• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Durasi Tidur Terhadap Risiko Obesitas.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Durasi Tidur Terhadap Risiko Obesitas."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH DURASI TIDUR TERHADAP RISIKO OBESITAS

Judith Tiara Silvani, 2011

Pembimbing: Sri Nadya Saanin, dr., M.Kes.

Latar belakang: Obesitas merupakan salah satu permasalahan dunia akibat peningkatan epidemi yang begitu pesat selama satu dekade terakhir sehingga dianggap sebagai epidemi global oleh WHO.

Tujuan: Untuk mengetahui apakah BMI orang yang tidur < 7 jam lebih besar dari BMI orang yang tidur 7-9 jam dan untuk mengetahui apakah durasi tidur yang kurang meningkatkan risiko obesitas.

Metode: Survei analitik dengan pengambilan sampel case-control. Setiap subjek penelitian mengisi kuesioner dan dilakukan pengukuran antropometrik. Analisis menggunakan uji t independen dan menghitung OR dengan analisis chi square.

Hasil: Dari 52 orang subjek penelitian yang tidur < 7 jam, 33 orang di antaranya menderita obesitas dan 19 orang sisanya memiliki BMI normal. Dari 45 orang subjek penelitian yang tidur 7-9 jam, hanya 14 yang menderita obesitas dan 31 orang sisanya memiliki BMI normal. Didapatkan OR sebesar 3,845** (p = 0,0018). Dengan uji t independen, didapatkan 52 orang dengan durasi tidur < 7 jam dengan BMI rata-rata 23,9 kg/m2* dibandingkan dengan 45 orang dengan durasi tidur 7-9 jam dengan BMI rata-rata 22,3 kg/m2 (p = 0,022353).

Kesimpulan: Dari 97 subjek penelitian yang digunakan, dapat disimpulkan bahwa BMI orang yang tidur < 7 jam lebih besar daripada BMI orang yang tidur 7-9 jam dan durasi tidur yang kurang meningkatkan risiko obesitas.

(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF SLEEP DURATION AGAINST OBESITY RISK

Judith Tiara Silvani, 2011

Advisor: Sri Nadya Saanin, dr., M.Kes.

Background: Obesity is one of world’s health problem as the result of rapid increasing epidemic in the last decade so World Health Organization considers it as a global epidemic.

Aims: To determine whether the people who slept less than 7 hours a day had greater BMI than people who slept about 7-9 hours a day and to determine whether the shorter sleep duration increases the risks of obesity.

Methode: Analytic survey with case-control sampling. Each research subject filled in a questionnaire and anthropometric measurements was taken. Data analysis used independent t test and OR calculated with chi square analysis. Results: 33 of 52 research subjects who slept < 7 hours had the risk of obesity and the remaining 19 had normal BMI. Only 14 of 45 research subjects who slept 7-9 hours had the risk of obesity and the rest had normal BMI. Obtained OR of 3.845** (p = 0.0018). With independent t test, it was found 52 people with sleep duration <7 hours with BMI average of 23.9 kg/m2* compared to 45 people with 7-9 hours of sleep duration with BMI average BMI of 22.3 kg/m2 (p = 0.022353). Conclusion: Of the 97 subjects of the research, it can be concluded that people who slept <7 hours had greater BMI than those who slept 7-9 hours and shorter sleep duration increases the risk of obesity.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBARAN ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

1. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4Manfaat Penelitian ... 2

1.4.1Manfaat Akademis ... 2

1.4.2Manfaat Praktis ... 2

1.5Kerangka Pemikiran ... 2

1.6Hipotesis Penelitian... ... 3

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Status Gizi ... 4

2.1.1 Definisi Status Gizi ... 4

2.1.2 Penilaian Status Gizi ... 4

2.1.2.1 Penilaian Status Gizi Secara Langsung ... 4

(4)

