• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKI MATERI DINASTI AYYUBIYAH MELALUI METODE MIND MAP PADA SISWA KELAS VIII MTS MA’ARIF 03 GRABAG KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKI MATERI DINASTI AYYUBIYAH MELALUI METODE MIND MAP PADA SISWA KELAS VIII MTS MA’ARIF 03 GRABAG KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKI MATERI DINASTI

AYYUBIYAH MELALUI METODE MIND MAP PADA SISWA

KELAS VIII

MTS MA’ARIF 03

GRABAG KECAMATAN

GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN

2016/2017

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun oleh NUR KHOLIFAH

111 13 021

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii MOTTO

َّ نِإ

َّ

ََّعَم

ٱ

َِّر ۡسُعۡل

َّ

ا ٗر ۡسُي

”Sesungguhnya bersama kesukaran ada kemudahan”

Sesekali gagal bukan berarti selamanya, sedangkan berhasil itu soal seberapa gigih kamu mau

berusaha

َّ

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Sebuah karya kecil ini penulis persembahkan kepada:

1. Ibu Sholikhatun dan Bapak Aswadi tercinta yang senantiasa mendo‟akan, membimbing, merawat, mendidik dan memberikan kasih sayang dari kecil sampai sekarang, semoga Allah SWT memberikan kesehatan, umur panjang dan rezeki yang barokah dan bermanfaat untuk beliau.

2. Kakak-kakakku Akhmad Khoeroni, Muhammad Romadhoni dan Fifit Faizah dan keluarga besar Mbah Syubakir dan Mbah Affandi yang selalu memberikan nasehat, pelajaran hidup yang berharga bagiku serta mendo‟akan dan memberi dukungan terbaik.

3. Bapak K.H Zumri RWS (Alm.) dan Ibu Nyai Hj. Latifah selaku Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah yang kami tunggu-tunggu barokah ilmunya. 4. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag selaku dosen Pembimbing Skripsi.

5. Bapak dan Ibu dosen yang selalu membimbing dengan penuh kesabaran.

6. Ibu Eko Cahyaningsih, S. Sos selaku guru kaloborator dalam penelitian skripsi ini. 7. Dewan guru dan staff MTs Ma‟arif 03 Grabag yang membantu kelancaran dalam

mengerjakan skripsi ini.

8. Semua guru-guru mulai dari RA, MI, MTs, MAN yang telah mengajari berbagai ilmu dan juga sudah mengantarkan sampai kuliah ini.

(9)

ix

pengerjaan skripsi ini. Dan Yusuf Aris Samsudin yang telah membantu kelancaran dalam mengerjakan skripsi ini.

10.Sahabat-sahabat tercinta, Aida Nur Azizah, Siti Sirril Inayah, Faiqotul Himmah, Dwi Supriyatiningsih yang selalu setia menjadi saudara selama ini, berjuang bersama dalam suka maupun duka dan terimakasih atas kebersamaan kita selama ini. Dan tak lupa Oki Hirwanti, mbak Indah Nur Halimah, Wahyu Apriliani, Ella, Muntoyimah, Queen Tesa, Muhammad Tsabit bil Khoiri, Ahmad Fajar Mubarok, Wahyu Kurniawan, Son Aji, Nur Sirojudin, Hanif Taufiqul Hakim yang selalu mendo‟akan dan mendukung dalam pengerjaan skripsi ini.

11.Keluarga besar PPTI Al-Falah, teman-teman angkatan 2013, teman-teman kamar C24 dan C23 yang sama-sama sedang berjuang meraih toga simbol keberhasilan untuk lanjut ke impian masa depan, serta adik-adik A4, juga adik Shopya Ulfa, dan semuanya yang telah memberikan motivasi untukku.

12.Teman-teman PAI, PPL dan KKN angkatan 2013 yang sudah mensupport demi terselesainya skripsi ini.

13.Sedulur-sedulur FK-WAMA yang selalu mendo‟akan dan mendukung dalam pengerjaan skripsi ini.

(10)

x

KATA PENGANTAR

ميحرلا نحمرلا للها مسب

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini adalah “PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKI MATERI DINASTI AYYUBIYAH MELALUI METODE MIND MAP PADA SISWA KELAS VIII MTS MA‟ARIF 03 GRABAG

KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017”

.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

(11)

xi

4. Bapak Prof. Dr. Budiharjo, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik.

5. Seluruh anggota tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk menilai kelayakan dan menguji skripsi dalam rangka menyelesaikan studi Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN Salatiga).

6. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI IAIN Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

7. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita.

8. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

(12)
(13)

xiii ABSTRAK

Kholifah, Nur. 2017. Peningkatan Hasil Belajar SKI Materi Dinasti Ayyubiyah melalui Metode Mind Map Pada Siswa Kelas VIII MTs Ma’arif 03 Grabag Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Siti Rukhayati, M. Ag.

Kata Kunci: hasil belajar dan mind map

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode pembelajaran mind map

dapat mengingkatkan hasil belajar siswa materi Dinasti Ayyubiyah pada siswa kelas VIII MTs Ma‟arif 03 Grabag Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun 2017. Subjek penelitian ini guru mata pelajaran SKI dan siswa kelas VIII MTs Ma‟arif 03 Grabag yang terdiri dari 48 siswa.

Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah-langkah dalam PTK ini adalah perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang dilakukan dalam dua siklus. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan membandingkan pencapaian nilai tiap siklus dengan ditandai adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.

(14)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO... ii

HALAMAN DEKLARASI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR... x

ABSTRAK ... xiii

DAFTAR ISI ... ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 8

G. Metode Penelitian ... 12

(15)

xv

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar... 20

1. Pengertian Belajar ... 20

2. Pengertian Hasil Belajar ... 25

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar...27

B. Sejarah Kebudayaan Islam ... 28

1. Pengertian Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 28

2. Fungsi Sejarah Kebudayaan Islam... 31

3. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam 33

4. Ruang Lingkup Sejarah Kebudayaan Islam ... 34

C. Materi Dinasti Ayyubiyah... . 34

D. Metode Mind Map... . 35

1. Pengertian Metode Mind Map... . 35

2. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Mind Map... 36

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Mind Map... . 37

4. Kegunaan Mind Map... . 38

5. Faktor Penghambat Pembuatan Mind Map... . 39

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs... 41

1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Ma‟arif 03 Grabag... 41

2. Profil Sekolah... 42

3. Visi, Misi dan Tujuan... 44

(16)

xvi

5. Keadaan Guru dan Karyawan MTs Ma‟arif 03

Grabag... 45

6. Keadaan Siswa... 47

7. Sarana prasarana... 50

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I... 51

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 60

1. Analisis Kegiatan Pra Siklus... 60

2. Siklus I... 63

3. Siklus II... 68

B. Pembahasan... 72

1. Hasil Sebelum PTK... 72

2. Hasil Penelitian Siklus I... 74

3. Hasil Penelitian Siklus II... 75

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan... 81

B.Saran... 82

DAFTAR PUSTAKA

(17)

xvii

(18)

xviii

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Profil Sekolah

Tabel 3.2 Daftar Guru MTs Ma‟arif 03 Grabag

Tabel 3.3 Daftar Siswa MTs Ma‟arif 03 Grabag Tahun Pelajaran 2016/2017 Tabel 3.4 Nama-nama Siswa kelas VIII A MTs Ma‟arif 03 Grabag

