• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KELAPA DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DI PABRIK SUMATERA BARU KOTA TANJUNGBALAI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KELAPA DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DI PABRIK SUMATERA BARU KOTA TANJUNGBALAI SKRIPSI"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KELAPA DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY

(EOQ) DI PABRIK SUMATERA BARU KOTA TANJUNGBALAI

SKRIPSI

MHD. AMIN RAIS LUBIS 180823011

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

(2)

(EOQ) DI PABRIK SUMATERA BARU KOTA TANJUNGBALAI

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

MHD. AMIN RAIS LUBIS 180823011

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

(3)

i

PERNYATAAN ORISINALITAS

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KELAPA DENGAN METODEECONOMIC ORDER QUANTITY

(EOQ) DI PABRIK SUMATERA BARU KOTA TANJUNGBALAI

SKRIPSI

Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Desember 2021

Mhd. Amin Rais Lubis 180823011

i

(4)
(5)

iii

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KELAPA DENGAN METODEECONOMIC ORDER QUANTITY

(EOQ) DI PABRIK SUMATERA BARU KOTA TANJUNGBALAI

ABSTRAK

Dalam suatu proses produksi, bahan baku merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting. MetodeEconomic Order Quantity EOQ merupakan salah satu model pengendalian persediaan yang bertujuan untuk menentukan jumlah pemesanan barang atau bahan yang paling ekonomis sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Selain itu juga dengan adanya penerapan metode EOQ, perusahaan akan mampu mengurangi biaya penyimpanan, penurunan kualitas bahan, dan masalah yang timbul dari banyaknya persediaan yang menumpuk sehingga mengurangi resiko yang dapat timbul karena persediaan yangada di gudang. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode EOQ diperoleh jumlah pemesanan bahan baku kelapa yang optimal pada tahun 2019 adalah 37.982,52 kg, persediaan cadangan (safety stock) yaitu 2.334,30 kg, titik pemesanan kembali (reorder point) 3.248,49 kg. Biaya total persediaan bahan baku kelapa menggunakan metode EOQ sebesar Rp16.645.839,88 sedangkan menurut perusahaan sebesar Rp23.716.689,71. Perusahaan dapat menghemat biaya persediaan sebesar Rp7.070.849,83 atau 29,81%.

Kata Kunci: Metode EOQ, Pengendalian Persediaan, Reorder point, Safety stock.

iii

(6)

CONTROL OF COCONUT RAW MATERIAL INVENTORY WITH ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) METHOD

IN THE NEW SUMATRA FACTORY, TANJUNGBALAI CITY

ABSTRACT

In a production process, raw materials are one of the most important production factors. TheEconomic Order Quantity(EOQ) method is one of the inventory control models that aims to determine the most economical number of orders for goods or materials according to company needs. In addition, with the application of the EOQ method, the company will be able to reduce storage costs, decrease in material quality, and problems that arise from the amount of inventory piling up so as to reduce the risk that can arise due to inventory in the warehouse. Based on the results of calculations using the EOQ method, the optimal number of orders for coconut raw materials in 2019 was 37,982.52 kg,safety stock was2,334.30 kg,reorder point was3,248.49 kg. The total cost of coconut raw material inventory using the EOQ method is Rp 16,645,839,88 while according to the company, it is Rp23,716,689.71.

The company can save inventory costs of Rp7,070,849.83 or 28,81%.

Keywords: EOQ method, Inventory control, Reorderpoint, Safety stock.

iv

(7)

v

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepadaAllah SWT, atas limpah dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kelapa Dengan MetodeEconomic Order Quantity(EOQ) di Pabrik Sumatera Baru Kota Tanjungbalai”.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Drs. James Piter Marbun, M.Kom selaku dosen pembimbing saya yang telah meluangkan waktunya dan membantu saya selama penyusunan skripsi ini.

2. IbuDr. Mardiningsih, M.Sidan Ibu Aghni Syahmarani, S.Si,M.Siselaku dosen pembanding saya yang telah memberikan saran dan masukan yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini.

3. IbuDr. Mardiningsih, M.Sidan Bapak Muhammad Romi Syahputra, S.Si, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU.

4. IbuDr. Nursahara Pasaribu, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU.

5. Seluruh dosen di Departemen Matematika FMIPA USU atas segala ilmu yang diberikan kepada penulis selama masa perkuliahan, serta seluruh staf administrasi di Departemen Matematika FMIPA USU.

6. Orangtua tercinta Ayahanda Solahuddin Lubis, SH dan IbundaDra. Dahniar serta Kakak Adik penulis.

7. Teman-teman seperjuangan yang selama ini memberikan bantuandan dorongan yang diperlukan.

Medan, Desember 2021

Mhd. Amin Rais Lubis

v

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ORISINALITAS i

PENGESAHAN SKRIPSI ii

ABSTRAK iii

ABSTRACT iv

PENGHARGAAN v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 3

1.6 Metodologi Penelitian 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persediaan 5

2.1.1 Pengertian Persediaan 5

2.1.2 Fungsi persediaan 5

2.1.3 Jenis-Jenis Persediaan 6

2.1.4 Biaya Persediaan 7

2.1.5 Model-Model Persediaan 8

2.2 Pengendalian Persediaan 9

2.3 Uji Normalitas Liliefors 9

2.4 Metode Economic Order Quantity (EOQ) 10 2.4.1Biaya Penyimpanan (Carrying Cost) 11 2.4.2Biaya Pemesanan (Ordering / Set up Cost) 13 2.4.3Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost) 14 2.4.4 Menghitung Persediaan Optimal (Q) 15

2.5 Persediaan Cadangan (Safety Stock) 17

2.6 Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point) 18

2.7 Total Biaya Persediaan Perusahaan 19

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian 20

3.2 Jenis dan Sumber Data 20

3.3 Lokasi Penelitian 20

3.4 Metodologi Penelitian 20

3.5 Rancangan Penelitian 22

vi

(9)

vii

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data 23

4.1.1 Jumlah Persediaan Bahan Baku Tahun 2019 23 4.1.2 Biaya Pemesanan Bahan Baku Tahun 2019 24 4.1.3 Biaya Penyimpanan Bahan Baku Tahun 2019 24 4.1.4 Biaya Persediaan Bahan Baku Perusahaan 25

4.2 Pengolahan Data 25

4.2.1Uji Kenormalan dengan Uji Liliefors 26 4.2.2 Penentuan Pemesanan yang Optimal dengan

Metode EOQ

30 4.2.3 Penentuan Banyaknya Persediaan Pengaman

(Safety Stock)

31 4.2.4 Penentuan Titik Pemesanan Kembali (Reorder

Point)

31 4.2.5 Penentuan Total Biaya Persediaan Bahan Baku

(TIC)

32

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 33

5.2 Saran 33

DAFTAR PUSTAKA 34

LAMPIRAN

vii

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor

Tabel Judul Halaman

4.1 Tabel Persediaan Bahan Baku di Pabrik Sumatera Baru

Tahun 2019 23

4.2 Biaya Pemesanan Bahan Baku di Pabrik Sumatera Baru

Tahun 2019 24

4.3 Biaya Penyimpanan Bahan Baku di Pabrik Sumatera Baru

Tahun 2019 24

4.4 Standar Deviasi Persediaan Bahan Baku Kelapa 26 4.5 Uji Normalitas Liliefors Data Persediaan Bahan Baku Kelapa 29 4.6 Perhitungan Biaya Bahan Baku Kelapa Menurut Metode

Economic Order Quantity (EOQ) Tahun 2019

33 4.7 Perbandingan Biaya Bahan Baku Kelapa Perusahaan Metode

Economic Order Quantity (EOQ) Tahun 2019 33

viii

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Gambar Judul Halaman

2.1 Penggunaan Persediaan 11

2.2 Rata-Rata Persediaan 12

2.3 Model Total Biaya Persediaan 14

2.4 Model ROP 18

ix

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Lampiran Judul Halaman

1 Tabel Nilai Luas Kurva Normal untuk Nilai Z 36

2 Tabel Nilai Kritis untuk Uji Kenormalan Liliefors 38

3 Surat Pernyataan 39

4 Jumlah Produksi Kelapa Tahun 2019 40

5 Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan Kelapa 41

x

(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum, persediaan adalah segala sumber daya organisasi bisnisyang disimpanuntuk mengantisipasi permintaan. Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputibarang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual atau diproduksi dalamsuatu periode tertentu, atau persediaan barang-barang yangmasih dalam pengerjaanatau proses produksi, maupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannyadalam suatu proses produksi (Rangkuti, 2004). Dalam suatu proses produksi,bahan baku merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting.

