4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
4.1.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana indikator dalam kuisioner dapat mengukur konsep yang diinginkan. Untuk mengukur validitas digunakan korelasi product moment pearson. Jika signifikansi korelasi product moment pearson antara masing-masing pertanyaan dengan skor total adalah lebih kecil dari 0.05 (α=5%), maka item pertanyaan (indikator) tersebut dapat dinyatakan valid. Berikut adalah hasil pengujian validitas masing-masing item pertanyaan variabel Kinerja yang terdiri dari Task Performance (X1), Contextual Performance (X2) dan Adaptive Performance (X3), serta variabel Trust (Y) pada kuisioner dalam penelitian ini:
Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas Kuisioner
Variabel Item
r Pearson
Signifik ansi
Keteran gan
Task Performance (X1)
Agen properti mahir dalam
mengerjakan tugas secara spesifik 0.792 0.000 Valid Agen properti mampu berkomunikasi
secara tertulis 0.691 0.000 Valid
Agen properti mampu berkomunikasi
secara lisan 0.695 0.000 Valid
Agen properti mampu menjaga
kerahasiaan informasi pelanggan 0.715 0.000 Valid Agen properti mampu melakukan
kegiatan administrasi (seperti surat-
surat legalitas) 0.746 0.000 Valid
Contextual Performance (X2 )
Agen properti mampu melakukan kegiatan diluar ketentuan pekerjaan
formalnya 0.621 0.000 Valid
Agen properti bersikap antusias 0.759 0.000 Valid
dalam menyelasaikan suatu tugas penting
Agen properti tulus dalam memberi
bantuan kepada orang lain 0.786 0.000 Valid Agen properti mengikuti aturan dan
prosedur ditentukan 0.709 0.000 Valid
Agen properti secara objektif
mewakili organisasi 0.737 0.000 Valid
Adaptive Performance (X3)
Agen properti mampu menangani
tekanan dalam negosiasi 0.730 0.000 Valid Agen properti memberikan pemecahan
masalah secara kreatif 0.702 0.000 Valid
Agen properti mampu menghadapi situasi kinerja yang tidak pasti dan
tidak dapat diprediksi 0.702 0.000 Valid
Agen properti mempelajari tugas
kerja, teknologi dan prosedur 0.645 0.000 Valid Agen properti menunjukan adaptasi
antarpribadi 0.704 0.000 Valid
Agen properti menunjukkan adaptasi
budaya 0.734 0.000 Valid
Agen properti menunjukkan kemampuan adaptasi untuk
berpenampilan profesional 0.591 0.000 Valid
Trust
Anda percaya agen properti anda
berkemampuan baik 0.848 0.000 Valid
Anda percaya agen properti anda
memiliki kebaikan hati 0.836 0.000 Valid
Anda percaya agen properti anda
berintegritas 0.860 0.000 Valid
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa bahwa seluruh item pertanyaan (indikator) pada variabel Task Performance (X1), Contextual Performance (X2) dan Adaptive Performance (X3), serta variabel Trust (Y) menghasilkan nilai signifikansi r Pearson yang lebih kecil dari 0.05 (α=5%), dengan demikian dapat dikatakan bahwa item-item pertanyaan yang mengukur semua variabel dapat dinyatakan valid.
4.1.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kuisioner dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk mengukur reliabilitas digunakan nilai cronbach’s alpha. Jika nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0.6, maka kuisioner dinyatakan reliabel. Berikut adalah hasil pengujian reliabilitas variabel Kinerja yang terdiri dari Task Performance (X1), Contextual Performance (X2) dan Adaptive Performance (X3), serta variabel Kepercayaan / Trust (Y) dalam penelitian ini:
Tabel 4.2. Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner
Dimensi Croncbac's
Alpha
Nilai
Kritis Keterangan
Task Performance 0.771 0.6 Reliabel
Contextual Performance 0.763 0.6 Reliabel Adaptive Performance 0.812 0.6 Reliabel
Trust 0.804 0.6 Reliabel
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa besarnya nilai cronbach’s alpha pada variabel Task Performance (X1), Contextual Performance (X2) dan Adaptive Performance (X3), serta variabel Kepercayaan / Trust (Y) nilainya lebih besar dari 0.60, dengan demikian item-item pertanyaan yang mengukur variabel Kinerja dan variabel Kepercayaan dinyatakan memenuhi syarat reliabilitas.
