• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN KWL (WHAT I KNOW – WHAT I WANT TO LEARN - WHAT I LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN BERBICARA SISWA KELAS V SD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN KWL (WHAT I KNOW – WHAT I WANT TO LEARN - WHAT I LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN BERBICARA SISWA KELAS V SD."

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN KWL (WHAT I KNOW – WHAT

I WANT TO LEARN – WHAT I LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN BERBICARA SISWA

KELAS V SEKOLAH DASAR

diajukan untuk memenuhi sebagian dari

syarat memperoleh gelar

Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

oleh

DURIAH NIM 1101581

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN KWL (WHAT I KNOW – WHAT

I WANT TO LEARN – WHAT I LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN BERBICARA SISWA

KELAS V SEKOLAH DASAR

( Studi eksperimen kuasi pada siswa kelas V SDN Korpri II Kecamatan

Baleendah Kabupaten Bandung )

Oleh D u r i a h, S.Pd UPI Bandung, 2001

tesis diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Studi Pendidikan Dasar

© D u r i a h 201 3

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2013

(3)

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Dr. Hj. Vismaia Damayanti, M.Pd.

NIP. 196704151992032001

Pembimbing II

Bachrudin Musthafa, M.A. PhD.

NIP.195703101987031001

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar

Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd.

(4)
(5)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Pembelajaran Membaca

dengan KWL (What I Know – What I Want To Learn - What I Learned) untuk

Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman dan Berbicara” ini sepenuhnya

karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari

karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuanyang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap

keaslian karya saya ini.

Bandung, 30 Juni 2013

Yang membuat pernyataan,

(6)

KATA PENGANTAR

Membaca menduduki posisi serta peran yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia, terlebih pada era informasi dan komunikasi seperti sekarang ini. Di sisi lain, membaca bukanlah proses tunggal sebagaiman selama ini yang banyak dipahami oleh masyarakat awam. Hal ini berarti, bahwa kita harus memandang membaca sebagai suatu pengalaman yang aktif, yakni suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, mempunyai tujuan, terjadi pemahaman, dan pemaknaannya akan ditentukan oleh sejumlah pengalaman siswa dalam proses membaca.

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah interaksi antara siswa, sumber belajar, dan lingkungan. Proses pembelajaran merupakan proses yang tersusun secara teratur, yang dapat mengubah kemampuan siswa menjadi lebih baik. Proses pembelajaran dapat dicapai secara maksimal apabila komponen-komponen yang berinteraksi dapat berfungsi dengan secara optimal.

Untuk menciptakan situasi kelas ke dalam pembelajaran yang optimal, guru hendaknya mampu menciptakan lingkungan belajar yang dapat memberikan rangsangan atau tantangan sehingga siswa tertarik untuk belajar secara aktif. Perlu dipahami guru, bahwa ketika siswa melaksanakan proses pembelajaran di sekolah, mereka mempunyai latar belakang yang berbeda. Tugas guru mengakomodasi perbedaan siswa tersebut sehingga semua mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapakan.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan strategi pembelajaran. Strategi sebagai bagian dari proses pembelajaran terdiri dari beberapa langkah terencana dan sistematis. Salah satu strategi yang digunakan dalam pembelajaran membaca pada penelitian ini adalah KWL ( What I Know- What I Want to Learn- what I Learned). KWL melibatkan tiga langkah besar, yaitu: mengakses apa yang diketahui siswa, menentukan apa yang ingin diketahui siswa, dan mengingat apa yang dipelajari sebagai akibat dari membaca.

(7)

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini penulis meneliti masalah yang berkenaan dengan pembelajaran membaca dengan strategi KWL ( What I Know- What I Want to Learn- what I Learned),untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan berbicara siswa kelas V SDN Korpri II Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung.

Peneliti menyadari, bahwa penulisan tesis ini sangat jauh dari sempurna. Untuk itu, koreksi dan saran dari para penguji sangat diharapkan untuk perbaikan penyususnan tesis ini.

(8)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT. Hanya dengan rahmat dan karunia-Nya penelitian dan penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini juga bisa diselesaikan atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penghargaan setinggi-tingginya, penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dr. Vismaia S. Damaiyanti, M. Pd sebagai pembimbing 1, atas segala saran, bimbingan, dan nasehat selama penelitian berlangsung dan selama penulisan tesis ini;

2. Bapak Bachrudin Musthafa, MA., Ph. D sebagai pembimbing 2, atas saran, bimbingan, dan nasehat selama penelitian berlangsung dan selama penulisan tesis ini;

3. para dosen penguji seminar di antaranya, yaitu Bapak Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, M. Pd. M.A yang telah memberikan koreksi dan masukan bagi tesis ini;

4. Ibu Dr. Ernawulan Syaodih, M. Pd. sebagai ketua Program Studi Pendidikan Dasar, yang telah memberikan dorongan, saran, serta motivasi selama perkuliahan berlangsung dan dalam penyususnan tesis ini;

5. staf yang ada di Prodi Pendas ( Bu Een kurniati, S.Pd.dkk) yang selalu memberikan bantuan selama perkuliahan dan penyelesaian tesis ini;

6. Bapak Dr. Sumiyadi, M. Hum, sebagai Ketua Program Studi Bahasa Indonesia, yang telah memberikan koreksi dan arahan dalam penyususnan tesis ini;

7. Bapak Prof. Dr. Didi Supriadi, M. Ed selaku Direktur Pascasarjana UPI, yang telah memberikan dorongan dan motivasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan selama perkuliahan berlangsung;

8. Bapak Dr. M. Solehuddin, M.Pd.,M.A. dan Bapak Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, M.Pd.M.A., selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukkan dan koreksi untuk penyempurnaan tesis ini;

9. bapak-bapak dan ibu-ibu dosen yang telah memberikan wawasan pengetahuan dan memberikan pembinaan selama perkuliahan;

(9)

11.rekan-rekan kelas konsentrasi Bahasa Indonesia (Pa Aep, Pa Adang, Kang Ismail, Pa Alam, Teh Nur, Teh Eli, Teh Susi, Teh Anggi, Teh Rima, Kang Cepi, Kang Aul, Kang Yena, dan Kang Hendra, atas kebersamaan dan dukungannya selama perkuliahan dan penyusunan tesis ini;

12.Ibu Rosa Asmara, S. Pd, selaku Kepala UPTD TK dan SD Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung yang telah memberikan izin serta dorongan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program Pascasarjana UPI Bandung;

13.Bapak Sodikin Herdis, S. Pdi selaku Kepala Sekolah SDN Korpri II Kec Baleendah Kabupaten Bandung, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan observasi dan penelitian;

14.Ibu Cucu Rohaeti, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Korpri I Kec Baleendah Kabupaten Bandung, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan observasi dan penelitian;

15.Ibu Kurniasih S. Pd sebagai guru kelas V, guru-guru, serta staf yang ada di SDN Korpri II, atas kerja samanya selama penelitian dan penyususnan tesis ini;

16.rekan-rekan pengawas TK dan SD, PNFI, dan Pendais Kec Baleendah atas dukungan dan pengertiannya.

17.suami, anak-anak, serta cucu-cucu tercinta ( kakak Kinan, de Rafi, dan de

Rey) atas do’a dan dukungannya selama perkuliahan dan penyusunan tesis

ini;

18.semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah membantu dan memberikan dorongan dalam penyelesaian tesis ini;

(10)

ABSTRAK

Pembelajaran Membaca dengan KWL (What I Know – What I Want to Learn - What I Learned) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman

dan Berbicara

Masih banyak siswa yang pandai membaca tetapi tidak memahami apa yang dibacanya. Selain itu, kemampuan berbicara siswa masih rendah. Salah satu strategi yang bisa dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman dan berbicara adalah melalui KWL. Penelitian ini dimaksudkan untuk membuktikan, apakah hasil penelitian/ penerapan strategi KWL pada pembelajaran membaca siswa kelas V SD dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan berbicara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu/kuasi melalui rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes awal – tes akhir dan kelompok kontrol. Hasil yang diperoleh adalah peningkatan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman sebesar 0,71 dan berbicara sebesar 0,38.

