• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang Bandung. BBPP merupakan lembaga pelatihan yang mengembangkan teknik pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan di bidang pertanian. BBPP beralamat di Jl. Kayuambon 82 Lembang, Bandung Barat.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang dan tempat dimana data untuk variabel penelitian melekat dan yang dipermasalahkan dalam penelitian (Arikunto, 2006:116). Dalam penelitian, subjek penelitian berperan sangat penting karena dari situlah data tentang penelitian akan diamati. Subjek penelitian dinamakan nara sumber, partisipan atau informan dalam penelitian. Sugiyono (2013:298) menjelaskan bahwa pada umumnya dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tapi ditransferkan ketempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari.

Subjek penelitian adalah ada sesuatu yang terkait dengan hal yang akan diteliti. Sedangkan sumber data ialah suatu benda, hal, atau orang dan tempat di mana peneliti mengamati, membaca, atau bertanya tentang data. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive, menurut Sugiyono (2013:52) purposive dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu,

purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Dalam penelitian ini sumber data berasal dari penyelenggara pelatihan di BBPP Lembang. Subjek penelitian disini berjumlah enam orang terdiri dari tiga orang lulusan peserta pelatihan penyuluh pertanian ahli yaitu Bapak Iwan

(2)

Setiawan, SP dari badan pelaksana penyuluhan pertanian perikanan dan kehutanan, Ibu Sri Parlina Rejeki, SP dari dinas pertanian tanaman pangan, dan Ibu Rini Ekowati, S.Pt dari dinas pertanian peternakan dan perikanan, dua orang widyaiswara yaitu Bapak Ir. Asep Adinata, MP dan Bapak Ir. Muharja, MP dan satu orang penyelenggara pelatihan yaitu Ibu Yuni Anggraeni S.AP.

Dari widyaiswara, penyelenggara pelatihan, dan lulusan peserta pelatihan pertanian ahli, peneliti menggali data dan informasi mengenai perencanaan penerapan metode experiential learning dan evaluasi penerapan metode

experiential learning sedangkan untuk pelaksanaan penerapan metode

experiential learning, peneliti menggali informasi dan data dari widyaiswara dan lulusan peserta pelatihan pertanian ahli, dari penyelenggara pelatihan, data dan informasi yang digali yaitu berhubungan dengan sejarah lembaga, latar belakang dalam penyelenggaraan program pelatihan

B. Desain Penelitian

Dalam desain penelitian ini, peneliti akan memaparkan tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam menjawab pertanyaan penelitian, yaitu ada empat tahap yang harus dilakukan oleh peneliti, sesuai yang dikemukakan oleh Moleong (2013: 127) yaitu:

1. Tahap Pra-Lapangan

Pada tahapan pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian, kebetulan lokasi penelitian merupakan tempat peneliti melaksanakan program latihan profesi yang berlokasi di Jalan kayuambon no.82 Lembang Kabupaten Bandung Barat, 40391. Hal tersebut dilakukan peneliti karena agar memperoleh gambaran pokok yang ada di lokasi penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan perizinan kepada pihak-pihak terkait mulai dari instansi lembaga pendidikan yang sedang ditempuh, kemudian sering berkonsultasi dengan pihak di BBPP, penulis menjelaskan maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini. Kemudian penulis melakukan wawancara dengan salah satu widyaiswara dan juga salah satu penyelenggara pelatihan disana, setelah itu penulis mengkaji dan menganalisis apakah fokus permasalahan yang di dapatkan dari hasil wawancara berkaitan dengan disiplin ilmu yang peneliti kaji.

(3)

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahapan ini, peneliti berusaha menimbang dan memilih data yang akan dijadikan fokus masalah penelitian, serta pemilihan narasumber dan metode pada penelitian ini. Apa saja yang akan dilakukan oleh peneliti, siapa yang akan dijadikan subjek penelitian, dan siapa saja yang akan dijadikan narasumber. Setelah peneliti menentukan subjek penelitian, pada tahap pelaksanaan lapangan ini maka peneliti menyusun instrumen penelitian, kemudian mengumpulkan data yang ada di lapangan, serta membuat penyimpulan hasil data yang diperoleh dari lapangan.

