• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI PENGARUH VARIASI EFFERVESCENT MIX PADA FORMULASI GRANUL EFERVESEN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Laporan Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UJI PENGARUH VARIASI EFFERVESCENT MIX PADA FORMULASI GRANUL EFERVESEN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Laporan Penelitian"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

(Garcinia mangostana L.)

Laporan Penelitian

Disusun Oleh :

Disusun Oleh:

Anna Pradiningsih M.Sc.,Apt (NIDN 0430108803) Asep Suparman M.Farm., Apt (NIDN 0428048701)

Muhamad Reza Uwaisqorni (NIM 01013107) Andi Purnama (NIM 01014309)

Rutiiis (NIM 01013172)

SEKOLAH TINGGI FARMASI YPIB CIREBON SK. Mendiknas RI No. 1840/D/2004

Jl. Perjuangan-Majasem-Cirebon Telp./Fax. (0231) 488759 CIREBON

2017

(2)

ii 1. Judul Penelitian UJI PENGARUH VARIASI EFFERVESCENT MIX

PADA FORMULASI GRANUL EFERVESEN

EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

2. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap b. NIDN

c. Jenis Kelamin 3. Anggota 1

a. Nama Lengkap b.NIDN

c. Jenis Kelamin 4. Anggota 2

a. Nama Lengkap b. NIM

c. Jenis Kelamin 5. Anggota 2

a. Nama Lengkap b. NIM

c. Jenis Kelamin 6. Anggota 2

a. Nama Lengkap b. NIM

c. Jenis Kelamin 7. Alamat

Anna Pradiningsih M.Sc.,Apt 0430108803

Perempuan

Asep Suparman M.Farm 0428048701

Laki-laki

Muhamad Reza Uwaisqorni 01013107

Laki laki Andi Purnama 01014309 Laki-laki Rutiis 01013172 Perempuan

Sekolah Tinggi Farmasi (STF) YPIB Cirebon Jl. Perjuangan Majasem Cirebon

6. Lama Penelitian 6 Bulan (Agustus 2016 – Januari 2017)

7. Biaya Rp. 9.000.000.,00

8. Sumber Dana Yayasan Sekolah Tinggi Farmasi YPIB Cirebon

(3)

iii Anna Pradiningsih, M.Sc., Apt NIDN 0430108803

Mengetahui

(4)

iv UJI PENGARUH VARIASI EFFERVESCENT MIX PADA FORMULASI GRANUL EFERVESEN EKSTRAK KULIT

BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

NO Uraian Vol Satuan Total Harga

1 Pembentukan tim penelitian

- kordinator (1orang) 6 200.000 1.200.000

- Peneliti (2orang) 6 100.000 1.200.000

- Pembantu peneliti (1orang) 6 75.000 450.000

2 Pengumpulan Data dan Studi Literatur 500.000

3 Percobaan Laboratorium

- Belanja Bahan Baku 1 2.450.000 2.450.000

4 Penerapan

- pengujian laboratorium 1 2.500.000 2.500.000

5 Evaluasi dan Pembuatan Laporan

- Atk 1 500.000 500.000

- Penjilidan dan Penggadaan Laporan 2 100.000 200.000

Total Anggaran 9.000.000

(5)

v Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dengan lancar.

Penyusunan laporan penelitian ini bertujuan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam mendapatkan suatu alternatif bahan alam sebagai produk yang dapat dijadikan pengobatan dan memotifasi mahasiswa. Dalam hal ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT yang mendengarkan dan mengabulkan doa penulis

2. Bapak H. Satmaja., BA, sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Imam Bonjol 3. Bapak H. Ahmad Azrul Zuniarto., M.Farm., Apt, selaku Ketua Sekolah

Tinggi Farmasi YPIB Cirebon

Akhirnya pada Allah lah penulis memohon perlindungan, mudah mudahan laporan penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi bahan pertimbangan dan pengkajian ilmu pengetahuan yang lebih luas bagi penulis, mahasiswa dan semua pihak yang membaca.

Wasalam,

Cirebon, Januari 2017

Penulis

(6)

vi

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

BIAYA PENELITIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL………..…… viii

DAFTAR GAMBAR………. ix

ABSTRAK………..x

ABSTRACT………..xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 3

1.3 Identifikasi Masalah ... 4

1.4 Perumusan Masalah ... 4

1.5 Tujuan Penelitian ... 4

1.6 Manfaat Penelitian... 5

1.7 Tempat dan Waktu Penelitian... 6

1.8 Hipotesis... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...

2.1 Tanaman Kulit Buah Manggis (Garcia mangostana Linn.) ... 8

(7)

vii

2.1.4 Kandungan dan khasiat Tanaman ... 9

2.2 Simplisia ... 10

2.2.1 Pengertian Simplisia ... 10

2.2.2 Tahapan Pembuatan Simplisia ... 11

2.3 Tinjauan Ekstrak... ... 13

2.3.1 Metode pembuatan Ekstrak ... 14

2.4 Granul ... 16

2.4.1 Pengertian Granul dan Granul Efervesen ... 16

2.4.2 Komponen Granul Efervesen ... 17

2.4.3 Metode Pembuatan Granul Efervesen ... 18

2.4.4 Evaluasi Granul ... 20

2.4 Monografi Bahan... ... 24

2.4.1 Asam Sitrat ... 24

2.4.2 Asam Tartrat ... 24

2.4.3 Natrium Bikarbonat ... 25

2.4.4 Pulvis Gummi Acacia ... 25

2.4.5 Aspartam ... 26

2.4.6 Laktosa ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ...

3.1 Objek Penelitian ... 27

(8)

viii

3.1.3.1 Variabel Penelitian... 28

3.1.3.2 Operasional Variabel Penelitian... 29

3.2 Metode Penelitian... 30

3.3 Desain Penelitian... 31

3.4 Alat dan Bahan Peneitian... 32

3.4.1 Alat Penelitian... 32

3.4.2 Bahan Penelitian... 32

3.5 Langkah Kerja... 33

3.5.1 Determinasi Tanaman... 33

3.5.2 Pengumpulan Bahan... 33

3.5.3 Pembuatan Ekstrak Kulit Buah Manggis ... 34

3.5.4 Formula Granul Efervesen... ... 34

3.5.5 Pembuatan Granul Efervesen Ekstrak Kering Kulit Buah Manggis ... 35

3.5.5 Evaluasi Granul Efervesen Ekstrak Kering Kulit Buah Manggis ... 36

3.6 Teknik Pengumpulan Data... ... 39

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data... ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 42

(9)

ix

4.1.4 Hasil Uji Organoleptik Granul ... 45

4.1.5 Uji Kesukaan ... 47

4.1.6 Uji Stabilitas Dipercepat ... 49

4.2 Analisis Data ... 54

4.2.1 Uji Kadar Air ... 55

4.2.2 Uji Waktu Larut ... 56

4.3.3 Kompressibilitas ... 57

4.2.4 Kecepatan Alir ... 58

4.2.5 Sudut Istirahtat ... 59

4.3 Pembahasan ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran ... 66 DAFTAR PUSTAKA……….

LAMPIRAN………

(10)

x DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Rancangan Penelitian ... 6

