• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum, wr,wb

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Assalamualaikum, wr,wb"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Analisi Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat 2019 i KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, wr,wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Buku Analisa Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019 dapat terbit.

Dalam publikasi ini memuat data yang berisi informasi mengenai kondisi perkembangan data makro sosial masyarakat , antara lain: kependudukan, pendidikan, kesehatan, perumahan, dan pengeluaran. D iharapkan dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan maupun sebagai bahan perencanaan untuk masa yang akan datang.

Akhirnya saya ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar -besarnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam mewujudkan buku ini. Kami sadar bahwa buku ini masih banyak kekurangan sehingga terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan dibanding tahun sebelumnya.

Wassalamualaikum, wr, wb

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika Dan Statistik Kabupaten Bandung Barat

Ludi Awaludin, S.IP, M.Si

19681228 198803 1 00

(3)

Analisi Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat 2019 ii Hal

Kata Pengantar i

Daftar isi ii

Daftar Tabel Analisis iii

Daftar Gambar Analisis iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Tujuan 1

1.3. Ruang Lingkup dan Sumber Data 2

1.4. Sistematika Penyajian 2

BAB II METODOLOGI

2.1. Pengumpulan Data Sosial Ekonomi Masyarakat 3

2.1.1. Pengumpulan Data 3

2.1.2. Ruang Lingkup 3

2.1.3. Kerangka Sampel 3

2.1.4. Rancangan Sampel 4

2.1.5. Metode Pegumpulan Data 4

2.1.6. Pengolahan Data 4

2.1.7. Referensi Waktu Survei 5

2.2. Beberapa Definisi Indikator Terpilih 5 BAB III GAMBARAN SOSIAL EKONOMI

3.1. Kependudukan 8

3.2. Pendidikan 11

3.2.1. Tingkat Partisipasi Sekolah 13

3.3. Kesehatan 16

3.3.1. Angka Kematian Bayi 17

3.3.2. Lamanya Pemberian ASI 18

3.3.3. Keluhan Kesehatan 18

3.3.4. Perilaku Hidup Sehat 19

3.3.4.1. Penggunaan Air Bersih 19 3.3.4.2. Pencemaran Sumber Air Minum 20

3.4. Teknologi Informasi dan Tabungan 22

3.4.1. Penggunaan dan Kepemilikan Telepon Seluler 22

3.4.2. Penggunaan Internet 23

3.5. Fertilitas dan Keluarga Berencana 26

3.5.1. Status Perkawinan 27

3.5.2. Penggunaan Alat Kontrasepsi 28

3.6. Perumahan dan Lingkungan 29

3.7. Pengeluaran Rumah Tangga 30

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(4)

Analisi Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat 2019 iii DAFTAR TABEL

Hal 3.1. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Bandung Barat

Tahun 2019 . 9

3.2. Angka Beban Ketergantungan (Dependency Ratio) Penduduk Kab.

Bandung Barat Tahun 2019 11

3.3. Persentase Tingkat Pendidikan Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas

Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019 12 3.4. Persentase Lamanya Balita disusui di Kabupaten Bandung Barat

Tahun 2016-2019 18

3.5. Persentase Penduduk Yang Mengalami Keluhan Kesehatan Menurut

Jenis Kelamin di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019 19

(5)

Analisi Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat 2019 iv DAFTAR GAMBAR

Hal

3.1. Peta Kabupaten Bandung Barat 7

3.2. Piramida Penduduk Kabupaten Bandung Barat Menurut Golongan

Umur Dan Jenis Kelamin Tahun 2019 10

3.3. APK Menurut Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan di Kabupaten

Bandung Barat Tahun 2019 14

3.4. APM Menurut Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan di Kabupaten

Bandung Barat Tahun 2019 15

3.5. APS Menurut Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan di Kabupaten

Bandung Barat Tahun 2019 16

3.6. Angka Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup Kabupaten Bandung

Barat Tahun 2014-2019 17

3.7. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum di Kabupaten

Bandung Barat Tahun 2019 20

3.8. Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak ke Tempat Penampungan

Tinja di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019 21

3.9. Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut Penggunaan dan

Kepemilikan Telepon Seluler di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019 23 3.10. Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut Penggunaan Internet di

Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019 24

3.11. Persentase Media, Tempat, dan Tujuan Penggunaan Internet di Kabupaten

Bandung Barat Tahun 2019 26

3.12. Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan

Status Perkawinan di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019 27 3.13. Prevalensi Penggunaan Alat KB di Kabupaten Bandung Barat Tahun

2019 28

3.14. Beberapa Indikator Fasilitas Perumahan di Kabupaten Bandung Barat

Tahun 2019 29

3.15. Pola Pengeluaran Rumah Tangga di Kabupaten Bandung Barat, Tahun

2014 sampai 2019 30

(6)

Analisi Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat 2019 1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembangunan (development) dapat diartikan sebagai proses perubahan yang mencakup seluruh sistem sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994). Selain itu, Portes (1976) mendefenisikan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya.

Rencana pembangunan di Kabupaten Bandung Barat tidak hanya dilakukan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga harus mampu menciptakan pemerataan pendapatan masyarakatnya. Oleh karena itu perlu upaya-upaya pembangunan yang bertujuan untuk lebih menyejahterakan masyarakatnya sehingga akan memperkuat pondasi pembangunan Kabupaten Bandung Barat di segala bidang.

Dalam upaya pembanguan masyarakat khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan pada umumnya diakui telah menunjukkan adanya peningkatan di Kabupaten Bandung Barat.

Namun demikian masih ditemukan kesenjangan sosial yang menuntut usaha yang sungguh- sungguh untuk mengatasinya agar tidak berkelanjutan dan berkembang ke arah yang menimbulkan kecemburuan sosial. Tidak jauh berbeda dengan daerah lainnya, harapan pemerintah Kabupaten Bandung Barat yang ingin dicapai yaitu mampu meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

1.2 Tujuan

Penyusunan Data Makro Sosial Tahun 2019 Kabupaten Bandung Barat adalah untuk memberikan gambaran sederhana mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat Kecamatan di Kabupaten Bandung Barat tahun 2019 beserta tabel-tabel sosial penunujang lainnya, dengan tujuan rinci sebagai berikut:

1) Menyediakan informasi yang lengkap dan menyeluruh mengenai pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat di Kabupaten Bandung Barat yang dilengkapi dengan indikator-indikator relevan.

2) Sebagai dasar perencanaan pada tingkat makro, terutama terkait dengan masalah pendidikan dan kesehatan masyarakat.

3) Sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Bandung Barat

mengenai kebijakan terutama terkait dengan kebijakan alokasi bagi pelayanan publik

untuk bidang pendidikan dan kesehatan.

(7)

Analisi Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat 2019 2 1.3 Ruang Lingkup dan Sumber Data

Ruang lingkup Penyusunan Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019 ini adalah mencakup seluruh wilayah administratif Kabupaten Bandung Barat.

Sedangkan hal-hal yang dibahas mencakup aspek kependudukan, sosial budaya, kesehatan, pendidikan, daya beli, dan lingkungan perumahan. Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini sebagian besar berasal dari hasil Survei Indikator Sosial, dan data lain yang berkaitan diantaranya adalah :

a. Keterangan umum anggota rumah tangga yaitu nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, umur, dan status perkawinan.

b. Keterangan umum kesehatan dan pendukung kesehatan.

c. Keterangan pendidikan anggota rumah tangga.

d. Keterangan anggota rumah tangga berumur 10 tahun keatas tentang kegiatan ekonominya.

e. Keterangan fertilitas bagi anggota rumah tangga wanita yang pernah kawin dan keterangan Keluarga Berencana (KB) dari anggota rumah tangga yang berstatus kawin.

f. Keterangan yang menyangkut karakteristik bangunan tempat tinggal, fasilitas perumahan dan lingkungan.

g. Keterangan tentang rata-rata konsumsi rumah tangga dan pengeluaran rumah tangga.

1.4 Sistem Penyajian

Buku Analisis Indikator Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan, jenis & sumber data dan sistematika penyajian.

BAB II Metodologi, berisi konsep dan definisi serta metodologi yang digunakan pada penulisan buku ini.

BAB III Gambaran Sosial Ekonomi, mengemukakan situasi umum Kabupaten Bandung Barat dilihat dari keadaan

kependudukan, pendidikan, kesehatan, dan perumahan.

BAB IV Ringkasan

(8)

Analisi Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat 2019 3 BAB II

METODOLOGI 2.1 Pengumpulan Data Sosial Ekonomi Masyarakat 2.1.1 Pengumpulan Data

Pencatatan informasi setiap rumah tangga sampel terpilih dilakukan melalui wawancara langsung dengan responden, yaitu kepala rumah tangga atau istri kepala rumah tangga atau anggota rumah tangga yang sudah dewasa serta mengetahui informasi yang dibutuhkan dalam survey. Pertanyaan individu dalam kuesioner diusahakan bersumber dari individu yang bersangkutan.

