• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA PEMBUATAN PERISA NANAS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA PEMBUATAN PERISA NANAS."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hakikat ilmu kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa,

mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi,

struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Oleh sebab itu, materi

pelajaran kimia di Sekolah Menengah Atas berisi segala sesuatu tentang zat yang

meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat

yang melibatkan keterampilan dan penalaran.

Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu

kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip,

hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh

sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus

memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.

Tujuan kurikulum 2013 berdasarkan permendikbud nomor 69 tahun 2013

adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup

sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan

afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

bernegara, dan peradaban dunia. Dari tujuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran di sekolah harus dapat mencetak siswa yang produktif dan mampu

berkontribusi pada kehidupan masyarakat, oleh karena itu siswa perlu dibekali

dengan hal-hal yang menunjang kontribusi mereka dalam kehidupan

bermasyarakat dalam pembelajarannya. Salah satu metode yang dapat diterapkan

untuk mencapai tujuan tersebut adalah metode praktikum karena dalam

pembelajaran dengan metode praktikum siswa tidak hanya mendapatkan konsep

(produk), tetapi siswa juga diajak untuk mengalami proses dalam mendapat

konsep tersebut, sehingga siswa di kemudian hari dapat menerapkan konsep yang

mereka peroleh tersebut untuk berkontribusi di kehidupan bermasyarakat.

Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan saintifik dan pembelajaran dengan

(2)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengkomunikasikan. Oleh karena itu, selain pembelajaran dengan metode

praktikum, perlu juga diterapkan model pembelajaran yang sesuai dengan

pendekatan dan pola pembelajaran kurikulum 2013 tersebut. Salah satu model

yang dapat diterapkan adalah inkuiri karena pola dari pembelajaran inkuiri mirip

dengan pola pembelajaran 5 M yaitu mengajukan pertanyaan atau permasalahan,

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat

kesimpulan.

Telah banyak penelitian yang menunjukkan kelebihan-kelebihan dari

penerapan pembelajaran praktikum berbasis inkuiri, diantaranya pada penelitian

yang dilakukan Sessen dan Tarhan (2013) menemukan bahwa secara signifikan

pembelajaran praktikum berbasis inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa

terhadap konsep kimia, keterampilan berpraktikum siswa, serta sikap siswa

terhadap kimia dan praktikum kimia. Selain itu, menurut penelitian Ernawati

(2013) pembelajaran inkuiri pada topik larutan penyangga dapat secara signifikan

meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sain siswa SMA.

Jenis inkuiri yang sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran tingkat SMA

adalah inkuiri terbimbing, karena pada pembelajaran inkuiri terbimbing

disediakan lebih banyak arahan untuk siswa, sehingga memudahkan siswa dalam

menyelesaikan masalah yang diberikan. Hasil penelitian yang menunjukkan

kelebihan-kelebihan dari pembelajaran inkuiri terbimbing, diantaranya penilitian

Beck (2012) yang menerapkan pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing pada

kegiatan praktikum, yang hasilnya menunjukkan bahwa pembelajaran tersebut

dapat meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri, kemampuan berpikir kritis

dan tingkat keterlibatan siswa yang tinggi selama kegiatan praktikum

berlangsung. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

Wulandari, Kurnia, dan Sunarya (2013) bahwa pembelajaran praktikum berbasis

inkuiri terbimbing secara keseluruhan, dapat meningkatkan keterampilan berpikir

kritis siswa pada materi laju reaksi. Selain itu, siswa merespon positif terhadap

pembelajaran yang dilaksanakan dan pembelajaran praktikum yang dilaksanakan

(3)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsep laju reaksi melalui masalah yang berkaitan dengan pengalaman sehari-hari

sehingga dapat lebih bermakna bagi siswa.

Agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat lebih bermakna dan dapat

membekali siswa untuk dapat berkontribusi dalam kehidupan bermasayarakat

pada masa yang akan datang, maka materi yang disampaikan pada proses

pembelajaran harus didasarkan pada kehidupan sehari-hari. Salah satu praktikum

yang dapat dilakukan adalah esterifikasi yaitu proses pembuatan ester dari alkohol

dan asam karboksilat dengan bantuan asam pekat dan pemanasan.

Ester mempunyai banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari,

diantaranya sebagai pelarut untuk kosmetik dan lem, sebagai bahan pembuat

parfum, dan sebagai perasa makanan (Toon dan Kwong, 2000). Berdasarkan hasil

analisis penulis, di Jawa Barat sendiri, khususnya di daerah Bandung banyak

industri makanan yang membutuhkan pasokan perasa makanan baik itu perasa

mangga, perasa pisang, dan perasa nanas. Oleh karena itu, dirasa perlu membekali

praktikum pembuatan perisa kepada siswa. Berdasarkan studi pendahuluan yang

telah penulis lakukan, praktikum esterifikasi di sekolah masih jarang dilakukan,

dan LKS yang terdapat di sekolah ataupun di dalam buku pegangan siswa masih

dalam bentuk cook book sehingga belum sesuai untuk pembelajaran yang ingin

diterapkan.

