TRANSFORMASI BENTUK SUPERMAN SEBAGAI GAGASAN
BERKARYA SENI GRAFIS PROSES SCREEN PRINTING
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Oleh
RACHMAN HERLAMBANG ADITYA
0800704
JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TRANSFORMASI BENTUK SUPERMAN SEBAGAI GAGASAN
BERKARYA SENI GRAFIS PROSES SCREEN PRINTING
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Pembimbing I
Drs. Moch. Oscar Sastra, M. Pd. NIP. 195810131987031001
Pembimbing II
Suryadi, S.Pd. M.Sn. NIP. 197307142003121001
Di ketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Transformasi Bentuk Superman sebagai
Gagasan Berkarya Seni Grafis Proses
Screen Printing
Oleh
Rachman Herlambang Aditya Bernas
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Rachman Herlambang Aditya Bernas (2013) Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tugas akhir dengan judul
“TRANSFORMASI BENTUK TOKOH SUPERMAN SEBAGAI IDE
BERKARYA SENI GRAFIS PROSES SCREENPRINTING” ini, beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan
atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya menanggung
resiko/sanksi yang dijatuhkan pada saya apabila kemudian ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak
lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Februari 2013
Yang membuat pernyataan
ABSTRAK
RACHMAN HERLAMBANG ADITYA, 2013. “TRANSFORMASI BENTUK SUPERMAN SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI GRAFIS PROSES
SCREENPRINTING”
Dari waktu ke waktu manusia akan selalu memiliki rasa tidak puas dengan apa yang telah diraih, memiliki impian menjadi istimewa layaknya superhero yang diidolakan, dan seiring berjalannya waktu pula manusia menjadi semakin realistis, penulis menyimak komik Superman dalam perkembangannya pun semakin menonjolkan sisi humanisme dan penuh dengan nilai-nilai moral lengkap dengan kelemahannya, esensi yang didapat terlepas dari keistimewaan yang dimilikinya, Superman tetaplah seperti manusia biasa yang memiliki kekurangan dan kelemahan sekalipun. Dengan kemunculan sosoknya, ini menjadi sebuah dorongan atau motivasi bagi orang agar dapat melakukan kebaikan tanpa adanya pamrih, setiap orang yang memiliki tokoh idola superhero, seakan-akan ia pun memiliki jiwa yang dimiliki tokoh yang ia idolakan, seperti halnya jiwa solidaritas, simpatik terhadap lingkungan sekitar yang menibulkan jiwa empati terhadap lingkungan yang ada disekelilingnya, pengaruh positif inilah yang bisa di petik dari apa sebenarnya fungsi figur seorang
superhero itu ada. Semua itu dituangkan dalam sebuah karya seni grafis proses screenprinting. Selain sebagai seni murni kini kehadiran seni grafis menambah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya kemajuan di bidang teknologi dan seni, kini seni
grafis modern mulai dikenal tidak hanya dari negara asalnya Jerman bahkan sudah
mulai dikenal diseluruh dunia. Seni grafis seakan mendapat tempat tersendiri sebagai
media berkarya diantara seni murni lainnya yaitu seni patung dan seni lukis. Seni
Grafis merupakan salah satu dari cabang seni rupa murni lainnya, yang dimana
prosesnya yakni memperbanyak atau menggandakan gambar yang diawali dengan
proses kreatif atau sketsa diatas kertas.
Di Indonesia sendiri seni grafis mulai dikenal setelah bermunculan beberapa
seniman grafis yang ikut serta dalam pameran kesenirupaan. Bahakan hasil karya
grafis seniman-seniman Indonesia tidak hanya ditampilkan di dalam negeri saja, ada
beberapa yang diikutsertakan dalam kompetisi di tingkat Internasioanl.