Tabel 2.1 Tingkat Kesukaan Uji Tanggap Rasa ... 21

Tabel 2.1 Indeks Konsoliditas ( K ) ... 22

Tabel 2.2 Indeks Alir ... 23

Tabel 2.3 Sudut Istirahat Granul... 23

Tabel 3.1 Formula Granul Effervesen Kulit Buah Manggis ... 35

Tabel 4.1 Data hasil penelitian evaluasi fisik granul ... 43

Tabel 4.2 Indeks Konsolidasi ... 44

Tabel 4.3 Indeks Alir ... 44

Tabel 4.4 Susut Istirahat ... 44

Tabel 4.5 Uji organoleptik Granul ... 45

Tabel 4.6 Hasil uji Kesukaan ... 46

Tabel 4.7 Nilai Kesukaan ... 47

Tabel 4.8 Hasil Uji Fisik Stabilitas Dipercepat Suhu 0°C ... 49

Tabel 4.9 Hasil Uji Organoleptik Stabilitas Dipercepat Suhu 0°C ... 50

Tabel 4.10 Hasil Uji Fisik Stabilitas Dipercepat Suhu 25°C ... 51

Tabel 4.11 Hasil Uji Organoleptik Stabilitas Dipercepat Suhu 25°C ... 51

Tabel 4.12 Hasil Uji Fisik Stabilitas Dipercepat Suhu 40°C ... 52

Tabel 4.13 Hasil Uji Organoleptik Stabilitas Dipercepat Suhu 40° ... 53

(11)

xi

Tabel 4.17 Hasil analisis regresi linier Kecepatan Alir ... 58

Tabel 4.18 Hasil analisis regresi linier Sudut Istirahat ... 59

(12)

xii

Gambar 3.1 Desain Operasional Variabel ... 29

Gambar 3.2 Desain Penelitian ... ... 31

(13)

ABSTRAK

Uji Pengaruh Variasi Effervescent Mix Pada Formulasi Granul Efervesen Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L)

Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang banyak manfaat tetapi penggunaannya belum optimal dan telah diteliti memiliki aktivitas farmakologi sebagai antioksidan, antikanker, antiinflamasi, antibakteri, antifungi, dan lain-lain. Inovasi dibuat sediaan efervesen agar lebih nyaman dan praktis untuk dikonsumsi. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh formulasi granul efervesen dengan bahan berkhasiat ekstrak kering kulit buah manggis, penelitian Formulasi Granul Efervescen Ekstrak Kering Kulit Buah Manggis dengan variasi formulasi I, II dan III dimana kandungan campuran asam dan basa efervescent mix (asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat) secara berturut-turut adalah formula 1 = 1 : 2 : 2.5, formula 2

= 1 : 2 : 3 dan formula 3 = 1 : 2 : 3.5 dan penambahan beberapa zat tambahan lain dengan cara pembuatan granul basah, kemudian dilakukan beberapa pengujian evaluasi fisik granul efervesen yang meliputi uji kadar air, waktu larut, kompresibilitas, kecepatan alir, sudut istirahat. Dan juga uji stabilitas dipercepat selama 4 minggu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua formula memenuhi persyaratan evaluasi fisik granul kecuali pada pengujian kadar air granul.

Kata kunci : kulit buah manggis, formulasi, granul, efervesen,

(14)

ABSTRACT

The influence test of Effervescent Mix Variations on Effervescent Granule Formulation of MANGOSTEEN Peel extract (Garcinia mangostana L)

Mangosteen peel (Garcinia mangostana L.) is one of the traditional medicinal plants which have many benefits but has not been used optimally which has been research to have pharmacological activity as antioxidants, anticancer, antiinflamation, antibacterial, antifungi and many more. Innovation is made efervesen preparations to be more comfortable and practical for consumption.

This research was conducted to obtain efervesen granule formulation with nutritious ingredients of dried extract of mangosteen peel, research of granule effervescent formulation of Mangosteen Peel extract with variation of formulation I, II dan III where the content of effervescent mix (acidum citricum, acidum tartaricum and sodium bicarbonat) in a row is formula 1 = 1 : 2 : 2.5, formula 2

= 1 : 2 : 3 dan formula 3 = 1 : 2 : 3.5 and also the additions of additives, then performed several tests of physical evaluation of granule include water content test, dissolves time, Compressibility, flowability test, corner break test. And also accelerated stability test for 4 weeks. Dan juga uji stabilitas dipercepat selama 4 minggu. The results of this study indicate that all formulas meet the requirements of physical evaluation of granules except in the test of granule water content.

Keyword : mangosteen peel, formulation, granules, effervescent,

(15)

1 1.1 Latar belakang

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (sediaan galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan dan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional dari masa ke masa hanya dikemas dalam bentuk yang sederhana, kurang menarik dan rasa yang kurang enak. Obat tradisional bentuk cair kurang praktis serta banyak kekurangan seperti mudah tumbuh jamur, sediaan serbuk biasanya mempunyai rasa yang pahit. Sehingga dewasa ini obat tradisional banyak diproduksi di masyarakat dalam sediaan kapsul untuk mengurangi rasa dan bau yang kurang enak (Anonim, 2003).

Berdasarkan kekurangan bentuk sediaan obat tradisional yang disebut di atas dan juga sebagai alternatif apabila pasien tidak dapat minum obat dalam bentuk kapsul dan tuntutan masyarakat yang menginginkan dapat mengkomsumsi sediaan yang lebih praktis, maka penulis ingin melakukan penelitian formulasi obat tradisional dalam bentuk sediaan efervesen.

Efervesen memiliki beberapa keuntungan, antara lain, memberi cita rasa

menyenangkan karena karbonasi membantu menutup rasa zat aktif yang tidak

menyenangkan, efervesen mudah digunakan setelah dilarutkan, nyaman, dan

(16)

merupakan bentuk sediaan mengandung zat aktif yang telah diukur, dapat dikemas individual untuk mencegah masuknya kelembaban sehingga menghindari masalah ketidakstabilan kandungan selama masa penyimpanan.

Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan pohon buah yang berasal dari daerah asia tenggara meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand dan Myanmar. Secara umum, orang hanya mengkonsumsi buahnya saja dan cenderung membuang kulit buah manggis tersebut. Menurut Soedibyo (2008) dalam Alam Sumber Kesehatan kandungan metabolit sekunder dalam kulit buah manggis yaitu tannin dan xanthone.

Xanthone merupakan substansi kimia alami yang tergolong senyawa polyphenolic.

Senyawa xanthone, mangostin, garsinone, flavonoid dan tannin di buah manggis merupakan senyawa bioaktif fenolik. Senyawa-senyawa ini diduga berperan dalam menentukan jumlah antioksidan pada manggis. Beberapa penelitian menyebutkan kulit buah manggis memiliki aktivitas farmakologi sebagai antioksidan, antikanker, antiinflamasi, antibakteri, antifungi, dan lain-lain (Chaverri et al. 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Nyoman Arsana, 2014 dimana ekstrak kulit buah manggis pada dosis 50-300 mg mampu menurunkan stres oksidatif akibat kekurangan antioksidan.

Pada penelitian sebelumnya Misbakhul Munir, 2012 membuat tablet efervesen dengan formulasi efervesen mix 60%, 70%, 80% dengan perbandingan asam sitrat, asam tartat, dan natrium bikarbonat 1 : 2 : 3.4. Hasil penelitian memenuhi syarat evaluasi granul dan tablet efervesen. Serta penelitian Lisma Burhan 2012 formulasi granul efervesen dengan variasi rasio asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat: formula 1 = 1 : 2 : 2.5, formula 2 = 1 : 2 : 3, formula 3 = 1 : 2 : 3.5. Semua formula tersebut memenuhi syarat evaluasi granul efervesen.

(17)

Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul penelitian “Uji Pengaruh Variasi Effervescent Mix Pada Formulasi Granul Efervesen Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)”

1.2 Batasan Masalah

1)

Bagian tanaman yang digunakan dari Manggis adalah kulit buahnya yang diekstraksi menggunakan metode maserasi pelarut etanol 70%

.

2) Kandungan campuran asam-basa (effervescent mix) 70% dari granul yang dibuat dengan berbagai perbandingan effervescent mix (asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat) yang digunakan dari formulasi granul efervesen (formula 1 = 1 : 2 : 2.5, formula 2 = 1 : 2 : 3 dan formula 3 = 1 : 2 : 3.5).

3) Pengujian evaluasi mutu granul yang dilakukan meliputi kadar air, uji organoleptik, uji kelarutan, uji kesukaan, kompressibilitas, kecepatan alir dan sudut istirahat.

