iv ABSTRAK
PENGARUH MUSIK YANG DISUKAI DAN MUSIK RELAKSASI TERHADAP PERSEPSI NYERI
Marina Angraini, 2009
Pembimbing I : Ellya Rosa Delima, dr.,M.Kes.
Pembimbing II: Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF.
Latar belakang:Musik merupakan salah satu hal yang penting dan tidak bisa lepas dari hidup kita. Dalam penelitian musik dikenal sebagai perangsang relaksasi nonfarmakologis yang aman, murah, efektif, dan juga sebagai salah satu metode noninvasif yang dapat mempengaruhi rasa nyeri.
Tujuan:Untuk mengetahui pengaruh musik yang disukai dan musik relaksasi terhadap persepsi nyeri.
Metode:Menggunakan eksperimental sungguhan dengan tes “t” berpasangan. Penelitian ini dilakukan terhadap 34 orang wanita dengan rentang usia 19-25 tahun. Waktu toleransi nyeri diukur dengan menggunakan tes pendinginan menggunakan air es yang mencair dengan suhu 5o dalam satuan detik dengan menggunakan stopwatch selama mendengarkan musik yang disukai dan musik relaksasi. Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan.
Hasil:Rata-rata waktu toleransi nyeri pada musik yang disukai sebesar 110,8 detik dan rata-rata waktu toleransi nyeri pada musik relaksasi sebesar 56,8 detik (p<0,01). Dari hasil tersebut didapatkan perbedaan yang nyata antara waktu toleransi nyeri pada musik yang disukai dan musik relaksasi.
Kesimpulan:Waktu toleransi nyeri pada musik yang disukai lebih lama daripada waktu toleransi nyeri pada musik relaksasi.
v ABSTRACT
THE EFFECT OF PREFERRED MUSIC AND RELAXATION MUSIC ON PAIN PERCEPTION
Marina Angraini, 2009
Tutor I : Ellya Rosa Delima, dr.,M.Kes.
Tutor II; Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF.
Background:Music is one of important thing and one that can’t let go in our
life. In research, music is used to know as relaxation stimulate non medicamentosa which is safe, not expensive, effective, and also as a non invasive method and it influence pain perception.
Objectives:To know the effect of preferred music and relaxation music on pain
perception by measuring the tolerance time of pain.
Methods:Using true experimental with ”t” paired test This research was done to 34 females, ages 19-25 years old. The tolerance time of pain was measured by the cold trials in the unit of second using stopwatch during the preferred music
and relaxation music music were played. Data was analysed by paired ”t” test. Results Mean tolerance time of pain ron preferred music was 110,8 and mean
tolerance time of pain on relaxation music was 56,8. There were significant differences on tolerance time of pain between listening to preferred music and relaxation music (p<0.01).
Conclusion:The tolerance time of pain on preferred music was found longer
than relaxation music.
