• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Kesehatan Sebagai Upaya Mewujudkan Keluarga Sehat Tanggap Demam Berdarah di Dusun Mandingan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pendidikan Kesehatan Sebagai Upaya Mewujudkan Keluarga Sehat Tanggap Demam Berdarah di Dusun Mandingan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pendidikan Kesehatan Sebagai Upaya Mewujudkan Keluarga Sehat Tanggap Demam Berdarah di Dusun Mandingan

Septiana Fathonah

Akademi Keperawatan Notokusumo Yogyakarta Email : ninazahro@yahoo.com.

Abstrak

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di negara kita. Peran serta keluarga sebagai bagian dari komunitas sangat penting untuk mencegah kejadian tersebut karena dapat berakibat fatal. Ibu adalah salah satu anggota keluarga yang penting perannya dalam operasional pencegahan terjadinya penyakit. Model yang dilakukan pada pengabdian kepada masyarakat ini adalah dengan pendidikan kesehatan secara klasikal serta diskusi.

Selain itu juga menggunakan media leaflet resmi dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY. Kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan kesehatan ini ditanggapi antusias oleh warga dusun Mandingan. Hal tersebut dibuktikan dengan sejumlah 30 orang ibu-ibu yang hadir. Berdasarkan hasil evaluasi dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan, untuk rata-rata jumlah benar pertanyaan yang disampaikan dengan kuesioner, sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan, pengetahuan pasien meningkat dari 5,15 (sedang) menjadi 8 (baik). Sebelum dilakukan penyuluhan pengetahuan kurang sebanyak 2 orang, sedang 16 orang dan baik sebanyak 2 orang. Sedangkan setelah dilakukan program penyuluhan, pengetahuan kurang tidak ada, sedang 3 orang dan baik 17 orang. Dengan demikian, pemberian penyuluhan kesehatan secara klasikal dengan media power point dan leaflet dapat meningkatkan pengetahuan para ibu terkait DBD dan cara pencegahannya.

Kata Kunci: Pengetahuan; DBD; Ibu Rumah Tangga

Abstract

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an infectious disease that is still a health problem in our country. Family participation as part of the community is very important to prevent this incident because it can be fatal. Mother is a family member whose role is important in the operation of preventing the occurrence of disease. The model carried out on community service is by classical health education and discussion. In addition, it also uses official media leaflets from the Provincial Health Office of DIY.

Community service activities in the form of health counseling were responded enthusiastically by the residents of the village of Manding. This was evidenced by a number of 30 women in attendance. Based on the evaluation results using the prepared questionnaire, for the average number of correct questions submitted by the questionnaire, before and after counseling, patient knowledge increased from 5.15 (moderate) to 8 (good). Before counseling, there were 2 people lacking knowledge, 16 people and 2 people.

While after the extension program, there was no knowledge, 3 people and 17 people. Thus, the provision of classical health counseling with power point and leaflet media can improve the knowledge of mothers related to dengue and how to prevent them.

Keywords: Knowledge; DHF;Housewife

1. PENDAHULUAN

(2)

2

Puskesmas Imogiri II Kabupaten Bantul terletak di Desa Mojohuro Sriharjo dengan luas wilayah kerja 33,82 km2. Adapun luas wilayah kerja Puskesmas Imogiri II untuk setiap desa yaitu Desa Kebonagung dengan luas wilayah 1,87 km2, Desa Karangtengah dengan luas wilayah 2,88 km2, Desa Sriharjo dengan luas wilayah 6,32 km2 dan Desa Selopamioro dengan luas wilayah 22,75 km2. Dari 4 Desa tersebut masih terbagi atas 42 dusun yang terdiri dari 5 dusun di wilayah Desa Kebonagung, 6 dusun di wilayah Desa Karangtengah, 13 dusun di wilayah Desa Sriharjo, dan 18 dusun di wilayah Desa Selopamioro.

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Imogiri II Kabupaten Bantul Tahun 2013

Dusun Mandingan merupakan wilayah Kelurahan Kebonagung, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Yogyakarta. Berdasarkan hasil pengkajian di dusun Mandingan, bahwa dalam kurun waktu tertentu terutama saat musim hujan, di Dusun Mandingan beberapa kali terjadi kejadian demam berdaran (DBD).

