2.3.2.3.3 Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan atau berkurangnya keterampilan, keterampilan dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan hanya dapat dipertahankan apabila keterampilan tersebut digunakan dalam praktik. Pengangguran dalam kurun waktu yang lama menyebabkan tingkat keterampilan (skills) pekerja semakin merosot.

(32)

16

keluarga dan teman-teman keadaan ini potensial bisa mengakibatkan pertengkaran dan kehidupan keluarga yang tidak harmonis.

2.3.2.3.5 Pengangguran yang tinggi akan menghambat, dalam arti tidak akan menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Pengangguran menimbulkan dua akibat buruk kepada kegiatan sektor suasta. Pertama, pengangguran tenaga kerja biasanya akan diikuti oleh kelebihan kapasitas mesin-mesin perusahaan. Keadaan ini jelas tidak akan mendorong perusahaan untuk melakukan investasi dimasa yang akan datang. Kedua,

pegangguran yang timbul sebagai akaibat dari kelesuan kegiatan perusahaan menyebabkan keuntungan berkurang. Keuntungan yang rendah mengurangi keinginan perusahaan untuk melakukan investasi. Kedua hal tersebut jelas tidak akan menggalakkan pertumbuhan ekonomi dimasa yang akan datang.16

2.3.3 Teori Ekonomi Islam

2.3.3.1 Pengertian Ekonomi Islam

Dalam membahas Perspektif Ekonomi Islam, ada satu titik awal yang harus benar-benar kita perhatikan yaitu: “ekonomi dalam Islam itu sesungguhnya bermuara kepada akidah Islam yang bersumber dari syariatnya. Ini baru dari satu sisi. Sedangkan dari sisi lain ekonomi Islam bermuara pada al-Qur’an al Karim dan as-Sunnah Nabawiyah yang berbahasa Arab.17 Ekonomi Islam membawa kepada konsep al-Falah (kejayaan) didunia dan akhirat, ekonomi Islam meletakkan manusia sebagai Khalifah dibumi dimana segala bahan-bahan yang ada dibumi dan di langit diperuntukkan untuk manusia, mencari ridha Allah merupakan faktor utama dalam melakukan aktivitas ekonomi, karena pengaruh keyakinan yang kuat akan kehadiran

16Muana nanga, Makro Ekonomi, h. 254.

17Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Univ. Islam Indonesia

(33)

17

Allah, dan ide-ide yang kuat antara lain yakni kesejajaran manusia dihadapan Allah tentang orang miskin memiliki hak atas kekayaan orang kaya, tentang kewajiban orang kaya untuk membelanjakan kekayaannya secara sederhana karena mereka bukan pemilik melainkan penerima amanat atas kekayaan itu, pada dasarnya manusia merupakan pelaku yang bebas dan tetap bertanggung jawab atas perbuatannya.18

Setiap manusia bertujuan mencapai kesejahteraan dalam hidupnya, namun manusia memiliki pengertian yang berbeda-beda tentang kesejahteraan. Dalam

berbagai literatur manusia menginginkan kebahagian dan kesejahteraan dalam hidupnya, dan untuk inilah mereka berjuang dengan segala cara untuk mencapainya demi memenuhi kebutuhan hidup. Jika manusia menyadari pentingnya falah, maka mereka akan salah berusaha mengelola sumber daya yang ada untuk mencapai falah, karena pada umumnya ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari tentang usaha manusia untuk mengalokasikan dan mengelola sumber daya untuk mencapai falah yang berdasarkan pada prinsip-prinsip nilai al-Qur’an dan Sunnah. Dengan kata lain, ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk mengalokasikan dan mengelola sumber daya untuk mencapai falah dan berdasarkan pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai al-Qur’an dan Sunnah.19

2.3.3.2 Karakteristik Ekonomi Islam

Sumber karakteristik Ekonomi Islam adalah Islam itu sendiri yang meliputi tiga asas pokok. Ketiganya secara asasi dan bersama dalam mengatur teori dalam Ekonomi Islam, yaitu asas akidah, akhlak, dan asas hukum (muamalah).

18Nawab Haider Navqi, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, (Cet, I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2003), h.20.

(34)

18

Ada beberapa karakteristik ekonomi Islam sebagaimana disebutkan dalam

al-Mawsu’ah al-Ilmiayahwa al-Aamaliyahal-Islamiyah yang dapat diringkas sebagai

berikut:

2.3.3.2.1 Harta Kepunyaaan Allah dan Manusia Merupakan Khalifah atas Harta

Semua harta yang ada di tangan manusia pada hakiakatnya kepunyaan Allah, karna Dia-lah yang menciptakannya. Akan tetapi, Allah memberika hak kepada kamu (manusia) untuk memanfaatkannya. Dengan kata lain, sesunguhnya Islam sangat

menghormati hal milik pribadi, baik itu terhadap barang-barang konsumsi ataupun barang-barang modal. Namun pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan orang lain. Jadi, kepemilikan dalam Islam tidak mutlak, karena pemilik sesungguhnya adalah Allah SWT.