(11)

ABSTRACT

Reading Lessons with KWL (What I Know – What I Want to Learn – What I Learned) to Increase Comprehension Reading and Speaking Ability

There are still many students who were smart in reading but didn’t understand what they reading at. And what is more, student’s speaking ability was stil low. One of the strategy that can be used to increase understanding ability was by KWL. The study was intended to proove whether if the study result/implementation of KWL strategy on reading lesson of the fifth grade students elementary school could increase their comprehension reading and speaking. The method used in this study was quasi experiment by subject paired through Pre Test – Post Test and Control Group. Results obtained the increase of student’s ability in comprehension reading was increasing by 0,71 dan for retelling reading materials by 0,38.

(12)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR TABEL ... 3

DAFTAR GAMBAR ... 6

DAFTAR LAMPIRAN ... 7

BAB I ... Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

F. Asumsi dan Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

G. Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

BAB II ... Error! Bookmark not defined.

STRATEGI PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN KWL Error! Bookmark not defined.

(WHAT I KNOW, WHAT I WANT TO LEARN, WHAT I LEARNED) ... Error! Bookmark not defined.

A. Membaca ... Error! Bookmark not defined.

B. Membaca Pemahaman ... Error! Bookmark not defined.

C. Berbicara ... Error! Bookmark not defined.

D. Teori-Teori Belajar ... Error! Bookmark not defined.

(13)

BAB III ... Error! Bookmark not defined.

METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined.

D. Definisi Operasional... Error! Bookmark not defined.

E. Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined.

F. Prosedur Penelitian... Error! Bookmark not defined.

G. Analisis Uji Coba Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

H. Proses Pengembangan instrumen ... Error! Bookmark not defined.

I. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data Error! Bookmark not defined.

J. Alur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV ... Error! Bookmark not defined.

PEMAPARAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN . Error! Bookmark not defined.

A. Profil Pembelajaran Membaca dan Berbicara Siswa Kelas V SD ... Error! Bookmark not defined.

B. Profil Kemampuan Membaca dan Berbicara Kelas V SD ... Error! Bookmark not defined.

C. Proses Pembelajaran Membaca dengan Strategi K-W-L . Error! Bookmark not defined.

D. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dan Berbicara Melalui Kegiatan Membaca dengan Strategi KWL (What I Know- What I Want To Learn- What I Learned) ... Error! Bookmark not defined.

BAB V ... Error! Bookmark not defined.

SIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined.

B. Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

(14)
(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1. Populasi penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 2. Kisi-kisi membaca pemahaman (kegiatan-1) .... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 3. Kisi-kisi membaca pemahaman (kegiatan-2) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 4. Kisi-kisi membaca pemahaman (kegiatan-3) ... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3. 5. Kisi-kisi menceritakan kembali isi bacaan... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3. 6. Rubrik penilaian kemampuan berbicara ... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3. 7. Kategori Validitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 8. Kategori Reliabilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 9. Derajat Tingkat Kesukaran ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 10. Kategori Validitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 11. Hasil uji validitas item variabel membaca pemahaman ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 12. Kategori Reliabilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 13. Hasil uji tingkat kesukaran ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 14. Aspek penilaian menceritakan kembali isi bacaan . Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 15. Hasil uji tingkat kesukaran ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 16. Klasifikasi Indeks Gain ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 1. Profil pembelajaran membaca dan berbicara ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 2. Nilai rata-rata prates kemampuan membaca dan berbicara ... Error!

(16)

Tabel 4. 3.Keterlibatan siswa dalam pembelajaran Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 4. Nilai rata-rata prates membaca pemahaman ... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4. 5. Nilai rata-rata pascates membaca pemahaman .. Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4. 6. Hasil uji-t berpasangan dari rata-rata prates dan pascates ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4. 7. Kelompok siswa berdasarkan perolehan nilai .... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4. 8. Kedudukan siswa berdasarkan peringkat kelas .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 9. Nilai kemampuan membaca pemahaman kegiatan-1 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 10. Nilai kemampuan membaca pemahaman kegiatan-2 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 11. Nilai kemampuan membaca pemahaman kegiatan-3 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 12. Persentase nilai rata-rata kelompok siswa berdasarkan jenjang

kemampuan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 13. Persentase nilai rata-rata kelompok siswa berdasarkan jenjang

kemampuan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 14. Persentase nilai rata-rata kelompok siswa berdasarkan jenjang

kemampuan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 15. Nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman . Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4. 16. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman .... Error! Bookmark

not defined.

(17)

Tabel 4. 18. Hasil uji-t berpasangan kemampuan menceritakan kembali isi bacaan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 19. Nilai kemampuan menceritakan kembali isi bacaan kegiatan-1 Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4. 20. Nilai kemampuan menceritakan kembali isi bacaan kegiatan-2 Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4. 21. Nilai kemampuan menceritakan kembali isi bacaan kegiatan-3 Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4. 22. Jenjang kemampuan menurut peringkat kelas . Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 23. Peningkatan nilai kemampuan menceritakan kembali isi bacaan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 24. Nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman . Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 25. Hasil uji-t berpasangan kemampuan membaca pemahaman ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 26. Nilai rata-rata indeks gain kemampuan membaca pemahaman . Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 27. Nilai kemampuan membaca pemahaman berdasarkan kelompok dan jenjang kemampuan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 28. Nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman (kegiatan-1) Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4. 29. Nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman (kegiatan-2)

... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 30. Nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman (Kegiatan 3) Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4. 31. Nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman . Error! Bookmark not defined.

(18)

Tabel 4. 33. Nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman . Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4. 34. Nilai rata-rata kemampuan menceritakan kembali isi bacaan ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4. 35. Nilai rata-rata kemampuan menceritakan kembali isi bacaan .. Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4. 36. Nilai rata-rata kemampuan menceritakan kembali isi bacaan

(kegiatan-1) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 37. Nilai rata kemampuan menceritakan kembali (kegiatan-2) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 38. Nilai rata kemampuan menceritakan kembali isi bacaan (kegiatan-3) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 39. Nilai Rata-Rata Menceritakan Kembali Isi Bacaan Error! Bookmark not defined.

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1. Alur penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 1. Nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman Error! Bookmark

not defined.

Gambar 4. 2. Nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 3. Nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman (kegiatan-3) ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 4. Nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 5. Nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 6. Nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 7. Nilai rata-rata kemampuan menceritakan kembali sis bacaan . Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 8. Nilai rata kemampuan menceritakan kembali isi bacaan (kegiatan-2) ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 9. Nilai rata kemampuan menceritakan kembali isi bacaan (kegiatan-3)

... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 10. Nilai Rata-Rata Menceritakan Kembali Isi Bacaan ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4. 11. Indeks gain kemampuan menceritakan kembali isi bacaan ... Error!

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skenario Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 2. Lembar Observasi Guru... Error! Bookmark not defined.

(21)
(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Membaca merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan membaca seseorang akan mendapat informasi yang dibutuhkan oleh mereka dalam kehidupannya. Misalnya, untuk memahami berita yang terdapat

dalam surat kabar, mengetahui informasi keberangkatan sebuah perjalanan, mencari lowongan pekerjaan, membaca petunjuk yang ada dalam kemasan atau pembungkus obat, memahami pengetahuan yang terdapat dalam sebuah buku teks, menikmati hiburan-hiburan dari majalah atau sebuah novel, mengisi blangko ketika akan membayar pajak, menerjemahkan buku asing. Agar apa yang dibacanya dapat dipahami maka seseorang perlu pemusatan pikiran atau konsentrasi. Oleh karena itu, ketika seseorang melakukan proses membaca ada bagian anggota tubuhnya yang terlibat dalam kegiatan tersebut khususnya mata. Adapun bagian tubuh lainnya yang ikut terlibat dalam proses membaca ialah pikiran khususnya persepsi dan ingatan. Pada hakekatnya membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan, walaupun dalam kegiatan itu terjadi proses pengenalan huruf-huruf (Fanany, 2012: 9). Dengan memahami tulisan-tulisan yang dibaca, diharapkan seseorang memahami apa yang dimaksud oleh penulis. Membaca adalah sebuah tindakan merekonstruksi makna yang disusun penulis di tempat dan waktu yang berjauhan dengan tempat dan waktu penulisan (Ghazali, 2010: 207).