3. Tahap Analisis Data

Pada tahap analisis data, peneliti menganalisis hasil data dan informasi yang ada di lapangan, karena tahap ini merupakan tahap yang menentukan dalam mencari jawaban atas permasalahan penelitian. Model yang dipakai dalam teknik analisis data disini adalah metode analisis deskriptif, metode yang digunakam dalam usaha mencari dan mengumpulkan data, menyusun, menggunakan serta menfsirkan data yang sudah ada ntuk menguraikan secara lengkap, teratur dan teliti terhadap suatu obyek penelitian. Kegiatan analisis data ini dimulai dengan mengumpulkan data dan informasi yang dihasilkan dari wawancara, observasi, pengamatan, dokumen pribadi, dokumen resmi. Kemudian data yang terkumpul diolah sesuai dengan kaidah relevansi pengolahan data dalam penelitian kualitatif. 4. Tahap Penulisan Laporan

Pada tahap penulisan laporan ini, peneliti menyajikan keseluruhan tahapan kegiatan selama penelitian. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data yang telah terkumpul selama proses penelitian berlangsung. Analisis data dilakukan secara terus menerus selama proses penelitian sampai pada data dan informasi yang diperlukan terkumpul. Pengolahan data berupa laporan awal atas perbandingan laporan data empirik dengan teoritik, dan pengolahan data terakhir dilakukan setelah data yang dikumpulkan telah lengkap dan terkumpul. Tahap penulisan laporan merupakan tahap akhir penyusunan hasil penelitian. Setelah itu peneliti berkonsultasi dengan pembimbing dan disetujui untuk diujikan.

(4)

C. Metode Penelitian

Metodologi adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta untuk mewujudkan kebenaran. Pendapat lain menyebutkan bahwa metode penelitian adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik-baik untuk mengadakan penelitian, dan untuk mempunyai suatu tujuan penelitian (kartini kartono, 1988:20). Karena masalah yang diteliti merupakan masalah yang sedang terjadi dan ada saat ini, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2013:3) mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif merujuk pada apa yang diungkapkan Moleong (2013: 6) bahwa:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti ingin mengetahui dan memahami suatu penerapan metode experiential learning oleh widyaiswara dalam pelatihan fungsional dasar penyuluh pertanian ahli di BBPP Lembang.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam menafsirkan istilah-istilah dalam penulisan, maka penulis memberikan penjelasan umum maupun definisi operasional dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Penerapan

Menurut Browne dan Wildavsky (2004:70) penerapan merupakan perluasan aktivitas yang saling menguntungkan.

(5)

Penerapan dalam penelitian ini adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan dan untuk kepentingan yang diinginkan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.

2. Metode Experiential Learning

Menurut Dick & Carey strategi pembelajaran merupakan komponen-komponen dari suatu materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran dan partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya. Metode yaitu cara atau suatu pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai tujuan. Experiential learning berfokus pada proses pembelajaran untuk masing-masing individu (David Kolb). Metode Experiential learning yaitu cara pembelajaran yang dilakukan melalui refleksi dan juga melalui suatu proses pembuatan makna dari pengalaman langsung.

3. Widyaiswara

Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia Nomor : 14 tahun 2009, tentang jabatan fungsional widyaiswara disebutkan bahwa jabatan fungsional widyaiswara merupakan jabatan karir yang hanya dapat diduduki oleh PNS dengan tugas pokoknya adalah mendidik, mengajar, dan/atau melatih PNS pada Lembaga Diklat Pemerintah yang bersangkutan. (Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara, 2010:4). 4. Penyuluh pertanian ahli

Penyuluh pertanian berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional penyuluh pertanian pada instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah. Penyuluh pertanian dimaksud hanya dapat diduduki oleh seorang yang telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. Salim, F. (2005), bahwa penyuluhan pertanian adalah upaya pemberdayaan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non formal dibidang pertanian, agar mampu menolong dirinya sendiri baik dibidang ekonomi, sosial maupun politik sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai.

(6)

Penyuluh pertanian ahli adalah jabatan fungsional penyuluh pertanian yang dalam pelaksanaan pekerjaannya didasarkan atas disiplin ilmu pengetahuan, metodologi dan teknik analisis tertentu.

5. Perencanaan

Perencanaan menurut Nana Sudjana (2006:16) ialah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Menurut Smith & Ragan perencanaan pembelajaran adalah proses sistematis dalam mengertikan prinsip belajar dan pembelajaran ke dalam rancangan untuk bahan dan aktivitas pembelajaran. Perencanaan adalah proses bagaimana menetapkan tujuan serta menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan melalui tahapan analisis dan evaluasi alternatif yang mungkin dikerjakan. Perencanaan berfungsi pula untuk menetapkan dasar dan arah untuk sebuah lembaga POD dan mengarahkan program yang dilakukan secara bersama oleh staf untuk mencapai tujuan yang secara eksplisit telah ditetapkan dalam perencanaan. Tujuan utama dari perencanaan strategis yaitu memadukan antara tujuan fungsional dengan perencanaan operasional dari staf. Perencanaan dalam penerapan metode experiential learning meliputi aspek persiapan widyaiswara didalamnya terdapat indikator penyusunan kebutuhan pelatihan, penyusunan aktivitas metode serta peran widyaiswara dalam pelatihan fungsional dasar penyuluh pertanian ahli di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang.

6. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini tidak terlepas dari proses perencanaan yang telah diuraikan, tentunya sudah dalam bentuk rencana atau program kegiatan. Dengan kata lain, pelaksanaan kegiatan ini merupakan implementasi rencana atau program yang telah dibuat dalam proses perencanaan. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini secara sederhana paling tidak mencakup pengembangan strategi pembelajaran menunjuk upaya mengimplementasikan suatu rencana yang telah disusun. Pengembangan strategi dimaksudkan untuk memberi "nyawa" terhadap interaksi seluruh komponen proses kegiatan dalam iklim pendidikan orang dewasa

(7)

(andragogis). Ini berarti bahwa pengembangan strategi pembelajaran merupakan taktik yang digunakan tutor agar dapat memfasilitasi warga belajar dalam mencapai tujuan belajar dengan efektif dan efisien. Pelaksanaan dalam penerapan metode experiential learning meliputi aspek proses belajar

experiential learning dengan indikator melakukan kegiatan belajar, memahami suatu permasalahan, menarik kesimpulan umum dan menerapkan prinsip-prinsip yang diperolehnya dalam situasi baru dalam pelatihan fungsional dasar penyuluh pertanian ahli di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang.

7. Evaluasi

Dalam bahasan perencanaan kegiatan pembelajaran telah disebutkan bahwa, evaluasi proses kegiatan pembelajaran tidak hanya mengukur dan mengevaluasi hasil belajar warga belajar saja, namun sistem kegiatan dan dampaknya pun harus dievaluasi. Hal ini mengandung arti evaluasi diarahkan pada evaluasi produk, proses dan dampak dari kegiatan pembelajaran itu sendiri. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam penilaian ini, yakni (1) norma, (2) prosedur penilaian dan (3) alat penilaian. Norma berkaitan dengan ukuran-ukuran keberhasilan yang diinginkan. Prosedur berkenaan dengan bagaimana cara penilaian itu dilakukan. Sedangkan alat penilaian berkenaan dengan instrumen dalam bentuk soal-soal yang akan diujikan pada warga belajar. Evaluasi dalam penerapan metode experiential learning yang meliputi aspek evaluasi dengan indikator bentuk dan jenis evaluasi, proses evaluasi dan hasil evaluasi dalam pelatihan fungsional dasar penyuluh pertanian ahli di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang utama adalah peneliti sendiri, peneliti juga berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Moelong (2013:121) bahwa, dalam penelitian kualitatif peneliti

(8)

bertindak sebagai instrumen utama. Sedangkan menurut Nasution (1988) dalam buku Sugiyono (2013:60-61) :

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunaka, bahkan hasil yang diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan secara jelas dan pasti sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Berdasarkan pendapat diatas, peneliti merupakan sebagai instrumen sebelum permasalah belum jelas dan pasti, tetapi setelah masalahnya jelas, maka dapat dikembangkan suatu instrumen. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri dari pertanyaan awal, fokus penelitian, pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan. Instumen penelitian yang peneliti susun terdapat tiga macam yaitu pedoman wawancara untuk pengelola pelatihan, widyaiswara dan peserta pelatihan fungsional penyuluh pertanian ahli.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data berguna untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang ilmiah), sumber data dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta wawancara yang mendalam dan juga dokumentasi. Dalam penelitian ini, digunakan empat teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, studi dokumentasi dan triangulasi.

1. Observasi

Observasi yaitu pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek menggunakan seluruh indera. Menurut Lexy J. Moleong (2013:157) memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan oleh subjek. Keuntungan yang dapat diambil dari teknik observasi ini yaitu pengalaman langsung yang diperoleh karena peneliti terjun langsung pada saat penelitian sebagai observer. Menurut Arikunto (2006:205) observasi adalah menatap kejadian atau proses. Jadi observasi adalah kegiatan mengamati kejadian yang

(9)

akan diteliti¸ observasi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Sanafiyah Faisal (1990) dalam Sugiyono (2013:64) menyatakan bahwa didalam observasi peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari sumber yang sedang diamati, sambil melakukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh sumber data dan ikut merasakan suka-dukanya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik partisipasi aktif karena, peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan nara sumber tetapi belum sepenuhnya lengkap.

2. Wawancara

Wawancara (interview) menurut Kartini Kartono (1986:171) adalah “suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah terterntu; ini merupakan proses Tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik”. Budiyono (2003: 52) mengatakan bahwa metode wawancara (disebut pula interview) adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antara peneliti (atau orang yang ditugasi) dengan subyek penelitian atau responden atau sumber data. Dalam hal ini pewawancara menggunakan percakapan sedemikian hingga yang diwawancara bersedia terbuka mengeluarkan pendapatnya. Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2013:73-75) menyebutkan bahwa secara garis besar wawancara dibagi menjadi tiga cara yaitu, 1) wawancara terstruktur, yang susunan pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya dengan disertai alternatif jawaban, 2) wawancara semistruktur dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur, 3) wawancara tidak terstruktur, wawancara secara mendalam dan terbuka bersifat bebas dimana susunan pertanyaannya dapat diubah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi saat itu.