4) Uji stabilitas dilakukan dengan cara dipercepat pada suhu 0, 25 dan 40 °C selama 4 minggu.

1.3 Identifikasi Masalah

(18)

1) Adanya pengaruh perbedaan kandungan effervescent mix dari formulasi granul efervesen terhadap pengujian formulasi sediaan granul efervesen ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostanae L.).

2) Sediaan granul efervesen ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostanae L.) stabil selama penyimpanan pada suhu dan waktu tertentu.

1.4 Perumusan Masalah

1) Apakah formulasi granul efervesen kulit buah manggis

(

Garcinia mangostana L.

)

yang dibuat dengan variasi perbandingan effervescent mix memenuhi syarat evaluasi granul ?

2) Apakah perbedaan variasi effervescent mix mempengaruhi hasil pengujian evaluasi fisik granul ?

3) Apakah terdapat pengaruh dari pengujian stabilitas dipercepat formulasi granul efervesen kulit buah manggis

(

Garcinia mangostana L.

)

pada penyimpanan suhu dan waktu tertentu terhadap pengujian evaluasi fisik granul ?

1.5 Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui apakah formulasi granul efervesen kulit buah manggis

(

Garcinia mangostana L.

)

yang dibuat dengan variasi perbandingan effervescent mix memenuhi syarat evaluasi fisik granul

.

2) Untuk mengetahui apakah perbedaan variasi effervescent mix

mempengaruhi hasil pengujian evaluasi fisik granul.

(19)

3) Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari pengujian stabilitas dipercepat formulasi granul efervesen kulit buah manggis

(

Garcinia mangostana L.

)

pada penyimpanan suhu dan waktu tertentu terhadap pengujian evaluasi granul

.

1.6 Manfaat Penelitian 1) Bagi Penulis

Mengetahui cara pembuatan granul efervesen ekstrak kulit buah manggis dan evaluasi mutu granul efervesen yang baik meliputi uji organoleptik, uji waktu larut, kadar air, kompresibilitas, kecepatan alir, sudut istirahat.

2) Bagi Masyarakat

Memberikan informasi mengenai sediaan granul efervesen untuk ekstrak kering kulit buah manggis.

3) Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menambah literatur bagi para mahasiswa dalam pembuatan skripsi berikutnya.

(20)

1.7 Tempat dan Waktu Penelitian

1.7.1 Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di laboratorium Farmasetika Sekolah Tinggi Farmasi (STF) YPIB Cirebon dan Laboratorium Farmasetika Akademi Farmasi Muhammadiyah Cirebon.

1.7.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmasetika STF YPIB Cirebon dan Laboratorium Farmasetika Akademi Farmasi Muhammadiyah Cirebon pada bulan Agustus 2016 sampai dengan bulan Januari 2017.

Tabel 1.1 Waktu Penelitian

Rancangan Kegiatan

Tahun 2016 – 2017

Juli Agus Sep Okt Nov Des Jan 17 Penulisan

Proposal Pengumpulan

Proposal

(21)

Penelitian Pengumpulan

Data Pembahasan Pengumpulan

Laporan

1.8 Hipotesis

H0 : Perbedaan komposisi effervescent mix tidak mempengaruhi kualitas formula granul efervesen kulit buah manggis (Garcinia mangostanae L.).

H1: Perbedaan komposisi effervescent mix mempengaruhi kualitas formula granul efervesen kulit buah manggis (Garcinia mangostanae L.).

(22)

26

2.1 Tinjauan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn)

(sumber : google images) 2.1.1 Klasifikasi tanaman

Klasifikasi buah manggis menurut Hutapea (2006) kedudukan taksonomi dari Garcinia mangostana Linn. yaitu :

a. Kingdom : Plantae

b. Divisi : Spermatophyta c. Sub divisi : Angiospermae d. Kelas : Dicotyledonae e. Ordo : Guttiferanales f. Famili : Guttiferae g. Genus : Garcini

h. Spesies : Garcinia mangostana Linn.

(23)

2.1.2 Nama lain

a. Nama daerah : Jawa Barat : Manggu, Lampung : Manggus, Minangkabau : Mangih, Jawa : Manggis

b. Nama : Belanda : Manggistan, Inggris : Manggosteen, Jerman : Mangastane, Hindi : Mangustan, Perancis : Mangostan,

Malaysia : Mangusta.

2.1.3 Morfologi tanaman

Manggis merupakan tumbuhan pepohonan, yang memiliki tinggi hingga 15 meter. Mempunyai batang berkayu, bulat, tegak bercabang simodial dan berwarna hijau kotor. Berdaun tunggal, lonjong, ujung runcing, pangkal tumpul tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 20-25 cm lebar 6-9 cm, tebal, tangkai silindris hijau. Bunga tunggal, berkelamin dua, diketiak daun. Buah seringkali, bersalut lemak berdiameter 6-8 cm dengan warna coklat keunguan. Biji bulat berdiameter 2 cm, dalam satu buah terdapat 5-7 biji (Hutapea, 2006).

2.1.4 Kandungan dan khasiat zat aktif kulit buah (Garcinia mangostana Linn)

Kandungan kimia kulit manggis diantaranya adalah xanton, mangostin, garsinon, flavonoid dan tannin (Heyne, 1997). Kurang lebih enam puluh xanton diisolasi dari Garcinia mangostana a-mangostin, ß- mangostin, 1-isomangostin, 3-isomangostin, 9-hidroksicalabaxanton, 8- deoksiagartanin, dimetilcalabaxanton, garsinon B, garsinon D, garsinon E, gartanin, mangostanal, mangostanin, dan mangostinon (Walker, 2007). Beberapa penelitian menyebutkan kulit buah

(24)

manggis memiliki aktivitas farmakologi sebagai antioksidan, antikanker, antiinflamasi, antibakteri, antifungi, dan lain-lain (Chaverri et al., 2008).

2.2 Simplisia

2.2.1 Pengertian Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.

Bahan alamiah simplisia dapat berasal dari : 1. Simplisia nabati

Berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat, yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanaman.

2. Simplisia hewani

Berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.

3. Simplisia pelikan/mineral

Berupa mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.

2.2.2 Tahapan Pembuatan Simplisia

Pembuatan simplisia memiliki beberapa tahapan yang terdiri dari :

(25)

1. Pengumpulan bahan baku

Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia tergantung pada bagian tanaman yang digunakan, umur tanaman atau bagian tanaman saat panen, waktu panen, dan lingkungan tempat tumbuh. Jika penanganan ataupun pengolahan simplisia tidak benar maka mutu produk yang dihasilkan kurang berkhasiat atau kemungkinan dapat menimbulkan toksik apabila dikonsumsi.

2. Sortasi basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan bahan-bahan asing yang tidak berguna atau berbahaya dalam pembuatan simplisia Penyortiran segera dilakukan setelah bahan selesai dipanen, bahan yang mati, tumbuh lumut ataupun tumbuh jamur segera dipisahkan yang dimungkinkan mencemari bahan hasil panen.

3. Pencucian

Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan mengurangi mikroba-mikroba yang menempel pada bahan. Pencucian harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin untuk menghindari larut dan terbuangnya zat yang terkandung dalam simplisia. Pencucian harus menggunakan air bersih, seperti air dari mata air, sumur atau PAM.

4. Pengubahan bentuk

Pengubahan bentuk dilakukan bertujuan untuk memperluas permukaan sehingga lebih cepat kering tanpa pemanasan yang berlebih. Pengubahan bentuk dilakukan dengan menggunakan pisau tajam yang terbuat dari bahan steinles.

(26)

5. Pengeringan

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah suhu pengeringan, kelembaban udara, aliran udara, waktu pengeringan (cepat), dan luas permukaan bahan.

suhu pengeringan bergantung pada simplisia dan cara pengeringan.