Untuk membuat LKS praktikum yang dapat digunakan secara efektif,

diperlukan prosedur praktikum yang optimal. Oleh karena itu, penulis melakukan

optimasi terlebih dahulu terhadap prosedur praktikum yang telah ada sebelumnya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Pembuatan Perisa Nanas”.

B. Identifikasi Masalah

Dari tujuan kurikulum 2013, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di

sekolah harus dapat mencetak siswa yang produktif dan mampu berkontribusi

pada kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, siswa perlu dibekali hal-hal yang

(4)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah metode praktikum.

Selain itu, kurikulum 2013 menerapkan pendekatan saintifik dan pembelajaran

dengan pola 5 M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi,

dan mengkomunikasikan. Oleh karena itu, selain pembelajaran dengan metode

praktikum, perlu juga diterapkan model pembelajaran yang sesuai dengan

pendekatan dan pola pembelajaran kurikulum 2013 tersebut. Salah satu model

yang dapat diterapkan adalah inkuiri karena pola dari pembelajaran inkuiri mirip

dengan pola pembelajaran 5 M yaitu mengajukan pertanyaan atau permasalahan,

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, analisis data, membuat kesimpulan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, praktikum esterifikasi

masih jarang dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) karena beberapa

kendala yang dialami baik oleh guru maupun oleh sekolah. Selain itu, pelaksanaan

praktikum esterifikasi di sekolah masih menggunakan LKS cook book, sehingga

belum sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013.

Untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode praktikum yang berbasis

inkuiri terbimbing, diperlukan suatu media atau alat yang dapat menunjang

pembelajaran tersebut yakni berupa lembar kerja siswa praktikum berbasis inkuiri

terbimbing. Untuk membuat LKS praktikum yang dapat digunakan secara efektif,

diperlukan prosedur praktikum yang optimal. Oleh karena itu, penulis melakukan

optimasi terlebih dahulu terhadap prosedur praktikum yang telah ada sebelumnya.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah penulis lakukan, ketersediaan

lembar kerja siswa praktikum berbasis inkuiri terbimbing di Sekolah Menengah

Atas (SMA) masih kurang, sehingga dirasa perlu untuk membuat lembar kerja

siswa praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang didahului dengan langkah

optimasi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah, maka

rumusan masalah secara umum untuk penelitian ini adalah “Bagaimana LKS

(5)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Adapun subrumusan masalahnya yaitu:

1. Bagaimana karakteristik LKS praktikum esterifikasi yang beredar di

sekolah?

2. Bagaimana hasil optimasi prosedur praktikum pembuatan perisa

nanas?

3. Bagaimana karakteristik LKS berbasis inkuiri terbimbing yang

dikembangkan pada pembuatan perisa nanas?

4. Bagaimana penilaian guru dan dosen terhadap LKS berbasis inkuiri

terbimbing pada pembuatan perisa nanas?

5. Bagaimana tingkat keterlaksanaan praktikum dengan menggunakan

LKS berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas?

6. Bagaimana respon siswa terhadap praktikum menggunakan LKS

berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan Lembar Kerja Siswa

(LKS) praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas dan

mengetahui kualitas LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang

dikembangkan pada subpokok materi esterifikasi.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru kimia

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan LKS

berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan pada pembelajaran

esterifikasi yaitu pembuatan perisa nanas. Penelitian ini pun

diharapkan dapat dijadikan acuan dalam pembuatan LKS berbasis

inkuiri terbimbing pada materi lain.

(6)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai cara

pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing.

3. Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan sikap ilmiah dan berfikir

kritis siswa serta membuat tingkat keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran meningkat.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memahami alur berfikir dalam penelitian skripsi ini, diperlukan

struktur organisasi yang disusun secara sistematis. Skripsi ini terdiri atas lima bab.

Bab I Pendahuluan, Bab II Tinjauan Pustaka, Bab III Metodologi Penelitian, Bab

IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, Bab V Kesimpulan dan Saran. Setiap bab

terdiri dari bagian bab yang disusun secara terstruktur sesuai dengan penelitian

yang dilakukan.

Bab I Pendahuluan terdiri dari enam bagian bab yaitu latar belakang,

identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta

struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka terdiri dari satu bagian yaitu kajian pustaka. kajian

pustaka yang disajikan terdiri dari metode praktikum, inkuiri, lembar kerja siswa,

kajian materi esterifikasi, penelitian terkait.

