• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 20 Agustus 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 20 Agustus 2009"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

.

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500

Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB

Kamis, 20 Agustus 2009

Pada hari Rabu, 19 Agustus 2009 pukul 08.00 WIB hingga hari Kamis, 20 Agustus 2009 pukul 08.00 WIB, dilaporkan informasi kejadian alam dan bencana di wilayah Indonesia yang diperoleh Pusdalops BNPB sebagai berikut :

I. Gempa Bumi Tektonik di Kab. Mentawai Sumatera Barat

A. hari Rabu, 19 Agustus 2009 gempa susulan masih terjadi di Padang, Sumatera Barat dengan kekuatan 5.7 SR pada pukul 09.55.10 WIB, dengan kedalaman 15 km, lokasi gempa 1.49 LS – 99.33 BT(56 km Tenggara Siberut Mentawi - Sumbar).

B. Kondisi Mutakhir:

− Gempa susulan dirasakan di Sumbar, dan tidak menimbulkan kepanikan warga.

− Secara umum kerusakan hanya mengulang retakan2 yg terjadi pada gempa 2007

− Di Desa Muaro Siberut dan Malapet Kec. Siberut Selatan 20 unit rumah Perumdes retak berat, Mako Polsek dan Puskesmas dinding sebelah roboh karena bekas retak gempa lalu

− Korban luka ringan terjadi di Plaza Andalas Padang yakni di Supermarket Ramayana krn tertimpa plafon eskalator dan luka ringan akibat kecelakaan saat berebut keluar gedung.

− Warga sempat panik keluar rumah/ gedung

− Korban luka 6 orang yang dirawat di RS Yos Sudarso, sudah diperbolehkan pulang dan korban luka 4 orang yang dirawat di RS Dr. M. Jamil 3 orang diantaranya sudah diperbolehkan pulang dan 1 orang maih dirawat dengan kondisi sudah membaik.

− Sampai pkl. 08.00 tanggal 17 Agustus 2009 wib telah terjadi + 15 kali gempa susulan

− Sore hari di Sipora Selatan, air laut sempat surut 10 m dari garis pantai, warga sempat panik tapi tdk ada mobilitas besar2an

− Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami

− Aktifitas warga kembali normal. C. Upaya Penanganan:

− Aparat terkait sudah melakukan koordinasi.

− 6 unit tenda telah didirikan dan disiagakan di RS. Dr. M. Jamil Padang

− 2 unit tenda telah didirikan di RS. Yos Sudarso

− 2 unit tenda telah didirikan di RS. Yarsi Ibnu Sina

− 1 unit tenda telah didirikan di RS. Selasih

− 1 unit mobil Operasi Klinik Lapangan telah disiagakan

− 2 unit mobil MCK telah disiagakan

− Tempat pengungsian sdh disiapkan al. di Siberut [1. Belakang tower Telkom, 2. Sekitar belakang Pastoran/ asrama].

− Instansi terkait sdh ada di lokasi al. ; TNI-Polri, Dinkes Prov dan Kota Padang, Dinas Sosial Provinsi, BPBD Kota Padang dan Mentawai, Tagana, PMI, SAR, Global Rescue

(2)

2

Padang dan ORARI/RAPI D. Kendala yang dihadapi

‐ Komunikasi sulit, di Siberut Brt dan BD dan Pagai utara. Krn sinyal sulit didapat, Sementara menggunakan radio yg terbatas dan Transportasi antar pulau terbatas, 1 minggu hanya 2 kali ; senin dan jum’at.

Sumber : BMKG, Satkorlak PB Sumbar, Kodim Mentawai dan BPBD Bengkulu

II. Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan A. Kondisi Terkini

1. Hari Rabu, 19 Agustus 2009 posko BNPB menerima data informasi adanya titik panas/ hotspot di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Berikut ini adalh data hotspot / titik panas dan kondisi cuaca secara umum dapat dilihat dalam tabel berikut :

Daerah Jumlah Hot Spot*) Kondisi Cuaca**) SUMATERA

Sumatera Utara - Hujan Sedang

Riau 37 Berawan

Jambi - Hujan Ringan

Sumatera Selatan. - Hujan Ringan

KALIMANTAN

Kalimantan Barat 4 Hujan Sedang

Kalimantan Selatan 4 Berawan

Kalimantan Tengah*** 12 Hujan

Kalimantan Timur 9 Berawan

*) Sumber: Dep. Kehutanan (Satelit NOAA-18)

**) Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ***) Sumber: ehutanan Kalteng

2. Jarak pandang(visibility) pada hari Rabu, 19 Agustus 2009 di beberapa kota di Sumatera dan Kalimantan dilaporkan sebagai berikut :

Nama Kota 07:00 10:00 13:00 16.00

SUMATERA

Medan 5.000 m 7.000 m 8.000 m 6.000 m

Pekanbaru 7.000 m 8.000 m 10.000 m 10.000 m

Jambi 4.000 m 12.000 m 14.000 m 14.000 m

Palembang Tad 8.000 m 10.000 m Tad

KALIMANTAN

Pontianak 7.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m

Banjarmasin 10.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m

Palangkaraya 3.000 m 8.000 m 9.000 m 6.000 m

Samarinda 6.000 m 10.000 m 8.000 m 1.000 m

Keterangan : Jarak Pandang ( Visibility) normal > 3.000 meter Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

3. Ditinjau dari aspek meteorologi pada tanggal 17 - 19 Agustus 2009, wilayah Sumatera dan Kalimantan diperkirakan mempunyai :

a.

Potensi kebakaran Tinggi Wilayah NAD, Riau, Sumut, Jambi, Sumbar, Lampung, Babel, Bengkulu, Sumsel, Kalbar, Kalteng dan Kaltim.

(3)

3

b.

Potensi kebakaran dengan peluang Sangat Tinggi Wilayah Sumatra terdapat di Sumbar, Riau, Sumut, Sumsel, Babel, Bengkulu dan Lampung. Di wilayah Kalimantan terdapat di Kalteng.

c.

Prakiraan penjalaran asap pada level ketinggian 50 meter sampai dengan tanggal 19 Agustus 2009 pukul 07.00 WIB, di wilayah Sumut arahnya menuju Utara sampai ke Selat Malaka, di wilayah Riau arahnya menuju Barat - Utara Laut sampai ke wilayah Riau, di wilayah Jambi arahnya menuju Barat Laut – Barat sampai ke Sumbar, di wilayah Kalbar dan Kalteng arahnya menuju Barat - Barat Laut sampai ke Laut Natuna dan Laut Natuna, di wilayah Kalteng arahnya menuju Barat-Barat Laut sampai Kalbar dan wilayah Kaltim arahnya menuju Timur sampai ke Selat Makasar.

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

B. Upaya Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan

1. Hari Rabu, 19 Agustus 2009 pesawat Cassa 212 milik BPPT melakukan operasi penyemaian awan dari Bandara Cilik Riwut Palangkaraya sebanyak 2 sortie penerbangan dimulai pada pukul 12:00 dan 15:00 WITA, dengan membawa sekitar 600 kg NaCI untuk masing-masing sortie.

2. Hari Rabu, 19 Agustus 2009 juga masih dilakukan pemadaman api dari darat secara swakarsa oleh masyarakat yang didanai Bapedalda dan pamadaman oleh Tim Serbu Api Kelurahan (Tsaka) masih terus dilakukan bersama dengan Tim Manggala Agni Departemen Kehutanan.

3. BNPB senantiasa berkoordinasi dengan Dep. Kehutanan, LAPAN dan BMKG, BKSDA, Kepala Bandara, TNI AU, BLH, dan BPPT untuk memantau perkembangan titik panas

(hotspot) serta jarak pandang (visibility) setiap hari serta evaluasi rutin terhadap upaya

perkembangan TMC yang dilaksanakan sejak tanggal 15 Agustus 2009.

4. Secara umum, Satlak PB, Satkorlak PB, Manggala Agni Dinas Kehutanan, Kepolisian dan instansi/sektor terkait tetap menyiagakan petugas untuk memantau perkembangan kondisi titik panas yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

5. Dinas Kehutanan mengawasi kegiatan pembukaan lahan oleh perusahaan dan membina masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan membakar.

6. Masing-masing dinas dan instansi terkait di wilayah Sumatera dan Kalimantan berupaya untuk menyiagakan sumberdaya yang cukup untuk melakukan tindakan pemadaman dini dan pemadaman terpadu apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan.