Pengeringan dapat dilakukan antara suhu 30-90° C. Pengeringan dilakukan untuk mengeluarkan atau menghilangkan air dari suatu bahan dengan menggunakan sinar matahari. Cara ini sederhana dan hanya memerlukan lantai jemur. Simplisia yang akan dijemur disebar secara merata dan pada saat tertentu dibalik agar panas merata. Cara penjemuran semacam ini selain murah juga praktis, namun juga ada kelemahan yaitu suhu dan kelembaban tidak dapat terkontrol, memerlukan area penjemuran yang luas, saat pengeringan tergantung cuaca, mudah terkontaminasi dan waktu pengeringan yang lama. Dengan menurunkan kadar air dapat mencegah tumbuhnya kapang dan menurunkan reaksi enzimatik sehingga dapat dicegah terjadinya penurunan mutu atau pengrusakan simplisia. Secara umum kadar air simplisia tanaman obat maksimal 10%. Pengeringan dapat memberikan keuntungan antara lain memperpanjang masa simpan, mengurangi penurunan mutu sebelum diolah lebih lanjut, memudahkan dalam pengangkutan, menimbulkan aroma khas pada bahan serta memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.

6. Sortasi kering

Sortasi setelah pengeringan merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuan sortasi adalah untuk memisahkan benda asing, seperti

(27)

bagian-bagian yang tidak diinginkan dan pengotoran-pengotoran lain yang masih ada dan tertinggal.

7. Pengemasan dan Penyimpanan

Setelah bersih, simplisia dikemas dengan menggunakan bahan yang tidak berracun/tidak bereaksi dengan bahan yang disimpan. Pada kemasan diberi dicantumkan nama bahan dan bagian tanaman yang digunakan. Tujuan pengepakan dan penyimpanan adalah untuk melindungi agar simplisia tidak rusak atau berubah mutunya karena beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar. Simplisia disimpan di tempat yang kering, tidak lembab, dan terhindar dari sinar matahari langsung.

2.3 Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan masa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Anonim, 2000). Cara ekstraksi yang dilakukan tergantung dari sifat zat aktif yang terkandung dalam simplisia tersebut.

2.3.1 Metode Pembuatan Ekstrak

1. Cara Dingin

a. Maserasi

(28)

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar) . Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti melakukan pengadukan yang kontinu (terus-menerus). Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya (Anonim, 2000).

b. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan), terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan (Anonim, 2000)

2. Cara Panas

a. Refluk

Refluk adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna (Anonim, 2000).

b. Soxhletasi

(29)

Soxhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik (Anonim, 2000).

c. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinyu) pada temperatur ruangan (kamar), yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50ᵒC (Anonim, 2000).

d. Infus

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air, bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96- 98ᵒC selama waktu tertentu (15 – 20) menit (Anonim, 2000).

e. Dekok

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥ 30 menit) dan temperatur sampai titik didih air (Anonim, 2000).

2.4 Granul

2.4.1 Pengertian Granul dan Granul Efervesen

Granul adalah gumpalan - gumpalan dari partikel - partikel yang lebih kecil (Ansel Howard, 1989). Granul efervesen merupakan produk granul atau serbuk kasar sampai kasar sekali yang mengandung unsur obat dalam campuran yang kering, biasanya terdiri dari natrium karbonat, asam karbonat dan asam

(30)

tartrat. Campuran ini bila ditambah dengan air, asam dan karbonatnya akan bereaksi dan membebaskan karbondioksida yang menghasilkan buih (Kailaku dkk, 2012). Umumnya berbentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar. Reaksinya adalah sebagai berikut Howard, 1989) :

H3C6H5O7.H2O + 3NaHCO3 → Na3C6H5O7 + 4H20 + 3CO2

Asam sitrat Na-bikarbonat Na-sitrat

H2C4H4O6.H2O + 2NaHCO3 → Na2C4H4O6 + 2H2O + 2CO2

Asam tartrat Na-bikarbonat Na-tartat

2.4.2 Komponen Granul Efervesen a. Zat aktif

Zat aktif merupakan zat yang terbukti memberikan efek farmakologis pada tubuh manusia atau hewan dalam dosis tertentu (Anonim, 2015).

b. Eksipien atau bahan tambahan.

1)

Bahan pengisi

Bahan pengisi (diluen) berfungsi untuk memperbesar volume massa agar mudah dicetak atau dibuat. Bahan pengisi ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit dikempa. Misal laktosa (Syamsuni, 2006).

2)

Bahan pengikat

(31)

Bahan pengikat (binder) berfungsi memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu granulasi serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi, misal sukrosa, polietilen glikol 6000, mannitol, sorbitol, larutan gom arab, tragakan, (Syamsuni, 2006).

3)

Sumber asam

Senyawa asam dapat diperoleh dari tiga sumber utama yaitu asam makanan, asam anhidrida dan garam asam. Asam makanan paling sering dan umum digunakan pada makanan serta secara alami terdapat pada makanan contohnya asam sitrat, asam tartat, asam malat, asam fumarat, asam adipat dan asam suksinat (Mohrle, 1989).

4)

Sumber basa

Senyawa karbonat yang paling banyak digunakan dalam formulasi efervesen adalah garam karbonat kering karena kemampuannya menghasilkan CO2. Sumber karbonat yang biasa digunakan adalah natrium bikarbonat, natrium karbonat, kalium hidrogen karbonat dan kalium bikarbonat (Mohrle, 1989).

c. Ajuvan

1) Bahan pewarna (colouring agent) berfungsi untuk meningkatkan estetika atau untuk identitas produk, misal zat pewarna dari tumbuhan.

2) Bahan pengaroma ( flavor ) berfungsi unuk menutupi rasa dan bau zat

khasiat yang tidak enak. Misal macam-macam minyak atsiri (Syamsuni, 2006).

2.4.3 Metode Pembuatan Granul Efervesen

(32)

Pada proses pembuatan granul efervesen dibutuhkan kondisi khusus dimana nilai RH (Relatif Humidity) maksimum yang memenuhi persyaratan yaitu 40% pada suhu 25ᵒC (Banker, 1994). Kondisi khusus ini diperlukan untuk menghindari reaksi efervesen dini dan melekatnya bahan dicetakan selama proses pembuatan akibat pengaruh kelembaban. Kondisi tersebut juga diperlukan pada penyimpanan hasil produksi, karena kondisi yang lembab dapat menginisiasi reaksi pembentukan gas CO2

Cara pembuatan granul terbagi atas dua cara yaitu:

1. Granulasi kering

Yaitu memproses bahan zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan ukuran partikel serbuk yang lebih besar atau granul, kemudian granul yang dihasilkan dicetak menjadi tablet. Pada proses granulasi kering natrium karbonat sebagai sumber basah ditambahkan sebelum tablet efervesen dicetak bersama dengan lubrikan, agar reaksi efervesen dini tidak terjadi pada saat granulasi (Syamsuni, 2006).

2. Granulasi Basah

Metode ini biasa digunakan untuk bahan-bahan yang tahan air dan kelembaban. Granulasi basah merupakan metode tertua yang sampai sekarang masih banyak dipakai. Metode basah juga umum dipakai untuk zat aktif yang sulit di cetak langsung karena sifat aliran dan komprebilitas yang tidak baik. Prinsip dari metode ini adalah dengan

memisahkan antara granul asam dan granul basa, kemudian masing –

(33)

masing granul dibasahi dengan larutan pengikat sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu. Granul kemudian diayak dengan ukuran tertentu, setelah proses pengayakan granul dikeringkan. Granul yang telah kering kemudian diayak kembali sebelum dicetak menjadi tablet.

Pemisahan granul asam dan granul basa pada proses granulasi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya reaksi efervesen dini (Syamsuni, 2006).

