PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN
SELF-EFFICACY MATEMATIKA SISWA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 PANOMBEIAN PANEI
Oleh :
Basaria Rayani Fauziah Sirait NIM 4113111012
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRI PS I
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction untuk meningkatkan Self-Efficacy Matematika Siswa di Kelas XI SMA Negeri 1 Panombeian Panei”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.Dr.Edi Syahputra, M.Pd sebagai dosen Pembimbing Skripsi sekaligus dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan juga selama penyusunan skripsi sejak awal rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof.Dr. Mukhtar, M.Pd, Bapak Dr.E. Elvis Napitupulu, M.S, dan Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si., selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Matematika FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Panombeian Panei Bapak Anton Sinaga, S.Pd, M.Pd, Bapak
Hotman Sinaga, S.Pd selaku Guru Pamong dan seluruh Bapak/ Ibu guru beserta Staf Pegawai SMA Negeri 1 Panombeian Panei yang telah membantu penulis
v
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda yang tersayang S.Sirait dan Ibunda tercinta M.Br.Tampubolon yang selalu mendoakan, memberikan limpahan kasih sayang, dorongan, semangat, dan pengorbanan yang tak ternilai harganya. Penulis juga berterima kasih kepada kakak tersayang Dewi Situmorang dan sahabat-sahabat terkasih Trinicha Simarmata, Natalia Malau, Arnold Sinaga, dan Daud Sipayung, yang selalu mendukungan, memberikan semangat dan kasih sayangnya kepada penulis.
Terima kasih juga buat sahabat penulis yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu Kak Dian, Siska, Kak Tika, Kak Esther, juga Keluarga Kost 114C Kak Eva, Kak Roipina, Kan Jepri, Alibasa dan Magna
yang selalu memotivasi dan mendampingi penulis selama proses penyusunan skripsi ini. Tak lupa penulis berterima kasih kepada semua teman–teman keluarga besar Matematika Reguler Dik B’11 yang senantiasa mendukung dan menemani penulis. Terima Terima kasih juga kepada teman-teman PPLT Unimed 2014 di SMA Negeri 1 Pantai Cermin yang selalu memberi dukungan dan berbagi pengalaman bersama penulis.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.
Medan, Juli 2015 Penulis
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM
ACCELERATED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN
SELF-EFFICACY MATEMATIKA SISWA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 PANOMBEIAN PANEI
Basaria Rayani Fauziah Sirait (4113111012)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan Self-Efficacy Matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) di Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Panombeian Panei Tahun Ajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah 32 siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Panombeian Panei dan objek penelitian ini adalah Self-Efficacy siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Accelerated Instruction (TAI).
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah angket, tes dan lembar observasi. Tes digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan turunan, angket untuk mengetahui peningkatan Self-Efficacy Matematika siswa, dan lembar observasi digunakan untuk melihat proses pembelajaran ketika diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TAI.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan angket dan tes awal dan setiap akhir siklus diberikan angket dan tes hasil belajar. Dari hasil analisis data tes awal diperoleh banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes awal yaitu 11 dari 32 siswa atau 34,38% dengan rata-rata kelas 61,87 serta hasil angket Self-Efficacy awal dengan rata-rata 56,81%. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan pembelajaran kooperatif tipe TAI menunjukkan banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 18 dari 32 siswa atau 56,25% dengan rata-rata kelas 70,62 dan rata-rata angket Self-Efficacy adalah 62,72%. Hasil analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama diperoleh 28 dari 32 siswa atau 87,50% telah mencapai ketuntasan belajar dengan rata-rata kelas 81,09 dan rata-rata angket Self-Efficacy adalah 77,96%. Ini berarti terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I hingga siklus II. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Daftar Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 7
1.3 Batasan Masalah 7
1.4 Rumusan Masalah 7
1.5 Tujuan Penelitian 7
1.6 Manfaat Penelitian 8
1.7 Defenisi Operasional 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis 10
2.1.1 Pengertian belajar 10
2.1.2 Hasil Belajar 11
2.1.3 Self-Efficacy 12
2.1.3.1 Pengertaian Self-Efficacy 13
2.1.3.2 Dimensi Self-Efficacy 13
vii
2.1.4 Model Pembelajaran 17
2.1.5 Pembelajaran Kooperatif 17
2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI 19
2.1.7 Turunan 22