(23)

menggali “dunia” mana pun yang ia pilih dan memberikan kesempatan untuk

mendapatkan tujuan hidupnya.

Dengan memahami wacana yang dibacanya maka siswa memperoleh informasi atau pengetahuan, baik yang sudah diketahuinya maupun hal-hal yang sifatnya baru. Sebagaimana diungkapkan oleh Hafni (Saddhono dan Slamet 2012: 73) essensi membaca adalah pemahaman. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa ketika seseorang membaca sebuah wacana tetapi tidak disertai dengan pemahaman, maka kegiatan membaca tersebut tidak akan memperoleh hasil apapun, kecuali membuang-buang waktu saja. William (Harras, 2011: 8) ada satu yang disepakati oleh seluruh pakar tentang membaca, yaitu unsur yang harus ada dalam setiap kegiatan membaca yakni pemahaman (understanding), sebab kegiatan membaca yang tidak disertai dengan pemahaman bukanlah kegiatan membaca. Lebih lanjut Somadayo (2011: 11) menyatakan bahwa, seorang dikatakan memahami bacaan secara baik apabila memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) kemampuan menangkap arti kata dan ungkapan yang digunakan penulis, (2) kemampuan menangkap makna tersurat dan tersirat, dan (3)

kemampuan membuat simpulan.

Dengan demikian, proses pemahaman dalam membaca merupakan salah satu indikator keberhasilan siswa dalam kegiatan membaca. Siswa yang berhasil memahami teks yang dibacanya, akan mudah memahami makna bacaan baik yang tersurat maupun yang tersirat dalam bacaan. Selain itu, siswa yang memahami bacaan, mereka akan mampu menceritakan kembali isi bacaan, baik secara lisan maupun secara tertulis.

(24)

Padahal, dalam ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia tersirat bahwa, pada akhir pendidikan di SD/MI, peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya sembilan buku sastra dan nonsastra. Kebanyakan guru tidak memperhatikan hal tersebut, mereka menyangka bahwa ketika anak telah menyelesaiakan pendidikannya di SD/MI telah selesai pula kewajiban membaca mereka. Selain itu, lingkungan keluarga pun tidak semuanya dapat mendorong proses membaca pada anak. Tidak semua keluarga mempunyai kebiasaan membaca yang dapat memotivasi anak untuk giat membaca, bahkan sarana untuk membaca pun tidak

ada. Dan yang lebih parah lagi guru di sekolah dalam memberikan pelajaran bahasa sering sekali tidak mempergunakan strategi yang tepat untuk pembelajaran membaca, sehingga hasil yang diperoleh siswa pun belum memuaskan. Hal tersebut, merupakan kendala siswa dalam perolehan kegiatan membaca, sehingga banyak siswa yang kurang memahami isi bacaan.

Dalam penelitian Wikanengsih (2005) tentang membaca pemahaman siswa kelas VI SDN Sudirman 4 Kota Cimahi, beliau menjelaskan bagaimana cara yang dilakukan oleh seorang guru untuk meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman siswa. Wikanengsih mengujicobakan pembelajaran kooperatif tife Times Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran membaca pemahaman untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa.

Pada penelitian ini penulis akan mengujicobakan salah satu strategi dalam membaca, yaitu KWL untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan berbicara. Hal ini didasarkan pada pembelajaran K-W-L yang mempunyai prosedur tiga langkah dalam, yaitu mengetahui sejauh mana pengetahuan yang telah dimiliki siswa, berusaha mengakses pengetahuan yang ingin diketahui siswa, dan mengetahui pengetahuan baru siswa dari hasil membaca.

(25)

tatabahasa, dan pola wacana). Dengan demikian untuk mengajarkan bahasa terutama membaca teks bahasa Indonesia tidak semudah yang dibayangkan. Guru harus memahami karakteristik siswa yang akan diajarinya. Ini disebabkan, faktor penghambat bukan hanya datang dari individu siswa, melainkan lingkungan dan strategi pembelajaran yang ditampilkan guru juga sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan siswa dalam belajar bahasa, termasuk di dalamnya ketika siswa belajar membaca.

Ketika seseorang sedang membaca terjadi proses interaksi antara penulis dan pembaca. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Tarigan, 2008: 7). Dengan demikian, seseorang yang mempunyai kegemaran membaca tentu akan mempunyai khazanah pengetahuan yang lebih daripada orang yang jarang membaca. Komunikasi antara pembaca dan penulis akan makin baik jika pembaca mempunyai kemampuan yang lebih baik. Artinya pembaca memahami konsep-konsep yang disajikan oleh penulis. Seseorang yang gemar membaca mempunyai

kosakata yang banyak, sehingga ia dapat menyampaikannya kembali baik secara lisan maupun tulisan kepada orang lain. Dengan demikian, ada hubungan antara

membaca pemahaman dan kemampuan keterampilan berbicara seseorang.

Alkhadiah (1993: 37) mengatakan bahwa peranan membaca pemahaman bagi para siswa adalah: melalui pembelajaran membaca pemahaman membuka bagi siswa dunia baru, yaitu dunia buku dan dunia pengetahuan. Selain itu, melalui pembelajaran membaca pemahaman, guru juga memberikan siswa kemungkinan untuk menjelajahi dunia pengetahuan yang sangat luas. Peranan ini akan ditambah besar karena di masa depan sebagian besar informasi disampaikan melalui tulisan.

(26)

Sehubungan dengan peranan guru dalam membaca pemahaman memiliki beberapa tugas. Guru harus dapat membantu siswa memahami, menafsirkan, menilai, serta menikmati tulisan ke dalam bahasa lisan (berbicara). Untuk itu, menurut Akhadiah dkk. (1997 :37) bahwa “guru harus dapat menumbuhkan minat, perhatian, serta sikap yang positif terhadap bacaan dan nilai-nilai yang

terdapat di dalamnya”. Mengingat eratnya hubungan pembelajaran membaca pemahaman dan keterampilan berbicara, guru harus melihat bahwa dua keterampilan tersebut merupakan keterampilan berbahasa yang saling mengisi

satu dengan yang lainnya. Hal senada diungkapkan oleh Haryadi dan Zamzami (1997: 58) bahwa membaca pemahaman mencoba memahami gagasan, perasaan, atau informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan.

Adapun keterampilan berbicara memanfaatkan kosakata yang pada umumnya diperoleh melalui kegiatan membaca. Dengan demikian terdapat hubungan antara membaca dan berbicara.

Kemampuan berbicara ini akan mempengaruhi keberadaan anak di sekolah, karena anak butuh berkomunikasi, baik ketika sedang melakukan interaksi dengan teman sebayanya maupun dengan guru ketika sedang melakukan proses pembelajaran di dalam kelas. Hal ini, sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar kelas V, di antaranya agar peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis. (Permendiknas No. 22 Tahun 2006)

Namun, pada kenyataanya arus komunikasi yang terjadi di sekolah mengalami kendala. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh penulis, hal ini terjadi karena banyak faktor, antara lain:

a) karena bahasa ibu di rumahnya berbeda-beda;

(27)

d) anak jarang membaca sehingga kosakata yang dimiliki anak terbatas;

Hal ini, membawa pengaruh terhadap kemampuan menceritakan kembali isi bacaan yang telah dibacanya. Menurut Saddhono dan Slamet (2012:73), produk membaca yang nyata adalah memahami isi atau pesan yang dituangkan dalam bacaan. Maka, ketika seorang siswa tidak dapat menceritakan kembali isi bacaan, artinya siswa tersebut tidak memahami isi atau pesan yang dituangkan dalam bacaan.

