• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN KULTUR SUNDA DI SMK NEGERI 6

BANDUNG TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN

(Penelitian Terhadap Siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Bandung Tahun Ajaran 2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik Bangunan

Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI

Oleh

DAVID SAKTI WIBOWO 1005354

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Teknik Bangunan

Oleh

David Sakti Wibowo

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan kejuruan

© David Sakti W. 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN KULTUR SUNDA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 6 BANDUNG TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER

SISWA BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN DAVID SAKTI WIBOWO

NIM : 1005354

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing 1

Dr. H. E. Kosasih Danasasmita M.Pd. NIP: 195330626 198101 1 001

Pembimbing 2

Drs. Ahmad Anwar Yusa NIP: 19530531 19860 1 001

Mengetahui:

Ketua Departemen Pendidikan Teknik Sipil

(4)

David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Penjelasan Judul ... 6

G. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Pengaruh ... 9

B. Pengertian dan Konsep Karakter ... 9

1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ... 9

2. Pengertian Karakter ... 13

3. Konsep Karakter ... 14

C. Kultur Kesundaan ... 20

1. Kearifan Budaya Lokal ... 20

(5)

David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Falsafah Pendidikan Masyarakat Sunda ... 29

4. Peraturan daerah Kota Bandung No. 9 Tahun 2012 ... 30

D. Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Metodologi Penelitian ... 33

B. Variabel Penelitian ... 33

C. Paradigma Penelitian ... 34

D. Data dan Sumber Data ... 35

1. Data ... 35

2. Sumber Data ... 35

E. Populasi dan Sampel ... 35

1. Populasi Penelitian ... 35

2. Sampel Penelitian ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 36

1. Teknik Pengumpulan Data ... 36

2. Instrumen Penelitian / Alat Ukur Kuisioner ... 36

3. Kisi-Kisi Instrumen ... 37

4. Uji Coba Angket Penelitian... 37

a. Uji Validitas Instrumen ... 47

b. Uji Realibilitas Angket ... 48

c. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ... 49

5. Teknik Analisis Data ... 50

a. Konversi T-Skor ... 51

b. Uji Kecenderungan ... 52

c. Deskripsi Variabel ... 53

d. Uji Normalitas ... 53

(6)

David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

h. Uji Koefisien Determinasi ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

A. Deskripsi Data ... 62

1. Deskripsi Variabel X ... 62

2. Deskripsi Variabel Y ... 63

B. Deskripsi Variabel Per Indikator ... 64

1. Deskripsi Variabel X ... 64

2. Deskripsi Variabel Y ... 66

C. Analisis Data Penelitian ... 68

1. Uji Normalitas ... 68

2. Uji Korelasi Product Moment ... 70

3. Analisa Regresi Sederhana ... 71

4. Uji Hipotesis ... 73

5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74

6. Pengaruh Variabel X Terhadap Variabel Y ... 77

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 80

A. Simpulan ... 80

B. Saran ... 80

(7)

David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Bandung terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

David Sakti Wibowo (1005354)

Penerapan kultur sunda sebagai faktor eksternal yang mampu mempengaruhi karakter siswa. Dalam kehidupan disekolah maupun diluar sekolah faktor kebudayaan atau kultur sudah sangat melekat bahkan telah menjadi kebiasaan sebagai pedoman hidup individu, kebudayaan yang positif akan menimbulkan pengaruh yang positif juga, diantaranya dapat membentuk karakter siswa yang nantinya akan selalu melekat sebagai ciri khas setiap individu yang berbeda-beda. Diantaranya adalah karakter yang harus dimiliki lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Penelitian ini bertujuan untuk 1) memperoleh gambaran mengenai pengaruh penerapan kultur Sunda di program keahlian Teknik Konstruksi Kayu SMK 6 Bandung; 2) Memperoleh gambaran Karakter siswa, program keahlian Teknik Konstruksi Kayu SMK 6 Bandung; 3) Mengetahui seberapa besar pengaruh Penerapan Kultur Sunda terhadap pembentukan Karakter siswa program keahlian Teknik Konstruksi Kayu SMK 6 Bandung. Penelitian ini merupakan penelitan Deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Instrumen pengumpulan data dengan menggunakan angket. Sampel penelitian dalam penelitian ini berjumlah 20 siswa dari jumlah populasi 53 siswa kelas XI program keahlian Teknik Konstruksi Kayu SMK 6 Bandung. Dari hasil analisis data diperoleh hubungan yang terjadi antara kedua variabel tersebut positif dan signifikan. Gambaran Penerapan Kultur Sunda dalam kriteria baik. Sedangkan gambaran umum dari Pembentukan Karakter siswa program keahlian Teknik Konstruksi Kayu, SMK 6 Bandung adalah tinggi. Berdasarkan pada kriteria penafsiran koefisien korelasi, hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk dalam kategori rendah.

(8)

David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Against Formation of Character Building Engineering Expertise David Sakti Wibowo (1005354)

The application of Sundanese culture as external factors that can affect the character of the students. In the life of the school and outside the school culture or cultural factors are already very attached even has become a habit as a way of life of individuals, a positive culture will lead to a positive effect as well, which can form the character of students who will always be attached as a characteristic of each individual is different-different. Among them are characters that must be possessed graduate Vocational High School (VHS) is a Competency Standards (SKL). This study aims to 1) get a picture of the effect of the application of Sundanese culture in Wood Construction Engineering program expertise VHS 6 Bandung; 2) Obtain Character illustration student, program expertise Wood Construction Engineering VHS 6 Bandung; 3) Knowing how much influence the application of Sundanese culture on the formation of student character skills program Wood Construction Engineering VHS 6 Bandung. This study is a descriptive research using a quantitative approach. Data collection instruments by using a questionnaire. The study sample in this study amounted to 20 students from the population of 53 students of class XI Wood Construction Engineering program expertise VHS 6 Bandung. From the analysis of the data obtained by the relationship between the two variables is positive and significant. Application overview Sundanese culture in both criteria. While the general picture of students' character formation program expertise Wood Construction Engineering, VHS 6 Bandung is high. Based on the criteria for the interpretation of the correlation coefficient, the relationship between the two variables included in the low category.

(9)

1 David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman kebudayaan,

dalam hal ini budaya menjadi bagian penting dalam membangun dan membentuk

karakater bangsa. Dari sudut pandang tersebut bangsa Indonesia sesungguhnya

memiliki potensi sumber daya atau keunggulan kompetitif karena memiliki

keanekaragaman budaya. Dalam hal ini kebudayaan juga bisa mempengaruhi

tingat karakter masyarakatnya.

Dalam hal ini tentunya kebudayaan dan karakter bangsa dapat ditanamkan

sejak masyarakat dalam menempuh jenjang pendidikan, karena pada saat itu

pengaruh kebudayaan yang menyongsong karakter yang baik sangat besar.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Undang - Undang nomor 20 tahun 2003)

Jika dipahami lebih jauh, dalam Undang-Undang (UU) ini sudah

mencakup pendidikan karekter. Misalnya pada bagian kalimat terakhir dari

defenisi pendidikan dalam UU tentang Sistem Pendidikan Nasional ini, yaitu

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam hal ini tentunya ada keterkaitan antara kebudayaan lokal dengan

dunia pendidikan, karena dalam pendidikan tentunya sangat lekat hubungan

anatara bahasa dan tingkah laku peserta didik pada saat belajar baik pelajaran

didalam kelas maupun diluar kelas.