2.2 Kerangka Konseptual 24
2.3 Hipotesis Tindakan 25
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 26
3.1.1 Lokasi Penelitian 26
3.1.2 Waktu Penelitian 26
3.2 Subjek dan Objek Penelitian 26
3.2.1 Subjek Penelitian 26
3.2.2 Objek Penelitian 26
3.3 Jenis Penelitian 27
3.4 Prosedur Penelitian 27
3.5 Alat Pengumpul Data 34
3.5.1 Tes 34
3.5.2 Observasi 34
3.5.3 Angket 35
3.6 Teknik Analisis Data 35
3.6.1 Reduksi Data 35
3.6.2 Paparan Data 35
3.6.2.1 Analisis Hasil Tes Belajar Siswa 36
3.6.2.2 Analisis Hasil Observasi 37
3.6.2.3 Analisis Skala Self-Efficacy 39
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 42
4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I 42
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II 49
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 55
4.2.1 Peningkatan Rata-Rata Self-Efficacy 56
4.2.2 Peningkatan Nilai Rata-Rata Kelas 57
4.2.3 Peningkatan Ketuntasan Belajar 58
4.3 Kendala Penelitian 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 60
5.2 Saran 61
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Hasil Skala Self-Efficacy 5
Tabel 2.1 Fase-fase Pembelajaran Kooperatif 19
Tabel 2.2 Rumus dan Aturan Turunan Fungsi 23
Tabel 2.3 Notasi Turunan ke-n suatu Fungsi 23
Tabel 3.1 Tingkat Penguasaan Siswa 36
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Observasi Guru 37
Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Observasi Siswa 38
Tabel 3.4 Skor Alternatif Jawaban Angket 39
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instumen Self-Efficacy 40
Tabel 3.6 Klasifikasi Persentasi Skor Hasil Angket Self-Efficacy 40
Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Self-Efficacy Awal Siswa 42
Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat Self-Efficacy Siklus I Belajar Siswa 45
Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 45
Tabel 4.4 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada THB 1 46
Tabel 4.5 Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal 46
Tabel 4.6 Deskripsi Tingkat Self-Efficacy Siklus II Siswa 52
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 53
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 33
Gambar 4.1 Deskripsi Peningkatan Self-Efficacy Matematika Siswa 56
Gambar 4.2. Deskripsi Peningkatan Nilai Rata – rata Kelas 57
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 64
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 70
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 76
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 82
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa I 87
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa II 92
Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa III 96
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa IV 99
Lampiran 9. Kisi-Kisi Instrumen Self-Efficacy Awal 102
Lampiran 10. Angket Self-Efficacy Awal 103
Lampiran 11. Kunci Jawaban Skala Self-Efficacy Awal 105
Lampiran 12. Kisi-Kisi Instrumen Self-Efficacy I 106
Lampiran 13. Angket Self-Efficacy I 107
Lampiran 14. Kunci Jawaban Skala Self-Efficacy I 109
Lampiran 15. Kisi-Kisi Instrumen Self-Efficacy II 110
Lampiran 16. Angket Self-Efficacy II 111
Lampiran 17. Kunci Jawaban Skala Self-Efficacy II 113
Lampiran 18. Validasi Angket Self-Efficacy 114
Lampiran 19. Kisi kisi Tes Awal 120
Lampiran 20. Soal Tes Awal 121
Lampiran 21. Alternatif Jawaban dan Penskoran Tes Awal 122
Lampiran 22. Kisi kisi Tes Hasil Belajar I 124
Lampiran 23. Soal Tes Hasil Belajar I 125
Lampiran 24. Alternatif Jawaban Tes Hasil Belajar I 126
Lampiran 25. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 129
Lampiran 26. Validasi Tes Hasil Belajar I 131
Lampiran 27. Kisi kisi Tes Hasil Belajar II 134
xii
Lampiran 29. Alternatif Jawaban Tes Hasil Belajar II 136
Lampiran 30. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 139
Lampiran 31. Validasi Tes Hasil Belajar II 141
Lampiran 32. Daftar Nama Validator 144
Lampiran 33. Lembar Observasi Guru Siklus I 145
Lampiran 34. Lembar Observasi Guru Siklus II 147
Lampiran 35. Data Hasil Observasi Guru Siklus I 149
Lampiran 36. Data Hasil Observasi Guru Siklus II 150
Lampiran 37. Pedoman Observasi Siswa 151
Lampiran 38. Data Hasil Observasi Siswa Siklus I 153
Lampiran 39. Data Hasil Observasi Siswa Siklus II 154
Lampiran 40. Hasil Angket Self-Efficacy Awal 155
Lampiran 41. Hasil Angket Self-Efficacy I 156
Lampiran 42. Hasil Angket Self-Efficacy II 157
Lampiran 43. Hasil Tes Awal 158
Lampiran 44. Data Tes Hasil Belajar I 159
Lampiran 45. Data Tes Hasil Belajar II 160
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang paling penting,
dimana pendidikan dapat menjamin kelangsungan hidup sehingga manusia
membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Seperti yang dikemukakan oleh
Trianto (2011:1), pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan
manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang harus terjadi sejalan dengan
perubahan budaya kehidupan.
Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi
dirinya melalui proses pembelajaran/atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh
masyarakat. Melalui pendidikan juga sumber daya manusia yang berkualitas
dicetak untuk menjadi motor penggerak kemajuan dan kemakmuran Bangsa.
Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi adalah matematika. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya jam
pelajaran matematika di sekolah. Selain itu matematika diberikan di semua
jenjang pendidikan mulai dari pendidikan d asar, pendidikan menengah dan
sebagian di Perguruan Tinggi. Matematika mempunyai peran penting dalam
berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Namun kenyataannya,
matematika adalah pelajaran yang kurang diminati oleh siswa bahkan disebut
sebagai mata pelajaran yang menyeramkan. Kurangnya minat siswa pada
pelajaran matematika mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika.
Saat ini pembelajaran matematika belum berhasil di Indonesia seperti yang
dikemukakan oleh Noor dalam (http://news.okezone.com/read/2013/01/08/
penyebab-indeks-matematika-siswa-ri-terendah-di-dunia)
2
pemeringkatan. Peringkat Indonesia ini kalah jauh dari Thailand yang menempati posisi ke-50 dalam indeks literasi matematika. Sedangkan urutan terakhir ditempati oleh Kyrgizstan. Presiden Asosiasi Guru Matematika Indonesia (AGMI) Drs. Firman Syah Noor, M.Pd memaparkan, berdasarkan hasil penelitian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS) yang dilakukan oleh Frederick K. S. Leung pada 2003, ada tiga penyebab utama mengapa indeks literasi matematika siswa di Indonesia sangat rendah. "Guru besar University of Hong Kong itu menyebut lemahnya kurikulum di Indonesia, kurang terlatihnya guru-guru Indonesia, dan kurangnya dukungan dari lingkungan dan sekolah menjadi penyebab utama peringkat literasi Matematika siswa kita di urutan bawah," ujar Firman.
Seperti yang dikatakan pada kutipan diatas, salah satu penyebab rendahnya
hasil belajar matematika di Indonesia adalah kurang terlatihnya guru-guru
Indonesia. Hal ini berdampak pada rendahnya kualitas pembelajaran yang
diselenggarakan guru di sekolah. Rendahnya kualitas pembelajaran disebabkan
pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat dan kurangnya variasi model yang
diterapkan guru. Pembelajaran merupakan suatu proses yang tidak hanya sekedar
menyerap informasi dari guru, tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan atau
tindakan yang harus dilakukan terutama jika menginginkan hasil belajar yang
lebih baik. Daryanto (2013:411) mengatakan :
Dalam membelajarkan matematika kepada peserta didik, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran satu arah, yaitu umumnya dari guru ke peserta didik, maka guru akan lebih mendominasi pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik merasa jenuh dan tersiksa.
Hasil pengamatan mengatakan bahwa kebanyakan guru yang mengajar
dengan teknik yang kurang sesuai dengan materi yang diajarkan. Pembelajaran
matematika di sekolah selama ini didominasi oleh pembelajaran konvensional.
Dalam menjawab suatu persoalan, siswa sering tertuju pada satu jawaban yang
paling benar dan menyelesaikan soal dengan tertuju pada contoh soal tanpa
mampu memikirkan kemungkinan jawaban atau bermacam-macam gagasan dalam
3
Dari hasil observasi yang dilakukan di sekolah SMA Negeri 1 Panombeian
Panei ketika proses belajar mengajar matematika berlangsung, peneliti
menemukan kurangnya interaksi antara guru bidang studi matematika dan siswa.
