Lampiran 1 : Program Ruang dan Luasan Ruang
Rumah Sakit Jantung ( Menampung 150 pasien inap )
Qty Luasan
Ruang
awal akhir awal akhir Hall &
informasi 1 2 150 m2 300 m2
R.UGD 1 1 100 m2 100 m2
R.ICU 1 1 160 m2 160 m2
R.Jenazah 1 2 92 m2 184 m2
R.Operasi 3 2 540 m2 360 m2
R. rehabilitasi 1 1 400 m2 200 m2
Kamar C 16 16 384 m2 384 m2
Kamar B 37 37 592 m2 592 m2
Kamar A 18 18 315 m2 315 m2
R.Radiologi 1 1 96 m2 96 m2
R.Administrasi
& pengelola 1 1 240 m2 240 m2
R.Dokter 20 20 500 m2 500 m2
R.Perawat 4 4 400 m2 400 m2
R.Service
(laundry) 1 1 120 m2 120 m2
R.Service
(mechanical) 1 1 69,12 m2 69,12 m2 Dapur utama 1 1 150 m2 150 m2 R.Penyimpanan
obat dll 1 1 110,16 m2 110,16 m2
R.Sampah 1 1 10 m2 10 m2
R.Gudang 2 4 80 m2 160 m2
R.Keamanan 1 1 64 m2 64 m2
R.Pengolahan
limbah 1 1 56 m2 56 m2
R.ATM 5 5 15 m2 15 m2
K.Mandi / WC 120 80 480 m2 320 m2
Sirkulasi 1 1 1653,732
m2 1471,58
LUASAN TOTAL = 6376,864 m2
Lampiran 1 : Program Ruang dan Luasan Ruang (sambungan)
Catatan :
• Hal & Informasi ditambahkan untuk menunjang pelayanan kepada pengunjung.
• Ruang jenazah ditambah sebagai tindakan persiapan.
• Ruang operasi dikurangi karena disesuaikan dengan klasifikasi rumah sakit.
• Ruang gudang ditambahkan agar tidak terjadi penumpukan barang di satu tempat.
• Kamar mandi / WC dikurangi mengikuti perhitungn akan kebutuhan pasien.
• Luasan sirkulasi berkurang karena luasan bangunan yang berkurang.
Fasilitas Asrama Kesusteran ( menampung 40 orang )
Qty Luasan
Ruang
awal akhir awal akhir Kamar Tidur 20 20 240 m2 240 m2 Kamar Mandi /
WC 10 10 40 m2 40 m2
Ruang Makan 4 2 112 m2 56 m2
Dapur + Pantry 1 1 25 m2 25 m2
Ruang duduk 1 2 16 m2 32 m2
Ruang Tamu 1 1 12 m2 12 m2
Ruang cuci 1 1 18 m2 18 m2
LUASAN AKHIR TOTAL = 423 m2
Catatan :
• Ruang makan dikurangi untuk meminimalisasi luasan karena ketersediaan tempat yang terbatas dan untuk membantu para perawat agar lebih ber sosialisasi satu dengan yang lain.
• Ruang duduk ditambah agar dapat menampung semua penghuni asrama.
Lampiran 1 : Program Ruang dan Luasan Ruang (sambungan)
Fasilitas Penginapan / Hostel ( menampung 40 0rang )
Qty Luasan
Ruang
awal akhir awal akhir Kamar Tidur 20 20 320 m2 320 m2 Kamar Mandi /
WC 20 10 80 m2 40 m2
Ruang duduk 1 2 24 m2 48 m2
Gudang 1 1 24 m2 24 m2
Pengelola 1 1 20 m2 20 m2
Dapur 1 - 9 m2 0 m2
LUASAN AKHIR TOTAL = 452 m2 Catatan :
• Ruang dapur dihilangkan karena kurang fungsional tanpa sebuah tempat makan seperti kantin, kafe, resto.
Fasilitas Labolatorium
Qty Luasan
Ruang
awal akhir awal akhir
R.Tunggu 1 1 20 m2 20 m2
Loket 1 1 6 m2 6 m2
R.Pengambilan
darah / sampel 1 1 12 m2 12 m2 R.Hematol
ogi 1 1 16 m2 16 m2
R.Kimia
klinik 1 1 16 m2 16 m2
R.Semolog
i 1 1 16 m2 16 m2
R.Kimia air &
toksilogi
1 1 16 m2 16 m2
R.Mikrobi
ologi 1 1 16 m2 16 m2
WC 4 4 16 m2 16 m2
R.Staf 1 1 20 m2 20 m2
R.Sampel 1 1 9 m2 9 m2
R.Gudang 1 1 9 m2 9 m2
R.Transfusi 2 - 9 m2 -
Bank darah 1 - 6 m2 -
Sirkulasi 1 1 56,1 m2 51,6 m2
LUASAN AKHIR TOTAL = 243,1 m2
Lampiran 1 : Program Ruang dan Luasan Ruang (sambungan) Catatan :
• Ruang trasfusi di hilangkan karena fungsinya yang bukan merupakan penunjang dari PMI.
• Bank darah dihilingkan karena pada ruang gudang sudah terdapat tempat penyimpanan darah yang sesuai ukuran untuk stok operasi.
• Luasan sirkulasi berkurang karena luasan bangunan yang berkurang.
Fasilitas Kantin
Qty Luasan
Ruang
awal akhir awal akhir R.Makan 15 15 63,15 m2 63,15 m2
WC 4 2 16 m2 8 m2
R.Cuci tangan 1 1 4 m2 4 m2
Gudang penyimpan an (kering)
1 1 9 m2 9 m2
R.Pendingi
n 1 1 6 m2 6 m2
R.Manajer 1 - 6 m2 -
R.Karyawa
n 1 - 16 m2 -
WC Karyawan 1 1 4 m2 4 m2
R.Dapur 1 1 49,66 m2 49,66 m2
LUASAN AKHIR TOTAL = 173,81 m2 Catatan :
• WC dikurangi karena minimnya ketersediaan tempat.
• Ruang manajer dihilangkan karena control dilakukan oleh pemilik masing- masing stan.
• Ruang karyawan dihilangkan karena untuk fungsi kantin dirasa tidak diperlukan.
