No.Daftar/FPEB/019.UN.40.7/DI/LT/2014
STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS
TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
(Pada Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi Memahami Perekonomian Terbuka, di Kelas XI IPS SMA Negeri 19 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh
Gia Sri Mulyani
0906027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS
TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
(Pada Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi Memahami Perekonomian Terbuka, di Kelas XI IPS SMA Negeri 19 Bandung)
Oleh:
GIA SRI MULYANI
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Gia Sri Mulyani 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
April 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS
TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
(Pada Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi Memahami Perekonomian Terbuka,Kelas XI IPS SMA Negeri 19 Bandung)
Bandung, Mei 2014
Skripsi ini disetujui oleh :
Pembimbing I
Dr. Hj. Sumartini, MP NIP. 19590830 198601 2 001
Pembimbing II
Drs. Ani Pinayani, MM NIP. 19620612 198803 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
Gia Sri Mulyani, 2014
ABSTRAK
“STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN
JIGSAW DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS TERHADAP
KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
(Pada Mata Pelajaran Ekonomi, Standar Kompetensi Memahami Perekonomian Terbuka, di Kelas XI IPS SMA Negeri 19 Bandung)
Oleh : Gia Sri Mulyani
0906027
Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, karena kenyataan dilapangan melalui data yang telah didapatkan bahwa jika dilihat dari hasil belajar siswa ternyata belum mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi dengan baik.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode
jigsaw dan metode Student Team Achievement Divisions dengan menggunakan
desain penelitian the static group pretest posttest design. Jumlah subjek pada penelitian yaitu berjumlah 84 orang siswa, yang terdiri dari dua kelas. Analisis instrumen menggunakan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda sedangkan analisis data menggunakan uji homogenitas, uji normalitas, dan uji hipotesis.
Hasil pengolahan data dengan uji t menunjukkan bahwa tingkat pemahaman konsep siswa berkaitan dengan perekonomian terbuka antara siswa yang menggunakan metode pembelajaran jigsaw dan student team achievement
division memiliki pemahaman yang relatif tinggi. Dan setelah dikomparasikan
dapat diketahui bahwa kelas yang menggunakan metode student team
achievement divisions lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan
metode jigsaw pada mata pelajaran ekonomi standar kompetensi memahami perekonomian terbuka.
Gia Sri Mulyani, 2014
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 8
2.1 Tinjauan Pustaka ... 8
2.1.1 Aspek Penilaian Hasil Belajar (Menurut Taksonomi Bloom) ... 8
2.1.1.1 Pengertian Pemahaman ... 10
2.1.1.2 Pengertian Konsep ... 12
2.1.1.3 Pengertian Pemahaman Konsep ... 12
2.1.2 Model Pembelajaran ... 15
2.1.2.1 Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 16
2.1.2.2 Teori yang mendasari Metode Pembelajaran Cooperative Learning ... 17
2.1.2.2.1 Teori Konstruktivisme ... 17
2.1.2.2.2 Teori Ausubel ... 18
2.1.2.2.3 Teori Piaget ... 19
2.1.2.2.4 Teori Sosial (Vygotsky) ... 20
2.1.2.2.5 Teori Sosial (Bandura) ... 20
2.1.3 Metode Pembelajaran ... 21
2.1.3.1 Metode Pembelajaran Tipe Kooperatif (Cooperative Learning) ... 21
2.1.3.1.1 Metode Pembelajaran Jigsaw ... 22
2.1.3.1.2 Metode Pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) ... 23
2.1.4 Hasil Penelitian yang Relevan ... 27
2.2 Kerangka Pemikiran ... 28
2.3 Hipotesis ... 30
BAB IIIMETODOLOGI ... 32
3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... 32
3.2 Populasi dan Sampel ... 32
3.2.1 Populasi ... 32
3.2.2 Sampel ... 32
Gia Sri Mulyani, 2014
3.4 Desain Penelitian ... 33
3.5 Operasionalisasi Variabel ... 34
3.6 Instrumen Penelitian ... 35
3.6.1 Tes pemahaman konsep ... 35
3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... 35
3.7.1 Uji Validitas ... 35
3.7.2 Uji Reliabilitas ... 38
3.7.3 Daya Pembeda ... 40
3.7.4 Taraf Kesukaran ... 42
3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 43
3.9 Teknik Pengolahan Data ... 43
3.10 Teknik Analisis Data ... 44
3.10.1 Uji Normalitas... 44
3.10.2 Uji Homegenitas ... 45
3.10.3 Uji Hipotesis ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49
4.1 Hasil Penelitian ... 49
4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian ... 49
4.1.2 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 49
4.1.2.1 Sejarah SMA Negeri 19 Bandung ... 49
4.1.2.2 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah ... 50
4.1.2.3 Keadaan Fasilitas, Sivitas, dan Akademika Sekolah ... 52