Guru kurang memberikan perhatian kepada siswa dan hanya menyampaikan
materi, sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan pasif. Siswa juga
kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hanya 1 atau 2 siswa yang
mau bertanya atau menjawab pertanyaan guru. Selain melakukan observasi pada
proses pembelajaran, peneliti juga membagikan angket kepada siswa tentang
berlangsungnya proses belajar mengajar matematika di kelas mereka. Dari angket
tersebut diperoleh data sebagai berikut:
20 orang siswa mengaku kurang menggemari pelajaran matematika. Dari 32 siswa, 12 siswa berpendapat bahwa pelajaran matematika terlalu
banyak rumus dan 12 siswa lainnya menganggap terlalu susah
25 siswa mengaku bahwa mereka menilai pelajaran matematika di SMA lebih sulit dibandingkan sewaktu SMP. Untuk alasannya, 17 orang siswa
mengakui cara mengajar guru adalah faktor yang mempengaruhi penilaian
mereka terhadap pelajaran matematika.
28 siswa berpendapat bahwa cara mengajar guru di kelas terlalu banyak mencatat, 27 siswa menilai guru matematikanya cuek dan jarang
tersenyum
29 siswa dari 32 orang menginginkan guru yang mengajar matematika di kelas mereka ramah dan bersahabat.
Dari jawaban angket dan interaksi langsung yang dilakukan peneliti dengan
siswa di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Panombeian Panei, peneliti menyimpulkan
bahwa kurangnya interaksi antara guru dengan siswa. Dari hasil wawancara
dengan salah satu guru bidang studi matematika yaitu bapak H.Sinaga, beliau
mengatakan hasil belajar matematika siswa di SMA Negeri 1 Panombeian Panei
masih rendah. Masih banyak siswa yang mendapatkan nilai hasil ujian
matematika dibawah ketuntasan minimum. Hal ini terlihat dari hasil ujian
4
dari 32 siswa mendapat nilai dibawah 68. Data tersebut menunjukkan bahwa hasil
belajar matematika siswa di kelas tersebut masih rendah.
Kurangnya interaksi antara guru bidang studi dengan siswa seperti yang telah
dipaparkan dari hasil angket di atas membuat siswa menjadi kurang tertarik
belajar matematika. Hal ini mengakibatkan menurunnya rasa keyakinan diri
(Self-Efficacy) siswa dalam menyelesaikan suatu masalah. Jika siswa merasa
tidak yakin pada dirinya dalam menyelesaikan setiap permasalah yang ada
pada matematika, akan berdampak pada sulitnya siswa tersebut untuk
menerima pelajaran. Proses pembelajaran juga menjadi kurang aktif
dikarenakan siswa tidak yakin lagi untuk mengutarakan pendapatnya juga
jawaban jika guru memberikan pertanyaan. Begitu juga jika ada materi yang
kurang dipahami siswa, mereka menjadi memilih diam daripada menanyakan
kepada guru yang berakibat siswa menjadi lebih sulit untuk mengerti materi
selanjutya. Untuk itu, guru harus dapat meningkatkan sikap positif siswa yaitu
Self-Efficacy siswa. Self-Efficacy merupakan keyakinan atau kepercayaan
individu mengenai kemampuan dirinya untuk mengorganisasi, melakukan
suatu tugas, mencapai suatu tujuan, menghasilkan sesuatu dan
mengimplementasi tindakan untuk menampilkan kecakapan tertentu.
Self-Efficacy dapat mempengaruhi siswa dalam memilih suatu tugas, usaha,
ketekunan dan prestasi. Komponen-komponen dalam Self-Efficacy ini
mencakup penghakiman dari kemampuan diri, mengatur penguasaan dan
keterampilan, disiplin diri, mencapai prestasi, prediksi usaha dan motivasi,
hasil pemikiran, dan menghasilkan prestasi. Siswa yang memiliki Self-Efficacy
yang tinggi akan meningkatkan penggunaan kognitifnya dalam pembelajaran.
Pada saat melakukan observasi peneliti juga membagikan angket kepada
siswa. Dari angket yang dibagikan peneliti kepada siswa yang berjumlah 32 orang
5
Tabel 1.1 Hasil Skala Self-Efficacy
No. Pernyataan Pendapat Anda
SS S TS STS
1. Saya tidak menyerah bila menemui soal-soal
matematika yang sulit. 14 18
2.
Apabila dalam menyelesaikan soal latihan matematika menemukan jalan buntu, saya akan langsung menyerah.
