• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik showcase menggunakan refrigeran R 134a berdasarkan variasi kecepatan kipas pendingin kondensor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik showcase menggunakan refrigeran R 134a berdasarkan variasi kecepatan kipas pendingin kondensor"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

i

KARAKTERISTIK

SHOWCASE

MENGGUNAKAN REFRIGERAN R-134a BERDASARKAN

VARIASI KECEPATAN KIPAS PENDINGIN KONDENSOR

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Mesin

Oleh :

FALEMON LEONARDO WILANI PUTRA

NIM : 135214061

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

CHARACTERISTICS SHOWCASE

USING REFRIGERANT R-134a BASED ON VARIATIONS IN

CONDENSER COOLING FAN SPEED

FINAL PROJECT

As partial fulfillment of the requirement

to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering

By :

FALEMON LEONARDO WILANI PUTRA

Student Number : 135214061

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT

SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

INTISARI

Saat ini showcase sangat banyak digunakan untuk berjualan minuman kemasan yang sering dijumpai di supermarket, warung-warung, bahkan di pasar-pasar. karena kegunaannya tersebut showcase sering sekali dijumpai pada depan warung-warung, hal ini dimaksudkan agar pembeli mudah melihat bahwa warung tersebut menjual minuman kemasan dingin. Dengan penempatan showcase di luar ruangan, membuat showcase sering bersentuhan dengan angin, terutama kondensor yang merupakan alat pembuang panas dari sistem mesin showcase, dimana penempatan kondensor pada umunya terletak di bagian belakang showcase dan kontak langsung dengan udara luar. Dengan adanya angin yang sering berhembus berpengaruh terhadap proses pembuangan panas dari kondensor ke lingkungan sekitar. Tujuan dari penelitian ini adalah (a) merakit mesin pendingin showcase dengan siklus kompresi uap, (b) mengetahui karakteristik mesin pendingin showcase, meliputi : energi kalor yang diserap evaporator, energi kalor yang dilepas kondensor, kerja kompresor, nilai COP aktual dan COP ideal, laju aliran refrigeran serta nilai efisiensi mesin pendingin showcase untuk berbagai variasi kecepatan kipas.

Penelitian ini menggunakan mesin showcase yang bekerja dengan siklus kompresi uap. Komponen utama Showcase meliputi kompresor, evaporator, kondensor, dan pipa kapiler. Daya kompresor sebesar 115 watt, komponen yang lain menyesuaikan dengan daya kompresor, refrigeran yang dipergunakan adalah R-134a. Variasi yang dilakukan pada penelitian yaitu kecepatan putaran kipas yang mengaliri udara melewati kondensor : (a) Tanpa kipas (b) Kecepatan kipas medium dan (c) Kecepatan kipas high. Daya kipas yang digunakan 35 W dan beban pendinginan 4,8 L air. Pengambilan data setiap 20 menit, suhu maksimal ruang evaporator diatur 4°C.

Penelitian ini memberikan hasil (a) Mesin showcase berhasil dirakit dan bekerja dengan baik, dengan tekanan kerja terendah pada evaporator sebesar 1,45 bar dan tekanan terendah pada kondensor sebesar 10 bar (b) Karakteristik mesin showcase terbaik dialiri oleh udara dengan kecepatan high, dengan nilai rata-rata untuk kerja kompresor sebesar 45,43 kJ/kg, kalor yang dilepas kondensor sebesar 212,00 kJ/kg, kalor yang diserap evaporator sebesar 164,43 kJ/kg, COPaktual

sebesar 3,64, COPideal sebesar 4,45, laju aliran refrigerant sebesar 0,00447 kg/s,

dan efisiensi sebesar 81,35%.

(8)

viii

ABSTRACT

In this time, the showcase very much to used for sell of beverage packaging, which is often found in supermarket, small shop, even in the markets. Because of its usefulnes, the showcase is often to finded in the front of shops, it’s the mean for easy buyers to see thats the shop for sell cold beverage packaging. With placement the showcase out of the room, make it have exposed to the wind, especially condensers, it’s heat dissipation tool of the showcase engine system, in the general the condensers placement have a located back of the showcase and have direct contach with out air. With the wind has often blowing effect to heat dissipation process from condensers to environment. The purpose from research is (a) assemble the cooling machine showcase with vapor compresion cycle, (b) to know characteristics of the cooling machine showcase, that is : kalor energy have the absorbed by evaporator, kalor energy has removed condensers, compressor work, coefficient of performance (COP), refrigerant flow rate and efficiency value of cooling machine showcase for fan speed variation.

This study used the showcase machine that’s worked with vapor compression cycle. The main component the showcase is compressor, evaporator, condensers, and capillary tube. The power of compressor is 115 W, others component have adjust with compressor power,the used refrigerant is R-134a. Variety of research is speed of fan which flowing air and then past the condenser : (a) without fan (b) medium fan speed and (c) high fan speed. The power of fan have to used 35 W and cooling load 4,8 L water. The taked data every 20 minute, maximum temperature evaporator room has setting 4°C.

The study give to results (a) the showcase machine got assembled succeed and worked well, with minimum work pressure on the evaporator as big as 1,45 bar and minimum pressure on the condenser as big as 10 bar (b) the best characteristics of showcase machine is flowed by air with high speed, with the average to compressor work as big 45,43 kJ/kg, the heat that condensers released as big as 212,00 kJ/kg, the heat that evaporator absorbed as big as 164,43 kJ/kg, COPaktual as big as 3,64, COPideal as big as 4,45, the refrigerant flow rate as big as

0,00447 kg/s, and efficiency as big as 81,35%.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang diberikannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan berjalan lancar sesuai yang diinginkan.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang wajib ditempuh untuk mendapatkan gelar sarjana S-1 pada Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini dapat selesai tepat waktu. Pada kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., sebagai Dosen Pembimbing Skripsi, sekaligus sebagai Ketua Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Doddy Purwadianto S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Akademik. 4. Para Dosen beserta Tenaga Kependidikan di Program Studi Teknik Mesin,

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 5. Sekretariat Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma. 6. Wolhel M. Salim dan A. Y. Sinta selaku orang tua penulis yang telah

(10)
(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

TITLE PAGE ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

DAFTAR DEWAN PENGUJI ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ... xviii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Manfaat penelitian ... 4

(12)

xii

DASAR TEORI DAN TINJAU PUSTAKA ... 5

2.1 Dasar Teori ... 5

2.1.1 Pengertian Mesin Pendingin ... 5

2.1.2 Pengertian Showcase ... 5

2.1.3 Prinsip Kerja Showcase ... 6

2.1.4 Siklus Kompresi Uap ... 7

2.1.4.1 Perhitungan Karakteristik Pada Siklus Kompresi Uap ... 11

2.1.4.2 Komponen-komponen Utama Mesin Siklus Kompresi Uap ... 14

2.1.4.3 Komponen-komponen Tambahan Mesin Siklus Kompresi Uap . 20 2.1.5 Refrigeran ... 22

2.2 Tinjauan Pustaka ... 23

BAB III ... 27

PEMBUATAN ALAT ... 27

3.1 Persiapan Komponen Utama dan tambahan Mesin Showcase ... 27

3.2 Peralatan Yang Digunakan Pembuatan Mesin Pendingin Showcase ... 31

3.3 Proses Pembuatan Mesin Pendingin Showcase ... 34

3.3.1 Pembuatan Mesin Pendingin Showcase ... 34

3.3.2 Proses Pemvakuman dan Pemetilan ... 39

3.3.3 Proses Pengisian Refrigeran 134a ... 41

3.3.4 Uji Coba Mesin Pendingin Showcase ... 42

BAB IV ... 44

METODOLOGI PENELITIAN ... 44

(13)

xiii

4.2 Variasi Penelitian ... 45

4.3 Alat Bantu Penelitian ... 45

4.4 Alur Penelitian ... 48

4.5 Skema Pengambilan Data ... 48

4.6 Cara Mendapatkan Data ... 50

4.7 Cara Mengolah Data ... 52

4.8 Cara Mencari Nilai Entalpi Menggunakan P-h Diagram ... 53

4.9 Cara Mendapatkan Kesimpulan ... 54

BAB V ... 55

HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN, DAN PEMBAHASAN ... 55

5.1 Hasil Penelitian ... 55

5.2 Perhitungan ... 58

5.3 Pembahasan ... 69

BAB VI ... 73

KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

6.1 Kesimpulan ... 73

6.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Rangkaian komponen utama pada siklus kompresi uap ... 5