4.1.2.4 Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah ... 54
4.2 Implementasi Metode Pembelajaran JIgsaw ... 59
4.3 Implementasi Metode Pembelajaran STAD ... 61
4.4 Deskripsi Hasil Pengolahan Data ... 64
4.4.1 Data Tes Awal (Pre Tes) ... 64
4.4.2 Data Tes Akhir (Post Tes) ... 65
4.5 Analisis Pengolahan Data ... 77
4.5.1 Uji Normalitas... 77
4.5.2 Uji Homogenitas ... 78
4.5.3 Uji Hipotesis ... 79
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89
5.1 Kesimpulan ... 89
5.2 Saran ... 89
5.3 Implementasi Terhadap Kurikulum 2013 ... 91
Gia Sri Mulyani, 2014
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Ulangan Akhir Semester (UAS) Mata Pelajaran Ekonomi Kelas
XI IPS SMAN 19 Bandung ... 3
Tabel 2.1 Pedoman Pemberian Skor Individu ... 25
Tabel 2.2 Pedoman Pemberian Pengahargaan Kelompok ... 26
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ... ... 27
Tabel 3.1Operasional variabel ... 34
Tabel 3.2Kriteria Validitas ... 37
Tabel 3.3Hasil Validitas Item Penelitian ... 37
Tabel 3.4Kriteria Reliabilitas ... 39
Tabel 3.5Kriteria Daya Pembeda Soal ... 41
Tabel 3.6Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Daya Pembeda ... 41
Tabel 3.7Kriteria Tingkat kesukaran... 42
Tabel 3.8Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran ... 42
Tabel 3.9Kategori Tingkat Gain yang Ternormalisasi ... 44
Tabel 4.1Perubahan Kepemimpinan Kepala SMA Negeri 19 Bandung ... 52
Tabel 4.2Jumlah Guru Tetap ... 53
Tabel 4.3Jumlah Staf Administrasi ... 54
Tabel 4.4Daftar Siswa SMA Negeri 19 Bandung ... 54
Tabel 4.5Keadaan Ruangan Gedung Sekolah ... 56
Tabel 4.6 Rata-rata Nilai Hasil Pre TesKelas Pertama (Jigsaw) dan Kelas Kedua (STAD) ... 64
Tabel 4.7 Rata-rata Nilai Hasil Post TesKelas Pertama (Jigsaw) dan Kelas Kedua (STAD) ... 66
Tabel 4.8Gambaran Hasil Post Tes Pertemuan I ... 68
Tabel 4.9 Gambaran Hasil Post Tes Pertemuan II ... 69
Tabel 4.10Gambaran Hasil Post Tes Pertemuan III ... 71
Tabel 4.11Gambaran Hasil Post Tes Pertemuan IV... 72
Tabel 4.12Gambaran Hasil Post Tes Pertemuan V ... 74
Tabel 4.13Rekapitulasi Skor N-Gain Kelas Pertama dan Kelas Kedua ... 76
Tabel 4.14Uji Normalitas Data Hasil Penelitian ... 78
Tabel 4.15Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Data Masing-masing Kelompok ... 79
Gia Sri Mulyani, 2014
Tabel 4.17 Hasil Uji-t Perbedaan Pre tes dan Post tes Siswa Kelas Pertama
(Menggunakan Metode Jigsaw) ... 81
Tabel 4.18 Hasil Uji-t Perbedaan Pre tes dan Post tes Siswa Kelas Kedua (Menggunakan Metode STAD) ... 83
Tabel 4.19Hasil Uji-t Perbedaan N-gainKelas Pertama dan Kelas Kedua ... 84
Tabel 4.20Rata-rata nilai Post-Test kelas Jigsaw dan kelas STAD ... 87
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir ... 30
Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 33
Gambar 4.1Denah Lokasi ... 57
Gambar 4.2Denah Bangunan ... 57
Gambar 4.3Struktur Organisasi... 58
Gambar 4.4Struktur Pengelola PLH ... 56
Gambar 4.5Perbandingan Nilai Hasil Pre Tes Kelas Pertama dan Kelas Kedua ... 65
Gambar 4.6Perbandingan Nilai Hasil Post Tes Kelas Pertama dan Kelas Kedua ... 67
Gambar 4.7Perbandingan Skor Gain Kelas ke-1 dan Kelas ke-2(Pertemuan I) ... 69
Gambar 4.8Perbandingan Skor Gain Kelas ke-1 dan Kelas ke-2(Pertemuan II) ... 70
Gambar 4.9Perbandingan Skor Gain Kelas ke-1 dan Kelas ke-2(Pertemuan III) ... 72
Gambar 4.10Perbandingan Skor Gain Kelas ke-1 dan Kelas ke-2(PertemuanIV) ... 73
Gambar 4.11Perbandingan Skor Gain Kelas ke-1 dan Kelas ke-2(Pertemuan V) ... 75
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan dapat diartikan sebagai proses belajar berupa aktivitas manusia
yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pernyataan
tersebut menjadi ungkapan bahwa manusia tidak dapat lepas dari proses belajar
itu sendiri sampai kapanpun dan dimanapun manusia itu berada dan belajar juga
menjadi kebutuhan yang terus meningkat sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan Negara.
Selain itu pendidikan juga merupakan sarana seseorang dalam berinvestasi
untuk masa depannya kelak. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang
mampu melahirkan anak-anak bangsa yang berkualitas. Oleh karena itu, sekolah
dan tenaga pendidik sebagai fasilitator dalam pendidikan haruslah mampu
menciptakan keadaan proses pembelajaran yang baik.
Peranan pendidikan dalam membentuk karakter anak bangsa yang
berkualitas sendiri telah tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003 mengenai fungsi pendidikan nasional yaitu sebagai
berikut:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Dari penjelasan fungsi pendidikan nasional di atas, dapat diketahui bahwa
pendidikan yang ada harus mampu mengembangkan kemampuan anak,
sehingga hasil dari pembelajaran diharapkan anak mampu berpartisipasi dalam
pemikirannya untuk membangun pendidikan ataupun keadaan yang lebih baik.