Menceritakan kembali isi wacana merupakan langkah terakhir kegiatan

membaca pemahaman. Seperti yang dinyatakan Burhan (1971 dalam Saddhono dan Slamet, 2012:74), mengungkapkan kembali (self mecitation) merupakan suatu tes untuk mengetahui apakah kita selaku pembaca telah menemukan suatu yang kita cari dalam wacana tersebut. Artinya seorang siswa tidak akan dapat menceritakan kembali isi bacaan apabila ia tidak dapat memahami isi bacaan dengan baik. Tidak semua siswa dapat memahami isi bacaan dengan mudah. Untuk itu diperlukan strategi yang tepat dalam proses membaca yang disajikan oleh guru.

Berdasarkan uraian di atas, maka guru mempunyai andil yang besar. Menyampaikan materi pelajaran berarti melaksanakan beberapa kegiatan, tetapi kegiatan tidak akan ada gunanya jika tidak mengarah pada tujuan tertentu. Artinya seorang pengajar harus dapat menentukan strategi apa yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru harus dapat mengatur atau mengelola kegiatan belajar mengajar, sehingga terjadi interaksi pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Iskandarwassid dan Suhendar (2008: 9) menyatakan bahwa, strategi pembelajaran meliputi kegiatan atau pemakaian teknik yang dilakukan oleh pengajar mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai tahap evaluasi, serta program tindak

(28)

Pada dasarnya, bahasa dapat dikuasai manusia. Bahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetik) dan lingkungan hanya memiliki peran kecil dalam proses pematangan bahasa. Oleh karena itu, guru mempunyai peran penting untuk menggali potensi berbahasa yang telah dimiliki setiap individu dalam proses pembelajaran bahasa. Chomsky (Dardjowidjojo,S:2008:5) menyatakan manusia memiliki bekal kodrati (innate properties) waktu lahir dan bekal inilah yang kemudian membuatnya mampu untuk mengembangkan bahasa. Hal ini yang membedakan antara manusia dengan binatang. Sampai saat ini belum ada

penelitian yang membuktikan bahwa binatang dapat berbicara melalui proses pembelajaran yang dilakukan oleh para peneliti, karena binatang tidak memiliki apa yang dimiliki oleh manusia. Waktu dilahirkan manusia sudah dibekali dengan apa yang dinamakan faculties of the mind (kapling minda) yang salah satu

bagiannya khusus diciptakan untuk pemerolehan bahasa, Chomsky (Dardjowidjojo, S 2008:5). Kapling kodrati yang dibawa sejak lahir itu oleh

Chomsky dinamakan Language Acquisition Device (LAD). Sehingga Chomsky menentang keras teori pembiasaan yang dikembangkan oleh B.F Skiner. Menurut Chomsky otak manusia telah dilengkapi dengan struktur bahasa universal yang disebut Language Acquisition Device (LAD). Dalam pemerolehan bahasa, LAD ini menerima ucapan-ucapan dan data lain yang berkaitan melalui pancaindra sebagai masukan dan membentuk rumus-rumus linguistik yang kemudian dinuranikan sebagai keluaran (Chomsky dalam Abdul Chaer, 2009:108). Dengan demikian, maka tugas guru bukan sesuatu yang berat dalam mengajarkan berbahasa pada siswa karena mereka telah memiliki kemampuan berbahasa. Guru tinggal menentukan strategi apa yang tepat untuk merangsang kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu.

(29)

Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. Di mana anak-anak kelas V SD mempunyai ciri khas dalam hal perolehan pengetahuan dasar yaitu sebagai bekal persiapan untuk kehidupan masa dewasa. Iskandarwassid dan Suhendar (2008: 141) menyatakan bahwa masa usia sekolah dasar disebut juga masa intelektual, karena keterbukaan dan keinginan anak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman, dan menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal mata pelajaran-mata pelajaran khusus. Selain itu, Tierney dkk. (1995:1) mengemukakan bahwa, KWL dirancang untuk membantu siswa belajar dari teks

nonfiksi dalam hal konten dan merupakan prosedur tiga langkah yang dimaksudkan untuk membantu para guru menjadi lebih responsif dalam membantu siswa mengakses pengetahuan yang tepat ketika membaca teks ekspositori. Piaget (Wina Sanjaya, 2010: 52) menyatakan bahwa siswa SD kelas V (7 - 11 tahun) ada pada tahapan perkembangan kognitif, “Operasional konkret”. Pada masa ini, pikiran anak terbatas pada objek-objek yang dijumpai dari pengalaman-pengalaman langsung. Selain kemampuan-kemampuan yang telah dimiliki pada masa sebelumnya, anak memperoleh tambahan kemampuan yang disebut dengan system of operations (satuan langkah berpikir). Keterlibatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran mutlak diperlukan untuk membangkitkan metakognisi siswa. Siswa dengan metakognitif yang baik secara aktif dapat mengendalikan pembelajaran mereka dari teks (Tierney dkk., 1995:1)

B. Identifikasi Masalah penelitian

Berdasarkan paparan latar belakang masalah penelitian di atas, maka dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut.

1. Masih banyak siswa yang pandai membaca tetapi tidak memahami apa yang dibacanya, sehingga perlu meningkatkan keterampilan membaca.

(30)

3. Perlunya menggunakan strategi KWL dalam pembelajaran membaca.

4. Terdapat perbedaan kemampuan siswa yang belajar dengan strategi KWL dengan siswa yang belajar dengan metode pemberian tugas.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah profil pembelajaran membaca dan berbicara siswa kelas V SDN Korpri II Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung?

2. Bagaimanakah profil kemampuan membaca pemahaman dan berbicara siswa kelas V SDN Korpri II Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung?

3. Bagaimanakah proses pembalajaran membaca dengan KWL siswa kelas V SDN Korpri II Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung?

4. Apakah terdapat perbedaan kemampuan yang signifikan antara siswa yang belajar membaca dan berbicara dengan strategi KWL dengan siswa yang belajar membaca dan berbicara dengan metode pemberian tugas?

5. Apakah terdapat perbedaan kemampuan yang signifikan antara siswa yang

belajar berbicara dengan strategi KWL dengan siswa yang belajar berbicara dengan metode pemberian tugas?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. mengetahui profil pembelajaran membaca dan berbicara siswa kelas V SDN Korpri II Kec Baleendah Kabupaten Bandung;

2. mengetahui profil kemampuan membaca pemahaman dan berbicara siswa kelas V SDN Korpri II Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung;

(31)

4. mengujicobakan strategi KWL pada pembelajaran membaca siswa kelas V di SDN Korpri II Kec Baleendah Kabupaten Bandung;

5. mengujicobakan strategi KWL pada pembelajaran berbicara siswa kelas V di SDN Korpri II Kec Baleendah Kabupaten Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Pembelajaran membaca dengan strategi KWL pada dasarnya merupakan satu sistem pembelajaran yang memungkinkan terjadi keterlibatan aktif siswa baik secara individual maupun secara kelompok untuk menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip pembelajaran membaca. Strategi ini juga dapat memperkuat kemampuan siswa untuk mengembangkan pernyataan tentang berbagai topik. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menemukan strategi pembelajaran yang cocok untuk membaca pemahaman dan berbicara siswa kelas V Sekolah Dasar.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pembelajaran membaca dan berbicara siswa kelas V sekolah dasar, antara lain:

a) untuk meningkatkan kemampuan peneliti dan guru dalam merancang pembelajaran membaca dengan strategi KWL;

b) untuk menambah wawasan peneliti dan guru tentang penggunaan strategi KWL pada pembelajaran membaca dan berbicara;

(32)

F. Asumsi dan Hipotesis Penelitian

1. Asumsi

Penelitian ini didasarkan pada asumsi, bahwa strategi KWL membantu siswa membuat hubungan pengetahuan sebelumnya atau pemahaman awal dengan informasi baru yang akan mereka pelajari (Ogle, 1986 dalam Tierney dkk. 1955: 379). Selain itu, strategi KWL sangat berguna untuk membiasakan siswa menentukan tujuan membaca sebelum membaca dan mengaktifkan siswa sebelum, saat, dan sesudah membaca (Abidin, 2010 :

143).