Gambar 2.2 : Mesin showcase ... 6

Gambar 2.3 : Skema Showcase ... 7

Gambar 2.4 : Siklus kompresi uap pada diagram P-h ... 8

Gambar 2.5 : Siklus kompresi uap pada diagram T-s ... 8

Gambar 2.6 : Kompresor hermatik ... 15

Gambar 2.7 : Kompresor semi hermetik ... 15

Gambar 2.8 : Kompresor open type ... 15

Gambar 2.9 : kondensor dengan jari-jari penguat ... 16

Gambar 2.10 : kondensor AC mobil ... 16

Gambar 2.11 : Pipa kapiler ... 18

Gambar 2.12 : Thermostatic exspansion valve ... 18

Gambar 2.13 : Automatic exspantion valve ... 18

Gambar 2.14 : Shut off valve dan Pneumatic valve ... 18

Gambar 2.15 : Evaporator permukaan datar ... 19

Gambar 2.16 : Evaporator pipa bersirip ... 19

Gambar 2.17 : Thermostat ... 20

Gambar 2.18 : filter ... 21

Gambar 2.19 : Motor dan daun kipas pada mesin showcase ... 22

Gambar 3.1 : Kompresor hermatik yang digunakan ... 27

Gambar 3.2 : Kondensor jari-jari penguat (8U) yang digunakan... 28

(15)

xv

Gambar 3.4 : Evaporator datar yang digunakan... 29

Gambar 3.5 : Filter yang digunakan ... 29

Gambar 3.9 : Fan yang digunakan untuk ruang evaporator ... 31

Gambar 3.11 : pelebar pipa (sumber : Aliexpress.com) ... 32

Gambar 3.12 : Alat las ... 32

Gambar 3.13 : Bahan las ... 33

Gambar 3.14 : Cairan metil ... 33

Gambar 3.15 : Pompa vakum ... 33

Gambar 3.16 : Pressure gauge ... 34

Gambar 3.17 : Kerangka aluminium ... 35

Gambar 3.18 : Posisi kompresor sudah terpasang ... 35

Gambar 3.19 : Posisi kondensor yang telah terpasang ... 36

Gambar 3.20 : Posisi evaporator telah terpasang ... 36

Gambar 3.21 : Thermostat yang telah terpasang ... 37

Gambar 3.22 : Proses pemotongan pipa tembaga ... 37

Gambar 3.23 : Proses pengelasan pipa dari evaporator ke kompresor ... 37

Gambar 3.24 : Proses pengelasan pipa dari kompresor ke kondensor ... 38

Gambar 3.25 : Proses pengelasan sambungan pipa kondensor dengan filter ... 38

Gambar 3.26 : Proses pengelasan sambungan filter ke pipa kapiler ... 38

Gambar 3.27 : Posisi fan pada kondensor telah terpasang ... 39

Gambar 3.28 : Posisi fan pada ruang evaporator telah terpasang ... 39

Gambar 3.29 : Proses pemvakuman dan pemetilan ... 40

(16)

xvi

Gambar 4.1 : Sketsa mesin showcase ... 44

Gambar 4.2 : Unit mesin showcase ... 44

Gambar 4.3 : Pressure gauge ... 46

Gambar 4.4 : Thermocauple digital ... 46

Gambar 4.5 : Tang amper (calmp ampere) ... 47

Gambar 4.6 : Thermometer ruangan ... 47

Gambar 4.7 : Stopwatch ... 47

Gambar 4.8 : Alur penelitian ... 48

Gambar 4.9 : Skema pengambilan data... 49

Gambar 4.10 : P-h diagram ... 54

Gambar 5.1 : Perbandingan kerja kompesor (Win) ... 59

Gambar 5.2 : Perbandingan kalor yang dilepas kondensor (Qout) ... 61

Gambar 5.3 : Perbandingan kalor yang diserap oleh ovaporator (Qin) ... 62

Gambar 5.4 : Perbandingan nilai COPaktual ... 64

Gambar 5.5 : Perbandingan COPideal ... 65

Gambar 5.6 : Perbandingan efisiensi showcase ... 67

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Tabel pengambilan data ... 52

Tabel 5.1 : Data pengujian tanpa kipas ... 55

Tabel 5.2 : Data pengujian Kecepatan medium ... 56

Tabel 5.3 : Data kecepatan kecepatan high ... 56

Tabel 5.4 : Nilai entalpi, TE dan TK tanpa kipas ... 57

Tabel 5.5 : Nilai entalpi, TE dam TK kecepatan kipas medium ... 57

Tabel 5.6 : Nilai entalpi, TE dan TK kecepatan kipas high ... 58

Tabel 5.7 : Kerja kompresor (Win) ... 58

Tabel 5.8 : Kalor yang dilepas kondensor (Qout) ... 60

Tabel 5.9 : Kalor yang diserap oleh evaporator (Qin) ... 61

Tabel 5.10 : Koefisien prestasi (COPaktual) ... 63

Tabel 5.11 : Koefisien prestasi ideal (COPideal) ... 65

Tabel 5.12 : Efisiensi dari mesin showcase ... 66

Tabel 5.13 : Laju aliran massa refrigeran (ṁ) ... 68

Tabel 6.1 : Nilai rata-rata karakteristik showcase ... 73

(18)

xviii

ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Qin : Energi kalor yang diserap oleh evaporator …(kJ/kg).

Qout : Energi kalor yang dilepas kondensor…(kJ/kg)

Win : Kerja kompresor…(kJ/kg)

TE : Temperatur kerja evaporator…(°C)

Tk : Temperatur kerja kondensor…(°C)

P1 : Tekanan refrigeran masuk kompresor…(bar)

P2 : Tekanan refrigeran keluar kompresor…(bar)

T1 : Suhu refrigeran keluar evaporator…(°C)

T2 : Suhu refrigeran keluar kompresor…(°C)

T3 : Suhu refrigeran keluar kondensor…(°C)

h1 : Nilai entalpi masuk kompresor…(kJ/kg)

h2 : Nilai entalpi keluar kompresor…(kJ/kg)

h3 : Nilai entalpi keluar kondensor…(kJ/kg)

h4 : Nilai entalpi masuk evaporator…(kJ/kg)

s : Nilai entropi …(kJ/kg.K) h : Nilai entalpi…(kJ/kg)

ṁ : Laju aliran massa refrigeran…(kg/s) ƞ : Efisiensi (%)

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini showcase sangat banyak digunakan untuk berjualan minuman kemasan yang sering dijumpai di supermarket, warung-warung, bahkan di pasar-pasar. Showcase tidak hanya digunakan untuk mendinginkan minuman tetapi ada juga yang digunakan untuk mendinginkan bahan makanan. Minuman atau makanan yang didinginkan mengunakan showcase tidak boleh dalam kondisi beku, hal itu dimaksudkan supaya minuman mudah diminum.

Secara umum mesin showcase digunakan untuk berjualan, karena kegunaannya tersebut showcase sering sekali dijumpai pada depan warung-warung, hal ini dimaksudkan agar pembeli mudah melihat bahwa warung tersebut menjual minuman kemasan dingin. Selain penempatan showcase di luar atau di depan warung, showcase pada umumnya memiliki pintu yang didesain menggunakan bahan yang transparan, hal itu dimaksudkan agar minuman dalam showcase mudah dilihat dan pembeli dapat memastikan minuman yang diinginkan ada dalam showcase, jika minuman yang diinginkan tidak ada maka pintu showcase tidak perlu dibuka, hal ini membuat beban yang didinginkan tidak terganggu, apa bila pintu showcase sering dibuka maka suhu dalam ruang showcase dapat dengan mudah keluar hal itu berpengaruh terhadap lamanya proses pendingin minuman atau makanan yang ada dalam showcase.

(20)

panas dari sistem mesin showcase, dimana penempatan kondensor pada umunya terletak di bagian belakang showcase dan kontak langsung dengan udara luar. Dengan adanya angin yang sering berhembus berpengaruh terhadap proses pembuangan panas dari kondensor ke lingkungan sekitar.

Menurut Marwan Effendy (2005), Semakin besar kecepatan udara pendingin pada kondensor menyebabkan kenaikan efek refrigerasi, sedangkan kerja kompresi dan daya kompresor ada kecenderungan menurun.

Dengan demikian perlu dilakukan pengujian terhadap mesin showcase untuk mengetahui pengaruh kecepatan udara yang melintasi kondensor terhadap karakteristik mesin showcase serta mengetahui nilai COP dan efisensi dari mesin showcase yang akan diuji. Aliran udara pada penelitian ini menggunkan kipas angin yang dipasang pada kondensor.

Melihat latar belakang diatas kebutuhan mesin showcase sangat penting dalam berjualan minuman kemasan dingin dan perlunya diketahui pengaruh penempatan mesin showcase dalam rungan maupun luar rungan. penulis tertarik untuk mendalami tentang mesin showcase menggunakan refrigeran R-134a berdasarkan variasi keceptan kipas pendingin kondensor, dengan melakukan penelitian tentang mesin showcase. Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan mamfaat bagi para insan akademis dan publik.

1.2 Rumusan Masalah

(21)

pengujian dengan memvariasikan kecepatan kipas untuk mengetahui karekteristik dari mesin pendingin showcase.

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Membuat dan merakit mesin pendingin Showcase.

b. Mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk mendinginkan ruang evaporator. c. Mengetahui karakteristik mesin pendingin showcase dengan refrigeran

R-134a dengan memvariasi kecepatan kipas yang dipergunakan dalam mendinginkan kondensor, meliputi :

1. Energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran (Qin)

2. Energi kalor yang dilepas kondensor parsatuan massa refrigeran (Qout)

3. Kerja kompresor persatuan massa refrigeran (Win)

4. COP aktual dan COP ideal showcase 5. Nilai efisiensi showcase

6. Laju aliran massa refrigeran 1.4 Batasan Masalah

Batasan permasalahan dalam penelitian ini antara lain :

a. Dalam unit mesin pendingin terdapat komponen-komponen utama dan tambahan yaitu : kompresor 115 w, kondensor 8U jari-jari penguat, pipa kapiler, filter, evaporator, dan thermostat.

(22)

c. Dalam penelitian ini menggunakan refrigeran R-134a.

d. Beban pendingin yang dipakai adalah 8 botol air mineral (600 ml/botol). e. Karakteristik mesin pendingin yang digunakan untuk menghitung COP

didasarkan pada kondisi ideal kerja siklus kompresi uap dari mesin pendingin dengan proses kompresi yang berlangsung dengan entropi konstan dan proses penurunan tekanan yang berlangsung dengan nilai entalpi yang konstan.