2.2Obesitas ... 6

2.2.1 Definisi Obesitas ... 6

2.2.2 Etiologi Obesitas ... 7

2.2.3 Klasifikasi Obesitas ... 11

2.2.3.1Klasifikasi Obesitas Berdasarkan Jumlah Lemak Tubuh ... 11

2.2.3.2Klasifikasi Obesitas Berdasarkan Waist Crcumference ... 11

2.2.3.3Klasifikasi Obesitas Berdasarkan BMI (Body Mass Index) .. 11

2.2.3.4Klasifikasi Obesitas Berdasarkan Distribusi Lemak Tubuh .. 11

2.2.2 Prevalensi Obesitas ... 12

2.2.3 Patofisiologi Obesitas ... 13

2.3Tidur ... 17

2.3.1 Definisi Tidur ... 17

2.3.1.1Tidur non-REM (N-REM) ... 19

2.3.1.2Tidur REM (Rapid Eye Movement) ... 20

2.3.2 Teori Tidur ... 21

2.3.3 Efek Fisiologis Tidur ... 22

2.3.3.1Pernapasan ... 22

2.3.3.2Kardiovaskular ... 23

2.3.3.3Endokrin ... 23

2.3.3.3.1 Growth Hormone (GH) ... 23

2.3.3.3.2 Kortisol dan ACTH ... 23

2.3.3.3.3 Prolaktin ... 24

2.3.3.3.4 Thyroid Stimulating Hormone (TSH) ... 24

2.3.3.3.5 Insulin ... 24

2.3.3.3.6 Leptin ... 24

2.3.3.3.7 Ghrelin ... 25

2.3.3.3Suhu Tubuh ... 25

(5)

3. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1Alat dan Bahan Penelitian ... 27

3.2Subjek Penelitian ... 27

3.3Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

3.4Metode Penelitian ... 27

3.4.1 Desain Penelitian ... 27

3.4.2 Variabel Penelitian ... 27

3.4.3 Definisi Operasional Variabel ... 28

3.4.4 Besar Sampel Penelitian ... 28

3.4.5 Prosedur Kerja ... 28

3.4.6 Analisis Data ... 29

3.4.7 Aspek Etik Penelitian ... 29

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil dan Pembahasan ... 30

4.2Pengujian Hipotesis Penelitian ... 32

4.2.1 Hipotesis Penelitian I ... 32

4.2.2 Hipotesis Penelitian II ... 32

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 33

5.2Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

LAMPIRAN ... 36

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang berlebihan atau abnormal yang menghasilkan risiko terganggunya kesehatan dan merupakan salah satu permasalahan dunia akibat peningkatan epidemi yang begitu pesat sejak tahun 2005 sehingga obesitas dianggap sebagai epidemi global oleh World Health Organization. Menurut WHO, pada tahun 2005, terdapat sekitar 1,6 miliar

penduduk dewasa di atas 15 tahun memiliki kelebihan berat badan; 400 juta di antaranya berada pada taraf obesitas dan sekitar 20 juta anak-anak di bawah usia 5 tahun memiliki berat badan di atas normal. Menurut penelitian yang dilakukan Universitas Airlangga, pada tahun 2008 di Indonesia, sekitar 35% orang dewasa berusia di atas 20 tahun dinyatakan obesitas dan diperkirakan sekitar 19% dewasa di atas 15 tahun menderita obesitas. Obesitas berhubungan dengan penyakit-penyakit non-infeksi, penyakit-penyakit degeneratif, penyakit-penyakit metabolik, dan penurunan kualitas hidup. Bertambahnya epidemi obesitas akan menyebabkan penambahan jumlah kualitas hidup yang kurang baik.

Tidur yang cukup dan berkualitas sangat diperlukan untuk tingkat kesehatan yang baik, sementara dewasa ini banyak orang yang terjaga sampai malam saat hari kerja sehingga durasi tidur berkurang (Baron, 2011). Durasi tidur yang cukup berkisar antara 7 – 8 jam (Morgenthaler, 2013). Saat tidur terjadi berbagai proses dalam tubuh, misalnya mempertahankan imunitas tubuh dan meregulasi hormon-hormon yang ada dalam tubuh manusia. Kurangnya waktu tidur berhubungan dengan beragam penyakit kronis dan degeneratif seperti diabetes melitus tipe 2, penyakit jantung, penyakit sendi, kanker, dan obesitas (Nixon, 2008). Selain itu, kurang tidur juga dapat menyebabkan intoleransi glukosa, gangguan imunitas, depresi, dan gangguan hormonal sehingga berpengaruh pada kualitas hidup manusia (Faruque, 2002).