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di negara kita khususnya di kota –kota besar. Di Jakarta DBD merupakan penyakit endemis dengan jumlah kasus yang meningkat disaat awal dan akhir musim penghujan dan disertai ledakan kasus (Zulkarnaen et al., 1998). DBD dapat menyerang semua golongan umur walaupun sampai saat ini DBD lebih menyerang anak-anak, tetapi dalam decade terakhir ini terlihat kecenderungan kenaikan proporsi dewasa dengan DBD. Demam berdarah yang tidak teratasi dapat jatuh pada keadaan syok (DEPKES ., 2006). Penyakit DBD

(3)

3

biasanya ditandai dengan peningkatan permeabilitass kapiler, penurunan volume plasma, hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Biarpun penyakit ini sudah diketahui sejak beberapa dekade yag lalu tetapi patofisiologinya belum diketahui dengan pasti. Infeksi berat, ditandai dengan rejatan dan atau perdarahan, dilaporkan merupakan penyebab utama kematian.

Beratnya penyakit dan besarnya angka kematian DBD dewasa, lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak (Hendarwanto., 1987). Kegawatan DBD adalah kegawatan akut yang terutama melibatkan sistem hematologi dan kardiovaskular. Fenomena perdarahan atau gangguan hemostasis pada DBD berkaitan dengan perubahan vaskular, penurunan jumlah trombosit, dan koagulopati. Pada kondisi DBD yang berlanjut pada grade yang lebih tinggi, pasien akan mengalami syok (Harry Raspati. 2006). Hal tersebut tentunya diperlukan peran serta masyarakat untuk mencegah terjadinya kejadian tersebut, agar tidak terjadi akibat yang fatal baik pada individu, keluarga maupun komunitas.

Menurut Friedman (1998), keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga. Fungsi keperawatan kesehatan merupakan pertimbangan vital dalam pengkajian keluarga yang memerlukan penyediaan kebutuhan-kebutuhan fisik, seperti: makanan, pakaian, tempat tinggal, dan perawatan kesehatan.

Jika dilihat dari perspektif masyarakat, keluarga merupakan system dasar, dimana perilaku sehat dan perawatan kesehatan diatur, dilaksanakan dan diamankan. Tugas kesehatan keluarga menurut Friedman (1998) yaitu mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan yang tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan atau mencipatakan suasana rumah tangga yang sehat dan mempertahankan hubungan degan (menggunakan) fasilitas kesehatan masyarakat. Peran serta keluarga sebagai bagian dari komunitas juga sangat penting untuk mencegah kejadian DBD tersebut karena dapat berakibat fatal. Salah satunya harus diperankan oleh ibu rumah tangga, sebagai bagian penting dalam keluarga. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penting dilakukan upaya penyuluhan kesehatan pada ibu rumah tangga terkait penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Berdasarkan pengkajian kualitatif dengan beberapa warga, bahwa warga di Dusun Mandingan belum pernah mendapatkan program paparan informasi khusus tentang Demam Berdarah (DBD) khususnya tentang keterlibatan keluarga dalam melakukan upaya pencegahan dan sebagainya.

(4)

4

Adapun tujuan yang ingin di capai pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah:

1. Meningkatnya pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan Demam Berdarah pada anggota keluarga

2. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya tindakan pencegahan penyakit Demam Berdarah

2. MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan, yaitu belum cukup adekuatnya program pemberian informasi yang diperoleh masyarakat Dusun Mandingan tentang Demam Bedarah (DBD), tatalaksana di rumah serta tindakan pencegahan yang tepat .

Kebutuhan masyarakat dengan permasalahan yang ada adalah:

1. Perlunya peningkatan pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan Demam Berdarah 2. Perlunya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya tindakan pencegahan penyakit

Demam Berdarah

3. METODE

A. Model Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

Model yang dilakukan pada pengabdian kepada masyarakat ini adalah dengan pendidikan kesehatan secara klasikal serta diskusi. Mahasiswa yang dilibatkan pada pengabdian masyarakat ini melakukan penyebaran undangan dan pendekatan personal agar seluruh undangan dapat menghadiri. Kegiatan rangkaian pendidikan kesehatan dan diskusi, dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2015, bertepatan dengan acara arisan rutin ibu-ibu PKK di Dusun Mandingan. Metode program pengabdian masyarakat ini adalah dengan pendidikan/ penyuluhan kesehatan.