viii DAFTAR ISI
JUDUL ………i
LEMBAR PERSETUJUAN ………..ii
SURAT PERNYATAAN ………..iii
ABSTRAK ………..iv
ABSTRACT ………..v
KATA PENGANTAR ………vi
DAFTAR ISI ………..viii
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ………..2
1.4Manfaat Penelitian ………2
1.5Kerangka Pemikiran ………2
1.6Hipotesis Penilitian ………..5
1.7Metodologi ………..……….5
1.8Lokasi dan Waktu ………..5
1.8.1Lokasi Penelitian ………5
1.8.2Waktu Penelitian ………5
1.9Tahap Recana Kegiatan ………..6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Musik ………7
2.1.1.Hubungan Musik dan Otak …….………...7
2.1.2.Hubungan Musik dan Ñyeri ….……….7
ix
2.1.3.1. Musik Relaksasi ………...8
2.1.3.2. Pengaruh Musik yang Disukai ………9
2.1.4. Hubungan Musik dan Nyeri ……….9
2.2. Nyeri ………..13
2.2.1.Definisi Nyeri ……….13
2.2.2.Klasifikasi Nyeri ………...13
2.2.3.Mekanisme Nyeri ………14
2.2.5.Jenis Rasa Nyeri dan Kualitasnya ………..19
2.2.6.Reseptor Nyeri dan Rangsangannya ………...20
2.2.6.1. Stimulus Kimiawi sebagai Penyebab Nyeri ………21
2.2.6.2. Iskemia Jaringan sebagai Penyebab Nyeri ………..21
2.2.6.3. Spasme Otot sebagai Penyebab Nyeri ………21
2.2.7. Serabut Nyeri Perifer ………22
2.2.7.1. Serabut Cepat dan Serabut Lambat ……….22
2.2.8. Tractus Rasa Nyeri ……….23
2.2.8.1. Tractus Neospinothalamicus ………23
2.2.8.2. Tractus Paleospinothalamucis ………24
2.2.9. Sistem Penekan Rasa Nyeri (Sistem Analgesia) ………...26
2.2.9.1. Sistem Opium Otak ……….27
2.2.9.1.1. -endorphin ………27
2.2.9.1.2. Mekanisme Kerja -endorphin ………….………..28
2.2.9.2. Serotonin ………..29
2.2.9.3. Mekanisme Kerja Serotonin ……….29
2.2.10.Penatalaksanaan Nyeri ………30
2.2.10.1. Pemberian Medikasi ………..30
x
2.3. Tes Pendingin ………..33
2.3.1. Reseptor Suhu Pada Kulit ………..33
2.3.2. Perangsang Reseptor Suhu ………...34
2.3.3. Adaptasi Reseptor Suhu ………..35
2.4. Otak Manusia ………36
2.4.1. Hemisfer Dominan ……….36
2.4.2. Hemisfer Nondominan ……….36
2.4.3. Gelombang Otak ………...37
2.4.3.1. Gelombang ………..38
2.4.3.2. Gelombang ………..39
2.4.3.3. Gelombang Theta ………39
2.4.3.4. Gelombang Delta ……….39
2.4.4. Area Asosiasi ………..40
2.4.4.1. Area Asosiasi Parieto-occipitotemporal ………40
2.4.4.2. Area Asosiasi Prefrontal ……….41
2.4.4.3. Area Asosiasi Limbik ……….41
2.4.5. Sistem Limbik ………42
2.4.6. Hippocampus ………..43
2.4.7. Amigdala ………...44
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1.Alat dan Bahan ……….46
3.1.1. Alat dan Bahan ………..46
3.1.2. Subjek Penelitian ………...46
3.1.3. Ukuran Sampel ………..47
3.2.Metode Penelitian ………47
3.2.1. Desain Penelitian ………...47
3.2.2. Data yang Diukur ………..47
3.2.3. Analisis Data ....………47
xi
3.3.1.Variable Perlakuan dan Variabel Respon ……….48
3.3.2.Definisi Operasional ……….48
3.4. Prosedur Penelitian ………..48
BAB IV HASIL, PEMBAHASAN, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1. Hasil Penelitian ………50
4.2. Pembahasan ……….52
4.3. Pengujian Hipotesis Penelitian ………....53
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ………..54
5.2. Saran ………54
DAFTAR PUSTAKA ………55
LAMPIRAN ………...58
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian ……….………50
Tabel 4.2 Rata – Rata Waktu Toleransi Nyeri Terhadap Musik Yang Disukai
dan Musik Relaksasi ………..50
Tabel 4.3 Hasil Pengolahan Data Waktu Toleransi Nyeri Terhadap Musik
xiii Daftar Gambar
Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ………...4
Gambar 2.1 Anatomi Telinga ………...10
Gambar 2.2 Hearing Tract ………...………11
Gambar 2.3 Sistem Limbik ………..12
Gambar 2.4 Specificity Theory ……….16
Gambar 2.5 Intensity Theory ………....17
Gambar 2.6 Pattern Theory ………..18
Gambar 2.7 Gate Control Theory ………19
Gambar 2.8 Penjalaran sinyal nyeri yang sifatnya tajam - akut dan kronik – lambat ……….………. 23
Gambar 2.9 Mekanisme Kerja Serotonin ………30
Gambar 2.10 Respon empat macam serabut saraf ………...35
Gambar 2.11 Gelombang Otak ………38
Gambar 2.12 Area Asosiasi ……….40
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Subjek Penelitian ………58
Lampiran 2 Daftar Lagu Subjek Penelitian ………59
Lampiran 3 Data Hasil Percobaan ………60
Lampiran 4 Hasil Analisis Data ………62
Email:
ethic.fkukmrsi@ med.maranatha.