2.3.3.2.2 Ekonomi terkait dengan Akidah, Syariah (Hukum), dan Moral

Hubungan Ekonomi Islam dengan Akidah Islam tampak jelas dalam banyak hal, seperti pandangan Islam terhadap alam semesta yang disediakan untuk kepentingan manusia. Hubungan Ekonomi Islam dan Akidah tersebut memungkinkan aktivitas ekonomi dalam Islam menjadi ibadah. Sedangkan di antara bukti hubungan ekonomi dan moral dalam Islam adalah larangan pemilik dalam penggunaan hartanya yang dapat menimbulkan kerugian atas kepentingan orang lain, larangan melakukan penipuan dalam transaksi, larangan menimbun sarana-sarana moneter, dan larangan melakukan pemborosan.

2.3.3.2.3 Keseimbangan anatara Kerohanian dan Kebendaan

(35)

19

2.3.3.2.4 Ekonomi Islam Menciptakan Keseimbangan antara Kepentingan Individu dengan Kepentingan Umum

Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh setiap individu untuk mensejahterakan dirinya tidak boleh mengabaikan kepentingan orang banyak. Prinsip ini harus tercermin pada setiap kebijakan individu maupun lembaga, dalam melakukan kegiatan ekonomi.

2.3.3.2.5 Kebebasan Individu Dijamin dalam Islam

Individu-individu dalam perekonomian Islam diberikan kebebasan untuk beraktivitas baik secara perorangan maupun kolektif untuk mencapai tujuan namun kebebasan tersebut tidak boleh aturan aturan yang telah digariskan Allah SWT. Dalam al-Qur’an maupun al-Hadis. Dengan demikian kebebasan tersebut sifatnya tidak mutlak. Firman Allah SWT. Dalam QS. Al-Baqarah ayat 188 menyebutkan:

daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui.”20

2.3.3.2.6 Negara Diberi Wewenang dalam Turut Campur Perekonomian.

Dalam Islam negara berkewajiban melindungi kepentingan masyarakat dari ketidakadilan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, ataupun dari

(36)

20

negara lain. Negara juga berkewajiban memberikan jaminan sosial agar seluruh masyarakat dapat hidup secara layak.

2.3.3.2.7 Bimbingan Konsumsi

Dalam bimbingan konsumsi Allah melarang manusia melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.

2.3.3.2.8 Petunjuk Investasi

Kriteria yang sesuai dengan Islam untuk dijadikan pedoman dalam menilai proyek investasi adalah memilih proyek yang baik menurut Islam, memberikan rezeki seluas mungkin kepada anggota masyarakat, memperbaiki pendapatan, memelihara dan menumbuhkembangkan harta, serta melindungi kepentingan anggota masyarakat.

2.3.3.2.9 Zakat

Zakat adalah salah satu karakteristik ekonomi Islam mengenai harta yang tidak terdapat dalam perekonomian lain. Sistem perekonomian di luar Islam tidak mengenal tuntutan Allah kepada pemilik harta, agar menyisihkan sebagian harta tertentu sebagai pembersih jiwa dari sifat kikir, dengki, dan dendam.

2.3.3.2.10 Riba

Islam menekankan pentingnya memfungsikan uang pada bidangnya yang normal yaitu sebagai fasilitas transaksi dan alat penilaian barang. Di antara faktor yang menyelewengkan uang dari bidangnya yang normal adalah bunga (riba).21

2.3.3.3 Kegunaan Ekonomi Islam

21

(37)

21

Dalam lingkungan Ekonomi Islam, andil dalam rencana pertumbuhan dapat menjadi lebh aktif dan lebih jauh dari penyelewengan maupun eksploitasi. Sebab andil ini dapat saja berubah menjadi semacam ibadah. Dan ikut bersama andil itu, alat pengawasan tumbuh lebih kuat alat yang ada di semua Negara, yaitu takut kepada Allah dan perhatan terhadap-Nya, yang bersemayam dalam hati nurani Individu Muslim.

Perbedaan Ekonomi Islam dengan Ekonomi hasil penemuan manusia adalah

Ekonomi Islam merupakan bagian dari system Islam yang mencakub akidah dan syariatnya. Hubungan ini memberi kesempatan kepada kegiatan ekonomi untuk bersifat ibadah dan menumbuhkan kontrol yang sebenarnya dari dalam diri muslim sendiri dan bukan dari luar.

Dari sinilah tampak pentingnya Ekonomi Islam dan peranannya dalam hubungannya dengan dunia Islam. Ia merupakan jalan yang akan mengikatkan seluruh bangsa-bangsa di dunia ini dalam keimanan.