Penyuluhan dan diskusi dilakukan dalam kurun waktu 3 jam. Selain itu juga peserta penyuluhan dibagikan leaflet dari Dinkes Kota Yogyakarta sebagai media pendidikan/ penyuluhan kesehatan.

Sebelum dan setelah dilakukan pendidikan/penyuluhan peserta dibagikan kuesioner untuk menilai ada tidaknya perubahan (peningkatan) tingkat pengetahuan peserta tentang DBD.

(5)

5

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner Marini Dina (2010). Pengetahun responden diukur melalui 7 pertanyaan. Jika pertanyaannya dijawab benar oleh peserta maka diberi nilai 1, jika peserta menjawab salah maka diberi nilai 0. Sehingga skor tertinggi adalah 10. Setelah dilakukan penilaian kemudian dikategorikan atas baik, sedang dan kurang dengan definisi: baik (skor jawaban peserta >75% dari nilai tertinggi yaitu >7), sedang (skor jawaban peserta 40%-75% dari nilai tertinggi yaitu 4-7) dan kurang (skor jawaban responden <40% dari nilai tertinggi yaitu <4).

B. Tempat Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat :

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, dilaksanakan di Dusun Mandingan, Imogiri, Bantul Yogyakarta, yang merupakan salah satu lokasi dengan kejadian DBD yang terjadi di Kabupaten Bantul.

C. Jadwal Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat:

Berikut ini merupakan agenda terlaksananya kegiatan pengebdian kepada masyarakat ini, yang meliputi beberapa tahap dari persiapan, pelaksanaan dan evaluasi:

Tabel 1. Uraian Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

No Kegiatan Sub-Kegiatan Keterangan

1. Persiapan pengabdian kepada masyarakat

-Studi pendahuluan

-Membuat skema dan materi kebutuhan masyarakat tentang problem kejadian DBD di masyarakat dusun Mandingan, Imogiri, Bantul Yogyakarta -Persiapan proposal kegiatan, surat menyurat serta proses perizinan

Januari - April 2015

2. Pelaksanaan pengabdian masyarakat

-Pembukaan -Pre test

-Pendidikan/penyuluhan kesehatan tentang DBD dengan media slide presentasi power

14 Mei 2015

dengan dilaksanakan selama kurang lebih 3 jam .

(6)

6

point dan leaflet

-Diskusi dan tanya jawab -Post test

-Penutup

3. Evaluasi pengabdian kepada masyarakat

-survey wawancara -survey lingkungan

Mei - Juni 2015

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan kesehatan ini ditanggapi antusias oleh warga dusun Mandingan. Hal tersebut dibuktikan dengan sejumlah 30 orang ibu rumah tangga yang hadir. Kegiatan dimulai pukul 09.00 dan berakhir pukul 12.00 wib. Uraian kegiatan pada program penyuluhan tersebut adalah:

Tabel 2. Uraian Kegiatan Pelaksanaan Program Penidikan/ Penyuluhan Kesehatan

NO WAKTU KEGIATAN

1. Pembukaan dan sambutan 09.00 - 09.05 wib

2. Pre test 09.05 - 09.30 wib

2. Acara inti penddikan/penyuluhan kesehatan 09.30 - 11.00 wib

3. Tanya jawab 11.00 - 11.30 wib

4. Penutupan 11.30 - 12.00 wib

Secara umum program pendidikan/ penyuluhan kesehatan berjalan dengan baik dan lancar.

Berdasarkan hasil evaluasi dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan, untuk rata-rata

(7)

7

jumlah benar pertanyaan yang disampaikan dengan kuesioner, sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan, pengetahuan pasien tentang DBD meningkat dari 5,15 (sedang) menjadi 8 (baik).

Gambar 2. Gambaran Nilai Rata-Rata Sebelum dan

Setelah dilakukan Program Pendidikan/ Penyuluhan Kesehatan tentang DBD

Tingkat pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan program pendidikan/ penyuluhan kesehatan secara umum meningkat. Sebelum dilakukan pendidikan/ penyuluhan tentang DBD pengetahuan kategori kurang sebanyak 2 orang, pengetahuan kategori sedang 16 orang dan pengetahuan kategori baik sebanyak 2 orang. Sedangkan setelah dilakukan program penddikan/

penyuluhan tentang DBD, pengetahuan kategori kurang tidak ada, pengetahuan kategori sedang 3 orang dan pengetahuan kategori baik 17 orang.