2.1.2 Ruang Lingkup

Survey dilakukan di 16 kecamatan di Kabupaten Bandung Barat dengan sampel yang tersebar secara proporsional di setiap kecamatan. Sasaran sampel terpilih adalah rumah tangga biasa yang tinggal di blok sensus biasa. Adapun rumah tangga yang tinggal dalam blok sensus khusus (seperti kompleks militer, dll) dan rumah tangga khusus (pesantren, asrama, dll) yang tinggal di blok sensus biasa tidak dipilih dalam sampel karena gambaran sosial ekonominya yang cenderung sangat homogen dan atau dengan muatan anggota rumah tangga yang cukup besar.

2.1.3 Kerangka Sampel

Kerangka sampel untuk pemilihan sampel blok sensus survey terdiri dari kerangka sampel untuk pemilihan desa/kelurahan, kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus, kerangka sampel untuk sub blok sensus (khusus blok sensus yang mempunyai jumlah rumah tangga lebih besar dari 150 rumah tangga), dan kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga dalam blok sensus terpilih/sub blok sensus terpilih. Kerangka sampel untuk pemilihan desa/kelurahan di daerah adalah daftar desa/kelurahan dalam setiap kecamatan yang telah diurutkan menurut letak geografis dan dibedakan menurut status perkotaan dan pedesaan.

Kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus di daerah perkotaan adalah daftar blok

sensus yang dibedakan menurut blok sensus yang yang terletak di kota besar, kota sedang dan

kota kecil disetiap kecamatan. Sedangkan kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus di

daerah perdesaan adalah daftar blok sensus yang terdapat dalam setiap desa/kelurahan

terpilih. Kerangka sampel untuk pemilihan sub blok sensus adalah daftar sub blok sensus

dalam blok sensus terpilih yang mempunyai jumlah rumah tangga lebih besar dari 150 rumah

tangga.

(9)

Analisi Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat 2019 4 2.1.4 Rancangan Sampel

Rancangan sampel survey adalah rancangan sampel bertahap dua untuk blok sensus yang tidak dibentuk sub blok sensus dan rancangan sampel bertahap tiga untuk blok sensus yang dibentuk sub blok sensus, baik untuk daerah perkotaan maupun daerah perdesaan.

Pemilihan sampel untuk daerah perkotaan dan daerah perdesaan dilakukan secara terpisah.

Setiap tahap dalam rancangan pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

 Untuk blok sensus yang tidak dibentuk sub blok sensus, tahap pertama, dari kerangka sampel blok sensus dipilih sejumlah blok sensus secara linier sistemik sampling dengan size banyaknya rumah tangga hasil listing di setiap blok sensus yang merupakan hasil sensus. Tahap kedua, dari sejumlah rumah tangga hasil listing di setiap blok sensus terpilih dipilih 10 rumah tangga juga secara linier sistematik sampling.

 Untuk blok sensus yang dibentuk sub blok sensus, tahap pertama, dari kerangka sampel blok sensus dipilih sejumlah blok sensus secara probability proportional to size, dengan size banyaknya rumah tangga hasil listing di setiap blok sensus. Tahap kedua, dari setiap blok sensus terpilih dipilih sejumlah sub blok sensus, selanjutnya dipilih satu sub blok sensus secara pps dengan size banyaknya rumah tangga hasil listing di setiap sub blok sensus. Dan tahap ketiga, dari sejumlah rumah tangga hasil listing di setiap sub blok sensus terpilih dipilih 10 rumah tangga juga secara linier sistematik sampling.

2.1.5 Metoda Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara tatap muka antara pencacah dengan responden yang sesuai. Untuk pertanyaan yang bersifat individu dilakukan wawancara dengan individu yang bersangkutan. Sedangkan keterangan tentang rumah tangga dapat dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala rumah tangga, suami/istri kepala rumah tangga, atau anggota rumah tangga lain yang mengetahui tentang karakteristik yang ditanyakan.

2.1.6 Pengolahan Data

Pengolahan data, mulai perekaman data (data entri), pemeriksaan konsistensi antar

isian dalam kuesioner sampai dengan tahap tabulasi, sepenuhnya dilakukan dengan

menggunakan komputer. Sebelum tahap ini dimulai, terlebih dahulu dilakukan receiving,

bacthing, cek awal atas kelengkapan isian daftar pertanyaan, pengkodean (coding),

(10)

Analisi Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat 2019 5 penyuntingan (editing) terhadap isian yang tidak wajar termasuk hubungan keterkaitan (konsistensi) antara satu jawaban dengan jawaban yang lainnya.

2.1.7 Referensi Waktu Survei

Dalam penyusunan data sosial ekonomi masyarakat tahun 2019, referensi waktu survei yang digunakan untuk pengumpulan data adalah suatu periode yang berakhir sehari sebelum tanggal pencacahan rumah tangga.

a. Keterangan kegiatan anggota rumah tangga berumur 10 tahun keatas, dan konsumsi makanan dengan referensi waktu survei seminggu yang lalu.

b. Keterangan kesehatan dengan referensi waktu survei sebulan yang lalu.

c. Pengeluaran untuk barang-barang bukan makanan dengan referensi waktu survei sebulan dan setahun yang lalu.

2.2 Beberapa Definisi Indikator Terpilih

Untuk bisa melihat dengan jelas dan terarah beragam permasalahan pembangunan manusia selama ini dan bagaimana mengimplementasikan program-program pembangunan secara baik dan terukur diperlukan ukuran atau indikator yang handal. Beberapa indikator yang sering digunakan diantaranya adalah :

Rasio jenis kelamin Perbandingan antara penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan, dikalikan 100.

Angka

ketergantungan

Perbandingan antara jumlah penduduk usia < 15 tahun ditambah usia > 65 tahun terhadap penduduk usia 15 - 64 tahun, dikalikan 100.

Rata-rata Lama Sekolah

Lama sekolah (tahun) penduduk usia 15 tahun ke atas.

Harapan Lama Sekolah

Lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu dimasa mendatang.

;Angka Partisipasi Murni SD

Proporsi penduduk usia 7-12 tahun yang sedang bersekolah di SD

Angka Partisipasi Murni SLTP

Proporsi penduduk usia 13 - 15 tahun yang sedang bersekolah di SLTP

Angka partisipasi Murni SLTA

Proporsi penduduk usia 16 - 18 tahun yang sedang

bersekolah di SLTA

(11)

Analisi Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat 2019 6 Persentase penduduk

dengan pendidikan SLTP ke atas

Proporsi penduduk yang menamatkan pendidikan SLTP atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi

Jumlah penduduk usia sekolah

Banyaknya penduduk yang berusia antara 7 sampai 24 tahun

Angka Harapan Hidup waktu lahir

Perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk

Angka Kematian Bayi

Besarnya kemungkinan bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun, dinyatakan dengan per seribu kelahiran hidup.

Persentase rumah berlantai tanah

Proporsi rumah tangga yang tinggal dalam rumah dengan lantai tanah

Persentase rumah tangga beratap layak

Proporsi rumah tangga yang menempati rumah dengan atap layak (atap selain dari dedaunan ).

Persentase rumah tangga

berpenerangan Listrik

Proporsi rumah tangga yang menggunakan sumber penerangan listrik

Persentase rumah tangga bersumber air minum ledeng

Proporsi rumah tangga dengan sumber air minum ledeng

Persentase rumah tangga bersumber air minum bersih

Proporsi rumah tangga dengan sumber air minum pompa/sumur/mata air yang jaraknya lebih besar dari 10 meter dengan tempat penampungan limbah/kotoran terdekat

Pengeluaran Pengeluaran per kapita untuk makanan dan bukan

makanan. Makanan mencakup seluruh jenis makanan

termasuk makanan jadi, minuman, tembakau, dan

sirih. Bukan makanan mencakup perumahan,

sandang, biaya kesehatan, pendidikan dan

sebagainya.

(12)

Analisi Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat 2019 7 BAB III

GAMBARAN SOSIAL EKONOMI

Kabupaten Bandung Barat adalah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, sebagai hasil pemekaran Kabupaten Bandung. Luas wilayah Kabupaten Bandung Barat yaitu 1.305,77 km², terletak di antara koordinat 107°,110’ – 107°1440’06” Bujur Timur dan 6°,373’ – 7°,131’ Lintang Selatan. Mempunyai rata-rata ketinggian 110 m dan Maksimum 2.2429 m dari permukaan laut. Kemiringa wilayah yang bervariasi antara 0 – 8%, 8 – 15% hingga diatas 45%.

