BAB III
METODE PENELITIAN
A. Bentuk dan Strategi Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan (Sugiyono, 2013). Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu (Darmadi, 2013). Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Creswell, 2013).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian dimana data yang dihasilkan dalam bentuk deskriptif berupa kata/kalimat tertulis ataupun lisan yang berasal dari orang atau perilaku yang dapat diamati, pendekatan ini mengarah pada individu dan latar secara holistik (Koyan, 2014).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi.
Studi fenomenologis mendeskripsikan pemaknaan umum dari sejumlah individu terhadap berbagai pengalaman hidup mereka terkait dengan konsep atau fenomena (Cresswell, 2015). Tujuan utama dari fenomenologi adalah untuk mereduksi pengalaman individu pada fenomena menjadi deskripsi
tentang esensi atau intisari universal (“pemahaman tentang sifat khas dari sesuatu”, van Manen, 1990, hlm.177). Untuk tujuan ini, para peneliti kualitatif mengidentifikasi fenomena (“objek” dari pengalaman manusia;
van Manen, 1990). Pengalaman manusia ini dapat berupa fenomena atau pengalaman (Moustakas, 1994).
Peneliti kemudian mengumpulkan data dari individu yang telah mengalami fenomena tersebut, dan mengembangkan deskripsi gabungan tentang esensi dari pengalaman tersebut bagi semua individu. Deskripsi ini terdiri dari “apa” yang mereka alami dan “bagaimana” mereka mengalaminya (Moustakas, 1994). Dalam penelitian ini, pendekatan fenomenologi digunakan untuk mengeksplorasi hal-hal terkait partisipasi dan hambatan pasien stroke menjalani occupational performance sehari- hari. Pengalaman individu terhadap suatu fenomena yang dialami menjadi dasar bagaimana partisipasi dan hambatan pasien stroke yang mungkin saat menjalani occupational performance sehari-hari, dilihat dari perspektif Kawa Model.
Dalam studi fenomenologis ini dibantu dengan Analisis Fenomenologi Interpretatif (AFI) atau Interpretative Phenomenologi Analysis (IPA). IPA dalam Smith dan Osborn (2009:97-99) bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman personal serta menekankan pada persepsi atau pendapat personal seseorang individu tentang obyek atau peristiwa (Creswell, 2013). Analisis interpretatif digunakan untuk menyelidiki pasien stroke yang memiliki pengalaman tentang partisipasi dan hambatan dalam
menjalani occupational performance sehari-hari dilingkungannya menggunakan sudut pandang Kawa sebagai model pendekatannya.
Model pendekatan Kawa dipilih karena memiliki konsep dan aplikasi kontekstual bersifat fleksibel dan mudah beradaptasi. Menurut Iwama et al., 2009, perspektif dan praktik KM berfokus pada client centered yaitu mengikuti pendekatan yang berpusat pada klien sehingga menghormati perbedaan di antara orang-orang, serta pandangan klien tentang realitas dan keadaan mereka. Terapis yang menggunakan KM dapat mengenali keunikan situasi / konteks setiap subjek dengan menggunakan metafora sungai sebagai alat untuk menarik narasi klien tentang pengalaman hidup sehari-hari (Iwama et al., 2009).
B. Sumber Data dan Teknik Sampling
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara semi-terstruktur dan in-depth interview pada pasien stroke.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien stroke di RSUD Salatiga. Jumlah sampel yang diteliti dari penelitian kualitatif ini berjumlah 5 individu. Dalam menentukan sampel penelitian dipilih dengan non- probability sampling menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu dan dengan pertimbangan yang beragam (Creswell, 2013).
Menurut Creswell (2013), ada tiga pertimbangan untuk menggunakan pendekatan ini dalam penelitian kualitatif, ketiga petimbangan tersebut terkait dengan (1) keputusan-keputusan mengenai
pemilihan partisipan atau tempat; (2) tipe strategi sampling yang spesifik;
dan (3) ukuran dari sampel yang dipelajari. Kriteria sampel berfungsi ketika semua individu telah mewakili masyarakat yang telah mengalami fenomena yang diteliti (Creswell, 2015). Penting untuk memastikan bahwa semua partisipan telah mengalami fenomena yang sedang diteliti. Kriteria inklusi yang dipilih oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1) pasien stroke berusia diatas 40 tahun dan tinggal bersama keluarga yang merawat, 2) tidak memiliki gangguan kognitif berat, 3) mampu komunikasi dua arah, 4) bersedia berpartisipasi dalam penelitian.