Setiap perusahaan baik jasa, dagang, maupun manufaktur, besar atau kecil, selalu menghadapi masalah yang berhubungan dengan persediaan bahan baku.Persediaan bahan baku yang terlalu besar dibandingkan kebutuhan perusahaan akanmenambah biaya pemeliharaan dan penyimpanan dalam gudang sehingga akanmengurangi keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.Begitu juga denganpersediaan bahan baku yang terlalu kecil dalam perusahaan akan mengganggujalannya proses produksi.

Pabrik Sumatera Baru merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri yang menggunakan kelapa sebagai bahan baku dalam pembuatan kelapa.

Pengendalian persediaan bahan baku kelapa yang dilakukan perusahaan inimasih belum maksimal, dimana masih terjadi kekurangan dan kelebihan persediaanbahan baku. Kekurangan persediaan bahan baku pada perusahaan ini terjadi karenaadanya perusahaan industri lain yang menggunakan kelapa sebagai bahan bakuproduksi perusahaan tersebut sehingga permintaan bahan baku oleh perusahaan tidakselalu terpenuhi sesuai dengan kebutuhan perusahaan.Kelebihan bahan baku pada perusahaan ini juga masih terjadi sepertipenumpukan bahan baku yang mengakibatkan bahan baku busuk atau rusak sehinggabahan baku tersebut dibuang.Kelebihan persediaan ini menambah biayapenyimpanan, biaya kerusakan bahan dan biaya modal investasi. Kekurangan dankelebihan bahan baku tersebut akan merugikan perusahaan dan perlu dihindaridengan mengendalikan persediaan.

(14)

ModelEconomic Order Quantity(EOQ)merupakan salah satu model pengendalianpersediaan yang bertujuan untuk menentukan jumlah pemesanan barang atau bahan yangpaling ekonomis sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Model ini dapat meningkatkanefisiensi biaya persediaan. Sehingga perusahaan dapat meminimumkan biaya perencanaanproduksi tanpa mengurangi target atau keuntungan yang ingin dicapai. Jumlah pemesanan yang dapat meminimumkan total biaya persediaan disebut EOQ(Yamit, 2011).

Pengendalian persediaan bahan baku akan berpengaruh pada keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan. Berdasarkan persoalantersebut, penulis menggunakan salah satu metode dalam pengendalian persediaanyaitu metode EOQ.

Metode ini dikembangkan atas faktaadanya biaya variabel dan biaya tetap dari proses produksi atau pemesanan barang.

Metode EOQ mengasumsikan permintaan secara pasti dengan pemesanan yang dibuat secara konstan serta tidak adanya kekurangan persediaan. Asumsi yang harus dipenuhi dalam metode EOQ, Rangkuti (2004) yaitu:

1. Tingkat permintaan datang secara konstan, berulang-ulang dan diketahui.

2. Tidak diperbolehkan terjadinya kehabisan persediaan.

3. Bahan yang dipesan dan diproduksi pada satu waktu.

4. Biaya pemesanan setiap unit adalah konstan.

5. Barang yang dipesan tunggal.

Oleh karena itu, diperlukan suatu metode untuk mengoptimalkan persediaan bahan baku perusahaan. Metode yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah metode EOQ. Metode EOQ mengasumsikan permintaan secara ekonomis dengan pemesanan yang dibuat secara konstan sertatidak adanya kekurangan persediaan.Selain itu juga dengan adanya penerapan metode EOQ, perusahaan akan mampu mengurangi biaya penyimpanan, penurunan kualitas bahan, dan masalah yang timbul dari banyaknya persediaan yang menumpuk sehingga mengurangi resiko yang dapat timbul karena persediaan yang ada di gudang.Melihat begitu pentingnya pengendalian persediaan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul“Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kelapa Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) di Pabrik Sumatera Baru Kota Tanjungbalai”.

(15)

3

1.2 Perumusan Masalah

Terjadinya ketidakseimbangan antara persediaan terhadap permintaan konsumen,menjadi salah satu faktor yang membuat perusahaan sulit untuk menentukanwaktu dan jumlah pemesanan untuk kebutuhan bahan baku, sehingga perusahaansering kekurangan atau kelebihan bahan baku. Permasalahan yang akan dibahasadalah bagaimana mengoptimalkan pengendalian persediaan bahan baku kelapa pada Pabrik Sumatera Baru Tanjungbalai dengan menerapkan metodeEOQ.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Data bahan baku kelapa yang digunakan adalah periode Januari 2019sampai dengan Desember 2019.

2. Periode datangnya pemesanan (lead time) adalah tetap.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini Bertujuan untuk menentukan jumlah persediaan bahan baku kelapa yang optimal pada Pabrik Sumatera Baru dan perbandingan biaya total persediaan bahan baku antara biaya yang dikeluarkan perusahaan dan biaya menurut metode EOQ.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui bagaimana metodeEOQ bermanfaatdalam menentukan kuantitas pemesanan bahan baku.

2. Mengetahui efisiensi penggunaan EOQdalammeminimumkan biaya persediaan.

3. Menjadi bahan masukan dan informasi untuk perusahan dalam upayamengendalikan persediaan dalam proses pendistribusian kelapa.

(16)

1.6 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan adalah penelitian studi kasus dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Studi Pendahuluan

Mengumpulkan dan mempelajari berbagai informasi berupa buku-buku ataupun jurnal-jurnal yang berhubungan dengan metode EOQ.

2. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis mendapatkan data yang dibutuhkan dari perusahaan.

Adapun data yang diperoleh dari perusahaan tersebut adalah:

a. Jumlah permintaan bahan baku kelapa.

b. Biaya pemesanan bahan baku kelapa.

c. Biaya penyimpanan bahan baku kelapa.

d. Biaya persediaan bahan baku kelapa yang dikeluarkan perusahaan.

3. Pengolahan Data

Tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data adalah :

a. Menguji kenormalan data. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebutberdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal selanjutnya dapat digunakan untuk model pengendalian persediaan.

b. Menentukan kuantitas pembelian ekonomis.

c. Mencari nilai pemesanan yang ekonomis dan frekuensi pemesanan.

d. Menghitung banyaknya persediaan pengaman (Safety Stock).

e. Menghitung banyaknya titik pemesanan kembali (Reorder Point).

f. Mencari total biaya persediaan (Total Inventory Cost) dengan metode EOQ dan membandingkan dengan biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

g. Menarik kesimpulan dan saran serta menyusun laporan penelitian dalam bentukskripsi.

(17)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 TeoriPersediaan 2.1.1 PengertianPersediaan

Persediaan merupakan sumberdaya yang disimpan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan pada saat ini atau masa depan. Salah satu persoalan manajemen yang potensial adalah persediaan. Persediaan terdiri dari empat jenis, yaitu persediaan bahan mentah, persediaan dalam proses, persediaan barang pemeliharaan, dan persediaan barang jadi. Fungsi dari persediaan adalah untuk menjaga keseimbangan permintaan dengan penyediaan bahan baku dan waktu proses diperlukannya persediaan, menghindari inflasi dan perubahan harga, menghindari kekurangan stok karena cuaca, kekurangan pemasok, masalah mutu, dan pengiriman, serta menjaga operasi agar berjalan lancar, (Budi Susanto, 2009).

Persediaan adalah bahan-bahan, bagian yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang- barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu, (Rangkuti, 2004).