20 12
3. Dalam ujian matematika saya selalu memilih duduk
paling depan. 1 8 20 3
4. Saya tidak suka jika guru matematika menyuruh
saya mengerjakan soal pelajaran di depan kelas. 3 15 10 4
5. Dalam ujian matematika saya berusaha mengerjakan
sendiri tanpa melihat punya teman. 2 10 20
6. Saya tidak percaya diri jika mempresentasikan hasil
jawaban matematika yang saya buat di depan kelas. 3 24 4 1
7. Ketika guru membuat ujian matematika secara
tiba-tiba, saya malas menjawabnya. 3 23 6
Dari tabel tersebut, dapat dilihat untuk pernyataan pertama, 18 orang siswa
memilih TS (tidak setuju), yang artinya lebih dari setengah siswa menyatakan
mereka akan menyerah bila menemui soal-soal matematika yang sulit. Pada
pernyataan kedua, 20 orang siswa memilih S (setuju) akan menyerah apabila
menemukan jalan buntu dalam mengerjakan soal matematika. Untuk pernyataan
ketiga, 20 orang siswa memilih TS (tidak setuju) bahkan ada 3 orang siswa yang
memilih STS (sangat tidak setuju) untuk memilih duduk di depan pada saat ujian
matematika. Pada pernyataan keempat, 15 orang siswa yang memilih S (setuju)
mengaku bahwa mereka tidak suka jika guru matematika menyuruh mengerjakan
soal pelajaran di depan kelas. Pada pernyataan kelima, 20 orang siswa memilih TS
(tidak setuju) untuk berusaha mengerjakan sendiri ujian matematika tanpa melihat
punya teman. Pada pernyataan keenam, 24 orang siswa yang memilih S (setuju)
mengaku tidak percaya diri saat mempresentasikan hasil jawaban matematika mereka di
depan kelas. Pada pernyataan ketujuh, ada 23 orang siswa yang malas menjawab soal
ujian matematika yang dilakukan secara tiba-tiba. Dapat disimpulkan bahwa lebih dari
6
Berdasarkan hal di atas, diperlukan suatu strategi dan metode yang tepat
untuk meningkatkan Self-Efficacy siswa sehingga hasil belajarnya juga
meningkat. Salah satu metode mengajar yang dapat mendorong peningkatan
Self-Efficacy siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran
matematika adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Accelerated
Instruction (TAI).
Teams Assited Individualization adalah nama program yang merupakan asal
mula pengembangan dan penelitian programnya yang saat ini dikenal sebagai
Teams Accelerated Instruction. TAI mengkombinasikan keunggulan
pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Slavin (2005 :190)
mengatakan sebagai tambahan terhadap penyelesaaian masalah manajemen dan
motivasi dalam program-program pengajaran individual, TAI dirancang untuk
memperoleh manfaat yang sangat besar dari potensi sosialisasi yang terdapat
dalam pembelajaran kooperatif. Holly Beers (dalam Slavin 2005:192) juga
mengatakan :
Tanggung jawab individual sebagaimana penghargaan kelompok adalah penting dalam meningkatkan pencapaian prestasi siswa. Pembelajaran kooperatif menggunakan strategi dengan sangat baik. Dalam TAI, ini yang sangat terlihat, khususnya pada siswa yang tadinya tidak suka matematika. Sering sekali para siswa menjadi sangat frustasi karena mereka tidak bisa memahami, dan sebagai akibatnya mereka gagal dalam ujian dan kuis. Dengan menggunakan TAI dalam pembelajaran matematika siswa yang bersangkutan jadi mampu bekerja pada tingkat kemampuan mereka sendiri dan meraih sukses.
Berdasarkan latar belakang itulah penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Team Accelerated Instruction untuk meningkatkan Self-Efficacy Matematika
7
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dikemukakan beberapa
identifikasi masalah yaitu :
1. Rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika.
2. Rendahnya Self-Efficacy matematika siswa dalam menyelesaikan
permasalahan-permasalahan matematika.
3. Belum diterapkannya model pembelajaran yang tepat pada materi tertentu
untuk merangsang keaktifan belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai secara maksimal.
1.3 Batasan Masalah
Melihat demikian luasnya permasalahan, sementara kemampuan penulis
terbatas, maka masalah dalam penelitian ini difokuskan pada Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) untuk
meningkatkan Self-Efficacy Matematika Siswa di Kelas XI SMA Negeri 1
Panombeian Panei Tahun Pembelajaran 2014/2015.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah penelitian adalah :
Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Team Accelerated
Instruction (TAI) dapat meningkatkan Self-Efficacy Matematika siswa di
kelas XI SMA N 1 Panombeian Panei?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui apakah Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated
8
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan setelah melakukan penelitian ini adalah :
1. Sebagai masukan bagi guru SMA Negeri 1 Penombeian Panei untuk
memilih model dan metode mengajar yang sesuai dengan materi yang
diajarkan.