Ada peranan lain yang masih mungkin dapat dilaksanakan oleh Ekonomi Islam, yaitu lapangan penerapan dalam dunia Islam sendiri, yakni melaksanakan penerapan ekonomi Islam sebagai terwujudnya kesatuan ekonomi bagi seluruh dunia. Kesatuan ekonomi ini merupakan jalan masuk yang sangat penting ke arah kesatuan politik.

Apabila dunia Islam mau mengambil ilham dari contoh-contoh peristiwa masa lalu, pasti akan mengerti bagaimana merealisasikan angan-angan di masa depan.22

2.3.3.4 Ethos Kerja dalam Ekonomi Islam

22

(38)

22

Ethos berasal dari bahasa Yunani yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Ethos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh, budaya serta sistem nilai yang diyakininya. Dari kata ehtos ini dikenal pula kata etika yang hampir mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik buruk moral sehingga dalam ethos tersebut terkandung gairah atau semangat yang amat kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal lebih

baik dan bahkan berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin.23

Kerja dalam pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi maupun non-materi, intelektual atau fisik maupun hal-hal yang berkaitan dengan masalah keduniawian atau keakhiratan. Kamus besar bahasa Indonesia susunan WJS Poerdarminta mengemukakan bahwa kerja adalah perbuatan melakukan sesuatu. Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Lebih lanjut dikatakan bekerja adalah aktivitas dinamis dan mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani) dan di dalam mencapai tujuannya tersebut dia berupaya dengan penuh kesungguhan untuk mewujudkan prestasi yang optimal sebagai bukti pengabdian dirinya kepada Allah SWT. Ethos kerja seorang muslim ialah semangat menapaki jalan lurus, mengharapkan ridha Allah SWT. Etika kerja dalam Islam yang perlu diperhatikan adalah:

2.3.3.4.1 Adanya keterkaitan individu terhadap Allah sehingga menuntut individu untuk bersikap cermat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja, berusaha keras memperoleh keridhaan Allah dan mempunyai hubungan baik dengan relasinya.

(39)

23

2.3.3.4.2 Berusaha dengan cara yang halal dalam seluruh jenis pekerjaan.

2.3.3.4.3 Tidak memaksakan seseorang, alat-alat produksi atau binatang dalam bekerja, semua harus dipekerjakan secara profesional dan wajar.

2.3.3.4.4 Tidak melakukan pekerjaan yang mendurhakai Allah yang ada kaitannya dengan minuman keras, riba dan hal-hal lain yang diharamkan Allah.

Bekerja merupakan ibadah dan harga diri sebagai Manusia. Alangkah

mulianya ajaran dalam Islam tentang ethos kerja, ajaran ethos kerja juga telah di contohkan Rasulullah. Ketika masa remaja Rasulullah merupakan seorang pedagang yang ulet, beliau berdagang jauh sampai ke Syam (Suriah sekarang). Berkat kerja keras itu usaha dagang Rasulullah berkembang. Dalam kepustakaan Islam, Nabi melarang mengemis kecuali dalam keadaan darurat, ibadah yang paling baik adalah bekerja, pada saat yang sama bekerja merupakan hak dan kewajiban. Kewajiban masyarakat dan badan yang mewakilinya adalah mengurangi pengangguran dengan cara menyediakan kesempatan kerja pada para individu.

(40)

24

Sesungguhnya seorang yang berangkat kegunung, membawa talinya, lalu memikul seikat kayu bakar diatas punggungnya, lalu dijualnya, yang dengannya Allah menjaga wajahnya, adalah jauh lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada orang lain, yang bisa diberi dan ditolak.24

Perbuatan meminta merupakan celaan dalam Agama. Usaha ialah bagian dari tugas ibadah, dan mencari rezeki halal suatu keutamaan bagi tiap muslim Tujuan yang wajib dicapai seorang muslim dalam bekerja berdasarkan tuntunan syariat yaitu:

2.3.3.4.1 Mencukupi Kebutuhan Hidup

Memenuhi kebutuhan pribadi dengan mencari harta yang halal adalah

perbuatan mulia, sehingga mencegah dari perbuatan hina yaitu meminta-minta, mengemis, dan mengharap belas kasihan orang lain, perbuatan ini tidak dibenarkan kecuali dalam tiga kasus yaitu menderita kemiskinan, memiliki utang yang menjerat, dan diyah murhiqah(menanggung beban melebihi kemampuan untuk menebus pembunuhan). Setiap muslim harus menjaga tangannya agar tetap berada diatas.

2.3.3.4.2 Kemaslahatan Keluarga

Bekerja diwajibkan demi terwujudnya keluarga sejahtera. Islam mensyariatkan seluruh manusia untuk bekerja, baik laki-laki dan perempuan, sesuai dengan profesi masing-masing, orang yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya adalah fi sabillillah.