2.1.2 FungsiPersediaan

Fungsi utama pengendalian persediaan adalah “menyimpan” untuk melayani kebutuhan perusahaan akan bahan mentah/barang jadi dari waktu ke waktu, (Subagyo et al, 2000).

Fungsi ini ditentukan oleh berbagai kondisi seperti:

1. Apabila jangka waktu pengiriman bahan mentah relatif lama maka perusahaan perlu persediaan bahan mentah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan selama jangka waktu pengiriman. Pada perusahaandagang, persediaan barang dagangan harus cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan selama jangka waktu pengiriman barang dari produsen (supplier).

2. Jumlah yang dibeli atau diproduksi lebih besar daripada yang dibutuhkan.

(18)

Hal ini disebabkan karena membeli dan memproduksi dalam jumlah yang besar pada umumnya lebih ekonomis. Karena sebagian barang/bahan yang belum digunakan disimpan sebagaipersediaan.

3. Apabila permintaan barang bersifat musiman, sedangkan tingkat produksi setiap saat adalah konstan maka perusahaan dapat melayani permintaan tersebut dengan membuat tingkat persediaannya berfluktuasi mengikuti fluktuasi permintaan. Tingkat produksi yang konstan umumnya lebih disukai karena biaya-biaya untuk mencari dan melatih tenaga kerja baru, upah lembur, dan sebagainya (bila tingkat produksi berfluktuasi) akan lebih besar daripada biaya penyimpanan barang di gudang (bila tingkat persediaanberfluktuasi).

4. Untuk memenuhi permintaan langganan, persediaan juga diperlukan apabila biaya untuk mencari barang/bahan pengganti atau biaya kehabisan barang/bahan pengganti atau biaya kehabisan barang/bahan (stockout cost) relatifbesar.

2.1.3 Jenis-Jenis Persediaan

Persediaan dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis, (Eddy Herjanto, 2010) yaitu:

1. Persediaan Cadangan (FluctuationStock)

Persediaan untuk menjaga terjadinya fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakan sebelumnya, dan untuk mengatasi jika terjadi kesalahan/penyimpangan dalam perkiraan penjualan, waktu produksi, atau pengiriman barang.

2. Persediaan Antisipasi (AnticipationStock)

Persediaan untuk menghadapi permintaan yang diramalkan, misalnya pada musim permintaan tinggi, tetapi kapasitas produksi pada saat itu tidak mampu memenuhi permintaan. Persediaan ini juga dimaksudkan untuk menjagakemungkinan sulitnya diperoleh bahan baku sehingga tidak mengakibatkan terhentinya produksi.

(19)

7

3. Persediaan Lot-sizeInventory

Persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih besar daripada kebutuhan pada saat itu. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dari harga barang (potongan kuantitas) karena pembelian dalam jumlah dari biaya pengangkutan per unit yang lebih rendah.

4. PersediaanPipeline

Persediaan yang sedang dalam proses pengiriman dari tempat asal ke tempat di mana barang itu akan digunakan. Misalnya, barang yang dikirim dari pabrik menuju tempat penjualan, yang dapat memakan waktu beberapa hari atau beberapa minggu.

2.1.4 BiayaPersediaan

Berbagai macam biaya yang perlu diperhitungkan saat mengevaluasi masalah persediaan. Biaya persediaan tersebut didasarkan pada parameter ekonomis yang relevan dengan jenis biaya sebagai berikut (Zulian Yamit, 2011):

1. Biaya Pembelian (PurchaseCost)

Biaya pembelian adalah harga per unit apabila item dibeli dari pihak luar atau biaya produksi per unit apabila diproduksi dalam perusahaan. Biaya per unit akan selalu menjadi bagian dari biaya item dalam persediaan. Untuk pembelian item dari luar, biaya per unit adalah harga beli ditambah biaya pengangkutan. Untuk item yang diproduksi di dalam perusahaan, biaya per unit adalah termasuk biaya tenaga kerja, bahan baku dan biaya overheadpabrik.

2. Biaya Pemesanan (Order Cost/SetupCost)

Biaya pemesanan (S) adalah biaya yang berasal dari pembelian pesanan dari penyedia atau biaya persiapan (setup cost) apabila item diproduksi di dalam perusahaan. Biaya ini diasumsikan tidak akan berubah secara langsung dengan jumlah pemesanan. Biaya pemesanan dapat berupa biaya membuat daftar permintaan, menganalisis penyedia, membuat pesanan pembelian, penerimaan bahan, inspeksi bahan dan pelaksanaan proses transaksi. Biaya persiapan dapatberupa biaya yang dikeluarkan akibat perubahan proses

(20)

produksi, pembuatan jadwal kerja, persiapan sebelum produksi dan pengecekan kualitas.

3. Biaya Penyimpanan (Carrying Cost/HoldingCost)

Biaya penyimpanan (H) adalah biaya yang dikeluarkan atas investasi dalam persediaan dan pemeliharaan maupun investasi sarana fisik untuk menyimpan persediaan. Biaya penyimpanan dapat berupa: biaya modal, pajak, asuransi, pemindahan persediaan, keusangan dan semua biaya yang dikeluarkan untuk memelihara persediaan.

4. Biaya Kekurangan Persediaan (StockoutCost)

Biaya kekurangan persediaan adalah konsekuensi ekonomis atas kekurangan dari luar maupun dalam perusahaan. Kekurangan dari luar terjadi apabila pesanan konsumen tidak dapat dipenuhi. Kekurangan dari dalam terjadi apabila departemen tidak dapat memenuhi kebutuhan departemen yang lain.

2.2 PengendalianPersediaan

Pengendalian persediaan adalah kegiatan untuk mendapatkan laba yang maksimum, serta adanya kontinuitas dan kelancaran dalam menjalankan usaha. Baik perusahaan jasa, perdagangan, maupun perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan.

Persediaan merupakan salah satu aspek keputusan yang sangat riskan dalam manajemen logistik. Terlalu besarnya persediaan akan membebani perusahaan dengan biaya penyimpanan (carrying cost) yang tinggi. Jika persediaan tidak diimbangi dengan permintaan, maka dapat menurunkan kualitas barang yang disimpan karena terlalu lama. Sebaliknya, jika terlalu sedikit persediaan akan memperbesar kemungkinan terjadinya kekurangan stok (stockout). Hal ini akan menurunkan pelayanan terhadap konsumen, karena tidak dapat memenuhi keinginan dari konsumen itu sendiri. Pengendalian persediaan barang juga dapat mempengaruhi keberhasilan dari suatu perusahaan untuk bertahan dan bersaing, (Setiawan,2014).

(21)

9

2.3 Uji Normalitas Liliefors

Di dalam pengendalian persediaan, perumusan ilmu statistik digunakan untuk menentukan pola distribusi, dimana pola distribusi tersebut dapat dihitung denganmenguji kenormalan terhadap data hasil pengamatan.Uji normalitas dengan uji Lilieforsdilakukan apabila data merupakan data tunggal atau data frekuensi tunggal, bukandata distribusi frekuensi kelompok.Salah satu syarat dari uji kenormalan ini adalah banyak n < 30 sesuai dengan data yang diperoleh dari perusahaan yaitu data penggunaan bahan baku yang merupakan data tunggal, dan banyaknya n < 30.

Pengujian tersebut dilakukandengan menggunakan Uji Normalitas Liliefors (Sudjana, 2005).

Untuk pengujian hipotesis maka prosedur yang harus dilakukan antara lain:

1. Nilai data 𝑥1,𝑥2,𝑥3,…,𝑥𝑛dijadikan angka baku z1,z2,z3…zn dengan menggunakan rumus (dengan 𝑋̅dan S yang masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku).