Jerman merupakan tempat kelahiran seni grafis modern dan sejarahnya mempunyai cirri fungsi ganda, yaitu sebagai alat desain bebas disatu sisi dan disisi lain sebagai alat reproduksi. Teknik-teknik cetakan gambar, yakni memperbanyak garis dan bidang permukaan, bisa ditelusuri sampai masa sebelum adanya pekembangan manusia. Namun fakta yang penting bagi seni grafis modern bukanlah tekniknya, melainkan cetakan di atas kertas.
(Christian Burchard, Goethe-Institute, Online-Redaction 2003)
Perkembangan dunia percetakan tidak dapat dipungkiri telah berjalan dengan
pesat. Seiring dengan perkembangannya tersebut seni grafis memiliki dua arah dan
fungsi yang berbeda, yakni seni grafis murni, dimana hanya sebagai kegiatan
berekspresi diri kedalam sebuah karya melalui percetakan dan seni grafis terapan,
dengan teknik-teknik grafis modern. Meski demikian secara dasar teknik-teknik yang
dipergunakan sama dengan berbagai teknik yang sudah ada, hanya saja ada beberapa
yang dapat digunakan dalam pembuatan seni grafis yang tidak jarang hasil yang
dicapai pun lebih memuaskan.
Dalam pembuatan karya tulis ini penulis mengambil arah dan fungsi seni grafis
yang pertama dimana seni grafis dilakukan hanya sebagai media mengekspresikan
diri kedalam sebuah karya seni grafis dengan proses cetak saring atau screen printing.
Pada penciptaan karya seni grafis ini penulis mengambil tokoh superhero Superman
sebagai subject matter. Ketertarikan penulis terhadap superhero asal Amerika Serikat
yang diciptakan oleh seorang seniman Kanada Joe Shuster, dan penulis asal Amerika
Serikat Jerry Siegel pada tahun 1932 yakni Superman, karena sejak kecil penulis
gemar membaca komik dan serial kartun superhero keluaran detective comics (DC)
seperti Superman dan Batman. Namun penulis lebih tertarik akan tokoh Superman
karena berbeda dengan tokoh superhero yang lainnya. Jika superhero lain berusaha
menutupi identitasnya dengan menggunakan topeng atau sejenisnya, lain halnya
dengan Superman, justru ia menunjukan wajahnya ketika melawan musuh-musuhnya,
dan ketika menjadi manusia biasapun ia akan menjadi sosok yang rendah hati dan
polos sebagai seorang reporter. Karena menurut penulis akan sangat sulit bagi
seseorang yang mempunyai kemapuan lebih tetapi harus tetap bersikap rendah hati,
tidak hanya sekedar menunjukan kelebihanya saja, tokoh Superman ini pun seperti
memenuhi impian manusia untuk memiliki kekuatan super sehingga bisa berbuat
banyak dalam hidupnya.
Dari waktu ke waktu manusia akan selalu memiliki rasa tidak puas dengan apa
yang telah diraih, memiliki impian menjadi istimewa layaknya superhero yang
diidolakan, dan seiring berjalannya waktu manusia menjadi semakin realistis, penulis
menyimak komik Superman dalam perkembangannya pun semakin menonjolkan sisi
humanisme dan penuh dengan nilai-nilai moral lengkap dengan kelemahannya,
biasa yang memiliki kekurangan dan kelemahan sekalipun. Dengan kemunculan
sosoknya, ini menjadi sebuah dorongan atau motivasi bagi orang agar dapat
melakukan kebaikan tanpa adanya pamrih, setiap orang yang memiliki tokoh idola
superhero, seakan-akan ia pun memiliki jiwa yang dimiliki tokoh yang ia idolakan,
seperti halnya jiwa solidaritas, simpatik terhadap lingkungan sekitar yang menibulkan
jiwa empati terhadap lingkungan yang ada disekelilingnya, pengaruh positif inilah
yang bisa di petik dari apa sebenarnya fungsi figur seorang superhero itu ada.
Superman pertama kali muncul dalam serial Action Comics ("Komik Aksi")
edisi #1 di Amerika Serikat (30 Juni 1938) dan kemudian juga muncul di berbagai
serial drama radio, acara televisi, film layar lebar, surat kabar, komik, novel, dan
permainan video berbahasa Inggris.