Fasilitas Apotik
Qty Luasan
Ruang
awal akhir awal akhir
R.Display 1 1 100 m2 100 m2
Loket & kasir 1 1 6 m2 6 m2
R.Apoteker 1 1 6 m2 6 m2
R.Racik
obat 1 1 9 m2 9 m2
Gudang
obat 1 1 30 m2 30 m2
LUASAN AKHIR TOTAL = 151 m2
Lampiran 1 : Program Ruang dan Luasan Ruang (sambungan)
Fasilitas Minimarket
Qty Luasan
Ruang
awal akhir awal akhir
R.Display 1 1 150 m2 150 m2
Kasir 2 2 4 m2 4 m2
Gudang barang 1 1 50 m2 50 m2
LUASAN AKHIR TOTAL = 204 m2
Fasilitas Mekanikal Elektrikal dan Servis :
Qty Luasan
Ruang
awal akhir awal akhir Gudang Alat
Kebersihan 2 1 40 m2 20 m2
Genset 3 2 150 m2 100 m2
Trafo 2 1 25 m2 12,5 m2
R. BBM 1 1 6,25 m2 6,25 m2
Panel 1 1 6,25 m2 6,25 m2
R. PLN - 1 - 6,25 m2
Bengkel - 1 - 20 m2
LUASAN AKHIR TOTAL = 171,25 m2
Catatan :
• Gudang alat kebersihan dikurangi karena terlalu menghabiskan ruang.
• Genset dikurangi karena dirasa terlalu banyak.
• Ruang trafo juga dikurangi besarannya karena efesiensi ruang.
• Ruang PLN ditambahkan karena sebelumnya tidak ada.
• Bengkel ditambahkan karena diperlukan untuk menunjang kegiatan.
Catatan:
Pada beberapa bangunan, besaran sirkulasi tidak di tambahkan.
Lampiran 1 : Program Ruang dan Luasan Ruang (sambungan)
Rekapitulasi Luas Bangunan :
1. Fasilitas Rumah sakit jantung : 6376,864 m2 2. Fasilitas Asrama kesusteran : 423 m2
3. Fasilitas Hostel : 452 m2
4. Fasilitas Labolatorium : 243,1 m2
5. Fasilitas Kantin : 173,81 m2
6. Fasilitas Apotik : 151 m2 7. Fasilitas Minimarket : 204 m2 8. Fasilitas Mekanikal Elektrikal dan Servis : 171,25 m2
TOTAL AKHIR LUAS BANGUNAN : 8195.024 m2 Catatan :
Luasan awal 9393,58 m2, realisasinya menjadi 8195,024 m2. Hal ini dikarenakan dengan luasan yang minimal segala fasilitas yang diinginkan sudah dapat ditampung serta sirkulasi dan lahan hijau menjadi lebih luas.
Perkiraan Kebutuhan Parkir Kendaraan
Besarnya area parkir pada Fasilitas Kesehatan Jantung ini diperhitungkan dari asumsi prosentase jenis kendaraan yang akan digunakan penjenguk, yaitu :
Sebagai asumsi 1 pasien dijenguk oleh 4 orang, jadi penjenguk ada 514 orang.
• Mobil: 40 % pengunjung 514 orang x 40 % = 206 orang 1 mobil = 4 orang
Jadi jumlah parkir mobil: 206 : 4 = 52 mobil Motor: 40 % pengunjung
514 orang x 40 % = 206 orang 1 motor = 2 orang
Jadi jumlah parkir motor: 320 : 2 = 103 motor Lain-lain ( jalan kaki, angkutan umum ): 20 % 514 orang x 20 % = 103 orang
Fasilitas kesehatan jantung ini juga harus memiliki area parkir kendaraan sendiri berupa kendaraan dinas dan ambulan serta parkir untuk para staf pekerja.
Perkiraannya adalah : 20 unit mobil, 4 unit ambulan, 40 sepeda motor
Lampiran 2 : Karakteristik dan Persyaratan Ruang
Karakteristik dan Persyaratan Ruang
Ruang rawat tinggal
Warna ruang : Putih
Penghawaan : Alami / cross ventilasi buatan / AC Pergantian udara bersih : 8 kali / jam
Penerangan : Pagi & siang alami, sore & malam buatan Persyaratan khusus : Bel untuk memanggil perawat
Ruang operasi
Warna ruang :Hijau, karena hijau merupakan complement warna merah. Kalau putih, terkena darah akan tidak enak dipandang
Suhu : 22˚ – 26˚C
R.H. : 50% - 60%
Filter : Efisiensi tinggi
Pergantian udara bersih : 18 – 30 kali / jam
Sirkulasi udara : Tanpa return / dibuang semua Kecepatan udaradalam ruang : 40 FPM
Kecepatan udara dalam duct : 1800 FPM, agar baksil tidak lengket Tinggi plafond : 2,8 – 3,2 m
Lebar pintu minimum : 1,2 m Ruang ICU
Warna ruang : Putih
Jendela : Kedap suara Penghawaan : Buatan / AC
Persyaratan khusus : ada saluran oksigen Ruang radiologi
Warna ruang : Terang Temperatur : 18˚ -21˚C
Dinding : Setinggi 3m dilapisi lead glass equivalent 4mm
Ruang gelap : Dinding setinggi 1,5m dilapisi keramik lantai di beri acid recistance
Laboratorium
Warna ruang : Warna terang
Suhu : 18˚C
Dinding : Ditutupi kramik setinggi 1,5 – 2m Rumah sakit secara umum
Warna bangunan : Putih
Persyaratan lain : Harus banyak ruang terbuka agar banyak terdapat udara segar.
Lampiran 2 : Karakteristik dan Persyaratan Ruang (sambungan)
SIRKULASI Sirkulasi dalam rumah sakit dibedakan menjadi : 1. Sirkulasi pasien rawat tinggal.
2. Sirkulasi pasien gawat darurat / ambulance.
3. Sirkulasi pengunjung / tamu pasien.
4. Sirkulasi servis dan karyawan / staff (personil medis, paramedis dan non medis)
Konsep dasar sirkulasi :
1. Merencanakan sirkulasi haruslah pendek dan singkat, untuk mencapai tujuan sirkulasi yang efektif dan seeffisien mungkin.
2. Penghematan langkah untuk menytingkat waktu, keterlambatan / penambahan waktu akan mengurangi kemungkinan kesembuhan / memperlambat kesembuhan pasien.
3. Tiap departemen yang saling berhubungan dikelompokan sedekat mungkin, untuk mempermudah dan mempercepat pencapaian.
4. Tiap – tiap jenis sirkulasi / traffic harus dipisahkan.
5. Lebar pintu ruang perawatan pasien minimal 120cm, agar sirkulasi kereta pasien dapat keluar masuk ruangan dengan mudah.
Sirkulasi pasien gawat darurat / ambulance harus dipisahkan karena :
• Memerlukan tindakan yang cepat dan segera.
• Memerlukan penanganan yang khusus.
Sirkulasi terjadi karena :
• Prosedur operasionil / tahapan kerja pada tiap jenis kegiatan.