1.5 Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Dapat digunakan sebagai referensi untuk para peneliti lain dengan penelitian sejenis.

b. Dapat menambah ilmu dan pengetahuan tentang mesin pendingin showcase dengan penambahan kipas pada kondensor, yang dapat di letakan di perpustakaan.

(23)

KONDENSOR

EVAPORATOR

KOMPRESOR PIPA KAPILER

FILTER

2

1 3

4

Win Qout

Qin

BAB II

DASAR TEORI DAN TINJAU PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

2.1.1 Pengertian Mesin Pendingin

Mesin pendingin adalah salah satu mesin konversi energi yang digunakan untuk memindahkan panas dari temperatur rendah menuju temperatur yang lebih tinggi dengan bantuan kerja dari luar. Mesin pendingin yang banyak digunakan pada umumnya menggunakan siklus kompresi uap. Mesin pendingin yang bekerja dengan siklus kompresi uap mempunyai komponen utama yang terdiri dari empat bagian yaitu : evaporator, kompresor, kondensor, dan pipa kaplier/katup ekspansi. Fluida kerja yang digunakan pada siklus kompresi uap disebut refrigeran. Gambar 2.1 memperlihatkan rangkaian komponen utama mesin pendingin pada siklus kompresi uap.

Gambar 2.1 : Rangkaian komponen utama pada siklus kompresi uap 2.1.2 Pengertian Showcase

(24)

memiliki bentuk fisik dan prinsip kerja seperti kulkas, tetapi showcase memiliki pintu yang didesain menggunakan bahan transparan. Suhu kerja pada showcase diatur agar berada pada suhu antara 0°C sampai 10°C. Pengaturan suhu tersebut dilakukan dengan tujuan agar makanan dan minuman yang didinginkan tidak mengalami pembekuan. Pengaturan suhu dilakukan oleh thermostat. Gambar 2.2 memperlihatkan beberapa jenis showcase yang ada di pasaran.

Gambar 2.2 : Mesin showcase (Sumber : www.mesinraya.co.id)

2.1.3 Prinsip Kerja Showcase

(25)

suhu yang diinginkan. Showcase terdiri dari beberapa bagian komponen utama yang masing-masing dihubungkan menggunakan pipa tembaga sehingga menjadi satu rangkaian. Fluida kerja yang digunakan pada mesin showcase adalah refrigeran. Gambar 2.3 menunjukkan skema mesin showcase.

Keterangan : a : Kompresor b : Kondensor c : Thermostat d : Evaporator e : Filter f : Pipa kapiler

Gambar 2.3 : Skema Showcase 2.1.4 Siklus Kompresi Uap

Mesin pendingin dengan siklus kompresi uap merupakan mesin yang paling banyak digunakan pada refrigerasi. Komponen utama dari siklus kompresi uap adalah kompresor, kondensor, evaporator dan katup ekspansi atau pipa kapiler. Untuk membersihkan kotoran pada refrigeran dalam sistem mesin pedingin siklus kompresi uap, menggunakan filter yang dipasang sebelum pipa kapiler.

(26)

h3=h4 h1 h2 Qin Qout 1 2 3 4 P2 P1 P h Win 2a 3a 1a 2a Qin Qout 1 2 3 4 3a 1a T s Win

Gambar 2.4 : Siklus kompresi uap pada diagram P-h

Gambar 2.5 : Siklus kompresi uap pada diagram T-s

(27)

oleh evaporator, refrigeran diembunkan di dalam kondensor sehingga refrigeran menjadi cair. Sebelum refrigeran memasuki evaporator, refrigeran diekspansikan terlebih dahulu oleh pipa kapiler atau katup ekspansi. Pada alat ini tekanan refrigeran yang masuk ke evaporator diturunkan, penurunan tekanan ini disesuaikan dengan kondisi yang diinginkan.

Proses-proses yang terjadi pada siklus kompresi uap mesin refrigerasi yaitu : a. Proses 1-2

Proses 1-2 adalah proses kompresi. Proses ini berlangsung secara isentropik adiabatik (isoentropi atau entropi konstan). Kompresor menghisap refrigeran kemudian mengkompresikan refrigeran menuju kondensor. Kondisi awal refrigeran pada saat masuk di kompresor adalah uap panas lanjut bertekanan rendah. Setelah dikompresi refrigeran menjadi uap panas lanjut bertekanan tinggi. Akibat tekanan naik, suhu refrigeran juga mengalami kenaikan.

b. Proses 2-2a

Proses 2-2a adalah proses penurunan suhu atau disebut juga dengan proses desuper heating. Proses ini berlangsung mulai dari keluar kompresor sampai ke dalam kondensor. Penurunan suhu ini disebabkan karena proses pembuangan kalor dari refrigeran ke udara. Fase refrigeran berubah dari gas panas lanjut ke uap jenuh. Proses penurunan suhu berlangsung pada tekanan kerja kondensor (P2)

yang tetap. c. Proses 2a-3a

(28)

dan tekanan yang tetap. Pada proses ini terjadi perubahan fase dari gas menjadi cair yang mengeluarkan kalor. Kalor yang dibuang ke lingkungan kondensor. Kalor dapat mengalir ke lingkungan karena suhu pada kondensor lebih tinggi dari suhu lingkungan.

d. Proses 3a-3

Proses 3a-3 adalah proses pendinginan lanjut atau disebut dengan subcooling. Pada proses ini terjadi pelepasan panas dari refrigeran ke udara di luar kondensor setelah refrigeran pada kondisi cair jenuh, sehingga refrigeran yang keluar dari kondensor suhunya lebih rendah dari suhu pengembunan. Fase refrigeran pada keadaan cair lanjut proses ini berlangsung pada tekanan tetap dan tekanan tinggi (P2). Dengan keadaan cair lanjut pada saat keluar kondensor maka refrigeran akan

mudah masuk ke dalam pipa kapiler, karena pipa kapiler mempunyai diameter yang sangat kacil. Tujuan proses pendingin lanjut ini agar refrigeran yang masuk ke pipa kapiler benar-benar dalam keadaan cair.

e. Proses 3-4

Proses 3-4 adalah proses ekspansi. Proses ini berlangsung di pipa kapiler secara isoentalpi ( entalpi sama ). Hal ini berarti tidak terjadi penambahan entalpi tetapi terjadi penurunan tekanan dan penurunan temperatur. Fase ini berlangsung dari fase cair menjadi fase campuran (cair dan gas).

f. 4-1a

(29)

Refrigeran dalam wujud cair bertekanan rendah menyerap kalor dari lingkungan sekitar atau media yang di dinginkan sehingga wujudnya berubah menjadi gas jenuh bertekanan rendah.

g. Proses 1a-1

Proses 1a-1 adalah proses pemanasan lanjut. Pada proses ini refrigeran mengalami kenaikan suhu. Fase refrigeran berubah dari uap jenuh ke uap panas lanjut. Proses ini berlangsung pada tekanan tetap, pada tekanan rendah (P1).

Tujuan dari pemanasan lanjut ini supaya refrigeran yang masuk ke kompresor benar-benar dalam keadaan gas.

2.1.4.1Perhitungan Karakteristik Pada Siklus Kompresi Uap

Diagram tekanan entalpi siklus kompresi uap dapat digunakan untuk menganalisa unjuk kerja mesin pendingin yang meliputi kerja kompresor, energi yang dilepas kondensor, energi yang diserap evaporator, Coefficient of performance (COPaktual), COPideal, dan Efisiensi mesin pendingin.

a. Kerja Kompresor (Win)

Kerja kompresor persatuan massa refrigeran merupakan perubahan entalpi pada diagram P-h di titik 1-2 dari siklus kompresi uap dapat di hitung dengan Persamaan (2.1).

1

2 h

h Win  

. . . (2.1) Win adalah kerja kompresor persatuan massa refrigeran (kJ/kg), h2 adalah nilai

entalpi refrigeran saat keluar kompresor (kJ/kg), dan h1 adalah nilai entalpi

refrigeran saat masuk kompresor (kJ/kg).

(30)

Energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas oleh kondensor merupakan perubahan entalpi pada titik 2-3 pada P-h diagram, perubahan entalpi tersebut dapat dihitung dengan Persamaan (2.2).

3

2 h

h

Qout   . . . . .(2.2)

Qout adalah energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran

(kJ/kg), h2 adalah nilai entalpi refrigeran saat masuk kondensor (kJ/kg), dan h3

adalah nilai entalpi refrigeran saat keluar kondensor (kJ/kg).

c. Energi kalor persatuan massa refrigeran yang diserap evaporator (Qin)

Energi kalor persatuan massa refrigeran yang diserap oleh evaporator merupakan proses perubahan entalpi pada titik 4-1 pada P-h diagram, perubahan entalpi tersebut dapat dihitung dengan Persamaan (2.3).