0 1 2 3 4 5 6 7 8

PRE POST

JUMLAH…

(8)

8

Gambar 3. Gambaran Tingkat Pengetahuan tentang DBD Sebelum dan Setelah dilakukan Program Pendidikan/ Penyuluhan

Sebelum dilakukan pendidikan/ penyuluhan tentang DBD, nilai terbaik adalah 8 dan minimal adalah 2. Sedangkan setelah dilakukan pendidikan/penyuluhan tentang DBD, nilai maksimal adalah 9 dan minimal adalah 5. Berikut ini merupakan tabel perbandingan nilai maksimal dan minimal untuk sebelum dan setelah dilakukan pendidikan/ penyuluhan tentang DBD:

Tabel 3. Nilai Maksinal dan Minimal Sebelum dan Setelah Dilakukan Pendidikan/Penyuluhan tentang DBD

Nilai Sebelum Penyuluhan (PRE) Setelah Penyuluhan (POST)

Nilai Maksimal 8 9

Nilai Minimal 2 5

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa upaya program pendidikan/

penyuluhan yang dilakukan dengan media presentasi power point dan leaflet serta diskusi dapat

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

PRE POST

Kurang Sedang Baik

(9)

9

memberikan efek positif berupa peningkatan pengetahuan. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Santi et al (2014), menunjukan bahwa ada perbedaan perilaku responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media audiovisual dengan setelah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media audiovisual. Setelah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media audiovisual perilaku responden terhadap pencegahan filariasis menjadi lebih tinggi dibandingkan sebelum diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media audiovisual dengan nilai p value (0,00) < α (0,05).

Pendidikan kesehatan menggunakan media audiovisual efektif terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat di Kelurahan Sungai Apit, Desa Mengkapan, Desa Teluk Batil dan Desa Harapan mengenai perilaku pencegahan filariasis (Santi et al, 2014). Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada lansia dengan media leaflet, efektif terhadap pengetahuan lansia dengan hipertensi di Puskesmas Serasan Kabupaten Natuna tahun 2015 dengan nilai p value = 0,000< 0,05 (Susanti et al, 1930). Selain itu juga berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiman (2018), menunjukkan angka rata-rata skor pengetahuan orang tua sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah 76,3 dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan adalah 93,0. Pendidikan kesehatan efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang perawatan ISPA pada balita (nilai P=0,0001 atau p value <0,05). Menurut Cahyo (2006), pengetahuan dan tingkat pendidikan mempengaruhi keseriusan seseorang dalam upaya pencegahan penyakit DBD.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu-ibu rumah tangga peserta pendidikan/

penyuluhan tentang DBD di Dusun Mandingan tersebut, mereka berkomitmen akan melaksanakan upaya-upaya untuk pencegahan kejadian DBD, sehingga akan tercipta Dusun Mndingan bebas DBD.

Berikut ini merupakan leaflet yang digunakan untuk media penyuuhan kesehatan kegiatan pengabdian kepada masyarakat:

(10)

10

Gambar 4. Leaflet Dinas Kesehatan sebagai Media Pendidikan/ Penyuluhan tentang DBD Berikut ini merupakan foto kegiatan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di Dusun Mandingan:

Gambar 5. Kegiatan Pendidikan/ Penyuluhan tentang DBD

(11)

11

Gambar 6. Kegiatan Post Test Setelah Pendidikan/ Penyuluhan tentang DBD 5. SIMPULAN

Secara target dengan program ini dapat mencapai target yaitu dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang DBD dan upaya pencegahan DBD. Dimana Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang penting dalam pengelolaan kesehatan di keluarga. Metode yang digunakan sudah tepat sesuai situasi dan kondisi lapangan dengan menggunakan metode pendidikan/

penyuluhan dengan media power point untuk presentasi dan menggunakan leaflet disertai dengan diskusi.

Setelah selesai kegiatan dilaksanakan dapat memberikan manfaat yaitu meningkatan pengetahuan ibu tentang DBD dan cara pencegahan DBD ditunjukkan dengan Sebelum dilakukan penyuluhan pengetahuan kurang sebanyak 2 orang, pengetahuan sedang 16 orang dan pengetahuan baik sebanyak 2 orang. Sedangkan setelah dilakukan program penyuluhan, pengetahuan kurang tidak ada, pengetahuan sedang 3 orang dan pengetahuan baik 17 orang.