Salah satu dari bagian provinsi yang berada di Negara Indonesia, Jawa

Barat juga memiliki budaya yang lebih dikenal dengan budaya Sunda, budaya

Sunda adalah budaya yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat Sunda. Budaya

(10)

David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

umumnya karakter masyarakat Sunda adalah periang, ramah-tamah (soméah),

murah senyum, lemah-lembut, dan sangat menghormati orang tua. Itulah cermin

budaya masyarakat Sunda.

Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan tertua di Nusantara.

Kebudayaan Sunda yang ideal kemudian sering kali dikaitkan sebagai kebudayaan

masa Kerajaan Sunda. Ada beberapa ajaran dalam budaya Sunda tentang jalan

menuju keutamaan hidup. Etos dan watak Sunda itu adalah cageur, bageur, singer

dan pinter, yang dapat diartikan "sembuh" (waras), baik, sehat (kuat), dan cerdas.

Kebudayaan Sunda juga merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber

kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu di

lestarikan. Sistem kepercayaan spiritual tradisional Sunda adalah Sunda Wiwitan

yang mengajarkan keselarasan hidup dengan alam. Kini, hampir sebagian besar

masyarakat Sunda beragama Islam, namun ada beberapa yang tidak beragama

Islam, walaupun berbeda namun pada dasarnya seluruh kehidupan di tujukan

untuk kebaikan di alam semesta.

Kebudayaan Sunda memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dari

kebudayaan–kebudayaan lain. Secara umum masyarakat Jawa Barat atau Tatar

Sunda, dikenal sebagai masyarakat yang lembut, religius, dan sangat spiritual.

Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam pameo silih asih, silih asah dan

silih asuh; saling mengasihi (mengutamakan sifat welas asih), saling

menyempurnakan atau memperbaiki diri (melalui pendidikan dan berbagi ilmu),

dan saling melindungi (saling menjaga keselamatan). Selain itu Sunda juga

memiliki sejumlah nilai-nilai lain seperti kesopanan, rendah hati terhadap sesama,

hormat kepada yang lebih tua, dan menyayangi kepada yang lebih kecil. Pada

kebudayaan Sunda keseimbangan magis di pertahankan dengan cara melakukan

upacara-upacara adat sedangkan keseimbangan sosial masyarakat Sunda

melakukan gotong-royong untuk mempertahankannya.

Untuk membangun karakter budaya masyarakat yang hampir tergerus oleh

budaya luar, maka untuk melestarikan budaya Sunda sebagai kebudayaan asli

daerah Bandung, maka Pemerintah Kota Bandung mengesahkan Peraturan Daerah

(11)

3

David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aksara Sunda. Salah satu isi Perda ini adalah kewajiban seluruh warga Kota

Bandung (baik pejabat maupun masyarakat) untuk berbahasa Sunda setiap hari

Rabu. Beberapa orang dengan kreatif menyebut program ini “Rebo Nyunda”. Selain itu dalam perda ini salah satu tujuannya adalah melindungi,

mengembangkan, memberdayakan dan memanfaatkan Bahasa, Sastra dan Aksara

Sunda yang merupakan unsur utama kebudayaan daerah dalam rangka

mewujudkan bangsa yang berbudaya dan berkarakter.

Dalam hal ini kebudayaan dan karakter bangsa dapat ditanamkan sejak

manusia dilahirkan, akan tetapi pada saat menempuh jenjang pendidikan,

pengaruh kebudayaan yang menyongsong karakter yang baik sangat besar.

Pendidikan pada umumnya dapat dibedakan menjadi 3 yaitu pendidikan formal,

in-formal, dan non-formal.

Sebagai salah satu instansi yang berada di daerah Jawa Barat tepatnya

berada pada Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung) Kota Bandung dan bergerak di

bidang pendidikan formal. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Bandung (SMK

N 6 Bandung). SMK N 6 Bandung merupakan lembaga pendidikan kejuruan yang

memiliki beberapa kompetensi keahlian salah satunya keahlian Teknik Bangunan.

Dalam pembelajaran teknik bangunan sendiri terbagi dari berbagai bentuk

diantaranya pembelajaran teori di dalam kelas dan pembelajaran praktik di

bengkel atau workshop. Bergerak dalam dunia pendidikan dan berada di Jawa

Barat SMK N 6 Bandung, tentunya erat hubungannya dengan kebudayaan Sunda

yang asli sebagai kebudayaan asli Jawa Barat. Yang di klaim sebagai salah satu

kebudayaan tertua di Nusantara. Dalam hal ini tentunya SMK N 6 Bandung

harusnya bisa memadukan antara dunia pendidikan sebagai tujuan utama dan

kultur/kebudayaan sebagai alat pendukung dalam membentuk karakter siswa yang

baik. Karena tidak bisa dipungkiri lagi bahwa jenjang pendidikan adalah jenjang

yang sangat berpengaruh untuk menemukan karakter-karakter yang tertanam pada

siswa.

Tolak ukur tingkat keberhasilan sekolah dalam membentuk karakter

kepahlawanan siswa bisa menggunakan indikator yang bersumber dari Badan

(12)

David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Budaya dan Karakter Bangsa, Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta:

Balitbang Puskur, 2010. Membedakan Nilai karakter kepahlawanan menjadi 9

yaitu :

1. Jujur

2. Disiplin

3. Kerja Keras

4. Kreatif

5. Mandiri

6. Semangat Kebangsaan

7. Cinta Tanah Air

8. Bersahabat dan Cinta Damai

9. Peduli Lingkungan (sosial dan Alam/Fisik)

Sedangkan untuk karakter utama dari seorang individu yakni jujur,

bertanggung jawab, cerdas, bersih, sehat, peduli, dan kreatif. Sebenarnya semua

karakter diatas telah tertanam pada nilai - nilai budaya Sunda, karena hal tersebut

maka siswa SMK N 6 Bandung yang Mayoritas merupakan warga Sunda

harusnya bisa mengamalkan semua nilai-nilai diatas.

Berawal dari pengamatan saat melaksanakan Program Pelatihan Lapangan,

Program Keahlian Teknik Bangunan program keahlian Teknik Kontruksi Kayu

(TKK) di SMK Negeri 6 Bandung yang masih banyak ditemukan siswa yang nilai

karakter kurang sesuai dengan indikator yang ada, hal ini dikarenakan

beranekaragamnya sifat atau karakter yang didapat sebelumnya.

Jika hal tersebut dibiarkan, akan merugikan siswa setelah lulus dari

sekolah dikarenakan nilai-nilai diatas memberikan nilai positif sebagai daya tarik

yang dimiliki siswa sebagai modal dalam menempuh dunia pendidikan yang lebih

tinggi, dunia kerja, bahkan nilai-nilai tersebut juga penting dalam kehidupan

bermasyarakat diluar sekolah.