• Hubungan antara kegiatan dan fungsi.
Sirkulasi diluar bangunan :
Sirkulasi diluar bangunan terdiri dari sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan. Antara kedua jenis sirkulasi ini harus diusahakan crossing yang seminimal mungkin.
Lampiran 3 : Diagram
Lampiran 4 : Gambar Penyajian
Lokasi
Lampiran 4 : Gambar Penyajian (sambungan)
Layout plan
Site plan
Lampiran 4 : Gambar Penyajian (sambungan)
Denah rumah sakit lt 1
Denah rumah sakit lt 2
Lampiran 4 : Gambar Penyajian (sambungan)
Denah rumah sakit lt 3
Denah rumah sakit lt 4
Lampiran 4 : Gambar Penyajian (sambungan)
Denah bangunan penunjang
Lampiran 4 : Gambar Penyajian (sambungan)
Detail A
Detail B
Detail C
Lampiran 4 : Gambar Penyajian (sambungan)
Potongan X-X
Potongan Y-Y
Prespektif
Lampiran 4 : Gambar Penyajian (sambungan)
Prespektif
Foto maket
Lampiran 5 : Pengenalan Penyakit Jantung
Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah atau lebih tepatnya menyerang jantung dan urat-urat darah, beberapa contoh pentakit jantung seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, tekanan darah tinggi, stroke, sakit di dada (biasa disebut "angina") dan penyakit jantung rematik.
Penyakit jantung koroner merupakan yang paling tertinggi yang di derita orang- orang. Penyakit ini menyerang pembuluh darah dan dapat menyebabkan serangan jantung. Serangan jantung dikarenakan pembuluh arteri yang tersumbat, yang menghambat penyaluran oksigen dan nutrisi ke jantung. Stroke disebabkan oleh kurangnya aliran darah yang mengalir ke otak, atau terkadang menyebabkan pendarahan di otak. Namun tidak semua penyakit jantung disebabakan oleh terserangnya pembuluh darah, berikut ini adalah beberapa gangguan lain pada jantung :
• Abnormal Heart Rhythms
Normalnya jantung berdetak 60 sampai 100 kali tiap menit (atau sekiar 100 ribu kali setiap harinya). Jantung yang bedetak tidak normal biasanya disebut arryhytmia (sering juga disebut dysrhythmia). Jantung yang berdetak terlalu lambat (dibawah 60 kali per menit) disebut bradyarrhythmias. Sedankan yang berdetak di atas 100 per menit disebut tachyarrhytmias.
• Heart Failure
Atau gagal jantung merupakan yang paling menakutkan. Bukan berarti jantung tidak dapat bekerja sama sekali, hanya saja jantung tidak berdetak sebagaimana mestinya.
• Heart Valve Disease
Rusaknya katup jantung. Katup jantung terdapat pada setiap bilik jantung (jantung kita memiliki 4 buah bilik) yang berfungsi mengatur aliran darah searah menuju jantung.
Lampiran 5 : Pengenalan Penyakit Jantung (sambungan)
• Congenitas Heart Disease
Atau biasa disebut kelainan pada jantung. Menyerang 8 sampai 10 anak dari tiap 1000 kelahiran. Gejala awal biasanya terdeteksi saat kelahiran atau pada masa kanak-kanak. Di Amerika sekitar 500 ribu orang mengalami kelainan jantung pada masa pertumbuhannya dan bertambah sektar 20 ribu orangtiap tahunnya.
• Cardiomyopathies
Menyerang pada otot jantung itu sendiri. Orang -orang yang terserang penyakit ini biasanya mengalamai pembesaran atau pengecilan jantung secara tidak normal dan atau bahkan dapat menjadi kaku. Menyebabkan jantung memompa secara tidak normal (menjadi lebih lemah). Tanpa penanganan yang baik cardiomyopathies akan menyebabakan penyakit yang lebih buruk seperti gagal jantung atau menyebabkan jantung berdetak tidak normal.
• Pericarditis
Adalah radang yang mengelilingi lapisan jantung. Jarang terjadi, biasanya disebabkan oleh infeksi.
Ada banyak faktor yang menyebabkab kerentanan terhadap penyakit jantung.
Faktor utama adalah masalah gaya hidup yang menyebabkan seolah membangun penyakit di dalam tubuh. Tapi ada beberapa faktor yang memang tidak dapat diubah, seperti bertambahnya umur atau faktor keturunan.
Penyakit Jantung Bawaan ( PJB )
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit jantung yang sudah dibawa sejak awal kelahiran, karena sudah terjadi ketika bayi masih dalam kandungan. Pada akhir kehamilan 7 minggu, pembentukan jantung sudah lengkap, jadi kelainan pembentukan jantung terjadi pada awal kehamilan.
Lampiran 5 : Pengenalan Penyakit Jantung (sambungan)
Penyebab PJB seringkali tidak bisa diterangkan, meskipun beberapa faktor dianggap berpotensi sebagai penyebab. Faktor-faktor ini adalah : infeksi virus pada ibu hamil (misalnya campak Jerman atau rubella), obat-obatan atau jamu - jamuan, alkohol. Faktor keturunan atau kelainan genetik dapat juga menjadi penyebab meskipun jarang, dan belum banyak diketahui.
Misalnya sindroma Down (Mongolism) yang sering kali disertai dengan berbagai macam kelainan, dimana PJB merupakan salah satunya. Merokok sangat berbahaya bagi kehamilan, karena berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi dalam kandungan sehingga berakibat bayi lahir prematur atau meninggal dalam kandungan.
PJB terjadi pada 8-10 bayi diantara 1000 bayi lahir hidup. Penyakit ini merupakan kelainan bawaan yang paling sering terjadi ( kira-kira 30% dari seluruh kelainan bawaan ), dan paling sering menimbulkan kematian khususnya pada neonatus.
Setengah dari kasus PJB semestinya sudah dapat dideteksi pada bulan pertama kehidupan, karena memperlihatkan tanda-tanda yang memerlukan pertolongan segera.
Penyakit Jantung Bawaan dan Penanganan Medis (non bedah) Berdasarkan penampilan fisik, PJB secara garis besar dibagi atas 2 kelompok, yakni PJB tidak biru ( asianosis ) dan PJB biru ( sianosis ). Berdasarkan kelainan anatomis, PJB secara garis besar dibagi atas 3 kelompok, yakni:
1) Adanya penyempitan ( stenosis ) atau bahkan pembuntuan pada bagian tertentu jantung, yakni: katup atau salah satu bagian pembuluh darah diluar jantung.