edu
KOMISI ETIK PENELITIAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UK MARANATHA - R.S. IMMANUEL
BANDUNG UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan dibawah ini:
N a m a :
U s i a :
Alamat :
Pekerjaan :
No. KTP/lainnya:
Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa:
setelah mendapat keterangan sepenuhnya menyadari, mengerti, dan memahami
tentang tujuan, manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam penelitian, serta
sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikut sertaannya, maka saya
setuju ikut serta dalam penelitian yang berjudul:
Pengaruh Musik Relaksasi dan Musik yang Disukai Terhadap Persepsi Nyeri Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan.
Bandung,
Mengetahui, Yang menyatakan
Penanggung jawab penelitian, Peserta penelitian,
(Marina Angraini) ( )
59 Lampiran 2
Daftar Lagu Subjek Penelitian
SP ke- JUDUL LAGU JENIS
13 Enrique Iglesias – Tonight R&B
14 BOB ft Paramore – Airplane R&B
15 Katty Perry – Last Friday Night Pop
16 Jim Brickman & Martina McBride – Valentine Pop
17 Taylor Swift – Tear Drops on My Guitar Pop
18 Christina Perri _-Thousand Years Pop
19 Glee – Billionaire Pop
20 Katty Perry – The One That Got Away Pop
21 Katty Perry – I Kissed A Girl Pop
22 Jason Chen – Tong Hua Pop
23 Westlife – Queen of My Heart Pop
24 Enrique Iglesias – Tonight R&B
61
Rata-rata
20,5 56.8176 110.8382 -54.0206
62 Pair 1 Waktu Toleransi
Nyeri Musik
Pair 1 Waktu Toleransi Nyaeri Musik
54.0206 37.04998 6.35402
-66.9479
63
Lampiran 5
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Musik merupakan salah satu hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan kita
sehari-hari. Musik dan pengobatan mempunyai hubungan yang erat sejak dahulu
kala, ini dapat dilihat pada tulisan bersejarah dari Mesir, Cina, Yunani, Roma,
India yang mendeskripsikan musik sebagai salah satu media penyembuhan.
Terapi musik sudah digunakan dari akhir abad ke-18 di Amerika Serikat (Anonim
1, 2007). Musik dikenal melalui penelitian sebagai fasilitas perangsang relaksasi
nonfarmakologis yang aman, murah, dan efektif (Eric Priyo Prasetyo, 2005)dan
dapat dikembangkan menjadi salah satu aspek nonfarmakologis dalam dunia
medis karena mudah didapat dan terjangkau oleh semua kalangan.
Selama 2 dekade terakhir banyak sekali dilakukan penelitian tentang musik
yang merupakan salah satu metode non-invasif yang dapat mempengaruhi rasa
nyeri. Nyeri kronik sendiri merupakan salah satu masalah utama yang didapatkan
dalam masalah kesehatan. Untuk itu audioanalgesia mungkin bermanfaat dalam
perawatan utama dan dalam keadaan saat perawatan dengan obat-obatan menjadi
kurang efektif (Mitchell and MacDonald, 2007).