Menghitung rata-rata sampel pengamatan digunakan rumus:

𝑋̅

=

𝑋𝑖

𝑛𝑖=1

𝑛

(2.1)

Menghitung simpangan baku dari sampel digunakan rumus:

S =

𝑛𝑖=1( 𝑋𝑖 − 𝑋̅ )2

𝑛 − 1 (2.2)

Maka, untuk menghitung nilai Z digunakan rumus :

𝑍𝑖 = 𝑋𝑖−𝑋̅

𝑆 (2.3)

dengan :

𝑋̅ = Rata-rata hitung 𝑆 = Simpangan baku 𝑍𝑖 = Bilangan baku

(22)

𝑋𝑖 = Data ke-i i =1,2,3,,, n

2. Untuk setiap bilangan baku dan menggunakan daftar distribusi normalbaku, kemudian hitung peluang:

F (

𝑍𝑖

)= P (

𝑍 ≤ 𝑍𝑖

)

(2.4)

3. Menghitung proporsi𝑍1,𝑍2,𝑍3,…,𝑍𝑛 ≤ 𝑍𝑖, jika proporsi ini dinyatakan dengan S (𝑍𝑖), maka :

S

(𝑍𝑖

) =

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑍1,𝑍2,𝑍3,…,𝑍𝑛 ≤ 𝑍𝑖

𝑛 (2.5)

4. Menghitung selisih

|

F (𝑍𝑖) – S (𝑍𝑖)

|

dan tentukan harga mutlaknya.

5. Cari nilai maksimum di antara

|

F (𝑍𝑖) – S (𝑍𝑖)

|

yaitu:

𝐿

ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

= max {|

F (𝑍𝑖) – S (𝑍𝑖)

|}

(2.6)

6. Kriteria pengambilan keputusan adalah membandingkan

𝐿

ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan

𝐿

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙.

Hipotesis :

Hipotesis𝐻0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal Hipotesis𝐻1: Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal

𝐿

ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

≤ 𝐿

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 : maka𝐻0 diterima dan data berdistribusi normal.

𝐿

ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

> 𝐿

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 : maka 𝐻0ditolak dan data tidak berdistribusi normal dengan 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙adalah nilai kritis uji kenormalan liliefors dengan taraf nyata 𝛼 danbanyaknya sampel 𝑛 .

2.4 Metode Economic Order Quantity(EOQ)

MetodeEconomic Order Quantity(EOQ) merupakan salah satu model pengendalianpersediaan yang bertujuan untuk menentukan jumlah pemesanan barang atau bahan yangpaling ekonomis sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Model ini dapat meningkatkanefisiensi biaya persediaan. Sehingga perusahaan dapat

(23)

11

meminimumkanbiaya perencanaanproduksi tanpa mengurangi target atau keuntungan yang ingin dicapai. Metode EOQ disebut juga jumlah pemesananyang dapat meminimumkan total biaya persediaan. Dengan tingkat penggunaanyang tepat, persediaan akan habis dalam waktu tertentu dan ketika persediaan hanyatinggal sebanyak kebutuhan selama tenggang waktu, maka pemesanan kembaliharus dilakukan (Yamit, 2011).

Metode EOQ berusaha mencapai tingkatpersediaan yangseminimal mungkin, biaya rendah dan mutu yang lebih baik.Perencanaan dengan metode ini akan mampu meminimalisasi terjadinya out ofstock sehingga tidak mengganggu proses produksi perusahaan karena adanyaefisiensi persediaan bahan baku di dalam perusahaan yang bersangkutan (Puspikadan Anita, 2013).

Adapun keunggulan EOQ yaitu:

1. Metode EOQ memperhitungkan safetystock sehingga persediaan bahan baku untuk proses produksi tetap terjamin.

2. Penggunaan metode EOQ akan memperkecil jumlah pemesanan yang diamati,sehingga biaya pemesanan (atau biaya penyiapan) menjadi lebih kecil.

Sedangkan kelemahan yang terdapat pada metode EOQ yaitu:

1. Padametode EOQ biaya penyimpanan bahan baku akan lebih besar, karena adasejumlah bahan baku yang harus disimpan selama beberapa periode, sebelumbahan baku tersebut digunakan untuk proses produksi.

2. Penjualan dapatditentukan, pemakaian bahan baku terjadi sepanjang tahun dan persediaan dapatsegera diperoleh.

2.4.1 Biaya Penyimpanan (Carrying Cost/HoldingCost)

Biaya penyimpanan (𝐻) biasanya dinyatakan dengan dasar per unit untuk beberapa periode waktu (walaupun kadangkala dinyatakan dalam bentuk persentase rata-rata persediaan). Secara tradisional, biaya penyimpanan dihubungkan dengan dasar tahunan (per tahun), dapat dilihat Gambar 2.1 yang berhubungan dengan besarnyapenyimpanan.

(24)

Gambar 2.1 Penggunaan Persediaan

Walaupun demikian, biaya penyimpanan (𝐻) hanya menyajikan biaya per unit dan tidak total biaya penyimpanan tahunan. Total biaya penyimpanan ditentukan oleh jumlah persediaan yang dimiliki selama tahun itu. Pada saat persediaan habis maka akan dilakukan pemesanan ulang. Jumlah persediaan yang tersedia diilustrasikan dalam Gambar2.1.Pada Gambar 2.1, 𝑄melambangkan ukuran pemesanan yang diperlukan untuk mengisi persediaan yang ditentukan. Garis yang menghubungkan 𝑄dengan waktu (𝑡) pada grafik, melambangkan tingkat persediaan dihabiskan berdasarkan permintaan, selama periode waktu tertentu. Permintaan diasumsikan diketahui dengan pasti dan konstan, yang ditunjukkan bahwa garis yang melambangkan permintaan berupa garis lurus atau linear. Dapat juga dilihat bahwa persediaan tidak pernah turun dibawah nol. Jika persediaan mencapai titik nol, maka diasumsikan bahwa pesanan segera datang setelah beberapa waktu yang tidak lama.

Pada Gambar 2.1, dapat dilihat juga bahwa jumlah persediaan adalah 𝑄, besarnya pemesanan untuk sedikit periode waktu yang terbatas, karena persediaan selalu dihabiskan oleh permintaan. Demikian pula halnya jumlah persediaan adalah nol untuk sedikit periode waktu, karena satu-satunya saat di mana tidak ada persediaan adalah pada waktu tertentu (𝑡). Maka jumlah persediaan yang tersedia adalah diantara dua titik ekstrim ini. Deduksi yang logis adalah bahwa jumlah persediaan yang tersedia adalah sebesar persediaan rata-rata, yang didefinisikan sebagaiberikut:

Persediaan rata - rata =𝑄

2 (2.7)

Hubungan untuk persediaan rata-rata ini dipertahankan tanpa melihatbesarnya pemesanan, 𝑄, atau frekuensi pemesanan (periode waktu, 𝑡). olehkarena itu,

(25)

13

persediaan rata-rata dalam dasar tahunan juga sebesar 𝑄

2, sepertiditunjukkan Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Rata-Rata Persediaan

Seperti yang terlihat pada Gambar 2.2, Q menunjukkan jumlah pesanan. Misalnya jumlah yang dipesan berupa 500 kelapa, maka seluruh 500 kelapa tersebut tiba sekaligus (ketika pesanan diterima). Dengan demikian, tingkat persediaan melonjak dari 0 ke 500 kelapa atau dari 0 ke Q unit. Karena permintaan konstan dari waktu ke waktu, persediaan turun pada sebuah tingkat yang seragam dari waktu ke waktu.

Setiap kali tingkat persediaan mencapai jumlah 0, maka pesanan yang baru diterima sehingga tingkat persediaan melompat kembali ke Q unit (yang diwakili oleh garis tegak). Proses ini berlanjut dan tidak terbatas dari waktu ke waktu. Penjelasan inimemperlihatkan apa yang ingin dicapai dalam penerapan model EOQ ini didalam suatu perusahaan.