2. Hipotesis

Berdasarkan asumsi yang dikemukakan di atas, maka rumusan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

a. H0: tidak terdapat perbedaan kemampuan membaca yang signifikan antara siswa yang belajar dengan strategi KWL dengan siswa yang belajar dengan menggunakan pemberian tugas.

b. H1: terdapat perbedaan kemampuan membaca yang signifikan antara siswa yang belajar dengan strategi KWL dengan siswa yang belajar dengan menggunakan pemberian tugas.

c. H0: tidak terdapat perbedaan kemampuan berbicara yang signifikan antara siswa yang belajar dengan strategi KWL dengan siswa yang belajar dengan menggunakan pemberian tugas.

d. H1: terdapat perbedaan kemampuan berbicara yang signifikan antara siswa yang belajar dengan strategi KWL dengan siswa yang belajar dengan menggunakan pemberian tugas.

G. Sistematika Penulisan

(33)

hasil penelitian, serta kesimpulan dan saran. Bab I Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi dan hipotesis penelitian, serta sistematika penulisan tesis. Bab II Strategi Pembelajaranmembaca dengan KWL, bab ini berisi kajian pustaka mengenai membaca, membaca pemahaman, berbicara, dan strategi KWL. Bab III Metode Penelitian, bab ini berisi populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, analisis uji coba instrumen, proses pengembangan

(34)
(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

[image:35.595.118.511.261.609.2]

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD yang berada di gugus VIII Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung yang terdiri dari 5 SD, yaitu SDN: Pasirparos, Korpri I, Korpri II, Korpri III, dan Mekarsari. Karena keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu tidak semua SD dijadikan sebagai populasi dalam penelitian. Teknik yang digunakan untuk menentukan populasi yaitu dengan cara teknik acak. Adapun teknik yang dipilih untuk menentukan populasi yaitu dengan cara tradisional melalui pengocokan. Dari hasil pengocokan, maka yang ke luar adalah dua nama yaitu: SDN Korpri I dan SDN Korpri II. Sehingga pada penelitian kali ini yang dijadikan populasi adalah SDN Korprpri I dan SDN Korpri II (Tabel 3. 1).

Tabel 3. 1. Populasi penelitian

No. Nama Sekolah Jumlah Siswa

1. SDN Korpri I 71

2. SDN Korpri II 89

Jumlah 160

Sumber: UPTD TK, SD, PNF Kec. Baleendah

2. Sampel

Pemilihan sampel dilandasi keterbatasan waktu dan biaya penelitian. Penentuan sampel ini didasarkan pada rumus yang dikembangkan oleh Surakhmad (1998, dalam Riduwan, 2004: 65) berikut ini.

S = 15% +

. (50% -15%)

Di mana:

(36)

n = Jumlah anggota populasi S = 15% +

. (50% -15%) = 15% +

. (35%) S = 15% + (0,93 x 35%)

S = 15% + 0,33 S = 0,48

Jadi, jumlah sampel sebesar 160 x 0,48 = 76,8 (77) responden atau siswa.

Berdasarkan perhitungan jumlah sampel adalah 77 siswa dari dua SD yang ada di gugus VIII, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Untuk keefektifan pelaksanaan, maka peneliti mengambil sampel dari dua sekolah yang mempunyai karakteristik yang hampir sama, yaitu kelas V-A SDN Korpri I dan kelas V-A. SDN Korpri II.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan, menurut Fraenkel & Wallen (1990 dalam Syamsudin dan Damaianti, 2009:163) sebagai berikut:

O1 M X1 O2 O3 M X2 O4

Keterangan:

O1= tes awal/prates pada kelompok eksperimen O2= tes akhir/pascates pada kelompok eksperimen O3= tes awal/prates pada kelompok kontrol

O4= tes akhir/pascates pada kelompok kontrol X1= proses pembelajaran dengan strategi KWL

X2= proses pembelajaran dengan metode pemberian tugas M = sampel (kelompok eksperimen dan kontrol)

C. Metode Penelitian

(37)

Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Eksperimen (eksperimen semu). Metode eksperimen semu dipandang relevan digunakan, karena memiliki ciri: a) terpusat pada pemecahan masalah yang aktual, dan b) data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis. Selain itu, penelitian eksperimen semu banyak digunakan dalam “bidang pendidikan atau bidang lain yang subjek penelitiannya adalah manusia yang tidak dapat dimanipulasi dan dikontrol secara intensif” (Syamsudin & Damaianti, 2009: 23).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu/kuasi (Fraenkel & Wallen, 1990 dalam Syamsudin dan Damaiyanti, 2009:162), diantaranya Rancangan dengan Pemasangan Subjek melalui Tes Awal – Tes Akhir dan Kelompok Kontrol ( The Randomized Posttes – Only Control Group Design).

D. Definisi Operasional

Secara operasional variabel perlu didefinisikan dengan tujuan untuk

menjelaskan makna variabel penelitian, yaitu:

1. Pembelajaran membaca dengan strategi KWL (What I Know-What I Want to Learn-What I Learned) yang dimaksud adalah proses pembelajaran membaca yang memberikan peran aktif terhadap siswa baik sebelum membaca, saat membaca, maupun sesudah membaca. Pembelajaran membaca dengan strategi ini berusaha untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami setiap topik yang dibacanya. Sehingga siswa akan memperoleh pengetahuan baru sebagai akibat dari membaca.

(38)

3. Keterampilan berbicara yang dimaksud lebih fokus pada kegiatan siswa untuk menceritakan kembali isi bacaan. Dalam kegiatan menceritakan kembali yaitu kegiatan refroduksi teks dari bentuk bahasa tulisan ke bahasa lisan setelah diawali oleh kegiatan membaca, sehingga siswa dapat menyampaikan kembali isi bacaan tersebut menggunakan bahasanya sendiri secara lisan. Aspek penting dalam menceritakan kembali isi bacaan, yaitu: a) pemahaman isi teks, b) kelancaran pengungkapan, c) ketepatan diksi, d) ketepatan struktur kalimat, dan e) kebermaknaan penuturan.

4. Strategi K-W-L, yaitu cara yang digunakan oleh guru dalam membaca dengan menggunakan tiga langkah pembelajaran. Diawali dengan kegiatan curah pendapat dan tanya jawab, untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan yang dimiliki siswa terhadap materi pembelajaran. Langkah selanjutnya yaitu, mengidentifikasi keingintahuan siswa sebagai bahan yang akan dijadikan sebagai tujuan pembelajaran. Dan diakhiri dengan kegiatan membaca, sehingga siswa memperoleh pengetahuan baru sebagai akibat dari membaca.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes

Tes kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan menceritakan kembali isi bacaan. Tes disusun berdasarkan indikator pembelajaran yang menunjukkan indikator-indikator kemampuan membaca pemahaman. Setelah itu,

soal dikoreksi oleh dosen pembimbing dan ditimbang oleh dosen akhli. Pada penelitian kali ini, soal ditimbang oleh dua orang dosen yang ahli dalam penyusunan instrumen. Selanjutnya soal tes tersebut diuji coba di kelas yang

(39)

disajikan rancangan pembelajaran dan kisi-kisi soal kemampuan membaca pemahaman dan berbicara.

Rancangan pembelajaran membaca dengan strategi KWL

Pembelajaran membaca dengan strategi KWL dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

1. Tahap - K; dilaksanakan pada kegiatan prabaca. Pada tahap ini guru mengawali pembelajaran dengan curah pendapat bersama siswa. Selanjutnya guru melakukan tanya jawab tentang wacana yang berjudul “ Proses Pembentukan Tanah karena Pelapukan”, untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa terhadap materi tersebut. Guru menuliskan semua pendapat siswa pada bagan di papan tulis.