4

1 h

h

Qin   . . . .(2.3)

Qin adalah energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran

(kJ/kg), h1 adalah nilai entalpi refrigeran saat keluar evaporator atau sama dengan

nilai pada saat masuk kompresor (kJ/kg), dan h4 adalah nilai entalpi refrigeran

saat masuk evaporator atau sama dengan nilai entalpi saat keluar dari pipa kapiler. Karena proses pada pipa kapiler berlangsung pada entalpi yang tetap maka nilai h4

sama dengan h3 (kJ/kg).

d. Koefisien prestasi / Coefficient of Performance (COP)

(31)

1 2 4 1 h h h h W Q COP in in a ktua l

  

 . . . (2.4)

COPaktual adalah koefisien prestasi mesin pendingin, Qin adalah kalor yang diserap

evaporator persatuan massa refrigeran (kJ/kg), Win adalah kerja yang dilakukan

kompresor persatuan massa refrigeran (kJ/kg), h1 adalah nilai entalpi refrigeran

saat keluar evaporator atau sama dengan nilai entalpi pada saat masuk kompresor (kJ/kg), h2 adalah nilai entalpi refrigeran saat masuk kondensor (kJ/kg), dan h4

adalah nilai entalpi refrigeran saat masuk evaporator atau sama dengan nilai entalpi saat keluar dari pipa kapiler. Karena proses pada pipa kapiler berlangsung pada entalpi yang tetap maka nilai h4 = h3 (kJ/kg).

e. Koefisien prestasi ideal (COPideal)

Koefisien prestasi ideal pada siklus kompresi uap standar dapat dihitung dengan Persamaan (2.5).

eva p cond eva p idea l T T T COP 

 . . . (2.5)

COPideal adalah koefisien prestasi maksimum mesin pendingin, Tevap adalah suhu

evaporator (K) dan Tcond adalah suhu kondensor (K).

f. Efisiensi mesin pendingin (η)

Efisiensi mesin pendingin dapat dihitung dengan Persamaan (2.6).

% 100

 

idea l a ktua l

COP COP

 . . . (2.6)

Dengan COPideal adalah koefisien prestasi maksimum mesin pendingin, dan

(32)

g. Laju aliran massa refrigeran (ṁ)

Laju aliran massa refrigeran dapat dihitung menggunakan persamaan (2.7).

in

W V I

m   . . . (2.7)

ṁ adalah laju aliran massa refrigeran (kg/s), I adalah arus listrik (A), V adalah

voltase (watt), dan Win adalah kerja yang dilakukan kompresor (KJ/kg).

2.1.4.2Komponen-komponen Utama Mesin Siklus Kompresi Uap a. Kompresor

(33)

kondensor. Gambar 2.6 sampai Gambar 2.8 memperlihatkan jenis-jenis kompresor.

Gambar 2.6 : Kompresor hermatik (Sumber : Teachintegration.wordpres.com)

Gambar 2.7 : Kompresor semi hermetik (Sumber : www.electronicglobal.com)

(34)

b. Kondensor

Kondensor adalah peralatan yang berfungsi sebagai alat pengembunan atau kondensasi refrigeran.

Gambar 2.9 : kondensor dengan jari-jari penguat ( Sumber : www.edukasielektronika.com)

Gambar 2.10 : kondensor AC mobil (sumber : m.acmobilindonesia.com)

(35)

bentuk jari-jari penguat, pipa dengan plat besi dan pipa bersirip. dua jenis kondensor berdasarkan media pendinginnya, kondensor berpendingin udara (air cooled condenser), kondenser berpendingin air (water cooled condenser). Umumnya kondensor yang dipakai dalam sistem mesin pendingin adalah kondensor dengan pipa jari-jari penguat berpendingin udara, sedangkan mesin AC menggunakan jenis pipa bersirip. Gambar 2.9 memperlihatkan kondensor dengan jari-jari penguat. Gambar 2.9 dan Gambar 2.10 memperlihatkan jenis-jenis kondensor.

c. Pipa Kapiler

(36)

Gambar 2.11 : Pipa kapiler (sumber : www.wartasaranamedia.com)

Gambar 2.12 : Thermostatic exspansion valve (Sumber : www.ac-heatingconnect.com)

Gambar 2.13 : Automatic exspantion valve (Sumber : www.supplyhouse.com)

(37)

d. Evaporator

Evaporator merupakan tempat perubahan fase dari cair menjadi gas, atau dapat disebut juga sebagai tempat penguapan. Saat perubahan fase, diperlukan energi kalor. Energi kalor tersebut diambil dari lingkungan evaporator yaitu berupa benda-benda yang ada di dalam ruang evaporator. Hal tersebut terjadi karena temperatur refrigeran lebih rendah dari pada temperatur sekelilingnya, sehingga panas dapat mengalir ke refrigeran. Proses penguapan refrigeran di dalam evaporator berlangsung pada tekanan tetap dan suhu tetap. Berbagai jenis evaporator yang sering di gunakan pada mesin pendingin adalah jenis evaporator permukaan datar, dan jenis evaporator dengan pipa bersirip. Gambar 2.15 dan 2.16 memperlihatkan jenis-jenis evaporator.

Gambar 2.15 : Evaporator permukaan datar (sumber : www.bolandref.com)

(38)

2.1.4.3Komponen-komponen Tambahan Mesin Siklus Kompresi Uap a. Thermostat

Thermostat adalah alat yang berfungsi untuk mengatur batas suhu dalam ruang evaporator, mengatur lama kompresor berhenti dan mengatur kerja kompresor.

Gambar 2.17 : Thermostat (Sumber : www.agamtorik.web.id)

(39)

kembali arus listrik, kompresor akan kembali bekerja. Gambar 2.17 memperlihatkan thermostat pada mesin pendingin.

b. Filter

Filter adalah alat yang digunakan untuk menyaring kotoran yang terbawa saat proses sirkulasi refrigeran. Dengan adanya filter, bahan pendingin yang membawa kotoran akan tersaring dan kemudian bahan pendingin yang telah melewati filter akan menjadi lebih bersih sehingga proses sirkulasi refrigeran dapat berlangsung dengan maksimal. Selain itu jika tidak ada filter, kotoran akan masuk kedalam pipa kapiler dan dapat membuat pipa tersumbat, dan dapat menyebabkan sistem tidak bekerja. Oleh kerna peran pipa kapiler sangat penting dalam sistem sirkulasi refrigeran dalam mesin pendingin maka filter dipasang sebelum pipa kapiler. Gambar 2.18 memperlihatkan filter.

Gambar 2.18 : filter

(sumber : m.indonesia.alibaba.com) c. Fan Evaporator

(40)

Gambar 2.19 : Motor dan daun kipas pada mesin showcase ( Sumber : Sadhanas.co.ic)

2.1.5 Refrigeran

Refrigeran atau bahan pendingin adalah fluida atau zat yang digunakan dalam mesin pendingin yang berfungsi menghisap panas dari suatu tepat atau suatu benda. Refrigeran pada mesin pendingin berperan penting untuk menyerap panas melalui perubahan fase refrigeran dari cair ke gas (evaporasi) dan membuang panas melalui perubahan fase dari gas ke cair (kondensasi). Refrigeran dalam mesin pendingin mengalami perubahan dari cair ke gas kemudian setelah melewati beberapa proses akan kembali lagi pada kondisi awal yaitu cair.

(41)

uap air pada temperatur rendah, dan jika terjadi kebocoran refrigeran tidak berkontaminasi dengan bahan makanan atau produk yang disimpan.

Setiap refrigeran memiliki batasan tekanan atau suhu tertentu, batasan ini merupakan titik yang disebut dengan tekanan kritis, lewat dari keadaan kritis refrigeran tetap berbentuk cairan walaupun panas terus menerus diberikan. Setiap refigeran yang diberi temperatur kritis tidak dapat berwujud cair, dan tidak lagi tergantung tekanan yang bekerja pada refrigeran.

Jenis golongan refrigeran yang umum digunakan pada masyarakat yaitu : a. CFC (Cloro Fluoro Farbon), merupakan refrigeran yang paling berbahaya

terhadap lapisan luar bumi atau lapisan ozon, dikarenakan jumlah kaporitnya sangat tinggi. Golongan refrigeran jenis CFC ini mengandung klorin, fluoro, dan karbon.

b. HFC (Hydro Fluoro Carbon), merupakan refrigeran yang dapat digunakan untuk menggantikan freon karena tidak menggunakan atom chlor (C1) yang tidak merusak lapisan luar bumi atau lapisan ozon. Golongan refrigeran jenis ini mengandung hidrogen, flourin dan karbon.

c. HCFC (Hydro Cloro Fluoro Carbon), merupakan refrigeran yang dapat merusak lingkungan karena mengandung jumlah minimal klorin. Golongan refrigeran jenis ini mengandung hidrogen, klorin dan karbon.

2.2 Tinjauan Pustaka

(42)

AC dengan kondensor berpendingin udara dan air (c) mengetahui karakteristik komponen-komponen utamanya meliputi : Evaporator, kompresor, kondensor dan katup ekspansi. Fluida kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah : air, udara, dan preon R-134a. Pengamatan dilakukan pada : (a) komponen-komponen utama peralatan pengujian (b) pengukuran suhu, tekanan, dan laju aliran masing-masing. Alat ukur yang digunakan pada pengamatan ini yaitu : thermometer analog air, thermometer digital, pressure gauge, dan flowmeter. Hasil penelitian menunjukkan : (a) semua komponen-komponen berfungsi dengan baik (a) dengan kondensor berpendingin udara dan air masing-masing suhu yang dapat dicapai adalah 14°C dan 17°C setelah refrigator beroperasi selama 10 menit (c) koefisien prestasi COP masing-masing untuk kondensor berpendingin udara dan air adalah 2,97 dan 3,28.