Bab III Metode Penelitian terdiri dari tujuh bagian yaitu sumber data,

metode penelitian, alur penelitian, langkah-langkah penelitian, definisi

operasional, instrumen, prosedur pengolahan data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari satu bagian yaitu

Penelitian dan Pembahasan. Penelitian dan Pembahasan yang disajikan terdiri dari

hasil temuan penelitian pada tahap studi pendahuluan, hasil temuan penelitian

pada tahap pengembangan model.

Bab V Kesimpulan dan Saran terdiri dari dua bagian bab yaitu kesimpulan

dan saran

Daftar Pustaka berisi semua sumber yang digunakan dalam penyusunan

(7)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan mengenai sumber data, metode penelitian yang

digunakan, alur penelitian, langkah-langkah penelitian yang dilakukan, definisi

operasional, instrumen penelitian dan prosedur pengolahan data. Pembahasan secara

lebih terperinci pada setiap tahap dijabarkan sebagai berikut:

A. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu sumber data pada

tahap studi pendahuluan dan sumber data pada tahap pengembangan model.

Sumber data pada tahap studi pendahuluan adalah 13 buku kimia SMA kelas XII

dan 10 SMA di Bandung dan Cimahi. Sumber data pada tahap pengembangan

model adalah 40 siswa kelas XII Sekolah Menengah Atas di kota Cimahi, 7 guru

kimia SMA di Bandung dan Cimahi, dan 3 dosen Jurusan Pendidikan Kimia

FPMIPA UPI.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan

pengembangan menurut Sukmadinata (2012). Dengan tahap-tahap penelitian

sebagai berikut:

1. Studi pendahuluan

2. Pengembangan model

3. Uji model

Tahap pertama studi pendahuluan merupakan tahap awal atau persiapan

untuk pengembangan. Tahap ini terdiri atas tiga langkah, pertama studi

kepustakaan, kedua survei lapangan, dan ketiga penyusunan produk awal atau

draft model. Penelitian ini dibatasi hingga tahap pengembangan model. Ada dua

(8)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

coba lebih luas. Namun pada penelitian ini dibatasi sampai langkah uji coba

terbatas. Menurut Sukmadinata (2012) terdapat dua metode yang digunakan untuk

melaksanakan tahap-tahap tersebut, yaitu metode deskriptif pada tahap studi

pendahuluan dan metode evaluatif pada tahap pengembangan model.

C. Alur Penelitian

Untuk memperjelas langkah-langkah penelitian yang dilakukan, maka

langkah-langkah tersebut digambarkan melalui alur penelitian pada Gambar 3.1

(9)

Analisis KI 3 dan 4 serta KD 3.7 dan 4.7 kelas XII

Pembuatan pedoman wawancara

Pembuatan lembar analisis LKS praktikum

Validasi oleh dosen pembimbing

Tidak

Validasi oleh dosen pembimbing Ya Perbaikan Survei lapangan Ya Tidak Perbaikan

Analisis LKS praktikum esterifikasi pada sumber

Penyusunan RPP

Penyusunan prosedur optimasi pembuatan essen nanas

Validasi dan optimasi prosedur praktikum pembuatan essen nanas

Hasil optimasi prosedur praktikum pembuatan essen nanas

Penyusunan LKS

Penyusunan instrumen penelitian: 1. Lembar observasi keterlaksanaan 2. Lembar penilaian guru dan dosen 3. Pedoman penilaian jawaban LKS

4. Angket respon siswa

Validasi LKS Validasi instrumen penelitian

Perbaikan Perbaikan

Pengambilan data

Penilaian LKS oleh guru dan dosen

Uji coba terbatas LKS praktikum yang dikembangkan

(10)

Gambar 3.1. Alur Penelitian

D. Langkah-Langkah Penelitian

1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan tahap awal atau persiapan untuk

pengembangan. Menurut Sukmadinata (2012) tahap ini terdiri atas tiga

langkah, pertama studi kepustakaan, kedua survei lapangan, dan ketiga

penyusunan produk awal atau draft model. Adapun tahap studi pendahuluan

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Studi Kepustakaan

Pada tahap studi kepustakaan ini, peneliti mengkaji subpokok

materi esterifikasi sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi

dasar. Kompetensi inti dan kompetensi dasar mengenai subpokok

materi esterifikasi terdapat pada kompetensi inti 3 yaitu “Memahami,

menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah” serta

kompetensi inti 4 yaitu “Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta

dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan

dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara

efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah

keilmuan” dan kompetensi dasar 3.7 yaitu “Menganalisis struktur, tata nama, sifat, dan kegunaan senyawa karbon (halo alkana, alkanol,

alkoksi alkana, alkanal, alkanon, asam alkanoat, dan alkil alkanoat”

serta kompetensi dasar 4.7, kelas XII yaitu “Menalar dan menganalisis

struktur, tata nama, sifat, dan kegunaan senyawa karbon (halo alkana,

alkanol, alkoksi alkana, alkanal, alkanon, asam alkanoat, dan alkil

(11)

diberikan melalui metode percobaan atau praktikum. Selanjutnya,

peneliti juga melakukan studi kepustakaan terhadap 13 buku teks

kimia SMA kelas XII. Buku kimia yang dianalisis berupa buku teks

yang beredar di lapangan, baik berupa buku sekolah elektronik (BSE),

buku pegangan siswa, ataupun buku pegangan guru. Adapun yang

dianalisis adalah keberadaan LKS praktikum esterifikasi, analisis alat

dan bahan praktikum, dan analisis tipe LKS (cookbook atau inkuiri).