Tabel 3.5 Sarana Prasarana MTs Ma‟arif 03 Grabag Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar Siswa Pra Siklus Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I Tabel 4.3 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II

(19)

xix

DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.1 Rata-rata Hasil Belajar

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 3 Pedoman Pengamatan Guru

Lampiran 4 Soal Evaluasi

Lampiran 5 Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa

Lampiran 6 Gambar Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Lampiran 7 Lembar Konsultasi

Lampiran 8 Surat Tugas Pembimbing Skripsi Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu menghadapi tantangan di masa depan dan berkompetisi dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Pendidikan merupakan hal yang paling utama yang menjadi tolak ukur perkembangan suatu bangsa agar tidak tertinggal dari bangsa lain.

Pendidikan adalah kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya (Saefullah, 2012: 165). Potensi tersebut meliputi potensi spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan momentum segala kodrat yang terdapat dalam diri anak sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat yang agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Oleh karena itu, pendidik sebagai agen pembelajaran harus bisa mengembangkan keilmuan dan keprofesiannya. Seorang pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran.

(22)

2

Sisdiknas No. 20/2003, Bab 1 Pasal 1 Ayat 20 pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Khanifatul, 2014: 14). Proses pembelajaran pada hakikatnya mengembangkan aktifitas dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi serta pengalaman belajar yang terfokus pada: learning how to learn, learning how to do, learning to live together, dan learning to be (a good citizen).

Dalam pembelajaran dibutuhkan suatu metode pembelajaran. Metode pembelajaran adalah seperangkat cara yang praktis yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu dalam proses pembelajaran (Asmani: 2014, 19). Dalam pendidikan agama tidak hanya sekedar mengajarkan ajaran agama kepada peserta didik, tetapi juga menanamkan komitmen terhadap ajaran agama yang dipelajarinya.

Hal ini berarti bahwa pendidikan agama memerlukan pendekatan pengajaran yang berbeda dari pendekatan subyek pelajaran lain. Karena disamping mencapai penguasaan juga menanamkan komitmen. Dengan demikian, metode yang digunakan dalam pengajaran pendidikan agama harus mendapat perhatian yang seksama dari guru, karena memiliki pengaruh yang sangat berarti atas keberhasilan belajar (Hadjar, 1999:2).

(23)

3

Mata pelajaran sejarah dan kebudayaan Islam (SKI) dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.

Pada dasarnya, memahami sejarah kebudayaan Islam dengan baik dan benar, dapat bercermin untuk mengambil banyak pelajaran dan menilai perbuatan yang merupakan keberhasilan dan kegagalan, membenahi kekurangan atau kesalahan, guna berhati-hati agar kegagalan tidak terulang kembali, meraih keberhasilan dan kemuliaan dunia dan akhirat (Syalabi, 1959: 4).

Sejauh ini, hasil pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs belum bisa tercapai secara maksimal seperti yang diharapkan. Berdasarkan keterangan yang didapat dari guru pengampu SKI, kelas VIII MTs Ma‟arif 03 Grabag kecamatan Grabag kabupaten Magelang (Bu Eko Cahyaningsih), dengan KKM 70 dari 48 siswa, yang lulus hanya 14 siswa atau 29% dan yang tidak lulus ada 34 siswa atau 71% dengan rata-rata 64.40.

(24)

4

Di salah satu madrasah peneliti menemukan beberapa problematika dalam proses pembelajaran SKI di kelas, diantaranya adalah pemilihan metode ceramah dan tanya jawab yang kurang tepat dengan materi yang sedang dipelajari, apresiasi siswa terhadap mata pelajaran SKI masih rendah, kurang aktifnya siswa, sarana dan prasarana yang kurang memadai, dan waktu yang kurang efesien.

Masalah lainnya adalah siswa sering merasa bosan karena mempelajari dan mendalami sebuah sejarah dibutuhkan hafalan yang kuat. Rasa bosan siswa biasanya disebabkan oleh 2 faktor, yang pertama tuntutan menghafal peristiwa, aktor dan waktu; yang kedua metode pengajaran yang kurang cocok sehingga mata pelajaran SKI kurang diminati dan mengakibatkan makna sejarah yang begitu penting menjadi terbelenggu dalam suasana monoton dan kaku.

Sekarang banyak ditemui adanya strategi/pendekatan pembelajaran yang lebih menuntut siswa berperan lebih aktif, kreatif dan lebih siap untuk menerima pelajaran ialah Active learning (pembelajaran aktif). Guna mencapai maksud dan tujuan pembelajaran SKI, pemilihan strategi pembelajaran aktif dengan menggunakan metode mind map dirasa sesuai untuk membantu siswa belajar, menyusun, dan menyimpan sebanyak mungkin informasi yang siswa inginkan, serta mengelompokkannya dengan cara yang alami. Karena pada bidang studi SKI siswa dituntut untuk memahami mengenai struktur dan kronologi sebuah peristiwa sejarah.

(25)

5

menghafal atau mengingat-ingat nama-nama raja, atau tahun-tahunnya, atupun tempat-tempatnya.

Dengan metode pembelajaran mind map diharapkan siswa dapat mengembangkan cara berfikir divergen, berfikir kreatif, efektif. Mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan (Buzan, 2012: 5). Metode mind map ini berupa hasil visualisasi yang berupa simbol atau gambar, yang dapat digunakan sebagai ganti catatan tertulis dan hasilnya lebih cepat untuk diingat. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis bermaksud melakukan penelitian di MTs Ma‟arif 03 Grabag dengan judul: peningkatan hasil belajar SKI materi Dinasti

Ayyubiyah melalui metode Mind map pada siswa kelas VIII MTs Ma‟arif 03 Grabag

kecamatan Grabag kabupaten Magelang tahun pelajaran 2016/2017. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan penelitian, yakni: apakah penggunaan metode mind map dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi Dinasti Ayyubiyah mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas VIII semester II MTs Ma‟arif 03 Grabag

kecamatan Grabag kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017? C. Tujuan Penelitian

(26)

6 D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti di bawah dan thesa yang berarti kebenaran. Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang kebenarannya bersifat sementara, yang akan diuji kebenarannya melalui data yang dikumpulkan (dalam Arikunto, 2006: 71). Hipotesis merupakan dugaan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian.

Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah: penggunaan metode mind map dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi Dinasti Ayyubiyah pada siswa kelas VIII semester II MTs Ma‟arif 03 Grabag tahun pelajaran 2016/2017.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan metode mind map dapat dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Indikator yang dapat dirumuskan penulis adalah: a. Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada materi Dinasti Ayyubiyah

secara berkelanjutan (continue) dari siklus pertama ke siklus selanjutnya dengan KKM individual 70.

b. Minimal 85% dari jumlah keseluruhan siswa kelas VIII MTs Ma‟arif 03 Grabag telah mencapai nilai diatas KKM kelas.

E. Manfaat Penelitian

(27)

7

Dengan adanya model pembelajaran yang aktif, kreatif dan tidak membosankan lebih diharapkan penelitian ini dapat mendukung majunya pendidikan Sejarah Kebudayaan Islam di Indonesia.

2. Manfaat Praktis a. Untuk Guru

1) Dapat meningkatkan profesionalisme mengajar guru, khusunya guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

2) Dapat menjadikan kreatifitas guru dalam menyajikan pembelajaran 3) Dapat memperoleh model pembelajaran yang tepat dalam menyajikan

materi pembelajaran b. Untuk siswa

1) Meningkatkan hasil belajar siswa

2) Memberi motivasi dan semangat untuk memperhatikan penjelasan guru 3) Melalui model pembelajaran yang inovatif, memudahkan siswa dalam

memahami materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam c. Untuk Sekolah

1) Dapat menjadikan masukan untuk proses perbaiakan pembelajaran menjadi lebih baik

(28)

8 F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi perbedaan antara penafsiran dengan maksud utama penulisan dalam penggunaan kata pada judul, maka akan dijelaskan dalam definisi operasional sebagai berikut:

1. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktifitas belajar (Saefullah, 2012: 204). Menurut Bloom, hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Suprijono, 2009: 5). Secara sederhana, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan pembelajaran. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

2. Sejarah Kebudayaan Islam

Menurut Murodi di bukunya sejarah kebudayaan Islam kelas VII, pengertian sejarah menurut bahasa berasal dari bahasa Arab, yaitu syajarotun, yang artinya pohon. Sedangkan sejarah menurut istilah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lampau, yang berkaitan dengan berbagai proses kehidupan manusia dan dipelajari di masa kini untuk diambil hikmahnya bagi perjalanan kehidupan di masa-masa mendatang (Murodi, 2009: 4).

(29)

9

Sejarah kebudayaan Islam diartikan sebagai perkembangan atau kemajuan kebudayaan islam dalam persepektif sejarahnya. Menurut Ahmad Syalabi (1959: 4), “SKI adalah singkatan dari Sejarah Kebudayaan Islam merupakan bagian

mata pelajaran pendidikan agama islam yang mana tidak terpisah dari ilmu pendidikan agama islam”.

Dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah, mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladanan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Sejarah Kebudayaan Islam yaitu salah satu bagian dari cabang ilmu Pendidikan Agama Islam di madrasah yang di dalamnya membahas tentang peristiwa-peristiwa penting, peradaban Islam agar tertanamnya nilai-nilai kepahlawanan dan keilmuan dalam diri siswa. Selain itu siswa dapat menggali kemampuan tentang nilai, makna, ibrah/hikmah, dalil dan teori dari fakta sejarah yang ada. SKI tidak saja merupakan transfer knowledge tetapi juga merupakan pendidikan nilai (value education).

3. Materi Dinasti Ayyubiyah

(30)

10

peradaban islam pada masa Dinasti Ayyubiyah, tokoh-tokoh ilmuwan muslim dan peranannya dalam kemajuan Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah, kemajuan-kemajuan pada masa Dinasti Ayyubiyah, dan keperwiraan Shalahuddin al-Ayyubi.

4. Metode Mind Map

Metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos. Metodhos berasal dari kata “meta” berarti melalui dan “hodos” yang berarti jalan. Adapun dalam bahasa Arab, metode bisa bermakna “Minhaj, al-Wasilah, Kaifiyah,

al-Thariqah”. Semua kata ini berarti jalan atau cara yang harus ditempuh (Asmani:

2014, 19). Metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.

(31)

11 G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang penulis ambil adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki kualitas dan hasil belajar sekelompok peserta didik (Mulyasa, 2011: 10).

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Ma‟arif 03 Grabag kecamatan Grabag, kabupaten Magelang. Alasan mengambil subjek kelas VIII dikarenakan motode mind map dianggap cocok digunakan sebagai model pembelajaran kelas VIII. Dan mengambil di MTs Ma‟arif 03 Grabag karena peneliti sudah pernah melakukan wawancara kepada guru kelas VIII mengenai kendala-kendala dalam pembelajaran SKI.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Ma‟arif 03 Grabag, tepatnya di desa Kleteran, kecamatan Grabag, kabupaten Magelang. Petunjuknya, dari arah pasar Grabag ngiri sampai menemukan jembatan yang ada pertigaannya nganan terus lurus sampai menemukan MTs kanan jalan.

4. Langkah-langkah Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas, menurut Saur Tampubolon (2013: 27) meliputi:

a. Perencanaan Tindakan

(32)

12

1) RPP pada siklus pertama dan seterusnya meliputi SK, KD/Indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, strategi pembelajaran (pendekatan, model, dan metode pembelajaran), langkah-langkah kegiatan pembelajaran, alat/media/sumber, dan penilaian.

2) Lembar bahan ajar (materi pembelajaran)

3) Lembar kerja/soal siswa tentang topik/judul, tujuan kegiatan, alat/media/bahan yang digunakan, langkah-langkah kegiatan, matrik pengamatan, dan pertanyaan.

4) Media/alat/sumber belajar.

b. Pelaksanaan tindakan (acting) meliputi pelaksanaan pembelajarann di kelas sebagai guru model dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah direncanakan.

(33)

13

d. Refleksi yaitu rekomendasi atas hasil evaluasi analisis data guna ditindak lanjuti pada siklus berikutnya.

Keempat kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Rencana Tindakan Siklus 1

Rencana Perbaikan Tindakan pada Siklus 2 (Revisi)

Gambar Skema siklus PTK (Tampubolon, 2013: 28) 5. Instrument Penilaian

a. Pedoman atau lembar pengamatan

Pedoman atau lembar pengamatan digunakan untuk mengamati kegiatan secara langsung yang sedang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran SKI pada kelas 8. Hasil observasi ini berupa catatan lapangan yang mendeskripsikan proses kegiatan pembelajaran yang meliputi antusias peserta didik dan hasil belajar siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan motode pembelajaran mind map.

b. Soal evaluasi Perencanaan

tindakan

Pelaksanaan

tindakan Observasi refleksi

Refleksi/ Evaluasi

Hasil Penelitian

(Pencapaian Indikator Penelitian)

Observasi Pelaksanaan Tindakan Perbaikan

Perencanaan Tindakan Perbaikan

(34)

14

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, maka dilakukan evaluasi. Evaluasi yang digunakan yaitu tes tertulis untuk mendapatkan data yang berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetisi setelah mengikuti proses pembelajaran. Tes tertulis ini terdiri dari pilihan ganda dan isian. Selain itu, peneliti juga mengamati keaktifan siswa.

c. Dokumentasi

Penggunaan metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk menyimpan bukti kegiatan siwa dan guru dalam proses pembelajaran. Dokumentasi ini berisi dokumen-dokumen hasil belajar yang diperoleh dari penelitian berupa foto-foto atau gambar.

6. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dibantu oleh guru kelas. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Observasi

Observasi digunakan peneliti untuk mengamati data-data yang berhubungan dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

b. Tes formatif

Tes digunakan peneliti unutk memperoleh data-data yang berhubungan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa dengan cara memberi tes tertulis untuk mengukur kemampuan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran. c. Dokumentasi

(35)

15 7. Analisis Data

Penelitian ini dianalisis untuk mengetahui hasil akhir dari setiap siklus penelitian.

a. Penilaian rata-rata

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, kemudian membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga memperoleh nilai rata-rata. Penilaian ini menggunakan rumus sebagai berikut:

Χ

=

X : Nilai rata-rata siswa ∑χ : Jumlah nilai siswa N : Jumlah siswa

b. Penilaian untuk ketuntasan belajar

Dalam menghitung ketuntasan belajar, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

P= × 100%

Keterangan:

P : jumlah nilai dalam persen F : jumlah nilai siswa

(36)

16 H. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut: 1. Bagian awal

Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

2. Bagian Inti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hipotesis Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Definisi Operasional G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian 2. Subjek Penelitian

3. Langkah-langkah Penelitian 4. Instrumen Penelitian

5. Teknik Pengumpulan Data 6. Analisis Data

(37)

17 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar B. Mata Pelajaran SKI C. Materi Dinasti Ayyubiyah D. Metode Mind Map

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian

B. Deskripsi Pelaksaan Penelitian Siklus I C. Deskripsi Pelaksaan Penelitian Siklus II

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan hasil penelitian sesuai dengan urutan penelitian dan pembahasan setiap selesai penelitian pada setiap siklusnya.

BAB V PENUTUP

Bagian ini meliputi kesimpulan dan saran. 3. Bagian Akhir

(38)

18 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan tiap jenis dan jenjang pendidikan. Belajar adalah the process of actuiring knowledge yakni proses mendapatkan pengetahuan. Menurut Gagne, belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah (Suprijono, 2011: 2). Menurut S. Nasution, belajar sebagai perubahan-perubahan dalam sistem saraf, penambahan pengetahuan, dan perubahan-perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan (Kastolani, 2014: 53).

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Hamdani, 2011: 20).

(39)

19

Dalam persepektif keagamaan pun (dalam hal ini islam), belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan manusia. Hal ini dinyatakan dalam surat Mujadilah ayat 11:

“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS Mujadilah : 11)

Ilmu dalam hal ini tentu saja tidak hanya berupa pengetahuan agama, tetapi juga beberapa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan kemajuan zaman. Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok bangsa di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang lebih dahulu maju karena belajar.

(40)

20

melalui membaca, mendengar, mengamati, meniru, mencoba sesuatu dan mengikuti arah tertentu.

Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri siswa. Akan tetapi semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas, antara lain sebagai berikut (Saefullah, 2012:169):

a. Perubahan instruksional

Perubahan dalam proses belajar disebabkan pengalaman atau praktik yang dilakukan secara sengaja dan disadari.

b. Perubahan positif dan aktif

Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu yang baru, yang lebih baik dari yang sebelumnya. Aktif artinya perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa yang bersangkutan.

c. Perubahan efektif dan fungsional

Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan manfaat bagi siswa. Sedangkan perubahan yang fungsional artinya perubahan dalam diri siswa tersebut relatif menetap.

(41)

21

Adapun prinsip-prinsip belajar meliputi (Suprijono, 2011: 4):

Pertama, perubahan perilaku yang bercirikan: rasional instrumen yakni perubahan yang disadari, kontinyu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya, fungsional sebagai bekal hiduup, positif, aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan, permanen atau tetap, bertujuan, terarah, dan mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik.

Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.

John Travers menggolongkan tipe-tipe kegiatan belajar menjadi belajar gerakan, belajar pengetahuan, dan belajar pemecahan masalah. Secara ekletis, kategorisasi kegiatan belajar yang bermacam-macam tersebut dapat dirangkum menjadi tipe kegiatan belajar (Suprijono, 2011: 8) :

1) Keterampilan, berfokus pada pengalaman belajar melalui gerak yang dilakukan peserta didik. Kegiatan belajar ini merupakan paduan gerak, stimulus, dan respon yang tergabung dalam situasi belajar.

2) Pengetahuan, merupakan dasar bagi semua kegiatan belajar. Termasuk ranah kognitif yang mencakup pemahaman terhadap suatu pengetahuan, perkembangan kemampuan, dan keterampilan berpikir.

(42)

22

dengan menformulasikan informasi kedalam rangkaian bermakna bagi peserta didik dalam kehidupannya.

4) Konsep, adalah belajar mengembangkan inferensi logika atau membuat generalisasi dari fakta ke konsep. Dengan konsep, pesserta didik dapat mengetahui hal-hal yang umum dari sejumlah objek maupun peristiwa yang ada dalam lingkungan sekitar dan dapat membedakan benda-benda.

5) Sikap dikenal dengan kegiatan belajar afektif. Sikap berhubungan dengan minat, nilai, penghargaan, pendapat dan prasangka.

6) Pemecahan masalah merupakan tipe kegiatan belajar dalam usaha mengembangkan kemampuan berfikir.

2. Pengertian Hasil Belajar

Menurut kamus bahasa Indonesia, hasil adalah suatu yang ada (terjadi) oleh suatu kerja, berhasil, sukses. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2011: 5).

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh (Sam‟s, 2010: 33). Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang

diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perubahan perilaku tersebut diperoleh bergantung pada yang dipelajari oleh siswa (Saefullah, 2012: 204).

Menurut Gagne, perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar berupa (Saefullah, 2012: 213) :

(43)

23

b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.

c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan),

comprehension (pemahaman, menjelaskan, menringkas, contoh), aplication

(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis

(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation

(menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding

(memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization

(karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan

rountinized (Suprijono, 2011: 7). Menurut Lingren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.

(44)

24

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di

muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.(QS ar Ra‟d: 11)

Hal tersebut dapat kita kaitkan dengan hasil belajar siswa dimana jika kita tidak mencoba dan berusaha untuk belajar, maka hasil yang kita inginkan tidak akan terwujud. Sebaliknya jika kita mencoba, meneliti dan berusaha maka hasil yang kita inginkan pun akan tercapai.