Menurut informasi yang penulis dapat dari majalah Hai Magazine edisi
XXXVI/02/2012 halaman 56 “Kesuksesan film-film superhero di tahun 2000-an tidak terlepas dari kesuksesan yang diraih komik-komik yang muncul menjelang
perang dunia kedua. Bahkan tokoh Superman yang dianggap sebagai superhero
pertama kali muncul padatahun 1938, mendapat sambutan luar biasa dari para
pembaca di benua Amerika.”
Barkaitan dengan pernyataan diatas dengan kesuksesan petualangannya,
Superman membantu menciptakan ragam pahlawan super dan populernya buku-buku
komik Amerika Serikat seperti Batman, Green Lantern, Flash bahkan bagi rivalnya
dari MARVEL Comics yang menciptakan ragam superhero sejenis seperti Captain
America, Spiderman, Iron Man, X-Men dan masih banyak lagi. Ini sudah menjadi
suatu efek domino yang lumrah dalam dunia industri komik-komik superhero. Tapi
Superman masih dianggap superhero no satu sebagai pemicu timbulnya superhero
baru. Sejak kemunculannya hingga sekarang Superman tetap menjadi superhero yang
Melalui tokoh superhero ini penulis ingin memvisualisasikan karakter
Superman kedalam bentuk karya grafis screen printing. Beberapa alasan pun menjadi
latar belakang mengapa penulis memilih seni grafis sebagai media berkarya.
Diantaranya yaitu keinginan dari penulis untuk ikut mempopulerkan seni grafis pada
kalangan masyarakat umum yang masih awam terhadap karya seni grafis.
Memperkaya pengetahuan tentang kesenirupaan, dan membantu menyampaikan pada
masyarakat umum bahwa karya seni rupa tidak hanya sebatas menggambar, melukis
atau mematung saja. Ada media lain yang tak kalah lebih indah hasilnya, dengan
teknik-tekniknya yakni seni grafis, karena menurut penulis seni grafis itu memiliki
keistimewaan tersendiri. Selain keberagaman teknik yang dimiliki, seni grafis
menuntut pelakunya untuk bertindak teliti, disiplin, melatih daya visual, imajinasi,
ketekunan serta ekstra kesabaran, untuk menghasilkan visualisasi karya yang
diinginkan.
.
B. Rumusan Masalah
Dalam pembahasan sebelumnya penulis dapat merumuskan beberapa masalah.
Berikut adalah rumusan masalahnya :
1. Bagaimana visualisasi karakter Superman dalam berkarya seni grafis screen
printing ?
2. Bagaimana proses berkarya seni grafis screen printing ?
C. Tujuan Penciptaan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan karya grafis ini adalah
dapat menambah pembendaharaan ide atau gagasan untuk berkarya. Khususnya pada
Jurusan Pendidikan Seni Rupa dan pada umumnya kepada masyarakat luas. Dan
Berikut adalah tujuan penciptaan karya berdasarkan rumusan masalahnya :
1. Mengeksplorasi bentuk karakter Superman menjadi karya seni grafis screen
printing .
2. Mendeskripsikan proses berkarya seni grafis screen printing
D. Manfaat Penciptaan
Setelah karya seni grafis ini selesai digarap, penulis berharap terdapat manfaat
yang dapat diambil dari karya tersebut, diantaranya yaitu :
1. Bagi penulis ini merupakan pengalaman berkarya yang sangat berharga dalam
meningkatkan kemampuan serta kreativitas dalam berkarya seni grafis selama
mengenyam pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia
2. Sarana dan media ekspresi untuk meningkatkan apresiasi karya seni grafis.
3. Memperkenalkan seni grafis pada masyarakat umum.
4. Menambah ragam ojek karya seni grafis bagi pembendaharaan karya seni grafis di
Indonesia.