2.3.3.4.3 Kemaslahatan Masyarakat

Seorang muslim tidak hanya bekerja untuk dirinya ataupun keluargannya tetapi wajib pula bekerja pada masyarakat demi mencapai kesehjateraan dan manfaat pada komunitas manusia. Norma penting dalam berproduksi ialah “wajib bekerja”, Islam tidak meminta penganutnya sekedar bekerja, tetapi juga meminta agar bekerja

(41)

25

dengan tekun dan baik. Tekun dalam bekerja merupakan suatu kewajiban dan perintah yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim.25

Jauh sebelum periode kenabian Muhammad para Rasul juga di ajarkan untuk memelihara etos kerjanya, Nabi Nuh pandai membuat Kapal, Nabi Musa seorang pengembala, Nabi Sulaiman seorang insiyur yang hebat, Nabi Yusuf seorang akuntan, Nabi Zakaria seorang tukang kayu, Nabi Isa seorang tabib yang mumpuni, dll. Padahal kalau Allah berkehendak para Nabi yang membawa misi untuk menyeru

menyembah hanya satu Tuhan bisa hidup dengan parlente, hidup bergelimang kemewahan. Di sini Allah memberikan hikmah kepada manusia, Nabi (utusan Allah) tidak hanya menyeru manusia menyembah Satu Tuhan tapi juga menyeru manusia untuk memakmurkan alamnya.

Ethos kerja tidak bisa dilepaskan dari bekerja profesional diawali dengan Bismilllah dengan niat karena Allah (innamal amalu binniyat). Dalam konsep sederhana manajemen modern Etos Kerja harus sesuai dengan prinsip-prinsip Manajemen yaitu planning, organizing, staffing, directing dan controling. Dalam Islam di kenal dengan istilah ihsan, Menurut Nurcholis Madjid, ihsan berarti optimalisasi hasil kerja dengan jalan melakukan pekerjaan itu sebaik mungkin, bahkan sesempurna mungkin. Sebagaimana dalam firman Allah dalam QS

al-25Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Cet I; Jakarta: Gema Insani, 1997),h.

(42)

26

“Dan carilah apa yang dianugerahkan kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,

dan janganlah kamu melupakan kebahagiaan dunia, dan berbuat ihsanlah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat ihsan kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.26

Ehtos kerja sangat berpengaruh pada keberhasilan seseorang. Demikian juga kesuksesan dalam pendidikan. Dengan ethos kerja yang tinggi diharapkan seseorang menjadi cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab, terutama pada dirinya sendiri. Nabi Muhammad Saw menganjurkan umatnya agar bekerja dan berkarya dengan kemampuan sendiri untuk mencukupi kebutuhan hidup, mencari ilmu atau

belajar untuk meningkatkan kualitas diri, untuk melaksanakan anjuran Nabi tersebut ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu:

2.3.3.4.1 Dalam bekerja dan berkarya, selain diperlukan pendidikan yang cukup dan semangat yang tinggi, juga harus dengan cara yang halal dan baik, sesuai dengan ajaran Islam.

2.3.3.4.2 Selalu menumbuhkan motivasi dan semangat untuk meningkatkan keilmuan dengan berbagai cara.

2.3.3.4.3Untuk mempelajari keterampilan, akan lebih berhasil bila kesempatan untuk mempraktikkannya.

2.3.4 Penanggulangan Pengangguran dalam Ekonomi Islam

Ekonomi Islam didefenisikan sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, meneliti, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara yang islami, yang dimaksud dengan cara Islami adalah cara yang didasarkan pada al-Qur’an dan Sunnah, Ekonomi Islam berdasarkan

(43)

27

pada segala aspek tujuan dan mengandung nilai yang berdasar pada agama Islam, Ekonomi Islam dibangun atas dasar perilaku individu yang rasional Islami dalam hal ini tidak dimaknai dengan rasional sempit, melainkan perilaku logis bagi setiap individu yang sadar dan perhatian untuk memperoleh falah, hal ini menuntut manusia untuk bervisi dan berprinsip jangka panjang, perilaku etis dipandang sebagai perilaku yang sejalan dengan nilai-nilai falah.27

Ekonomi Islam dibagun atas dasar agama Islam, karena Ekonomi Islam

merupakan bagian yang tak terpisahkan (integral) dari Agama Islam sebagai derivasi dari Agama Islam, Ekonomi Islam akan mengikuti Agama Islam dari berbagai aspeknya, Islam adalah sistem kehidupan (way of life), dimana Islam telah menyediakan berbagai perangkat aturan yang lengkap bagi kehidupan manusia, termaksud dalam bidang ekonomi. Beberapa aturan ini bersifat pasti dan berlaku parmanen, sementara beberapa yang bersifat kontekstual sesuai dengan situasi dan kondisi, secara umum agama diartikan sebagai persepsi dan keyakinan manusia terkait dengan eksistensinya, alam semesta, dan peran tuhan terhadap alam semesta dan kehidupan manusia.