Jadi, hasil belajar adalah perubahan perilaku dan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah melaksanakan proses belajar mengajar dengan lingkungannya, yang mana perubahan tersebut bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja, melainkan segala aspek.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

(45)

25

eksternal mampun faktor internal. Secara terperinci, faktor eksternal dan internal adalah sebagai berikut:

a. Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

b. Faktor internal; faktor yang bersumber dari dalam diri siswa sendiri, yang mana mempengaruhi kemampuan belajarnya. faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat, perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan (Susanto, 2013: 12).

Wujud hasil belajar dapat dilihat dengan adanya wujud perubahan, yaitu: kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berpikir asosiatif dan daya ingat, berpikir rasional dan kritis, sikap, apresiasi dan tingkah laku yang efektif.

B. Sejarah Kebudayaan Islam

1. Pengertian Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Menurut Murodi di bukunya sejarah kebudayaan Islam kelas VII, pengertian sejarah menurut bahasa berasal dari bahasa Arab, yaitu syajarotun,

yang artinya pohon. Kata ini memberikan gambaran sebuah pertumbuhan peradaban manusia dengan perlambang „pohon‟ yang tumbuh bermula dari biji

(46)

26

Sedangkan kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1990: 131).

Menurut Darsono dan T. Ibrahim (2009: 10) kebudayaan Islam itu dapat diartikan sebagai “kondisi-kondisi kehidupan yang terjadi pada masa perkembangan Islam hingga runtuhnya daulah Islamiah. Kebudayaan Islam berdasarkan pada hukum agama Islam dengan sumber hukum Al-Qur‟an dan hadits.

Sejarah kebudayaan Islam diartikan sebagai perkembangan atau kemajuan kebudayaan Islam dalam persepektif sejarahnya. Menurut Ahmad Syalabi (1959: 4), “SKI adalah singkatan dari Sejarah Kebudayaan Islam

merupakan bagian mata pelajaran pendidikan agama Islam yang mana tidak terpisah dari ilmu pendidikan agama Islam”.

Dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladanan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Seperti firman Allah swt dalam surat al Hasyr ayat 18:

(47)

27

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah

Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya (sejarah) untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS al Hasyr: 18)

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Sejarah Kebudayaan Islam yaitu salah satu bagian dari cabang ilmu Pendidikan Agama Islam di madrasah yang di dalamnya membahas tentang peristiwa-peristiwa penting, peradaban Islam agar tertanamnya nilai-nilai kepahlawanan dan keilmuan dalam diri siswa. Selain itu siswa dapat menggali kemampuan tentang nilai, makna, ibrah/hikmah, dalil dan teori dari fakta sejarah yang ada. SKI tidak saja merupakan transfer knowledge tetapi juga merupakan pendidikan nilai (value education).

Supaya dapat menangkap pelajaran dari pesan-pesan sejarah di dalamnya, memerlukan kemampuan menangkap yang tersirat sebagai ibarat atau ibrah di dalamnya. Seperti firman Allah swt dalam surat Yusuf ayat 111:

“Sesungguhnya pada kisah-kisah (sejarah) mereka itu terdapat pengajaran bagi

orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”.

(QS Yusuf: 111)

2. Fungsi Sejarah Kebudayaan Islam

(48)

28

ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman”.

(QS Hud: 120)

Ke-empat fungsi tersebut, antara lain yaitu : a. Sejarah berfungsi sebagai peneguh hati

Dalam bahasa Al-Qur‟an Allah menegaskan bahwa Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal sholeh bahwa Allah akan menjadikan mereka sebagai penguasa di muka bumi, Allah akan meneguhkan dien yang diridhoinya, dan mengganti rasa takut dengan rasa aman.

b. Sejarah berfungsi sebagai pengajaran

Sejarah merupakan pendidikan (Ma’uidzah) Allah terhadap kaum muslimin, sebagai peringatan dalam menjalani sunnah Rasul. Pelajaran yang Allah berikan dengan tujuan melahirkan sosok ummat yang memiliki kualitas mu‟min, mujahid, istiqomah, shalihun dan shabirun. Ummat yang memiliki kualitas seperti ini baru bisa diperoleh melalui interaksi dan keterlibatan diri secara langsung dalam harakah perjuangan secara total.

c. Sejarah berfungsi sebagai peringatan

(49)

29

adalah kemenangan keimanan atas kekafiran, kebajikan atas kemunkaran, kenyataan ini merupakan satu janji dari Allah swt yang mesti terjadi.

Sejarah juga mempunyai fungsi sebagai Nakala, yaitu peringatan terhadap generasi berikutnya melalui peristiwa yang yang menimpa generasi sebelumnya. Melalui pengkajian sejarah maka tidak akan ada setiap peristiwa besar atau kecil menjadi sia-sia tanpa tujuan.

d. Sejarah sebagai sumber kebenaran

Sejarah sebagai tasdiq (membenarkan, meneguhkan), maksudnya sejarah menjadi legalitas (landasan kebenaran). Landasan kebenaran sejarah hari ini diukur dari peristiwa sejarah masa lalu. Apakah ada kesinambungan dan kesesuaian antara sejarah hari ini dengan sejarah ummat masa lalu.

3. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Secara subtansial sejarah kebudayaan islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan islam yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, memebentuk sikap, watak, dan kepribadian siswa. (Arif dan Marsun, 2008: 1). Terdapat beberapa tujuan diajarkannya mata pelajaran SKI secara formal di MTs, yaitu:

(50)

30

b. Membangun kesadaran siswa tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa depan. Dengan mempelajari sejarah pada masa lampau, umat islam diharapkan tidak mengulangi kesalahan-kesalahan para pendahulunya.

4. Ruang Lingkup Sejarah Kebudayaan Islam

Objek kajian sejarah kebudayaan Islam atau tarikh adalah hal-hal yang berkaitan dengan peradaban Islam masa lalu yang meliputi asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan atau peradaban Islam dan para tokoh-tokohnya. Kajian tarikh Islam di mulai pada masa awal penyebaran Islam oleh Nabi Muhammad saw dan khulafaurrasyidin, Bani Umayah, Bani Abbasiyah, Bani Ayyubiyah, hingga perkembangan Islam di Indonesia.

Mata pelajaran SKI yang diajarkan di kelas 8 semester 2 meliputi beberapa sub bab yang saling berkaitan yaitu memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah, sejarah berdirinya, hasil kebudayaannya, serta keteladanan para khalifahnya.

C. Materi Dinasti Ayyubiyah

(51)

31

Keperwiraaan Shalahuddin al Ayyubi terbukti dengan kemenangan dalam setiap pertempuran melawan tentara Salib (Arif dan Marsum, 2008: 43).