Berdasarkan pembahasan diatas, peneliti tertarik untuk mengambil judul

(13)

5

David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah Penelitian

Sejalan dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas

maka pada penelitian ini akan diidentifikasi beberapa masalah antara lain.

1. Ada Siswa di SMK kesadaran pentingnya kultur Sunda masih kurang.

2. Ada Siswa kurang peduli dengan kultur Sunda yang bisa membentuk karakter

3. Karakter kepahlawanan siswa SMK N 6 Bandung kurang merata tertanam di

semua siswa.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan

Mengingat akan keterbatasan penulis dalam hal kemampuan tenaga, biaya

pengetahuan maupun waktu untuk menghindari terlalu luasnya ruang lingkup

pembahasan yang di teliti maka penulis melakukan pembatasan masalah sebagai

berikut.

a. Pembentukan karakter yang dibatasi oleh filsafat dan falsafah Sunda.

b. Siswa Kelas XI Bidang Keahlian Teknik Bangunan Program Keahlian TKK.

c. Karakter yang dicapai siswa kelas XI Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Program Keahlian TKK.

d. Signifikansi kultur Sunda terhadap karakter siswa kelas XI Bidang Keahlian

Teknik Bangunan Program Keahlian TKK.

2. Perumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana kultur Sunda yang diterapkan siswa Bidang Keahlian Teknik

Bangunan SMK N 6 Bandung?

b. Bagaimana karakter siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan SMK N 6

Bandung?

c. Bagaimana pengaruh penerapan kultur Sunda terhadap pembentukan karakter

(14)

David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk

menyimpulkan permasalahan sebagai berikut.

1. Mengetahui gambaran tentang kultur Sunda yang dapat dimanfaatkan untuk

membentuk karakter siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan SMK Negeri

6 Bandung.

2. Mengetahui karakter siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan SMK Negeri

6 Bandung.

3. Mengetahui Penerapan Penerapan Kultur Sunda dalam membentuk karakter

siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan SMK Negeri 6 Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam rangka

meningkatkan kualitas dan karakter, yakni

1. Manfaat bagi siswa

Untuk menerapkan Kultur Sunda sebagai salah satu pembentuk karakter

yang baik.

2. Manfaat bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu cara pembentukan karakter

siswa melalui kultur Sunda.

3. Bagi Penulis

a. Untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan dibidang penelitian

dan ilmu pengetahuan.

b. Sebagai bahan referensi dan acuan pembanding yang dapat digunakan untuk

melakukan penelitian selanjutnya.

F. Penjelasan Judul

Untuk memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca dan untuk

menghindari kesalah pahaman tentang masalah yang dibahas, maka perlu adanya

(15)

7

David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengertian dari judul “Pengaruh Penerapan Kultur Sunda di SMK Negeri 6

Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik

Bangunan” adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya yang

ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,

kepercayaan atau perbuataan seseorang. Dari pengertian di atas

telah dikemukakan sebelumnya bahwa pengaruh adalah merupakan sesuatu

daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain.

2. Kultur Sunda atau Budaya Sunda adalah budaya yang tumbuh dan hidup

dalam masyarakat Sunda. Budaya Sunda dikenal dengan budaya yang sangat

menjunjung tinggi sopan santun. Pada umumnya karakter masyarakat Sunda

adalah periang, ramah-tamah (soméah), murah senyum, lemah-lembut, dan

sangat menghormati orang tua. Itulah cermin budaya masyarakat Sunda.

(Wikipedia).

Dalam penelitian ini yang dimaksud Kultur Sunda adalah kebudayaan Sunda

yang bisa di eksplore terhadap siswa untuk membentuk karakter siswa

tersebut.

3. Karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa,

kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen,

watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”.

Dalam penelitian ini yang dimaksud Karakter adalah mengetahui Kepribadian

baik siswa yang akan timbul setelah penerapan kultur Sunda.

Dari berbagai penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian

ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh penerapan kultur Sunda dalam

membentuk karakter siswa.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan berisikan inti sari dari :

Bab I : Pendahuluan

Berisi uraian singkat tentang latar belakang permasalahan, perumusan

(16)

David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bab II : Kajian Pustaka

Berisi teori-teori yang digunakan sebagai landasan dalam menjelaskan

permasalahan penelitian.

Bab III : Metodologi Penelitian

Berisi mengenai pendekatan yan digunakan, responden peneliti, metode

pengumpulan data, alat pengumpulan data, dan prosedur penelitian.

Bab IV : Analisis Data dan Pembahasan

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisis data dan pembahasan

yaitu gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian, analisis

tambahan hasil dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang kesimpulan hasil peneliti dan saran

(17)

33 David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian.

Berdasarkan permasalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan

sebelumnya, maka metode penelitian yang akan digunakan adalah metode

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian deskriptif adalah

penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab

persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang

fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi dan atau perbandingan

berbagai variabel. Tujuan penelitian deskriptif, yakni untuk menjelaskan secara

sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi

tertentu.

Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang dilakukan dituntut dengan

menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data

tersebut, serta penampilan dari hasilnya.

B. Variabel Penelitian

“Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”, Arikunto dalam M. Abdul Rasyid R. (2013:52). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel yang mempengaruhi disebut

variabel penyebab atau variabel bebas (X), dan variabel akibat yang disebut

dengan variabel tidak bebas atau variabel tergantung (Y).

Variabel atau yang menjadi objek dalam penelitian ini terdiri dari dua buah

variable yang mengindikasikan adanya hubungan atau korelasi antara dua buah

variable tersebut, yaitu :

1. Variabel X : Penerapan Kultur Sunda di SMK N 6 Bandung

2. Variabel Y : Pembentukan Karakter siswa.

Dari variabel di atas maka akan terjadi suatu hubungan ataupun pengaruh

dari Penerapan Kultur Sunda terhadap Pembentukan karakter siswa Bidang

(18)

David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Alur Hubungan antar Variabel Penelitian

C. Paradigma Penelitian

Paradigma adalah bagaimana cara berfikir seseorang terhadap sesuatu.

Dengan paradigma tersebut peneliti dapat menjelaskan hal yang penting dan

memberitahukan apa dan bagaimana yang harus dikerjakan peneliti dalam

memecahkan masalah. Dengan demikian berarti paradigma penelitian berfungsi

memperjelas gambaran variable dan menunjukkan kepada kita terhadap ruang

lingkup penelitian yang memperlihatkan hubungan antar komponen, fungsi dan

aktivitas yang jelas. Maka dibuat paradigma penelitian sebagai berikut :

Gambar 3.2 Paradigma Penelitian

Keterangan :

= Proses penelitian

= Alur penelitian

= Lingkup penelitian Penerapan Kultur Sunda di

SMK N 6 Bandung. (X) Studi Tentang Pengaruh kultur Sunda terhadap

pembentukan Karakter Siswa Kelas XI TKK Di SMKN 6 Bandung

Aspek yang diungkap :

Kultur Sunda c. Karakter Kerja Keras d. Karakter Kreatif e. Karakter Saling

menghargai

(19)

35

David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Data dan Sumber Data

1. Data

Data adalah hasil pencatatan penelitian yang baik berupa angka, berupa

materi atau kumpulan fakta yang dipakai untuk keperluan suatu penelitian dan

dijadikan bahan untuk informasi. Sedangkan informasi adalah pengolahan data

yang dipakai untuk suatu keperluan. Data yang akan didapatkan dalam penelitian

ini berupa data kuantitatif, hasil dari jawaban pertanyaan (instrument penelitian)

peneliti terhadap responden, yaitu orang yang menjawab atau merespon

pertanyaan-pertanyaan peneliti secara tertulis. Dimana responden tersebut

dianggap sebagai sumber data dan juga sebagai subjek penelitian.