Islam merupakan suatu agama yang memberikan tuntunan pada seluruh aspek kehidupan, baik hubungan manusia dengan Tuhan, inilah yang disebut dengan implementasi Islam secara Kaffah (menyeluruh). Pengertian implementasi secara kaffah adalah bahwa ajaran Islam dilaksanakan secara keseluruhan, yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia harus dibingkai ajaran Islam, dengan menjalankan Islam secara kaffah berarti menjadikan Islam sebagai sistem kehidupan bukan sekedar pedoman ritual antara manusia dengan Tuhan.

(44)

28

Allah SWT telah menetapkan aturan-aturan dalam menjalankan kehidupan ekonomi, Allah SWT telah menetapkan batas tertentu terhadap perilaku manusia sehingga menguntungkan satu individu tanpa mengorbankan hak-hak individu lainnya, perilaku mereka telah ditetapkan dalam hukum Allah (syariah) yang harus diawasi seluruh masyarakat, berlakunya aturan membentuk lingkungan dimana para individu melakukan kegiatan ekonomi mereka. Aturan ini bersumber pada kerangka konseptual masyarakat dalam hubunganya dengan kekuatan tertinggi (Allah),

kehidupan sesama manusia didunia antara sesama mahluk untuk mencapai tujuan akhir.

Alam semesta, termasuk manusia adalah milik Allah yang memiliki kedaulatan sepenuhnya dan sempurna atas mahluk-mahluknya. Manusia tanpa diragukan merupakan tatanan mahluk tertinggi diantara mahluk yang telah diciptakannya, dan segala sesuatu yang ada dimuka bumi dan dilangit ditempatkan dibawah perintah manusia, dan manusia berhak memanfaatkan amanat Allah sebagai pengemban Khalifah, manusia diberi kekuasaan untuk mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya sesuai dengan kemanpuannya, akan tetapi manusia memiliki batas tertentu terhadap perilaku manusia dan Allah telah menetapkan kewajiban tertentu pada manusia, semua manusia tergantung pada Allah, semakin ketat ketergantungan manusia kepada Allah maka akan sangat dicintaiNya.

(45)

29

Ada tiga perkara manusia yang malas dalam menjalankan usaha yakni tipis keagamaanya, lemah akalnya dan hilang kehormatan dirinya. Umar r.a berkata:

janganlah duduk dari mencari rezaki dan seraya berdo’a: wahai Allah Tuhanku!

Anugerahilah aku rezeki! Sesungguhnya kamu mengetahui, bahwa langit itu tidak menurunkan hujan emas dan perak. Kecuali dengan melakukan usaha. Salah satu usaha yang ditekankan oleh Nabi Muhammad saw. kepada manusia ialah melakukan aktivitas perniagaan. Nabi Muhammad saw. bersabda “Haruslah kamu berniaga,

karena perniagaan itu 90%, dari rezeki” sebagaimana dalam Firman Allah dalam

QS al-Baqarah/2 ayat 198:

Firman Allah dalam Q.S An-Naba/78 ayat 11:

Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.29

Bekerja dalam pandangan Islam diarahkan untuk mencari karunia Allah SWT, yakni untuk mendapatkan harta demi memenuhi kebutuhan hidup yang sejahtera, agar bernilai ibadah, pekerjaan dijalankan dengan cara yang halal. Wujud bekerja sangat luas, jenisnya bermacam-macam, secara umum dapat dikategorikan dalam dua golongan aktivitas, yakni bekerja untuk mendapatkan harta dan bekerja

(46)

30

untuk mengembangkan harta, baik dilakukan dengan usaha sendiri maupun bentuk usaha bersama (syirkah).

Pengangguran pada umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja yang tidak seimbang dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang tersedia. Pengangguran ini menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapat masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan

masalah-masalah sosial lainnya.30

Negara berkembang seperti Indonesia ini, masalah pengangguran yang makin meningkat dalam pembangunan ekonomi merupakan masalah yang lebih rumit dan lebih serius daripada masalah perubahan dalam distribusi pendapatan yang kurang menguntungkan penduduk yang berpendapatan terendah. Keadaan di Negara-negara berkembang dalam beberapa tahun ini menunjukan bahwa pembangunan ekonomi yang telah tercipta tidak dapat mengadakan kesempatan kerja yang lebih banyak dan cepat daripada pertambahan penduduk. Oleh karenanya itu masalah pengangguran yang mereka hadapi dari tahun ke tahun semakin bertambah banyak.