Gambar 3.1 Peta Kabupaten Bandung Barat

Batas wilayah Kabupaten Bandung Barat sebagai berikut :

 Sebelah barat : berbatasan dengan Kabupaten Cianjur

 Sebelah utara : berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Subang

 Selebah timur : berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi

 Sebelah selatan : berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Cianjur

Cakupan wilayah Kabupaten Bandung Barat, meliputi 16 (enam belas) kecamatan

yang terdiri dari : Cililin, Cihampelas, Sindangkerta, Gununghalu, Rongga, Cipongkor,

(13)

Analisi Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat 2019 8 Batujajar, Saguling, Lembang, Parongpong, Cisarua, Ngamprah, Padalarang, , Cipatat, Cipeundeuy, dan Cikalongwetan.

Dilihat dari sisi penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Bandung Barat, penggunaan lahan untuk budidaya pertanian merupakan penggunaan lahan terbesar yaitu 66.500,294 HA, sedangkan yang termasuk kawasan lindung seluas 50.150,928 HA, budidaya non peratanian seluas 12.159,151 HA dan lainnya seluas 1.768,654 HA.

Pada bahasan berikut akan disajikan karakteristik masyarakat di Kabupaten Bandung Barat berkaitan dengan pembangunan manusia yang mencakup kondisi penduduk dan rumah tangga di Kabupaten Bandung Barat. sehingga dapat memunculkan upaya yang lebih kuat dari berbagai komponen masyarakat Kabupaten Bandung Barat untuk melakukan perbaikan ke depan terhadap berbagai indikator pembangunan dasar, seperti kesehatan, pendidikan dan kemampuan daya beli

3.1 Kependudukan

Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peran penting dalam pembangunan yaitu sebagai pelaku. Oleh karena itu dibutuhkan data dan informasi kependudukan untuk memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan demi kesejahteraan bersama secara berkelanjutan dan untuk perencanaan pembangunan. Data penduduk masa lampau dan saat ini bermanfaat untuk perencanaan, monitoring, dan evaluasi sedangkan hasil proyeksi jumlah penduduk pada masa mendatang dapat menjadi sumber yang sangat penting sebagai dasar pernecanaan kebijakan ke depan. Perkembangan jumlah penduduk di suatu daerah terjadi karena pertambahan dan pengurangan jumlah penduduk akibat dari adanya kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi). Kelahiran dan kematian adalah komponen dari pertumbuhan alami, sedangkan perpindahan penduduk merupakan faktor pertumbuhan yang non alami.

Pengelompokan atas susunan penduduk suatu wilayah berdasarkan kriteria-kriteria tertentu disebut dengan komposisi penduduk. Contoh komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan usia/umur, jenis kelamin, mata pencaharian, agama, bahasa, pendidikan, tempat tinggal, dan lain-lain. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat dikombinasikan dengan struktur umur penduduk. Kedua indikator ini memiliki arti strategis dalam hubungannya dengan fertilitas, mortalitas, migrasi, dan masalah ketenagakerjaan. Kombinasi kedua indikator ini dapat menggambarkan susunan penduduk yang biasanya dapat digambarkan oleh Piramida Penduduk.

Jumlah penduduk di Kabupaten Bandung Barat terus bertambah setiap tahun.

(14)

Analisi Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat 2019 9 Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2019 memiliki jumlah penduduk 1.739.911 jiwa.

Komposisi penduduk Kabupaten Bandung Barat tahun 2019 menurut jenis kelamin adalah sebagai berikut: penduduk laki-laki sebesar 886.076 jiwa (50,93 persen) dan penduduk perempuan sebesar 853.835 jiwa (49,07 persen) dengan sex ratio sebesar 103,78 yang berarti setiap 1.000 perempuan berbanding dengan 1.038 laki-laki.

Tabel 3.1.

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019

No Kecamatan Laki – laki Perempuan Laki - laki +

Perempuan

N % N % N

1 Rongga 28.832 50,43 28.340 49,57 57.172

2 Gununghalu 40.600 51,97 37.520 48,03 78.120

3 Sindangkerta 35.600 49,95 35.672 50,05 71.272

4 Cililin 47.367 51,24 45.066 48,76 92.433

5 Cihampelas 59.904 50,80 58.007 49,20 117.911

6 Cipongkor 47.905 51,63 44.872 48,37 92.777

7 Batujajar 49.784 49,72 50.344 50,28 100.128

8 Saguling 16.151 51,30 15.330 48,70 31.481

9 Cipatat 69.008 50,91 66.534 49,09 135.542

10 Padalarang 93.040 51,04 89.232 48,96 182.272

11 Ngamprah 91.890 51,14 87.805 48,86 179.695

12 Parongpong 58.692 50,94 56.536 49,06 115.228

13 Lembang 103.236 51,60 96.852 48,40 200.088

14 Cisarua 38.164 50,16 37.920 49,84 76.084

15 Cikalongwetan 63.315 50,39 62.335 49,61 125.650

16 Cipeundeuy 42.588 50,67 41.470 49,33 84.058

Kab. Bandung Barat 886.076 50,93 853.835 49,07 1.739.911 Sumber : Diskominfotik Kabupaten Bandung Barat, Tahun 2019

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2018) yaitu 1.727.337 jiwa, maka pada tahun 2019 terjadi penambahan jumlah penduduk sebesar 12.574 jiwa atau mengalami laju pertumbuhan penduduk (LPP) sebesar 0,73 persen.

Komposisi penduduk yang digambarkan oleh Piramida Kabupaten Bandung Barat

pada Gambar 3.1 memperlihatkan tingkat fertilitas yang menurun di periode 10 tahun

terakhir. Ini dapat terjadi karena kesadaran dari masyarakat mengenai keluarga kecil

(15)

Analisi Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat 2019 10 sejahtera disamping berjalannya program pemerintah dalam pengendalian jumlah penduduk dari sisi kelahiran.

Gambar 3.2.

Piramida Penduduk Kabupaten Bandung Barat Menurut Golongan Umur Dan Jenis Kelamin Tahun 2019

Sumber : Diskominfotik Kabupaten Bandung Barat, Tahun 2019

Komposisi penduduk yang digambarkan oleh Piramida Kabupaten Bandung Barat pada Gambar 3.1 memperlihatkan tingkat fertilitas yang menurun di periode 10 tahun terakhir. Ini dapat terjadi karena kesadaran dari masyarakat mengenai keluarga kecil sejahtera disamping berjalannya program pemerintah dalam pengendalian jumlah penduduk dari sisi kelahiran.

Dewasa ini, Penduduk Kabupaten Bandung Barat mencerminkan semakin menurunnya tingkat kelahiran dan tingkat kematian seiring membaiknya layanan kesehatan dan perbaikan kualitas lingkungan. Walaupun demikian, Kabupaten Bandung Barat ini merupakan salah satu tujuan migran dari daerah lain di Jawa Barat bahkan di Indonesia.

Penduduk berdasarkan kelompok umur bisa digunakan untuk menghitung rasio ketergantungan usia, angkatan kerja, Angka Partisipasi Sekolah, dan lain-lain.

Berdasarkan hasil Survei Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat tahun 2019,

persentase penduduk Kabupaten Bandung Barat pada kelompok umur di bawah 15 tahun

terhitung di bawah 30 persen. Kondisi tersebut menunjukkan, bahwa penduduk Kabupaten

Bandung Barat tergolong struktur penduduk tua, yang artinya perbandingan penduduk usia

(16)

Analisi Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat 2019 11 produktif lebih besar dari yang tidak produktif.

Tabel 3.2.

Angka Beban Ketergantungan (Dependecy Ratio) Penduduk Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019

No Kecamatan Laki – laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Rongga 54,11 59,36 56,67

2 Gununghalu 56,25 53,32 54,83

3 Sindangkerta 50,85 57,34 54,03

4 Cililin 52,48 46,6 49,56

5 Cihampelas 49,52 41,84 45,64

6 Cipongkor 59,24 46,98 53,06

7 Batujajar 45,5 45,39 45,45

8 Saguling 41,58 45,17 43,3

9 Cipatat 50,33 52,87 51,57

10 Padalarang 48,53 47,04 47,8

11 Ngamprah 40,63 37,92 39,29

12 Parongpong 46,18 43,34 44,77

13 Lembang 46,83 41,13 44,01

14 Cisarua 46,22 49,76 47,97

15 Cikalongwetan 53,67 49,38 51,51

16 Cipeundeuy 47,28 42,41 44,84

Kab. Bandung Barat 48,75 46,11 47,44

Sumber : Diskominfotik Kabupaten Bandung Barat, Tahun 2019

Masih dari survei yang sama, angka beban ketergantungan (Dependency Ratio) penduduk, yang merupakan perbandingan antara penduduk yang belum/tidak produktif (usia 0-14 tahun dan usia 65 tahun ke atas) dengan penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun), Kabupaten Bandung Barat tahun 2019 menunjukkan capaian sebesar 47,44. Angka ini berarti bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif di Kabupaten Bandung Barat harus menanggung 47 orang penduduk usia tidak produktif. Angka beban ketergantungan penduduk laki-laki sebesar 48,77 relatif lebih besar dibandingkan penduduk perempuan sebesar 46,11.