(43)

Puji (2012) Melakukan penelitian tentang analisis pengaruh gangguan heat transfer kondensor terhadap performance air conditioning. Tujuan penelitian adalah : (a) merakit satu unit sistem refrigerasi berupa seperangkat AC windows yang meliputi : kompresor, kondensor, evaporator, pipa kapiler, air dryer dan refrigeran yang digunakan adalah R-22 (b) mengetahui kecepatan udara dari fan pendingin kondensor (c) mengetahui tekanan, temperatur, dan laju aliran massa dengan variasi putaran kipas kondensor terhadap kecepatan udara pendingin, variasi kecepatan udara pendingin 1,6 – 3,5 m/s yang dihasilkan dari putaran kipas 600 – 1200 rpm. Hasil penelitian ini menunjukan : (a) semakin cepat putaran kipas maka semakin besar laju aliran massa udara untuk mendinginkan kondensor (b) koefisien prestasi (COP) semakin meningkat.

(44)

dan suhu ruangan 30°C. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laju aliran fluida masuk berpengaruh terhadap kapasitas penukar panas, hal ini terbukti bahwa dengan laju aliran fluida yang tinggi menghasilkan kapasitas penukar panas yang paling baik yaitu sebesar 42,2 watt pada keadaan konveksi bebas.

(45)

BAB III

PEMBUATAN ALAT

3.1 Persiapan Komponen Utama dan Komponen tambahan Mesin Showcase

Pembuatan mesin pendingin showcase pada penelitian ini menggunakan beberapa komponen utama dan komponen tambahan, dimana komponen utama meliputi : Kompresor, Kondensor, Pipa kapiler, Evaporator, sedangkan untuk komponen tambahan meliputi : filter, thermostat, kipas angin, dan Refrigeran. a. Kompresor

Kompresor merupakan komponen utama yang digunakan sebagai alat untuk menaikan tekanan dan mengalirkan fluida kerja di dalam sistem mesin pendingin showcase, Kompresor yang digunakan adalah kompresor jenis hermetik dengan merek Nipon Compressor, dimana kompresor ini memiliki daya 115 W, Arus 0,88 A dan tegangan 220 V. Gambar 3.1 menunjukkan kompresor hermetik yang digunakan.

Gambar 3.1 : Kompresor hermatik yang digunakan b. Kondensor

(46)

Kondensor yang digunakan adalah kondensor dengan jari-jari penguat atau kondensor U, dimana kondensor ini memiliki material pipa yang terbuat dari besi dan sirip terbuat dari baja, kondensor ini memiliki 53 jari-jari penguat dan 8 lekukan pipa atau 8U. Gambar 3.2 menunjukkan kondensor dengan jari-jari penguat (kondensor U).

Gambar 3.2 : Kondensor jari-jari penguat (8U) yang digunakan c. Pipa Kapiler

Pipa kapiler merupakan alat yang digunakan untuk menurunkan tekanan refrigeran di dalam sistem mesin pendingin showcase, Pipa kapiler yang digunakan memiliki bahan dari tembaga dengan panjang pipa 150 cm, dan diameter pipa 0,71 mm. Gambar 3.3 menunjukkan pipa kapiler.

Gambar 3.3 : Pipa kapiler yang digunakan d. Evaporator

(47)

gas) menjadi fase gas. Perubahan fase ini terjadi karena adanya perpindahan kalor dari lingkungan evaporator ke refrigeran. Evaporator yang digunakan pada pembuatan mesin pendingin showcase adalah evaporator datar. Gambar 3.4 menunjukkan evaporator datar yang akan digunakan.

Gambar 3.4 : Evaporator datar yang digunakan e. Filter

Filter merupakan komponen tambahan yang digunakan sebagai alat untuk menyaring kotoran yang ada pada refrigeran, misalnya kotoran korosi pipa, debu-debu sisa pemotongan pipa. Pemasangan filter dengan tujuan agar tidak terjadinya penyumbatan pada pipa kapiler. Filter yang digunakan pada pembuatan mesin pendingin showcase adalah filter berbahan tembaga. Gambar 3.5 menunjukkan filter yang digunakan.

Gambar 3.5 : Filter yang digunakan f. Pipa Tembaga

(48)

cukup tahan terhadap korosi. Gambar 3.6 menunjukkan pipa tembaga yang digunakan.

Gambar 3.6 : Pipa tembaga yang digunakan g. Refrigeran

Refrigeran merupakan fluida kerja yang digunakan sebagai penghantar panas dari ruang evaporator menuju kondensor dengan bantuan kompresor. Jenis refrigeran yang digunakan pada mesin pendingin showcase adalah refrigeran 134a. Gambar 3.7 menunjukkan tabung refrigeran 134a yang digunakan.

Gambar 3.7 : refrigeran 134a yang digunakan h. Fan kondesor

(49)

Gambar 3.8 : Fan yang digunakan untuk kondensor i. Fan evaporator

Kipas angin untuk evaporator digunakan untuk mensirkulasikan udara didalam ruangan evaporator agar suhu disetiap ruang dalam kondisi sama. Kipas yang digunakan adalah kipas model 120x120x38 yang memiliki daya 220V-240V, 50/60 HZ, dan arus 0,14 A. Gambar 3.9 menunjukkan fan yang digunakan untuk evaporator.

Gambar 3.9 : Fan yang digunakan untuk ruang evaporator

3.2 Peralatan Yang Digunakan Dalam Pembuatan Mesin Pendingin Showcase

Dalam pembuatan mesin pendingin showcase memerlukan alat-alat pendukung sebagai berikut :

a. Pemotong pipa (Tube cutter)

(50)

Gambar 3.10 : Pemotong pipa (Tube cutter) b. Pelebar pipa (Tube expander)

Tube expander digunakan untuk melebarkan ujung pipa agar mudah dalam proses penyambungan pipa. Gambar 3.11 menunjukkan tube expander.

Gambar 3.11 : pelebar pipa (sumber : Aliexpress.com) c. Alat Las

Alat las merupakan alat yang digunakan untuk menyambung dan menambal pipa-pipa tembaga pada mesin pendingin showcase. Gambar 3.12 menunjukkan alat las.

Gambar 3.12 : Alat las d. Bahan Las

(51)

sambungan antar pipa tembaga, dan menggunakan bahan torak jika sambungan pipa tembaga dan besi. Gambar 3.13 menunjukkan bahan las.

Gambar 3.13 : Bahan las e. Cairan Metil

Cairan metil digunakan sebagai cairan untuk membersihkan saluran-saluran pipa tembaga, pada saat pemvakuman pada sistem mesin pendingin showcase. Gambar 3.14 menunjukkan botol cairan metil merek thawzone yang digunakan.

Gambar 3.14 : Cairan metil f. Pompa vakum

Pompa vakum digunakan sebagai alat untuk mengkondisikan sistem mesin pendingin agar kondisi dalam sistem berada pada kondisi vakum.

(52)

Proses pemvakuman dimaksudkan agar uap air yang berada di dalam sistem mesin pendingin dapat keluar dari sistem. Jika uap air tidak dikeluarkan dari dalam sistem maka membuat air menjadi beku pada saat sitem sedang berjalan dan uap yang membeku akan berkumpul di dalam filter dan refrigeran akan tersumbat. Gambar 3.15 menunjukkan model pompa vakum yang digunakan. g. Pressuare gauge (pengukur tekanan)

Pressre gauge digunakan sebagai alat untuk mengukur tekanan refrigeran dalam sistem mesin pendingin pada saat pengisian maupun pada saat sistem mesin pendingin beroperasi. Gambar 3.16 menunjukkan pressure gauge yang digunakan.

Gambar 3.16 : Pressure gauge

3.3 Proses Pembuatan Mesin Pendingin Showcase 3.3.1 Pembuatan Mesin Pendingin Showcase

Dalam Pembuatan Mesin Pendingin Showcase ada beberapa langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut :

(53)

serta tempat kipas dibagian tengah dengan penguat dua plat aluminium. Gambar 3.17 menunjukkan kerangka aluminium yang digunakan.

Gambar 3.17 : Kerangka aluminium

b. Mempersiapkan kompresor dan dipasang pada bagian bawah ruang evaporator dan diperkuat dengan 2 pasang Baut dan mur agar tidak bergerak saat terjadi getaran pada saat kompresor beroperasi. Gambar 3.18 menunjukkan kompresor yang telah terpasang.

(54)

c. Mempersiapkan kondensor dan dipasang pada bagian tiang kerangka bagian belakang, dan diperkuat dengan 4 pasang baut dan mur, pemasang di belakang agar panas yang dilepas oleh kondensor tidak terasa oleh pengguna mesin pendingin dan membuat mesin lebih rapi. Gambar 3.19 menunjukkan posisi kondensor yang telah terpasang.

Gambar 3.19 : Posisi kondensor yang telah terpasang

d. Mempersiapkan dan memasang evaporator di dalam kotak kaca, pada setiap bagian kotak sudah dilapisi gabus. Gambar 3.20 menunjukkan gambar posisi evaporator yang telah terpasang.

Gambar 3.20 : Posisi evaporator telah terpasang

(55)

menghubungkan thermostat dengan kompresor dan masukan kabel sensor suhu pada ruang evaporator. Gambar 3.21 menunjukkan posisi thermostat yang telah terpasang.

Gambar 3.21 : Thermostat yang telah terpasang

f. Mempersiapkan pipa tembaga dan memotong pipa menggunakan tube catter sesuai ukuran yang dibutuhkan, serta melebarkan bagian ujung-ujung pipa yang akan disambung menggunakan tube expander agar mudah disambungkan dan dilas.