Ekonomi Islam membawa kepada konsep al-Falah (kejayaan) di dunia dan akhirat, Ekonomi Islam meletakkan manusia sebagai Khalifah di bumi di mana segala bahan-bahan yang ada di bumi dan di langit diperuntukkan untuk manusia, mencari ridha Allah merupakan faktor utama dalam melakukan aktivitas ekonomi, karena pengaruh keyakinan yang kuat akan kehadiran Allah, dan ide-ide yang kuat antara lain yakni kesejajaran manusia dihadapan Allah tentang orang miskin memiliki hak atas kekayaan orang kaya, tentang kewajiban orang kaya untuk membelanjakan kekayaannya secara sederhana karena mereka bukan pemilik melainkan penerima

(47)

31

amanat atas kekayaan itu, pada dasarnya manusia merupakan pelaku yang bebas dan tetap bertanggung jawab atas perbuatannya.31

Setiap manusia bertujuan mencapai kesehjateraan dalam hidupnya, namun manusia memiliki pengertian yang berbeda-beda tentang kesehjateraan. Dalam berbagai literatur manusia menginginkan kebahagian dan kesehjateraan dalam hidupnya, dan untuk inilah mereka berjuang dengan segala cara untuk mencapainya demi memenuhi kebutuhan hidup. jika manusia menyadari pentingnya falah, maka

mereka akan salah berusaha mengelola sumber daya yang ada untuk mencapai falah, karena pada umumnya Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari tentang usaha manusia untuk mengalokasikan dan mengelola sumber daya untuk mencapai falah yang berdasarkan pada prinsip-prinsip nilai al-Qur’an dan sunnah.

Teori Ekonomi Islam megemukakan bahwa etika perekonomian suatu Negara dilanda kekacauan dengan sebab-sebab sebelumnya yang kebanyakan menyimpang dari Syariat Islam, maka manusia sebagai khalifah Allah di bumi harus menyadari bahwa segala hal yang ada di bumi adalah amanah bagi manusia agar digunakan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan bersama.32

Dalam sistem kenegaraan yang menerapkan Syariah Islam, mekanisme yang dilakukan oleh Pemerintah atau Kalifah dalam mengatasi pengangguran dan menciptakan lapangan pekerjaan secara garis besar dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu: Mekanisme Individu dan Sosial Ekonomi.

31Nawab Haider Navqi, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, (Cet, I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2003), h.20.

32Muhammad Syafi’i Antonio, Bank syariah dari Teori ke Praktik

(48)

32 2.3.4.1 Mekanisme Individu

Dalam mekanisme ini Khalifah secara langsung memberikan pemahaman kepada individu, terutama melalui sistem pendidikan, tentang wajibnya bekerja dan kedudukan orang-orang yang bekerja di hadapan Allah Swt. serta memberikan keterampilan dan modal bagi mereka yang membutuhkan. Islam pada dasarnya mewajibkan individu untuk bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan hidup.

Banyak nash al-Quran maupun as-Sunnah yang memberikan dorongan kepada individu untuk bekerja. Misalnya, firman Allah Swt. Dalam QS al-Mulk/67 ayat 15:

segala penjuru-Nya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”33

Jelas, Islam mewajibkan kepada individu untuk bekerja. Ketika individu tidak bekerja, baik karena malas, cacat, atau tidak memiliki keahlian dan modal untuk bekerja maka Khalifah berkewajiban untuk memaksa individu bekerja serta menyediakan sarana dan prasarananya, termasuk di dalamnya pendidikan. Hal ini pernah dilakukan Khalifah Umar ra. ketika mendengar jawaban orang-orang yang berdiam di masjid pada saat orang-orang sibuk bekerja bahwa mereka sedang bertawakal. Saat itu beliau berkata, “Kalian adalah orang-orang yang malas bekerja, padahal kalian tahu bahwa langit tidak akan menurunkan hujan emas dan perak.”

(49)

33

Kemudian Umar ra. mengusir mereka dari masjid dan memberi mereka setakar biji-bijian.

2.3.4.2 Mekanisme Sosial Ekonomi

Mekanisme ini dilakukan oleh Khalifah melalui sistem dan kebijakan, baik kebijakan di bidang ekonomi maupun bidang sosial yang terkait dengan masalah pengangguran.

2.3.4.2.1 Negara wajib menciptakan lapangan kerja agar setiap orang yang mampu bekerja dapat memperoleh pekerjaan.

Dalam bidang ekonomi kebijakan yang dilakukan Khalifah adalah meningkatkan dan mendatangkan investasi yang halal untuk dikembangkan di sektor real baik di bidang pertanian dan kehutanan, kelautan, dan tambang maupun meningkatkan volume perdagangan.

Kebijakan di sektor pertanian, di samping intensifikasi juga dilakukan ekstensifikasi, yaitu menambah luas area yang akan ditanami dan diserahkan kepada rakyat. Sebaliknya, pemerintah dapat mengambil tanah yang telah diterlantarkan selama tiga tahun oleh pemiliknya, seperti yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw. ketika berada di Madinah. Itulah yang dalam Syariat Islam disebut pemberian negara kepada rakyat yang diambilkan dari harta Baitul Mal dalam rangka memenuhi hajat hidup atau memanfaatkan kepemilikannya.