3.2 Pendidikan

Teori human capital berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai investasi sumber

daya manusia yang memberi banyak manfaat, antara lain: diperolehnya kondisi kerja yang

lebih baik, efisiensi produksi, peningkatan kesejahteraan dan tambahan pendapatan seseorang

apabila mampu menyelesaikan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan

(17)

Analisi Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat 2019 12 pendapatan lulusan pendidikan di bawahnya.

Pendidikan merupakan investasi penting dalam menghadapi masa depan dunia secara global. Untuk itu, pendidikan harus dapat menyiapkan generasi muda abad ke-21 yang unggul, berdaya saing tinggi dan mampu bekerjasama guna mencapai kemakmuran bagi setiap negara dan dunia. Namun, Pembangunan tidak akan bisa tumbuh dengan baik walaupun peningkatan mutu pendidikan atau mutu sumber daya manusia dilakukan, jika tidak ada program yang jelas tentang peningkatan mutu pendidikan dan program ekonomi yang jelas.

Pada Tahun 2019, persentase penduduk Kabupaten Bandung Barat usia 10 tahun ke atas yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 55,36 persen; tamat SMP sebesar 23,16 persen; tamat SMU/SMK sebesar 17,81 persen; dan sebanyak 3,68 persen yang tamat pendidikan tinggi (Akademi/Perguruan Tinggi).

Tabel 3.3.

Persentase Tingkat Pendidikan Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019

No Jenjang Pendidikan

Penduduk 10 Tahun Keatas

Laki- laki Perempuan Laki-laki+

Perempuan

1 < SD 12,76 14,70 13,71

2 SD 39,74 43,63 41,65

3 SLTP sederajat 23,05 23,27 23,16

4 SMU sederajat 20,52 14,98 17,81

5 Akademi/PT 3,93 3,41 3,68

Kab. Bandung Barat 100 100 100

Sumber : Diskominfotik Kabupaten Bandung Barat, Tahun 2019

Komposisi tingkat pendidikan masyarakat berdasarkan tabel 3.3 di atas, dibandingkan dengan tahun sebelumnya tidak mengalami perubahan yang berarti. Persentase penduduk yang belum/tidak tamat SD dan hanya tamat SD masih tinggi, yaitu mencapai lebih dari 50 persen, walupun telah mengalami penurunan. Diperlukan upaya terobosan yang sungguh- sungguh agar dapat menjamin semua penduduk yang berpendidikan rendah berminat meneruskan sekolahnya dengan tidak dibatasi atribut pendidikan formal. Kemungkinan upaya menyekolahkan kembali penduduk berpendidikan rendah (SD ke bawah) relatif lebih sulit dibandingkan penduduk yang berpendidikan SLTP keatas.

Dewasa ini, tingkat pendidikan penduduk laki-laki di Kabupaten Bandung Barat

hanya relatif lebih unggul dibandingkan dengan penduduk perempuan pada jenjang

pendidikan SLTA ke atas. Sedangkan pada jenjang pendidikan SLTP ke bawah, penduduk

(18)

Analisi Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat 2019 13 perempuan ternyata relatif lebih baik dibandingkan penduduk laki-laki. Hasil survey tahun 2019 menggambarkan bahwa dalam situasi keuangan sulit preferensi orang tua untuk meyekolahkan anak ke jenjang pendidikan SLTA ke atas lebih mengutamakan laki-laki dibanding perempuan. Sosialisasi bahwa pendidikan itu penting baik bagi laki-laki maupun perempuan terus perlu disuarakan. Dengan meningkatnya tingkat pendidikan penduduk, berarti meningkatnya kualitas SDM. Hal ini akan memberi kontribusi pada kenaikan IPM yang menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan di Kabupaten Bandung Barat.

3.2.1 Tingkat Partisipasi Sekolah

Pendidikan merupakan salah satu cara meningkatkan kualitas SDM tersebut. Oleh karena itu peningkatan mutu pendidikan harus terus diupayakan, dimulai dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengenyam pendidikan, hingga pada peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan. Untuk mengetahui seberapa banyak penduduk yang memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari persentase penduduk menurut partisipasi sekolah. Untuk melihat partisipasi sekolah dalam suatu wilayah biasa dikenal beberapa indikator untuk mengetahuinya, antara lain: Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar (APK), serta Angka Partisipasi Murni (APM).

Angka Partisipasi Kasar (APK), menunjukkan partisipasi penduduk yang sedang mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. APK digunakan untuk mengukur keberhasilan program pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan.

APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. Nilai APK bisa lebih dari 100 persen, hal ini disebabkan karena populasi murid yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan mencakup anak berusia di luar batas usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. Sebagai contoh, banyak anak-anak usia diatas 12 tahun, tetapi masih sekolah di tingkat SD atau juga banyak anak-anak yang belum berusia 7 tahun tetapi telah masuk SD.

Nilai APK bisa lebih dari 100 persen, hal ini disebabkan karena populasi murid yang

bersekolah pada suatu jenjang pendidikan mencakup anak berusia di luar batas usia sekolah

pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. Sebagai contoh, banyak anak-anak usia diatas

(19)

Analisi Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat 2019 14 12 tahun, tetapi masih sekolah di tingkat SD atau juga banyak anak-anak yang belum berusia 7 tahun tetapi telah masuk SD.

Gambar 3.3.

APK Menurut Jenis Kelamin,dan Jenjang Pendidikan di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019

Sumber : Diskominfotik Kabupaten Bandung Barat, Tahun 2019

Pada Gambar 3.3 terlihat bahwa APK SD untuk laki-laki di Kabupaten Bandung Barat lebih dari 100 persen. Artinya terdapat siswa, baik lebih muda maupun lebih tua, yang berusia di luar batasan usia sekolah dasar (kurang dari 7 tahun atau lebih dari 12 tahun). Hal ini dimungkinkan banyak masyarakat di wilayah Kabupaten Bandung Barat menyekolahkan anaknya ke Sekolah Dasar pada usia 5-6 tahun, disisi lain di daerah pedesaan masih banyak anak yang usianya di atas 12 tahun, tetapi masih duduk dibangku SD.

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase jumlah anak pada kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan Bila APK digunakan untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan di suatu jenjang pendidikan tertentu tanpa melihat berapa usianya, maka Angka Partisipasi Murni (APM) mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu. APM yang mendekati nilai 100 menunjukkan bahwa hampir semua penduduk bersekolah tepat waktu, sesuai dengan usia sekolah dan jenjang pendidikannya.

SD SLTP SLTA

Laki-laki 103,04 94,89 50,57

Perempuan 99,07 98,09 58,19

Total 101,03 96,39 54,07

(20)

Analisi Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat 2019 15 Gambar 3.4.

APM Menurut Jenis Kelamin,dan Jenjang Pendidikan di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019

Sumber : Diskominfotik Kabupaten Bandung Barat, Tahun 2019

APM yang mendekati nilai 100 menunjukkan bahwa hampir semua penduduk bersekolah tepat waktu, sesuai dengan usia sekolah dan jenjang pendidikannya. APM SD di Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2019 adalah sebesar 98,65 persen, artinya 98,65 persen penduduk usia sekolah SD bersekolah tepat waktu, sesuai dengan usia sekolah dan jenjang pendidikannya. Besarnya persentase APM SD ini masih berhubungan dengan gencarnya program wajib belajar yang dilakukan di Kabupaten Bandung Barat. APM SD penduduk laki- laki tampaknya lebih tinggi dibandingkan dengan APM SD penduduk perempuan.

Angka Partisipasi Sekolah atau APS merupakan perbandingan antara jumlah murid kelompok usia sekolah tertentu yang bersekolah pada berbagai jenjang pendidikan dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai. Indikator ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang telah bersekolah di semua jenjang pendidikan. Makin tinggi APS berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah. Nilai ideal APS = 100 % dan tidak akan terjadi lebih besar dari 100 %, karena murid usia sekolah dihitung dari murid yang ada di semua jenjang pendidikan pada suatu daerah. Kegiatan bersekolah tidak saja bersekolah di jalur formal akan tetapi juga termasuk bersekolah di jalur non formal seperti Paket A setara SD/MI, paket B setara SMP/MTS dan Paket C setara SM/MA.