Wawancara yang dilakukan peneliti yaitu wawancara tak berstruktur, karena pada penelitiannya peneliti menggunakan pedoman wawancara yang berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Tujuan menggunakan wawancara tak berstruktur adalah agar menemukan permasalahan secara lebih terbuka, sehingga lebih mendengarkan apa yang diceritakan informan.

(10)

3. Studi Dokumentasi

Selain menggunakan wawancara dan observasi peneliti juga melakukan studi dokumentasi dengan cara mengumpulkan data-data yang ada dalam catatan, arsip foto, dan sebagainya. Studi dokumentasi dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan (Lexy J. Moelong, 2013: 161). Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih dipercaya jika didukung oleh dokumentasi yang ada. Studi dokumentasi menurut Sukmadinata (2005:221) adalah, merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.

Dalam penelitian ini, peneliti menghimpun berbagai dokumen yang terkait dengan fokus penelitian yang akan peneliti teliti.

4. Triangulasi

Triangulasi yaitu mengecek kebenaran data dengan membandingkan dari sumber data, bertujuan untuk membandingkan tingkat keabsahan data dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Dengan menggunakan triangulasi dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti. Menurut Sugiyono (2013:83) triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama, peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda dengan teknik yang sama.

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada dengan menguji kredibilitas data mengenai penerapan metode experiential learning dalam pelatihan fungsional dasar penyuluhan ahli.

(11)

G. Analisis Data

Analisis data merupakan proses untuk menafsirkan data yang diperoleh. Analisis data dilakukan secara terus-menerus sampai dapat diambil keputusan akhir atau penarikan kesimpulan. Teknik yang digunakan diperoleh dari hsil observasi, hasil wawancara dan hasil dokumentasi yang dideskripsikan sesuai dengan kenyataan di lapangan. Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2013:88) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013: 92-99) sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh data dari hasil observasi, wawancara dan hasil studi dokumentasi yang dialami sendiri oleh peneliti. Pengumpulan data dalam penelitian ini menyangkut semua hal yang berhubungan dengan penelitian yang peneliti teliti secara alamiah dan berhubungan dengan kegiatan penyelenggaraan pelatihan penyuluh pertanian ahli.

2. Reduksi Data

Reduksi Data adalah proses pemilihan data untuk memperoleh data yang terjadi di lapangan agar lebih terarah sesuai dengan tujuan penelitian. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Proses reduksi ini dilakukan secara terus-menerus sesuai dengan tujuan penelitian.

3. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya (Sugiyono 2013:95). Penyajian data yang sering digunakan pada penelitian kualitatif ialah

(12)

dalam bentuk catatan lapangan. Dengan menyajikan data, maka akan lebih memudahkan untuk memahami apa yang terjadi.

4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang ditemukan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan (Sugiyono 2013:99).

Dalam menyimpulkan hasil, kesimpulan yang ada di verifikasi selama proses penelitian berlangsung. Penarikan kesimpulan pada penelitian ini merupakan penarikan kesimpulan secara menyeluruh selama peneliti menemukan data di lapangan. sumber data yang terlibat dalam penelitian ini adalah peserta pelatihan, narasumber dalam hal ini adalah widyaiswara dan penyelenggara pelatihan.

Referensi

Dokumen terkait

Besi yang dililiti kawat email yang dialiri listrik DC ini akan memperkuat medan magnet dari kawat, maka dari itu besi paku ini bisa menjadi magnet, arus listrik disimpan dalam

Praktek Kerja Profesi Apoteker di RSUD Kabupaten Sidoarjo membantu meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab apoteker dalam

Kebijakan pengadaan koleksi Perpustakaan Umum Kabupaten Buton antara lain buku yang hendak diadakan harus sesuai dengan kebutuhan pemustaka dan merupakan terbitan terbaru (2

Dari hasil temuan penelitian lapangan yang diperoleh data yang dapat dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan ialah, motivasi perkebunan sawit PT lonsum untuk sikap

Penelitian hukum normatif dijelaskan oleh Peter Mahmud Marzuki dengan melihat pada tujuannya yaitu: “… menemukan kebenaran koherensi, yaitu adakah aturan hukum

ALAT PENGUKUR TOTAL DISSOLVED SOLID (TDS). LARUTAN

Kitab hadis digital ini dapat digunakan sebagai media dan sumber belajar untuk menelusuri asal-usul sebuah hadis, memahami makna sebuah hadis, jalur periwayatan hadis

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa ahli menunjukkan banyak terjadi miskonsepsi pada siswa dan mahasiswa dalam memahami materi kimia disebabkan karena