Rekomendasi dari keberlanjutan program ini adalah dilakukan beberapa kegiatan yang sifatnya sebagai suatu bentuk kesinambungan program antara lain:

1. Pembentukan dan pelatihan kader JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik)

2. Membuat program (sistem) Mapping Golongan Darah “Dusun Mandingan Dusun Lumbung Darah”, sebagai upaya kewaspadaan dan kesiapsiagaan Dusun Mandingan bila di masyarakat terjadi kasus DBD sehingga membutuhkan donor darah

(12)

12

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, B. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) terhadap Pengetahuan Ibu dalam Perawatan ISPA pada Balita di Puskesmas Melong Asih Cimahi. Jurnal Kesehatan Kartika, 9(3), 59-59.

Cahyo, K. (2006). Kajian Faktor-faktor Perilaku Dalam Keluarga Yang Mempengaruhi Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Meteseh KotaSemarang. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 16(4 Des).

DEPKES RI . 2006. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta : DepkesRI Friedman.MM. 1998. Family nursing : research, theory & practice. 4th Ed. USA : Appleton and

lange

Harry Raspati. 2006. Buku Program & Kumpulan Makalah Simposium &workshop “New Perspective in Dengue Viral Infection : From Basic Science to Clinical Practice”

Hendarwanto. Demam Berdarah Dengue:Gambaran Klinis, Diagnosis dan Prognosis. Naskah Lengkap Forum Ilmiah Ilmu Penyakit Dalam. Pendidikan Berkesinambungan Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta

Marini D., (2010). Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Mengenai DBDpada Keluarga di Kelurahan Padang Bulan. Medan. FakultasKedokteran Universitas Sumatra Utara

Santi, S. M., Sabrian, F., & Karim, D. (2014). Efektifitas pendidikan kesehatan menggunakan media audiovisual terhadap perilaku pencegahan filariasis. Jurnal Online Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, 1(2), 1-8.

Susanti, N., Harnani, Y., & Rasyid, Z. (1930). Efektifitas Leaflet terhadap Pengetahuan dan Mengatur Pola Makan Lansia Penderita Hipertensi di Puskesmas Serasan Kabupaten Natuna. Jurnal Photon, 7(02), 33-38.

Zulkarnain I., Tambunan K.L., Nelwan R.H.H., (1998).Protokol Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.Bagian Penyakit Dalam FKUI/RSUPN CM.Jakarta

Gambar

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Imogiri II Kabupaten Bantul   Tahun 2013
Gambar 2. Gambaran Nilai Rata-Rata Sebelum dan
Gambar 3. Gambaran Tingkat Pengetahuan tentang DBD  Sebelum dan Setelah dilakukan  Program Pendidikan/ Penyuluhan
Gambar 4. Leaflet Dinas Kesehatan sebagai Media Pendidikan/ Penyuluhan tentang DBD  Berikut  ini  merupakan  foto  kegiatan  pelaksanaan  pengabdian  kepada  masyarakat  di  Dusun  Mandingan:
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil distribusi kategorisasi pada tabel 7, dari 30 subjek pada pegawai kontrak di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru tidak ada subjek yang

MK berpendapat bahwa Pasal 43 ayat (1) UUP bertentangan dengan UUD NRI 1945, yaitu Pasal 28b ayat (2) yang menyatakan setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,

Jika dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan, misal kegiatan belajar, maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah keinginan untuk mencapai tujuan yang

Untuk lauk pauk dapat memilih daging, ayam, ikan, telur dan sejenisnya dan minum dengan 8-9 gelas (3 liter air) gelas standar per hari, sebaiknya minum setiap kali

Konteks Penelitian Pola relasi suami istri dalam kehidupan berumah tangga pada umumnya berdasarkan pada sebuah prinsip yakni “muā’syarah bil al-ma’rūf” pergaulan suami istri

Uji validitas pada variabel kualitas produk dilakukan pada 30 pelanggan yang berada di warung sate kambing Pak Syamsuri dengan jumlah butir pernyataan sebanyak 14

KATAPENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis sebagai salah satu tugas akhir program akademik

Alhamdulillah, segala puji ke hadrat Illahi di atas limpah kurniaNya, dapatlah saya menyiapkan kerja kursus Ekonomi kertas 4 (944/4) penggal 3 tahun 2015 yang bertajuk ''