4.2. Analisis Deskripsi
Analisis deskripsi menjelaskan deskripsi profil responden dan deskripsi jawaban responden pada variabel Kinerja yang terdiri dari Task Performance (X1), Contextual Performance (X2) dan Adaptive Performance (X3), serta variabel Kepercayaan / Trust (Y) melalui masing-masing indikator pertanyaan pada kuisioner penelitian:
4.2.1. Deskripsi Profil Responden
Responden pada penelitian ini adalah konsumen jasa agen properti yang tinggal di Surabaya dan yang pernah melakukan transaksi melalui agen properti dalam kurun waktu 1 tahun terakhir, dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Berikut ini akan dideskripsikan profil responden yang meliputi jenis kelamin, usia dan pekerjaan:
Tabel 4.3. Deskripsi Profil Responden
Profil Frekuensi (%)
Jenis Kelamin Laki-laki 60 60.0
Wanita 40 40.0
Usia
< 25 Th 8 8.0
26-35 Th 21 21.0
36-45 Th 25 25.0
46-55 Th 28 28.0
> 55 Th 18 18.0
Pekerjaan
Pelajar/ Mahasiswa 7 7.0
Wiraswasta 49 49.0
Pegawai Kantor 26 26.0
Pegawai Negeri 6 6.0
Lain-lain 12 12.0
Nama agen
ERA 20 20.0
Ray White 20 20.0
Brighton 20 20.0
WINSTON 20 20.0
Professional Pioneer 20 20.0
Frekuensi penggunaan
1-2 Kali 77 77.0
3-4 Kali 15 15.0
> 4 Kali 8 8.0
Sumber : Lampiran 4
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar pengguna agen properti yang menjadi obyek penelitian adalah laki-laki, yaitu sebanyak 60%
dari total keseluruhan responden. Berdasarkan analisa lapangan, hal ini dikarenakan mayoritas laki-laki memiliki pengaruh besar dalam penandatangan perjanjian transaksi properti. Dari segi usia, sebagian besar responden adalah berusia antara 46-55 tahun yaitu sebanyak 28%. Responden pada kurun usia 46- 55 tahun umumnya telah berkeluarga, memiliki pekerjaan tetap dan umumnya telah memiliki aset, sehingga mereka melakukan transaksi properti baik sebagai end-user maupun investor. Yang dimaksud end-user adalah mereka yang membeli atau menyewa suatu properti untuk digunakan sendiri. Mayoritas responden dengan pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu sebesar 49%, karena pada umumnya pekerjaan ini dinilai memiliki tingkat keberhasilan pengajuan kredit lebih tinggi dibandingkan profesi lainnya. Sebab transaksi jual beli saat ini, mayoritas pembeli menggunakan fasilitas kredit bank dengan harapan modal yang mereka miliki dapat dialokasikan pada bidang lain.
Frekuensi penggunaan jasa agen properti dalam 1 tahun terakhir sebanyak 1-2 kali dengan persentasi tertinggi yaitu 77%. Salah satu faktor yang mempengaruhi frekuensi tersebut karena transaksi jual-beli maupun sewa- menyewa terkait dengan Setoran Pajak Tahunan (SPT), dimana masing-masing konsumen melaporkan jumlah SPT ini berbeda-beda. Kemampuan transaksi jual beli yang dapat dilakukan konsumen sangat tergantung dari jumlah penghasilan yang dilaporkan dalam SPT tersebut. Kebutuhan properti end-user maupun investor mayoritas berada pada frekuensi tersebut memungkinkan meskipun telah memiliki rumah, tersebut melakukan transakski jual beli rumah untuk
digunakan/diberikan kepada anak-anaknya atau anggota keluarganya maupun sebagai tempat domisili usaha (ruko/kantor).
4.2.2. Deskripsi Jawaban Responden
Berdasarkan data jawaban responden, akan dideskripsikan presentase jawaban responden menggunakan metode Top Two Boxes dan Bottom Two Boxes.