Gambar 3.22 : Proses pemotongan pipa tembaga

g. Menyambungkan dan mengelas pipa tembaga dari evaporator menuju kompresor.

(56)

h. Menyambungkan dan mengelas pipa tembaga dari kompresor menuju kondensor.

Gambar 3.24 : Proses pengelasan sambungan pipa dari kompresor ke kondensor i. Mengelas sambungan pipa antara kondensor dengan filter.

Gambar 3.25 : Proses pengelasan sambungan pipa kondensor dengan filter j. Mengelas sambungan antara filter dengan pipa kapiler serta sambungan

antara pipa kepiler ke pipa menuju evaporator.

Gambar 3.26 : Proses pengelasan sambungan filter ke pipa kapiler

(57)

serta sambungkan kabel kipas angin ke kabel kompresor, pastikan semua kabel tersambung dengan baik.

Gambar 3.27 : Posisi fan pada kondensor telah terpasang

l. Memasang kipas (fan) dalam ruang evaporator dan sambungkan juga kabel listrik kipas pada kabel kompresor dan pastikan sambungan terpasang dengan rapi dan aman.

Gambar 3.28 : Posisi fan pada ruang evaporator telah terpasang 3.3.2 Proses Pemvakuman dan Pemetilan

(58)

dalam pipa-pipa pada sistem mesin pendingin showcase. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk proses pemvakuman dan proses pemetilan sebagi berikut : a. Menyiapkan alat-alat dan bahan yang digunakan yaitu : pompa vakum, cairan

metil, pressure gauge dan selang.

b. Memasangkan selang pada pompa vakum dan sambung pada sistem mesin pendingin serta pentil kompresor.

c. Menyalakan pompa vakum, secara perlahan udara yang terjebak dalam pipa-pipa pada rangkaian akan keluar melewati potongan pipa-pipa kapiler yang telah dilas dengan lubang keluar filter.

d. Ketika sistem telah mencapai keadaan vakum, maka pada jarum penunjuk pressure gauge akan menunjukan angka negatif.

e. Memberikan cairan metil kurang lebih satu tutup botol dengan cara menempelkan cairan metil pada potongan pipa kapiler.

f. Mematikan pompa vakum, agar cairan metil terhisap dan masuk ke dalam sistem mesin showcase.

g. Kemudian Mengelas ujung potongan pipa kapiler dan pastikan tidak ada kebocoran.

(59)

3.3.3 Proses Pengisian Refrigeran 134a

Pengisian refrigeran pada mesin pendingin merupakan tahap terakhir pada proses pembuatan mesin pendingin showcase, agar mesin pendingin bisa beroperasi, ada pun tahap-tahap pengisian refrigeran pada mesin showcase sebagai berikut :

a. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan yaitu, refrigeran 134a dan pressure gauge serta selangnya.

b. Memasang pentil dibagian pipa pengisian refrigeran pada kompresor.

c. Memasang selang pressure gauge pada tabung refrigeran dan memasang ujung selang pressure gauge pada pentil pengisian refrigeran yang ada dikompresor.

d. Setalah semua selang terpasang dengan baik. Kemudian menyalakan kompresor dan membuka penuh kran pada tabung refrigeran.

e. Ketika proses pengisian refrigeran tekanan pada sistem harus dibawah 0 bar yang sebelumnya telah divakum terlebih dahulu.

f. Kemudian mengukur arus pada kompresor menggunakan tang amper, pada umumnya arus yang dikonsumsi kompresor berada dibawah angka arus yang tertera pada name plate kompresor jika belum diisi refrigeran.

(60)

h. Mengecek pipa yang dekat dengan evaporator jika sudah terbetuk bunga es pada pipa-pipa tersebut maka refrigeran dalam sistem mesin pendingin bekerja dengan baik.

i. Setelah refrigeran sudah terisi, mematikan kompresor kemudian menutup dan melepas selang pressure gauge dan menutup pentil pada kompresor.

Gambar 3.30 : Proses pengisian refrigerant 3.3.4 Uji Coba Mesin Pendingin Showcase

Mesin showcase yang telah selesai dirakit perlu diuji coba guna mendapatkan informasi apakah mesin showcase benar-benar dapat bekerja dengan baik atau belum. Uji coba dilakukan dengan cara mengoperasikan mesin showcase, kemudian mengukur suhu dan tekanan yang diperlukan agar dapat diketahui berapa suhu kerja yang dihasilkan kondensor dan evaporator. Setelah suhu dan tekanan diketahui dalam jangka waktu yang ditentukan, kemudia olah data yang sudah ada dengan menggunakan P-h diagram agar dapat dilihat hasil yang ingin diketahui.

(61)
(62)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah unit mesin pendingin showcase yang dirakit di Laboratorium Konversi Energi, Universitas Sanata Dharma.

Gambar 4.1 : Sketsa mesin showcase

(63)

Mesin showcase bekerja dengan siklus kompresi uap. Daya kompresor yang dipergunakan 115 W, dan komponen utama lainya menyesuikan. Sebelum pipa kapiler terpasang filter. Ukuran ruangan evaporator adalah panjang 50 cm, lebar 35, dan tinggi 20 cm. Pada bagian kondensor mesin pendingin showcase dipasang kipas sebagai alat yang dipergunakan untuk mempercepat proses pelepasan panas dari kondensor ke lingkungan. Daya kipas yang dipergunakan 35 W. Pada mesin showcase dilengkapi thermostat sebagai pengatur suhu dalam ruang evaporator. Refrigeran yang dipergunakan R134a, dan beban pendinginan yang dipakai adalah air, sebanyak 8 botol, dengan ukuran 600 ml/botol. Gambar 4.1 menunjukkan sketsa komponen mesin pendingin showcase dan Gambar 4.2 menunjukkan unit mesin pendingin showcase yang sudah dirakit.

4.2 Variasi Penelitian

Peneltian dilakukan dengan memvariasikan kecepatan kipas yang dipergunakan untuk mempercepat aliran udara melewati kondensor, variasinya adalah (a) tanpa kipas, (b) kecepatan kipas medium (4,4 m/s), dan (c) kecepatan kipas high (5,1 m/s).

4.3 Alat Bantu Penelitian

Pada penelitian unit mesin showcase dibutuhkan beberapa alat bantu ukur seperti pressure gauge, thermocouple digital, tang amper (calmp meter), thermometer ruangan, dan stopwatch.

a. Pressure gauge

(64)

jarum pressure gauge dalam satuan bar. Pressure gauge warna biru menampilkan nilai tekanan yang masuk kompresor, dan pressure gauge warna merah menampilkan nilai tekanan keluar kompresor. Gambar 4.3 memperlihatkan pressure gauge.

Gambar 4.3 : Pressure gauge b. Thermocouple digital

Thermocauple digital digunakan untuk mengukur perubahan suhu pada titik-titik yang ingin diambil datanya pada mesin pendingin showcase. Prinsip kerja thermocouple digital adalah dengan menempelkan ujung kawat logam pada komponen yang akan diukur suhunya. Kemudian nilai suhu yang terbaca oleh kawat logam thermocauple akan ditampilkan pada alat penampil suhu digital. Gambar 4.4 memperlihatkan thermocouple digital.

Gambar 4.4 : Thermocauple digital (sumber : www.hdgate.com) c. Tang amper (clamp meter)

(65)

rahang penjepitnya kemudian baca nilai arus tertera pada layar tang amper. Gambar 4.5 memperlihatkan tang amper digital.

Gambar 4.5 : Tang amper (calmp ampere) (sumber : www.kew-ltd.co.jp) d. Thermometer ruangan

Thermometer ruangan di gunakan untuk mengukur suhu ruangan pada saat pengambilan data penelitian. Gambar 4.6 memperlihatkan thermometer ruangan.

Gambar 4.6 : Thermometer ruangan ( sumber : id.alixpress.com) e. Stopwacth

Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu pengambilan data, jarak data 1 dan 2 ± 20 menit, seperti itu sampai seterusnya hingga mendapatkan suhu yang diinginkan dalam ruang evaporator tercapai (pengaturan suhu ruang evaporator 4°C). Gambar 4.7 memperlihatkan stopwacth.

Gambar 4.7 : Stopwatch

(66)

4.4 Alur Penelitian

Sebelum melakukan pengambilan data pada unit mesin pendingin showcase, terlebih dahulu membuat alur penelitian agar mempermudah proses pengambilan data. Gambar 4.8 menunjukkan alur penelitian.

Gambar 4.8 : Alur penelitian 4.5 Skema Pengambilan Data

Pada proses pengambilan data memerlukan beberapa alat akur seperti thermocouple digital, tang ampere, stopwacth,thermometer ruangan, dan pressure

Mulai

Mempersiapkan komponen dan alat bantu pembuatan

Pembuatan mesin dan pemasangan alat ukur

Uji coba

Tidak baik

Baik Persiapan pengambilan data

Pengambilan data dengan memvariasikan kecepatan kipas

Pengolahan data dan

Membuat kesimpulan dan saran

(67)

gauge. Semua alat ukur tersebut memiliki fungsi masing-masing dan dipasang pada titik-titik yang ingin diambil datanya pada penelitian ini. Gambar 4.9 menunjukkan skema pengambilan data.