2. Tahap – W; guru memberikan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan keingintahuannya dari materi bacaan. Siswa menyampaiakan dalam bentuk pertanyaan. Dan selanjutnya pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dijadikan sebagai bahan untuk tujuan pembelajaran dalam membaca. 3. Tahap – L; dilaksanakan pada kegiatan saat baca. Siswa membaca wacana

yang berjudul “Proses Pembentukan Tanah karena Pelapukan”. Pada saat ini , siswa akan berusaha untuk mencari jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang belum bisa dijawabnya. Dan mereka akan berusaha untuk menghubungkan apa yang dibacanya dengan pengetahuan yang telah diperolehnya. Dengan demikian, pengetahuan siswa akan bertambah sebagai hasil dari membaca. Selanjutnya guru membentuk siswa ke dalam kelompok untuk melakukan diskusi. Pada saat diskusi telah selesai, maka setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya secara lisan.

Guru memberikan penilaian dan meluruskan terhadap pendapat siswa yang dianggap kurang tepat.

[image:39.595.117.530.674.747.2]

Pada tahap akhir, yaitu pada kegiatan pasca baca, siswa mencatat pengetahuan baru sebagai hasil dari membaca. Dengan memahami isi bacaan, siswa diharapkan dapat membuat simpulan dan dapat menceritakan kembali isi bacaan secara lisan.

Tabel 3. 2. Kisi-kisi membaca pemahaman (kegiatan-1)

VARIABEL SUB

VARIABEL

INDIKATOR NO

SOAL J K Memahami teks dengan Menangkap arti kata dan ungkapan

a. Menjelaskan sebutan produsen untuk tumbuhan hijau.

(40)
[image:40.595.112.527.108.752.2]

Tabel 3. 3. Kisi-kisi membaca pemahaman (kegiatan-2)

VARIABEL SUB

VARIABEL

INDIKATOR NO

SOAL J K Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak. Menangkap arti kata dan ungkapan

1. Menyebutkan dua jenis perubahan pada benda. 2. Mengidentifikasi

benda-benda yang mengalami pembusukan.

3. Membedakan antara

perubahan fisika dan kimia. 4. Mengelompokkan

benda-benda di sekitar yang

berisiko terhadap

pembusukan. 1 6 9 10 C1 C1 C2 C5 Menangkap makna tersurat dan tersirat

5. Mengurutkan proses perubahan pada lilin.

6. Mengurutkan proses perkaratan pada logam. 7. Menjelaskan perubahan sifat

benda. 2 4 5 C3 C4 C2 membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak.

b. Menyebutkan nama lain untuk klorofil.

c. Menjelaskan bahan-bahan untuk fotosintesa. 2 4 C1 C2 Menangkap makna tersurat dan tersirat

d. Menjelaskan peran cahaya matahari pada fotosintesis. e. Menggambarkan proses

fotosintesis.

f. Menganalisis proses fotosintesis.

g. Memprediksi bila di bumi tidak ada cahaya matahari. h. Menghubungkan satu

peristiwa dengan proses fotosintesis.

i. Menjelaskan hasil fotosintesis 3 5 6 7 8 9 C2 C3 C4 C6 C5 C2 Membuat simpulan

j. Mengurutkan proses fotosintesis.

10 C3

(41)

bila tidak ada bakteri. 8 C6

Membuat simpulan

10. Menyimpulkan akibat proses pemanasan.

3 C2

[image:41.595.110.515.185.749.2]

Jumlah 10

Tabel 3. 4. Kisi-kisi membaca pemahaman (kegiatan-3)

Rancangan Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Bacaan

Untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa, dalam hal ini menceritakan kembali isi bacaan, maka guru membuat rancangan sebagai berikut:

1. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran.

2. Guru mengidentifikasi hal-hal yang disampaikan oleh siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran.

3. Siswa mengajukan pertanyaan berdasarkan keingintahuannya tentang materi pembelajaran.

4. Siswa melakukan diskusi untuk menyelesaikan masalah yang diberikan guru. 5. Siswa membaca wacana yang disediakan guru.

6. Siswa mencatat pengetahuan baru yang diperolehnya dari bacaan.

VARIABEL SUB

VARIABEL

INDIKATOR NO

SOAL J K Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak. Menangkap arti kata dan ungkapan

1. Menjelaskan tentang humus. 2. Menjelaskan kegunaan tanah. 3. Membedakan jenis pelapukan. 4. Menyebutkan tiga macam

penyebab pelapukan.

8 1 4 2 C2 C2 C2 C1 Menangkap makna tersurat dan tersirat

5. Menganalisis jenis tanah. 6. Mengelompokkan benda di

sekitar lingkungan penyebab pelapukan batuan.

7. Mengidentifikasi jenis tanah. 8. Memprediksi jika tanah

mengalami kerusakan. 9. Mengatasi kerusakan tanah.

3 6 10 5 7 C3 C5 C4 C6 C3 Membuat simpulan

10. Mengurutkan proses pelapukan.

9 C3

(42)

7. Siswa menceritakan kembali isi bacaan.

Tabel 3. 5. Kisi-kisi menceritakan kembali isi bacaan

Variabel Indikator Skor Nilai

1 2 3 4 5

Menceritakan kembali isi bacaan

Pemahaman isi teks Kelancaran pengungkapan Ketepatan diksi

Ketepatan struktur kalimat Kebermaknaan penuturan

[image:42.595.108.517.234.730.2]

Jumlah Skor

Tabel 3. 6. Rubrik penilaian kemampuan berbicara

Skor level

Aspek yang Dinilai Pemahaman isi teks Kelancaran

pengungkapan

Ketepatan diksi Ketepatan struktur kalimat

Kebermaknaan penuturan 5 Menceritakan

kembali bacaan sesuai dengan isi teks yang telah dibacanya 80-90%. Pengungkapan isi bacaan menggunakan kalimat sendiri dengan lancar. Isi pesan disampaikan kembali menggunakan pilihan kata dengan tepat.

Isi bacaan diungkapkan kembali dengan penggunaan struktur kalimat yang tepat.

Menceritakan kembali isi bacaan dengan penuturan yang sangat komunikatif.

4 Menceritakan kembali bacaan sesuai dengan isi teks yang telah dibacanya 79-75%.

Pengungkapan isi bacaan

menggunakan kalimat sendiri, namun agak ragu-ragu.

Isi pesan disampaikan kembali menggunakan pilihan kata yang kurang tepat. Isi bacaan diungkapkan kembali dengan penggunaan struktur kalimat kurang tepat. Menceritakan kembali isi bacaan dengan penuturan yang komunikatif.

3 Menceritakan kembali bacaan kurang sesuai dengan isi teks yang telah dibacanya 50-74%.

Pengungkapan isi bacaan

menggunakan kalimat sendiri, akan tetapi dengan terbata-bata.

Isi pesan disampaikan kembali menggunakan pilihan kata yang tidak tepat. Isi bacaan diungkapkan kembali dengan penggunaan struktur kalimat cukup. Menceritakan kembali isi bacaan dengan penuturan yang kurang komunikatif.

2 Menceritakan kembali bacaan tidak sesuai dengan isi teks yang telah dibacanya

Pengungkapan isi bacaan

menggunakan kalimat sendiri dengan tidak lazim.

Isi pesan disampaikan kembali menggunakan pilihan kata yang kacau. Isi bacaan diungkapkan kembali dengan penggunaan struktur kalimat cukup.tidak tepat. Menceritakan kembali isi bacaan dengan penuturan yang tidak komunikatif

1 Menceritakan kembali bacaan, namun menyimpang

Tidak lancar dalam mengungkapkan isi bacaan.

Tidak dapat menyampaikan pesan dari bacaan.

tidak dapat mengungkapkan kembali isi bacaan.

(43)

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran membaca dengan strategi KWL yang dilakukan oleh guru dan siswa.