2.4.4 Evaluasi granul 1. Kadar air

Granul basah ditimbang kemudian dikeringkan dalam lemari pengering hingga diperoleh bobot yang tetap. Kadar air dihitung dengan rumus :

a. LOD (Loss on Drying) yaitu suatu pernyataan kadar kelembaban berdasarkan bobot basah yang dihitung sebagai berikut :

b. MC (Moisture Content) yaitu suatu pernyataan kandungan lembab berdasarkan bobot kering dihitung sebagai berikut :

2. Uji organoleptik

(34)

Dilihat secara langsung mulai dari bentuk, warna, bau dan rasa dari granul yang dihasilkan. Bentuk, warna yang dihasilkan sedapat mungkin sama antara satu dengan yang lainnya.

3. Uji Waktu Larut

Cara pengujian dengan memasukkan sejumlah granul tiap formula ke dalam 200 mL aquadest pada suhu 15-25ᵒC. Waktu larut dihitung dengan menggunakan stopwatch dimulai dari granul tercelup ke dalam aquadest sampai granul terlarut dan gelembung-gelembung di sekitar wadah mulai menghilang. Waktu larut granul efervesen berkisar antara 1-2 menit. Bila granul tersebut terdispersi dengan baik dalam air dengan waktu ≤ 5 menit, maka sediaan tersebut memenuhi persyaratan waktu larut (Anshory, 2007).

4. Uji Kesukaan

Uji tanggapan rasa meliputi uji tingkat kemanisan dari granul efervesen yang dilakukan kepada 20 orang responden. Uji tanggapan rasa terdiri dari warna, rasa, aroma dan bentuk berdasarkan penilaian menggunakan angka (Wahyuni, 1998: 49). Nilai tingkat kesukaan dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Nilai Tingkat Kesukaan

Nilai Keterangan

5. Sangat Suka

(35)

4. Suka

3. Agak Suka

2. Kurang Suka

1. Tidak Suka

5. Kompresibilitas ( K )

Kompresibilitas adalah persen penyimpangan antara massa jenis benar dengan massa jenis mampat, dengan rumus (Wikarsa dan Siregar, 2010):

K

Tabel 2.2 Indeks Konsoliditas ( K ) Indeks konsolidasi ( % ) Sifat Alir

5-15 Baik sekali

12-16 Baik

18-21 Agak Baik

23-35 Buruk

(36)

33-38 Sangat Buruk

Sumber (Siregar, 2007)

6. Kecepatan alir

Prosedur kerja untuk memperoleh granul dengan kualitas yang baik yaitu sejumlah granul dimasukkan ke dalam corong yang tertutup bagian bawahnya. Buka secara perlahan sampai semua granul keluar dari corong dan membentuk timbunan di atas kertas (Anshory, 2007).

Tabel 2.3 Indeks Alir

Indek alir Sifat alir

5-15 Baik sekali

12-16 Baik

18-21 Agak Baik

25-32 Buruk

(37)

33-38 Sangat Buruk

>40 Sangat sangat buruk

Sumber (Siregar, 2007)

7. Sudut istirahat

Untuk memperoleh granul dengan kualitas yang baik yaitu sejumlah granul dimasukkan ke dalam corong yang tertutup bagian bawahnya. Buka secara perlahan sampai semua granul keluar dari corong dan membentuk timbunan di atas kertas (Anshory, 2007). Dari nilai sudut diam dapat menunjukkan suatu nilai indikasi bias diterimanya sifat aliran yang dimiliki oleh suatu bahan (Banker dan Anderson, 1989).

Tabel 2.4 Penilaian granul berdasarkan sudut istirahatnya

o Aliran

< 25o Sangat baik

25 - 30o Baik

30 – 40o Cukup baik

> 40o Cukup

Sumber (Siregar, 2007) 8. Uji stabilitas dipercepat

Uji stabilitas dipercepat banyak digunakan pada pengembangan

formulasi obat dengan maksud untuk menentukan jangka waktu

stabilitas obat. Pada uji stabilitas dengan cara dipercepat dilakukan

(38)

dengan menyimpan masing-masing formula pada suhu 0, 25, dan 40°

C. Selama 4 minggu. Kemudian dilakukan kembali pengujian terhdap evaluasi granul.

2.5 Monografi Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan tablet efervesen pada penelitian kali ini adalah :

2.5.1 Asam sitrat

Asam sitrat pemerian hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, rasa sangat asam,sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol,agak sukar larut dalam eter. Asam sitrat berfungsi sebagai sumber asam pada tablet everfesen (Anonim, 1995).

2.5.2 Asam tartat

Asam tartat memiliki bentuk hablur, tidak berwarna atau bening atau serbuk hablur halus sampai granul, warna putih, tidak berbau, rasa asam dan stabil di udara. Sangat larut dalam air, mudah larut dalam etanol. Asam tartat berfungsi sebagai sumber asam bersama asam sitrat pada pembuatan tablet efervesen (Anonim, 1995).

2.5.3 Natrium bikarbonat

Natrium bikarbonat bentuk hablur, tidak berwarna atau bening, stabil di udara stabil, larut dalam air, tidak larut dalam etanol. Natrium bikarbonat

(39)

berfungsi sebagai basa dari pembuatan efervesen untuk menghasilkan CO2 untuk penghancuran tablet (Anonim, 1995).

2.5.4 Pulvis Gummi Acacia

Gom akasia pemerian serbuk, putih atau putih kekuningan, tidak berbau, larut hampir sempurna dalam air, tetapi sangat lambat, meninggalkan sisa bagian tanaman dalam jumlah sangat sedikit, dan memberikan cairan seperti mucilago, tidak berwarna atau kekuningan (Anonim, 1995).

2.5.5 Aspartam

Aspartam adalah dipeptida metil ester yang terdiri dari dua asam amino, yaitu fenilalanin dan asam aspartat. Pemerian Serbuk putih hampir tidak berbau, rasa manis. Acceptable Daily Intake ( ADI ) 0 – 40 mg (Anonim, 1985).

Aspartam sebagai pemanis, tingkat kemanisan yang tinggi 160-200 kali sukrosa.

2.5.6 Laktosa

Pemerian serbuk atau masa hablur, keras, putih atau putih krem, tidak berbau dan rasa sedikit manis.stabil di udara tetapi mudah menyerap bau.

Kelarutan mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan mudah larut dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol, Tidak larut dalam klorofom dan dalam eter (Anonim, 1995). Laktosa sebagai pengisi dan juga berfungsi sebagai pemanis.

(40)

42 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Populasi

Populasi adalah karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sujana, 1989).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman buah manggis yang di peroleh dari Desa Dawuan Kecamatan Tengah Tani Cirebon dan effervescent mix.

3.1.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampling

Sampel adalah bagian yang diambil dari populasi, yang dapat mewakili baik sifat maupun karakteristiknya. Teknik sampling adalah metode atau cara untuk pengambilan sampel (Sujana, 1989).

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak kulit buah manggis dan effervescent mix (asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat) dengan berbagai perbandingan (formula 1 = 1 : 2 : 2,5, formula 2

= 1 : 2 : 3 dan formula 3 = 1 : 2 : 3,5). Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling acak sehingga setiap sampel mempunyai kesempatan yang sama untuk digunakan.

(41)

3.1.3 Variabel dan Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian

a). Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2007).

Variabel bebas pada penelitian ini adalah effervescent mix 70% yang terdiri dari asam sitrat, asam tartrat dan natrium

bikarbonat dengan berbagai perbandingan (formula 1 = 1 : 2 : 2.5, formula 2 = 1 : 2 : 3 dan formula 3 = 1 : 2 : 3.5), yang digunakan pada granul.

b). Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007).

Variabel terikat pada penelitian ini adalah uji

formulasi granul efervesen

ekstrak kering Kulit Buah Manggis

(Garciniae mangostanae Cortex fructus) meliputi kadar air,

uji organoleptik, uji kelarutan, uji tanggapan rasa,

kompressibilitas, kecepatan alir dan sudut istirahat.