(50)

34

Kebijakan di sektor kelautan dan kehutanan serta pertambangan, Khalifah sebagai Wakil Umat akan mengelola sektor ini sebagai milik umum dan tidak akan menyerahkan pengelolaannya kepada swasta.

. Adapun dalam kebijakan sosial yang berhubungan dengan pengangguran, Khalifah tidak mewajibkan wanita untuk bekerja, apalagi dalam Islam, fungsi utama wanita adalah sebagai ibu dan manajer rumah tangga (ummu wa rabbah al-bayt). Kondisi ini akan menghilangkan persaingan antara tenaga kerja wanita dan laki-laki.

Dengan kebijakan ini wanita kembali pada pekerjaan utamanya, bukan menjadi pengangguran, sementara lapangan pekerjaan sebagian besar akan diisi oleh laki-laki kecuali sektor pekerjaan yang memang harus diisi oleh wanita.

2.3.4.2.2 Negara menyediakan jaminan sosial berupa jasa pendidikan, kesehatan, dan keamanan.

Berbeda dengan kebutuhan pokok berupa barang (pangan, sandang dan papan), dimana Islam melalui negara menjamin pemenuhannya melalui mekanisme yang bertahap, maka terhadap pemenuhan kebutuhan jasa pendidikan, kesehatan, dan keamanan dipenuhi negara secara langsung kepada setiap individu rakyat. Hal ini karena pemenuhan terhadap ketiganya termasuk masalahpelayanan umumdan kemaslahatan hidup terpenting. Islam telah menentukan bahwa yang bertanggung jawab menjamin tiga jenis kebutuhan dasar tersebut adalah negara.

2.3.4.2.3 Negara harus berpihak kepada pengusaha maupun buruh secara adil.

(51)

35

Pengusaha diuntungkan karena ia menperoleh jasa dari pekerja untuk melaksanakan pekerjaan tertentu yang dibutuhkannya. Sebaliknya, pekerja diuntungkan karena ia memperoleh penghasilan dari imbalan yang diberikan pengusaha karena ia memberikan jasa kepadanya.

Agar hubungan kemitraan tersebut dapat berjalan dengan baik dan semua pihak yang terlibat saling diuntungkan, maka Islam mengaturnya secara jelas dan rinci dengan hukum-hukum yang berhubungan dengan ijarah al-ajir (kontrak kerja).

Pengaturan tersebut mencakup penetapan ketentuan-ketentuan Islam dalam kontrak kerja antara pengusaha dan pekerja; penetapan ketentuan yang mengatur penyelesaian perselisihan yang terjadi antara pengusaha dan pekerja; termasuk ketentuan yang mengatur bagaimana cara mengatasi tindakan kezaliman yang dilakukan salah satu pihak (pengusaha dan pekerja) terhadap pihak lainnya.

Terkhusus masalah pengupahan, pengusaha tidak boleh memperlakukan pegawainya sewenang-wenang, mengurangi haknya, atau, apalgi tidak membayar gajinya. Demikian Rasulullah memerintahkan.Pegawai bekerja karna membutuhkan makan dan minum, juga anak-anaknya.

Kesewenang-wenangan, bagaimanapun akan dibalas,entah ketika di duania mauupun di akkhirat. Rasulullah s.a.w. mengatakan “ orang yang mampu menunda pembayaran adalah dzalim, dan boleh dihakimi dan di hukum.” (HR. Abu Daud)

Dari HR. Bukhari dan Muslim Rasulullah s.a.w. bersabda,

“Orang kaya yang menunda pembayaran utang adalah kedzaliman.” .34

(52)

36

Dengan jelasnya dan rincinya ketentuan-ketentuan dalam transaksi ijarah

al-ajir tersebut, maka diharapkan masing-masing pihak dapat memahami hak dan kewajiban mereka masing-masing.

Itulah mekanisme Islam yang insya Allah bisa mengatasi pengangguran dan menciptakan lapangana pekerjaan secara adil. Ini hanya akan terwujud jika sistem Islam diterapkan secara menyeluruh dalam bingkai Khilafah Islamiyah

Dalam pandangan Islam suatu daerah akan lebih baik kalau ada penekanan

pada pembagian kerja untuk mengarah pada satu tujuan bersama: yaitu kesejahteraan dunia akhirat. Oleh karena itu, peningkatan kesejahteraan umat hendaknya menjadi program yang terdesain dengan jitu dan terukur dengan mudah, sehingga akan mulus pula keberhasilannya.35

Berdasarkan sudut pandang Islam, Kecamatan Soreang sebagian masyarakatnya merupakan pengangguran Jabbariyah, dimana penduduknya terpaksa untuk tidak bekerja dikarenakan banyak hal, diantaranya sedikitnya lapangan pekerjaan daripada pekerjanya, dikarenakan lanjut usia sehingga orang tersebut tidak mampu untuk bekerja lagi.