Hal ini dilakukan sebagai dasar dari penelitian yang dilakukan.

b. Survei Lapangan

Survei lapangan dilakukan untuk memperoleh beberapa

informasi mengenai pelaksanaan praktikum kimia, khususnya

praktikum esterifikasi dan LKS praktikum esterifikasi yang digunakan

di sekolah. Sebelum dilakukan survei lapangan, terlebih dahulu dibuat

instrumen untuk survei lapangan berupa pedoman wawancara yang

kemudian divalidasi oleh dosen pembimbing. Survei lapangan yang

peneliti lakukan adalah ke 10 SMA/MA di Bandung dan Cimahi.

c. Penyusunan Produk Awal

Penyusunan produk awal dilakukan berdasarkan pada data yang

didapat dari survei lapangan dengan mengacu pada dasar-dasar teori

atau konsep yang disimpulkan dari hasil studi kepustakaan, dan tujuan

pembelajaran dalam RPP. Tahap ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu

optimasi prosedur percobaan, penyusunan LKS berbasis inkuiri

terbimbing, penyusunan instrumen penelitian (angket respon siswa,

lembar penilaian guru, penilaian jawaban siswa terhadap tugas-tugas

yang ada pada LKS dan lembar observasi keterlaksanaan praktikum).

Adapun penjelasan dari setiap tahap yang dilakukan tertera sebagai

berikut.

(12)

Setelah mengkaji prosedur praktikum yang telah dibuat

oleh Rahayu (2009) tentang esterifikasi, peneliti membuat

prosedur praktikum untuk melakukan optimasi, kemudian

melakukan optimasi untuk menentukan kondisi optimal dalam

melakukan percobaan tersebut agar prosedur praktikum layak

digunakan. Optimasi prosedur pembuatan perisa nanas yang

dilakukan meliputi optimasi volume etanol teknis, optimasi

volume asam butirat untuk sintesis, optimasi jumlah tetesan asam

sulfat pekat, optimasi waktu pemanasan, optimasi volume larutan

NaHCO3 jenuh, dan optimasi suhu pemanasan. Optimasi

dilakukan setelah membuat variabel bebas, terikat, dan tetap.

2) Penyusunan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing

Setelah mengkaji prosedur praktikum yang telah dibuat

oleh Rahayu (2009) tentang esterifikasi, peneliti membuat

prosedur praktikum untuk melakukan optimasi, kemudian

melakukan optimasi untuk menentukan kondisi optimal dalam

melakukan percobaan tersebut.

Setelah melakukan optimasi kemudian dilakukan

penyusunan LKS praktikum berbasis inkuiri tebimbing sesuai

dengan syarat-syarat pembuatan LKS yang baik yaitu memenuhi

syarat-syarat didaktik, konstruksi dan teknik. Adapun

penyusunan LKS ini mengacu kepada langkah-langkah

pembelajaran inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah,

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis

dan merumuskan kesimpulan. Sehingga dibuat LKS berbasis

inkuiri terbimbing yang berisikan fenomena yang menyiratkan

masalah yang dapat dinyatakan oleh siswa mengenai esterifikasi

dan arahan-arahan yang sesuai dengan tahap-tahap inkuiri untuk

(13)

Sebelum diujicobakan pada siswa, LKS divalidasi terlebih

dahulu oleh dosen pembimbing. Proses ini dilakukan untuk

mengoreksi LKS yang telah disusun sebelumnya dan hasilnya

digunakan sebagai acuan dalam proses revisi. Dari

masukan-masukan yang didapat dilakukan revisi hingga didapatkan LKS

berbasis inkuiri tebimbing yang layak untuk digunakan dalam

kegiatan praktikum di sekolah.

3) Pembuatan Instrumen Penelitian

Instrumen yang dibuat pada tahap penyusunan produk awal

meliputi pedoman wawancara untuk studi pendahuluan, lembar

analisis LKS praktikum pada sumber, lembar observasi

keterlaksanaan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing,

pedoman penilaian jawaban siswa terhadap tugas-tugas dalam

LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan,

lembar penilaian guru dan dosen, dan angket respon siswa.

Instrumen yang telah dibuat kemudian divalidasi oleh

dosen pembimbing. Dari hasil validasi ditemukan kekurangan

dan kesalahan sehingga dilakukan revisi hingga didapatkan

instrumen penelitian yang dianggap layak untuk digunakan.