(7)

ditujukan untuk menentukan faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk mencegah bertambahnya jumlah epidemi obesitas, misalnya sedentary lifestyle, genetik, gangguan kesehatan, dan durasi tidur. Di antara faktor-faktor yang dapat dimodifikasi tersebut, tidur termasuk salah satu di antaranya yang mendapatkan perhatian lebih dikarenakan kurangnya durasi tidur dapat menyebabkan perubahan pada hormonal yang berhubungan dengan nafsu makan (Lopez-Garcia, 2007).

1.2 Identifikasi Masalah

• Apakah BMI orang yang tidur < 7 jam lebih besar daripada BMI orang yang tidur 7-9 jam.

Apakah durasi tidur yang kurang meningkatkan risiko obesitas.

1.3 Tujuan Penelitian

• Ingin mengetahui apakah BMI orang yang tidur < 7 jam lebih besar daripada BMI orang yang tidur 7-9 jam.

• Ingin mengetahui apakah durasi tidur yang kurang meningkatkan risiko obesitas.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis

Untuk menginformasikan hubungan antara kurangnya durasi tidur dengan obesitas.

1.4.2 Manfaat Praktis

Untuk menginformasikan mengenai pentingnya tidur berkualitas dan hubungannya dengan kesehatan.

1.5 Kerangka Pemikiran

(8)

makan sedangkan ghrelin merangsang nafsu makan. Seseorang yang kurang tidur akan mengalami penurunan kadar leptin sementara kadar ghrelin akan meningkat. Hal ini akan menimbulkan perangsangan pada neuron NPY (Neuropeptida Y) /AgRP (Agouti-Related Protein) akibat penurunan leptin dan sebaliknya menghambat neuron POMC (pro-opiomelanocortin) /CART (cocaine and amphetamin-regulated transcripts) dalam menghasilkan zat anoreksigenik α

-melanocyte-stimulating hormone (MSH) sehingga menyebabkan peningkatan

nafsu makan (McCance, 2006).

Diagram 1.1 Regulasi Hormon-Hormon yang Terjadi Saat Tidur

1.6 Hipotesis

• BMI orang yang tidur < 7 jam lebih besar daripada BMI orang yang tidur 7-9 jam.

Durasi tidur yang kurang meningkatkan risiko obesitas. Tidur

Leptin Ghrelin

NPY/AgRP POMC/CART

(9)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

• BMI orang yang tidur < 7 jam lebih besar daripada BMI orang yang tidur 7-9 jam

• Durasi tidur yang kurang dapat meningkatkan risiko obesitas

5.2. Saran

• Dilakukan penelitian dengan metode yang sama dengan jumlah sampel yang lebih banyak

(10)

1

RIWAYAT HIDUP

Nama : Judith Tiara Silvani

Nomor Pokok Mahasiswa : 1110210

Tempat dan tanggal lahir : Bandung, 8 Juni 1994

Alamat : Jl Pelikan no 37 Bandung

Riwayat Pendidikan :

SDK BPK Penabur Cimahi, Cimahi, 2005

SMP Santa Angela, Bandung, 2008

SMA Santa Angela, Bandung, 2011

(11)

PENGARUH DURASI TIDUR TERHADAP RISIKO OBESITAS

THE INFLUENCE OF SLEEP DURATION AGAINST OBESITY RISK

Sri Nadya Saanin1, Judith Tiara Silvani2

1Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, 2Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha

Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRAK

Latar belakang: Obesitas merupakan salah satu permasalahan dunia akibat peningkatan epidemi yang begitu pesat selama satu dekade terakhir sehingga dianggap sebagai epidemi global oleh WHO.

Tujuan: Untuk mengetahui apakah BMI orang yang tidur < 7 jam lebih besar dari BMI orang yang tidur 7-9 jam dan untuk mengetahui apakah durasi tidur yang kurang meningkatkan risiko obesitas.

Metode: Survei analitik dengan pengambilan sampel case-control. Setiap subjek penelitian mengisi kuesioner dan dilakukan pengukuran antropometrik. Analisis menggunakan uji t

independen dan menghitung OR dengan analisis chi square.