F. Prosedur Penelitian

Secara garis besar, penelitian yang dilakukan ini dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tahap penarikan kesimpulan. Ketiga tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Tahap persiapan, meliputi:

a. Melakukan studi pendahuluan dengan cara analisis KTSP dan telaah pustaka untuk menyusun skenario pembelajaran membaca pemahaman.

b. Merancang skenario pembelajaran (Lampiran 1).

c. Menyusun alat pengumpul data berupa tes (Lampiran 2).

d. Melakukan uji coba alat pengumpul data setelah dilakukan judgment. e. Mengolah data hasil uji coba soal tes kemudian melakukan revisi dan

menentukan soal yang akan digunakan dalam pengambilan data (Lampiran 3).

2. Tahap Pelaksanaan, meliputi:

a. Memberikan prates (sebagai observasi awal) kepada seluruh subjek penelitian untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman dan menceritakan kembali isi bacaan awal siswa.

b. Melaksanakan pembelajaran membaca dengan strategi K-W-L

(44)

pembelajaran membaca dengan strategi K-W-L (What I Know-What I Want to Learn- What I Learned).

3. Tahap Penarikan Kesimpulan

Tahap ini mencakup analisis data hasil penelitian yang meliputi pengujian secara manual. Untuk memperkuat kesimpulan yang dibuat maka dilakukan penghitungan indeks gain dan untuk uji hipotesis menggunakan uji-t dari nilai prates dan pascates.

G. Analisis Uji Coba Instrumen

Dalam menganalisis butir soal yang diujicobakan digunakan rumus-rumus sebagai berikut.

1. Validitas Tes

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid atau sahih apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian validitas instrumen penelitian adalah dengan validitas butir soal. Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas butir soal adalah: Pearson Product Moment adalah:

Keterangan:

= Koefisien korelasi ∑Xi = Jumlah skor item

∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:

√ √

Keterangan:

(45)

n = Jumlah responden

Tabel 3. 7. Kategori Validitas Instrumen

Batasan Kategori

0,000 – 0,199 Sangat Rendah (tidak valid)

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Cukup

0,600 – 0,799 Tinggi

0,800 – 1,000 Sangat Tinggi Sumber: Riduan (2010: 110)

2. Reliabilitas Tes

Suatu tes dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi apabila tes tersebut menghasilkan skor secara ajeg, yaitu relatif tidak berubah walaupun diberikan pada situasi yang berbeda-beda. Untuk uji reliabilitas digunakan metode belah dua

(Split Half Method) dari Spearman Brown. Metode belah dua ini dilakukan dengan cara membagi instrumen menjadi dua belahan, bisa ganjil-genap dan bisa pula belahan pertama dan kedua dengan rumus :

=

Keterangan;

= Koefisien reliabilitas internal seluruh instrumen

[image:45.595.101.517.170.705.2]

= Korelasi Product Momentantara belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir)

Tabel 3. 8. Kategori Reliabilitas Instrumen

Batasan Kategori

0,000 – 0,199 Sangat Rendah (tidak reliabel)

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Cukup

0,600 – 0,799 Tinggi

(46)

3. Tingkat Kesukaran

Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika, suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. suatu soal hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah (Arifin, 2011:272). Untuk menghitung tingkat kesukaran soal, yaitu dengan menghitung proporsi menjawab benar (proportion corret) karena dianggap lebih mudah. Caranya adalah jumlah peserta didik yang menjawab benar pada soal yang dianalisis dibagi

dengan jumlah peserta didik. Persamaan yang digunakan untuk menentukan proportion corret (p) adalah:

Keterangan:

p = tingkat kesukaran

= jumlah peserta didik yang menjawab benar peserta didik

[image:46.595.110.518.234.619.2]

Kriteria acuan untuk tingkat kesukaran menurut Arifin, (2011:270) dapat dilihat padaTabel 3. 9.

Tabel 3. 9. Derajat Tingkat Kesukaran

Rentang Keterangan

p > 0,70 Mudah

0,30 < p < 0,70 Sedang p < 0,30 Sukar

H. Proses Pengembangan instrumen

1. Membaca Pemahaman

(47)

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui instrumen yang digunakan sudah tepat mengukur yang seharusnya diukur atau belum, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi validitas suatu tes, maka alat tes tersebut akan semakin tepat mengenai sasaran. Menurut Riduan (2010: 109) bahwa, “alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”. Jika alat ukur dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan memiliki validitas tinggi.

Nilai validitas pada dasarnya adalah nilai korelasi. Oleh karena itu, untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari

alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir, dengan rumus Pearson Product Moment adalah:

Keterangan:

= Koefisien korelasi ∑X = Jumlah skor item

∑Y = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:

√ √

Keterangan:

t = Nilai

r = Koefisien korelasi hasil n = Jumlah responden

(48)

dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) seperti tampak pada Tabel 3. 10.

Tabel 3. 10. Kategori Validitas Instrumen

Batasan Kategori

0,000 – 0,199 Sangat Rendah (tidak valid)

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Cukup

0,600 – 0,799 Tinggi

0,800 – 1,000 Sangat Tinggi

Sumber: Riduan (2010: 110)

[image:48.595.108.518.178.598.2]

Berdasarkan hasil uji coba diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3. 11. Hasil uji validitas item variabel membaca pemahaman

No. Item Tingkat Validitas Keterangan

1 0,337 Valid

2 0,442 Valid

3 0,880 Valid

4 0,570 Valid

5 0,846 Valid

6 0,795 Valid

7 0,473 Valid

8 0,490 Valid

9 0,492 Valid

10 0,360 Valid

Sumber : Lampiran uji validitas

Dari data Tabel 3. 11 di atas, variabel membaca pemahaman berada di atas 0,200 maka semua item valid. Untuk itu item pernyataan yang digunakan layak untuk diolah sebagai data penelitian.

(49)

memberikan hasil ukur terpercaya (reliable). Untuk uji reliabilitas digunakan metode belah dua (Split Half Method) dari Spearman Brown. Metode belah dua ini dilakukan dengan cara membagi instrumen menjadi dua belahan, bisa ganjil-genap dan bisa pula belahan pertama dan kedua dengan rumus :

=

Keterangan;

= Koefisien reliabilitas internal seluruh instrumen

= Korelasi Product Momentantara belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir)

[image:49.595.107.517.210.742.2]

Sedangkan uji reliabilitas dengan kriteria penerimaan jika instrumen itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) seperti tampak pada Tabel 3. 12 di bawah ini:

Tabel 3. 12. Kategori Reliabilitas Instrumen

Batasan Kategori

0,000 – 0,199 Sangat Rendah (tidak reliabel)

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Cukup

0,600 – 0,799 Tinggi

0,800 – 1,000 Sangat Tinggi

Sumber: Riduan (2010: 110)

Berdasarkan hasil uji coba dengan Teknik Belah Dua (split half) yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown. Setelah dihitung didapat koefisien korelasi 0,46. Sugiono (2011:184) koefisien korelasi ini selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown:

=

=

=

(50)

Jadi reliabilitas instrumen membaca pemahaman = 0,630. Suatu instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitas minimal 0.6 (Sugiyono, 2011:184). Dengan demikian 0,63 > 0,60, maka instrumen memiliki koefisien korelasi yang memenuhi syarat.

Berdasarkan uji coba instrumen sudah valid dan reliabel seluruh butirnya, maka instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam pengumpulan data.

c. Tingkat kesukaran

[image:50.595.108.518.237.590.2]

Berdasarkan hasil uji coba diperoleh data sebagai berikut: Tabel 3. 13. Hasil uji tingkat kesukaran

Butir soal Tingkat kesukaran Kriteria

1 0,82 Mudah (MD)

2 0,94 Mudah (MD)

3 0,34 Sedang (SD)

4 0,66 Sedang (SD)

5 0,29 Sukar (SK)

6 0,27 Sukar (SK)

7 0,54 Sedang (SD)

8 0,51 Sedang (SD)

9 0,74 Mudah (MD)

10 0,83 Mudah (MD)

Sumber: Lampiran uji tingkat kesukaran.