Jika jumlah persediaan yang tersedia dalam dasar tahunan adalah sebesar rata-rata persediaan (𝑄

2), maka dapat ditentukan total biaya penyimpanan tahunan denganmengalikan rata-rata jumlah dalam persediaan dengan biaya penyimpanan pertahunnya (𝐻), maka total biaya penyimpanan per tahunnya (𝑇𝐻):

𝑇𝐻=Persediaan rata - rata × biaya penyimpanan 𝑇𝐻 =𝑄

2𝐻 (2.8)

dengan:

𝑇𝐻 = total biaya penyimpanan 𝑄 = jumlah pemesanan 𝐻 = biaya penyimpanan

(26)

2.4.2 Biaya Pemesanan (Ordering Cost/Setup Cost)

Biaya pemesanan (S) dinyatakan dalam dasar per pemesanan, nilai ini hanyamenggambarkan biaya per pemesanan dan bukan total biaya pemesanan.Sebelumnya telah dirumuskan total biaya penyimpanan (TH) dengan dasar pertahunan, maka sekarang akan ditentukan total biaya pemesanan (TS) diambil darijumlah pemesanan yang akan dilakukan selama tahun tersebut.

Pemesanan suatubarang tidak melebihi permintaan yang ada karena permintaan diketahui secarapasti, frekuensi pemesanan per tahun (F) didefinisikan sebagai berikut:

F

=

𝐷𝑄 (2.9)

dengan:

F= frekuensi pemesanan per tahun D= jumlah kebutuhan per tahun

Q= kuantitas pemesanan yang ekonomis (EOQ)

Total biaya pemesanan per tahun (TS) dapat dihitung sebagai jumlahpemesanan per tahun dikalikan dengan biaya per pemesanan, yaitu:

𝑇𝑆 =frekuensi pemesanan × biaya pemesanan

=𝐹×𝑆

𝑇𝑆 =𝐷

𝑄𝑆 (2.10)

2.4.3 Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost)

Total Inventory Cost (𝑇𝐼𝐶) dapat diartikan sebagai jumlah keseluruhan biaya yang terkait dengan persediaan, akan tetapi dalam konteks metode EOQ, 𝑇𝐼𝐶 merupakan jumlah antara total biaya pemesanan dengan total biaya penyimpanan. Nilai 𝑇𝐼𝐶 dapat diperoleh dengan persamaan berikut ini (Heizer & Render, 2017):

Total biaya persediaan (𝑇𝐼𝐶) dihitung dengan menjumlahkan total biayapemesanan (𝑇𝑆) dan total biaya penyimpanan (𝑇𝐻) , adalah:

𝑇𝐼𝐶 =biaya pemesanan + biaya penyimpanan

(27)

15

𝑇𝐼𝐶 =𝐷

𝑄𝑆+𝑄

2𝐻 (2.11)

Total biaya persediaan, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan dapat digambarkan padaGambar 2.3

Gambar 2.3 Model Biaya Persediaan

Gambar diatas menunjukkan bahwa jika kuantitas pesanan bertambah maka biaya penyimpanan bertambah pula, tapi biaya pesanan berkurang. Sebaliknya bila jumlah pesanan berkurang maka biaya penyimpanan juga berkurang, namun biaya pesanan (set up) bertambah. Yang perlu dicatat disini adalah kuantitas pesanan optimum terjadi pada saat titik dimana kurva biaya pemesanan dan kurva biaya penyimpanan bersilangan.

2.4.4 Menghitung𝑄(Persediaan) Optimal

Secara matematis nilai 𝑄optimal jumlah pemesanan yang optimal dapat dihitung sebagai berikut. Dari persamaan (2.11)akan diperoleh biaya total persediaan (𝑇𝐼𝐶) minimum. Untuk membuktikannya akan dicari turunan pertama dari persamaan (2.11).

Persamaan (2.11)𝐷

𝑄𝑆+𝑄

2𝐻, merupakan persamaan dari total biaya persediaan tahunan (biaya pemesanan ditambah biaya penyimpanan).

𝑇𝐼𝐶=𝐷

𝑄𝑆+𝑄

2𝐻 atau

(28)

𝑇𝐼𝐶=𝐷𝑆

𝑄 + 𝑄𝐻

2

akan dicari turunan pertama dari persamaan𝑇𝐼𝐶=𝐷𝑆

𝑄+𝑄𝐻

2 dan karena yangakan dicari adalah𝑄(nilai 𝑄optimal), maka persamaan 𝑇𝐼𝐶=𝐷𝑆

𝑄+𝑄𝐻

2 akanditurunkan terhadap 𝑄.

TIC =𝐷

𝑄𝑠 +𝑄

2𝐻 TIC =𝐷𝑆

𝑄+𝑄𝐻

2

TIC’ = 𝑑

𝑑(𝑄)

(

𝐷𝑆

𝑄 + 𝑄𝐻

2

)

TIC’ = 𝑑

𝑑(𝑄)

(

𝐷𝑆

𝑄

)

+ 𝑑

𝑑(𝑄)

(

𝑄𝐻

2

)

TIC’ = 𝑑

𝑑(𝑄)(𝐷𝑆𝑄−1

)

+1(𝑄1−1𝐻

2 )

TIC’ =

-

1(𝐷𝑆𝑄−1−1

)

+𝐻

2

TIC’ =−𝐷𝑆𝑄−2+𝐻

2

TIC’ =−𝐷𝑆

𝑄² +𝐻

2

Untuk mencari nilai TIC minimum, apabila : TIC’ =0 atauTIC

” >

0

Untuk, 𝑇𝐼𝐶’ =0 Maka:

−𝐷𝑆 𝑄² +𝐻

2=0

(29)

17

𝐻 2=𝐷𝑆

𝑄²

Q²H=2DS Q² =2𝐷𝑆

𝐻

𝑄=2𝐷𝑆

𝐻

KarenaQ merupakan nilai optimal maka, disimbolkan menjadi 𝑄. Dan dapat ditulis menjadi:

𝑄 = √2𝐷𝑆𝐻 (2.12)

dengan:

𝑄 = Kuantitas pemesanan optimal

D = Permintaan dalam unit barang persediaan

S = Biaya pemesanan untuk setiap pesanan (rupiah/pesanan) H = Biaya penyimpanan (unit/rupiah/tahun)

2.5 Persediaan Cadangan (Safety Stock)

Persediaan cadangan(Safety Stock)merupakan suatu persediaan yang dicadangkan sebagai cadangan dari proses produksi perusahaan.Secara sederhana, persediaan cadangan (Safety stock) adalah suatu pencegahanterhadap stockout (persediaan habis di gudang). Faktor-faktor yangmempengaruhi stockout tersebut seperti permintaan yang berubah-ubah,ketidaktelitian di dalam peramalan dan bervariasinya waktu tunggu darimasing masingbahanbaku (Sofjan Assauri, 2004)

Persediaan cadangan diperlukan karena dalam kenyataannya jumlah bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi tidak selalu tepat seperti yang direncanakan.Persediaan cadangan adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan. Kekurangan

(30)

bahan dapat disebabkan karena penggunaan bahan baku yang lebih besar dari perkiraan semula atau keterlambatan dalam penerimaan bahan baku yang dipesan.

Perhitungan persediaan cadangansebagai berikut:

Safety Stock =𝜎 × 𝑍 (2.13)

dengan:

Safety Stock = Persediaan cadangan

𝜎 = Standar deviasi

𝑍 = Faktor cadangan yang digunakan perusahaan

2.6 Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)

Reorder Point (ROP) atau titik pemesanan kembali adalah suatu titik atau batas dari jumlah persediaan yang ada pada suatu saat dimana pemesanan harus diadakan kembali. ROP adalah saat atau waktu tertentu perusahaan harus mengadakan pemesanan bahan baku kembali, sehingga datangnya pesanan tersebut tepat dengan habisnya bahan baku yang dibeli.

Gambar 2.4 Model ROP

ROP terjadi apabila jumlah persediaan yang terdapat didalam persediaan berkurang terus. Sehingga, perusahaan harus menentukan berapa banyak batas minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi kekurangan persediaan.