Dinasti Ayyubiyah adalah kerajaan Islam yang berkuasa di Mesir dan beberapa daerah lain di Afrika Utara. Dinasti ini berkuasa selama 75 tahun (Arif dan Marsum, 2008: 14). Dinasti Ayyubiyah adalah materi SKI yang membahas tentang sejarah berdirinya Dinasti Ayyubiyah, perkembangan kebudayaan atau peradaban islam pada masa Dinasti Ayyubiyah, tokoh-tokoh ilmuwan muslim dan peranannya dalam kemajuan islam pada masa Dinasti Ayyubiyah.

Pada masa pemerintahannya, Dinasti Ayyubiyah melakukan pembangunan kebudayaan Islam. Pengembangan pusat-pusat kebudayaan khususnya ilmu pengetahuan. Dinasti Ayyubiyah banyak memberikan sumbangsih keilmuan kepada dunia Islam, baik dalam bidang ilmu pasti maupun ilmu-ilmu sosial (Arif dan Marsum, 2008: 31). Selain itu Dinasti Ayyubiyah banyak melakukan perubahan-perubahan terutama pada bidang pemerintahan, militer dan seni budaya.

D. Metode Mind Map

1. Pengertian Metode Mind Map

Metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos. Metodhos berasal dari kata “meta” berarti melalui dan “hodos” yang berarti jalan. Adapun dalam bahasa Arab, metode bisa bermakna “Minhaj, al-Wasilah, Kaifiyah,

al-Thariqah”. Semua kata ini berarti jalan atau cara yang harus ditempuh (Asmani:

2014, 19). Metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.

(52)

32

informasi ke dalam otak, dan untuk mengambil informasi ke luar dari otak (Buzan, 2012: 4). Dengan memerintahkan kepada siswa untuk membuat peta pikiran, siswa akan menemukan kemudahan untuk mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah siswa pelajari dan apa yang sedang mereka rencanakan (Silberman, 2009: 188). Pembelajaran dengan metode mind map (peta pikiran atau ingatan) adalah cara kreatif bagi siswa secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian baru.

2. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Mind Map

Metode mind map ini sangat baik digunakan sebagai pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban suatu soal. Menurut Jamal Ma‟mur

Asmani (2014: 45) beberapa langkah persiapan yang harus dilakukan untuk menggunakan metode pembelajaran mind map, antara lain:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Guru mengemukakan konsep atau permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.

c. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.

d. Tiap kelompok menginventarisasi atau mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.

e. Tiap kelompok (diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya, guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.

f. Dari data-data di papan, siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

(53)

33

a. Tugaskanlah sebuah tim memikirkan peta sebagai ganti kerja siswa secara individual.

b. Gunakan komputer untuk menghasilkan peta pemikiran. 3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Mind Map

Kelebihan dari metode mind map ini antara lain, sabagai berikut: (http://www.rijal09.com/2016/04/model-pembelajaran-mind-mapping.html) di akses pada tanggal 19 April 2017 pukul: 01.03

a. Memudahkan kita melihat gambaran keseluruhan

b. Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan, dan membuat hubungan

c. Memudahkan menambahkan informasi baru d. Pengkajian ulang bisa lebih cepat

e. Setiap peta bersifat unik

Selain memiliki kelebihan, di dalam penerapan metode mind map terdapat beberapa kelemahan, yaitu:

a. Hanya siswa yang aktif yang terlibat b. Tidak sepenuhnya siswa yang belajar

c. Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan 4. Kegunaan Mind Map

Mind map dapat membantu pada banyak hal, seperti: merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menghemat waktu, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat dengan lebih baik, belajar lebih cepat dan efesien (Buzan, 2012: 6)

(54)

34 a. Mengaktifkan seluruh otak

b. Memungkinkan fokus pada pokok bahasan

c. Membantu menunjukkan hubungan antar bagian informasi yang saling terpisah

d. Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian e. Mengelompokkan konsep dan membandingkannya

f. Menyaratkan untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang (dalam Buzan, 2012: 7).

5. Faktor Penghambat Pembuatan Mind Map

Ada beberapa hambatan yang dialami siswa dalam pembuatan mind map,

baik dari siswa sendiri maupun proses dalam pembuatan mind map. Faktor penghambat dari siswa dapat dilihat dari karakteristik siswa yang berbeda. Selain itu, tingkat kreatifitas siswa yang berbeda-beda. Faktor penghambat tesebut antara lain sebagai berikut (Khusniah, 2015: 7):

a. Kesulitan mencari cabang utama jika struktur materi tidak terlalu sistematis b. Kesulitan dalam mencari kata kunci suatu kalimat untuk dituliskan di atas

cabang mind map, kata kunci umumnya kata benda

c. Siswa kadang membuat cabang-cabang dalam pembuatan mind map ini tidak menyebar ke segala arah

(55)

35

otak kanan secara aktif, namun juga untuk membantu pengelompokkan informasi

e. Siswa kadang malas menggunakan atau menambahkan gambar pada mind map-nya. Alasannya tidak tahu apa yang harus digambar, membuang-buang waktu, atau merasa kekanak-kanakan

f. Tata ruang, ketidakrapian siswa dalam hal tata ruang dalam membuat mind map-nya. Di mana dapat membuat siswa putus asa atau jengkel karena tidak ada ruang di kertas tempat mereka membuat mind map

g. Tingkat kedetailan pembuatan mind map sifatnya subjektif, tergantung kebutuhan anak masing-masing. Semakin jauh dari pusat mind map berarti semakin kurang penting.

Pada dasarnya pembuatan mind map sangat mudah. Namun, ada aturan-aturan pembuatan mind map yang harus diketahui dan dipatuhi. Aturan mind map

(56)

36 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs Ma’arif 03 Grabag

1. Sejarah Berdirinya MTs Ma’arif 03 Grabag

Madrasah Tsanawiyah ini, dulunya adalah Pondok Pesantren Sunan Geseng Kleteran. Bangunannya masih semi permanen dan hanya memiliki 3 ruangan. Pada tahun 2002 pihak pengurus mengadakan MUBES (musyawarah bersama) antara Lembaga Pendidikan Nahdhatul Ulama (LPNU) dan Dinas Pendidikan, ketua Kementrian Urusan Agama (KUA), tokoh masyarakat Kleteran di Pondok Pesantren Sunan Geseng Kleteran. MUBES ini bertujuan untuk mendirikan MTs di wilayah Grabag, khususnya di wilayah Kleteran.

Alasan ingin didirikannya MTs di daerah tersebut adalah karena banyak lulusan SD/MI masih belum tertampung di SMP/MTs sekitar.

Bangunannya pada awalnya adalah tanah wakaf milik Pondok Pesantren Sunan Geseng yang dihak pakaikan untuk MTs.