Hasil: Dari 52 orang subjek penelitian yang tidur < 7 jam, 33 orang di antaranya menderita obesitas dan 19 orang sisanya memiliki BMI normal. Dari 45 orang subjek penelitian yang tidur 7-9 jam, hanya 14 yang menderita obesitas dan 31 orang sisanya memiliki BMI normal. Didapatkan OR sebesar 3,845** (p = 0,0018). Dengan uji t independen, didapatkan 52 orang

dengan durasi tidur < 7 jam dengan BMI rata-rata 23,9 kg/m2* dibandingkan dengan 45 orang

dengan durasi tidur 7-9 jam dengan BMI rata-rata 22,3 kg/m2 (p = 0,022353).

Kesimpulan: Dari 97 subjek penelitian yang digunakan, dapat disimpulkan bahwa BMI orang yang tidur < 7 jam lebih besar daripada BMI orang yang tidur 7-9 jam dan durasi tidur yang kurang meningkatkan risiko obesitas.

Kata kunci: Obesitas, Durasi Tidur, BMI

ABSTRACT

Background: Obesity is one of world’s health problem as the result of rapid increasing epidemic in the last decade so World Health Organization considers it as a global epidemic. Aims: To determine whether the people who slept less than 7 hours a day had greater BMI than people who slept about 7-9 hours a day and to determine whether the shorter sleep duration increases the risks of obesity.

Methode: Analytic survey with case-control sampling. Each research subject filled in a questionnaire and anthropometric measurements was taken. Data analysis used independent t test and OR calculated with chi square analysis.

(12)

23.9 kg/m2* compared to 45 people with 7-9 hours of sleep duration with BMI average BMI of

22.3 kg/m2 (p = 0.022353).

Conclusion: Of the 97 subjects of the research, it can be concluded that people who slept <7 hours had greater BMI than those who slept 7-9 hours and shortersleep duration increases the risk of obesity.

Keywords: Obesity, Sleep Duration, BMI.

PENDAHULUAN

Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi

lemak yang berlebihan atau abnormal yang

menghasilkan risiko terganggunya kesehatan

dan merupakan salah satu permasalahan

dunia akibat peningkatan epidemi yang

begitu pesat sejak tahun 2005 sehingga

obesitas dianggap sebagai epidemi global

oleh World Health Organization. Menurut

WHO, pada tahun 2005, terdapat sekitar 1,6

miliar penduduk dewasa di atas 15 tahun

memiliki kelebihan berat badan; 400 juta di

antaranya berada pada taraf obesitas dan

sekitar 20 juta anak-anak di bawah usia 5

tahun memiliki berat badan di atas normal.

Menurut penelitian yang dilakukan

Universitas Airlangga, pada tahun 2008 di

Indonesia, sekitar 35% orang dewasa berusia

di atas 20 tahun dinyatakan obesitas dan

diperkirakan sekitar 19% dewasa di atas 15

tahun menderita obesitas. Obesitas

berhubungan dengan penyakit-penyakit

non-infeksi, penyakit degeneratif, penyakit

metabolik, dan penurunan kualitas hidup.

Bertambahnya epidemi obesitas akan

menyebabkan penambahan jumlah kualitas

hidup yang kurang baik.

Tidur yang cukup dan berkualitas sangat

diperlukan untuk tingkat kesehatan yang

baik, sementara dewasa ini banyak orang

yang terjaga sampai malam saat hari kerja

sehingga durasi tidur berkurang1. Durasi

tidur yang cukup berkisar antara 7 – 8 jam9.

Saat tidur terjadi berbagai proses dalam

tubuh, misalnya mempertahankan imunitas

tubuh dan meregulasi hormon-hormon yang

ada dalam tubuh manusia. Kurangnya waktu

tidur berhubungan dengan beragam penyakit

kronis dan degeneratif seperti diabetes

melitus tipe 2, penyakit jantung, penyakit

sendi, kanker, dan obesitas11. Selain itu,

kurang tidur juga dapat menyebabkan

intoleransi glukosa, gangguan imunitas,

depresi, dan gangguan hormonal sehingga

berpengaruh pada kualitas hidup manusia2.