Perhitungan ROPsebagai berikut:

ROP = Safety Stock+ (Lead Time x d) (2.14)

(31)

19

dengan :

ROP = Titik pemesanan kembali Lead Time = Waktu tunggu

d = Penggunaan bahan baku rata-rata per hari

2.7 Total Biaya Persediaan Perusahaan

Perhitungan total biaya persediaan perusahaan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑇𝐼𝐶𝑝𝑒𝑟 = Biaya Penyimpanan + Biaya Pemesanan

𝑇𝐼𝐶𝑝𝑒𝑟=(𝐷 ̅ × H)+(n × S) (2.15)

dengan:

𝑇𝐼𝐶𝑝𝑒𝑟 =Biaya persediaan perusahaan

𝐷̅ =Rata-rata penggunaan bahan baku per tahun S =Biaya pemesanan bahan baku

H =Biaya penyimpanan bahan baku n =Banyak bulan per tahun (12 bulan)

(32)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan riset kepustakaan. Jenis data yaitu data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung sebagai variabel atau angka.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini jenis data sekunder, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data itu biasanya diperoleh dari perusahaan atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia. Data yang diperoleh dari penelitian ini bersumber dari Pabrik Sumatera Baru di Tanjungbalai yaitu data dari periode Januari 2019 sampai dengan Desember 2019.

3.3 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini adalah:

Nama Perusahaan : Pabrik Sumatera Baru

Alamat :Jln. Besar Teluk Nibung Km 3,5 Desa Sei Merbau.

3.4 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan adalah penelitian studi kasus dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Studi literatur tentang model pengendalian persediaan yang digunakan.

Studi literatur dimaksudkan dengan cara mempelajari, mengkaji dan menelaah beberapa rumus yang berkaitan dengan masalah yang diteliti berupa buku, jurnal, maupun makalah yang berkaitan dengan penelitian.

(33)

21

2. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis mendapatkan data yang dibutuhkan dari perusahaan.

Adapun data yang diperoleh dari perusahaan tersebut adalah:

a. Jumlah permintaan bahan baku kelapa.

b. Biaya pemesanan bahan baku kelapa.

c. Biaya penyimpanan bahan baku kelapa.

d. Biaya persediaan bahan baku kelapa yang dikeluarkan perusahaan.

3. Pengolahan Data

Tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data adalah :

a. Menguji kenormalan data. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebutberdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal selanjutnya dapat digunakan untuk model pengendalian persediaan.

b. Menentukan kuantitas pembelian ekonomis.

c. Mencari nilai pemesanan yang ekonomis dan frekuensi pemesanan.

d. Menghitung banyaknya persediaan pengaman (Safety Stock).

e. Menghitung banyaknya titik pemesanan kembali (Reorder Point).

f. Mencari total biaya persediaan (Total Inventory Cost) dengan metode EOQ dan membandingkan dengan biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

4. Menarik kesimpulan dan saran serta menyusun laporan penelitian dalam bentukskripsi.

(34)

3.5 Rancangan Penelitian

Rancangan Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah yang terdapat pada diagram blok berikutini :

4

Menentukan tujuan penelitian Merumuskan masalah penelitian

Menentukan latar belakang penelitian

Melakukan studi lapangan

Melakukan studi pustaka

Mengumpulkan data bahan baku kelapa, jumlah permintaan bahan baku kelapa, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan

biaya persediaan perusahaan

Memberi kesimpulan dan Saran

Menganalisis perbandingan biaya persediaan menurut perusahaan dan metode EOQ

Menentukan nilai pemesanan ekonomis (EOQ), persediaan pengaman (safety stock), titik pemesanan kembali (reorder point) dan total biaya persediaan menurut EOQ

(35)

BAB 4

HASIL DANPEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data

Data yang diperoleh adalah pengamatan langsung dari perusahaan, pencatatan, dan arsip-arsip perusahaan yang sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam pemecahan masalahan adalah:

1. Jumlahpermintaanbahanbakukelapatiapbulanpadatahun2019.

2. Biayapemesananbahanbakukelapa.

3. Biayapenyimpananbahanbakukelapa.

4. Biayapersediaanbahanbaku kelapayangdikeluarkanperusahaan.

4.1.1 Jumlah Permintaan Bahan Baku Kelapa

Jumlah permintaan bahan baku kelapa pada tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Permintaan Bahan Baku Kelapa Tahun 2019

No Bulan Permintaan (Kg)

1 Januari 25.603

2 Februari 23.754

3 Maret 25.009

4 April 24.236

5 Mei 23.889

6 Juni 20.724

7 Juli 21.630

8 Agustus 24.578

9 September 23.921

10 Oktober 24.621

11 November 22.738

12 Desember 24.523

Jumlah 285.226

Sumber: Pabrik Sumatera Baru

(36)

4.1.2 Biaya Pemesanan Bahan Baku Kelapa

Biaya Pemesanan Pabrik Sumatera Baru Tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Biaya Pemesanan Bahan Baku Kelapa Tahun 2019

Jenis Biaya Biaya (Rp)

Biaya Administrasi 300.000

Biaya Telepon 13.000.000

Jumlah 13.300.000

Sumber: Pabrik Sumatera Baru

Biaya pemesanan ini bersifat konstan, dimana besarnya tidak tergantung dari besarnya nilai atau banyaknya bahan yang dipesan sehingga persediaan Kelapa di Pabrik Sumatera Baru membutuhkan biaya pemesanan yang sama.

Biaya Pemesanan = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛

𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑆𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

=13.300.000

12

= Rp1.108.333,33 perpesan / perbulan 4.1.3 .Biaya Penyimpanan Bahan Baku

Biaya Penyimpanan adalah biaya yang timbul karena disimpannya suatu barang.

Biaya penyimpanan ini bergantung pada jumlah barang yang disimpan tanpa memperhitungkan batas kadaluarsa.

Tabel 4.3 Biaya PenyimpananBahan Baku Kelapa Tahun 2019

Jenis Biaya Biaya (Rp)

Biaya Air 50.000.000

Biaya Listrik 75.000.000

Jumlah 125.000.000

Sumber : Pabrik Sumatera Baru

(37)

25

Besarnya biaya penyimpanan bahan baku kelapa adalah dengan menggunakan rumus:

Biaya penyimpanan =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛

= 125.000.000 285.226

= Rp438,25

4.1.4 Biaya Persediaan Bahan Baku Perusahaan

Dengan menggunakan rumus (2.15) maka dapat dihitung total biaya persediaan perusahaan sebagai berikut:

𝑇𝐼𝐶𝑝𝑒r = Biaya Penyimpanan + Biaya Pemesanan 𝑇𝐼𝐶𝑝𝑒r = (𝐷̅ × 𝐻) + (𝑛 × 𝑆)

= (23.768,83× 438,25) + (12 ×1.108.333,33)

= Rp10.416.689,75 + Rp13.299.999,96 𝑇𝐼𝐶.𝑝𝑒r = Rp23.716.689,71

Pada Pabrik Sumatera Baru Kota Tanjungbalai didapat total biaya persediaan tahun 2019 adalah Rp23.716.689,71

4.2 Pengolahan Data

di dalam data terdapat beberapa langkah yang dilakukan yaitu:

1. Menguji kenormalan data dengan uji“Liliefors”.

2. Menentukan pesanan yang ekonomis dan banyaknya pemesanan yang harus dilakukan pada tahun2019.

3. Menentukan banyaknya persediaanpengaman.

4. Menentukan titik pemesananulang.

5. Menentukan total biaya persediaan bahanbaku.

(38)

4.2.1 Menguji Kenormalan data dengan uji Liliefors

Datapermintaanbahan baku kelapa pada tahun 2019 diuji kenormalannya dengan menggunakan Uji NormalitasLiliefors.