(57)

37 2. Profil Sekolah

Tabel: 3.1 Profil Sekolah

NO IDENTITAS SEKOLAH

1

Nama Sekolah MTs Ma‟arif 03 Grabag

2

NIS -

3

NSS/NSM 212330820065

4

Propinsi Jawa Tengah

5

Otonomi Kabupaten Magelang

(58)

38 13

Status Sekolah Swasta

14

Kelompok Sekolah Inti

15

Akreditasi C th 2004 & B th 2008

16

Surat Keputusan/SK Nomor: Kw.

II.4,14/PP.002/624.2.45/2005 Tanggal: 31 Mei 2005

17

Tahun Berdiri 2002

19

Kegiatan Belajar Mengajar

Pagi

20

Bangunan Sekolah Milik Sendiri

21

Luas Bangunan ±2750 m²

22

(59)

39 25

Terletak pada Lintasan Desa

26

Organisasi Penyelenggara

Organisasi

3. Visi, Misi dan Tujuan Visi:

Mengembangkan pendidikan islam dalam mewujudkan individu-individu berilmu, beriman, bertaqwa, serta berakhlak mulia menuju terciptanya masyarakat madani.

Misi:

Unggul dalam prestasi, terampil dalam berkarya, santun dalam budi pekerti, disiplin yang tinggi, menjalankan syari‟at islam sesuai ajaran ahlu sunnah wal jama‟ah.

Tujuan:

a. Menuntaskan wajib bealajar pendidikan dasar sembilan tahun b. Menghasilkan peserta didik berprestasi dan kompetitif

c. Mencetak peserta diidik yang terampil sesuai dengan taraf pendidikannya d. Mengembangkan jiwa sosio – religi peserta didik

e. Membangun semangat peserta didik dalam berbangsa dan bernegara

(60)

40

MTs Ma‟arif 03 Grabag terletak di desa Kleteran kecamatan Grabag

Kabupaten Magelang. Di pinggir jalan alternatif Grabag – Salatiga. Di perkampungan, atau persawahan, dekat dengan pondok-pondok pesantren, menjadikan suasana madrasah yang relegius dan berdampak positif bagi madrasah dan juga siswa. Berdiri diatas bangunan ±2750 hektare.

Batas-batas:

Barat : perkampungan penduduk Timur : persawahan

Utara : jalan alternatif Grabag-Salatiga Selatan : pemakaman umum

5. Keadaan Guru dan Karyawan MTs Ma’arif 03 Grabag

Sebagian besar guru di MTs Ma‟arif 03 Grabag masih guru honorer dan

sebagian sudah sertifikasi. Jumlah guru ada 22 guru, karyawan ada 2, dan bagian Tata Usaha (TU) juga ada 2.

Tabel: 3.2

Daftar Guru MTs Ma’arif 03 Grabag

NO NAMA TTL JABATAN

1

H. Aris Djawadir Magelang, 31-01-1945

Kepala Sekolah

2

Muhammad Ansori Magelang, 07-06-1966

Wakil KEPSEK

3

(61)

41

22-09-1981

4

Arzan Mujahidin, S. Pd.I Magelang 05-05-1973

Guru

5

Supardi, A. Ma Magelang

01-07-1969

Guru

6

Suciati, S.Pd Magelang

17-06-1969

Guru

7

Pramono, A. Ma Magelang

14-10-1969

Guru

8

Rahmad Tri K Semarang

28-08-1987

Guru

9

Andy Mustofa, S.Pd.I Magelang 23-11-1977

Guru

10

Agus Muhammad Magelang

25-09-1968

Guru

11

Indariyah, S.Pd.I Magelang 17-01-1967

Guru

12

Isti Zakiyatul Aziza, S.Pd.I Magelang 19-06-1979

Guru

13

Indrawati, S.Pd Magelang 20-01-1980

Guru

14

Eko Cahyaningsih, S.Sos.I Magelang 07-04-1981

(62)

42 15

Yudhi Krisnanto, S.Pd Magelang 09-02-1983

Guru

16

Ika Sari Kardining, S.Pd Magelang 16-06-1982

Guru

17

Fakhriyati, S. TP Temanggung 19-01-1976

Guru

18

Fajriyah Aeni, S. Pd Magelang 27-06-1983

Fatkhurohman Magelang

02-04-1967

Akhwan Jauhari Magelang

(63)

43 6. Keadaan Siswa

Mayoritas peserta didik MTs Ma‟arif 03 Grabag berdomisili di desa sekitar. Ada juga siswa dari jauh yang mana tinggal di Pondok Pesantren Sunan Geseng Kleteran.

Tabel 3.3

Daftar Siswa MTs Ma’arif 03 Grabag Tahun 2016/2017

Kelas VII 194

Kelas VIII

188

Kelas IX

180

Jumlah

(64)

44

Tabel 3.4

Nama-nama Siswa kelas VIII A MTs Ma’arif 03 Grabag

NO

Nama Keterangan

1

Ahmad Kholiq Abrori Laki-laki

2

Ahmad Manarul Huda Laki-laki

3

Al Yuna Dwi Rasita Perempuan

4

Andriyanto Laki-laki

5

Aprilia Budi Setiawati Perempuan

6

Armuna Putra Pratama Laki-laki

7

Asma Nadia Perempuan

8

Ayu Purna Ningsih Perempuan

9

Dana Kurniawan Laki-laki

10

Defry Prakoso Laki-laki

11

Dina Sabilatul Makwa Perempuan

12

Dwi Wulan Thoimah Perempuan

13

(65)

45 14

Elsa Ana Filah Perempuan

15

Eri Widayah Perempuan

16

Farkhatul Mufidah Perempuan

17

Fatma Audina Perempuan

18

Fita Mame Perempuan

19

Habib Ali Massani Laki-laki

20

Kaeruyaka Laki-laki

21

Kukuh Sanyoto Laki-laki

22

Kurnia Arifah Perempuan

23

Lailatul Anwar Perempuan

24

Larti Perempuan

25

Lastri Pratiwi Perempuan

26

Linda Rahmawati Perempuan

27

M. Said Barid Murobbi Laki-laki

28

Muhammad Alwi Sihab Laki-laki

29

(66)

46 30

Nafa Khairunnisa Perempuan

31

Natasya Ayu Delina Perempuan

32

Nila Rosan Adila Perempuan

33

Nita Ristiani Perempuan

34

Nur Mutaqin Laki-laki

35

Ratna Meidia Ulfa Perempuan

36

Ridloah Insani Perempuan

37

Riska Umi Khasanah Perempuan

38

Risma Yuniarti Perempuan

39

Rizki Tri Ardiyanto Laki-laki

40

Rodiyatun Nafiah Perempuan

41

Rohmah Fitriani Perempuan

42

Romadoutul Chusna Perempuan

43

Sahrul Mubarok Laki-laki

44

Sri Anifah Perempuan

45

(67)

47 46

Winda Puspita Sari Perempuan

47 Zidna Elma Nafi‟a

Perempuan

48

Tiara Febria Maharani Perempuan

7. Sarana Prasarana

Dalam pembelajaran di sekolah, membutuhkan sarana prasana yang mendukung dalam pembelajaran. Adapun sarana prasarana yang mendukung dalam pembelajaran di MTs Ma‟arif 03 Grabag Magelang adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.5

Sarana Prasarana MTs Ma’arif 03 Grabag

NO

Jenis Sarana Prasarana Jumlah Sapras

1

Ruang Kepala Sekolah 1

2

Ruang Guru 1

3

Toilet Siswa 9

4

(68)

48 5

Ruang Kelas 12

6

Perpus 1

7

Komputer 2

8

Printer 1

9

Mesin scanner 1

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan dalam 4 tahapan, yaitu: perencanaan

(planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).