E. Definisi Oprasional
Berangkat dari gagasan yang telah diutarakan diatas penulis melakukan berbagai
kajian terhadap karya yang akan diciptakan dengan dilandasi dari studi pustaka yang
meliputi pengkajian buku dan landasan teori lainnya seperti artikel, surat kabar,
skripsi, dan juga melalui internet yang kemudian ditelaah apa yang bisa di masukan
kedalam peulisan judul skripsi.
Transformasi : Penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian
karakter, dengan cara memindahkan (trans=pindah) wujud atau
figur dari objek lain ke objek yang digambar
Bentuk : Satu kesatuan atau komposisi dari unsure-unsur pendukung
Superman : Tokoh fiksi karakter pahlawan super yang paling terkenal dan
berpenaruh dari penerbit komik DC Comics Amerika Serikat.
Gagasan : Rancangan yang tersusun di pikiran.
Berkarya : Mencipta
Seni Grafis : Cabang seni rupa yang proses pembuatannya menggunakan
teknik cetak, biasanya dikertas dan tiap hasil cetakan dianggap
sebagai kaya orisinil bukan salinan.
Proses : Urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami
atau didesain
Screen Printing : Cetak saring atau sablon merupakan bagian dari ilmu grafika
terapan yang bersifat praktis. Dapat juga diartikan kegiatan
cetak mencetak dengan menggunakan kain kasa yang biasa
disebut screen.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam penulisan serta pembacaan laporan penciptaan
karya yang berjudul TRANSFORMASI BENTUK SUPERMAN SEBAGAI
GAGASAN BERKARYA SENI GRAFIS PROSES SCREEN PRINTING ini,
maka karya tulis ini disusun dalam sistematika penulisan sebagai berikut:
A. BAB I PENDAHULUAN
Berisi mengenai alasan penulis memilih teknik grafis sebagai media
visualisasi karya dan menentukan Superman sebagai subject matter dalam
berkarya.
B. BAB II LANDASAN TEORI
a. Kajian Teoritik, yaitu menjelaskan tentang Seni grafis cetak saring dan
tokoh Superman yang menjadi subject matter garapan berkarya.
c. Konsep Penciptaan
C. BAB III METODE PENCIPTAAN
Menjelaskan tentang metode dan langkah-langkah yang penulis
gunakan dalam membuat karya ini, yaitu:
Pada bab ini penulis menampilkan hasil cetakan berupa dokumentasi
karya lengkap dengan analisisnya serta konsep dari setiap karya.
E. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian terakhir ini berisi kesimpulan hasil dari proses penciptaan
karya serta saran atau rekomendasi berkenaan dengan karya seni yang
23
BAB III
METODE PENCIPTAAN
A. Ide Berkarya
Superman adalah tokoh fiksi karakter superhero yang paling terkenal dan sangat
berpengaruh di dunia dari salah satu penerbit komik asal Amerika Serikat yakni DC
Comics. Seperti kita ketahui, Superman bisa dikatakan adalah salah satu superhero
yang paling kuat, hingga mendapat julukan Man Of Steel atau si Manusia Baja.
Sosoknya di gambarkan dengan perawakan yang besar dan gagah dan berkekuatan
luar biasa.
Superman secara luas telah dianggap sebagai ikon budaya yang melambangkan
kekuatan budaya Amerika Serikat. Dalam komiknya selalu diceritakan bahwasanya
Superman dikenal dengan kukuatannya yang sangat dahsyat, lebih kuat dari
lokomotif, lebih cepat dari peluru, Heat Vision dan X-Ray, serta kemampuan terbang,
kecepatan dan lain-lain. Dimasa kecil penulis memiiki obsesi pada tokoh yang
diidolakan. Mungkin seluruh anak didunia pernah merasakan bagaimana terobsesinya
dengan tokoh yang diidolakannya. Menurut penulis karakter Superman memiliki
identitas berbeda dengan superhero-superhero lainnya. Memiliki keunikan sendiri,
dengan ciri khas yang hanya Superman punya, dengan kostumnya yang tidak begitu
banyak menggunakan elemen berat. Memiliki warna utama serta lambang huruf S
didadanya yang kemudian ini memungkinkan orang akan mudah mengenali sosok
Superman, siapapun yang menggambar ulang, memerankan karakternya, secara tidak
langsung dengan adanya elemen-elemen yang Superman miliki orang akan sangat
mudah mengenali superhero yang satu ini.