Dari hal tersebut maka anak diharapkan mampu mengasah kemampuannya
sendiri dalam menyikapi fenomena yanga ada. Dalam menyikapi fenomena
tersebut, kemampuan siswa yang harus diperhatikan oleh seorang guru dan perlu
untuk dikembangkan adalah kemampuan siswa dalam memahami sekaligus
mendalami suatu kejadian termasuk dalam materi yang dia pelajari. Kemampuan
siswa dalam memahami materi ini merupakan suatu kompetensi kemampuan
yang termasuk ke dalam ranah pembelajaran kognitif yang menempati posisi
urutan kedua setelah pengetahuan yaitu pada aspek pemahaman konsep.
Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami sejumlah
materi pelajaran, dalam hal ini siswa diharapkan mampu mengingat gambaran
sejumlah konsep yang dipelajari dengan menyerupai konsep yang sebenarnya,
serta mampu mengungkapkan kembali konsep tersebut dalam bentuk lain yng
mudah dimengerti, selain itu juga mampu memberikan interpretasi data dan
mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang
dimilikinya.
Pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah guru ajarkan dapat
tercermin dari nilai hasil ulangan harian, ujian tengah semester (UTS) maupun
dari nilai ujian akhir semester (UAS). Hasil tersebut mencerminkan bahwa mutu
pendidikan disekolah salah satunya dapat dilihat dari tinggi rendahnya nilai ujian
yang didapat oleh peserta didik.
Berikut ini data pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran ekonomi
yang diambil dari hasil nilai ujian akhir sekolah (UAS) pada Siswa Kelas XI IPS
Tabel 1.1
Nilai Ulangan Akhir Semester (UAS) Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMAN 19 Bandung 2013-2014
Kelas Jumlah
Sumber : Lampiran B1(data Pra Penelitian, data diolah)
Berdasarkan table 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat pemahaman konsep
siswa kelas XI IPS di SMAN 19 Bandung masih sangat kurang, hal ini dapat
dilihat dari jumlah total siswa dalam 4 kelas yaitu sebanyak 168 orang yang
mendapatkan ulangan memenuhi KKM hanya sebanyak 22 siswa atau sekitar
13,09% dan sisanya sebanyak 146 siswa atau sebanyak 86,91% mendapatkan nilai
ulangan di bawah KKM. Selain itu dapat dilihat dari nilai rata-rata semua kelas
yang juga masih di bawah standar KKM.
Dari data tersebut menunjukan bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap
mata pelajaran ekonomi sangatlah belum optimal. Hal yang menyebabkan belum
optimalnya pemahaman yang dimiliki siswa akan mata pelajaran ekonomi salah
satunya adalah dari cara pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah yang masih
pasif atau hanya berpusat pada guru dan sangat kurang memberikan peluang
untuk siswa belajar aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan Fitria (2011:16) dalam
pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran di sekolah bersumber dari model
pembelajaran yang diterapkan di sekolah”.
Pada dasarnya, penerapan metode mengajar yang bervariasi berupaya
untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar dan sekaligus sebagai salah
satu indikator peningkatan kualitas pendidikan. Penerapan metode-metode
mengajar yang bervariasi juga akan dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam
menerima pelajaran.
Metode-metode yang mendukung untuk memperbaiki dan meningkatkan
pemahaman siswa akan konsep khususnya dalam mata pelajaran ekonomi
diantaranya adalah metode belajar yang bersumber dari model pembelajaran
cooperative learning. Model pembelajaran cooperative learning ini merupakan
suatu model yang memusatkan pembelajaran pada siswa sehingga peran aktif
siswa lebih banyak dibandingkan peran guru.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dimana berupa aktifitas
belajar kelompok yang diatur sehingga pembelajaran pada struktur sosial
pertukaran informasi antar anggota dalam kelompok dan tiap anggota bertanggung
jawab untuk kelompok dan dirinya sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan
pembelajaran lainnya. Adapun beberapa metode pembelajaran kooperatif, antara
lain : Student Teams Achievement Division (STAD), Teams Games Tournament
(TGT), Jigsaw, Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan
Teams Assisted Individualization (TAI).
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan dua metode kooperatif
untuk dibandingkan yang mana yang lebih baik dan cocok dipakai dalam proses
pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi. Dua metode tersebut adalah metode
student team achievement divisions dan metode jigsaw. Kedua metode ini
mempunyai kegiatan inti yang sama yaitu siswa diminta untuk belajar berdiskusi
kelompok dan saling bekerja sama dalam kelompok tersebut sehingga anggota
kelompok satu sama bisa memahami materi yang sedang dipelajari.
Pemilihan metode ini didasarkan dari beberapa hasil penelitian yang telah
(Nur Citra Utomo:2009) yang menjelaskan bahwa ia mengkomparasikan kedua
metode ini dan menunjukkan hasil bahwa masing-masing metode memiliki
karakteristik tersendiri, dan menunjukkan bahwa di sekolah yang ia teliti
penggunaan metode jigsaw lebih baik dan lebih efektif. Selain itu menurut hasil
penelitian dari (Supartin: 2012) yang menerangkan bahwa kedua metode ini cocok
dipakai dalam proses pembelajaran oleh guru dikelas, karena kedua metode ini
sederhana dan mudah diterapkan dan dipahami siswa.