Metode ini dilakukan dengan menggabungkan presentase responden yang memilih respon positif dan negatif dalam skala likert. Jika diukur dalam lima skala, Top Two Boxes akan menggabungkan presentase responden yang memilih jawaban dua skala teratas (skor 4 dan 5), sedangkan Bottom Two Boxes akan menggabungkan presentase responden yang memilih jawaban dua skala terendah (skor 1 dan 2). Berikut ini tabel Top Two Boxes masing-masing variabel penelitian:
4.2.2.1 Task Performance
Berikut adalah deskripsi jawaban responden dengan menggunakan Top Two Boxes pada variabel Task Performance:
Tabel 4.4. Deskripsi Jawaban Responden mengenai Task Performance
No. Indikator % Frekuensi
BTB TTB
1 2 3 4 5
X1.1 Agen properti mahir dalam
mengerjakan tugas secara spesifik 0 0 20 53 27 0 80 X1.2 Agen properti mampu
berkomunikasi secara tertulis 1 5 26 50 18 6 68 X1.3 Agen properti mampu
berkomunikasi secara lisan 0 0 11 55 34 0 89 X1.4 Agen properti mampu menjaga
kerahasiaan informasi pelanggan 0 4 8 51 37 4 88 X1.5 Agen properti mampu melakukan
kegiatan administrasi (seperti surat-surat legalitas)
0 0 17 56 27 0 83
Sumber: Lampiran 4
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai Top Two Boxes masing-masing indikator nilainya lebih besar daripada Bottom Two Boxes, yaitu berkisar antara 68% - 89%, hal ini menunjukkan bahwa pengguna jasa agen properti yang menjadi obyek penelitian beranggapan bahwa kinerja tugas dari agen properti dirasakan sangat baik. Kinerja tugas tertinggi dirasakan oleh responden yaitu berhubungan dengan kemampuan dari agen properti untuk berkomunikasi secara lisan (indikator X1.3) dengan nilai TTB tertinggi sebesar 89%. Relasi antara agen properti dan pelanggan lebih akrab terjadi melalui komunikasi secara lisan, baik melalui pertemuan secara langsung maupun via telepon. Melalui komunikasi secara lisan yang profesional dinilai pemilik dan penjual dapat membentuk rasa percaya dalam menyampaikan informasi dari pihak ke satu ke pihak lain. Salah satu tugas agen properti yakni sebagai perantara antara pihak penjual dan pembeli, turut mendukung pernyataan ini sehingga kemampuan komunikasi secara lisan sangat diutamakan dibanding indikator lainnya.
Tingkat kinerja tugas terendah dirasakan para responden yaitu pada kemampuan dari agen properti untuk berkomunikasi secara tertulis (indikator X1.2) dengan nilai TTB terendah sebesar 68%. Melihat realita di lapangan, komunikasi tertulis jarang digunakan oleh agen properti. Salah satu contohnya apabila agen properti memasarkan primary property, maka materi Product Knowledge telah disiapkan oleh pihak manajemen developer sehingga tidak banyak komunikasi secara tertulis yang perlu ditambahkan oleh agen properti pada umumnya.
4.3.2.2. Contextual Performance
Berikut adalah deskripsi jawaban responden dengan menggunakan Top Two Boxes pada variabel Contextual Performance:
Tabel 4.5. Deskripsi Jawaban Responden mengenai Contextual Performance
No. Indikator % Frekuensi
BTB TTB 1 2 3 4 5
X2.1
Agen properti mampu melakukan kegiatan diluar ketentuan pekerjaan formalnya
0 5 19 51 25 5 76
X2.2
Agen properti bersikap antusias dalam menyelasaikan suatu tugas penting
0 0 20 54 26 0 80
X2.3
Agen properti tulus dalam
memberi bantuan kepada orang lain 0 2 20 53 25 2 78 X2.4
Agen properti mengikuti aturan
dan prosedur ditentukan 0 0 7 55 38 0 93
X2.5
Agen properti secara objektif
mewakili organisasi 0 1 11 50 38 1 88
Sumber: Lampiran 4
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai Top Two Boxes masing-masing indikator nilainya lebih besar daripada Bottom Two Boxes, yaitu berkisar antara 76% - 93%, hal ini menunjukkan bahwa pengguna jasa agen properti yang menjadi obyek penelitian beranggapan bahwa Kinerja Kontekstual yang berhubungan dengan keterampilan interpersonal dan motivasi untuk berinteraksi dirasakan sangat baik. Kinerja kontekstual tertinggi dirasakan oleh responden yaitu berhubungan dengan kemampuan dari agen properti untuk mengikuti aturan dan prosedur yang telah ditentukan (indikator X2.4)dengan nilai TTB tertinggi sebesar 93%. Properti adalah sarana investasi yang menjanjikan keuntungan dibanding sarana lainnya dalam beberapa tahun terakhir dan prediksi di masa mendatang. Tidak sedikit suatu properti ditangani oleh banyak agen properti yang berbeda. Sebelum melakukan perjanjian memasarkan, transaksi jual-beli maupun sewa-menyewa properti, umumnya pelanggan telah mengetahui aturan dan prosedur yang ditentukan oleh perusahaan agen properti masing- masing. Maka pelanggan akan mengetahui apabila ada pelanggaran aturan maupun ketidaksesuaian prosedur yang ditentukan. Tingkat kinerja kontekstual
terendah dirasakan para responden yaitu pada kemampuan agen properti dalam melakukan kegiatan di luar ketentuan pekerjaan formalnya (indikator X2.1)dengan nilai TTB terendah sebesar 76%, karena tidak semua pelanggan mengetahui kegiatan agen diluar ketentuannya secara detail.