Hingga saat ini belum ada

penatalaksanaan yang dianggap berhasil

untuk mengatasi obesitas sehingga

penelitian-penelitian yang dilakukan oleh

para ahli ditujukan untuk menentukan

faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi

untuk mencegah bertambahnya jumlah

epidemi obesitas, misalnya sedentary

lifestyle, genetik, gangguan kesehatan, dan

durasi tidur. Di antara faktor-faktor yang

dapat dimodifikasi tersebut, tidur termasuk

salah satu di antaranya yang mendapatkan

perhatian lebih dikarenakan kurangnya

(13)

pada hormonal yang berhubungan dengan

nafsu makan7.

BAHAN DAN CARA

Subjek penelitian diberi informed consent berupa tujuan, prosedur, dan manfaat

penelitian. Setelah bersedia menjadi subjek

penelitian, subjek menandatangani informed

consent lalu dilanjutkan dengan melakukan

pemeriksaan antropometrik dan pengisian

kuesioner.

Analisis Data

Analisis data menggunakan metode uji t tidak berpasangan dengan α = 0,05 dan

penghitungan odd ratio dengan

menggunakan tabel kontingensi 2x2 chi

square. T hitung akan dibandingkan

dengan T tabel. Bila T hitung ≥ T tabel, maka perbedaan disebut signifikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang dilakukan pada 97

orang, didapatkan hasil seperti yang tertera

[image:13.595.327.515.514.729.2]

dalam tabel berikut:

Tabel 4.1 Perbandingan Durasi Tidur < 7

Jam dengan Durasi Tidur

7-9 Jam dan Hubungannya

dengan BMI

Durasi

Tidur

Jumlah BMI

rata-rata

SD

< 7 jam 52 23,9

kg/m2

3,66

7-9 jam 45 22,3

kg/m2

3,92

Berdasarkan hasil penelitian

menggunakan sampel sebanyak 97 orang

tersebut, didapatkan subjek penelitian

sebanyak 52 orang yang tidur dengan durasi

< 7 jam memiliki BMI rata-rata sebesar 23,9

kg/m2 (SD 3,66). Sementara itu didapatkan

subjek penelitian dengan durasi tidur 7-9

jam sebanyak 45 orang dengan BMI

rata-rata sebesar 22,3 kg/m2 (SD 3,92).

Dari hasil penghitungan menggunakan

uji t independen, didapatkan hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.2 Hasil Uji t Independen

df Sig. (1-tailed)

95 0,022353

Dari hasil tabel di atas dapat dilihat

bahwa dengan menggunakan uji t

independen, didapatkan BMI dari orang

yang tidur < 7 jam, yaitu 23,9 kg/m2* lebih

besar daripada BMI dari orang yang tidur

7-9 jam, yaitu 22,3 kg/m2.

Tabel 4.3 Tabel Kontingensi 2x2

Pengaruh Durasi Tidur

Terhadap Risiko Obesitas

Risiko

Obese

Non-Obese

a b

Tidur <

7 jam

33 19 (52)

c d

Tidur

7-9 jam

14 31 (45)

[image:13.595.112.299.574.722.2]
(14)

Dari hasil penelitian menggunakan

sampel sebanyak 97 orang tersebut,

didapatkan 33 orang dengan risiko obesitas

dan 19 orang dengan BMI normal yang tidur

< 7 jam. Sedangkan, terdapat 14 orang

dengan risiko obesitas dan 31 orang dengan

BMI normal yang tidur 7-9 jam. Dari data

tersebut didapatkan nilai odd ratio (OR)

sebesar 3,845** (p = 0,0018).

Maka dapat disimpulkan bahwa

seseorang dengan durasi tidur < 7 jam

mempunyai risiko untuk menderita obesitas

sebesar 3,845** kali lebih besar daripada

seseorang dengan durasi tidur 7-9 jam (p =

0,0018). Hasil penelitian ini sesuai dengan

beberapa penelitian:

1. V. Adamkova, et al (2009)

menggunakan cara pengambilan sampel

cohort selama 1 tahun dengan jumlah

sampel 3970 orang berusia 18-65 tahun

(p < 0,001).