2. Sumber Data

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data. Maka sumber

data dalam penelitian ini adalah orang yang akan menjawab pertanyaan pada

kuesioner (angket), yaitu siswa kelas XI program keahlian TKK SMKN 6

Bandung.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:80).

Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

program keahlian Teknik Konstruksi Kayu kelas XI SMKN 6 Bandung tahun

ajaran 2013/2014 yang berjumlah 53 orang.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Kelas Jumlah Siswa

XI TKK 1 31

XI TKK 2 22

(20)

David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Sampel Penelitian

Teknik sampling disebut sebagai teknik pengambilan sampel. Peneliti

menggunakan metode pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan

(judgment) peneliti, bukan peluang unit sampel untuk dipilih (Non-Probability

Sampling) dan menggunakan teknik Convenience Sampling dimana peneliti

berusaha memperoleh sampel yang paling mudah untuk dihubungi, dikenal, dan

mau bekerja sama (Simamora, 2004). Penggunaan teknik sampling ini dilakukan

untuk memudahkan peneliti dalam proses pengumpulan data dikarenakan

keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga.

Maka penelitian ini menggunakan sampel secara acak pada kelas X TB 3

dengan jumlah 20 siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk

menjawab masalah risetnya secara khusus yang disebut data primer (Istijanto,

2005). Data yang dikumpulkan oleh peneliti adalah data primer dan kuantitatif.

Peneliti akan menggunakan metode survey dalam pengumpulan data, yaitu

dengan mengumpulkan informasi melalui kuesioner yang terstruktur. Menurut

Istijanto (2005) Survey bertujuan untuk meliput banyak orang sehingga hasilnya

dapat dipandang mewakili populasi atau merupakan generalisasi.

Saat pengisian kuesioner, responden didampingi oleh peneliti sehingga

jika ada responden yang tidak mengerti, peneliti bisa menjelaskan quesioner

tersebut dan bisa memastikan seluruh pertanyaan mampu dijawab oleh responden.

Dan nantinya hasil quesioner tersebut akan menjadi data primer dan kuantitatif

bagi peneliti.

2. Instrumen Penelitian / Alat Ukur Kuisioner

Dalam penelitian ini skala yang digunakan dalam pengukuran ini adalah

Skala Likert. Skala Likert ini memberi peluang kepada responden untuk

(21)

37

David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap suatu pernyataan (Simamora, 2004). Dalam skala ini setiap pernyataan

memungkinkan responden untuk memilih yang ditunjukkan oleh nilai bobot.

Bobot penilaian skala likert, yaitu:

Tidak Pernah Kadang - Kadang Sering Selalu

1 2 3 4

3. Kisi-Kisi Instrumen

Setalah menentukan jenis instrumen, langkah selanjutnya adalah

menyusun pernyataan-pernyataan. Penyusunan pernyataan diawali dengan

membuat kisi-kisi instrumen.

Kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukan hubungan antara hal-hal

yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom.

Kisi-kisi penyusunan instrumen menunjukan kaitan antara variabel yang diteliti dengan

sumber data dari mana data akan diambil, metode yang digunakan dan instrumen

yang disusun (Arikunto, 2010 :162)

Adapun manfaat dari kisi-kisi yang dikemukakan oleh Arikunto

(2010:162) adalah sebagai berikut:

a. Peneliti memiliki gambaran yang jelas dan lengkap tentang jenis instrumen dan isi dari butir-butir yang akan disusun.

b. Peneliti akan mendapatkan kemudahan dalam menyusun instrumen karena kisi-kisi ini berfungsi sebagai pedoman dalam menuliskan butir-butir.

c. Instrumen yang disusun akan lengkap dan sistematis karena ketika menyusun kisi-kisi peneliti belum dituntut untuk memikirkan rumusan butir-butirnya. d. Kisi-kisi berfungsi sebagai “peta perjalanan” dari aspek yang akan

dikumpulkan datanya, dari mana data diambil, dan dengan apa pula data tersebut diambil.

e. Dengan adanya kisi-kisi yang mantap, peneliti dapat menyerahkan tugas menyusun atau membagi tugas dengan anggota tim ketika menyusun instrumen.

f. Validitas dan reliabilitas instrumen dapat diperoleh dan diketahui oleh pihak-pihak di luar tim peneliti sehingga pertanggungjawaban peneliti lebih terjamin.

4. Uji Coba Angket Penelitian

Untuk menegetahui kesesuaian isi angket sebagai alat ukur terhadap

masalah yang sedang diteliti, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba angket

(22)

David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

validitas dan reliabilitas angket, sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpul

(23)

39

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba

KISI – KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda di SMK Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

INDIKATOR NO. SOAL INSTR

UMEN

Filsafat Sunda Pandangan hidup orang sunda sebagai

manusia secara pribadi

Pandangan hidup tentang manusia dalam mengejar kemajuan lahiriah dan batiniah

12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23

Falsafah Sunda Falsafah pendidikan masyarakat Sunda 24, 25, 26,

27, 28, 29,

Religius  Mensyukuri keunggulan

manusia sebagai makhluk pencipta dan penguasa dibandingkan makhluk lain

 Bersyukur kepada Tuhan karena menjadi warga bangsaIndonesia.

 Merasakan kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai

(24)

dengan keberagaman agama yang ada di dunia.

 Mengagumi kebesaran Tuhan melalui berbagai pokok bahasan dalam berbagai mata pelajaran.

Jujur  Melaksanakan tugas sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di sekolah.

 Mau bercerita tentang permasalahan dirinya dalam menerima pendapat temannya.

 Mengemukakan pendapat tentang sesuatu sesuai dengan yang diyakininya.

 Membayar barang yang dibeli dengan jujur.

 Mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan di tempat umum.

6, 7, 8, 9, 10

Kerja Keras  Mengerjakaan tugas dengan teliti

dan rapi.

 Menggunakan waktu secara efektif untuk menyelesaikan tugas-tugas di kelas dan luar kelas.

 Selalu berusaha untuk mencari informasi tentang materi pelajaran dari berbagai sumber.

11, 12, 13

Kreatif  Mengajukan suatu pikiran baru

tentang suatu pokok bahasan.

 Menerapkan hukum/teori/prinsip yang sedang dipelajari dalam aspek kehidupan masyarakat.

(25)

41

Menghargai  Mengucapkan terima kasih atas

pemberian atau bantuan orang lain.

 Santun dalam setiap kontak sosial.