Penyempitan ini menimbulkan gangguan aliran darah dan membebani otot jantung. Pada kasus-kasus dengan penyempitan yang berat, aliran darah ke bagian tubuh setelah area penyempitan akan sangat menurun, bahkan terhenti sama sekali dan itu berakibat pada terjadinya pembuntuan aliran darah total.
Lampiran 5 : Pengenalan Penyakit Jantung (sambungan)
A. STENOSIS ( PENYEMPITAN ) KATUP PULMONAL
Terjadi pembebanan pada jantung kanan, yang pada akhirnya berakibat kegagalan jantung kanan. Makna istilah ini bukanlah jantung gagal berdenyut, melainkan jantung tak mampu memompakan darah sesuai kebutuhan tubuh dan sesuai jumlah darah yang kembali ke jantung. Tanda gagal jantung kanan adalah:
pembengkakan kelopak mata, tungkai, hati dan penimbunan cairan di rongga perut. Penanganan medis yang dapat dilakukan: pelebaran katup dengan balon (Balloon Pulmonal Valvotomy = BPV).
B. STENOSIS (PENYEMPITAN) KATUP AORTA
Terjadi pembebanan pada jantung kiri, yang pada akhirnya berakibat kegagalan jantung kiri, yang ditandai oleh: sesak, batuk kadang-kadang dahak berdarah ( akibat pecahnya pembuluh darah halus yang bertekanan tinggi di paru ).
Penanganan yang dapat dilakukan : pelebaran katup dengan balon (Balloon Aortic Valvotomy = BAV).
C. ATRESIA (PEMBUNTUAN) KATUP PULMONAL
Pada kasus ini katup pulmonal sama sekali buntu, sehingga tak ada aliran darah dari jantung ke paru. Pasien hanya dapat bertahan hidup bila pembuluh darah duktus arteriosus tetap terbuka ( yang mengalirkan darah dari pembuluh aorta ke pembuluh darah paru ). Biasanya pembuluh ini akan menutup pada minggu pertama kehidupan bayi dan bila itu terjadi akan berakibat fatal. Untuk
mempertahankan duktus arteriosus tetap terbuka, diperlukan obat: Prostaglandin E-1. Namun obat ini sifatnya hanya sementara, dan harus segera diikuti dengan tindakan bedah.
D. COARCTATIO AORTA
Pada kasus ini area lengkungan pembuluh darah aorta mengalami penyempitan.
Bila penyempitannya parah, maka sirkulasi darah ke organ tubuh di rongga perut (ginjal, usus dll), serta tungkai bawah sangat berkurang, dan kondisi pasien memburuk. Seperti halnya pada atresia katup pulmonal, pada Coarctatio Aorta yang berat Prostaglandin E-1 perlu diberikan untuk mempertahankan pembukaan
Lampiran 5 : Pengenalan Penyakit Jantung (sambungan)
duktus arteriosus. Untuk selanjutnya, tindakan pelebaran dengan balon atau pembedahan perlu dilakukan.
2) Adanya lubang pada sekat pembatas antar ruang jantung (septum) sehingga terjadi aliran pirau (shunt) dari satu sisi ruang jantung keruang sisi lainnya.
Karena tekanan darah di ruang jantung sisi kiri lebih tinggi dibanding sisi kanan, maka aliran pirau yang terjadi adalah dari kiri ke kanan. Akibatnya, aliran darah paru berlebihan/banjir ( contoh: ASD = Atrial Septal Defect / lubang di sekat serambi , VSD = Ventricular Septal Defect/ lubang di sekat bilik).
Aliran pirau ini juga bisa terjadi bila pembuluh darah yang menghubungkan aorta dan pembuluh pulmonal tetap terbuka (PDA = Patent Ductus Arteriosus). Karena darah yang mengalir dari sirkulasi darah bersih ke sirkulasi darah kotor, maka penampilan pasien tidak biru (asianosis).
Namun, beban yang berlebihan pada jantung akibat aliran pirau yang besar dapat menimbulkan gagal jantung kiri maupun kanan. Tanda-tanda aliran darah paru yang berlebih adalah : debaran jantung kencang, cepat lelah, sesak nafas, pada bayi sulit menyusu, pertumbuhan terganggu, sering batuk panas (infeksi saluran nafas bagian bawah). Dalam kondisi seperti tersebut diatas, perlu diberikan obat- obatan yang bermanfaat untuk mengurangi beban jantung, yakni obat diuretic (memperlancar kencing) dan obat vasodilator ( pelebar pembuluh darah ).
A. ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD) = lubang di sekat serambi. Lubang ASD kini dapat ditutup dengan tindakan non bedah : Amplatzer Septal Occluder (ASO), yakni memasang alat penyumbat yang dimasukkan melalui pembuluh darah di lipatan paha. Namun sebagian kasus tak dapat ditangani dengan metode ini, dan memerlukan pembedahan.
Lampiran 5 : Pengenalan Penyakit Jantung (sambungan)
B. VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD) = lubang di sekat bilik Pada VSD tertentu dapat ditutup dengan tindakan non bedah menggunakan penyumbat Amplatzer, namun sebagian besar kasus memerlukan pembedahan.
C. PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) = pembuluh penghubung aorta dan pembuluh darah paru terbuka. PDA juga dapat ditutup dengan tindakan non bedah menggunakan penyumbat Amplatzer, namun bila PDA sangat besar tindakan bedah masih merupakan pilihan utama. PDA pada bayi baru lahir yang premature dapat dirangsang penutupannya dengan menggunakan obat Indomethacine.
3) Pembuluh darah utama jantung keluar dari ruang jantung dalam posisi tertukar (pembuluh darah aorta keluar dari bilik kanan sedangkan pembuluh darah pulmonal / paru keluar dari bilik kiri). Kelainan ini disebut transposisi arteri besar (TGA = Transposition of the Great Arteries).
Akibatnya darah kotor yang kembali ke jantung dialirkan lagi ke seluruh tubuh, sehingga terjadi sianosis / biru di bibir, mukosa mulut dan kuku. Bayi dapat bertahan hidup bila darah kotor yang mengalir ke seluruh tubuh mendapat pencampuran darah bersih melalui PDA atau lubang di salah satu sekat jantung (ASD/VSD).
Seringkali TGA tak disertai lubang sekat dan pasien sangat biru ( darah yang mengalir ke seluruh tubuh sebagian besar adalah darah kotor ). Dalam keadaan demikian, dapat dibuat lubang di sekat serambi melalui metode non bedah yang disebut Balloon Atrial Septostomy (BAS). Sementara menunggu persiapan untuk melakukan prosedur ini, PDA yang bermanfaat untuk menjamin pencampuran darah bersih perlu dipertahankan, yakni dengan memberikan Prostaglandin E-1.