Langkah-langkah pengujian data permintaan bahan baku kelapa pada tahun 2019 sebagaiberikut:

1. Rata-rata permintaan bahan baku kelapa:

𝑋̅

=

𝑛𝑖=1𝑋𝑖

𝑛

𝑋̅

=

285.226

12

𝑋̅

=

23.768,83

2. Standar deviasi permintaan bahan baku kelapa:

Tabel 4.4 Standar Deviasi Permintaan Bahan Baku Kelapa

Bulan

X

𝑋̅ (

X -

𝑋̅) (

X -

𝑋̅)2

Januari 25.603 23.768,83 1.834,17 3.364.179,59

Februari 23.754 23.768,83 -14,83 219,93

Maret 25.009 23.768,83 1.240,17 1.538.021,63

April 24.236 23.768,83 467,17 218.247,81

Mei 23.889 23.768,83 120,17 14.440,83

Juni 20.724 23.768,83 -3.044,83 9.270.989,73

Juli 21.630 23.768,83 -2.138,83 4.574.593,77

Agustus 24.578 23.768,83 809,17 654.756,09

September 23.921 23.768,83 152,17 23.155,71

Oktober 24.621 23.768,83 852,17 726.193,71

November 22.738 23.768,83 -1.030,83 1.062.610,49

Desember 24.523 23.768,83 754,17 568.772,39

Jumlah 285.226 22.016.181,67

(39)

27

S =

𝑛𝑖=1( 𝑋𝑖 − 𝑋̅ )2

𝑛 − 1

S =

22.016.181,67 12 − 1 S = 1.414,73

3. Hitung𝑍𝑖dengan rumus:

𝑍𝑖 = 𝑋𝑖 − 𝑋̅

𝑆

𝑍1 = 25.603 − 23.768,83

1.414,73 = 1,30 𝑍2 = 23.754 − 23.768,83

1.414,73 = −0,01

𝑍3 = 25.009 − 23.768,83

1.414,73 = 0,88 𝑍4 = 24.236 − 23.768,83

1.414,73 = 0,33 𝑍5 = 23.889 − 23.768,83

1.414,73 = 0,08 𝑍6 = 20.724 − 23.768,83

1.414,73 = −2,15 𝑍7 = 21.630 − 23.768,83

1.414,73 = −1,51 𝑍8 = 24.578 − 23.768,83

1.414,73 = 0,57 𝑍9 = 23.921 − 23.768,83

1.414,73 = 0,11 𝑍10 = 24.621 − 23.768,83

1.414,73 = 0,60 𝑍11 = 22.738 − 23.768,83

1.414,73 = −0,73 𝑍12 = 24.523 − 23.768,83

1.414,73 = 0,53

(40)

4. Menentukan nilai𝐹(𝑍𝑖) dimana 𝑖 = 1, 2, 3, … , 12dengan menggunakan persamaan (2.4) daftar luas dibawah kurva normal 𝐹(𝑍𝑖) = 𝑃(𝑍 ≤ 𝑍𝑖)

𝐹(𝑍1) = 𝑃(𝑍 ≤ 1,30) = 0,9032 𝐹(𝑍2) = 𝑃(𝑍 ≤ −0,01 ) = 0,4960 𝐹(𝑍3) = 𝑃(𝑍 ≤ 0,88 ) = 0,8106 𝐹(𝑍4) = 𝑃(𝑍 ≤ 0,33) = 0,6293 𝐹(𝑍5) = 𝑃(𝑍 ≤ 0,08 ) = 0,5319 𝐹(𝑍6) = 𝑃(𝑍 ≤ −2,15 ) = 0,0158 𝐹(𝑍7) = 𝑃(𝑍 ≤ −1,51) = 0,0655 𝐹(𝑍8) = 𝑃(𝑍 ≤ 0,57) = 0,7157 𝐹(𝑍9) = 𝑃(𝑍 ≤ 0,11 ) = 0,5438 𝐹(𝑍10) = 𝑃(𝑍 ≤ 0,60) = 0,7257 𝐹(𝑍11) = 𝑃(𝑍 ≤ −0,73 ) = 0,2327 𝐹(𝑍12) = 𝑃(𝑍 ≤ 0,53 ) = 0,7019

5. Menghitung proporsi𝑍1, 𝑍2, 𝑍3, … , 𝑍𝑛 ≤ 𝑍𝑖yang lebih kecil atau sama dengan 𝑍𝑖 berdasarkan persamaan (2.5):

𝑆(𝑍𝑖) = banyaknya 𝑍1,𝑍2,𝑍3,…,𝑍𝑛≤𝑍𝑖

n

𝑆(𝑍1) = 𝑍1,𝑍2,𝑍3,𝑍4,𝑍5,𝑍6,𝑍7,𝑍8,𝑍9,𝑍10,𝑍11,𝑍12

12 = 12

12 = 1 𝑆(𝑍2) = 𝑍2,𝑍6,𝑍7,𝑍11

12 = 4

12 = 0,3333 𝑆(𝑍3) = 𝑍2,𝑍3,𝑍4,𝑍5,,𝑍6,𝑍7,𝑍8,𝑍9,𝑍10,𝑍11,𝑍12

12 = 11

12 = 0,9166 𝑆(𝑍4) = 𝑍2,𝑍4,𝑍5,,𝑍6,𝑍7,𝑍9,𝑍11

12 = 7

12 = 0,5833 𝑆(𝑍5) = 𝑍2,𝑍5,,𝑍6,𝑍7,𝑍11

12 = 5

12 = 0,4166 𝑆(𝑍6) = 𝑍6

12 = 1

12 = 0,0833

(41)

29

𝑆(𝑍7) = 𝑍6,𝑍7

12 = 2

12 = 0,1666 𝑆(𝑍8) = 𝑍2,𝑍4,𝑍5,𝑍6,𝑍7,𝑍8,𝑍9,𝑍11,𝑍12

12 = 9

12 = 0,75 𝑆(𝑍9) = 𝑍2,𝑍5,,𝑍6,𝑍7,𝑍9,𝑍11

12 = 6

12 = 0,50 𝑆(𝑍10) = 𝑍2,𝑍4,𝑍5,,𝑍6,𝑍7,𝑍8,𝑍9,𝑍10,𝑍11,𝑍12

12 = 10

12 = 0,8333 𝑆(𝑍11) = 𝑍6,𝑍7,𝑍11

12 = 3

12 = 0,25 𝑆(𝑍12) = 𝑍2,𝑍4,𝑍5,𝑍6,𝑍7,𝑍9,𝑍11,𝑍12

12 = 8

12 = 0,6666

6. Menghitung selisih|𝐹(𝑍𝑖) − 𝑆(𝑍𝑖)| untuk 𝑖 = 1, 2, 3, . . . ,12, maka:

|𝐹(𝑍1) − 𝑆(𝑍1)| = |(0,9032) − (1)| = 0,0968

|𝐹(𝑍2) − 𝑆(𝑍2)| = |(0,4960) − (0,3333)| = 0,1627

|𝐹(𝑍3) − 𝑆(𝑍3)| = |(0,8106) − (0,9166)| = 0,1060

|𝐹(𝑍4) − 𝑆(𝑍4)| = |(0,6293) − (0,5833)| = 0,0460

|𝐹(𝑍5) − 𝑆(𝑍5)| = |(0,5319) − (0,4166)| = 0,1153

|𝐹(𝑍6) − 𝑆(𝑍6)| = |(0,0158) − (0,0833)| = 0,0675

|𝐹(𝑍7) − 𝑆(𝑍7)| = |(0,0655) − (0,1666)| = 0,1011

|𝐹(𝑍8) − 𝑆(𝑍8)| = |(0,7157) − (0,75)| = 0,0343

|𝐹(𝑍9) − 𝑆(𝑍9)| = |(0,5438) − (0,50)| = 0,0438

|𝐹(𝑍10) − 𝑆(𝑍10)| = |(0,7257) − (0,8333)| = 0,1076

|𝐹(𝑍11) − 𝑆(𝑍11)| = |(0,2327) − (0,25)| = 0,0173

|𝐹(𝑍12) − 𝑆(𝑍12)| = |(0,7019) − (0,6666)| = 0,0353

(42)