4.2.2.3. Adaptive Performance
Berikut adalah deskripsi jawaban responden dengan menggunakan Top Two Boxes pada variabel Adaptive Performance:
Tabel 4.6 Deskripsi Jawaban Responden mengenai Adaptive Performance
No. Indikator % Frekuensi
BTB TTB
1 2 3 4 5
X3.1
Agen properti mampu menangani
tekanan dalam negosiasi 0 2 17 61 20 2 81
X3.2
Agen properti memberikan
pemecahan masalah secara kreatif 0 1 20 60 19 1 79
X3.3
Agen properti mampu menghadapi situasi kinerja yang tidak pasti dan tidak dapat diprediksi
0 1 21 51 27 1 78
X3.4
Agen properti mempelajari tugas
kerja, teknologi dan prosedur 0 0 16 59 25 0 84 X3.5
Agen properti menunjukan adaptasi
antarpribadi 0 0 13 43 44 0 87
X3.6
Agen properti menunjukkan adaptasi
budaya 0 6 21 50 23 6 73
X3.7
Agen properti menunjukkan kemampuan adaptasi untuk berpenampilan profesional
0 2 12 48 38 2 86
Sumber: Lampiran 4
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai Top Two Boxes masing-masing indikator nilainya lebih besar daripada Bottom Two Boxes, yaitu berkisar antara 73% - 87%, hal ini menunjukkan bahwa pengguna jasa agen
properti yang menjadi obyek penelitian beranggapan bahwa kemampuan adaptasi dari agen properti dirasakan sangat baik. Kinerja adaptasi tertinggi dirasakan oleh responden yaitu berhubungan dengan kemampuan adaptasi antar pribadi (indikator X3.5)dengan nilai TTB tertinggi sebesar 87%. Tentunya agen properti dituntut untuk memahami kebutuhan pembeli dan penjual, sehingga adaptasi antara pribadi sangat diperlukan. Tanpa adanya adaptasi antar pribadi, kecil kemungkinan bagi seorang marketer untuk dapat menjalin hubungan dengan konsumen tersebut secara lebih dekat. Dengan adaptasi yang baik ini, diharapkan marketer dapat membaca kebutuhan dan keperluan yang tidak tersampaikan oleh konsumen, contohnya konsumen mungkin tinggal bersama orang tuanya yang sudah lanjut usia, kebutuhan untuk adanya sebuah kamar di lantai 1 pada suatu desain rumah tertentu sangat dibutuhkan, mengingat bahwa orang tua lanjut usia tersebut pasti tidak nyaman untuk naik turun tangga setiap kali menuju ke kamarnya.
Tingkat kinerja adaptasi terendah dirasakan para responden yaitu pada kemampuan adaptasi budaya (indikator X3.6) dengan nilai TTB terendah sebesar 73%, melihat dengan kesamaan budaya di Surabaya secara umum sehingga tidak perlu terjadi adaptasi dengan budaya calon pembeli maupun penjual. Sebagai warga negara Indonesia yang terdiri banyak suku dan budaya, penggunaan budaya nasional adalah jalan pendekatan terbaik dalam rangka menjalin hubungan dengan konsumen tersebut. Adaptasi terhadap budaya dari konsumen tersebut tidak akan merubah keputusan pembelian, tingkat kepuasan maupun kepercayaan dari konsumen.