Namun semua ini hanya bersifat sementara, bila kondisi pasien membaik, operasi untuk menukar posisi pembuluh darah yang terbalik ini perlu dilakukan.
Disamping kelainan pada anatomi jantung, PJB juga dapat menyangkut kelainan pada pusat listrik jantung beserta sistim hantarannya. Pusat jantung yang lemah atau adanya blok pada sistim hantaran listrik jantung, berakibat denyut
Lampiran 5 : Pengenalan Penyakit Jantung (sambungan)
Jantung / nadi yang pelan, sehingga tak mencukupi kebutuhan sirkulasi tubuh.
Untuk itu perlu pemasangan alat pacu jantung (pacemaker). Pada anak yang sudah cukup besar pemasangan pacu jantung dapat dilakukan tanpa bedah, namun pada bayi masih diperlukan pembedahan.
Lampiran 6 : Kematian Mendadak
Mengapa mati mendadak ?
Kasus mati mendadak sering kita dengar dalam hidup keseharian kita. Apa sesungguhnya di balik kematian mendadak itu ? Apakah betul tidak hujan tidak ada angin sekonyong-konyong orang bisa mati ? Bisa !!!
Di luar kasus penganiayaan berat, orang bisa sekonyong-konyong mati mendadak kendati sebelumnya tampak sehat-sehat saja. Namun, makna sehat di sini belum tentu berarti betul secara medis terbilang sehat. Mungkin kelihatannya saja sehat, tapi sesungguhnya mengidap penyakit yang tak dirasakan atau tidak pula menunjukkan gejala maupun tanda-tanda. Penyakit jantung khususnya. Mengapa?
Pertama, karena penyakit jantung penyebab paling sering berujung kematian mendadak. Tidak semua orang terbiasa memeriksakan diri, paling kurang untuk check up. Perlahan tapi pasti, tanpa disadari, proses penyakit jantung yang mungkin sudah lama diidap terus saja berkembang.
Adapun penyakit jantung meliputi kasus-kasus (1) koroner, (2) pembengkakan jantung (akibat darah tinggi lama), (3) kelainan jantung bawaan (kebocoran jantung), dan bisa juga akibat serangan (4) infeksi jantung baik yang baru didapat maupun yang dulu (sehingga merusak otot jantung, katup, atau pembuluh darahnya). Apa pun jenis kasus penyakit jantungnya, ujungnya bisa berisiko kematianmendadak.
Kedua, tidak semua kasus penyakit jantung sudah memperlihatkan gejala atau menimbulkan keluhan pada awalnya. Tergantung jenis penyakit jantungnya, seberapa parah derajat penyakitnya, dan hal-hal lain apa saja yang memperberat penyakit jantungnya, sehingga pada suatu saat, sekadar sekali sontekan kecil saja mendadak penyakitnya sudah langsung berat, lalu mematikan.
Pengidap diabetes lama yang sudah berkomplikasi ke koroner jantung, sering tak merasakan keluhan nyeri dada (angina pectoris), si gejala jantung koroner paling khas. Itu sebab angka kematian mendadak karena serangan jantung lebih banyak
Lampiran 6 : Kematian Mendadak (sambungan)
dialami pengidap diabetes lama yang tak pernah memeriksakan kondisi jantungnya.
Itu alasan dalam ramalan medis tak mustahil kalau orang yang kelihatan sehat bisa saja mati mendadak. Namun, tentu tidak semua kasus serangan jantung yang berisiko merenggut nyawa pasti berakhir dengan kematian. Sekiranya saja ada kemudahan mendapatkan pertolongan pertama dan pasien tidak sedang berada seorang diri, ancaman kematian oleh serangan jantung mestinya bisa digagalkan.
Kalau saja tersedia pertolongan gawat darurat di tempat kejadian atau lekas-lekas mendapat pertolongan dalam hitungan golden hour (hitungan jam) dengan resusitasi jantung-paru-paru (CPR, Cardiopulmonary resuscitation), keadaan jantung mendadak berhenti berdenyut atau cardiac arrest, bisa dibuat batal merenggut nyawa.
Penyebab Gangguan
Jantung dapat terganggu fungsinya oleh sejumlah penyebab. Paling sering penyebabnya adalah sumbatan koroner. Kita tahu penyakit jantung koroner urusan puluhan tahun. Jika lemak darah (kolesterol, trigliserida) dibiarkan tinggi untuk waktu lama, lambat laun akan terbentuk karat lemak pada dinding koroner, selain pada pembuluh darah mata, ginjal, dan otak. Karat lemak pada pembuluh darah orang modern sudah mulai terbentuk sejak usia remaja.
Tanpa mengontrol lemak darah dengan obat dan diet, diperkirakan cuma perlu waktu sepuluhan tahun untuk menjadikan pipa pembuluh koroner menjadi tersumbat total. Namun, jauh hari sebelum pembuluh koroner tersumbat total akibat kekurangan jatah makanan (aliran darah pemasok oksigen), jantung seharusnya sudah lama menjerit. Jeritan jantung ini yang muncul sebagai gejala nyeri dada spesifik. Nyeri seperti tertiban, tertindih, tertekan barang berat di atas dada. Nyerinya bersifat menjalar ke lengan, leher, pundak, dan punggung.
Lampiran 6 : Kematian Mendadak (sambungan)
Awalnya nyeri hanya berlangsung beberapa detik. Namun, jika lemak darah tidak dikontrol, dan pola gaya hidup tetap berisiko memperburuk koroner, serangan gejala nyeri dada semakin hari semakin berlangsung lama. Nyeri dada yang semakin hari semakin lama mencerminkan sumbatan koroner sudah semakin menebal, dan sumbatan koroner sudah semakin menutup penampang pipa pembuluh, yang berarti pasokan oksigen buat otot jantung yang dilayaninya semakin tipis saja.
Proses penyumbatan karat lemak bisa dihentikan bila lemak darah dan semua faktor risiko koroner ditiadakan. Sayangnya lebih banyak pengidap koroner yang abai, sehingga bukan jarang mati mendadak acap berlangsung di kamar hotel (kematian di atas pelana kuda) bersama pasangan seks yang bukan istri sendiri (sebab seks bukan dengan istri umumnya jauh lebih hot), atau saat tengah di meja makan (kelewat kenyang), atau di kamar mandi (mendadak paparan hawa dingin), atau di perjalanan (keletihan, stres, perubahan jadwal harian).