Musik yang disukai dapat mengalihkan perhatian kita karena musik tersebut
sudah dikenal dan memiliki keterkaitan emosional dengan orang yang suka
terhadap musik tersebut (Mitchell and MacDonald, 2007). Terbukti bahwa terapi
musik mengurangi rasa nyeri dan rasa mual secara signifikan pada penderita
kanker yang telah menjalani tranplantasi sumsum tulang. Umumnya, para pasien
berpendapat bahwa musik memberikan dampak positif terhadap pengalaman
2
1.2Identifikasi Masalah
Apakah waktu toleransi nyeri pada musik yang disukai lebih lama daripada
waktu toleransi nyeri pada musik relaksasi
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
Ingin mengetahui apakah waktu toleransi nyeri pada musik yang disukai lebih
lama daripada waktu toleransi nyeri pada musik relaksasi.
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini untuk menambah wawasan bagi pembaca dan
penulis terhadap alternatif lain untuk mempercepat proses penyembuhan sehingga
dapat diterapkan pada kemudian hari.
1.5Kerangka Pemikiran
Musik mempunyai efek positif terhadap manajemen nyeri. Mendengarkan
musik dapat mengurangi rasa nyeri kronis dan beberapa kondisi yang
menyakitkan. Hal ini dapat terjadi karena musik dapat menyebabkan perubahan
pola gelombang otak pada orang yang mendengarkannya (Anonim 2, 2008).
Suara musik relaksasi atau meditasi sebagai satu gelombang akan diterima oleh
membran timpani dan akan menggetarkan tulang-tulang pendengaran kemudian
dilanjutkan hingga masuk ke dalam korteks serebri kemudian akan merangsang
pengeluaran gelombang dalam otak (Iskandar Japardi, 2003).Setelah masuk ke
dalam korteks serebri tepatnya di korteks auditorius akan dilanjutkan ke sistem
limbik kemudian dilanjutkan ke hippocampus kemudian ke amigdala setelah itu
dijalarkan ke hypothalamus. Di dalam hypothalamus akan merangsang sistem
saraf yang akan menyebabkan perasaan tenang dan mengeluarkan endorphin dan
3
Musik relaksasi akan merangsang pengeluaran gelombang otak. Gelombang
yang dikeluarkan dikenal sebagai gelombang yang memiliki frekuensi 8-12 cps
(cycles per second). Pada saat gelombang dikeluarkan otak memproduksi serotonin yang membantu mejaga perasaan bahagia dan membantu dalam
menjaga mood, dengan cara membantu tidur, perasaan tenang dan melepaskan
depresi dan endorphin yang menyebabkan seseorang merasa nyaman, tenang, dan
euphoria (McCann and Stewart, 2006; Rayyan Sugangga, 2009). Endorphin
merupakan salah satu sistem opium endogen di dalam otak. Serotonin bekerja
sebagai bahan penghambat jaras rasa sakit dalam medula spinalis (Guyton and
Hall, 2008). Serotonin adalah suatu neurotransmiter yang bekerja sebagai
penghambat penyampaian pesan dari satu area otak ke area otak yang lainnya.
Sekitar 40 juta sel dalam otak dipengaruhi oleh serotonin secara langsung atau
tidak langsung. Sel otak yang dipengaruhi oleh serotonin adalah sel yang
berhubungan dengan mood, hasrat dan fungsi seksual, nafsu makan, tidur, ingatan
dan belajar, regulasi suhu dan beberapa perilaku social (Anonim 3, 2011). Dalam
beberapa penilitian disebutkan bahwa pengurangan rasa nyeri yang efektif dan
signifikan ditemukan pada mereka yang mendengarkan musik yang disukainya.
Musik yang disukai seseorang dapat mengalihkan perhatian seseorang (Mitchell
and MacDonald, 2006). Musik yang disukai juga mempengaruhi sistem limbik
dan saraf otonom yang dapat menciptakan suasana rileks, menyenangkan ,dan
nyaman (Eric Priyo Prasetyo, 2005). Suasana rileks, nyaman, dan menyenangkan
4
5
1.6Hipotesis Penelitian
Waktu toleransi nyeri pada musik yang disukai lebih lama daripada waktu
toleransi nyeri pada musik relaksasi.