4.2.2.4. Trust
Berikut adalah deskripsi jawaban responden dengan menggunakan Top Two Boxes pada variabel Trust:
Tabel 4.7. Deskripsi Jawaban Responden mengenai Trust
No. Indikator % Frekuensi
BTB TTB
1 2 3 4 5
Y1.1 Anda percaya agen properti anda 0 0 9 50 41 0 91
berkemampuan baik Y1.2
Anda percaya agen properti anda
memiliki kebaikan hati 0 0 7 48 45 0 93
Y1.3
Anda percaya agen properti anda
berintegritas 0 0 6 50 44 0 94
Sumber: Lampiran 4
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai Top Two Boxes masing-masing indikator nilainya lebih besar daripada Bottom Two Boxes, yaitu berkisar antara 91% - 94%, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan dari pengguna jasa agen properti yang menjadi obyek penelitian dapat dikatakan sangat tinggi. Tingkat Trust tertinggi dirasakan oleh responden yaitu berhubungan dengan integritas dari agen properti itu sendiri (indikator Y1.3) dengan nilai TTB tertinggi sebesar 94%. Sehingga pelanggan percaya bahwa agen properti memiliki integritas dengan tidak menawarkan properti yang kurang baik maupun bermasalah secara legal. Sedangkan tingkat Trust terendah dirasakan para responden yaitu pada kemampuan baik dari agen properti (indikator Y1.1)dengan nilai TTB terendah sebesar 91%.
Untuk mengetahui di antara agen properti yang memiliki tingkat kepercayaan tertinggi dari konsumen, akan dihitung rata-rata jawaban responden pada variabel Trust untuk masing-masing agen yaitu ERA, Ray White, Brighton, WINSTON dan Professional Pioneer. Berikut ini nilai rata-rata Trust masing- masing agen properti:
Tabel 4.8. Rata-rata variabel Trust berdasarkan agen properti
No Agen Properti Mean Trust
1 Brighton 4.566
2 Ray White 4.367
3 WINSTON 4.366
4 ERA 4.266
5 Professional Pioneer 4.234 Sumber: Lampiran 4
Berdasarkan nilai rata-rata di atas dapat diketahui bahwa nilai mean Trust pada agen properti Brighton adalah yang terbesar yaitu 4.566, hal ini menunjukkan bahwa Brighton adalah agen properti yang memiliki kepercayaan tertinggi dari konsumen di Surabaya, diikuti berikutnya adalah agen properti Ray White, WINSTON, ERA dan Professional Pioneer.
4.3. Analisis Regresi Linier Berganda
Pada penelitian ini analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh dari variabel Task Performance, Contextual Performance dan Adaptive Performance terhadap Trust atau kepercayaan pengguna agen properti. Analisis regresi dilakukan dengan variabel bebas yaitu Task Performance, Contextual Performance dan Adaptive Performance pada pengguna jasa agen properti di Surabaya, sedangkan kepercayaan secara keseluruhan atau Trust sebagai variabel terikat.
4.3.1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model regresi yang baik. Pengujian asumsi klasik yang akan dilakukan adalah normalitas dan multikolinieritas.
4.3.1.1. Normalitas
Pada analisis regresi pengujian normalitas dilakukan pada nilai residual model regresi. Prosedur uji normalitas dilakukan dengan uji kolmogorov smirnov.
Jika nilai signifikansi uji kolmogorov smirnov > 0.05 (α=5%), maka dapat disimpulkan bahwa residual model regresi berdistribusi normal. Berikut adalah hasil uji normalitas residual:
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Unstandardized
Residual Keterangan Nilai Signifikansi
Kolmogorov Smirnov Z 0.281 Normal
Sumber : Lampiran 6
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa uji kolmogorov smirnov menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0.281 yang lebih besar dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual model regresi berdistribusi normal. Dengan demikian asumsi normalitas residual telah terpenuhi, Keadaan ini juga dapat diperkuat dengan menggunakan Normal Probability Plot dengan indikasi jika titik-titik pada grafik menyebar di sekitar garis diagonal, maka disimpulkan bahwa asumsi normalitas terpenuhi. Berikut ini disajikan Normal Probability Plot regresi pada penelitian ini:
Gambar 4.1. Normal Probability Plot
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa titik-titik pada grafik menyebar di sekitar garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual model regresi telah menyebar normal atau dengan kata lain asumsi normalitas telah terpenuhi.
4.3.1.2. Multikolinieritas
Multikolinieritas menunjukkan adanya hubungan linier sempurna antara variabel bebas dalam model regresi. Model regresi yang baik tidak boleh mengandung multikolinieritas. Pendeteksian ada atau tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan VIF. Apabila nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10, maka model regresi bebas dari multikolinieritas. Berikut adalah hasil uji multikolinieritas:
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob 1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expected Cum Prob
Dependent Variable: Trust Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Tabel 4.10. Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Colinierity Statistics
Keterangan Tolerance VIF
Task Performance 0.552 1.811 non multikolinieritas Contextual Performance 0.458 2.185 non multikolinieritas Adaptive Performance 0.489 2.045 non multikolinieritas
Sumber : Lampiran 5
Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa nilai tolerance ketiga variabel bebas di atas angka 0.10, demikian pula nilai VIF semuanya di bawah angka 10, sehingga disimpulkan model regresi bebas dari multikolinieritas. Dengan demikian asumsi non multikolinieritas telah terpenuhi.