2. Pengembangan Model

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan tahap pengembangan

model adalah pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing yang hanya

dilakukan hingga uji coba terbatas. Langkah-langkah yang dilakukan dalam

pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing ini adalah:

a. Uji keterlaksanaan praktikum esterifikasi menggunakan LKS

berbasis inkuiri terbimbing

Uji keterlaksanaan praktikum dengan menggunakan LKS

berbasis inkuiri terbimbing ini bertujuan untuk melihat sejauh mana

(14)

arahan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang

dikembangkan saat praktikum berlangsung. Keterlaksanaan praktikum

menggunakan LKS inkuiri terbimbing yang dikembangkan dilihat dari

dua aspek penilaian, yaitu keterlaksanaan tahap-tahap inkuiri dan

jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang ada pada LKS. Uji

keterlaksanaan LKS praktikum berbasis inkuiri dilakukan di kelas XII

di salah satu SMA di Kota Cimahi. Jumlah kelompok siswa dalam

pelaksanaan penelitian ini yaitu sebanyak 8 kelompok siswa dengan

jumlah anggota perkelompok sebanyak 5 siswa. Kegiatan dalam

praktikum yang dilakukan oleh siswa akan diamati dan dinilai dalam

lembar observasi keterlaksanaan oleh observer. Dalam penelitian ini

peneliti dibantu oleh 8 orang observer yang merupakan mahasiswa

semester 8 di Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

b. Pengumpulan penilaian guru dan dosen

Penilaian dari guru dan dosen kimia diperlukan untuk

mengetahui kualitas LKS berbasis inkuiri terbimbing yang

dikembangkan. Penilaian ini dilakukan oleh 7 guru kimia SMA di

Bandung dan Cimahi dan 3 dosen di Jurusan Pendidikan Kimia

FPMIPA UPI. Penilaian terdiri dari beberapa aspek yaitu penilaian

terhadap kesesuaian dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar,

kesesuaian LKS yang dikembangkan dengan materi esterifikasi,

keefektifan kalimat pada LKS, serta tata letak dan perwajahan LKS.

c. Pengumpulan respon siswa

Setelah melakukan praktikum, siswa diminta untuk merespon

pertanyaan dalam bentuk angket. Respon tersebut digunakan untuk

mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis

inkuiri terbimbing dalam praktikum pembuatan perisa nanas dan

terhadap materi esterifikasi.

Selain penilaian LKS yang dilakukan oleh guru dan dilihat

keterlaksanaan praktikumnya maka hal yang penting dilakukan adalah

(15)

terbimbing dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan karena siswa

merupakan pengguna LKS yang secara langsung terlibat dalam proses

pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, pengisian angket tanggapan

siswa ini perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi-informasi

yang terkait dengan pengembangan LKS yang dilakukan oleh peneliti.

E. Definisi Operasional

1. Pengembangan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk mencapai

tujuan yang diinginkan agar lebih sempurna daripada sebelumnya

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989).

2. Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran, dengan

pelaksanaan percobaan sehingga siswa dapat mengalami dan

membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari (Djamarah, 2006).

3. Lembar kerja siswa (LKS) adalah salah satu jenis bahan ajar yang

digunakan sebagai panduan untuk melakukan kegiatan penyelidikan

atau pemecahan masalah oleh siswa (Trianto, 2008)

4. LKS praktikum adalah sebagai salah satu jenis bahan ajar yang

digunakan sebagai panduan untuk melakukan kegiatan penyelidikan

atau pemecahan masalah oleh siswa (Trianto, 2008)

5. Inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah salah satu tingkatan inkuiri.

Pada tipe inkuiri ini siswa diberikan kesempatan untuk merumuskan

prosedur, menganalisis hasil, dan menentukan kesimpulan. Sedangkan

guru hanya bertindak sebagai fasilitator dalam hal menentukan topik,

pertanyaan permasalahan serta alat dan bahan (Bonnstetter (dalam

Suyanti, 2010))

6. LKS praktikum berbasis inkuiri adalah LKS yang digunakan dalam

praktikum yang didalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan yang

harus dijawab siswa untuk menuntun siswa dalam melakukan

praktikum yang akan dilakukan untuk mencari jawaban atau

(16)

7. Perisa nanas adalah ester beraroma nanas yaitu etil butirat, yang dibuat

melalui reaksi esterifikasi dengan mencampurkan etanol dengan asam

butirat dengan bantuan katalis asam sulfat dan pemanasan.

F. Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar analisis LKS

praktikum pada sumber, pedoman wawancara untuk studi pendahuluan, lembar

observasi keterlaksanaan, lembar penilaian guru dan dosen, lembar penilaian

jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang ada pada LKS dan angket respon siswa.