7. Dinas Kehutanan Prov. Riau saat ini telah menurunkan 60 personil kuntuk melakukan pemadamkan api.

8. Kodam V Tanjungpura menyiagakan pasukannya guna membantu upaya Pemerintah Daerah memadamkan kebakaran lahan gambut dan pekarangan yang terjadi di Propinsi Kalimantan Tengah. 6 Kodim yang berada di Kabupaten Waringin Timur, Waringin Barat, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito selatan, Barito Utara dan Palangkaraya disiagakan sebanyak 1 pleton yang terdiri dari 30 prajurit TNI.

9. Dinas Kehutanan, TNI, POLRI dan Kantor SARNAS Prov. Kalimantan Barat telah melakukan upaya antara lain :

- Meningkatkan kegiatan deteksi dini dan menyebarluaskan informasi dari hasil deteksi dini berupa hotspot (titik panas) ke Kabupaten agar dapat di ambil tindakan yang cepat dalam upaya pengendalian, yakni berupa pemadaman dini (anitial atack).

- Menghimbau kepada para pemegang HPH/HPHTI, agar meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi musim kemarau, berupa mengintensifkan pengawasan/patroli dalam wilayah kerja, penyuluhan serta mensiagakan sarana dan prasarana agar siap dapat dimobilisasi apabila terjadi kebakaran.

- Melakukan penyuluhan dengan memberikan himbauan dengan pemasangan spanduk di Kecamatan Rasau Jaya, Ambawang dan Sei Raya serta mengintensifkan pengawasan/potroli.

- Kasi Ops REM 121 ABW, telah menyiagakan personil sebanyak 1 SSK untuk membantu Operasi Lapangan dalam rangka pemadaman api.

(4)

4

melakukan pemantauan lokasi Kebakaran dan Hotspot / titik panas

- Kantor SARNAS Pontianak telah menyiagakan Tim Rescue SAR sebanyak 42 orang yang tersebar di Pos Sintete Kab. Sambas, di Pos Kab. Ketapang, serta Shelter SAR Pontianak ( 30 orang ).

Sumber :Gubernur Prov. Kalbar, Dep. Kehutanan, Dishut Prov. Kalbar dan Meneg LH.

III. Aktivitas Gunung Api di Wilayah Indonesia

Saat ini ada 4 (Dua) gunung api yang masih dinyatakan dalam status “Siaga”(Level III) yaitu :

A. Status Gunung Berapi

1. Gunung Api Karangetang di Kab. Sitaro, Prov. Sulawesi Utara

Sejak hari Selasa, 9 Juni 2009 hingga hari Rabu, 19 Agustus 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Karangetang masih dalam keadaan ”Siaga”(Level III).

2. Gunung Api Anak Krakatau di Kab. Lampung Selatan, Prov. Lampung

Sejak tanggal 6 Mei 2009 hingga hari Rabu, 19 Agustus 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Krakatau masih dalam keadaan ”Siaga”(Level III).

3. Gunung Api Ibu di Kab. Halmahera Barat, Prov. Maluku Utara

Sejak tanggal 5 Agustus 2009 hingga hari Rabu, 19 Agustus 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Ibu masih dalam keadaan ”Siaga”(Level III).

4. Peningkatan Status Gunung Api Talang di Kab. Solok, Prov. Sumatra Barat

Sejak tanggal 17 Agustus 2009 pukul 10:00 WIB hingga hari Rabu, 19 Agustus 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan Gunung Api Talang dinaikkan dari ”Waspada” ( Level II )

menjadi ”Siaga”(Level III). B. Rekomendasi

1. Masyarakat diharapkan tidak boleh mendaki dan mendekati pulau gunung Anak Krakatau, G ibu, G. Karangetang dan G. Talang dalam radius 2 km dari kawah Gunung

2. Masyarakat di sekitar G. Api Karangetang, G. Anak Krakatau, G Ibu dan G. Talang dihimbau agar tetap tenang tidak mempercayai isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, selalu mengikuti arahan dari Satlak PB dan Satkorlak PB setempat.

3. Masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan masker (penutup hidung) untuk mengantisipasi dampak hujan abu.

4. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) selalu berkoordinasi dengan BNPB, Satkorlak dan Satlak PB setempat untuk memantau perkembangan kegiatan gunung api tersebut

.

Sumber : Pusat Vulkanologi dan Miitigasi Bencana Geologi.