C. Teknik Pengumpulan Data dan Uji Kepercayaan Data 1. Teknik Pengumpulan Data
Pada pendekatan fenomenologi, peneliti menggunakan pendekatan pengumpulam data riset kualitatif dengan observasi, wawancara mendalam (in-deepth interview) semi-terstruktur, dan dokumentasi.
a. Observasi atau Pengamatan
Tindakan peneliti untuk memperkuat fakta dalam data penelitian melakukan metode observasi. Metode ilmiah observasi dapat diartikan sebagai pengamatan, meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2002). Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap fenomena yang akan diteliti.
Pada penelitian ini, peneliti hanya akan mengobservasi pasien stroke saat di klinik.
b. Wawancara
Melakukan in-depth interview dengan semi-terstruktur adalah metode penggalian informasi yang lebih rinci atau mendalam tentang suatu subjek atau konsep (Kvale, 1996). In-depth interview digunakan untuk mengeksplorasi subjek atau konsep dalam penyelidikan lebih lanjut dan analisis deskriptif (Showkat &
Parveen, 2017). Tujuan utamanya adalah untuk mendeskripsikan makna dari fenomena tersebut bagi sejumlah individu yang telah mengalaminya. Wawancara mendalam bermakna menuju pada sesuatu yang mendalam guna mendapatkan sense dari yang nampaknya straight - forward secara aktual secara potensial lebih kompleks (Kvale & Brinkmann, 2009). Protokol wawancara yang dibuat disesuaikan dengan komponen pada KM.
c. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang tertulis, metode dokumentasi berarti cara pengumpulan data dengan mencatat data-data yang sudah ada (Arikunto, 2002). Pengambilan data selanjutnya mendokumentasikan hal-hal yang mendukung penelitian berupa buku catatan, blangko assessment, notulen, dan tape recording.
2. Uji Kepercayaan Data
Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian
kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif (Moleong, 2007).
Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility, transferability, dependability, dan confirmability (Sugiyono, 2007). Pada penelitian ini, uji kepercayaan data menggunakan uji kredibilitas dengan triangulasi dan mengadakan member checking.
a. Trianggulasi
Menurut Sutopo (2002) triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif. Triangulasi memiliki 4 macam teknik, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode, triangualasi penyidikan dan triangulasi teori (Moleong, 2004). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis triangulasi sumber, metode dan teori.
1) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber adalah membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda dalam metode kualitatif (Moleong, 2004). Dalam penerapan triangulasi sumber adalah dengan mewawancarai anggota keluarga yang mengetahui keseharian
informan atau membandingkan hasil wawancara dengan suatu dokumen yang berkaitan.
2) Triangulasi Metode
Triangulasi metode berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber data yang sama (Moleong, 2004). Dalam penelitian ini untuk memperoleh kebenaran informasi, peneliti menggunakan metode wawancara semi terstruktur dan wawancara mendalam untuk sumber data yang serempak. Selain itu, peneliti menggunakan observasi atau pengamatan untuk memperoleh data yang handal.
3) Triangulasi Teori
Triangulasi teori adalah anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaan dengan satu atau lebih teori tetapi hal itu dapat dilakukan, dalam hal ini dinamakan penjelasan banding (Moleong, 2004). Untuk itu diperlukan berbagai teori yang dapat memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.
b. Mengadakan Member Checking
Member checking sering disebut sebagai salah satu teknik validasi (Birt et al, 2016). Tujuan member checking adalah untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi tujuan member checking adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan (Sugiyono, 2007).
D. Teknik Analisis
Dalam analisis data peneliti menggunakan teknik thematic analysis.