Metode STAD merupakan suatu bentuk pembelajaran kooperatif yaitu
pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa
untuk bekerja sama memaksimalkan kondisi belajar guna mencapai tujuan belajar
sedangkan metode jigsaw merupakan metode belajar kelompok kecil namun
terdapat dua kelompok yang harus diikuti siswa yaitu kelompok asal dan
kelompok ahli.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis pun merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan menggunakan kedua metode tersebut. Dalam
penelitian ini penulis mengangkat judul : STUDI KOMPARATIF
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN METODE
STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS TERHADAP
KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA (Pada Mata Pelajaran
Ekonomi Standar Kompetensi Memahami Perekonomian Terbuka. Kelas XI IPS
SMAN 19 Bandung).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan pada pre-test kemampuan pemahaman
konsep siswa antara kelas yang menggunakan metode jigsaw dengan
kelas yang menggunakan metode student team achievement divisions
2. Apakah terdapat perbedaan antara hasil pre-test dan post-test
kemampuan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan
metode jigsaw pada standar kompetensi memahami perekonomian
terbuka?
3. Apakah terdapat perbedaan antara hasil pre-test dan post-test
kemampuan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan
metode student team achievement divisions pada standar kompetensi
memahami perekonomian terbuka?
4. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep tentang perekonomian
terbuka, antara kelas yang menggunakan metode pembelajaran Jigsaw
dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran student team
achievement divisions setelah diberikan perlakuan(post-test)? (N-Gain)
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbedaan pada hasil pre test pemahaman konsep siswa
pada mata pelajaran ekonomi standar kompetensi memahami
Perekonomian Terbuka antara siswa kelas eksperimen yang menggunakan
metode jigsaw dengan siswa kelas eksperimen yang menggunakan metode
Student team achievement division (STAD)
2. Untuk mengetahui perbedaan antara hasil pre-test dan post-test
kemampuan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan
metode jigsaw pada standar kompetensi memahami perekonomian terbuka.
3. Untuk mengetahui perbedaan antara hasil pre-test dan post-test
kemampuan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan
metode student team achievement divisions pada standar kompetensi
memahami perekonomian terbuka.
4. Untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep tentang perekonomian
dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran STAD etelah
diberikan perlakuan (post-test). (N-Gain)
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan di bidang ilmu pendidikan melalui penerapan metode
pembelajaran jigsaw dan metode Student team achievement division
(STAD) dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata
pelajaran ekonomi.
2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
gambaran perbandingan mengenai siswa yang pembelajarannya
menggunakan metode pembelajaran jigsaw dengan siswa yang yang
pembelajarannya menggunakan metode Student team achievement
divisions (STAD) pembelajaran sebagai bahan referensi bagi para guru
BAB III
METODOLOGI
3.1 Objek dan Subjek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsep siswa
pada standar kompetensi memahami perekonomian terbuka. Penelitian ini
menganalisa studi komparatif dari metode pembelajaran kooperatif jigsaw (X1)
dan metode pembelajaran kooperatif student team achievement division (X2)
sebagai variabel bebas terhadap kemampuan pemahaman konsep (Y) yang
merupakan variabel terikat. Sedangkan subjek penelitian ini adalah kelas XI IPS
di SMA Negeri 19 Bandung.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:80).
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 19 Bandung dan yang
menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 19 Bandung.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2010:81).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas pada kelas XI
IPS SMA Negeri 19 Bandung.
3.3 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 2) metode penelitian diartikan sebagai cara
Dalam penelitian ini digunakan metode Quasi experimental design
(eksperimen semu) yaitu jenis eksperimen yang menggunakan seluruh subjek
yang utuh (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment). Bentuk quasi
eksperimental design (eksperimen semu) yang digunakan dalam penelitian ini
adalah the statisti group pretest-posttest.
Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek penelitian menjadi dua
kelompok yaitu kelompok kelas pertama yang menggunakan metode
pembelajaran Jigsaw dan kelompok kelas kedua yang menggunakan metode
pembelajaran STAD.
3.4 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat
berjalan dengan baik.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah the static
group pretest posttest design (Fraenkle dan Wallen, 2012:270). Secara bagan bisa
digambarkan seperti gambar berikut:
O1 X O3
O2 O4
Gambar 3.1
(Sumber: Fraenkle dan Wallen, 2012:270)
Keterangan :
X : Pemberian pembelajaran menggunakan model kooperatif teknik jigsaw.
: Pemberian pembelajaran menggunakan model kooperatif teknik student team achievement division (STAD).
Dalam pengambilan data penelitian dilakukan sebanyak 2 kali yaitu
pengambilan data yang dilakukan sebelum perlakuan disebut pretest (O1 dan O2),
sedangkan pengambilan data yang dilakukan setelah perlakuan disebut posttest
(O3 dan O4).
3.5 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.1 Operasional variabel
Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analisis Skala
Metode
Langkah-langkah atau tahapan dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw :
1) Membentuk kelompok heterogen atau kelompok asal 2) Membagikan tugas/materi kepada setiap anggota dalam kelompok
3) Diskusi kelompok ahli 4) Pemberian kuis/tes individu
Hasil penelitian kooperatif yang memberi tim berkemampuan majemuk sebuah laithan untuk mempelajari konsep dan keahlian bersama
siswa rekan
1) Tahap Penyajian Materi 2) Tahap kegiatan kelompok 3) Tahap tes individual guru. Siswa dikatakan memahami bila mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku atau layar komputer. Anderson dan Krathwohl (2010:43).
Kemampuan pemahaman konsep merupakan salah satu aspek dalam ranah (domain) kognitif. Tingkat kemampuan pemahaman konsep siswa dapat diketahui melalui soal –soal kognitif pada ranah C2.
