• Tidak ada hasil yang ditemukan

FASIES PENGENDAPAN LAPISAN BATUPASIR B FORMASI BEKASAP, LAPANGAN MANDAU BAGIAN SELATAN, BERDASARKAN DATA WELL LOG DAN BATUAN INTI PADA CEKUNGAN SUMATERA TENGAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FASIES PENGENDAPAN LAPISAN BATUPASIR B FORMASI BEKASAP, LAPANGAN MANDAU BAGIAN SELATAN, BERDASARKAN DATA WELL LOG DAN BATUAN INTI PADA CEKUNGAN SUMATERA TENGAH."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

87

Exploration, International Human Resourches Development

Corporation, Boston, USA.

Dalrymple, Robert W., and Kyungsik Choi, 2006, Morphologic And Facies

Trends Through The FluvialMarine Transition In Tide-Dominated

Depositional Systems: A Schematic Framework For Environmental And

Sequence-Stratigraphic Interpretation, Queens University, Kingstone,

Ontario.

Eubank, R.T., Makki,A.C., 1981, Structural Geology of The Central Sumatra

Back Arc Basin, Proceeding Indonesian Petroleum Association, 10

Annual Convention, Jakarta.

Heidrick, T.L. and K. Aulia, 1996, Regional Structural Geology, Chapter II.

Laporan Internal PT. Chevron Pacific Indonesia, tidak dipublikasikan.

Petroleum Geology of the Central Sumatera Basin, editing dan publikasi oleh

BPPKA/Pertamina, Jakarta, p. 13-156.

Koesoemadinata, 1980. Geologi Minyak dan Gasbumi. Edisi kedua, Jilid 2.

(2)

88

Koesoemadinata, R.P., 1985, Prinsip-prinsip Sedimentasi, Jurusan Geologi,

Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Selley, Richard C, 1985, Elements of Petroleum Geology. W. H Freeman &

Company. New York.

Walker, R.G., 1984, Facies Models, Second Edition, Geological Association of

Canada, Canada.

Walker, R. G. dan Henry W. Posamentier, 2006, Facies Model Revisited, Society

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum, berdasarkan hasil analisa dan interpretasi melalui data inti batuan dan log, daerah telitian terbagi menjadi 3 sikuen stratigrafi yang dibatasi oleh SB-1 pada

dan Noble, Ron A., eds., Proceedings of International Conference on Petroleum Systems of SE Asia & Australasia: Indonesian Petroleum Association,

 Berdasarkan analisis lingkungan pengendapan dan sikuenstratigrafi, didapatkan bahwa Formasi Telisa memiliki porositas yang lebih tinggi dari Formasi Bekasap apabila

Pada zona ZR1 yang terjadi pada fasa unit sikuen stratigrafi TST ( transgresive system track ) yang menunjukan bahwa pada proses pengendapan TST diiringi dengan

Pada fasies distributary mouth bar merupakan daerah pengendapan dari endapan mouth bar, dipengaruhi oleh aktivitas fluvial yang rendah, dicirikan dengan