Kecintaan penulis pada karakter Superman dibuktikan dengan penulis
mengkoleksi apapun yang berkaitan dengan Superman. Mengumpulkan segala
hobby inilah kemudian muncul gagasan penulis mengangkat tokoh superhero
idolanya Superman untuk diangkat menjadi ide berkarya dalam pembuatan tugas
akhir. Gagasan ini diambil agar memudahkan penulis dalam berkarya, karena penulis
percaya segala sesutau yang manusia lakukan akan berbuah baik jika berkaitan
dengan apa yang disukai.
B. Kontemplasi
Dalam berkarya seni, ide atau gagasan yang muncul harus direnungkan dan dikaji
terlebih dahulu. Kontemplasi itu sendiri merupakan kata yang sering digunakan
dalam proses mencipta suatu karya. Sedangkan pengertian kontemplasi menurut
kamus besar bahasa Indonesia (edisi kedua) adalah renungan dan sebagainya dengan
kebulatan pikiran atau perhatian penuh. Tahapan kontemplasi adalah tahapan dimana
ide/gagasan yang sudah didapat kemudian direnungkan serta pencarian bentuk untuk
divisulisasikan, lalu dieksekusi kedalam sebuah karya.
Kontemplasi ide merupakan kegiatan perenungan dengan sepenuh hati atau proses bermeditasi untuk merenungkan dan berpikir penuh secara mendalam untuk mencari nilai-nilai, karena manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan (Mustopo, 1989:122).
Kontemplasi menjadi bagian utama dalam proses pendalaman ide dengan
melakukan penghayatan dan perenungan subject matter yang diambil serta
memikirkan bahan, teknik, dan gaya yang akan digunakan dalam dalam mencipta
suatu karya termasuk dalam pembuatan karya seni grafis ini.
C. Stimulus Berkarya
Stimulus atau stimulasi atau rangsangan merupakan sesuatu yang mendorong
dalam menciptakan karya seni atau pembangkit rasa yang memacu kreatifitas dalam
proses mencipta suatu karya. Pada tahap ini penulis melakukan beberapa kegiatan
gambar-gambar terhadap objek baik mencari di internet atau dari majalah-majalah film, studi
literatur, serta membuat sketsa gambar objek sebagai acuan dalam menstimulasi
karya-karya yang akan dibuat.
D. Pengolahan Ide
Pengolahan ide yang merupakan proses pengolahan konsep yang ada didalam
otak yang kemudian diwujudkan kedalam bentuk suatu karya yang dimulai dengan
olah rasa, memperhatikan faktor internal dan eksternal, sampai pada penuangan ide
dalam bentuk sketsa. Tidak hanya melalui proses pembuatan sketsa, Ide berkarya
juga penulis dapatkan dari beberapa sumber yang ada seperti majalah film, DVD,
gambar-gambar, internet, dan karya-karya di luar karya grafis dari berbagai seniman
baik lokal maupun mancanegara.
Untuk mempermudah pemahaman pola kerja yang harus dilakukan, penulis
membuat kerangka bagan alur kerja dalam proses pembuatan karya ini, seperti yang
ada pada bagian berikut ini:
Kerangka bagan diatas berfungsi sebagai batasan bagi penulis dalam
mengembnangkan idea tau gagasan dalam menciptakan karya seni grafis.
E. Proses Berkarya
1. Alat dan Bahan
Beikut ini adalah alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam proses
pembuatan karya seni grafis screen printing.