1. Lembar Analisis LKS Praktikum pada Sumber

Lembar analisis LKS praktikum digunakan untuk mengetahui

keberadaan dan jenis LKS praktikum esterifikasi yang terdapat dalam buku

Kimia SMA kelas XII. Jenis LKS praktikum dapat ditentukan berdasarkan

komponen-komponen yang terdapat dalam LKS praktikum yang dianalisis.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan pada tahap survei lapangan. Survei ini

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan kegiatan praktikum

esterifikasi, penggunaan LKS pada saat praktikum berlangsung serta

karateristik jenis LKS yang digunakan.

3. Prosedur Optimasi

Prosedur optimasi digunakan untuk melakukan optimasi prosedur

percobaan yang akan digunakan sebagai dasar dalam pembuatan LKS yang

dikembangkan.

4. Lembar Observasi Keterlaksanaan

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap

kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini, lembar observasi

keterlaksanaan digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan tahap-tahap

inkuiri pada praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing.

(17)

Pedoman penilaian jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang ada pada

LKS ini dibuat untuk menilai jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang

terdapat di dalam LKS. Adapun tugas-tugas yang dimaksud yaitu tugas

siswa dalam membuat dan merancang tahap-tahap kegiatan inkuiri seperti

merumuskan masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan,

mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan.

6. Lembar Penilaian Guru dan Dosen

Lembar penilaian guru dan dosen digunakan sebagai alat pengumpul

data untuk mengetahui penilaian guru dan dosen terhadap LKS praktikum

berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan. Lembar penilaian ini terdiri

dari penilaian terhadap kesesuaian lks berbasis inkuiri terbimbing dengan

kompetensi inti dan kompetensi dasar, kesesuian lks berbasis inkuiri

terbimbing dengan subpokok materi esterifikasi, keefektifan kalimat dalam

lks praktikum berbasis inkuiri terbimbing, tata letak dan perwajahan lks

praktikum berbasis inkuiri terbimbing. Lembar penilaian ini dilengkapi

dengan indikator penilaian dan petunjuk cara pengisiannya.

7. Angket

Angket atau kuisioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan

data secara tidak langsung. Angket ini berisi sejumlah pertanyaan atau

pernyataan yang harus dijawab oleh responden (Sukmadinata, 2012).

Responden dalam hal ini adalah siswa.

Dalam penelitian ini, angket respon siswa bertujuan untuk megetahui

tanggapan siswa terhadap subpokok materi esterifikasi dan pelaksanaan

praktikum dengan menggunakan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing

yang dikembangkan.

G. Prosedur Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang diperoleh dari uji coba terbatas adalah sebagai

berikut :

(18)

Adapun tahapan pengolahan data yang diperoleh adalah sebagai

berikut.

a. Memberikan Skor

Kriteria skor yang diberikan pada kelompok siswa dari setiap

[image:18.595.158.492.239.344.2]

kegiatan yang dilakukan terdapat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Kriteria Rubrik Pemberian Skor Lembar Observasi Keterlaksanaan

Skor Rubrik Pemberian Skor

1 Kelompok siswa melaksanakan tahap-tahap inkuiri

0 Kelompok siswa tidak melaksanakan tahap-tahap inkuiri

b. Menghitung Persentase skor

1) Menentukan skor setiap kelompok siswa sesuai dengan

aspek yang dinilai

2) Menjumlahkan skor seluruh kelompok pada setiap aspek

penilaian tahap-tahap inkuiri.

3) Menentukan skor maksimal yang didapatkan kelompok

siswa jika kelompok siswa melaksanakan semua

tahap-tahap inkuiri

Skor maksimal = bobot nilai maksimal x banyaknya kelompok yang

diobservasi

4) Menentukan persentase keterlaksanaan seluruh kelompok

pada setiap aspek penilaian

5) Menghitung rata-rata persentase keterlaksanaan praktikum

menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing oleh seluruh

kelompok

(19)

c. Penafsiran Skor

Tabel 3.2 digunakan untuk mengetahui kriteria keterlaksanaan

praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing yang

dikembangkan.

Tabel 3.2 Kriteria Interpretasi Skor

Rentang Persentase Kategori

0% - 20% Sangat Lemah

21% - 40% Lemah

41% - 60% Cukup

61% - 80% Kuat

81% - 100% Sangat Kuat

(Riduwan, 2007)

2. Pengolahan data dari Lembar penilaian jawaban siswa terhadap

tugas-tugas yang ada pada LKS

a. Memberikan skor setiap kelompok siswa sesuai dengan pedoman

penilaian jawaban tugas-tugas yang ada pada LKS.

b. Mengolah skor

1) Menjumlahkan skor semua jawaban tugas-tugas yang ada

pada LKS yang dijawab masing-masing kelompok siswa.