1.7Metodologi
Eksperimental sungguhan. Data yang diukur adalah skor waktu toleransi nyeri.
1.8Lokasi dan Waktu
1.8.1 Lokasi Penelitian
Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung
Rumah peneliti dengan alamat Jln. Sukamulya Indah 6-9, Bandung
1.8.2 Waktu Penelitian
6
1.9Tahap Rencana Kegiatan
RENCANA KEGIATAN BULAN KE
PERSIAPAN Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul 1 - Penentuan topik dan judul
- Penelusuran pustaka dan teori
- Pembuatan usulan penelitian
- Uji lapangan
- Daftar kuesioner - - - -
- Pengadaan alat-alat
- Administrasi perizinan
2 PELAKSANAAN
- Pengumpulan data
- Supervisi lapangan
- Pengerjaan di laboratorium - - - -
3 PENGOLAHAN DATA
- Analisis data
- Konsultasi pembimbing
4 PENYUSUNAN LAPORAN
- Menulis draft laporan
54 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Waktu toleransi nyeri pada musik yang disukai lebih lama daripada waktu
toleransi nyeri pada musik relaksasi.
5.2 Saran
1. Dianjurkan bagi penderita penyakit akut maupun kronis untuk
mendengarkan lagu yang disukai selain menjalani perawatan
farmakologis, sehingga dapat membantu memperbaiki keadaan
psikologis dan mengurangi rasa nyeri yang dirasakan.
2. Memasang musik di ruang tunggu praktek dokter sehingga dapat
mengurangi rasa sakit dan membuat pasien merasa lebih tenang.
3. Menyediakan fasilitas untuk dapat mendengarkan musik yang disukai
oleh setiap pasien pada ruang perawatan rumah sakit, sehingga dapat
membantu mengurangu rasa nyeri dan membuat pasien merasa
tenang.
4. Dianjurkan untuk melakukan penelitian dengan cara
mengkombinasikan musik dengan minum obat analgetika.
5. Dapat dilakukan penelitian yang membandingkan antara tidak
mendengarkan musik dan mendengarkan musik relaksasi terhadap
55
DAFTAR PUSTAKA
American Society of Anesthesiologist. 2008. The management of pain.
http://www.asahq.org/patientEducation/managepain.htm#top, 11 Mei 2012
Anonim 1. 2007. History of Musicc Therapy.
http://www.musicasmedicine.com/about/history.cfm, 10 Desember 2011
Anonim 2. 2008. Surprising effect of music.
http://www.emedexpert.com/tips/music.shtml , 22 Desember 2011
Anonim 3. 2011. Recognizing the Symptoms of Depressions. http://www.webmd.com/depression/recognizing-depression-symptoms/serotonin, 24 Desember 2011.
Anonim 4. Music . http://en.wikipedia.org/wiki/Music, 24 Februari 2012.
Anonim 5. 2008. Infinite Health.
http://www.infinitehealththebridge.com/music.html, 20 januari 2012.
Anonim 6 . Anatomi telinga.
http://www.klikdokter.com/userfiles/Normal_ear_anatomy.jpg&imgrefur l, 21 Maret 2012.
Anonim 7. Hearing tract.
http://www.macalester.edu/academics/psychology/whathap/ubnrp/aud ition/site/hearing%2520tract&imgrefurl, 11 Februari 2012.
Anonim 8. 2011. Pain. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/pain.html, 15
Februari 2012.
Anonim 9. Neuroscience for Kid.
http://faculty.washington.edu/chudler/pain.html, 15 Februari 2012
Anonim 10. 2006. http://www.lifetechnology.org/αstate.htm, 21 april 2012.