Islam juga menganjurkan agar manusia tidak menganggur, karena mengaggur identik dengan bermalas-malasan. Dengan bermalas-malasan, maka manusia cenderung akan melakukan suatu hal yang negatif. Islam juga mendorong pemeluknya untuk berkarya, berproduksi dan menekuni aktivitas ekonomi dalam segala bentuk seperi pertanian, penggembalaan, berburu, industri, berdagang dll.Islam tidak semata-mata memerintahkan untuk bekerja, tetapi bekerja harus dengan baik

35Azizy A.Qodri, Membangun Fondasi Ekonomi Umat. Pustaka Pelajar (Yogyakarta:2004).

(53)

37

(ihsan) penuh ketekunan dan prefesional. Ihsan dalam bekerja merupakan kewajiban yang wajib di lakukan oleh setiap muslim.36

Bermalas-malasan atau menganggur selain mendatanggan efek negatif bagi pelaku secara langsung, juga akan mendatangkan dampak tidak langsung terhadap perekonomian. Karena pengangguran akan mengakibatkan ketidak optimalnya tingkat pertumbuhan ekonomi akibat sebagian potensi faktor produksi yang tidak termanfaatkan.

36M.Rusli Karim, Berbagai Aspek Ekonomi Islam, P3EI UII Yogyakarta, PT.Tiara Wacana,

(54)

38 2.4 Bagan Kerangka Pikir

Gambar 1. Kerangka Pikir

Strategi

Analisis Ekonomi Islam

Hasil Penelitian

Upaya Mencapai Tujuan Proses Penentuan

Rencana Fokus Tujuan

Pemimpin

(55)

39

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini merujuk pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Makalah dan Skripsi) yang diterbitkan STAIN Parepare, tanpa mengabaikan buku-buku metodologi lainnya. Metode penelitian dalam buku tersebut, mencakup beberapa bagian, yakni jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, fokus penelitian, jenis dan sumber data yang digunakan, teknik

pengumpulan data, dan teknik analisis data.37

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, alasan peneliti menggunakan jenis penelitian ini adalah pertama, untuk mempermudah mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk alur cerita atau teks naratif sehingga lebih mudah dipahami. Menurut penulis pendekatan ini mampu menggali data dan informasi sebanyak-banyaknya dan sedalam mungkin untuk keperluan penelitian. Kedua, pendekatan penelitian ini diharapkan mampu membangun keakraban dengan subjek penelitian atau informan ketika mereka berpartisipasi dalam kegiatan penelitian sehingga peneliti dapat mengemukakan data berupa fakta-fakta terjadi lapangan. Ketiga, peneliti mengharapkan pendekatan penelitian ini mampu memberikan jawaban atas rumusan masalah yang telah diajukan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kota Parepare dalam rentang waktu ± 2 bulan.

37Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Makalah dan Skripsi), Edisi Revisi

Gambar

Tabel 1. Luas Wilayah Kecematan Soreang
Tabel 2. Jumlah Penduduk Kecamatan Soreang bulan januari 2015
Tabel 3. Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Parepare Tahun 2015
Tabel 4. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Peningkatan Daya Saing (Ilmu dan Pengetahuan)

Referensi

Dokumen terkait

Data yang digunakan adalah data primer, data penelitian diperoleh secara langsung dengan cara membagikan kuesioner pada karyawan Industri Batik Masaran Sragen

Masalah kedua mitra berdasarkan hasil diskusi dengan kepala desa dan perangkat desa Tlangoh dan Desa Aeng Tabar menyatakan bahwa administrasi desa antara lain

Nilai heritabilitas arti luas tergolong besar untuk infestasi kutudaun per tanaman, kutudaun per daun, dan kutudaun bersayap, sedangkan heritabilitas arti sempit

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan diketahui bahwa ibu yang memiliki jaminan kesehatan berpeluang lebih besar untuk bersalin secara operasi sesar dibandingkan

Variablel bebas (X 3 ) yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran piutang. Perputaran piutang dalam penelitian ini diukur dengan membagi penjualan dengan

Selain itu, diperberat dengan kondisi “4 terlalu” (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, dan terlalu rapat MDUDN NHODKLUDQ .RQGLVL JHRJUD¿V ZLOD\DK

Taksirkan ciri-ciri alam sekitar yang perlu dipertimbangkan dalam merekabentuk kawasan tambah tanah yang cekap untuk sisa berbahaya.

Bingkisan hari Raya menjadi lebih berkesan dengan pilihan personal yang istimewa. Red