IV. Prakiraan Cuaca Wilayah JABODETABEK

Prakiraan cuaca wilayah JABODETABEK berlaku untuk hari Kamis, 20 Agustus 2009 dilaporkan sebagai berikut : NO L0KASI C U A C A Pagi (00.05 12.00) Siang (12.05 18.00) Malam (18.05 – 24.00)

1 Jakarta Pusat Berawan Berawan Berawan

2 Jakarta Utara Berawan Berawan Berawan

3 Jakarta Selatan Berawan Berawan dan Hujan

Ringan Berawan

4 Jakarta Timur Berawan Berawan Berawan

5 Jakarta Barat Berawan Berawan dan Hujan

(5)

5

NO L0KASI C U A C A Pagi (00.05 12.00) Siang (12.05 18.00) Malam (18.05 – 24.00)

6 Jakarta Kep.Seribu Berawan dan Hujan

Ringan Berawan Berawan

7 Bogor Berawan Berawan dan Hujan

Ringan

Berawan dan Hujan Ringan 8 Tangerang Berawan Berawan dan Hujan

Ringan Berawan

9 Depok Berawan Berawan dan Hujan

Ringan Berawan

10 Bekasi Berawan Berawan Berawan

Keterangan :

- Hujan Ringan : 1.0 – 5.0 mm/jam 5 – 20 mm/hari

- Hujan Sedang : 5.0 – 10 mm/jam 20 – 50 mm/hari0

- Hujan Lebat : 10 – 20 mm/jam 50 – 100 mm/hari

- Hujan Sangat Lebat : > 20 mm/jam > 100 mm/hari

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika V. Prakiraan Gelombang Tinggi

Prakiraan gelombang tinggi tanggal 19 Agustus 2009, pukul 19.00 hingga tanggal 20 Agustus 2009, pukul 07.00 WIB sebagai berikut :

- 2.0 – 3.0 m : Perairan utara dan barat Aceh, Perairan barat Kep. Nias, Perairan barat Bengkulu hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Laut Sawu, Perairan P. Rote, Laut Timor, Perairan P. Belitung, Laut Jawa, Perairan selatan Kalimantan, Perairan Masalembo, Selat Makassar bagian selatan, Perairan selatan Sulawesi, Laut Flores, Perairan selatan Ambon, Laut Banda, Perairan Kep. Kai, Perairan Kep. Aru

- 3.0 – 4.0 m : Samudera Hindia barat Bengkulu hingga Lampung, Perairan selatan Jawa hingga NTB, Perairan Kep. Tanimbar, Laut Arafuru, Perairan Merauke

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

VI. Kejadian Lain – lain

1. Gempa Bumi di Melonguane – Sulut

Telah terjadi gempa bumi tektonik pada hari Rabu, 19 Agustus 2009 pukul 12:43:15 WIB dengan kekuatan 5.0 SR kedalaman 97 km. Pusat gempa berada pada garis koordinat 4.60 LU – 127.36 BT (101 km Timur Laut Melonguane – Sulut). Gempa tersebut tidak dirasakan oleh masyarakat dan tidak berpotensi tsunami.

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.

Pengawas,

Ir. Bambang Sulistiyanto, MM

Jakarta, 20 Agustus 2009 Ketua Kelompok Piket,

Referensi

Dokumen terkait

Subyek penelitian yang digunakan yaitu adalah seluruh ibu bersalin dengan plasenta previa yang datanya terdapat pada buku register kebidanan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada

Adanya Era Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka.. atau tidak suka telah datang dan

Kemudian berdasarkan pengujian hipotesis kedua menggunakan N-Gain score pada minat belajar peserta didik diperoleh nilai standart gain kelas eksperimen sebesar 0,41 yang

Pada pemakaian metode simpleks transportasi, digunakan metode pendekatan vogel yang merupakan cara terbaik untuk memperoleh solusi basis awal, karena penyelesaiannya

Berdasarkan pada identifikasi masalah diatas, maka penulis melakukan pembatasan masalah hanya pada tanggapan yang diberikan pada pengguna produk Telkomsel yang berkaitan

Beberapa saran yang ditujukan sebagai bahan untuk pengembangan lebih lanjut sistem seleksi dan rekrutmen karyawan baru tahap awal di PT Multi Anugerah Lestari Texindo

Kondisi tersebut didasarkan pada volume tangki penyimpanan akan lebih kecil jika ammonia berfasa cair jika dibandingkan pada fasa uap untuk massa ammonia yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan simultan dari pressure, opportunity, rationalization dan capability yang termasuk dalam