Untuk memperoleh prestasi belajar yang baik, sebaiknya proporsi antara tingkat kesukaran soal tersebar secara normal. Perhitungan proporsi menurut Arifin (2011:270) dapat diukur sebagai berikut:

1) Soal sukar 25%, soal sedang 50%, soal mudah 25%, atau

2) Soal sukar 20%, soal sedang 60%, soal mudah 20%, atau

3) Soal sukar 15%, soal sedang 70%, soal mudah 15%.

(51)

2. Menceritakan Kembali Isi Bacaan

a. Uji validitas

[image:51.595.113.524.199.578.2]

Untuk uji coba kemampuan menceritakan kembali isi bacaan, menggunakan cara yang sama dengan uji coba instrumen membaca pemahaman. Pada kegiatan menceritakan kembali isi bacaan ada 5 aspek yang dinilai. Maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3. 14. Aspek penilaian menceritakan kembali isi bacaan

No Aspek Penilaian Tingkat Validitas Keterangan

1 Pemahaman isi teks 0,03 Valid

2 Kelancaran pengungkapan 0,00 Tidak Valid

3 Ketepatan diksi 0,02 Tidak Valid

4 Ketepatan struktur kalimat 0,03 Valid

5 Kebermaknaan penuturan 0,05 Valid

Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka ada dua aspek yang tidak valid yaitu aspek kelancaran pengungkapan dan ketepatan diksi. Untuk selanjutnya, dalam pelaksanaan pembelajaran perlu penekanan terhadap kedua aspek tersebut.

b. Uji reliabilitas

Berdasarkan hasil uji coba dengan Teknik Belah Dua (split half) yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown. Setelah dihitung didapat koefisien korelasi 0,79. Sugiono (2011:184) koefisien korelasi ini selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown:

=

(52)

=

= 0,88

Jadi reliabilitas instrumen membaca pemahaman = 0,88. Suatu instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitas minimal 0.6 (Sugiyono, 2011:184). Dengan demikian 0,88 > 0,60, maka instrumen memiliki koefisien korelasi yang memenuhi syarat.

Berdasarkan uji coba instrumen ada dua aspek yang belum valid, akan tetapi seluruh aspek sudah reliabel. Untuk selanjutnya instrumen perlu direvisi sebelum digunakan untuk pengukuran dalam pengumpulan data.

c. Tingkat Kesukaran

[image:52.595.114.508.191.589.2]

Berdasarkan hasil uji coba diperoleh data sebagai berikut: Tabel 3. 15. Hasil uji tingkat kesukaran

No Aspek Penilaian Tingkat kesukaran Kriteria

1 Pemahaman Isi Teks 0,74 Mudah (MD)

2 Kelancaran Pengungkapan

0,73 Mudah (MD)

3 Ketepatan Diksi 0,64 Sedang (SD)

4 Ketepatan Struktur Kalimat

0,65 Sedang (SD)

5 Kebermaknaan Penuturan

0,70 Sedang (SD)

Untuk memperoleh prestasi belajar yang baik, sebaiknya proporsi antara tingkat kesukaran soal tersebar secara normal. Perhitungan proporsi menurut Arifin (2011:270) dapat diukur sebagai berikut:

1) Soal sukar 25%, soal sedang 50%, soal mudah 25%, atau

2) Soal sukar 20%, soal sedang 60%, soal mudah 20%, atau

(53)

Berdasarkan kriteria di atas, maka penyebaran tingkat kesukaran soal tidak sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Untuk selanjutnya dalam pelaksanaan pembelajaran perlu kecermatan dan pemahaman terhadap setiap aspek penilaian, agar pemberian nilai tidak menyalahi ketentuan.

I. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Dilakukan prates kepada seluruh subjek penelitian untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman dan berbicara awal siswa sebelum diterapkan pembelajaran membaca dengan strategi K-W-L (Know-Want to

Learn-Learned).

b. Selanjutnya dilakukan pascates kepada seluruh subjek penelitian untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman dan berbicara akhir siswa setelah diterapkan pembelajaran membaca dengan strategi K-W-L (Know-Want to Learn-Learned).

c. Dilakukan observasi selama pembelajaran membaca dengan strategi K-W-L (Know-Want to Learn-Learned) untuk mengetahui sejauhmana strategi bisa difahami oleh guru dan siswa.

2. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

a. Data hasil prates dianalisis secara kuantitatif yaitu dengan menghitung jumlah skor yang diperoleh.

b. Data hasil pascates dianalisis secara kuantitatif yaitu dengan menghitung jumlah skor yang diperoleh.

(54)

rata-rata hitung dan simpangan baku hasil pengujian kelompok (kelas) yang bersangkutan. Adapun batas untuk ketiga kelompok itu adalah sebagai berikut.

1) Kelompok atas : mean + 1s ke atas

2) Kelompok sedang : di atas mean – 1s sampai dengan di bawah mean + 1s ke bawah

3) Kelompok bawah : mean – 1s ke bawah (Nurgiantoro, 2010: 265) d. Untuk melihat kategori kemampuan membaca pemahaman dan berbicara

subjek penelitian, maka nilai kelompok subjek penelitian dikelompokkan

menjadi kategori sangat baik, baik, cukup, kurang dan jelek dengan menggunakan aturan Erman dan Yaya (dalam Mulyadiana, 2000: 48, yaitu kategori:

90% < A< 100% Kategori Sangat Baik 75% < B< 90% Kategori Baik

55% < C< 75% Kategori Cukup 40% < D< 55% Kategori Kurang 0% < E < 40% Kategori Jelek

Rumus yang digunakan untuk kategori di atas adalah:

Kemampuan =

maksimum skor

diperoleh yang

skor

x 100%

e. Perubahan atau penambahan kemampuan membaca pemahaman dan berbicara

siswa setelah perlakuan yaitu pembelajaran membaca dengan strategi K-W-L diperoleh dengan menghitung indeks gain yang telah dinormalisasi menurut Hake (dalam Meltzer, 2002) yaitu sebagai berikut:

Indeks gain yang diperoleh diklasifikasikan ke dalam kategori kurang, cukup, dan baik untuk mengetahui kategori peningkatan kemampuan membaca pemahaman yang diperoleh siswa. Klasifikasinya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 16. Klasifikasi Indeks Gain

(55)

0.34 – 0.67 Cukup 0.68 – 1.00 Baik

f. Selanjutnya untuk menguji hipotesis digunakan uji t berpasangan (Fowler dan Cohen, 1990) bila sampel berkorelasi/berpasangan, misalnya membandingkan

Gambar

Tabel 4. 36. Nilai rata-rata kemampuan menceritakan kembali isi bacaan
Tabel 3. 1. Populasi penelitian
Tabel 3. 2.  Kisi-kisi membaca pemahaman (kegiatan-1)
Tabel 3. 3. Kisi-kisi membaca pemahaman (kegiatan-2)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nilai-nilai karakter bangsa itu berkaitan erat dengan hajat hidup dan kehidupan manusia Indonesia yang tidak hanya mengejar kepentingan diri sendiri, tetapi juga berkaitan

Evaluasi kinerja Teknologi Informasi (TI) merupakan cara untuk mengukur sejauh mana TI dapat menjawab kebutuhan dalam proses bisnis di organisasi. Coca Cola dalam

Berpengaruhnya kompensasi bonus bila dikaitkan dengan teori akuntansi positif perusahaan yang memiliki kompensasi bonus akan cenderung melakukan tindakan yang

kitosan 100 mesh , kemudian ditampung pada silo F-320 sebagai produk

Istilah gerakan anatomi dalam ilmu kesehatan terdiri dari adduksi dan abduksi, elevasi dan depresi, pronasi dan supinasi, endorotasi dan eksorotasi, fleksi dan ekstensi serta

PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Universitas Pendidikan Indonesia |

Apabila Ibu/Saudari bersedia ikut dalam penelitian ini, maka kami akan memohon kesediaannya untuk dapat menandatangani surat persetujuan menjadi peserta penelitian:...

Oleh karena itu penulis mencoba menuangkan informasi mengenai anjing trah kecil ini melalui Visualisasi Macromedia Flash MX dengan harapan agar informasi ini bermanfaat dan