Tabel 4.5 Uji Normalitas Liliefors Data Permintaan Bahan Baku Kelapa

No 𝑿𝒊 𝒁𝒊 𝑭(𝒁𝒊) 𝑺(𝒁𝒊) |𝑭(𝒁𝒊) − 𝑺(𝒁𝒊)|

1 25.603 1,30 0,9032 1 0,0968

2 23.754 −0,01 0,4960 0,3333 0,1627

3 25.009 0,88 0,8106 0,9166 0,1060

4 24.236 0,33 0,6293 0,5833 0,0460

5 23.889 0,08 0,5319 0,4166 0,1153

6 20.724 −2,15 0,0158 0,0833 0,0675

7 21.630 −1,51 0,0655 0,1666 0,1011

8 24.578 0,57 0,7157 0,75 0,0343

9 23.921 0,11 0,5438 0,50 0,0438

10 24.621 0,60 0,7257 0,8333 0,1076

11 22.738 −0,73 0,2327 0,25 0,0173

12 24.523 0,53 0,7019 0,6666 0,0353

Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑀𝑎𝑥[|𝐹(𝑍𝑖) − 𝑆(𝑍𝑖)|] = 0,1627

𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝐿𝛼(𝑛) , diperoleh dari tabel Uji Kenormalan Liliefors dengan taraf nyata 𝛼 = 0,05 dan 𝑛 = 12

𝐿𝛼(𝑛)= 𝐿0,05(12) = 0,2420

Maka 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ,sehingga𝐻0diterima.DariUjiKenormalanLiliefors dapat disimpulkan bahwa data permintaan bahan baku kelapa pada Pabrik Sumatera Baru Tanjungbalai pada periode Januari-Desember tahun 2019 mengikuti distribusi normal. Dengan demikian, perhitungan dengan pengendalian persediaan dapat dilakukan dengan metodeEconomic Order Quantity(EOQ).

(43)

31

4.2.2 Penentuan pemesanan yang ekonomis dengan metode Economic Order Quantity (EOQ).

Untuk menentukan pemesanan yang ekonomis dengan metode EOQ menggunakan rumus:

EOQ

=

2𝐷𝑆

𝐻

EOQ =

2 × 285.226 × 1.108.333,33 438,25

EOQ =

632.250.964.765,16 438,25

EOQ =√1.442.671.910,47 EOQ =37.982,52 kg

Maka, diperoleh pemesanan yang ekonomis untuk kelapa adalah37.982,52 kg.

Dengan frekuensi pemesanan yang optimal yang diperlukan adalah:

F =

𝐷

𝐸𝑂𝑄

F =

285.226

37.982,52

F =

7,5 atau 8 kali pemesanan.

4.2.3 Penentuan Banyaknya Persediaan Pengaman (Safety Stock)

Persediaan pengaman sangat diperlukan dalam sebuah perusahan karena berfungsi untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan barang, sehingga memperlancar kegiatan penjualan. Untuk menentukan banyaknya persediaan pengaman diperlukan standar deviasi untuk pemakaian masing-masing bahan baku pada tahun 2019 dan juga faktor pengaman (Z) yang digunakan oleh perusahaan. Perusahaan mengharapkan terjadinya stock out hanya 5% dan dapat dilihat dari tabel berdistribusi normal (tabel Z terlampir) didapat nilai error yang diharapkan 5%, maka nilai faktor pengaman Z yang digunakan adalah 1,65.

(44)

Untuk menentukan banyaknya persediaan pengaman menggunakan rumus:

Safety Stock = 𝜎. 𝑍

Safety Stock= 1.414,73 𝑥 1,65 Safety Stock= 2.334,30kg

Maka, banyaknya persediaan pengaman untuk kelapa yaitu sebesar2.334 kg.

4.2.4 Penentuan Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)

Titik pemesanan kembali merupakan waktu tertentu dimana perusahaan harus mengadakan pemesanan bahan baku kembali sebelum persediaan yang ada di gudang habis. Dalam perhitungan reorder point, perusahaan perlu mempertimbangkan juga tentang lead time atau waktu tunggu. Perusahaan melakukan pembelian bahan baku adalah 1 hari. Sebelum melakukan ROP, terlebih dahulu harus mencari berapa banyak pemakaian bahan baku perhari (d) adalah:

d = 𝐷 𝑡 dengan:

D = Jumlah pemakaian bahan baku

t = Jumlah hari kerja pertahun adalah 312 hari.

d = Pemakaian bahan baku perhari

d = 285.226 312 = 914,19

Untuk menentukan titik pemesanan kembali menggunakan rumus:

ROP = Safety Stock + (Lead Time x d)

=2.334,30+ (1 x 914,19)

=3.248,49

Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa ketika jumlah persediaan kelapa yang ada digudang mencapai jumlah 3.248,49 atau 3.248 kg, maka pabrik harus melakukan pemesanan persediaan kelapa untuk bulan berikutnya.

(45)

33

4.2.5 Penentuan Total Biaya Persediaan Bahan Baku

Berdasarkan metode Economic Order Quantity, maka total biaya persediaan bahan baku di Pabrik Sumatera Baru adalah :

TICEOQ= 𝐷

𝑄𝑆 + 𝑄

2𝐻 TICEOQ = 285.226

37.982,521.108.333,33 +37.982,52

2 438,25

TICEOQ = 8.322.920,18 + 8.322.919,70 TICEOQ = 16.645.839,88

Maka, diperoleh total biaya persediaan untuk kelapa adalah Rp16.645.839,88.

Tabel 4.6 Perhitungan Biaya Bahan Baku Kelapa Menurut Metode Economic Order Quantity (EOQ) Tahun 2019

EOQ Safety Stock (Kg)

Reorder Point

(Kg)

Biaya Total Pemesanan

(Rp)

Biaya Penyimpana

n (Rp)

Biaya Total Persediaan

(Rp)

Q SS ROP 𝐷

𝑄𝑆 𝑄

2𝐻 𝐷𝑄𝑆 + 𝑄2𝐻

37.982,52 2.334,30 3.248,49 8.322.920,18 8.322.919,70 16.645.839,88

Adapun perbandingan Total Inventory Cost (TIC) persediaan menurut perusahaan dengan Total Inventory Cost (TIC) berdasarkan metode Economic Order Quantity (EOQ) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Perbandingan Biaya Bahan Baku Kelapa Perusahaan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Tahun 2019

TIC Perusahaan (Rp) TIC EOQ (Rp) Selisih (Rp/%) 23.716.689,71 16.645.839,88 7.070.849,83 29,81

Terdapat perbedaan total biaya persediaan yang signifikan antara TIC𝑝𝑒𝑟dengan TIC𝐸𝑂𝑄yaitu selisihRp7.070.849,83 atau 29,81%Penyebabnyadapatdilihatdari perbandingan kedua rumus. Pada rumus EOQterlebih dahulu dihitung jumlah

Referensi

Dokumen terkait

Kurikulum yang diterapkan di SMP Negeri 1 Belitang Hilir adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan alokasi waktu untuk pelajaran Seni Budaya yaitu

Maka dalam proses pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT dalam pembelajaran PAI, dan penggunaan media harus didasarkan pada pertimbangan bahwa media tersebut

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan kerja adalah keadaan di dalam tempat bekerja yang mencerminkan hubungan

Dengan mengetahui struktur dan morfologi selulosa bacterial, material sintetik dapat didisain untuk memiliki sifat mekanik yang tepat, dengan bentuk,

Setelah lama bergelut dengan region, saya menemui kendala yaitu akan cukup sulit menggunakan region bila bentuk form yang akan kita buat tidak sama dengan bentuk dasar

Kelompok Tani di Kecamatan Sungai Tabuk pengelolaan nya dilaksanakan oleh Kios Warga Tani yang merupakan salah satu kios di Kecamatan Sungai Tabuk yang dipilih

Kata  “komunikasi” merupakan asal  dari bahasa latin, communis,

Penulisan ini membahas tentang pembuatan aplikasi RSS reader yang digunakan untuk membaca topik-topik berita dari situs-situs berita yang telah menerapkan teknologi RSS pada