4.3.2. Hasil Regresi
Berikut ini adalah hasil analisis regresi untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas yaitu Task Performance, Contextual Performance dan Adaptive Performance terhadap Trust pada pengguna jasa agen properti di Surabaya:
Tabel 4.11. Regresi Linier Berganda
Model Koefisien Beta t hitung Signifikansi
Konstanta 0.743 2.214 0.029
Task Performance (X1) 0.200 0.199 2.167 0.033
Contextual Performance (X2) 0.178 0.172 1.709 0.091 Adaptive Performance (X3) 0.507 0.471 4.832 0.000 R 0.745
R Square 0.555
F hitung 39.915
Sig. F 0.000
Variabel terikat : Trust (Y)
Sumber : Lampiran 5
Model regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah:
Y = 0.743 + 0.200 X1 + 0.178 X2 + 0.507 X3
Y = 0.743 + 0.200 Task Performance + 0.178 Contextual Performance + 0.507 Adaptive Performance
Penjelasan masing-masing koefisien regresi adalah sebagai berikut:
b0 = Konstanta = 0.743
Menunjukkan besarnya kepercayaan pengguna jasa agen properti di Surabaya. Artinya apabila pengaruh Task Performance, Contextual Performance dan Adaptive Performance sama dengan nol (tidak memberikan pengaruh), maka kepercayaan pengguna jasa agen properti di Surabaya sebesar 0.743
b1 = Koefisien regresi untuk Task Performance (X1) = 0.200
Artinya apabila Task Performance naik sebesar 1, maka kepercayaan pengguna jasa agen properti di Surabaya akan naik sebesar 0.200 satuan, dengan asumsi kedua variabel variabel lainnya adalah konstan atau tidak berubah.
b3 = Koefisien regresi untuk Contextual Performance (X2) = 0.178
Artinya apabila Contextual Performance naik sebesar 1, maka kepercayaan pengguna jasa agen properti di Surabaya akan naik sebesar 0.178 satuan, dengan asumsi kedua variabel variabel lainnya adalah konstan atau tidak berubah.
b3 = Koefisien regresi untuk Adaptive Performance (X3) = 0.507
Artinya apabila Adaptive Performance naik sebesar 1, maka kepercayaan pengguna jasa agen properti di Surabaya akan naik sebesar 0.507 satuan, dengan asumsi kedua variabel variabel lainnya adalah konstan atau tidak berubah.
4.3.2.1. Koefisien regresi (bi)
Nilai koefisien regresi variabel Task Performance (X1) adalah sebesar 0.200, artinya jika X1 berubah satu satuan, maka Y akan berubah sebesar 0.200 dengan anggapan variabel X2 dan X3 tetap. Tanda positif pada nilai koefisien regresi melambangkan hubungan yang searah antara X1 dan Y, artinya apabila
kinerja tugas dari agen properti semakin baik, maka tingkat kepercayaan dari konsumen (pengguna jasa) akan mengalami peningkatan.
Nilai koefisien regresi variabel Contextual Performance (X2) adalah sebesar 0.178, artinya jika X2 berubah satu satuan, maka Y akan berubah sebesar 0.178 dengan anggapan variabel X1 dan X3 tetap. Tanda positif pada nilai koefisien regresi melambangkan hubungan yang searah antara X2 dan Y, artinya apabila kemampuan interpersonal dari agen properti kepada pengguna jasa semakin baik, maka tingkat kepercayaan dari pengguna jasa akan mengalami peningkatan.
Nilai koefisien regresi variabel Adaptive Performance (X3) adalah sebesar 0.507, artinya jika X3 berubah satu satuan, maka Y akan berubah sebesar 0.507 dengan anggapan variabel X1, dan X2 tetap. Tanda positif pada nilai koefisien regresi melambangkan hubungan yang searah antara X3 dan Y, artinya apabila kemampuan beradaptasi dari agen properti semakin baik, maka kepercayaan pengguna jasa akan mengalami peningkatan sebesar.
4.3.2.2. Nilai Koefisien Korelasi (R)
Koefisien korelasi (R) sebesar 0.745 menunjukkan bahwa hubungan variabel bebas penelitian yaitu Task Performance, Contextual Performance dan Adaptive Performance terhadap Trust pengguna jasa agen properti adalah tergolong kuat.