SD SLTP SLTA

Laki-laki 98,88 90,34 41,93

Perempuan 98,40 86,81 48,99

Total 98,65 88,61 45,39

(21)

Analisi Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat 2019 16 Gambar 3.5.

APS Menurut Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019

Sumber : Diskominfotik Kabupaten Bandung Barat, Tahun 2019

Makin tinggi APS berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah. Nilai ideal APS = 100 % dan tidak akan terjadi lebih besar dari 100 %, karena murid usia sekolah dihitung dari murid yang ada di semua jenjang pendidikan pada suatu daerah.

Kegiatan bersekolah tidak saja bersekolah di jalur formal akan tetapi juga termasuk bersekolah di jalur non formal seperti Paket A setara SD/MI, paket B setara SMP/MTS dan Paket C setara SM/MA.

Gambar 3.5 memperlihatkan APS penduduk Kabupaten Bandung Barat, dimana pada semua jenjang pendidikan tidak menunjukkan perbedaan yang besar antara angka partisipasi sekolah antara penduduk laki-laki dan perempuan. Angka ini menunjukkan bahwa, tidak ada perlakuan yang berbeda dalam menyekolahkan anak baik itu anak laki-laki maupun anak perempuan.

3.3 Kesehatan

Kondisi kesehatan masyarakat yang baik sangat diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan. Maka dari itu dalam pembangunan juga harus diperhatikan pelaksanaan pembangunan kesehatan. Keduanya ini harus berjalan seimbang agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Pembangunan Kesehatan dimaksud merupakan proses perubahan tingkat kesehatan masyarakat dari tingkat yang kurang baik menjadi lebih baik sesuai dengan standar kesehatan.

Indikator yang dapat mengukur pencapaian pembangunan kesehatan, diantaranya

SD SLTP SLTA

Laki-laki 99,21 92,64 56,67

Perempuan 98,77 90,15 62,02

Total 98,99 91,48 59,13

(22)

Analisi Data Makro Sosial Kabupaten Bandung Barat 2019 17 adalah usia harapan hidup (AHH) dan angka kematian bayi (AKB). Disamping itu, beberapa variabel mempengaruhi tinggi rendahnya indikator-indikator kesehatan tersebut antara lain:

angka kesakitan (persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan), lamanya hari sakit, serta rasio ketersediaan fasilitas kesehatan terhadap jumlah penduduk. Indikator ini menunjukkan kondisi dan sistem pelayanan kesehatan masyarakat, karena mampu merepresentasikan output dari upaya pelayanan kesehatan secara komprehensif. Hal ini didasarkan pada suatu pandangan, bahwa jika seseorang memiliki derajat kesehatan yang semakin baik, maka yang bersangkutan akan berpeluang memiliki usia lebih panjang atau mempunyai angka harapan hidup yang tinggi. Disamping itu, besarnya AKB juga sangat dipengaruhi oleh kondisi masa persalinan, pemberian air susu ibu (ASI) dan makanan bergizi, serta pemberian imunisasi. Tinggi rendahnya AKB juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan keluarga terutama ibu dan perilaku hidup sehat dalam rumah tangga.

3.3.1 Angka Kematian Bayi

Angka kematian bayi (Infrant Mortality Rate) merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat. Angka kematian bayi mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat, karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat orang tua si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial orang tua si bayi.

Gambar 3.6.

Angka Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014-2019

Sumber : Diskominfotik Kabupaten Bandung Barat 2014-2019

Kemajuan yang dicapai dalam bidang pencegahan dan pemberantasan berbagai

2014 2015 2016 2017 2018 2019

AHH 71,56 71,76 71,89 71,92 71,95 71,99 AKB 40,38 40,35 40,32 40,18 40,09 39,89

39,5 40 40,5

35,00

45,00

55,00

65,00

75,00

(23)

N % N % N %

1 Rongga 28.832 50,43 28.340 49,57 57.172 100 2 Gununghalu 40.600 51,97 37.520 48,03 78.120 100 3 Sindangkerta 35.600 49,95 35.672 50,05 71.272 100 4 Cililin 47.367 51,24 45.066 48,76 92.433 100 5 Cihampelas 59.904 50,80 58.007 49,20 117.911 100 6 Cipongkor 47.905 51,63 44.872 48,37 92.777 100 7 Batujajar 49.784 49,72 50.344 50,28 100.128 100 8 Saguling 16.151 51,30 15.330 48,70 31.481 100 9 Cipatat 69.008 50,91 66.534 49,09 135.542 100 10 Padalarang 93.040 51,04 89.232 48,96 182.272 100 11 Ngamprah 91.890 51,14 87.805 48,86 179.695 100 12 Parongpong 58.692 50,94 56.536 49,06 115.228 100 13 Lembang 103.236 51,60 96.852 48,40 200.088 100 14 Cisarua 38.164 50,16 37.920 49,84 76.084 100 15 Cikalongwetan 63.315 50,39 62.335 49,61 125.650 100 16 Cipeundeuy 42.588 50,67 41.470 49,33 84.058 100

886.076 50,93 853.835 49,07 1.739.911 100,00 Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019

Tabel 1.1. Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

Kab. Bandung Barat

Laki - laki Perempuan Laki - laki + Perempuan No Kecamatan

32

(24)

Laki - laki

0 - 14 15 - 64 65 +

1 Rongga 8.162 18.709 1.961 28.832 2 Gununghalu 12.006 25.984 2.610 40.600 3 Sindangkerta 9.550 23.600 2.450 35.600 4 Cililin 13.566 31.065 2.736 47.367 5 Cihampelas 16.768 40.064 3.072 59.904 6 Cipongkor 14.941 30.083 2.881 47.905 7 Batujajar 13.160 34.216 2.408 49.784 8 Saguling 3.937 11.408 806 16.151 9 Cipatat 19.152 45.904 3.952 69.008 10 Padalarang 25.920 62.640 4.480 93.040 11 Ngamprah 22.680 65.340 3.870 91.890 12 Parongpong 15.841 40.150 2.701 58.692 13 Lembang 27.552 70.308 5.376 103.236 14 Cisarua 10.266 26.100 1.798 38.164 15 Cikalongwetan 18.144 41.202 3.969 63.315 16 Cipeundeuy 10.899 28.917 2.772 42.588

242.544

595.690 47.842 886.076 Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019

Kelompok Umur

Jumlah Tabel 1.2. Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

Kab. Bandung Barat

No Kecamatan

33

(25)

Perempuan

0 - 14 15 - 64 65 +

1 Rongga 8.216 17.784 2.340 28.340 2 Gununghalu 11.200 24.472 1.848 37.520 3 Sindangkerta 11.232 22.672 1.768 35.672 4 Cililin 12.528 30.740 1.798 45.066 5 Cihampelas 14.129 40.896 2.982 58.007 6 Cipongkor 12.283 30.530 2.059 44.872 7 Batujajar 13.978 34.626 1.740 50.344 8 Saguling 3.900 10.560 870 15.330 9 Cipatat 20.670 43.524 2.340 66.534 10 Padalarang 24.648 60.684 3.900 89.232 11 Ngamprah 20.400 63.665 3.740 87.805 12 Parongpong 14.652 39.442 2.442 56.536 13 Lembang 24.192 68.628 4.032 96.852 14 Cisarua 10.740 25.320 1.860 37.920 15 Cikalongwetan 16.770 41.730 3.835 62.335 16 Cipeundeuy 10.595 29.120 1.755 41.470

230.133

584.393 39.309 853.835 Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019

Kelompok Umur

Jumlah Tabel 1.2. Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

Kab. Bandung Barat

No Kecamatan

34

(26)

Laki-laki + Perempuan

0 - 14 15 - 64 65 +

1 Rongga 16.378 36.493 4.301 57.172 2 Gununghalu 23.206 50.456 4.458 78.120 3 Sindangkerta 20.782 46.272 4.218 71.272 4 Cililin 26.094 61.805 4.534 92.433 5 Cihampelas 30.897 80.960 6.054 117.911 6 Cipongkor 27.224 60.613 4.940 92.777 7 Batujajar 27.138 68.842 4.148 100.128 8 Saguling 7.837 21.968 1.676 31.481 9 Cipatat 39.822 89.428 6.292 135.542 10 Padalarang 50.568 123.324 8.380 182.272 11 Ngamprah 43.080 129.005 7.610 179.695 12 Parongpong 30.493 79.592 5.143 115.228 13 Lembang 51.744 138.936 9.408 200.088 14 Cisarua 21.006 51.420 3.658 76.084 15 Cikalongwetan 34.914 82.932 7.804 125.650 16 Cipeundeuy 21.494 58.037 4.527 84.058