Para siswa mampu meningkatkan pemahaman pada mata pelajaran ekonomi, dapat dilihat dari tujuh proses kognitif yang lebih spesifik, yakni
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis soal
pemahaman konsep mengenai konsep perekonomian terbuka, yang sama-sama
digunakan di kedua kelas yang akan diberikan perlakuan menggunakan metode
yang bebeda. Tes ini dilakukan dua kali, yaitu pada saat pre-test sebelum diberikan
perlakuan (treatment) dan pada saat post-test atau setelah diberikan perlakuan
(treatment) pada kedua kelas. Instrumen penelitian ini disusun diawali dengan
penulis membuat kisi soal berdasarkan indikator pembelajaran. Setelah
kisi-kisi tersebut dibuat selanjutnya yaitu membuat soal dan kunci jawaban. Instrumen
yang telah disusun dikonsultasikan dengan guru dan dosen pembimbing.
3.6.1 Tes pemahaman konsep
Instrumen pemahaman konsep digunakan untuk menentukan pemahaman
konsep siswa sebelum dan sesudah diberikan pembelajaran baik pada siswa kelas
yang menggunakan metode pembelajaran jigsaw maupun pada siswa kelas
ekperimen yang menggunakan metode pembelajaran student team achievement
division (STAD). Instrumen tes pemahaman konsep yang digunakan adalah
berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda dengan penyusunannya berdasarkan
indikator yang telah ada.
3.7 Pengujian Instrumen Penelitian
3.7.1 Uji Validitas
Validitas adalah keadaaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang
bersangkutan mampu mengukur apa yang akan di ukur (Suharsimi , 2009 : 167).
Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Sedangkan, menurut Sugiyono (2011 : 363) validitas merupakan derajat
ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat
berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Menurut Arikunto (2009:58) sebuah data atau
informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan senyatanya.
Untuk mengukur validitas soal digunakan rumus korelasi yaitu:
2
rxy = Koefisien korelasi butir
∑X = Jumlah skor tiap item
∑Y = Jumlah skor total item
∑X2 = Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan
∑Y2 = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
∑XY = Jumlah perkalian X dan Y N = Jumlah sampel
Setelah harga koefisien korelasi ( rxy ) diperoleh, disubstitusikan ke rumus
uji „t‟ yaitu :
Instrumen dinyatakan valid apabila thitung > ttabel dengan tingkat signifikansi
0,05. Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks validitas
Tabel 3.2 Kriteria Validitas
Besarnya nilai Intepretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Tinggi
Uji validitas soal instrumen penelitian dilakuka pada N=30 dengan degree
of freedom (df) = N-K = 30- (2+1) = 27, di dapat ttabel = 1,70. Berdasarkan batuan
Microsoft Excel, diperoleh hasil uji validitas tampak pada tabel berikut ini :
Tabel 3.3
ttabel
Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 07
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa semua instrumen penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini valid sehingga layak untuk dijadikan alat
ukur penelitian selanjutnya.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut cukup baik
(Arikunto, 2009:86). Sebuah tes dikatakan reliabel jika tes tersebut memberikan
hasil yang tetap. Jika tes tersebut diberikan pada kesempatan yang lain akan
memberikan hasil yang relatif sama.
Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang
sama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil
Arikunto (2009 : 86).
Seperti halnya beberapa teknik juga menggunakan rumus korelasi product
moment untuk mengetahui validitas, kesejajaran hasil dalam reliabilitas tes.Untuk
menguji reliabilitas, dalam penelitian ini digunakan teknik ganjil-genap dengan
a. Membagi item-item yang valid menjadi dua belahan, dalam hal ini diambil
nomor ganjil (x) dan genap (y), dimana x merupakan belahan pertama, dan y
merupakan belahan kedua.
b. Skor masing-masing item pada setiap belahan dijumlahkan, sehingga
menghasilkan dua skor total masing-masing responden, yaitu skor total
belahan pertama dan skor belahan kedua.
c. Mengkorelasi skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan
teknik korelasi product moment.
d. Mencari angka reliabilitas keseluruhan item tanpa dibelah, dengan cara
mengkorelasi angka korelasi yang diperoleh dengan memasukannya
kedalam rumus Spearman Brown yaitu :
(Arikunto, 2009: 93)
Dimana :
= koefisisen reliabilitas internal seluruh item
= korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau
(awal-akhir)
Kaidah keputusannya adalah jika r11 > rtabel berarti reliabel dan sebaliknya
jika r11<rtabel berarti tidak reliable.Adapun kriteria yang digunakan untuk
menginterprestasikan indeks reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas
Koefisien Kolerasi Interprestsi
0,81 - 1,00 0,61 - 0,80 0,41 - 0,60 0,21 - 0,40 0,00 - 0,20
Tinggi Cukup Agak rendah
Rendah Sangat rendah
Dengan bantuan Microsoft Excel diperoleh nilai rhitung = 1.025 Adapun nilai
rtabel dengan n = 30 dan taraf nyata (α) = 0,05 didapat 0,361. Hal ini berarti rhitung
lebih besar dari rtabel (0,933 > 0,361). Dengan demikian instrumen penelitian untuk
mengukur hasil belajar siswa terkait kemampuan pemahaman konsep pada materi
standar kompetensi memahami perekonomian terbuka dinyatakan mempunyai
daya ketepatan atau dengan kata lain reliable dengan tingkat reliabilitas dan
termasuk kepada kategori tinggi.