 Menghormati pemimpin dan orang tua

 Menghormati simbol-simbol negara

 Mencela hasil karya orang lain

 Memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin

 Mengganggu orang yang sedang beribadah menurut agamanya

 Menerima orang lain apa adanya

16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23

Bersahabat/

komunikatif

Memberikan pendapat dalam kerja kelompok di kelas.

 Memberi dan mendengarkan pendapat dalam diskusi kelas.

 Aktif dalam kegiatan sosial dan budaya kelas.

 Aktif dalam kegiatan organisasi di sekolah.

 Aktif dalam kegiatan sosial dan budaya sekolah.

 Berbicara dengan guru, kepala sekolah, dan personalia sekolah lainnya.

24, 25, 26, 27, 28, 29

Disiplin  Patuh pada etika sosial/masyarakat

setempat

(26)

Jumlah pernyataan dalam angket uji coba ini sebanyak 70 pernyataan dari 9 aspek yang diteliti terdiri dari 39 indikator semua

aspek. Angket uji coba ini kemudian disebar kepada siswa jurusan teknik gambar bangunan kelas X di SMKN 6 Bandung sebanyak

20 siswa sebagai responden. Setelah hasil sebaran angket uji coba didapat, maka dilakukan uji validitas angket untuk mengetahui

keadaan yang menggambarkan tingkat kemampuan dalam mengukur setiap indikator dari aspek yang ingin diungkap. Maka didapat

kisi-kisi instrument yang valid untuk penelitian sebanyak 59 pernyataan sebagai berikut :

 Mengendalikan diri terhadap perbuatan tercela

 Hemat dalam menggunakan uang dan barang

 Menyelesaikan tugas tepat waktu

 Meletakkan sesuatu pada tempatnya

(27)

43

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda di SMK Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

INDIKATOR NO. SOAL INSTR

UMEN

Filsafat Sunda Pandangan hidup orang sunda sebagai

manusia secara pribadi

Pandangan hidup tentang manusia dalam mengejar kemajuan lahiriah dan batiniah

11, 12, 13, 14, 15, 16,

17, 18

Falsafah Sunda Falsafah pendidikan masyarakat Sunda 19, 20, 21,

22, 23, 24,

Religius  Mensyukuri keunggulan

manusia sebagai makhluk pencipta dan penguasa dibandingkan makhluk lain

 Bersyukur kepada Tuhan karena menjadi warga bangsaIndonesia.

 Merasakan kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai keteraturan di alam

(28)

dengan keberagaman agama yang ada di dunia.

 Mengagumi kebesaran Tuhan melalui berbagai pokok bahasan dalam berbagai mata pelajaran.

Jujur  Melaksanakan tugas sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di sekolah.

 Mau bercerita tentang permasalahan dirinya dalam menerima pendapat temannya.

 Mengemukakan pendapat tentang sesuatu sesuai dengan yang diyakininya.

 Membayar barang yang dibeli dengan jujur.

 Mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan di tempat umum.

5, 6, 7, 8, 9

Kerja Keras  Mengerjakaan tugas dengan teliti

dan rapi.

 Menggunakan waktu secara efektif untuk menyelesaikan tugas-tugas di kelas dan luar kelas.

 Selalu berusaha untuk mencari informasi tentang materi pelajaran dari berbagai sumber.

10, 11, 12

Kreatif  Mengajukan suatu pikiran baru

tentang suatu pokok bahasan.

 Menerapkan hukum/teori/prinsip yang sedang dipelajari dalam aspek

(29)

45

kehidupan masyarakat.

Menghargai  Mengucapkan terima kasih atas

pemberian atau bantuan orang lain.

 Santun dalam setiap kontak sosial.

 Menghormati pemimpin dan orang tua

 Menghormati simbol-simbol negara

 Mencela hasil karya orang lain

 Memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin

 Mengganggu orang yang sedang beribadah menurut agamanya

 Menerima orang lain apa adanya

15, 16, 17, 18, 19, 20,

Bersahabat/ komunikatif

 Memberikan pendapat dalam kerja kelompok di kelas.

 Memberi dan mendengarkan pendapat dalam diskusi kelas.

 Aktif dalam kegiatan sosial dan budaya kelas.

 Aktif dalam kegiatan organisasi di sekolah.

 Aktif dalam kegiatan sosial dan budaya sekolah.

 Berbicara dengan guru, kepala sekolah, dan personalia sekolah lainnya.

21, 22, 23, 24, 25, 26

(30)

melanggar hukum

 Mengendalikan diri terhadap perbuatan tercela

 Hemat dalam menggunakan uang dan barang

 Menyelesaikan tugas tepat waktu

 Meletakkan sesuatu pada tempatnya

(31)

47

a. Uji Validitas Instrumen

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang

diukur, sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas

dengan rumus Pearson Product Moment :

1) Menghitung korelasi setiap butir dengan rumus Pearson Product Moment.

 

 

Y = Skor total dari seluruhitem dari setiap responden ΣX = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden

ΣY = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden N = Jumlah responden uji coba

(Riduwan,2009:98)

2) Setelah didapatkan hasil berupa korelasi item dengan seluruh item, kemudian untuk mengetahui soal tersebut valid atau tidak maka dapat dilihat apakah hasil tersebut diatas 0,3 atau dibawah 0,3 dalam koefisien korelasi. Sugiyono (2012:126) mengatakan “bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 keatas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat (valid)”. Membandingkan dengan r kritis sebesar 0,3.

Apabila hasil rxy ≥ 0,3 item valid

Apabila hasil rxy < 0,3 item tidak valid

Jika instrument itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks

korelasinya (r) sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Validitas Suatu Penelitian

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0. 80 - 1,00 Validitas sangat tinggi 0. 60 - 0,799 Validitas tinggi 0. 40 - 0,599 Validitas sedang 0. 20 - 0,399 Validitas rendah rxy < 0,199 Validitas sangat rendah

(32)

b. Uji Reabilitas Angket

Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. “Ungkapan yang

mengatakan bahwa instrumen harus reliabel sebenarnya mengandung arti bahwa

instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa

dipercaya”. (Arikunto, 2009:154)

Langkah-langkah uji reliabilitas yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Mencari harga variasi tiap butir

Si= ………… (3.5)

(Riduwan. 2009:115)

Keterangan :

Si = Varians skor tiap-tiap item

ΣXi2 = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item (ΣXi)2 = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item

dikuadratkan N = Jumlah responden 2) Menjumlahkan Varians semua item

(Riduwan. 2009:116)

Keterangan :

= Jumlah Varians skor tiap-tiap item n = Varians skor tiap-tiap item

3) Menghitung Varian total

= …………(3.6)

(Riduwan. 2009:116)

Keterangan :

= Harga varians total ΣY2 = Jumlah kuadrat skor total (ΣY)2 = Jumlah kuadran dari skor total N = Jumlah responden

4) Menghitung Realibilitas Instrumen (r11) dengan rumus Alpha

r11 = ………. (3.7)

(33)

49

Keterangan :

r11 = Nilai Reliabilitas

k = Jumlah Item

= Jumlah Varians skor tiap-tiap item

= Varians total

Hasil perhitungan koefisien seluruh item yang dinyatakan dengan r11

tersebut dibandingkan dengan derajat reliabilitas evaluasi dengan tolak ukur

taraf kepercayaan 95 %. Kriteria thitung > ttabel sebagai pedoman untuk

penafsiran adalah:

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas Suatu Penelitian

Interval Koefisien Reliabilitas Tingkat Hubungan 0. 80 - 1,00 Sangat tinggi 0. 60 - 0,799 Tinggi 0. 40 - 0,599 Cukup 0. 20 - 0,399 Rendah r ll < 0,199 Sangat rendah

(Sugiyono, 2007 : 216)

c. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

1) Hasil Uji Validitas

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan oleh peneliti, bahwa dari 34

item tes pada variabel X (Penerapan Kultur Sunda) terdapat 6 item yang tidak

valid. Sehingga untuk variabel X hanya 28 item yang dinyatakan valid dan dapat

digunakan kembali sebagai instrumen penelitian selanjutnya dengan mengurangi 6

item. Untuk hasil lebih lengkap dapat di lihat pada lampiran 1.3

Sedangkan untuk variabel Y (Pembentukan Karakter Siswa) dari 36 item

angket yang diujicobakan, terdapat 5 item yang tidak valid. Sehingga untuk

variable Y hanya 31 item yang dinyatakan valid dan dapat digunakan kembali

sebagai instrumen penelitian selanjutnya dengan mengurangi 5 item. Untuk hasil

(34)

2) Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas yang dilakukan pada item yang sudah valid. Setelah

dilakukan pada 34 item yang diujicobakan dan tidak valid terdapat 6 item, maka

uji reliabilitas ini dilakukan 28 item. Diketahui untuk variabel X (Penerapan

Kultur Sunda) yang sudah valid, diperoleh r11 = 0,90 selanjutnya nilai r11

dikonsultasikan dengan pedoman kriteria penafsiran bahwa dapat diketahui untuk

variabel X termasuk ke dalam kategori reliabilitas sangat tinggi.

Sedangkan pada variabel Y (Pembentukan Karakter Siswa) dengan 31

item yang sudah valid, diperoleh r11 = 0,90 dan dikonsultasikan dengan pedoman

kriteria penafsiran bahwa dapat diketahui untuk variabel Y termasuk ke dalam

kategori reliabilitas sangat tinggi.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil uji coba instrument yang di ujicobakan. Dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono. 2012 : 335).

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam memproses data, adalah

(35)

51

Gambar 3.3 Bagan Analisis Data

Dalam analisis data ini, hal pengolahan data diperlukan untuk

membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan apakah hipotesis yang

telah dirumuskan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Pengolahan data

hasil penyebaran angket meliputi perhitungan konversi T-Skor, Perhitungan Uji

Kecenderungan, Deskripsi Variabel, Uji Normalitas, Analisa Korelasi, Uji

Hipotesis dan Koefisien Determinasi.

a. Konversi T-Skor

Konversi T-Skor dimaksudkan untuk membandingkan dua sebaran skor

yang berbeda, misalnya yang satu menggunakan nilai standar sepuluh dan yang

satu lagi menggunakan nilai standar seratus, sebaliknya dilakukan transformasi

atau mengubah skor mentah ke dalam skor baku. Berikut ini langkah-langkah

(36)

1) Menghitung rata-rata ( )

Rumus menghitung rata-rata (untuk variabel X)

Keterangan:

= Rata-rata

ΣX = Jumlah harga semua X n = Jumlah data

2) Menghitung simpangan baku (SD)

Keterangan :

SD = Standar deviasi

= Selisih antara skor Xi dengan rata-rata

3) Mengkonversikan data mentah ke dalam T-Skor

Keterangan :

SD = Standar deviasi

= Selisih antara skor Xi dengan rata-rata

Dengan langkah perhitungan yang sama, konversi T-Skor berlaku untuk

variabel X dan Y. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 2.2

b. Uji Kecenderungan

Dalam perhitungan uji kecenderungan ini yaitu dengan cara menaksir

rata-rata skor yang diperoleh dibandingkan dengan skor ideal untuk selanjutnya

interval skor yang didapatkan kemudian dikategorikan dalam interpretasi tertentu.

(37)

53

Tabel 3.6 Kriteria Kecenderungan

Kriteria Kecenderungan Kategori

X ≥ M + 1,5 SD Sangat Baik

M+0,5 SD ≤ X < M+1,5 SD Baik M-0,5 SD ≤ X < M+1,5 SD Cukup M-0,5 SD ≤ X < M+1,5 SD Kurang

X≤M+1,5 SD Sangat Kurang

(Suprian. 2005:82)

c. Deskripsi Variabel

Deskripsi variabel digunakan untuk mencari tingkat rata-rata dari setiap

indikator pada variabel X dan variabel Y. Cara untuk mengetahui deskripsi

variabel ini dengan merata-ratakan skor dari tiap item soal yang kemudian

dirata-ratakan dari nomer item soal per indikatornya. Persentasenya kemudian

dikonsultasikan dengan tabel kriteria penafsiran berikut:

Tabel 3.7 Kriteria Pedoman Penafsiran Presentase Indikator

No Presentase Kriteria

1 81% - 100% Sangat Tinggi

2 61% - 80% Tinggi

3 41% - 60% Sedang

4 21% - 40% Rendah

5 Kurang dari 21% Sangat Rendah

(Riduwan. 2011:89)

d. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data berdistribusi

normal atau tidak. Kenormalan data diuji dengan menggunakan distribusi

Chi-kuadrat.

Langkah-langkah yang digunakan dalam menguji normalitas distribusi

frekuensi berdasarkan Chi-Kuadrat ( adalah sebagai berikut:

1) Mencari skor terbesar dan terkecil

2) Menentukan nilai rentang (R)

R = skor max - skor min

(38)

4) Menentukan panjang kelas interval (i)

(Riduwan, 2009:121)

5) Membuat tabel distribusi frekuensi

6) Menghitung rata-rata (Mean)

7) Mencari simpangan baku (standar deviasi)

8) Membuat daftar distribusi frekuensi yang diharapkan dengan cara :

a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama

dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah

0,5.

b) Menghitung nilai Z skor untuk batas kelas interval dengan rumus:

c) Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z dengan menggunakan

angka-angka untuk batas kelas.

d) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka

0-Z yaitu angka baris pertama dikurangi dengan baris kedua. Angka baris

kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka

yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada

baris berikutnya.

e) Menentukan frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas

tiap interval dengan jumlah responden (n).

9) Mencari Chi-Kuadrat hitung (

(39)

55

10) Membandingkan hitung dengan tabel

11) Dengan membandingkan hitung dengan tabel untuk dan derajat kebebasan

(dk) = k-1 dengan pengujian kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika hitung tabel berarti distribusi data tidak normal, sebaliknya

Jika hitung < tabel berarti data distribusi normal.