472.677

1.180.083 87.151 1.739.911 Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019

Kab. Bandung Barat

Kelompok Umur

Jumlah Tabel 1.2. Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

No Kecamatan

35

(27)

Laki - laki

0 - 14 15 - 64 65 +

1 Rongga 28,31 64,89 6,80 100

2 Gununghalu 29,57 64,00 6,43 100

3 Sindangkerta 26,83 66,29 6,88 100

4 Cililin 28,64 65,58 5,78 100

5 Cihampelas 27,99 66,88 5,13 100

6 Cipongkor 31,19 62,80 6,01 100

7 Batujajar 26,43 68,73 4,84 100

8 Saguling 24,38 70,63 4,99 100

9 Cipatat 27,75 66,52 5,73 100

10 Padalarang 27,86 67,33 4,82 100

11 Ngamprah 24,68 71,11 4,21 100

12 Parongpong 26,99 68,41 4,60 100

13 Lembang 26,69 68,10 5,21 100

14 Cisarua 26,90 68,39 4,71 100

15 Cikalongwetan 28,66 65,07 6,27 100

16 Cipeundeuy 25,59 67,90 6,51 100

27,37 67,23 5,40 100

Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019 Kab. Bandung Barat

No Kecamatan

Tabel 1.3. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur Dibedakan Atas Kecamatan dan Jenis Kelamin

Kelompok Umur

Jumlah

36

(28)

Perempuan

0 - 14 15 - 64 65 +

1 Rongga 28,99 62,75 8,26 100

2 Gununghalu 29,85 65,22 4,93 100

3 Sindangkerta 31,49 63,56 4,96 100

4 Cililin 27,80 68,21 3,99 100

5 Cihampelas 24,36 70,50 5,14 100

6 Cipongkor 27,37 68,04 4,59 100

7 Batujajar 27,76 68,78 3,46 100

8 Saguling 25,44 68,88 5,68 100

9 Cipatat 31,07 65,42 3,52 100

10 Padalarang 27,62 68,01 4,37 100

11 Ngamprah 23,23 72,51 4,26 100

12 Parongpong 25,92 69,76 4,32 100

13 Lembang 24,98 70,86 4,16 100

14 Cisarua 28,32 66,77 4,91 100

15 Cikalongwetan 26,90 66,94 6,15 100

16 Cipeundeuy 25,55 70,22 4,23 100

26,95 68,44 4,60 100

Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019 Kab. Bandung Barat

No Kecamatan

Kelompok Umur

Jumlah Tabel 1.3. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur Dibedakan Atas Kecamatan dan Jenis Kelamin

37

(29)

Laki-laki + Perempuan

0 - 14 15 - 64 65 +

1 Rongga 28,65 63,83 7,52 100

2 Gununghalu 29,71 64,59 5,71 100

3 Sindangkerta 29,16 64,92 5,92 100

4 Cililin 28,23 66,86 4,91 100

5 Cihampelas 26,20 68,66 5,13 100

6 Cipongkor 29,34 65,33 5,32 100

7 Batujajar 27,10 68,75 4,14 100

8 Saguling 24,89 69,78 5,32 100

9 Cipatat 29,38 65,98 4,64 100

10 Padalarang 27,74 67,66 4,60 100

11 Ngamprah 23,97 71,79 4,23 100

12 Parongpong 26,46 69,07 4,46 100

13 Lembang 25,86 69,44 4,70 100

14 Cisarua 27,61 67,58 4,81 100

15 Cikalongwetan 27,79 66,00 6,21 100

16 Cipeundeuy 25,57 69,04 5,39 100

27,17 67,82 5,01 100

Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019

No Kecamatan

Kab. Bandung Barat

Kelompok Umur

Jumlah Tabel 1.3. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur Dibedakan Atas Kecamatan dan Jenis Kelamin

38

(30)

Laki - laki

Belum Kawin Kawin Cerai

1 Rongga 12.720 15.423 689 28.832 2 Gununghalu 18.212 21.402 986 40.600 3 Sindangkerta 16.700 17.750 1.150 35.600 4 Cililin 23.427 22.800 1.140 47.367 5 Cihampelas 30.272 27.776 1.856 59.904 6 Cipongkor 22.713 24.254 938 47.905 7 Batujajar 24.304 24.752 728 49.784 8 Saguling 7.099 8.556 496 16.151 9 Cipatat 33.668 34.048 1.292 69.008 10 Padalarang 44.720 46.160 2.160 93.040 11 Ngamprah 41.040 47.520 3.330 91.890 12 Parongpong 28.397 28.762 1.533 58.692 13 Lembang 47.796 52.752 2.688 103.236 14 Cisarua 17.458 19.778 928 38.164 15 Cikalongwetan 30.555 31.374 1.386 63.315 16 Cipeundeuy 18.333 23.121 1.134 42.588

417.414

446.228 22.434 886.076 Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019

Jumlah Tabel 1.4. Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Status Perkawinan

Status Kawin

Kab. Bandung Barat

No Kecamatan

39

(31)

Perempuan

Belum Kawin Kawin Cerai

1 Rongga 10.556 15.028 2.756 28.340 2 Gununghalu 13.440 20.664 3.416 37.520 3 Sindangkerta 15.028 18.512 2.132 35.672 4 Cililin 18.676 23.026 3.364 45.066 5 Cihampelas 21.797 30.672 5.538 58.007 6 Cipongkor 16.117 25.915 2.840 44.872 7 Batujajar 22.852 25.172 2.320 50.344 8 Saguling 5.850 8.250 1.230 15.330 9 Cipatat 28.158 35.334 3.042 66.534 10 Padalarang 36.894 45.396 6.942 89.232 11 Ngamprah 34.000 45.220 8.585 87.805 12 Parongpong 22.792 29.600 4.144 56.536 13 Lembang 36.288 52.416 8.148 96.852 14 Cisarua 14.880 20.580 2.460 37.920 15 Cikalongwetan 24.310 32.500 5.525 62.335 16 Cipeundeuy 14.690 24.115 2.665 41.470

336.328

452.400 65.107 853.835 Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019

Jumlah Tabel 1.4. Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Status Perkawinan

Kab. Bandung Barat

Status Kawin

No Kecamatan

40

(32)

Laki-laki + Perempuan

Belum Kawin Kawin Cerai

1 Rongga 23.276 30.451 3.445 57.172 2 Gununghalu 31.652 42.066 4.402 78.120 3 Sindangkerta 31.728 36.262 3.282 71.272 4 Cililin 42.103 45.826 4.504 92.433 5 Cihampelas 52.069 58.448 7.394 117.911 6 Cipongkor 38.830 50.169 3.778 92.777 7 Batujajar 47.156 49.924 3.048 100.128 8 Saguling 12.949 16.806 1.726 31.481 9 Cipatat 61.826 69.382 4.334 135.542 10 Padalarang 81.614 91.556 9.102 182.272 11 Ngamprah 75.040 92.740 11.915 179.695 12 Parongpong 51.189 58.362 5.677 115.228 13 Lembang 84.084 105.168 10.836 200.088 14 Cisarua 32.338 40.358 3.388 76.084 15 Cikalongwetan 54.865 63.874 6.911 125.650 16 Cipeundeuy 33.023 47.236 3.799 84.058

753.742

898.628 87.541 1.739.911 Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019

Kab. Bandung Barat

Jumlah Tabel 1.4. Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Status Perkawinan

No Kecamatan

Status Kawin

41

(33)

Laki - laki

Belum Kawin Kawin Cerai

1 Rongga 44,12 53,49 2,39 100

2 Gununghalu 44,86 52,71 2,43 100

3 Sindangkerta 46,91 49,86 3,23 100

4 Cililin 49,46 48,13 2,41 100

5 Cihampelas 50,53 46,37 3,10 100

6 Cipongkor 47,41 50,63 1,96 100

7 Batujajar 48,82 49,72 1,46 100

8 Saguling 43,95 52,98 3,07 100

9 Cipatat 48,79 49,34 1,87 100

10 Padalarang 48,07 49,61 2,32 100

11 Ngamprah 44,66 51,71 3,62 100

12 Parongpong 48,38 49,00 2,61 100

13 Lembang 46,30 51,10 2,60 100

14 Cisarua 45,74 51,82 2,43 100

15 Cikalongwetan 48,26 49,55 2,19 100

16 Cipeundeuy 43,05 54,29 2,66 100

47,11 50,36 2,53 100

Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019 Kab. Bandung Barat

No

Tabel 1.5. Persentase Penduduk Menurut Status Perkawinan

Status Kawin

Dibedakan Atas Kecamatan dan Jenis Kelamin

Jumlah Kecamatan

42

(34)