(42)

c). Variabel Terkontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang membatasi variabel lain terutama berkaitan dnegan variabel bebas yang ikut berpengaruh terhadap varibel terikat.

 Kontrol Positif (+)

Variabel kendali positif yang mengendalikan atau sebagai pembanding yang berkaitan dengan variabel bebas.

Kontrol positif menggunakan granul efervesen yang sudah beredar dipasaran yaitu produk efervesen Adem Sari.

 Kontrol Negatif (-)

Varibel kendali negatif yang digunakan sebagai variabel netral atau variabel dengan perlakuan netral. Kontrol negatif tidak dipergunakan pada penelitian kali ini.

2. Operasional Variabel Penelian

Gambar 3.1 Desain Operasional Variabel X1

Y X2

X3

K+

(43)

Keterangan :

X1 : Formula granul efervesen 1 (asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat = 1 : 2 : 2.5)

X2 : Formula granul efervesen 2 (asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat = 1 : 2 : 3)

X3 : Formula granul efervesen 3 (asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat = 1 : 2 : 3.5)

K+ : Granul efervesen merk Esquis

Y : Uji formulasi meliputi kadar air, uji organoleptik, uji kelarutan, uji tanggapan rasa, kompressibilitas, kecepatan alir dan sudut istirahat.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

eksperimen. Metode eksperimen digunakan untuk memperoleh data dengan

melakukan penelitian secara langsung terhadap obyek yang diteliti (Sugiyono,

2007).

(44)

3.3 Desain Penelitian

kulit buah dikumpulkan, dicuci, , dipotong kecil-kecil, dikeringkan, kemudian ditimbang, di gerus kemudian maserasi selama 5 hari.

Gambar 3.2. Desain Penelitian

Ekstrak buah manggis

Granul efervesen

Formula I

Uji formulasi meliputi kadar air, uji organoleptik, uji kelarutan, uji tanggapan rasa, kompressibilitas, kecepatan alir dan sudut istirahat Determinasi tanaman buah manggis

Buah manggis

Kontrol Positif (+)

Formula II Formula III

(45)

3.4 Alat dan Bahan Penelitian 3.4.1 Alat Penelitian

1) Wadah maserator 2) Batang pengaduk 3) Penangas air 4) Mortir dan stamper 5) Stopwatch

6) Oven 7) Nampan

8) Ayakan mesh 16 9) Corong

10) Gelas ukur 100 ml 11) Kertas perkamen 12) Cawan

13) Timbangan analitik 14) Alat uji laju alir/flowtester

15) Alat uji kompresibilitas (tap density tester) 3.4.2 Bahan Penelitian

1) Kulit Buah manggis

2) Asam Sitrat

(46)

3) Asam Tartat

4) Natrium Bikarbonat 5) Laktosa

6) Gummi Arabicum 7) Aspartam

8) Etanol 70%

3.5 Langkah Kerja

3.5.1 Determinasi Tanaman

1). Determinasi tanaman dilakukan dengan mempersamakan sifat morfologi tumbuhan, diantaranya bentuk, ukuran, jumlah bagian- bagian daun, bunga dan lain-lain (Steenis, 2006).

2). Membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan yang akan diteliti dengan tumbuhan yang sudah dikenal identitasnya.

3). Determinasi dilakukan di laboratotium STF YPIB Cirebon.

3.5.2 Pengumpulan Bahan

Tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman buah manggis didapat dari Desa Dawuan Kecamatan Tengah Tani Cirebon. Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan granul didapatkan dari Distributor bahan obat dan kimia yang terdapat di kota Cirebon.

3.5.3 Pembuatan Simplisia

(47)

Kulit buah yang sudah dicuci bersih kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan tidak terkena sinar matahari secara langsung.

3.5.4 Pembuatan Ekstrak Kulit Buah Manggis

1) 100 gram simplisia kulit buah manggis dengan derajat halus yang cocok dimasukan ke dalam maserator.

2) Kemudian dituangi dengan cairan penyari (etanol 70%) hingga 1000 ml, tutup dan biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil berulang-ulang diaduk lalu di serkai..

3) Setelah 2 hari sari diserkai, ampas diperas, larutan hasil serkai di panaskan hingga didapat 1/3 bagiannnya.

3.5.4 Formula Granul Efervesen

Formulasi yang akan dibuat terdiri dari formulasi I, II dan III dimana kandungan campuran asam dan basa (effervescent mix) 70%

dari 5 gram granul dengan perbandingan untuk asam sitrat, asam tartat

dan natrium bikarbonat (formula I = 1 : 2 : 2.5 ; formula II = 1 : 2 : 3 ;

formula III = 1 : 2 : 3.5) (Lisma, 2012).

(48)

Tabel 3.1

Formulasi Granul Efervesen Ekstrak kering Kulit Buah Manggis

Komponen (tiap 5 gram)

Formula ( mg )

I II III

Ekstrak kulit manggis 100 100 100

Efervesen mix 70% (1:2:2.5) (1:2:3) (1:2:3.5)

 Asam sitrat 636 583 538

 Asam tartat 1273 1167 1077

 Natrium bikarbonat 1591 1750 1885

Larutan PGA 1%

qs qs qs

Pewarna blackcurren

1 1 1

Aspartam

15 15 15

Laktosa

1384 1384 1384

Jumlah

5000 5000 5000

3.5.5 Pembuatan Granul Efervesen Ekstrak Kulit Buah Manggis

(49)

1. Granul asam

Masukkan ekstrak kering kulit buah manggis dalam mortir, tambahkan asam tartat gerus hingga homogen, tambahkan asam sitrat gerus hingga homogen, tambahkan sebagian pewarna blackuren gerus hingga homogen, tambahkan sebagian laktosa gerus hingga homogen, tambahkan dengan di semprot larutan PGA 1 % sedikit demi sedikit sehingga masa menjadi kempal, kemudian ayak dengan ayakan mesh 16, granul basah kemudian dikeringkan dalam oven 40ᵒC selama 18 jam (Granul asam).

2. Granul basa

Masukkan natrium bikarbonat gerus, tambahkan sisa pewarna blackuren gerus hingga homogen, tambahkan aspartam gerus hingga homogen, tambahkan sisa laktosa gerus hingga homogen, tambahkan dengan disemprot larutan pulvis gumosus 1% sedikit demi sedikit sehingga masa menjadi kempal, kemudian ayak dengan ayakan mesh 16, granul basah kemudian dikeringkan dalam oven 40ᵒC selama 18 jam (Granul basa).

3. Pencampuran asam dan basa

Masukkan granul asam yang telah kering ke dalam plastik kemudian masukkan granul basa ke plastik kocok hingga homogen.

3.5.6 Evaluasi Formulasi Granul Efervesen Ekstrak Kering Kulit Buah Manggis

1. Kadar air

(50)

Timbang kurang lebih 5 g granul masukkan ke cawan kemudian masukkan ke oven dengan temperatur 100ᵒC selama 4 jam, kemudian dinginkan, dan timbang, hitung selisih berat granul.

2. Uji organoleptik

Bentuk dapat di amati secara langsung, Bau di amati dengan granul efervesen diletakkan di atas telapak tangan dan dicium aromanya. Uji rasa dilakukan dengan granul efervesen diambil sedikit kemudian diletakkan di ujung lidah dan dikecap selama kurang lebih 10 detik. Uji warna dengan cara granul efervesen diamati warnanya secara langsung.

3. Uji waktu larut

Cara pengujian dengan memasukkan kurang lebih 5 gram

granul dari tiap formula ke dalam 200 mL aquadest pada suhu 15-

25ᵒC. Waktu larut dihitung dengan menggunakan stopwatch

dimulai dari granul tercelup ke dalam aquadest sampai granul

terlarut dan gelembung-gelembung di sekitar wadah mulai

menghilang. Waktu larut granul efervesen berkisar antara 1-2

menit. Bila granul tersebut terdispersi dengan baik dalam air

dengan waktu ≤ 5 menit, maka sediaan tersebut memenuhi

persyaratan waktu larut (Anshory, 2007).