Apabila data berdistribusi normal maka menggunakan analisis statistik

parametrik. Dalam analisis statistik parametrik ada pengujian persyaratan analisis

yaitu uji linieritas regresi, uji korelasi menggunakan pearson product momen,

koefisien determinasi (KD) dan pengujian hipotesis.

e. Analisis Korelasi

Riduwan (2011:222) berpendapat bahwa “Analisis korelasi dilakukan

untuk mengetahui hubungan kuat lemahnya hubungan antara variabel yang dianalisis”. Sebagai perhitungannya digunakan korelasi Product pearson sebagai berikut :

r hitung =

Keterangan :

r hitung = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y,

dua variabel yang dikorelasikan

X = Skor tiap item dari tiap responden

Y = Skor total dari seluruh item dari tiap responden ΣX = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden

ΣY = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden

N = Jumlah responden

Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan (r) dengan ketentuan

nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ +1). Apabila nilai :

r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna r = 0 artinya tidak ada korelasi

(40)

Sebagai pedoman kriteria penafsiran makna koefisien korelasi yang

didapat dengan mengunakan teknik tolak ukur seperti yang digunakan, yaitu :

Tabel 3.8 Interpretasi Koefisien Korelasi nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 -1,000 Sangat kuat

0,66 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Sedang

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendah

(Riduwan, 2011:138)

Setelah koefisien korelasi didapatkan, maka perlu untuk meyakinkan

hubungan antara variabel X dan variabel Y dengan menguji hipotesisnya.

f. Analisis Regresi Sederhana

Persamaan Regresi linier yang digunakan adalah persamaan regresi linier

sederhana, hal ini dilakukan karena regresi sederhana didasarkan pada hubungan

fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel

dependen. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah:

(Sugiyono, 2011:261)

Keterangan :

= Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan. a = Harga Y ketika harga X=0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka garis arah turun.

X = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Dimana koefisien a dan b dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

(41)

57

Setelah harga a dan b diperoleh maka persamaan regresi yang didapat dari

perhitungan itu dapat digunakan untuk meramalkan harga Y jika harga X telah

diketahui.

Langkah-langkah menjawab regresi sederhana adalah sebagai berikut ini:

1) Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat.

2) Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik.

3) Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik.

4) Berdasarkan tabel penolong tersebut maka dapat menghitung nilai a dan b.

5) Membuat persamaan regresi sederhana

6) Membuat tabel ANAVA untuk pengujian signifikansi dan pengujian

linieritas.

Tabel 3.9 Tabel Ringkasan ANAVA Variabel X dan Y Uji Linieritas dan

Keberartian Regresi

(42)

RJKE =

k n JKE

7) Menentukan keputusan pengujian linieritas

Jika Fhitung < Ftabel, maka tolak Ho artinya data berpola linier dan

Fhitung ≥ Ftabel, artinya terima Ho artinya data berpola tidak linier. Dengan taraf kepercayaan 95% (α =0,05)

Mencari Ftabel dengan rumus:

Ftabel = F(1-α) (dk Tc, dk E)

= F (1-0,05) (dk = k-2, dk = n-k)

= F (0,95) (dk = k-2, dk = n-k)

Cara mencari Ftabel, dk = k-2 = sebagai angka pembilang

dk = n-k = sebagai angka penyebut

8) Menentukan keputusan pengujian signifikansi (Hipotesis)

Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak Ho artinya signifikan

Jika Fhitung < Ftabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan

Dengan taraf kepercayaan 95% (α = 0,05)

Ftabel = F(1 - α) (dk Reg[bIa], (dk res)

= F(1 – 0,05) (dk Reg[bIa], (dk res)

= F (0,95) (dk Reg[bIa], (dk res)

Cara mencari Ftabel = dk Reg[bIa] = sebagai angka pembilang

dk res = sebagai angka penyebut

9) Membuat kesimpulan.

(Riduwan, 2011:148-154)

g. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis pada

penelitian ini diterima atau ditolak. Hipotesis dibagi menjadi dua jenis yaitu

hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Hipotesis penelitian dipakai jika yang

diteliti populasi dan dalam pembuktiannya tidak ada signifikansi, sedangkan

hipotesis statistik dipakai jika yang diteliti sampel dan dalam pembuktiannya ada

(43)

59

Dalam penelitian dan statistik terdapat dua macam hipotesis, yaitu

hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol (Ho) adalah pernyataan tidak

adanya perbedaan antara parameter dengan statistik, atau tidak adanya perbedaan

antara ukuran populasi dengan ukuran sampel. Sedangkan Hipotesis Alternatif

(Ha) adalah lawan dari hipotesis nol, yang berbunyi adanya perbedaan antara data

populasi dengan data sampel.

Pengujian signifikansinya menggunakan rumus t (Sugiyono, 2008:250):

Hipotesis yang harus diuji adalah:

Ha : ρ ≠ 0 (berarti ada hubungan)

Ho : ρ = 0 (berarti tidak ada hubungan)

(Riduwan, 2008:139)

Keterangan :

t = Nilai t

r = Nilai koefisien korelasi

n = Jumlah sampel

Setelah diperoleh harga thitung kemudian dibandingkan dengan harga ttabel

dengaan dk = (n-2) taraf kepercayaan 95%. Kriteria pengujiannya, apabila thitung >

ttabel maka koefisien korelasi tersebut signifikan.

Jika thitung ≥ ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Jika thitung < ttabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

Ho = “Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

penerapan kultur Sunda dengan pembentukan karakter siswa

Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 6 Bandung”.

Ha = “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara penerapan

kultur Sunda dengan pembentukan karakter siswa Teknik

(44)

h. Uji koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien (rs) yang dikalikan

dengan 100%. Perhitungan koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui

besarnya persentase kontribusi antar variabel. Derajat koefisien determinasi dicari

dengan menggunakan rumus:

% 100

2 rs

KD

(Riduwan, 2009:139)

Keterangan:

KD = Nilai Koefisien Determinasi rs = Nilai Koefisien Korelasi

Tabel 3.10 Kategori Koefisien Determinasi

Nilai r2 Keterangan

r2– 1 Pengaruh Sempurna

r2– 0% Tidak Ada Pengaruh 0% < r2 < 4% Pengaruh Rendah Sekali 4% < r2 < 16% Pengaruh Rendah 16% < r2 < 36% Pengaruh Sedang 36% < r2 < 64% Pengaruh Tinggi

r2 < 64% Pengaruh Tinggi Sekali

(45)

61

Gambar 3.4 Alur Perhitungan

Pengujian Instrumen Uji Coba

Uji Validitas dengan rumus Pearson

Product Moment :

Uji Reliabilitas dengan metode alpha

r11

=

Angket dan Tes Sesungguhnya

Analisis Data

Uji Normalitas

Uji Hipotesis

thitung > ttabel

Ho ditolak dan Ha diterima Uji Uji Korelasi Product Momen

r =

Analisis Regresi

(46)

80 David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kesimpulan pada dasarnya merupakan jawaban dari masalah penelitian ini

yang dikemukakan. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, pengujian

hipotesis dan hasil penelitian, pengaruh penerapan kultur Sunda terhadap

pembentukan karakter siswa, yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Gambaran umum penerapan kultur Sunda di SMK Negeri 6 Bandung dilihat

dari indikator filsafat sunda (manusia sebagai pribadi), filsafat sunda (manusia

sebagai lahiriah dan batiniah), dan falsafah sunda termasuk pada kriteria baik.