2. Gillian M. Nixon, et al (2007)

menggunakan cara pengambilan sampel

cohort selama 7 tahun dengan jumlah

sampel 519 orang berusia 7 tahun (p <

0,05).

3. Kelly G. Baron, et al (2011)

menggunakan cara pengambilan sampel

cohort selama 7 hari dengan jumlah

sampel 52 orang berusia 18-71 (p <

0,05).

4. Esther Lopez Garcia, et al (2007)

menggunakan cara pengambilan sampel

cohort selama 2 tahun dengan jumlah

sampel 3576 orang berusia > 60 tahun (p

< 0,05).

SIMPULAN

BMI orang yang tidur < 7 jam lebih besar

daripada BMI orang yang tidur 7-9 jam dan

durasi tidur yang kurang dapat

meningkatkan risiko obesitas

DAFTAR PUSTAKA

1. Baron, K. G., Reid, K. J., Kern, A.

S., & Zee, P. C. (2011). Role of Sleep Timing in Caloric Intake and BMI. Obesity, 19.

2. Faruque, S., Bowman, T. J., &

Sisson, J. H. (2002). Sleep

Physiology. Dalam T. J. Barkoukis,

Review of Sleep Medicine (hal.

40-50). Oxford:

Butterworth-Heinermann.

3. Ganong, W. (2003). Review of

Medical Physiology (21st Edition

ed.). Boston:

McGraw-Hill/Appleton & Lange.

4. Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006).

Buku Ajar Fisiologi Kedokteran

(Vol. 11). Jakarta: EGC.

5. Isaacs, S. (2007). Hunger

(15)

Weight Loss. Dalam Hormonal

Balance: Understanding

Hormones, Weight, and Your

Metabolism (2nd Edition ed., hal.

321-345). Colorado: Bull

Publishing Company.

6. Lee-Chiong, T. (2008). Sleep

Medicine: Essentials and Review.

New York: Oxford University Press.

7. Lopez-Garcia, E., Faubel, R.,

Leon-Munoz, L., Zuluaga, M., Banegas, J., & Rodriguez-Artalejo, F. (2007). Sleep Duration, General and Abdominal Obesity, and Weight Change Among the Older Adult Population of Spain. Am J Clin Nutr, 2, 310-316.

8. McCance, K., & Huether, S.

(2006). Patophysiology: The

Biologic Basic for Disease in

Adults and Childrens (5th Edition

ed.). Philadelphia: Elsevier

Mosby.

9. Morgenthaler, T. (2013, April 20).

Mayoclinic. Dipetik February 1,

2014, dari Mayoclinic:

http://www.mayoclinic.org/how- many-hours-of-sleep-are- enough/expert-answers/faq-20057898

10. National Sleep Foundation.

(2013). Dipetik May 29, 2014, dari http://sleepfoundation.org/how- sleep-works/what-happens-when-you-sleep

11. Nixon, G., Thompson, J., & Han, D. (2008). Short Sleep Duration in Middle Childhood: Risk Factors

and Consequences. Dalam SLEEP

(Vol. 1, hal. 71-78).

12. Promotion, N. C. (2004). Defining

Overweight and Obesity. Dipetik

July 25, 2014, dari

http://www.ahealth.com/consume r/disorders/definingobesity.html

13. Sherwood, L. (2010). Human

Physiology (8th Edition ed.). Belmont: Thomson Brooks/Cole.

14. Staff, M. C. (2014, May 13).

Mayoclinic. Dipetik May 21, 2014, dari

http://www.mayoclinic.org/diseas

es-conditions/obesity/basics/causes/c on-20014834

15. Supariasa, I. D., Bakri, B., & Fajar, I. (2001). Penilaian Status Gizi.

Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 16. WHO. (2006). BMI Classification.

(16)

17. WHO/IASO/IOTF. (2000). The

Asia-Pacific Perspective:

Redefining Obesity and Its

Treatment. Melbourne: Health

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Baron, K. G., Reid, K. J., Kern, A. S., & Zee, P. C. (2011). Role of Sleep Timing in Caloric Intake and BMI. Obesity , 19.