Gambar 3.1 Kertas (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Gambar 3.3 Crayon (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.4 Lem berbasis air (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.6 Dematograph (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.7 Minyak Tanah (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.9 Kain Lap (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.10 Screen (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.12 Cat Berbasis Minyak (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.13 Gunting dan Selotip (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.15 Aerosol fixative (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.16 Cawan dan Sendok Aduk (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
F. Proses Pembuatan Karya
a. Tahap ke-1
Pada tahap ini yang dilakukan adalah memindahkan objek dalam bentuk
sketsa gambar ke permukaan screen. Proses tahap ini yakni sketsa gambar kembali di
gambar ulang diatas permukaan screen dengan menggunakan crayon dan dematograf.
Crayon dan dematografh ini nantinya akan menutupi bagian permukaan screen,
sebelum tahap pemberian lem dilakukan.
Gambar 3.18 Pemindahan Sketsa Pada Screen. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
b. Tahap ke-2
Setelah sketsa selesai digambar diatas permukaan screen, kemudian
permukaan screen diberi lem berbasis air yang selanjutnta diratakan menggunakan
rakel. Fungsi lem diatas nantinya adalah untuk menutupi permukan screen yang tidak
menyaring warna. Biasanya warna yang pertama kali di cetak adalah warna muda dan
Gambar 3.19 Pembubuhan Lem Pada Pemukaan Screen. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
c. Tahap ke-3
Selanjutnya permukaan screen yang telah diberi lem berbasis air diratakan
menggunakan rakel, proses ini adalah proses dimana meratakan lam agar menutupi
semua permukaan screen. Ditahap ini diperlukan kehati-hatian dan perhitungan yang
tepat saat menuangkan lem diatas permukaan screen, karena kurang sedikit saja lem
tidak menutupi permukaan screen akan berakibat fatal. Ketebalan serta ketipisan lem
juga berpengaruh akan bagus atau tidaknya hasil cetakan.
d. Tahap ke-4
Ditahap ini screen yang telah diberi lem merata pada pemukaan screen
dikeringkan dengan menggunakan pengering rambut (hair dryer). Selain
mempercepat proses pengerjaan dalam tahap ini diperlukan ketelitian, karena
keringnya lem ditentukan oleh intensitas tangan saat mengarahkan hair dryer
dibagian-bagian yang terkena lem, ini berpengaruh pada pengahpusan crayon dan
dematografh ditahap selanjutnya.
Gambar 3.21 Proses Pengeringan Lem (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
e. Tahap ke-5
Setelah keempat proses diatas selesai selanjutanya membersihkan bagian yang
tertutupi crayon dan dematgrafh menggunakan minyak tanah sebagai pembersihnya.
Ini adalah proses dimana sebelum proses pencetakan karya dimulai. Pada proses
pembersihan ini juga akan sangat berpengaruh terhadap hasil cetakan yang akan
dicetak, ini ditentukan dari bersih atau tidaknya saat bagian yang tertutup crayon dan
Gambar 3.22 Proses Membersihkan Crayon dan Dematografh (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
f. Tahap ke-6
Sebelum memulai tahap selanjutnya yaitu tahap penggapan karya, sebaiknya
mengolah warna yang diinginkan. Prosesnya sediakan cawan dan sendok aduk untuk
mencapur warna
g. Tahap ke-7
Ini adalah tahap pewarnaan pada karya, tahap dimana dilakukan proses cetak
mencetak. Biasanya warna yang pertama kali dicetak adalah warna muda telebih
dahulu. Proses pencetakan dilakukan setelah proses sketsa dengan lem kemudian
langkah selanjutnya dilakukan proses sablon.