Meniadakan Faktor Risiko
Kita tidak mungkin bisa meramalkan kapan saatnya seseorang akan mengalami serangan koroner, kecuali hanya menduga saja bahwa akan datang harinya entah kapan kalau saja seseorang membiarkan hidupnya tetap di bawah ancaman berisiko koroner. Antara lain membiarkan lemak darah tinggi, mengidap darah tinggi, kencing manis, perokok, gemuk. pola dan gaya hidup tidak teratur.
Yang sebetulnya dapat dilakukan oleh mereka yang berisiko koroner atau pengidap kelainan jantung lain, seberapa bisa meniadakan semua faktor risiko itu dan mengubahnya dengan pola dan gaya hidup yang berlawanan dengan kebiasaan sebelumnya, seperti dengan kembali makan teratur, tidur teratur, ada waktu jeda, mengurangi stres, cukup banyak bergerak badan.
Lampiran 6 : Kematian Mendadak (sambungan)
Yang perlu diperhatikan, pengidap jantung koroner berupaya membangun kebiasaan hidup teratur. Bagi pengidap jantung, setiap perubahan jadwal harian berisiko mengganggu kerja faali jantung yang sudah diset. Maka waspada kalau harus begadang, terlambat makan, tidak tidur siang, atau kelebihan beban kerja fisik, serta kebanjiran stres. Serangan jantung sangat sering terjadi pada kondisi hidup yang selalu berubah-ubah dari kebiasaan setiap hari seperti itu.
Jangan mandi dingin, terpapar hawa atau angin kencang sewaktu berjalan kaki, tidak mengedan kuat sewaktu buang air besar, makan kelewat kenyang, kurang waktu jeda, minum obat tidak sesuai jadwal atau dengan dosis memadai.
Termasuk mewaspadai pola kegiatan seksual yang kelewat hot, serta menjauhkan olahraga statis ( angkat beban, menggotong barang berat ).
Jangan abaikan pula keluhan perut jika tahu mengidap penyakit jantung karena gangguan perut bisa merupakan bagian dari gejala penyakit jantung juga. Jika pernapasan kurang lapang, mendadak sesak napas, mudah letih, dan tiba-tiba jantung berdebar tanpa sebab, bagian yang perlu mendapat perhatian mereka yang berisiko jantung koroner, atau sudah mengidap penyakit jantung lain sebelumnya (jantung bawaan, pembengkakan jantung, atau kelainan otot jantung oleh serangan koroner sebelumnya, atau kerusakan otot jantung oleh infeksi, efek samping obat, atau penyakit–penyakit yang lainnya). Ingat, ada jenis obat penurun lemak darah yang efek sampingnya merusak otot jantung (cardiomyopathia). Kerusakan otot jantung memperburuk penyakit jantung yang sudah ada.
Lampiran 7 : Sejarah Kota Samarinda
Sejarah Kota Samarinda, awal mula berdirinya Samarinda, perjanjian Bungaya : Pada saat pecah perang Gowa, pasukan Belanda di bawah Laksamana Speelman memimpin angkatan laut Kompeni menyerang Makassar dari laut, sedangkan Arung Palakka yang mendapat bantuan dari Belanda karena ingin melepaskan Bone dari penjajahan Sultan Hasanuddin (raja Gowa) menyerang dari daratan. Akhirnya Kerajaan Gowa dapat dikalahkan dan Sultan Hasanuddin terpaksa menandatangani perjanjian yang dikenal dengan Perjanjian Bungaya pada tanggal 18 November 1667.
Kedatangan orang Bugis ke Kesultanan Kutai :
Sebagian orang-orang Bugis Wajo dari kerajaan Gowa yang tidak mau tunduk dan patuh terhadap isi perjanjian Bongaja tersebut, mereka tetap meneruskan perjuangan dan perlawanan secara gerilya melawan Belanda dan ada pula yang hijrah ke pulau-pulau lainnya diantaranya ada yang hijrah ke daerah Kesultanan Kutai, yaitu rombongan yang dipimpin oleh Lamohang Daeng Mangkona (bergelar Pua Ado yang pertama). Kedatangan orang-orang Bugis Wajo dari Kerajan Gowa itu diterima dengan baik oleh Sultan Kutai.
Atas kesepakatan dan perjanjian, oleh Raja Kutai rombongan tersebut diberikan lokasi sekitar kampung melantai, suatu daerah dataran rendah yang baik untuk usaha Pertanian, Perikanan dan Perdagangan. Sesuai dengan perjanjian bahwa orang-orang Bugis Wajo harus membantu segala kepentingan Raja Kutai, terutama didalam menghadapi musuh.
Semua rombongan tersebut memilih daerah sekitar muara Karang Mumus (daerah Selili seberang) tetapi daerah ini menimbulkan kesulitan didalam pelayaran karena daerah yang berarus putar (berulak) dengan banyak kotoran sungai. Selain itu dengan latar belakang gunung-gunung (Gunung Selili).
Lampiran 7 : Sejarah Kota Samarinda (sambungan)
Rumah Rakit :
Dengan rumah rakit yang berada di atas air, harus sama tinggi antara rumah satu dengan yang lainnya, melambangkan tidak ada perbedaan derajat apakah bangsawan atau tidak, semua "sama" derajatnya dengan lokasi yang berada di sekitar muara sungai yang berulak, dan di kiri kanan sungai daratan atau
"rendah". Diperkirakan dari istilah inilah lokasi pemukiman baru tersebut dinamakan Samarenda atau lama-kelamaan ejaan Samarinda.
Penetapan hari jadi kota Samarinda :
Orang-orang Bugis Wajo ini bermukim di Samarinda pada permulaan tahun 1668 atau tepatnya pada bulan Januari 1668 yang dijadikan patokan untuk menetapkan hari jadi kota Samarinda. Telah ditetapkan pada peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Samarinda Nomor: 1 tahun 1988 tanggal 21 Januari 1988, pasal 1 berbunyi Hari Jadi Kota Samarinda ditetapkan pada tanggal 21 Januari 1668 M, bertepatan dengan tanggal 5 Sya'ban 1078 H penetapan ini dilaksanakan bertepatan dengan peringatan hari jadi kota Samarinda ke 320 pada tanggal 21 Januari 1980. 21 Januari 1668/5 Sya'ban 1070 H : Kedatangan orang- orang suku Bugis Wajo mendirikan pemukiman di muara Karang Mumus.
Samarinda adalah ibu kota dari propinsi Kalimantan Timur terletak di wilayah katulistiwa pada posisi antara 116°15'36” - 117°24'16” Bujur Timur dan 0°21'18” - 1°09'16” Lintang Selatan. Secara administrasi kota Samarinda mempunyai batas – batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara : Kecamatan Muara Badak dan Kutai Kartanegara.