2. Gambaran umum dari pembentukan karakter siswa program keahlian teknik

konstruksi kayu SMK Negeri 6 Bandung dilihat dari indikator berbagai

karakter siswa yang diteliti adalah Pembentukan karakter Religius, Jujur, Kerja

Keras, Kreatif, Saling Menghargai, Bersahabat/Komunikatif, Disiplin termasuk

pada kriteria tinggi.

3. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa penerapan

kultur Sunda berpengaruh terhadap pembentukan karakter siswa program

keahlian teknik konstruksi kayu SMK Negeri 6 Bandung dan pengaruhnya

bersifat positif, artinya jika penerepan kultur Sunda baik maka akan

meningkatkan pembentukan karakter siswa.

B. Saran

Dalam penelitian pendidikan ini, penulis ingin penulis ingin mengemukaan

beberapa saran. Adapun saran yang diajukan penulis adalah sebagai berikut :

1. Bagi siswa, diharapkan agar dapat menerapkan kehidupan berkacakan kultur

Sunda yang dapat membangun. Hal tersebut bertujuan untuk membentuk

karakter siswa yang akan melekat dan dibawa ke jenjang selanjutnya.

2. Bagi guru, diharapkan dapat memberikan pendekatan terhadap siswa untuk

mendorong siswa membentuk karakter yang dapat digunakan sebagai modal

(47)

81

David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi pembaca, mudah-mudahan karya tulis ini dapat dijadikan bahan acuan

untuk penelitian lebih lanjut. Bagi penulis lain yang ingin melanjutkan

sebaiknya cari faktor-faktor lain yang mempengaruhi pembentukan karakter

(48)

82

David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. C., Suryadi, K., Tri Karyono. (2009). Etnopedagogi: Landasan praktek

pendidikan dan pendidikan guru. Kiblat Buku Utama, Bandung.

Atmodjo, M.M.S.K. (1986). Pengertian Kearifan Lokal dan Relevansinya dalam

Modernisasi. Dalam Ayat Rohaedi Penyunting (1986). Kepribadian Budaya

Bangsa (Local Genius). Jakarta: DPJ.

Budiansyah, D. (2010) Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun

Karakter Bangsa. Bandung: Widia Aksara Press.

Danasasmita, S., dkk. (1987). Sewaka Dharma, Sanghyang Siksakandang Karesian,

Amanat Galunggung: Transkripsi dan Terjemahan. Bandung: Bagian

Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sunda (SUNDANOLOGI), Dirjen Kebudayaan, Departemen P dan K.

Ekadjati, E.S. (1984). Sejarah Sunda dan Kebudayaannya. Jakarta: Giri Mukti Pusaka.

Ekadjati, E.S. (1995). Kebudayaan Sunda (Suatu Pendekatan Sejarah). Jakarta: Pustaka Jaya.

Ekadjati, E.S. (2009). Kebudayaan Sunda: Zaman Pajajaran (Jilid 2). Jakarta: Pustaka Jaya.

Haryanto. (2012). Pengertian Pendidikan Karakter. [Online].

Tersedia di : http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-karakter/. Diakses 6 April 2014.

Istijanto. (2005). Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Japarianto, E. (2010). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.

Mohammad Ali. (2007). Ilmu dan aplikasi pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

(49)

83

David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Poespowardojo, S. (1986). “Pengertian Kearifan Lokal dan Relevansinya dalam

Modernisasi” dalam Ayatrohaedi penyunting (1986). Kepribadian Budaya

Bangsa (Local Genius). Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Rosidi, A. (2009). Manusia Sunda. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Rosidi, A. (2010). Masa Depan Budaya Daerah. Jakarta: Pustaka Jaya.

Rosidi, A. (2010). Mencari Sosok Manusia Sunda. Jakarta: Pustaka Jaya.

Santoso, S. (2012). Aplikasi SPSS pada Statistik MULTIVARIAT. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Satriawinarah, (2012). Pandangan hidup orang sunda. [Online].

Tersedia di : http://satriawinarah.wordpress.com/2011/06/12/pandangan-hidup-orang-sunda/. Diakses 6 April 2014.

Sedyawati. (1986). “Lokal Genius dalam Kesenian Indonesia” dalam Ayatrohaedi,

penyunting (1986). Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta:

Dunia Pustaka Jaya.

Simamora, B. (2005). Analisis Multivariat Pemasaran Jakarta. Gramedia.

Soebadio, H. (1986). Kepribadian Budaya Bangsa. Dalam Ayat Rohaedi,

Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta:Pustaka Jaya.

Sudrajat, A. (2010). Konsep Pendidikan Karakter. [Online].

Tersedia di : http//wordpress.com/2010/09/15/konsep-pendidikan-karakter/. Diakses 6 April 2014

Sugiama, G. (2008). METODE RISET Bisnis dan Manajemen. Guardaya Intimarta.

Sugiono. (2005). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Albeta.

Sumardjo, J. (2011). Sunda, Pola Rasionalitas Budaya. Bandung: Kelir.

Supriatna, N. (2012). “Ecopedagogy dan Green Curriculum dalam Pembelajaran

Sejarah”. Dalam Pendidikan Sejarah Untuk Manusia dan Kemanusiaan:

Refleksi Perjalanan Karir Akademik Prof. Dr. H. Said Hamid Hasan, MA.

(50)

David Sakti Wibowo, 2014

Pengaruh Penerapan Kultur Sunda Di Smk Negeri 6 Bandung Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ubra, F.W. (2012). Nilai-nilai Add Larvul Ngabal sebagai Sumber Pembelajaran

Kontekstual dalam IPS (Studi Etnografi pada Masyarakat Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara). Tesis: Program Studi Pendidikan IPS

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.

Gambar

Gambar 3.1 Alur Hubungan antar Variabel Penelitian
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Tabel 3.4 Kriteria Validitas Suatu Penelitian
Gambar 3.3 Bagan Analisis Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa. Sehingga dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran dengan metode

Sedangkan Realisme Skandinavia, tokoh-tokohnya meliputi: Axel Hagerstrom (1868-1939) yang berpandangan bahwa hukum seharusnya diselidiki dengan bertitik tolak pada data

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, maka segala Peraturan Menteri Dalam Negeri yang bertentangan dengan peraturan ini sepanjang mengenai penyelesaian hak atas tanah,

Dalam pengolahan pektin perlu diperhatikan sifat fisik dari sumber atau bahan yang akan diolah karena beberapa hal yang sangat mempengaruhi rendemen serta mutu

Topik yang dipilih haruslah praktis “ workable ” dapat dikerjakan dalam waktu yang tersedia, tidak terlalu luas sehingga melampaui waktu; terjangkau

Melalui Modul Interaktif dengan menggunakan Macromedia Authorware 6 ini, akan menjelaskan informasi mengenai Tata surya khususnya 9 planet yang ada (Merkurius, Venus, Bumi,

Dengan menggunakan pencatatan unit stock secara komputerisasi maka diharapkan bisa meningkatkan produktifitas kerja PT United Tractors serta untuk mempermudah dalam pembuatan

Pengaruh Suhu dan Waktu Ekstraksi terhadap Karakter Pektin dari Ampas Jeruk Siam ( Citrus nobilis L .).. Pengaruh Suhu dan Waktu