h. Tahap ke-8
Ini adalah akhir dari setiap tahap, yaitu proses pembersihan cat berbasis
minyak pada permukaan screen. Sebelum diblas dengan air, gosoklah bagian yang
terkena tinta cat dengan menggunakan kain yang telah diberi minyak tanah. Gosok
secara memutar dari bagian depan dam belakang
G. Proses Tahap Pencetakan Warna
Dari ke-6 karya yang dibuat, penulis mengambil salah satu contoh untuk proses
tahap pencetakan. Tahap proses dibawah ini adalah karya ke-2 dari 6 karya yang
penulis buat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Seni grafis merupakan bagian dari seni rupa yang dalam proses pembuatannya
menggunakan teknik cetak. Senin grafis memiliki berbagai macam teknik seperti
cetak tinggi (relief print), cetak dalam (intaglio), cetak datar (planography) dan cetak
saring (screenprinting). Perkembangan dunia percetakan tidak dapat dipungkiri telah
berjalan dengan pesat. Seni grafis memiliki dua arah dan fungsi yang berbeda, yakni
seni grafis murni, dimana hanya sebagai kegiatan berekspresi diri kedalam sebuah
karya melalui percetakan dan seni grafis terapan, yakni sebagai media desain grafis,
seperti poster, dunia periklanan dan industri dengan teknik-teknik grafis modern yang
kini tanpa disadari sudah semakin dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Seni grafis adalah salah satu wadah berkarya yang tak kalah lebih indah
hasilnya dengan karya seni rupa lainnya seperti patung, lukis, batik atau kriya.
Dengan keberagaman teknik-tekniknya seni grafis banyak memiliki hasil yang
beragam pula, karena seni grafis itu memiliki keistimewaan tersendiri. Selain
keberagaman teknik yang dimiliki, seni grafis menuntut pelakunya untuk bertindak
teliti, disiplin, melatih daya visual, imajinasi, ketekunan serta ekstra kesabaran, untuk
menghasilkan visualisasi karya yang diinginkan. Akan tetapi selain faktor-faktor
diatas, keindahan itu tidak akan berhasil didapat apabila tidak didukung dengan objek
yang mendukung sebagai gagasan berkarya. Apapun yang ada dimuka bumi ini dapat
dijadikan olahan berkarya dan mencipta, hanya saja itu bergantung pada senimannya
memilih objek yang ia inginkan untuk dituangkan kedalam karyanya. Pada
pembuatan karya grafis untuk tugas akhir ini penulis memilih karakter superhero asal
Amerika Serikat yakni Superman sebagai subject matter. Gagasan ini muncul ketika
penulis berpikir bahwa apa yang dikerjakan akan terasa ringan apabila berkaitan
yang penulis sukai, sehingga dianggap menarik untuk dituangkan kedalam sebuah
karya yakni karya seni grafis.
B. Saran
Membuat karya seni, khususnya seni grafis, dituntut untuk dapat menguasai
teknik, kemampuan, serta pemahaman terhadap teori-teori seni dan perkembangan
seni rupa masa kini. Hal ini merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang
kreator, guna mengembangkan sikap profesionalisme di bidang proses kreatif
berkarya seni. Sudah semestinya seorang kreator memiliki kepekaan terhadap
rangsang dari lingkungan sekitarnya.
Harapan penulis, semoga karya ini dapat diterima dan menambah pengetahuan,
wawasan dan dapat memberi motivasi untuk berkarya khususnya bagi mahasiswa
dan pendidik di bidang kesenirupaan.
Untuk penulis sendiri, dengan berkarya seni grafis screenprinting ini menjadi
pengalaman yang sangat berharga, semoga dapat lebih mengolah rasa, memotivasi
Daftar Pustaka
Buku:
Ali, Lukman. Dkk. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ke-Dua). Jakarta.
Perum Balai Pustaka.
Dharsono. (2007). Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains.
Amir. Dkk. (2007). Apresiasi Bahasa dan Seni. Bandung: BASEN Press
Sumardjo, Jakob. (2000). Filsafat Seni. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
Majalah:
Cinemags Magazines. 2006. Superman Return Edition. Bandung: PT Camila
Internusa Film
Wizard Magazines.2008. Justice League of America/Superman Edisi #24, 43, 47.
Jakarta: PT Putra Media Kreasi
Internet:
(Sumber http:// id.wikipedia.org/wiki/Jerry_Siegel#section1, 22 April 2012, pukul
19:30)