Sebelah Timur : Kecamatan Anggana, Sanga – Sanga, Kutai Kartanegara.
Sebelah Selatan: Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara.
Sebelah Barat :Kecamatan Loa Kulu, Tenggarong Seberang, Muara Badak, Kutai Kartanegara.
Luas kota Samarinda 718 km²dengan jumlah penduduk 579.933 jiwa jiwa (6 Februari 2004).
Lampiran 7 : Sejarah Kota Samarinda (sambungan)
Terbagi atas 6 kecamatan, Kecamatan Samarinda Seberang, Kecamatan Palaran, Kecamatan Samarinda Ilir, Kecamatan Samarinda Utara, Kecamatan Samarinda Ulu, Kecamatan Sungai Kunjang.
Suhu udara rata – rata 29° Celcius ( suhu terendah 22° Celcius dan tertinggi 36°
Celcius) perbedaan suhu antara siang dan malam adalah 5° - 7° Celcius. Curah hujan berkisar antara 2.000 – 3.000 mm/tahun
Topografi Samarinda meliputi tanah datar dan berbukit di ketinggian antara 10 s.d. 200 m di atas permukaan laut.
Transportasi
Air
Jembatan Mahakam di foto dari udara
Transportasi utama menuju kota Samarinda adalah melalui Sungai Mahakam yang membelahnya ditengah-tengah, sejak didirikannya pada tahun 1987 Jembatan Mahakam yang menghubungkan Samarinda kota dengan Samarinda Seberang menjadi primadona transportasi pada kota ini. Selain itu sedang dibangun pula Jembatan Mahkota II (dalam tahap konstruksi) dan Jembatan Mahkota III (tahap pembebasan lahan).Terdapat pelabuhan peti kemas, dan sekarang sedang dibangun pelabuhan baru untuk menggantikan pelabuhan yang sekarang sudah tidak sesuai dengan kondisi kota.
Lampiran 7 : Sejarah Kota Samarinda (sambungan)
Darat
Terdapat jalan darat yang menghubungkan kota Samarinda dengan Balikpapan ke selatan, kemudian Bontang dan Sangatta ke utara, serta jalan baru yang menghubungkan ke Tenggarong, serta ke Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara melalui jalan timur yang tembus sampai ke Senipah, Samboja dan Balikpapan.
Udara
Bandar Udara Temindung (kode SRI) merupakan bandar udara yang menghubungkan Samarinda dengan kota-kota di pedalaman serta Balikpapan.
Saat ini sedang dibangun Bandar Udara Sungai Siring, agar dapat didarati oleh pesawat yang lebih besar.
Lampiran 8 : Alat Bantu Jantung
Alat bantu jantung
Oleh : Team Andriewongso.com
Saat ini, penyakit jantung adalah salah satu penyakit yang menimbulkan kematian paling sering di dunia. Karenanya, saat ini, menjadi prioritas banyak ahli bagaimana cara mengatasi dan mencegah penyakit jantung. Tapi, tahukah Anda bahwa ada kisah unik di balik penemuan alat pacu (bantu) jantung yang ada saat ini? Alat bantu jantung pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan bernama Paul Zoll pada sekitar tahun 1952. Penemuan ini segera mengundang kekaguman di mana-mana. Sebab, ini merupakan salah satu inovasi yang sangat berguna untuk mengatasi penyakit jantung. Sayang, alat yang berfungsi mengontrol detak nadi ini pada awalnya bentuknya sangat besar. Ukurannya sebesar televisi ukuran kecil. Terdiri dari beberapa komponen eletronis, alat ini selain membantu, ternyata juga sering menimbulkan efek samping. Salah satu yang sering terjadi alat ini acap kali membakar kulit dan menimbulkan rasa sakit pada pemakainya. Karena itu, sejumlah penelitian dilakukan agar bisa menghilangkan efek yang kurang mengenakkan ini. Suatu ketika, Wilson Greatbatch, seorang peneliti kedokteran sedang meneliti pasiennya yang menggunakan alat ini. Tanpa sengaja, saat memasang salah satu komponen penunjangnya, ia menggunakan resistor yang beda ukuran dari biasanya. Bukannya menimbulkan masalah, tetapi justru sebaliknya. Kesalahan yang dilakukan Wilson membuat alat itu mempunyai pola kerja baru yang justru lebih padan dengan kerja jantung pada umumnya. Hal inilah yang kemudian terus diteliti dan dikembangkan Wilson. Hampir dua tahun lamanya, ia melakukan berbagai percobaan. Dan, ia akhirnya berhasil membuat alat bantu jantung yang lebih ringkas dan tidak berbahaya, bahkan bisa diimplantasikan langsung pada tubuh. Ia juga menemukan tenaga baterai yang bebas korosi sebagai bahan tenaga alat bantu itu. Sungguh, ketidaksengajaan Wilson nampaknya memberi berkah bagi banyak orang. Saat ini, sudah tak terhitung lagi berapa banyak pasien sakit jantung yang berhasil terbantu hidupnya dengan alat ini.
Lampiran 8 : Alat Bantu Jantung (sambungan)
Bandung, Kompas - Di masa mendatang, pengobatan penyakit jantung dimungkinkan melalui pendekatan genetika. Dengan pendekatan ini, seseorang yang berpotensi menderita penyakit jantung dapat dideteksi lebih dini. Sebagai langkah pengobatannya, penderita akan mendapat cangkokan sel jantung dari tubuh orang yang sehat. Demikian dikemukakan dokter spesialis jantung Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) dr Erwinanto Sp JP seusai Seminar tentang Penyakit Jantung dan Ginjal di Klinik Spesialis Penyakit Dalam Perisai Husada, Bandung, Sabtu (22/3). Selain Erwin, juga tampil sebagai pembicara dokter spesialis penyakit dalam RSHS dr Rubin Gondodiputro Sp PD. Erwin mengatakan, pendekatan genetika itu merupakan upaya menetralisir reaksi yang mungkin timbul akibat penyakit jantung. "Sel yang ditanam ke tubuh calon penderita penyakit jantung bisa diambilkan dari sel jantung orang yang sehat atau sel yang bisa menumbuhkan jantung," katanya. Dengan penanaman sel itu, diharapkan otot jantung orang yang berpotensi menderita penyakit jantung tetap dalam kondisi bagus. Akan tetapi, seperti halnya kloning, penelitian yang masih dalam tahap pengujian ini diperkirakan juga memunculkan dilema dari sisi moral.