(51)

4. Uji Kesukaan

Uji Kesukaan meliputi uji tingkat kemanisan dari granul efervesen yang dilakukan kepada 20 orang responden. Uji Kesukaan terdiri dari warna, rasa, aroma dan bentuk berdasarkan penilaian menggunakan angka (Wahyuni, 1998: 49).

5. Kompresibilitas (K)

Timbang granul 50g masukkan ke dalam gelas ukur 100ml ukur volume granul, gelas ukur yang berisi granul ke alat pengetuk granul sehingga volume granul stabil tidak turun lagi. Ulangi percobaan ketiga formula.

6. Kecepatan alir

Timbang 30 gram granul masukan dalam flowmeter (lubang bagian bawah ditutup untuk sementara), lepaskan penutup, catat waktu dengan stopwatch yang diperoleh untuk seluruh granul mengalir, dilakukan sebanyak 3 x dan diambil rata-ratanya.

7. Sudut istirahat

Timbang 30 gram granul masukkan dalam flowmeter

(lubang bagian bawah ditutup untuk sementara), lepaskan

(52)

penutup. Ukur tinggi puncak kerucut tumpukan granul yang dilakukan sebanyak 3 x dan diambil rata-ratanya.

8. Uji Stabilitas Dipercepat

Uji stabilitas dilakukan pada semua formula dengan cara dipercepat, masing-masing formula disimpan pada suhu 0, 25, dan 40° C. Selama 4 minggu. Kemudian dilakukan kembali pengujian evaluasi granul (kadar air, waktu larut, uji organoleptik, kompresibilitas, kecepatan alir dan sudut istirahat)

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu dengan melakukan melakukan percobaan langsung formulasi granul efervesen ekstrak kulit buah manggis dengan perbedaan kandungan komponen asam-basa kemudian dilakukan pengujian terhadap masing-masing formula. Data disajikan dalam bentuk tabel, kemudian dibandingkan antara hasil pengujian formula satu dengan lainnya.

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisisa Data

Hasil pengujian data diolah dan dianalisis menggunakan 2 pendekatan yaitu :

1). Pendekatan teoritis

(53)

Data yang diperoleh dari hasil pengujian sediaan granul efervesen dibandingkan dengan persyaratan dalam pustaka.

2). Pendekatan statistika

Data yang diperoleh dari data penelitian dianalisa secara kuantitatif menggunakan statistika SPSS 16.0 dengan taraf kepercayaan 95% dengan uji regresi linier. Adapun runtutan rumusan statistika secara matematis dengan metode tersebut adalah sebagai berikut :

Regresi Linear Sederhana adalah Metode Statistik yang berfungsi untuk menguji sejauh mana hubungan sebab akibat antara Variabel Faktor Penyebab (X) terhadap Variabel Akibatnya. Faktor Penyebab pada umumnya dilambangkan dengan X atau disebut juga dengan Predictor sedangkan Variabel Akibat dilambangkan dengan Y atau disebut juga dengan Response. Regresi Linear Sederhana atau sering disingkat dengan SLR (Simple Linear Regression) juga merupakan salah satu metode statistik yang dipergunakan dalam produksi untuk melakukan peramalan ataupun prediksi tentang karakteristik kualitas maupun Kuantitas.

Model Persamaan Regresi Linear Sederhana adalah seperti berikut ini :

Y = a + bX

Keterangan :

Y = Variabel Terikat

X = Variabel Bebas

(54)

a = konstanta regresi

b = Nilai turunan atau peningkatan variabel bebas.

Langkah-langkah dalam melakukan Analisis Regresi Linear Sederhana :

a. Tentukan Tujuan dari melakukan Analisis Regresi Linear Sederhana

b. Identifikasikan Variabel Faktor Penyebab (Predictor) dan Variabel Akibat (Response)

c. Lakukan Pengumpulan Data

d. Hitung X², Y², XY dan total dari masing-masingnya e. Hitung a dan b berdasarkan rumus diatas.

 a = (Σy) (Σx²) – (Σx) (Σxy) n(Σx²) – (Σx)²

 b = n(Σxy) – (Σx) (Σy) n(Σx²) – (Σx)²

f. Membandingkan nilai signifikasi terhadap probabilitas 0.05,

 Bila sig. < 0.05 maka H0 diterima, H1 ditolak

 Bila sig. > 0.05 maka H1 diterima, H0 ditolak g. Buatkan Model Persamaan Regresi Linear Sederhana.

Lakukan kesimpulan apakah terdapat pengaruh dari variabel terikat terhadap variabel bebas.

(55)
(56)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Determinasi

Tanaman Manggis (Garcinia mangostana) yang digunakan dalam penelitian ini perlu dideterminasi terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian, dimaksudkan agar yakin bahwa tanaman yang dijadikan sebagai bahan penelitian benar Manggis (Garciniae mangostanae) sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penggunaannya. Hasil determinasi menggunakan kunci determinasi buku Flora untuk sekolah di Indonesia C.G.G.J Van Steenis 1978. Hasil determinasinya adalah benar tanaman Manggis (Garciniae mangostanae). (Lampiran 1)

4.1.2 Ekstraksi Sampel

Ekstraksi merupakan proses penarikan komponen aktif menggunakan pelarut tertentu (alkohol 70%). Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah maserasi. Berat simplisia yang digunakan sebesar 100 gram. Rendemen maserat selama 5 hari didapatkan 41 ml, semua hasil dari maserat tersebut dikumpulkan. Kemudian diuapkan diatas penangas air hingga diperoleh ekstrak sebanyak 15.37 gram. Rendemen yang diperoleh

(57)

sebanyak 15.37%. ekstrak yang diperoleh berbentuk cair agak kental berwarna coklat, dan berbau khas.

4.1.3 Hasil Uji Fisik Granul Efervesen Kulit Buah Manggis

1. Pengujian Evaluasi Fisik Granul

Tabel 4.1 Data hasil penelitian evaluasi fisik granul

Formula

Kadar Air (%)

Waktu Larut (Menit)

Kompressibilitas (%)

Kecepatan Alir (gram/detik)

Sudut Istirahat

(α°)

X1 7.46 1.90 15.19 6.82 30.09

X2 8.49 2.12 15.00 5.34 31.19

X3 7.73 2.20 15.00 5.27 32.72

K (+) 4.26 2.82 9.56 4.93 26.53

Keterangan :

X1 : Formula granul efervesen 1 (asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat = 1 : 2 : 2.5)

X2 : Formula granul efervesen 1 (asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat = 1 : 2 : 3.0)

(58)

X3 : Formula granul efervesen 1 (asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat = 1 : 2 : 3.5)

K+: Formula kontrol positif (granul Adem Sari)

Syarat Uji Kadar Air Granul : 2 – 5 % (Anderson, 1984)

Syarat waktu larut pada Granul : ≤ 5 Menit. (Anshory, 2007)

Tabel 4.2 Indeks Konsolidasi (K)

Indeks konsolidasi ( % ) Sifat Alir

5-15 Baik sekali

12-16 Baik

18-21 Agak Baik

23-35 Buruk

33-38 Sangat Buruk

Sumber (Siregar, 2007)

Tabel 4.3 Indeks Alir

Indeks alir Sifat alir

5-15 Baik sekali

12-16 Baik

18-21 Agak Baik

(59)

25-32 Buruk

33-38 Sangat Buruk

>40 Sangat sangat buruk Sumber (Siregar, 2007)

Tabel 4.4 Penilaian granul berdasarkan sudut istirahatnya

o Aliran

< 25o Sangat baik

25 - 30o Baik

30 – 40o Cukup baik

> 40o Cukup

Sumber (Siregar, 2007)

4.1.4 Uji organoleptik granul

Tabel 4.5 Hasil Uji Pengamatan Organoleptik

Sampel Bentuk Bau Warna Rasa

X1

Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

Paling asam

agak manis

(60)

X2

Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

Asam agak manis

X3

Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

Asam agak manis

K (+) Granul Bau lemah,

Hampir tak berbau

putih Asam agak manis

Dari uji fisik pengamatan organoleptik terhadap granul. Tidak ada perbedaan bentuk, warna dan bau pada formula 1,2 dan 3. Sedangkan pada rasa granul formula 1 memiliki rasa paling nyata asam nya dibandingkan formula lainnya.