3.7.3 Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakanantara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
tidak pandai(berkemampuan rendah).
(Arikunto, 2009:211).
Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah
sebagaiberikut:
DP =
Keterangan:
DP : Daya Pembeda
JA : banyaknya siswa kelompok atas
JB : banyaknya siswa kelompok bawah
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar
PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi Daya Pembeda:
soal-soal yang telah diolah kebanyakan memiliki daya pembeda yang cukup
bervariasi.
Tabel 3.6
Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Daya Pembeda
Daya Pembeda Jumlah Soal % No. Soal
instrumen tes hasil belajar kemampuan pemahaman konsep pada materi standar
kompetensi memahami perekonomian terbuka, terdapat 1 item yang memiliki
daya pembeda dengan kategori baik sekali, 13 item yang memiliki daya pembeda
3.7.4 Taraf Kesukaran
Untuk memperoleh kualitas soal yang baik, disamping memenuhi kriteria
validitas dan reliabilitas, perlu juga dianalisis tingkat kesukaran. Adapun rumus
analisis tingkat kesukaran soal adalah:
P = B JS
(Arikunto,2009:208) Keterangan:
P : Indeks Kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu
JS: Jumlah seluruh peserta tes
Dengan interpretasi nilai tingkat kesukaran butirnya dapat menggunakan
tolok ukur sebagai berikut:
Tabel 3.7
Kriteria Tingkat kesukaran
Soal Kriteria
Soal dengan P 1,00 sampai 0,30
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00
Sukar
Sedang
Mudah
(Arikunto:2009,210)
Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa kriteria dari uji tingkat
kesukaran dari soal-soal yang telah diolah memiliki tingkat kesukaran yang cukup
bervariasi sebagaimana ditunjukkan tabel berikut ini.
Tabel 3.8
Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 50 soal yang dijadikan
instrumen tes hasil belajar kemampuan pemahaman konsep pada materi standar
kompetensi memahami perekonomian terbuka, keseluruhan soal termasuk pada
kategori sedang.
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Dimana data
diperoleh dari hasil tes yang dilakukan dua kali yaitu:
1. Test awal (pre-test)
Tes awal (pre-test) dilakukan pada awal penelitian dengan tujuan untuk
mengetahui dan mengukur pemahaman konsep siswa sebelum
dilaksanakan perlakuan, baik dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif jigsaw maupun dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif student team achievement divisions.
2. Test akhir (post-test)
Tes akhir (post-test) dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan untuk
mengetahui dan mengukur pemahaman konsep siswa setelah
dilaksanakan perlakuan, baik dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif jigsaw maupun dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif student team achievement divisions.
3.9 Teknik Pengolahan Data
a. Penskoran
Skor jawaban yang diberikan untuk jawaban benar adalah 1 dan untuk jawaban
salah adalah 0. Skor total dihitung dari banyaknya jawaban yang cock dengan
kunci jawaban
b. Menghitung rata-rata (mean) skor pre test dan post test
Nilai rata-rata dari skor pemahaman konsep dihitung dengan menggunakan rumus
=
c. Menghitung Gain skor pretest dan posttest
Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan
Gain yang dinormalisasi dengan rumus:
g =
keterangan :
spost = skor posttets
Spre = skor pretest
Smaks = skor maksimum ideal
Tabel 3.9
Kategori Tingkat Gain yang Ternormalisasi
Batasan Kategori
g>0,7 Tinggi
0,3 g 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
Sumber : Yulianti (Hake,1999)
3.10 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh sendiri
maupun orang lain (Sugiyono, 2011 : 335).
3.10.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah
untuk menguji hipotesis menggunakan statistic parametrik.Untuk menguji
normalitas, maka langkah-langkah yang ditempuh adalah :
a) Menghitung mean skor kelompok
b) Mencari dan menghitung deviasi standar
c) Membuat daftar frekuensi observasi (fo) dan frekuensi ekspektasi (fe)
dengan menempuh langkah-langkah sebagia berikut :
1) Menentukkan banyaknya kelas (k) dengan rumus :
K = 1+ 3,3 log n
2) Menentukan panjang kelas (p) dengan rumus :
P = r/k dimana r = rentang skor
d) Menentukan nilai baku z, dengan menggunakan rumus :
Z =
Ɩ
= |
Ɩ
1–
Ɩ
2| ; E
i= n x1
e) Mencari harga chi-kuadrat (χ2) dengan rumus :
χ2= Σ
Menentukan derajat kebebasan
Menentukan χ2
dari daftar tabel
Fo= frekuensi pengamatan
Fe = frekuensi yang diharapkan
f) Penentuan normalitas
Jika : χ2
hitung χ2 tabel, data berdistribusi normal
χ2
hitung χ2 tabel, data berdistribusi tidak normal
(Siregar, 2004 :87)
3.10.2 Uji Homegenitas
Uji Homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah varians
sampel yang akan dikomparasikan itu homogen atau tidak. Varians adalah standar
deviasi yang dikuadratkan. Uji Homogenitas varians digunakan uji F.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
b) Menghitung nilai F dengan rumus :
Dengan S2b = varians yang lebih besar
S2k = varian yang lebih kecil
Kebebasan (dk) = (ni– 2)
c) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F dari tabel
F hitung F tabel, artinya kedua sampel homogen
F hitung F tabel, artinya kedua sampel tidak homogen
(Siregar, 2004 :50)
3.10.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini didasarkan pada data pre test, post test,
dan data peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa (n-gain). Pengujian
hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan uji-t independen dua arah (t-test
independen) menggunakan olah data spss 20.00 dengan rumus sebagai berikut:
Untuk pengujian uji-t independen dua arah dengan rumus sebagai berikut:
Jika kedua varians tidak sama digunakan rumus :
(Kusnendi, 2013: 4)
Jika kedua varians sama digunakan rumus :
;
Dimana :
= nilai rata-rata sampel
= varians sampel
n1 dan n2 = ukuran sampel
Untuk pengujian uji-t berpasangan dengan rumus sebagai berikut:
(Kusnendi, 2013: 5)
Dimana:
D = perbedaan nilai data setiap pasangan anggota sampel (Y1-Y2)
n = ukuran sampel
Kriteria pengujian hipotesis, adalah sebagai berikut:
- Jika Thitung > Ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
- Jika Thitung≤ Ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Selanjutnya untuk hipotesis statistic yang diajukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
Hipotesis1 → H0 : µ1 = μ2
Tidak terdapat perbedaan pada pre-test kemampuan pemahaman konsep
siswa antara kelas yang menggunakan metode jigsaw dengan kelas yang
menggunakan metode student team achievement division pada standar
→ H1 : µ1 ≠μ2
Terdapat perbedaan pada pre-test kemampuan pemahaman konsep siswa
antara kelas yang menggunakan metode jigsaw dengan kelas yang
menggunakan metode student team achievement division pada standar
kompetensi memahami perekonomian terbuka.