Peneliti menggunakan teknik ini untuk mendukung penelitian dalam studi riset fenomenologis karena membutuhkan prosedur analisis data yang terstruktur. Dalam thematic analysis ini peneliti mencoba untuk mengelompokkan makna-makna yang sama secara umum atau garis besar, kemudian dari pengelompokan data yang telah dibuat peneliti membuat kode tertentu dan mendiskripsikan tema tersebut dengan semua data yang ada. Terakhir peneliti membuat tema dari keseluruhan coding atau kode yang telah dibuat sebelumnya (Creswell, 2013). Untuk melakukan proses analisis data secara rinci, peneliti mengacu pada alur tahapan yang ditawarkan oleh dalam poerwandari (2010) sebagai berikut:
1. Koding terbuka (Open Coding): secara ringkas dapat disimpulkan bahwa koding terbuka memungkinkan kita mengidentifikasi kategori- kategori, properti-properti dan dimensi-dimensinya.
2. Koding aksial (Axial Coding): mengorganisasikan data dengan cara baru melalui dikembangkannya hubungan-hubungan (koneksi) diantara
kategori-kategori, atau diantara kategori dengan sub kategori-sub kategori dibawahnya.
3. Koding selektif (Selective Coding): yakni melalui mana peneliti menyeleksi ketegori yang paling mendasar, secara sistematis menghubungkannya dengan kategori - kategori yang lain dan menvalidasi hubungan tersebut.
Selanjutnya peneliti membuat analisis berdasarkan data yang sudah ada, dan menyajikan dalam bentuk teks. Berikut merupakan langkah- langkah dalam analisis dan penyajian data pada penelitian Fenomenologi (Creswell, 2015, p. 264-265):
a. Organisasi data: menciptakan dan mengorganisasikan file untuk data.
b. Pembacaan, memoing: membaca seluruh teks, membuat catatan pinggir, membentuk kode awal.
c. Mendeskripsikan data menjadi kode dan tema: mendeskripsikan pengalaman personal, mendeskripsikan esensi dari fenomena tersebut.
d. Mengklasifikasikan data menjadi kode dan tema: mengembangkan pernyataan penting, mengelompokkan pernyataan menjadi unit makna.
e. Menafsirkan data: mengembangkan deskripsi tekstural (“apa yang terjadi”), mengembangkan deskripsi struktural (“bagaimana fenomena tersebut dialami”), mengembangkan “esensi”.
f. Menyajikan, memvisualisasikan data: menyajikan narasi tentang
“esensi” dari pengalaman tersebut dalam bentuk tabel, gambar, atau pembahasan.
E. Prosedur dan Jadwal Penelitian 1. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan pedoman untuk mengetahui tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh peneliti. Berikut tahapan- tahapan dalam melakukan penelitian menurut Milles (1992) adalah 1) membangun kerangka konseptual; 2) merumuskan masalah; 3) pemilihan sampel; 4) instrumen; 5) pengumpulan data; 6) analisis data;
dan 7) matriks dan pengujian kesimpulan.
Berdasarkan prosedur penelitian diatas, langkah-langkah penelitian ini dapat dimulai dari langkah awal penelitian yaitu membangun kerangka konseptual tentang partisipasi dan hambatan aktivitas pasien stroke dalam melakukan occupational performance sehari-hari dilihat melalui KM, tahap kedua membuat rumusan masalah adalah “bagaimana individu-individu dengan stroke menjabarkan pengalamannya dalam melakukan partisipasi dan atau hambatan yang mungkin terjadi saat menjalani occupational performance sehari-hari, dilihat dari perspektif KM?”. Selanjutnya tahap ketiga pasien stroke dan keluarga dipilih sebagai sampel/informan sesuai dengan kriteria inklusi peneliti, ditahap keempat menyusun pedoman wawancara sebagai instrumen, kelima pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara dan dokumentasi. Berikutnya tahap keenam dan ketujuh melakukan analisis data dengan thematic analysis kemudian diakhiri dengan melakukan matriks dan pengujian hasil kesimpulan menggunakan trianggulasi sumber, metode dan teori serta mengadakan member checking.
2. Jadwal Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Jenis Kegiatan Tahun 2019 Tahun 2020
Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr 1. Pembuatan
proposal skripsi 2. Seminar proposal 3. Pengumpulan data
penelitian
4. Proses transkrip data
5. Analisis data dan penulisan skripsi 6. Laporan skripsi