Faruque, S., Bowman, T. J., & Sisson, J. H. (2002). Sleep Physiology. Dalam T. J. Barkoukis, Review of Sleep Medicine (hal. 40-50). Oxford: Butterworth-Heinermann.

Ganong, W. (2003). Review of Medical Physiology (21st Edition ed.). Boston: McGraw-Hill/Appleton & Lange.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Vol. 11). Jakarta: EGC.

Isaacs, S. (2007). Hunger Hormones and the Future of Weight Loss. Dalam Hormonal Balance: Understanding Hormones, Weight, and Your Metabolism (2nd Edition ed., hal. 321-345). Colorado: Bull Publishing Company.

Lee-Chiong, T. (2008). Sleep Medicine: Essentials and Review. New York: Oxford University Press.

Lopez-Garcia, E., Faubel, R., Leon-Munoz, L., Zuluaga, M., Banegas, J., & Rodriguez-Artalejo, F. (2007). Sleep Duration, General and Abdominal Obesity, and Weight Change Among the Older Adult Population of Spain. Am J Clin Nutr , 2, 310-316.

McCance, K., & Huether, S. (2006). Patophysiology: The Biologic Basic for Disease in Adults and Childrens (5th Edition ed.). Philadelphia: Elsevier Mosby.

Morgenthaler, T. (2013, April 20). Mayoclinic. Dipetik February 1, 2014, dari Mayoclinic: http://www.mayoclinic.org/how-many-hours-of-sleep-are-enough/expert-answers/faq-20057898

National Sleep Foundation. (2013). Dipetik May 29, 2014, dari http://sleepfoundation.org/how-sleep-works/what-happens-when-you-sleep

(18)

Promotion, N. C. (2004). Defining Overweight and Obesity. Dipetik July 25, 2014, dari http://www.ahealth.com/consumer/disorders/definingobesity.html

Sherwood, L. (2010). Human Physiology (8th Edition ed.). Belmont: Thomson Brooks/Cole.

Staff, M. C. (2014, May 13). Mayoclinic. Dipetik May 21, 2014, dari http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/obesity/basics/causes/con-20014834

Supariasa, I. D., Bakri, B., & Fajar, I. (2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

WHO. (2006). BMI Classification. Dipetik May 10, 2014, dari http://apps.who.int/bmi/index.jsp?intropage=intro_3.html

WHO/IASO/IOTF. (2000). The Asia-Pacific Perspective: Redefining Obesity and Its Treatment. Melbourne: Health Communications Australia.

Gambar

Tabel 4.3

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan perlakuan yang berada pada durasi tidur standart adalah perlakuan A2 dengan pemberain dekok akar tanaman kava-kava 3mg/ml yang memiliki rerata durasi tidur 15,01,

Hubungan durasi tidur dengan kejadian obesitas Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa durasi tidur yang kurang dengan asupan energi yang tinggi tidak memberikan pengaruh

Berdasarkan durasi tidur, kadar Hs-CRP pada kelompok durasi tidur kurang (&lt;6 jam) memiliki median yang lebih rendah dibandingkan dengan durasi tidur cukup (7-10

Berdasarkan durasi tidur, proporsi responden penelitian paling memiliki durasi waktu tidur yang berisiko yaitu sebanyak 24 orang (53,3%) dan yang memiliki durasi waktu tidur yang

Berdasarkan hasil penelitian, meskipun tidak menunjukkan adanya perbedaan antara kelompok obesitas dan non obesitas tapi pada kelompok obesitas cenderung memiliki durasi tidur

Dari 170 orang percobaan, diperoleh subjek dengan pola sarapan tidak teratur dan memiliki BMI abnormal sebanyak 62 orang, dan memiliki BMI normal sebanyak 48

Jenis gangguan tidur terbanyak yaitu gangguan transisi tidur - bangun.Analisis terhadap faktor yang mempengaruhi gangguan tidur yaitu jenis kelamin, durasi tidur dihari sekolah dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi mengkonsumsi junkfood dan durasi tidur dengan obesitas pada anak sekolah dasar di wilayah kerja puskesmas Aur Duri Kota