Hipotesis 2 → H0 : µ1 = μ2
Tidak terdapat perbedaan antara hasil pre-test dan post-test kemampuan
pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan teknik jigsaw
pada standar kompetensi memahami perekonomian terbuka.
→ H1 : µ1 ≠μ2
Terdapat perbedaan antara hasil pre-test dan post-test kemampuan
pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan teknik jigsaw
pada standar kompetensi memahami perekonomian terbuka.
Hipotesis 3 → H0 : µ1 = μ2
Tidak terdapat perbedaan antara hasil pre-test dan post-test kemampuan
pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan student team
achievement divisions pada standar kompetensi memahami perekonomian
terbuka.
→ H1 : µ1 ≠μ2
Terdapat perbedaan antara hasil pre-test dan post-test kemampuan
pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan teknik student
team achievement divisions pada standar kompetensi memahami
perekonomian terbuka.
Hipotesis 4 → H0 : µ1 = μ2
Tidak terdapat perbedaan antara hasil post-test kemampuan pemahaman
konsep siswa pada kelas yang menggunakan metode jigsaw dengan kelas
yang menggunakan metode student team achievement divisions pada
standar kompetensi memahami perekonomian terbuka. (n-gain)
→ H1 : µ1 ≠μ2
siswa pada kelas yang menggunakan metode jigsaw dengan kelas yang
menggunakan metode student team achievement divisions pada standar
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kedua kelas XI IPS di SMA
Negeri 19 Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep tentang perekonomian
terbuka antara kelas yang menggunakan metode pembelajaran jigsaw
dengan kelas yang menggunakan metode STAD sebelum diberikan
perlakuan (pre-test).
2. Terdapat perbedaan pemahaman konsep tentang perekonomian
terbuka hasil pre-test dan post-test pada kelas yang menggunakan
metode pembelajaran jigsaw. Hasil post-test meningkat dibandingkan
dengan hasil pre-test.
3. Terdapat perbedaan pemahaman konsep tentang perekonomian
terbuka, hasil pre-test dan post-test pada kelas yang menggunakan
pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran STAD. Hasil
post-test meningkat, dan peningkatannya melebihi pada kelas yang
menggunakan metode jigsaw.
4. Terdapat perbedaan pemahaman konsep tentang perekonomian
terbuka, antara kelas yang menggunakan metode pembelajaran jigsaw
dengan kelas yang menggunakan metode STAD setelah diberikan
perlakuan (post-test). Hasil ini dilihat dari hasil n-gain setiap kelas,
dan kelas yang proses pembelajarannya menggunakan metode STAD
memiliki hasil n-gain yang lebih baik daripada hasil n-gain kelas yang
5.2 Saran
Berdasarkan proses penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan
metode pembelajaran jigsaw dan metode pembelajaran STAD sebagai salah satu
metode pembelajaran yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran, khususnya
pada mata pelajaran ekonomi. Oleh karena itu, dari penelitian ini akan
disampaikan beberapa saran yaitu sebagai berikut ini :
1. Bagi guru diharapkan dalam proses pembelajarannya tidak hanya
menggunakan metode ceramah, karena hal tersebut akan membuat siswa
tidak aktif dalam proses pembelajaran dan selalu bergantung kepada apa
yang disampaikan oleh guru. Dengan menerapkan metode pembelajaran
jigsaw dan STAD hal ini terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa,
karena dalam metode ini setiap siswa dilatih untuk dapat lebih memahami
materi pembelajaran melalui kegiatan belajar kelompok bersama teman
sekelompoknya.
2. Bagi siswa diharapkan agar mendukung setiap yang dilakukan guru dala
proses pembelajaran, selain itu siswa diharapkan bisa lebih aktif baik
dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran jigsaw
dan STAD, maupun dengan menggunakan metode lain, karena peran
siswa dalam pembelajaran menentukan keberhasilan proses belajar
mengajar itu sendiri.