Perempuan

Belum Kawin Kawin Cerai

1 Rongga 37,25 53,03 9,72 100

2 Gununghalu 35,82 55,07 9,10 100

3 Sindangkerta 42,13 51,90 5,98 100

4 Cililin 41,44 51,09 7,46 100

5 Cihampelas 37,58 52,88 9,55 100

6 Cipongkor 35,92 57,75 6,33 100

7 Batujajar 45,39 50,00 4,61 100

8 Saguling 38,16 53,82 8,02 100

9 Cipatat 42,32 53,11 4,57 100

10 Padalarang 41,35 50,87 7,78 100

11 Ngamprah 38,72 51,50 9,78 100

12 Parongpong 40,31 52,36 7,33 100

13 Lembang 37,47 54,12 8,41 100

14 Cisarua 39,24 54,27 6,49 100

15 Cikalongwetan 39,00 52,14 8,86 100

16 Cipeundeuy 35,42 58,15 6,43 100

39,39 52,98 7,63 100

Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019 Kab. Bandung Barat

Jumlah Status Kawin

No

Tabel 1.5. Persentase Penduduk Menurut Status Perkawinan

Kecamatan

Dibedakan Atas Kecamatan dan Jenis Kelamin

43

(35)

Laki-laki + Perempuan

Belum Kawin Kawin Cerai

1 Rongga 40,71 53,26 6,03 100

2 Gununghalu 40,52 53,85 5,63 100

3 Sindangkerta 44,52 50,88 4,60 100

4 Cililin 45,55 49,58 4,87 100

5 Cihampelas 44,16 49,57 6,27 100

6 Cipongkor 41,85 54,07 4,07 100

7 Batujajar 47,10 49,86 3,04 100

8 Saguling 41,13 53,38 5,48 100

9 Cipatat 45,61 51,19 3,20 100

10 Padalarang 44,78 50,23 4,99 100

11 Ngamprah 41,76 51,61 6,63 100

12 Parongpong 44,42 50,65 4,93 100

13 Lembang 42,02 52,56 5,42 100

14 Cisarua 42,50 53,04 4,45 100

15 Cikalongwetan 43,66 50,83 5,50 100

16 Cipeundeuy 39,29 56,19 4,52 100

43,32 51,65 5,03 100

Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019

Dibedakan Atas Kecamatan dan Jenis Kelamin

Kab. Bandung Barat

Tabel 1.5. Persentase Penduduk Menurut Status Perkawinan

No Kecamatan Jumlah

Status Kawin

44

(36)

Laki - laki

Belum Kawin Kawin Cerai

1 Rongga 7.526 15.423 689 23.638 2 Gununghalu 10.614 21.402 986 33.002 3 Sindangkerta 10.550 17.750 1.150 29.450 4 Cililin 15.675 22.800 1.140 39.615 5 Cihampelas 20.096 27.776 1.856 49.728 6 Cipongkor 13.333 24.254 938 38.525 7 Batujajar 16.408 24.752 728 41.888 8 Saguling 4.526 8.556 496 13.578 9 Cipatat 22.800 34.048 1.292 58.140 10 Padalarang 28.320 46.160 2.160 76.640 11 Ngamprah 27.450 47.520 3.330 78.300 12 Parongpong 17.666 28.762 1.533 47.961 13 Lembang 30.744 52.752 2.688 86.184 14 Cisarua 11.194 19.778 928 31.900 15 Cikalongwetan 19.404 31.374 1.386 52.164 16 Cipeundeuy 12.096 23.121 1.134 36.351

268.402

446.228 22.434 737.064 Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019

No Kecamatan

Tabel 1.6. Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Status Perkawinan

Status Kawin

Kab. Bandung Barat

Jumlah

45

(37)

Perempuan

Belum Kawin Kawin Cerai

1 Rongga 5.616 15.028 2.756 23.400 2 Gununghalu 6.888 20.664 3.416 30.968 3 Sindangkerta 7.904 18.512 2.132 28.548 4 Cililin 10.730 23.026 3.364 37.120 5 Cihampelas 12.851 30.672 5.538 49.061 6 Cipongkor 8.591 25.915 2.840 37.346 7 Batujajar 15.370 25.172 2.320 42.862 8 Saguling 3.570 8.250 1.230 13.050 9 Cipatat 16.614 35.334 3.042 54.990 10 Padalarang 21.450 45.396 6.942 73.788 11 Ngamprah 21.505 45.220 8.585 75.310 12 Parongpong 13.394 29.600 4.144 47.138 13 Lembang 21.252 52.416 8.148 81.816 14 Cisarua 7.860 20.580 2.460 30.900 15 Cikalongwetan 14.105 32.500 5.525 52.130 16 Cipeundeuy 7.995 24.115 2.665 34.775

195.695

452.400 65.107 713.202 Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019

Kab. Bandung Barat

Status Kawin

No Kecamatan Jumlah

Tabel 1.6. Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Status Perkawinan

46

(38)

Laki-laki + Perempuan

Belum Kawin Kawin Cerai

1 Rongga 13.142 30.451 3.445 47.038 2 Gununghalu 17.502 42.066 4.402 63.970 3 Sindangkerta 18.454 36.262 3.282 57.998 4 Cililin 26.405 45.826 4.504 76.735 5 Cihampelas 32.947 58.448 7.394 98.789 6 Cipongkor 21.924 50.169 3.778 75.871 7 Batujajar 31.778 49.924 3.048 84.750 8 Saguling 8.096 16.806 1.726 26.628 9 Cipatat 39.414 69.382 4.334 113.130 10 Padalarang 49.770 91.556 9.102 150.428 11 Ngamprah 48.955 92.740 11.915 153.610 12 Parongpong 31.060 58.362 5.677 95.099 13 Lembang 51.996 105.168 10.836 168.000 14 Cisarua 19.054 40.358 3.388 62.800 15 Cikalongwetan 33.509 63.874 6.911 104.294 16 Cipeundeuy 20.091 47.236 3.799 71.126

464.097

898.628 87.541 1.450.266 Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019

Kecamatan

Status Kawin No

Kab. Bandung Barat

Jumlah Tabel 1.6. Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Status Perkawinan

47

(39)

Laki - laki

Belum Kawin Kawin Cerai

1 Rongga 31,84 65,25 2,91 100

2 Gununghalu 32,16 64,85 2,99 100

3 Sindangkerta 35,82 60,27 3,90 100

4 Cililin 39,57 57,55 2,88 100

5 Cihampelas 40,41 55,86 3,73 100

6 Cipongkor 34,61 62,96 2,43 100

7 Batujajar 39,17 59,09 1,74 100

8 Saguling 33,33 63,01 3,65 100

9 Cipatat 39,22 58,56 2,22 100

10 Padalarang 36,95 60,23 2,82 100

11 Ngamprah 35,06 60,69 4,25 100

12 Parongpong 36,83 59,97 3,20 100

13 Lembang 35,67 61,21 3,12 100

14 Cisarua 35,09 62,00 2,91 100

15 Cikalongwetan 37,20 60,14 2,66 100

16 Cipeundeuy 33,28 63,60 3,12 100

36,42 60,54 3,04 100

Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019

Tabel 1.7. Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Status Perkawinan

Status Kawin

Dibedakan Atas Kecamatan dan Jenis Kelamin

Jumlah Kecamatan

No

Kab. Bandung Barat

48

(40)

Perempuan

Belum Kawin Kawin Cerai

1 Rongga 24,00 64,22 11,78 100

2 Gununghalu 22,24 66,73 11,03 100

3 Sindangkerta 27,69 64,85 7,47 100

4 Cililin 28,91 62,03 9,06 100

5 Cihampelas 26,19 62,52 11,29 100

6 Cipongkor 23,00 69,39 7,60 100

7 Batujajar 35,86 58,73 5,41 100

8 Saguling 27,36 63,22 9,43 100

9 Cipatat 30,21 64,26 5,53 100

10 Padalarang 29,07 61,52 9,41 100

11 Ngamprah 28,56 60,05 11,40 100

12 Parongpong 28,41 62,79 8,79 100

13 Lembang 25,98 64,07 9,96 100

14 Cisarua 25,44 66,60 7,96 100

15 Cikalongwetan 27,06 62,34 10,60 100

16 Cipeundeuy 22,99 69,35 7,66 100

27,44 63,43 9,13 100

Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019 Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019

Jumlah Status Kawin

No

Tabel 1.7. Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Status Perkawinan

Kecamatan

Dibedakan Atas Kecamatan dan Jenis Kelamin

49

(41)

Laki-laki + Perempuan

Belum Kawin Kawin Cerai

1 Rongga 27,94 64,74 7,32 100

2 Gununghalu 27,36 65,76 6,88 100

3 Sindangkerta 31,82 62,52 5,66 100

4 Cililin 34,41 59,72 5,87 100

5 Cihampelas 33,35 59,16 7,48 100

6 Cipongkor 28,90 66,12 4,98 100

7 Batujajar 37,50 58,91 3,60 100

8 Saguling 30,40 63,11 6,48 100

9 Cipatat 34,84 61,33 3,83 100

10 Padalarang 33,09 60,86 6,05 100

11 Ngamprah 31,87 60,37 7,76 100

12 Parongpong 32,66 61,37 5,97 100

13 Lembang 30,95 62,60 6,45 100

14 Cisarua 30,34 64,26 5,39 100

15 Cikalongwetan 32,13 61,24 6,63 100

16 Cipeundeuy 28,25 66,41 5,34 100

32,00 61,96 6,04 100

Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019 Kab. Bandung Barat

Tabel 1.7. Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Status Perkawinan

No Kecamatan

Dibedakan Atas Kecamatan dan Jenis Kelamin

Status Kawin

Jumlah

50

(42)

.