4.3.2.3. Nilai Koefisien Determinasi (R-Square)
Tabel 4.12 menunjukkan besarnya nilai koefisien determinasi (R-Square) yang diperoleh adalah 0.555, memiliki arti bahwa tingkat kepercayaan dari pengguna jasa agen properti yang berdomisili di Surabaya dapat dijelaskan oleh faktor Task Performance, Contextual Performance dan Adaptive Performance dari agen properti sebesar 55.5% dan sisanya yaitu 44.5% dijelaskan oleh faktor lain di luar variabel bebas pada penelitian ini.
Terdapat faktor-faktor di lapangan yang mempengaruhi kepercayaan pengguna jasa agen properti. Sebuah proyek perumahan, pergudangan, perkantoran yang berada di lokasi strategis, pasti memiliki harga jual yang tinggi.
Demikian juga dengan properti yang berlokasi di area yang akan dikembangkan
oleh Tata Kota Pemerintah Kota Madya Surabaya memiliki harga jual di masa mendatang yang tinggi. Contohnya pada tahun 2009, lokasi di Jl. Raya Yono Koeswoyo (seberang Loop Graha Family) telah meningkat dari harga Rp 11.000.000/meter persegi menjadi Rp 62.500.000/meter persegi di tahun 2013 (Sumber: Notaris Andy Hartanto, Darmo Park). Hal ini dikarenakan adanya realisasi Jalan Lingkar Barat Dalam (Inner West Ring Road) yang hampir diselesaikan oleh Pemerintah Kota Surabaya, demikian juga dengan realisasi pelebaran jalan Wiyung-Menganti yang telah mencapai 70% tahap pembebasan.
Nama besar developer turut meningkatkan awareness calon pembeli terhadap properti yang sedang dipasarkan tersebut. Nama-nama besar developer seperti Citraland Group, Pakuwon Group, Intiland Group, Bhakti Tamara, Wisata Bukit Mas maupun PROVEST memberikan suatu kepercayaan lebih dibandingkan dengan proyek properti yang dibangun oleh berbagai developer baru.
Selain itu, flexibilitas cara bayar dam dukungan bank (kredit) juga memegang peranan terhadap keputusan pembelian. Cara pembayaran yang sangat lunak dan didukung oleh bank-bank ternama seringkali menjadi pertimbangan penting untuk end-user ataupun investor untuk membeli unit properti tersebut.
4.3.2.4. Uji Pengaruh Simultan (Uji F)
Berdasarkan Tabel hasil analisis regresi linier berganda, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji F adalah sebesar 0.000 atau kurang dari 0.05 (α=5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Task Performance, Contextual Performance dan Adaptive Performance secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepercayaan dari pengguna jasa agen properti di Surabaya.
4.3.2.5. Uji Pengaruh Parsial (Uji t)
Tabel hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel bebas Task performance dan Adaptive performance memiliki nilai signifikansi uji t yang masing-masing nilainya sebesar 0.033 dan 0.000 atau lebih kecil dari 0.05 (α=5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial, baik itu Task Performance maupun Adaptive Performance memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Trust atau tingkat kepercayaan pengguna jasa agen properti di Surabaya,
sedangkan variabel Contextual Performance memiliki nilai signifikansi uji t sebesar 0.091 atau lebih besar dari 0.05 (α=5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Contextual Performance tidak berpengaruh signifikan terhadap Trust atau tingkat kepercayaan pengguna jasa agen properti di Surabaya.
Dilihat dari nilai Beta, variabel bebas (X) yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y) adalah variabel Adaptive Performance (X3) karena variabel tersebut memiliki nilai Beta terbesar yaitu 0.471, sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor kemampuan adaptasi dari agen properti kepada para pengguna jasa adalah faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap kepercayaan para pengguna jasa agen properti tersebut.
4.4. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisa di atas, ketiga dimensi kinerja / Job Performance memiliki pengaruh positif terhadap kepercayaan pengguna jasa agen properti di Surabaya. Terdapat 2 (dua) dimensi kinerja yang berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan pengguna jasa agen properti yaitu Task Performance dan Adaptive Performance. Sedangkan terdapat 1 (satu) dimensi yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan pengguna jasa agen properti yaitu Contextual Performance.