3. Bagi pihak sekolah diharapkan memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengembangkan pengetahuan tentang pembelajaran yang variatif
melalui berbagai kegiatan yang mendukung guru dalam proses
pengembangan pengetahuannya, misalnya dengan turin mengikutsertakan
guru dala seminar, diklat dan kegiatan laiinya, yang dilaksanakan oleh
institusi pendidikan, terutama berkenaan dengan proses pengajaran dan
pembelajaran.
4. Dikarenakan penelitian ini sangat terbatas, maka diharapkan bagi peneliti
diantaranya dalam hal pembuatan instrumen penelitian dapat lebih teliti
lagi merumuskan kisi-kisi soal agar dapat sesuai dengan indikator yang
telah ditetapkan. Selain itu diharapkan pula hasil penelitian ini semoga
dapat menambah ilmu mengenai metode pembelajaran jigsaw dan STAD
dalam meningkatkan pemahaman siswa, sehingga pada penelitian
selanjutnya dapat dikembangkan secara lebih mendalam dengan
menggunakan variabel yang berbeda dan dilakukan pada kelas ataupun
sekolah yang lainnya, sehingga semakin banyak guru dan siswa yang
memahami manfaat dari metode-metode tersebut.
5.3Implementasi Penelitian terhadap Kurikulum 2013
Penelitian ini difokuskan untuk meneliti pengaruh kedua model
pembelajaran terhadap aspek peahaman konsep siswa. Penelitian ini
menggunakan dua metode pembelajaran dari model pembelajaran cooperative
learning, kedua metode pembelajaran tersebut adalah metode jigsaw dan
metode student team achievement divisions. Penggunaan kedua metode ini
tentunya diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap proses
pembelajaran di sekolah saat ini dan ke depannya.
Proses pembelajaran di sekolah pada saat ini sedang diarahkan kepada
kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 ini aspek
kognitif yang diharapkan mampu dicapai oleh siswa mencakup aspek kognitif
dari C4-C6.
Oleh karena itu kontribusi yang dapat diberikan penelitian ini hanya
sebatas kepada kontribusi dari pada kebermanfaatan metode yang dipakai saja
karena untuk aspek kognitifnya sendiri penelitian ini menggunakan aspek
kognitif yang ranah kedudukannya masih di bawah aspek yang ingin dicapai
oleh kurikulu 2013.
Dari penelitian ini kedua metode yang dipakai bisa berkontribusi untuk
metode yang dapat dipakai pada materi yang rendah hingga yang tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Ahmadi, Abu dan Joko T. Prasetyo. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Bandura, A. (1977). Social Learning Theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall
Budiarti, Retno. (2011). Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Team Achievment Divisions untuk Meningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Pencernaan Makanan Kelas XI IPA MAN Sukaharjo. Skripsi pada FKIP Universitas Sebelas Maret
Semarang: Tidak diterbitkan
Budiwati Neti dan Permana Leni. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung : Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi UPI Bandung
Depdiknas. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta
Djamarah, Syaiful Bahri (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta
Fitria. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Make a Match
Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Skripsi pada UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
Fraenkle, R. Jack., Wallen, E. (2012). How To Design and Evaluate Research in
Education. United States: Library of Congress Cataloging-in-Publication
Data.
Heriawan Adang, dkk. (2012). Metodologi Pembelajaran. Banten: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru (LP3G)
http://ekarestama.blogspot.com/2012/12/konsep-dasar-dan-aspek-aspek
penilaian.html
Isjoni. (2007). Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok.
Isjoni. (2010). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta
Isjoni. (2012). Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung: Alfabeta
Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Kusnendi. (2013). Handout Uji Beda Dua Rata-rata. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI
Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning
di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
Lorin, W Anderson.,David, R Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Nur, M. Dan Wikandari, P. R. (2000). Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan
Pendekatan Kontruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: PSMS Program
Pascasarjana IKIP Surabaya.
Miftahul, Huda. (2012). Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Nurhaeni, Yani. (2011). “Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Listrik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas IX SMPN 43 Bandung”. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol 1 (1): 1-13
Permendiknas No. 20 tahun 2003 tentang Fungsi Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas
Purwanto, Ngalim. (2006). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Remaja Rosda Karya
Purwanto.(2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Ruseffendi. (2006). Pengantar Kepada Guru Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Mengembangkan CSBA. Bandung : PT Tarsito
Slavin, Robert. (2009). Cooperative Learning (Teori, riset, dan praktik).
Bandung: Nusamedia.
Soewarso. (1998). Menggunakan Strategi Komparatif Learning di dalam
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial: edukasi. No. 01. Hal:16-25
Sudjana, Nana.(2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evalusi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sukardjo, Ukim Komarudin. (2010). Landasan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Supartin. (2012). “Studi Perbandingan Impelementasi hasil belajar siswa Pada Mata Pelajaran Fisika dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dan Tipe STAD di SMP Negeri 6 Gorontalo”. Jurnal
Pendidikan.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara
Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Beroientasi Kontruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Uswatun Khazanah. (2011). “Pengaruh Pembelajaran Make a-Match dan Index
Card Match terhadap Pemahaman Siswa Kelas X SMA Institut Indonesia
Semarang Tahun Ajaran 2010/2011”. Jurnal
Utomo, Nur Citra. et all. (2009). “Perbandingan Metode Cooperatif tipe Jigsaw dengan tipe STAD terhadap Prestasi Belajar Bologi Kelas VIII MTSN Kembangsawit”. Jurnal Pendidikan MIPA. Vol 1 (1): 3-11