Anonim 11. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23047, 21 April 2012.
Anonim 12. Mekanisme Kerja Serotonin.
http://newspaper.li/serotonin-levels/, 10 Mei 2012
56
Bourne H.R., von Zastrow M. 2004. Drug receptors & Pharmacodynamics. In:
Katzung, Bertram G., ed. Basic & clinical pharmacology. 9th edition.
Singapore: The McGraw-Hill Companies, Inc. p 22-23.
Daniel S. Wibowo, 2011. Neuroanatomi Untuk Mahasiswa Kedokteran.
Malang: Bayumedia Publishing. h. 40.
Eric Priyo Prasetyo. 2005. Peran musik sebagai fasilitas dalam praktek dokter gigi untuk mengurangi kecemasan pasien. Maj. Ked. Gigi (Dent J.) , 38: 41-44
Erwin Nasution. 2007. Terapi gelombang otak.
http://terapigelombangotak.blogspot.com/, 12 Desember 2011.
Finnerty R. 2006. Music therapy as an intervention for pain perception.
http://www.wlu.ca/soundeffects/researchlibrary/RachaelFinerty.pdf, 21 Januari 2012.
Ganong, William F. 2002. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. h. 135, 254-255.
Greer, Sarah. 2003. The effects of music on pain perception.
http://hubel.sfasu.edu/courseinfo/SLO13/music_therapy2.htm, 14 Mei 2008
Guyton A.C., Hall J.E. 2008. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. h. 625-630, 635-636, 688, 752-753, 768-769, 772, 774-776, 780-781, 923.
Heslet, Lars. Our musical brain.
http://www.musicahumana.dk/documents/00015.pdf, 21 April 2012.
Holah M., Davies J. 2006. Specificity theory of pain.
http://www.learnpsychology.net/g/515, 24 April 2012.
Iskandar Japardi. FKU UNSUT. 2003. Nervus Vestibulocochlearis.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1955/1/bedah-iskandar%20japardi58.pdf, 20 Maret 2012.
Jaffe J.H., Martin W.R. 2005. Opioid analgesics and antagonists. In: Gilman A.G., Goodman L.S., and Gilman A., eds. The pharmacological basis of
therapeutics. 11th edition. New York: Macmillan Publishing Co., Inc. p 348, 635.
57
Mitchell L.A., MacDonald R.A.R., Brodie E.E. 2004. Temperature and the cold
pressor test. The Journal of Pain, 5(4): 233-238.
Mitchell L.A., MacDonald R.A.R. 2006. An experimental investigation of the
effects of preferred and relaxing music listening on pain perception. Journal of
Music Therapy, XLIII (4): 295-316.
Mitchell L.A., MacDonald R.A.R., Knussen C., Serpell M.G. 2007. A survey
investigation of the effect of music listening on chronic pain. Psychology of
Music Journal, 35 (1): 37-57.
Perl, Edward R. 2007. Theories of pain.
http://www.nature.com/nrn/journal/v8/n1/fig_tab/nrn2042_F1.html, 21 April 2012.
Rayyan Sugangga. 2009. Motivasi Diri.
http://rayyan.wordpress.com/2009/01/11/gelombang-otak-pengaruhnya/, 24 Maret 2012.
Schumacher M.A., Basbaum A.L., Way W.L. 2004. Opioid analgesics &
antagonist. In: Katzung, Bertram G., ed. Basic & clinical pharmacology. 9th
edition. Singapore: The McGraw-Hill Companies, Inc. p. 500-501.
Sherwood L. 2010. Human physiology. 7th ed. Canada: Nelson education, Ltd. p. 151, 156, 191, 193.
Tama. 2008. Kekuatan bawah sadar.
http://showyourmind.blogspot.com/2008/03/kekuatan-bawah-sadar.html, 12 Desember 2011.
Thompson, Dave. 2004. The pain process.
http://www.vasg.org/The_Pain_Process.htm, 23 Maret 2012.