2) Menentukan skor maksimal ( jika siswa menjawab sesuai

dengan pedoman penilaian jawaban yang diharapkan)

3) Menentukan persentase skor dari setiap aspek yang dinilai

4) Menghitung rata-rata persentase penilaian jawaban siswa

terhadap tugas-tugas yang ada pada LKS

(20)

Untuk menafsirkan persentase skor yang diperoleh, maka

digunakan kriteria interpretasi skor yang tertera pada Tabel 3.2.

3. Pengolahan Data dari Angket Respon Siswa

Tahapan pengolahan data dari angket respon siswa adalah sebagai

berikut:

a. Memberikan skor dengan menggunakan Skala Likert

Angket respon siswa yang dibuat menggunakan pernyataan

positif seluruhnya dengan rentang Skala Likert yaitu skor 4 untuk

pernyataan Sangat Setuju (SS), skor 3 untuk pernyataan Setuju (S),

skor 2 untuk pernyataan Tidak Setuju (TS), dan skor 1 untuk

pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS).

b. Mengolah skor

1) Menentukan skor setiap siswa sesuai dengan nomor item

pernyataan (SS, S, TS dan STS)

2) Menjumlahkan skor semua siswa sesuai dengan nomor item

pernyataan

3) Menentukan skor maksimal ( jika siswa memilih SS)

4) Menentukan persentase skor setiap nomor item pertanyaan

5) Menghitung rata-rata persentase respon siswa terhadap

praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing

Rata-rata persentase respon siswa

(21)

Untuk menafsirkan persentase respon siswa terhadap praktikum

menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing, maka digunakan

kriteria interpretasi skor yang tertera pada Tabel 3.2.

4. Pengolahan Data dari Lembar Penilaian guru dan dosen

Tahapan pengolahan data dari penilaian guru dan dosen adalah sebagai

berikut:

a. Memberikan skor pada jawaban setiap nomor item

Pemberian skor pada lembar penilaian ini disesuaikan dengan

pernyataan untuk setiap indikator penilaian. Pemberian skor penilaian

guru dan dosen tertera pada Tabel 3.3

Tabel 3.3 Pemberian Skor Penilaian Guru

Pernyataan Skor

Sesuai/Logis/Tepat/Terkait/Jelas 1

Tidak Sesuai/Tidak Logis/Tidak Tepat/Tidak Jelas 0

b. Mengolah skor

1) Menjumlahkan skor semua responden pada setiap

komponen yang dianalisis

2) Menentukan skor maksimal

x jumlah

komponen yang dianalisis

3) Menentukan persentase skor setiap indikator

4) Menghitung rata-rata persentase penilaian guru terhadap

praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing

Rata-rata persentase penilaian guru

(22)

Untuk menafsirkan persentase penilaian guru terhadap LKS

inkuri terbimbing yang diperoleh, maka digunakan kriteria interpretasi

(23)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, didapatkan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Karakteristik LKS praktikum esterifikasi yang beredar di sekolah

berdasarkan hasil kajian kepustakaan dan survei lapangan masih

berbentuk instruksi langsung (cookbook).

2. Hasil optimasi prosedur praktikum pembuatan perisa nanas adalah

volume etanol sebanyak 3 mL, volume asam butirat sebanyak 2 mL,

jumlah tetesan asam sulfat sebanyak 5 tetes, waktu pemanasan selama

5 menit, volume larutan NaHCO3 jenuh sebanyak 9 mL, dan suhu

pemanasan sebesar 80oC.

3. Karakteristik LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada

pembuatan perisa nanas adalah sebagai berikut:

a. Berisikan fenomena yang membimbing siswa untuk merumuskan

masalah mengenai pembuatan perisa nanas.

b. Berisikan arahan-arahan yang sesuai dengan tahap-tahap inkuiri

untuk menuntun siswa melakukan praktikum pembuatan perisa

nanas.

4. Penilaian guru dan dosen terhadap LKS berbasis inkuiri terbimbing

pada pembuatan perisa nanas sangat sesuai dengan kompetensi inti dan

kompetensi dasar, sangat sesuai dengan subpokok materi esterifikasi,

penggunaan kalimat dalam LKS sudah sangat efektif dan memiliki tata

letak dan perwajahan LKS yang sangat baik.

5. Tingkat keterlaksanaan praktikum dengan menggunakan LKS

praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas

yang dikembangkan berdasarkan tahap-tahap inkuiri yang dilakukan

oleh siswa tergolong ke dalam kategori sangat baik dan keterlaksanaan

(24)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LKS berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas yang

dikembangkan juga tergolong sangat baik.

6. Respon siswa terhadap praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri

terbimbing pada pembuatan perisa nanas tergolong sangat baik.

B. Saran

Berdasarkan temuan dan pembahasan terdapat beberapa saran yang dapat

peneliti kemukakan yaitu sebagai berikut.

1. Perlu diperbaikinya fenomena yang terdapat pada LKS agar seluruh

siswa dapat menemukan masalah yang tersirat pada fenomena,

sehingga akan mempermudah dalam merumuskan masalah dan

membuat hipotesis.