"Masalahnya, apakah dari sisi moral bisa dilakukan pengambilan sel dari tubuh seseorang untuk ditanam ke tubuh orang lain," ujar Erwinanto. Penelitian tersebut diakui belum diuji terhadap manusia. Akan tetapi, kata Erwin, hal itu semakin memperkaya cara pengobatan penyakit jantung yang sudah ada. Saat ini, sudah ditemukan berbagai cara pengobatan penyakit jantung, mulai dari operasi pintas koroner, intervensi koroner perkutan, hingga penggunaan stent. Menurut Erwin, hingga saat ini penyakit jantung masih menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia. Ini disebabkan adanya faktor-faktor risiko penyakit jantung, yaitu merokok, diabetes, kegemukan, umur, riwayat kekeluargaan, dan jenis kelamin.
Lampiran 9 : Pertanyaan Tentang Penyakit Jantung
Beberapa pertanyaan mengenai penyakit jantung :
Amelia menulis: 17 July 2006 pada 12:26 Saya berusia 19 tahun. Saya divonis mengidap penyakit katup jantung sejak kuranglebih 6 th yang lalu. Saya sudah terbiasa sakit panas dan demam sejak kecil. Hmpir 2 bulan sekali. Saya pernah menjalani beberapa pemeriksaaan, seperti rontgen, USG, dll. Suatu ketika saya akan menjalani Cutterisasi di RS besar di Bandung, tetapi tiba-tiba orangtua saya membatalkannya. Saya kurang mengerti, apa Cutterisasi itu? Apakah memang ada hubungannya antara penyakit katup jantung dengan lebih besarnya payudara kiri, daripada payudara kanan? Apakah selamanya akan lebih besar sebelah kiri?
Sekarang saya tidak pernah lagi memeriksakan diri ke dokter. Saya dan orangtua saya memilih untuk membiarkannya saja. Apakah tidak apa-apa ?
Rando menulis: 19 July 2006 pada 16:53 Baru2 ini ibu saya kena serangan jantung, saya sedih sekali. Dia mempunyai penyakit tekanan sebelumnya, dia harus minum obat setiap hari. Apakah tidak ada cara lain untuk agar dia tidak harus minum obat? Dan bagaimana cara biar ibu saya sembuh ?
Evi Rini Panjaitan menulis: 22 July 2006 pada 13:47 Saat ini saya butuh penjelaan tentang sakit jantung. Tepatnya kurang lebih 4 thn yang lalu pulang dari kerja saya merasakan sakit nyeri didada sebelah kiri sampai di opname 1 minggu di RS CIKINI. Untuk ambil nafas saya takut sekali waktu itu, bagai buah simalakama kalau tarik nafas dada saya nyeri tidak ambil nafas saya mati. Waktu itu saya melakukan proses pemeriksaan darah, rekam jantung ( yang ditempelin didada dengan banyak kabel ), dan ronsen. Dari hasil pemeriksaan prediksi dokter ttg apakah saya kena serangan jantung tidak ada, hanya dokter berkomentar mungkin paru-paru saya ( karena saya menderita sakit asmha sejak usia 3 thn dan sekarang saya berusia 34 thn ). Dokter, akhir2 ini saya sering merasakan detak jantung yang cepat entah itu pada waktu tidur, jalan, nonton, bahkan nyebrang dan diiringi tengguk leher saya tegang dan pusing. Kalau jantung saya berdetak cepat, saya berusaha tenang, tarik nafas dan minum air hangat. Dokter apakah ini ciri2 Lampiran 9 : Pertanyaan Tentang Penyakit Jantung (sambungan)
sakit jantung. Dan dikatagorikan masuk ke mana. Tolonglah saya. Saya begitu takut.
Agus Al Bahri menulis: 15 September 2006 pada 17:50 anak wanita kami (15 thn) sering mengeluh sakit di sekitar dada sebelah kiri. sakit timbul kalau telapak tangan terasa dingin.telapak tangan suka berkeringat. juga sering mengeluh pening .jika ada kegiatan olah raga lari di sekolah tidak sanggup karena dada sebelah kiri suka timbul sakit, pernah di bawa ke dokter umum hanya diberi obat yang harus diminum jika terasa sakit saja, waktu di SD pernah mengeluh kalau lari sakit di sebelah kiri. apa yang sebaiknya kami lakukan.
Hariyadi menulis: 3 October 2006 pada 11:11 saya kadang-kadang mengalami sakit pada dada kiri, kalau sudah demikian sampai ke tangan kiri lemas barang beberapa menit. sakit itu pernah muncul saat saya memompa ban sepeda dengan terburu-buru. saya perna konsultasi ke dokter ahli, sampai sudah di periksa dengan alat sejenis USG (terlihat kerja jantung pada layar monitor). kata dokter jantung saya tidak apa-apa, namun dari tes darah kadar trigliserida saya diatas normal.
mohon tanggapannya, apakah saya sudah mengidap penyakit jantung? dan bagaimana penanganannya? terimakasih atas tanggapannya.
Dea menulis: 14 November 2006 pada 8:35 Saya 31 tahun, sejak 5 tahun lalu sering merasakan denyut jantung sangat cepat atau lemah. Sering mendadak pusing, lelah tiba-tiba bahkan beberapa kali nyeri di dada sebelah kiri dan susah untuk bernafas walaupun saya tidak melalukan aktifitas berat.pertengahan tahun 2003 saya memeriksakan diri ke Rs. Harapan kita. Setelah dilakukan pemeriksaan awal oleh dokter yang memeriksa saya dikatakan bahwa klep jantung saya lemah.
Saya diberi obat dan dianjurkan kontrol 3-6 bulan sekali.Apakah cukup berbahaya bagi kesehatan saya jika klep jantung lemah. Apa bisa disembuhkan?Terimakasih sebelumnya.
Lampiran 9 : Pertanyaan Tentang Penyakit Jantung (sambungan)
Hellmy menulis: 14 December 2006 pada 14:00 sejak kecil telapak tangan dan kaki saya selalu berkeringat dan dingin….dan dada saya yang sebelah kiri juga kadang-kadang terasa sperti di remas-remas,ditusuk-tusuk dengan jarum… baru baru ini dokter jantung di banda aceh telah memvonis bahwa saya mempunyai masalah dengan katup jantung saya yang katanya tidak bisa dioperasi lagi…dan yang ingin saya tanyakan apa yang harus saya perbuat dengan sisa hidup saya ini?
apakah masih ada jalan keluar lainnya? kalau boleh saya ingin bergabung dengan milis yang orang orangnya sama seperti saya, balasan dari mail ini sangat saya butuhkan…
“Beberapa pertanyaan diatas baru merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat Indonesia (yang bisa menggunakan internet)”