2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti senddiri sebagai calon guru.
3. Sebagai bahan masukan bagi siswa agar berupaya meningkatkan kasil
belajar dan self-efficacy dirinya.
4. Sebagai bahan studi banding yang relevan dikemudian hari.
1.7. Definisi Operasional
Untuk menghindari persepsi terhadap penggunaan istilah dala, penelitian
ini, maka perlu diberikan definisi operasional sebagai berikut.
1. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Accelerated Instruction) adalah
model pembelajaran yang mengombinasikan keunggulan pembelajaran
kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi
kesulitan belajar peserta didik secara individual. Oleh karena itu, kegiatan
pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. Ciri khas
pada tipe TAI ini adalah setiap peserta didik secara individual belajar materi
pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual
dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh
anggota kelompok dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas
keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
2. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai siswa melalui tes hasil belajar
untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang
9
3. Self-Efficacy merupakan penilaian seseorang terhadap kemampuannya untuk
melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, atau mengatasi hambatan dalam
belajar. Self-Efficacy dapat mempengaruhi siswa dalam memilih suatu tugas,
usaha, ketekunan dan prestasi. Komponen-komponen dalam Self-Efficacy ini
mencakup penghakiman dari kemampuan diri, mengatur penguasaan dan
keterampilan, disiplin diri, mencapai prestasi, prediksi usaha dan motivasi,
hasil pemikiran, dan menghasilkan prestasi. Siswa yang memiliki Self-Efficacy
60 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Strategi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah guru
membentuk kelompok heterogen berdasarkan hasil tes awal. Guru semakin
motivasi siswa agar berani mengemukakan pendapat, yang dimulai dari
dalam kelompok masing-masing. Guru lebih memfokuskan perhatian
dalam membimbing siswa yang memiliki kemampuan yang rendah, dan
guru memberikan penghargaan dan hadiah kepada kelompok yang terbaik.
Dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran diperoleh bahwa
pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus
II. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil observasi untuk guru pada
siklus I sebesar 2,9 meningkat pada siklus II menjadi 3,4.
2. Terdapat penigkatan Self-Efficacy Matematika siswa selama melakukan
pembelajaran dengan model Kooperatif tipe TAI. Self-Efficacy
Matematika siswa pada siklus I diperoleh 62,72% (kategori rendah) dan
meningkat pada siklus II menjadi 77,96% (kategori sedang). Terjadi
peningkatan sebesar 15,24%.
5.2.Saran
Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian,
pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika kelas XI IPA SMA Negeri 1 Panombeian Panei
diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
agar pembelajaran semakin bervariasi serta dapat meningkatkan rasa
(Self-61
Efficacy) yang berpengaruh pada peningkatkan hasil belajar siswa serta
dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi matematika.
2. Dalam proses pembelajaran, guru harus memperhatikan dan
mempertimbangkan kemampuan siswa yang bervariasi agar pembelajaran
dapat berjalan dengan baik.
3. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan
untuk menyediakan alokasi waktu yang lebih karena pembelajaran ini
menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan
kelemahan-kelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bandura. 1997. Tiga Dimensi Self-Efficacy (Online)
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678/26802/4/chapter%20II.pdf diakses pada 10 Februari 2015)
Daryanto. 2013. Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya.
Hairida, dan Astuti, Marhaeny Wiji. 2012. Self-Eficacy dan Prestasi Belajar
Siswa dalam Pembelajaran IPA-Kimia. Jurnal Pendidikan Matematika
dan IPA Vol 3. No.1 Januari 2012.
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, R. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Implementasi dan Pengembangannya. Jakarta :Bumi Aksara
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trianto, M. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Prenada Media.
Warsito, Hadi.2009. Hubungan Antara Self-Efficacy dengan penyesuaian
Akademik dan Prestasi Akademik. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol IX No.1 April 2009
Winarti, Atiek. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Melalui Penerapan
Model Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) untuk
63
Wirodikromo,Sartono.2007.Matematika untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta:Erlangga
Wirodikromo,Sartono.2008.Matematika untuk SMA Kelas XI. Jakarta:Erlangga