2. Perlu pengembangan lanjutan pada tahap pengembangan model

terhadap lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada

pembuatan perisa nanas agar penggunaan produk ini bisa benar-benar

teruji efektifitasnya dalam pembelajaran kimia.

3. Perlu dikembangkan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada pokok

bahasan lainnya agar lebih banyak lagi LKS yang dapat menunjang

(25)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S. (2007). Strategi Pembelajaran Kimia. Jakarta : Universitas Terbuka

Arifin, M, dkk. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia.

Arsyad, A. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Beck, K. (2012). The Effect of Guided Inquiry Chemistry Labs on Student Engagement. (Tesis). Master of Education, Caroll University Waukesha.

Buck, B. L., Bretz, S. L., dan Towns, M. H. (2008). Characterizing the Level of Inquiry in the Undergraduate Laboratory. Journal of College Science Teaching. 42, hlm. 52-57.

Chang, R. (2004). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1 Terjemahan. Jakarta:Erlangga.

Colburn, A. (2000). An Inquiry Primer. Science Scope. 23, (6), hlm.42-44.

Darmojo, D. dan Kaligis, J. RE. (1991). Pendidikan IPA II. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Djamarah. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ernawati, W. (2013). Pembelajaran Inkuiri pada Topik Larutan Penyangga untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA. (Tesis). Universitas Pendidikan Indonesia

Hart, H., dkk. (2003). Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Kesembilan. Jakarta: Erlangga

Hidayah, I. dan Sugiarto. (2006). Workshop Pendidikan Matematika 2. Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES Semarang.

Hofstein, A. (2004). The Laboratory in Chemistry Education: Thirty Years of Experience with Developments, Implementation, and Research. Chem. Educ. Res. Pract. 2004, 5, 247-254

(26)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1989). Pengertian Struktur. Jakarta: Balai Pustaka.

Kemendikbud. (2013). Standar Proses SD/ MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Mohrig, et al. (2009). Synthesis and Hydrogenation of Disubstituted Chalcones. A Guided-Inquiry Organic Chemistry Project. Journal of Chemistry Education. 86 (2), 234

Matsjeh, S. (1993). Kimia Organik Dasar I. Yogyakarta: FMIPA UGM

Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sastrawijaya, T. (1988). Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Sessen, B. A. dan Tarhan, L. (2013). Inquiry-based Laboratory Activities in Electrochemistry: High School Students’ Achievements and Attitudes. Research science and education, 43, hlm. 413-435

Sudirman, dkk. (1990). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Suyanti, R. D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Toon, T. Y. dan Kwong, C. L. (2004), Chemistry Matters for GCE ‘O’ Level. Singapore: Federal

Trianto. (2008). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Pustaka Ilmu.

Wenning, dkk. (2004). Hierarchies of Pedagogical Practices and Inquiry Process. J. Phys. Tchr. Educ. 2(3), hlm. 3-12.

Whitten et al. (tanpa tahun). General Chemistry Seventh Edition. London: Willey

(27)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wilbraham, A. C. dan Matta, M. S. (1992). Kimia Organik dan Hayati. Bandung: ITB

Gambar

Tabel 3.1. Kriteria Rubrik Pemberian Skor Lembar Observasi Keterlaksanaan

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan Perilaku Disiplin Siswa melalui Pemberian Reward dan Punishment dalam Pembelajaran Penjasorkes pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Lamongan..

1) Pikeun pihak pamaréntah, utamana Dinas Pendidikan Jawa Barat kudu mikaweruh kana kapamalian-kapamalian anu masih kénéh tumuwuh sarta dipaké kénéh ku masarakat, ulah

Kasus Tiket Pesawat Ragukan Kejagung, ICW Desak KPK Usut Pejabat Kemenlu Sahabat MQ/ Indonesia Corruption Watch -ICW/ pesimistis terhadap langkah Kejaksaan Agung/ yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis material pipa dan plat yang digunakan dalam pengelasan, mengetahui letak retak (crack) pada sambungan las, dan menganalisa

dan menyesuaikan kemauan untuk mengurangi stigma negative yang muncul akibat perbedaan Etnis di lingkungan mereka. Walaupun Kota Medan tidaklah seperti beberapa kota lainnya

Sahabat MQ/ pengolahan karbondioksida atau CO2/ merupakan area bisnis yang menjanjikan// Hal tersebut disampaikan Dosen FMIPA Kimia Universitas Gadjah Mada

Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui besarnya kecepatan dan percepatan maksimum dalam pengangkatan dan penurunan kontainer, dan untuk mengetahui besarnya

Patawari, Andi Dwi Apriani. Skripsi Interaksi Sosial Antar Sesama Perantau. Medan: Sosiologi FISIP Universitas Sumatera Utara. Sembiring, Arfy Septian. Skripsi Harmonisasi