(61)

No X1 X2 X3 Kontrol (+)

Warna Bentuk Bau Rasa Warna Bentuk Bau Rasa Warna Bentuk Bau Rasa Warna Bentuk Bau Rasa

1. 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 4

2. 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 4

3. 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 1 3 5 3 5

4. 3 3 3 1 3 3 3 1 2 3 3 1 3 3 3 5

5. 3 3 3 1 2 2 3 1 2 2 3 1 3 3 3 4

6. 2 3 3 2 3 3 2 1 2 2 3 1 4 3 3 4

7. 3 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 1 4 4 4 4

8. 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 3 4 4

9 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 1 3 2 3 4

10 3 2 3 2 3 3 2 1 2 2 2 1 3 3 4 4

11 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 4 4

12 2 3 3 2 3 3 2 1 2 2 3 1 3 3 4 5

13 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 1 1 3 3 4 4

14 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 1 1 3 3 4 4

(62)

17 3 2 3 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 3 4 4

18 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 2 1 4 3 3 5

19 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 4 3 5 5

20 2 3 2 2 3 2 3 1 3 2 2 1 3 3 4 4

χ 2.75 2.6 2.95 1.85 2.65 2.6 2.6 1.35 2.45 2.5 2.3 1.15 3.2 3.1 3.55 4.25

(63)

Keterangan :

X1 : Formula granul efervesen 1 (asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat = 1 : 2 : 2.5)

X2 : Formula granul efervesen 1 (asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat = 1 : 2 : 3.0)

X3 : Formula granul efervesen 1 (asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat = 1 : 2 : 3.5)

K+: Formula kontrol positif (granul Adem Sari)

Tabel 4.7 Nilai Kesukaan

Nilai Keterangan

5. Sangat Suka

4. Suka

3. Agak Suka

2. Kurang Suka

1. Tidak Suka

Dari hasil pengujian uji kesukaan yang dilakukan pada 20 koresponden untuk ketiga formula menunjukkan bahwa bau dan rasa dari formula masih belum begitu disukai karena masih berkisar di angka 1 dan 2. Sedangkan untuk warna dan bentuk berkisar pada angka 2 dan 3. Kontrol positif memiliki indeks paling besar untuk rasa, bau, bentuk dan warna dimana berkisar antara angka 3-5.

(64)

4.1.6 Uji Stabilitas Dipercepat

Uji stabilitas dipercepat dilakukan setelah granul disimpan selama 28 hari (4 minggu) pada 3 perlakuan suhu yang berbeda, diamati tiap 7 hari pada pengamatan organoleptik kemudian diuji kembali evaluasi fisik granul meliputi kadar air, kecepatan larut, kompressibilitas, waktu alir dan sudut istirahat pada hari ke 28.

1. Suhu 0° C

Tabel 4.8 Hasil Uji Fisik Stabilitas Dipercepat Suhu 0°C

Formula

Kadar Air (%)

Waktu Larut (Menit)

Kompressibilitas (%)

Kecepatan Alir (gram/detik)

Sudut Istirahat

(α°)

X1 8.37 1.98 12.34 7.46 30.87

X2 8.90 2.12 13.56 5.67 29.62

X3 8.81 2.20 15.32 5.84 30.36

K (+) 4.79 2.16 9.78 4.56 25.66

(65)

Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Organoleptik Stabilitas Dipercepat Suhu 0°C

Sampel Hari Ke Bentuk Bau Warna Rasa

X1

7 Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

Paling asam agak manis

14 Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

Paling asam agak manis

21 Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

Paling asam agak manis

28 Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

Paling asam agak manis

X2

7 Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

asam agak manis

14 Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

asam agak manis

21 Granul Bau khas

ekstrak kulit

Coklat agak ungu

asam agak manis

(66)

buah manggis

28 Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

asam agak manis

X3

7 Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

asam agak manis

14 Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

asam agak manis

21 Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

asam agak manis

28 Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

asam agak manis

Kontrol +

7 Granul

Bau lemah, Hampir tak

berbau

putih

Asam agak manis

14 Granul

Bau lemah, Hampir tak

berbau

putih

Asam agak manis

21 Granul

Bau lemah, Hampir tak

berbau

putih

Asam agak manis

28 Granul

Bau lemah, Hampir tak

berbau

putih

Asam agak manis

Keterangan :

(67)

X1 : Formula granul efervesen 1 (asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat = 1 : 2 : 2.5)

X2 : Formula granul efervesen 1 (asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat = 1 : 2 : 3.0)

X3 : Formula granul efervesen 1 (asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat = 1 : 2 : 3.5)

K+: Formula kontrol positif (granul Adem Sari)

2. Suhu 25°C

Tabel 4.10 Hasil Uji Fisik Stabilitas Dipercepat Suhu 25°C

Formula

Kadar Air (%)

Waktu Larut (Menit)

Kompressibilitas (%)

Kecepatan Alir (gram/detik)

Sudut Istirahat

(α°)

X1 7.68 2.02 13.47 8.32 31.82

X2 8.38 2.18 12.29 5.89 31.91

X3 7.66 2.62 14.59 6.04 32.79

K (+) 4.29 2.23 9.74 4.81 25.42

Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Organoleptik Stabilitas Dipercepat Suhu 25°C

(68)

Sampel Hari Ke Bentuk Bau Warna Rasa

X1

7 Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

Paling asam agak manis

14 Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

Paling asam agak manis

21 Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

Paling asam agak manis

28 Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

Paling asam agak manis

X2

7 Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

asam agak manis

14 Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

asam agak manis

21 Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

asam agak manis

28 Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

asam agak manis

X3

7 Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

asam agak manis

14 Granul

Bau khas ekstrak kulit buah manggis

Coklat agak ungu

asam agak manis

21 Granul Bau khas

ekstrak kulit

Coklat agak ungu

asam agak manis

Gambar

Tabel 1.1 Waktu Penelitian
Tabel 2.1 Nilai Tingkat Kesukaan
Tabel 2.2 Indeks Konsoliditas ( K )  Indeks konsolidasi ( % )  Sifat Alir
Tabel 2.3 Indeks Alir
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian tindakan kelas ini, hipotesis yang menyatakan “Diduga dengan menggunakan strategi Peta Konsep mampu Meningkatkan Keaktifan

In this study, Indonesian oil palm EFB was pyrolysed under different condition in a midle-scale of slow pyrolysis to produce bio-oil and the products obtained were

Perkarantinaan diselenggarakan berdasarkan asas kelestarian sumberdaya alam hayati hewan, ikan dan tumbuhan. Hal ini mengandung arti bahwa segala tindakan karantina

Cara penyingkiran limbah ke dalam tanah dengan pengurugan atau penimbunan dikenal sebagai landfilling , yang diterapkan mula-mula pada sampah kota.. Cara ini dikenal sejak awal

Dari Tabel 1 yang memuat data hasil pengujian komposisi bahan menggunakan AAS dapat dilihat bahwa sebagian besar unsur-unsur dalam sampel pertama, kedua dan ketiga masih

Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan fakta-fakta mengenai variabel yang ditemukan

Berkembangnya teknologi Internet telah berimbas pada era yang baru dan membuka kesempatan yang luas bagi komunikasi pemasaran. Media baru tersebut tidak hanya mengubah pemasaran

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar, artinya jika kebaisaan belajar meningkat