15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49

1 Rongga 2.080 1.768 2.184 1.664 2.444 2.028 1.560 13.728 2 Gununghalu 2.968 1.960 3.584 3.136 2.688 2.968 2.744 20.048 3 Sindangkerta 3.328 2.080 2.236 3.068 2.756 2.964 2.184 18.616 4 Cililin 4.698 2.900 2.726 3.538 4.408 3.944 2.436 24.650 5 Cihampelas 5.112 4.686 4.473 4.828 5.396 4.331 4.331 33.157 6 Cipongkor 2.982 2.769 3.763 3.763 4.828 3.763 2.840 24.708 7 Batujajar 4.524 4.176 3.190 4.002 4.814 4.756 3.828 29.290 8 Saguling 1.290 1.350 1.020 1.680 1.320 930 1.170 8.760 9 Cipatat 5.850 4.056 3.978 5.694 6.630 5.382 3.900 35.490 10 Padalarang 7.878 7.254 7.176 8.034 7.566 6.864 5.772 50.544 11 Ngamprah 8.840 7.055 5.525 6.715 7.650 8.415 6.800 51.000 12 Parongpong 4.440 5.180 3.700 4.810 5.698 4.884 3.996 32.708 13 Lembang 8.064 7.728 7.308 8.988 7.812 10.248 7.728 57.876 14 Cisarua 3.300 2.700 2.760 3.900 3.240 2.820 2.400 21.120 15 Cikalongwetan 5.525 4.095 4.680 4.680 4.810 5.590 4.420 33.800 16 Cipeundeuy 2.860 2.730 3.185 3.120 3.705 3.770 3.055 22.425

73.739

62.487 61.488 71.620 75.765 73.657 59.164 477.920 Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019

Tabel 1.8. Penduduk Perempuan Usia 15-49 Tahun Menurut Kecamatan dan Kelompok Umur

Kab. Bandung Barat

No Kecamatan Jumlah

KELOMPOK UMUR

51

(43)

15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49

1 Rongga 15,15 12,88 15,91 12,12 17,80 14,77 11,36 100 2 Gununghalu 14,80 9,78 17,88 15,64 13,41 14,80 13,69 100 3 Sindangkerta 17,88 11,17 12,01 16,48 14,80 15,92 11,73 100 4 Cililin 19,06 11,76 11,06 14,35 17,88 16,00 9,88 100 5 Cihampelas 15,42 14,13 13,49 14,56 16,27 13,06 13,06 100 6 Cipongkor 12,07 11,21 15,23 15,23 19,54 15,23 11,49 100 7 Batujajar 15,45 14,26 10,89 13,66 16,44 16,24 13,07 100 8 Saguling 14,73 15,41 11,64 19,18 15,07 10,62 13,36 100 9 Cipatat 16,48 11,43 11,21 16,04 18,68 15,16 10,99 100 10 Padalarang 15,59 14,35 14,20 15,90 14,97 13,58 11,42 100 11 Ngamprah 17,33 13,83 10,83 13,17 15,00 16,50 13,33 100 12 Parongpong 13,57 15,84 11,31 14,71 17,42 14,93 12,22 100 13 Lembang 13,93 13,35 12,63 15,53 13,50 17,71 13,35 100 14 Cisarua 15,63 12,78 13,07 18,47 15,34 13,35 11,36 100 15 Cikalongwetan 16,35 12,12 13,85 13,85 14,23 16,54 13,08 100 16 Cipeundeuy 12,75 12,17 14,20 13,91 16,52 16,81 13,62 100

15,43

13,07 12,87 14,99 15,85 15,41 12,38 100 Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019

Tabel 1.9. Persentase Penduduk Perempuan Usia 15-49 Tahun Menurut Kelompok Umur Dibedakan Atas Kecamatan

Kab. Bandung Barat

No Kecamatan Jumlah

KELOMPOK UMUR

52

(44)

15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49

1 Rongga 312 1.352 2.132 1.664 2.392 1.976 1.560 11.388 2 Gununghalu 1.288 1.680 3.360 3.080 2.688 2.968 2.744 17.808 3 Sindangkerta 364 1.508 2.132 3.016 2.756 2.964 2.080 14.820 4 Cililin 406 1.566 2.436 3.422 4.408 3.828 2.436 18.502 5 Cihampelas 213 2.485 4.189 4.686 5.396 4.260 4.260 25.489 6 Cipongkor 142 1.988 3.550 3.763 4.828 3.763 2.840 20.874 7 Batujajar 129 1.392 2.146 3.944 4.685 4.524 3.712 20.532 8 Saguling 60 780 870 1.680 1.320 930 1.170 6.810 9 Cipatat 468 2.262 3.744 5.694 6.474 5.382 3.900 27.924 10 Padalarang 780 3.822 6.318 7.644 7.254 6.864 5.694 38.376 11 Ngamprah 680 3.315 4.675 6.290 7.310 8.415 6.800 37.485 12 Parongpong 148 2.442 3.182 4.514 5.550 4.810 3.996 24.642 13 Lembang 1.344 3.948 6.720 8.568 7.560 10.080 7.560 45.780 14 Cisarua 360 1.740 2.640 3.840 3.180 2.820 2.400 16.980 15 Cikalongwetan 390 2.210 4.290 4.615 4.810 5.590 4.355 26.260 16 Cipeundeuy 130 1.755 2.990 2.925 3.705 3.770 3.055 18.330

7.214

34.245 55.374 69.345 74.316 72.944 58.562 372.000 Sumber : Hasil Survei Makro Sosial 2019

Tabel 1.10. Penduduk Perempuan Usia 15-49 Tahun Yang Pernah Kawin Menurut Kecamatan dan Kelompok Umur

Kab. Bandung Barat

No Kecamatan Jumlah

KELOMPOK UMUR

53

Gambar

Tabel 1.3. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur Dibedakan Atas Kecamatan dan Jenis Kelamin
Tabel 1.6. Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Status Perkawinan
Tabel 1.6. Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Status Perkawinan
Tabel 1.8. Penduduk Perempuan Usia 15-49 Tahun Menurut Kecamatan dan Kelompok Umur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian penelitian menyatakan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh signifikan antara motivasi kerja, kepuasan kerja dan keadilan organisasi

Birokrasi Nomor 30 Tahun 2012 tentang pedoman pengusulan, Penetapat, dan Pembinaan Reformasi Birokmsi pada pemerintah Daerah sebagai delegasi langsung dalam menetapkan

Pelarangan ekspor mineral mentah adalah larangan penjualan bijih (raw material atau ore) ke luar negeri tanpa proses pengolahan dan/atau pemurnian terlebih dahulu sampai

• Pemakaian barang untuk proyek dan kegiatan maintenance (yang tidak tiap tahun dilakukan) akan diberikan catatan di forecast sehingga untuk periode ke depan, apabila tidak

Masalah yang muncul di Kecamatan Giriwoyo adalah kurang tersedianya air di kawasan karst seperti Desa Girikikis, bergesernya budaya-budaya lokal yang dapat mempengaruhi

Dioda merupakan suatu piranti dua elektroda dengan arah arus yang tertentu, dapat juga dikatakan dioda bekerja sebagai penghantar bila tegangan listrik diberikan dalam arah

Salah satu tradisi yang digunakan sebagai konteks dalam perancangan masjid ini adalah sebuah tradisi pemaknaan dalam Islam Jawa yaitu mengenai perjalanan spiritual manusia

Bab IV adalah: Penulis dalam bab ini menjelaskan Tentang Analisa Data dari Unsur-unsur Persamaan dan Perbedaan dalam ajaran Awatara dalam Agama Hindu dan Tashawuf Islam dan titik