Gambar 4.9 : Skema pengambilan data a. Thermocauple digital (T1)

Digunakan untuk mengukur suhu yang keluar dari evaporator menuju kompresor, dalam satuan (°C).

b. Thermocauple digital (T2)

(68)

c. Thermocauple digital (T3)

Digunakan untuk mengukur suhu yang keluar dari kondensor menuju pipa kapiler, dalam satua (°C).

d. Manifold (P1)

Digunakan untuk mengukur tekanan yang masuk menuju kompresor, dalam satuan (Bar).

e. Manifold (P2)

Digunakan untuk mengukur tekanan yang keluar dari kompresor, dalam satuan (Bar).

f. Tang amper

Digunakan untuk mengukur arus yang di konsumsi oleh kompresor, dalam satuan (A).

g. Thermometer ruangan

Digunakan untuk mengukur suhu ruangan, dalam satuan (°C). h. Stopwacth

Digunakan untuk mengukur waktu pengambilan data, dalam satuan (menit). 4.6 Cara Mendapatkan Data

Data-data penelitian diperoleh dari hasil pengukuran yang ditampilkan oleh alat ukur yang telah dipasang pada titik-titik yang ditentukan pada mesin pendingin showcase. Cara yang dilakukan untuk mendapatkan data pada proses pengambilan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

(69)

b. Memastikan bahwa alat ukur seperti thermocouple yang digunakan sudah dikalibrasi.

c. Memasang kabel thermocouple pada ruang evaporator, pipa dari evaporator ke kompresor (T1), pipa dari kompresor ke kondensor (T2), dan pipa dari

kondensor ke pipa kapiler (T3).

d. Memasang tang amper pada kabel listrik yang masuk ke kompresor.

e. Menyalakan mesin pendingin showcase, setelah langkah a sampai d dilakukan.

f. Menyalakan kipas pendingin pada kondensor (jika diperlukan) g. Pencatatan dalam pengambilan data yaitu :

T1 : suhu refrigeran dari evaporator menuju kompresor. (°C)

T2 : suhu refrigeran dari kompresor menuju kondensor. (°C)

T3 : suhu refrigeran dari kondensor menuju pipa kapiler. (°C)

P1 : Tekanan refrigeran masuk kompresor. (Bar)

P2 : Tekanan refrigeran keluar kompresor. (Bar)

I : Besar arus listrik untuk kerja kompresor. (Amper)

(70)

P1 P2 T1 T2 T3

Ruang Evaporator

1 20

2 40

3 60

4 80

5 100

6 120

7 140

8 160

9 180

10 200

11 220

12 240

13 260

14 280

Arus (amper) No Waktu

( menit )

Tekanan (Bar) Suhu (°C)

Tabel 4.1. Tabel pengambilan data

4.7 Cara Mengolah Data

Data yang telah tercatat di tabel pengamatan, digunakan untuk menggambar siklus kompresi uap pada P-h diagram sesuai dengan jenis refrigeran yang digunakan pada mesin pendingin, untuk mencari nilai entalpi, yaitu h1, h2 h3, h4,

suhu kondensor dan suhu evaporator. Setelah semua nilai entalpi diketahui, selanjutnya menghitung karakteristik dari mesin pendingin showcase dengan cara menghitung kalor yang dilepas oleh kondensor (Qout), kalor yang diserap oleh

evaporator (Qin), kerja yang dilakukan kompresor (Win), COP serta efisinesi dari

(71)

4.8 Cara Mencari Nilai Entalpi Menggunakan P-h Diagram Cara mencari nilai entalpi menggunakan P-h diagram yaitu :

a. Menyiapkan P-h diagram, penggaris, pensil/pulpen (warna), dan data hasil pengukuran.

b. Membuat garis lurus secara horizontal dengan acuan nilai tekanan P1 dan P2

(penelitian ini menggunakan satuan bar dan tekanan yang digunakan adalah tekanan absolut). Dari sini akan didapat nilai suhu maksimal kerja dari kondensor (°C) dan evaporator (°C). Suhu maksimal kerja kondensor yaitu garis tekanan P2 (tekanan tinggi) dan suhu maksimal kerja evaporator yaitu

tekanan P1 (tekanan rendah).

c. Setelah garis tekanan sudah didapat, kemudian menggunakan suhu keluar kondensor (T3) yang terukur sebagai titik acuan, dan membuat garis

temperatur kearah kiri, sampai memotong garis takanan P2. Setelah titik

pertemuan kedua garis didapat (biasanya berada difase cair), selanjutnya membuat garis lurus secara vertikal (entalpi konstan). Dan didapat nilai h3

dan h4 ( kJ/kg).

d. Kemudian, menggunakan suhu masuk kompresor (T1) yang terukur sebagai

acuan. Membuat garis mengikuti garis temperatur kearah kanan sampai garis tekanan P1. Kemudian dari titik pertemuan (biasanya berada difase gas) garis

lurus secara vertikal. Dan akan didapat nilai h1 (kJ/kg).

e. Selanjutnya, membuat garis ke arah atas, mengikuti garis entropy, dengan acuan titik pertemuan, suhu evaporator dengan garis tekanan P1, sampai garis

(72)

didapat. membuat garis lurus secara vertikal. Dari sini akan didapat nilai h2

(kJ/kg).

Jadi nilai-nilai yang didapat dari P-h diagram adalah h1, h2, h3, h4 (dalam

satuan kJ/kg), suhu kerja dari evaporator dan kondensor (dalam satuan °C), yang akan digunakan untuk mengetahui karakteristik mesin pendingin showcase.

Gambar 4.10 : P-h diagram 4.9 Cara Mendapatkan Kesimpulan

(73)

P1 P2 T1 T2 T3

Ruang evaporator

1 20 1,8 14 18,7 59,2 47,5 17,5 0,96

2 40 1,8 14 14,9 65,4 47,3 15,6 0,96

3 60 1,8 14 13,4 67,2 47,1 13,8 0,96

4 80 1,8 14 12,7 70,4 45,3 12,4 0,96

5 100 1,8 14 10,5 70,5 49,3 11,5 1,01

6 120 1,8 14 9,8 68,7 49,6 10,3 0,95

7 140 1,8 14 9,5 72,2 49,7 9,2 1,01

8 160 1,8 14 8,4 69,5 45,2 8,1 1,01

9 180 1,8 14 7,6 71,7 48,1 7,2 1,01

10 200 1,8 14 5,8 68,6 47,9 6,5 1,02

11 220 1,8 14 2,8 70,1 50,4 6,4 1,02

12 240 1,8 14 0,7 68,7 48,5 5,7 1,02

I (A)

No Waktu

(Menit)

Tekanan (Bar) Suhu (°C

)

BAB V

HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN, DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan terhadap mesin showcase dengan memvariasikan kecepatan kipas pendingin pada kondensor, diperoleh beberapa nilai hasil pengukuran tekanan refrigeran masuk kompresor (P1), tekanan

refrigeran keluar kompresor (P2), suhu refrigeran dari evaporator menuju

kompresor (T1), suhu refrigeran dari kompresor menuju kondensor (T2), suhu

refrigeran dari kondensor menuju pipa kapiler (T3), besar arus listrik untuk kerja

kompresor (I), dan suhu pada ruangan evaporator. Data-data yang diperoleh terdiri dari beberapa variasi kecepatan kipas pada kondensor, yaitu data tanpa kipas, data kecepatan kipas medium, data kecepatan kipas high. Tabel 5.1 menyajikan data tanpa kipas, Tabel 5.2 menyajikan data kecepatan kipas medium, dan Tabel 5.3 menyajikan data kecepatan kipas high.

(74)

P1 P2 T1 T2 T3 Ruang evaporator

1 20 1,4 11 19,9 66 39,7 23 0,96

2 40 1,45 11 19,7 78,5 40,3 18,9 0,96

3 60 1,45 11 18,6 82,7 40,4 15,4 0,96

4 80 1,45 11,1 16,9 84,4 40 12,1 0,95

5 100 1,45 11,1 15,2 84,9 40,5 9,8 0,96

6 120 1,45 11 14,8 84,4 40,1 7,8 0,96

7 140 1,45 11 13,3 83,2 38,8 6,1 0,98

8 160 1,45 11 12,7 82,3 39,1 5,4 0,98

No Waktu ( Menit )

Tekanan (Bar) Suhu (°C)

I (A)

P1 P2 T1 T2 T3

Ruang evaporator

1 20 1,45 10 21,8 64,8 38,4 24,2 0,91

2 40 1,45 10 21,7 74,3 38,8 19,8 0,92

3 60 1,45 10 19,7 81,2 38,5 15,8 0,93

4 80 1,45 10 19,2 83,7 38,4 11,9 0,94

5 100 1,45 10 18,2 83,3 37,9 8,9 0,92

6 120 1,45 10 16,4 81,4 37,6 6,2 0,92

7 140 1,45 10 16,2 82,7 37,8 5,1 0,92

No Waktu ( menit )

Tekanan (Bar Suhu (°C)

I (A)

Data hasil penelitian digunakan untuk mencari nilai entalpi pada diagram P-h, nilai entalpi yang diperoleh adalah h1, h2, h3, h4 dalam satuan (kJ/kg) serta suhu

kerj pada evaporator (TE) dalam satuan (°C) dan suhu kerja pada kondensor (TK)

dalam satuan (°C), nilai-nilai yang diperoleh dari diagram P-h akan digunakan untuk mengetahui karakteristik dari mesin showcase. Tabel 5.4 sampai Tabel 5.6 menyajikan nilai entalpi (h1, h2, h3, h4) serta suhu kerja dari evaporator (TE) dan

kondensor (TK) dari setiap variasi kecepatan kipas.