Dari ketiga dimensi dari kinerja / Job Performance, Adaptive Performance merupakan dimensi kinerja yang berpengaruh paling signifikan terhadap kepercayaan pengguna jasa agen properti dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0.000 atau lebih kecil dari 0.05 (α=5%). Adaptive Performance berpengaruh positif terhadap kepercayaan pengguna jasa agen properti, sehingga apabila nilai Adaptive Performance meningkat maka tingkat kepercayaan pengguna jasa agen properti akan turut meningkat. Adaptive Performance mencerminkan upaya untuk memperoleh kompetensi baru dalam menanggapi perubahan. Profesi agen properti kerap bertemu dengan situasi yang berbeda dan tidak pasti. Baik kepribadian konsumennya, lingkungan properti yang dipasarkan bahkan dengan aturan hukum terkait transaksi properti. Berdasarkan wawancara singkat dengan beberapa konsumen, mayoritas menilai Adaptive Performance sangat penting digunakan untuk memahami sudut pandang konsumennya sehingga agen properti tersebut
dapat mengarahkan properti yang baik atau pemecahan masalah yang sesuai diharapkan konsumennya. Ada 4 kriteria perilaku manusia berdasarkan teori DISC (Dominance, Influence, Steadiness dan Conscientiousness) , dimana agen properti dapat bertemu dengan konsumen dengan 4 kriteria karakter tersebut.
Untuk menangani konsumen dengan karakter yang berbeda, maka agen properti dituntut mampu beradaptasi. Contohnya untuk berhadapan dengan konsumen yang suka diperhatikan, rasa ingin tahu yang tinggi dan berani memulai pembicaraan, dimana konsumen tersebut umumnya berkarakter Dominance dan Influence, agen properti perlu beradaptasi serta memahami setiap perilaku konsumen tersebut dengan memberikan perhatian, mendengarkan opini mereka serta memberikan solusi yang terbaik bagi mereka.
Task Performance merupakan dimensi kinerja yang berpengaruh signifikan kedua setelah Adaptive Performance terhadap kepercayaan pengguna jasa agen properti, dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0.033. Task Performance berpengaruh positif terhadap kepercayaan pengguna jasa agen properti, sehingga apabila nilai Task Performance meningkat maka tingkat kepercayaan pengguna jasa agen properti akan turut meningkat. Task Performance meliputi kontribusi agen mengacu pada tindakan yang merupakan bagian dari sistem perhargaan formal dan membahas persyaratan sebagaimana ditentukan dalam deskripsi pekerjaan. Konsumen menilai bahwa dimensi Task Performance ini berperan dalam membangun kepercayaan konsumen. Salah satu contohnya dalam melakukan listing atau memasarkan properti, merupakan tugas agen properti untuk memiliki spesifikasi rumah tersebut secara rinci. Spesifikasi yang dimaksud seperti luas tanah, luas bangunan, kondisi properti (bangunan baru, perlu renovasi dll), sertifikat properti (Surat Hijau, PPJB, Strata Title, SHM dll), lingkungan sekitar dll. Sebagian besar informasi tersebut diperoleh agen properti dengan menanyakan secara detail kepada pemilik rumah, orang yang bertanggung jawab pada rumah tersebut maupun pihak developer dipadukan dengan survei lokasi yang dilakukan agen properti tersebut. Dengan agen properti mengerjakan tugasnya dengan lengkap dan terperinci, pengguna jasa agen properti merasa yakin untuk mempercayakan propertinya pada agen properti yang tepat.
Dimensi yang ketiga yaitu Contextual Performance, merupakan dimensi kinerja yang berpengaruh positif namun tidak berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan pengguna jasa agen properti dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0.091. Dengan meningkatnya nilai Contextual Performance, tidak mempengaruhi tingginya tingkat kepercayaan pengguna jasa agen properti. Contextual Performance didefinisikan sebagai kegiatan yang berkontribusi terhadap kegiatan sosial dan psikologis perusahaan agen properti tersebut. Konsumen / pengguna jasa agen properti menilai bahwa kinerja ini diluar tugas pokok seorang agen properti dan kurang mempengaruhi kepercayaan konsumen. Konsumen tidak mengetahui kegiatan yang dilakukan agen properti diluar tugasnya seperti listing, viewing dan negotiation. Tiap-tiap perusahaan agen properti menganut peraturan dan sistem yang berbeda, sehingga tidak setiap konsumen memperhatikan peraturan dan prosedur secara detail. Umumnya konsumen hanya memperhatikan peraturan dan prosedur yang berlaku pada formulir Surat Ijin Memasarkan atau Perjanjian Ijin Memasarkan.