Tabel 5.2. Data pengujian Kecepatan medium

(75)

1 20 415 475 269 269 -12,73 52,41

2 40 413 475 268 268 -12,73 52,41

3 60 412 474 268 268 -12,73 52,41

4 80 411 474 263 263 -12,73 52,41

5 100 411 472 270 270 -12,73 52,41

6 120 409 471 272 272 -12,73 52,41

7 140 409 469 273 273 -12,73 52,41

8 160 407 467 265 265 -12,73 52,41

9 180 409 469 269 269 -12,73 52,41

10 200 408 466 269 269 -12,73 52,41

11 220 406 462 271 271 -12,73 52,41

12 240 403 461 271 271 -12,73 52,41

Suhu (°C) No Waktu

( Menit) h

1 h2 h3 h4 TE TK

Entalpi (kJ/kg)

1 20 422 469 255 255 -18,82 42,96

2 40 418 469 257 257 -17,97 42,96

3 60 416 468 257 257 -17,97 42,96

4 80 415 466 255 255 -17,97 42,96

5 100 415 465 256 256 -17,97 42,96

6 120 413 464 255 255 -17,97 42,96

7 140 412 463 251 251 -17,97 42,96

8 160 410 462 252 252 -17,97 42,96

TE TK

Suhu (°C)

h1 h2 h3 h4

Waktu ( Menit) No

Entalpi (kJ/kg)

Tabel 5.4. Nilai entalpi, TE dan TK tanpa kipas

(76)

1 20 421 468 252 253 -17,97 39,38 2 40 418 465 252 252 -17,97 39,38 3 60 418 464 251 252 -17,97 39,38 4 80 416 461 251 252 -17,97 39,38 5 100 415 461 251 251 -17,97 39,38 6 120 413 461 250 251 -17,97 39,38 7 140 413 460 249 252 -17,97 39,38

h2 h1

No Waktu ( Menit)

Entalpi (kJ/kg) Suhu (°C)

TE TK

h4

h3

5.2 Perhitungan

a. Kerja kompresor (Win)

20 60 49 47

40 62 51 46

60 62 52 45

80 63 51 45

100 61 50 45

120 62 50 45

140 60 50 45

160 60 49

180 60 200 58 220 56 240 58

Rata-rata 60,17 50,25 45,43 Waktu ( menit) Win (kJ/kg) Tanpa Kipas Kecepatan Medium Kecepatan High

Tabel 5.6. Nilai entalpi, TE dan TK kecepatan kipas high

(77)

Kerja kompresor (Win) dapat dihitung menggunakan Persamaan (2.1) yang

tercantum pada dasar teori. Sebagai contoh perhitungan untuk mencari nilai Win

diambil pada data menit ke 100 tanpa kipas, kecepatan kipas medium dan kecepatan kipas high. Hasil dari perhitungan disajikan pada Tabel 5.7.

Win = h2– h1 (kJ/kg)

Tanpa kipas : Win = 472 – 411 = 61 kJ/kg

Kecepatan kipas medium : Win = 465 – 415 = 50 kJ/kg

Kecepatan kipas high : Win = 460 – 415 = 45 kJ/kg

Dari hasil perhitungan Win pada Tabel 5.7, dapat disajikan dalam bentuk

grafik, agar mudah melihat perbandingan antara variasi kecepatan kipas. Gambar 5.1 menyajikan grafik perbandingan kerja kompresor (Win) dari waktu ke waktu.

30 35 40 45 50 55 60 65 70

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300

W

in (

k

J

/k

g

)

Waktu (menit)

Tanpa Kipas

Kecepatan Medium

Kecepatan high

(78)

b. Kalor yang dilepas kondensor (Qout)

Kalor yang dilepas kondensor (Qout) dapat dihitung menggunakan

Persamaan (2.2) yang tercantum pada dasar teori. Sebagai contoh perhitungan untuk mencari nilai Qout diambil pada data menit ke 100 tanpa kipas, kecepatan

kipas medium dan kecepatan kipas high. Hasil dari perhitungan disajikan pada Tabel 5.8.

Qout = h2– h3 (kJ/kg)

Tanpa kipas : Qout = 472 – 270 = 202 kJ/kg

Kecepatan kipas medium : Qout = 465 – 256 = 209 kJ/kg

Kecepatan kipas high : Qout = 461 – 251 = 210 kJ/kg

Dari hasil perhitungan Qout pada Tabel 5.8, dapat disajikan dalam bentuk

grafik, agar mudah melihat perbandingan antara variasi kecepatan kipas. Gambar

20 206 214 216

40 207 212 213

60 206 211 213

80 211 211 210

100 202 209 210

120 199 209 211

140 196 212 211

160 202 210

180 200

200 197

220 191

240 190

(79)

20 146 165 168

40 145 161 166

60 144 159 166

80 148 160 164

100 141 159 164

120 137 159 162

140 136 162 161

160 142 161

180 140

200 139

220 135

240 132

Rata-rata 140,42 160,75 164,43 Waktu ( menit) Qin (kJ/kg) Tanpa kipas Kecepatan Medium Kecepatan High

5.2 menyajikan grafik perbandingan Kalor yang dilepas kondensor (Qout) dari

waktu ke waktu

c. Kalor yang diserap oleh evaporator (Qin) 180 190 200 210 220 230 240 250 260

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300

Q o ut (K J /K g ) Waktu (menit) Tanpa Kipas Kecepatan Medium Kecepatan High

Gambar 5.2 : Perbandingan kalor yang dilepas kondensor (Qout)

(80)

Kalor yang diserap oleh evaporator (Qin) dapat dihitung menggunakan

Persamaan (2.3) yang tercantum pada dasar teori. Sebagai contoh perhitungan untuk mencari nilai Qin diambil pada data menit ke 100 tanpa kipas, kecepatan

kipas medium dan kecepatan kipas high. Hasil dati perhitungan disajikan pada Tabel 5.9.

Qin = h1– h4 (kJ/kg)

Tanpa kipas : Qin = 411 – 270 = 141 kJ/kg

Kecepatan kipas medium : Qin = 415 – 256 = 159 kJ/kg

Kecepatan kipas high : Qin = 415 – 251 = 164 kJ/kg

Dari hasil perhitungan Qin pada Tabel 5.9, dapat disajikan dalam bentuk

grafik, agar mudah melihat perbandingan antara variasi kecepatan kipas. Gambar 5.3 menyajikan grafik perbandingan Kalor yang diserap oleh evaporator (Qin) dari

waktu ke waktu.

120 130 140 150 160 170 180 190 200 210

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260

Q in (K J /K g ) Waktu (menit) Tanpa Kipas Kecepatan medium kecepatan high

(81)

20 2,43 3,37 3,57

40 2,34 3,16 3,61

60 2,32 3,06 3,69

80 2,35 3,14 3,64

100 2,31 3,18 3,64

120 2,21 3,18 3,60

140 2,27 3,24 3,58

160 2,37 3,29

180 2,33

200 2,40

220 2,41

240 2,28

Rata-rata 2,33 3,20 3,62

Waktu ( menit) COPaktual Tanpa kipas Kecepatan Medium Kecepatan High d. Koefisien prestasi/Coeffcient of performance (COP)

Koefisien prestasi (COPaktual) dapat dihitung menggunakan Persamaan (2.4)

yang tercantum pada dasar teori. Sebagai contoh perhitungan untuk mencari nilai Qin diambil pada data menit ke 100 tanpa kipas, kecepatan kipas medium dan

kecepatan kipas high. Hasil dari perhitungan disajikan pada Tabel 5.10.

COPaktual =

1 2 4 1 h h h h W Q in in   

Tanpa kipas : COPaktual = 2,3

61 141

Kecepatan medium : COPaktual = 3,18

50 159

Kec

Gambar

Gambar 2.6 : Kompresor hermatik
Gambar 2.9 : kondensor dengan jari-jari penguat
Gambar 2.12 : Thermostatic exspansion valve
Gambar 2.15 : Evaporator permukaan datar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian terhadap mesin penyejuk udara dengan menggunakan siklus kompresi uap ini adalah (1) merancang dan merakit mesin penyejuk udara sederhana yang terdiri dari mesin

Dari proses penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui mengetahui perbandingan COP dan efisiensi mesin pendingin refrigeran sekunder antara refrigeran primer

Penelitian ini bertujuan untuk: a merancang dan merakit mesin water chiller untuk pengkondisian udara dengan sistem kompresi uap, b mengetahui karakteristik mesin water chiller

2.1.2.3 Perhitungan pada Siklus Kompresi Uap Diagram tekanan entalpi siklus kompresi uap dapat digunakan untuk menganalisa unjuk kerja mesin pendingin kompresi uap yang meliputi

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah a merancang dan merakit mesin pengering dengan mempergunakan mesin siklus kompresi uap untuk proses pengeringan handuk yang bersifat

2.1.3.5 Rumus-rumus Perhitungan Karakteristik untuk Mesin Pendingin Dalam analisa unjuk kerja unjuk kerja mesin siklus kompresi uap AC ruangan bertenaga motor bakar yang

Mesin dapat bekerja dengan daya sebesar 1,5 PK dan mampu menghasilkan air 4.768 ml/jam, (b) mengetahui karakteristik mesin siklus kompresi uap yang dipergunakan

Hasil penelitian pada mesin water chiller dengan siklus kompresi uap yang mengacu pada pengaruh variasi kecepatan putaran kipas udara balik terhadap karakteristik