Secara garis besar pelaksanaan siklus I ini dapat didiskripsikan sebagai berikut: 1. Tahap perencanaan (Planning)

a. Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu menjelaskan kemajuan-kemajuan pada masa Dinasti Ayyubiyah

b. Mempersiapkan RPP sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar c. Mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode mind

map

d. Mempersiapkan soal evaluasi sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan siswa

(69)

49

f. Mempersiapkan pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah laku siswa secara teliti pada saat kegiatan belajar mengajar

2. Tahap pelaksanaan (acting)

Pada tahap pelaksaan ini meliputi pelaksanaan pembelajarann di kelas sebagai guru model dengan menggunakan perangkat pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah didesain, yaitu:

a. Kegiatan Awal

1) Guru mengucapkan salam dan berdo‟a bersama dipimpin oleh salah satu siswa

2) Guru memeriksa kehadiran siswa

3) Guru menyampaikan standar kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

4) Guru memberi motivasi seputar tentang tujuan dan manfaat mempelajari kemajuan-kemajuan pada masa Dinasti Ayyubiyah

b. Kegiatan Inti 1) Eksplorasi

a) Guru membangun pengetahuan awal siswa melalui pemberian materi secara ringkas sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran

b) Guru menciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, maupun siswa dengan lingkungan dan sumber belajar melalui kegiatan tanya jawab

(70)

50

a) Guru membentuk kelompok 5-6 siswa dan membagikan lembar kerja kelompok kepada masing-masing kelompok

b) Guru menyampaikan penjelasan tentang langkah-langkah pembuatan mind map

c) Siswa pada kelompok masing-masing membuat mind map sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru

d) Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil pembuatan mind map dan membuat kesimpulan

e) Guru mempersilahkan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi

f) Kelompok lain diberi kesempatan untuk menyanggah atau menambah pendapat dari kelompok yang presentasi

3) Konfirmasi

a) Guru memberikan umpan balik pada siswa dengan memberi penguatan dalam bentuk lisan

b) Guru bersama siswa melakukan tanya jawab dan menyimpulkan materi

c) Guru memberikan informasi untuk bereksplorasi c. Kegiatan Akhir

1) Siswa dan guru menyimpulkan bentuk dan wujud kebudayaan Islam 2) Guru memberikan penilaian terhadap kecapaian tujuan pembelajaran 3) Guru merancang pembelajaran berikutnya berdasarkan pengalaman

(71)

51

4) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdo‟a bersama dan mengucapkan salam

3. Tahap pengamatan (observing)

Observasi yaitu kegiatan pengamatan atas pelaksanaan proses pembelajaran di kelas secara bersamaan sebagai peneliti dan observasi terhadap perubahan perilaku siswa atas tindakan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan instrumen pengumpulan data.

4. Tahap refleksi (reflecting)

Setelah dilaksanakan perencanaan, tindakan dan pengamatan, maka tahap selanjutnya yang dilaksanakan peneliti adalah refleksi dengan menggunakan motode mind map. Dengan model pembelajaran tersebut apakah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tahap refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan seberapa besar tingkat perubahan kemampuan siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Dan mengkaji keberhasilan belajar siswa sebagai persiapan tindakan sebelumnya.

Adapun refleksi yang didapatkan dalam pelaksanaan siklus I ini adalah penggunaan metode mind map pada siklus ini penggunaan metode kurang maksimal, hal ini disebabkan oleh beberapa masalah, antara lain:

a. Masih ada siswa yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru b. Sebagian siswa kurang konsentrasi dalam pembelajaran

c. Guru belum optimal dalam menjelaskan metode mind map

(72)

52

e. Beberapa siswa kurang mengoptimalkan waktu, sehingga kekurangan waktu dalam membuat mind map

f. Siswa merasakan hal baru apa yang dilakukan guru C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan dalam 4 tahapan, yaitu: perencanaan

(planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).

Secara garis besar pelaksanaan siklus I ini dapat didiskripsikan sebagai berikut: 1. Tahap perencanaan (Planning)

a. Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu menjelaskan kemajuan-kemajuan pada masa Dinasti Ayyubiyah

b. Mempersiapkan RPP sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar c. Mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode mind

map

d. Mempersiapkan soal evaluasi sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan siswa

e. Mempersiapkan lembar observasi/pengamatan untuk guru guna mengetahui perubahan dan pengembangan dalam melaksanakan pembelajaran

(73)

53 2. Tahap pelaksanaan (acting)

Pada tahap pelaksaan ini meliputi pelaksanaan pembelajarann di kelas sebagai guru model dengan menggunakan perangkat pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah didesain, yaitu:

a. Kegiatan Awal

1) Guru mengucapkan salam dan berdo‟a bersama dipimpin oleh salah satu siswa

2) Guru memeriksa kehadiran siswa

3) Guru melakukan apresiasi dengan menanyakan pembelajaran minggu lalu

4) Guru memberi motivasi seputar tentang tujuan dan manfaat mempelajari keperwiraan Shalahuddin Al Ayyubi

b. Kegiatan Inti 1) Eksplorasi

a) Guru membangun pengetahuan awal siswa melalui pemberian materi secara ringkas sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran

(74)

54 2) Elaborasi

a) Guru membentuk kelompok 5-6 siswa dan membagikan lembar kerja kelompok kepada masing-masing kelompok

b) Guru menyampaikan penjelasan tentang langkah-langkah pembuatan mind map

c) Siswa pada kelompok masing-masing membuat mind map sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru

d) Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil pembuatan mind map dan membuat kesimpulan

e) Guru mempersilahkan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi

f) Kelompok lain diberi kesempatan untuk menyanggah atau menambah pendapat dari kelompok yang presentasi

3) Konfirmasi

a) Guru memberikan umpan balik pada siswa dengan memberi penguatan dalam bentuk lisan

b) Guru bersama siswa melakukan tanya jawab dan menyimpulkan materi

c) Guru memberikan informasi untuk bereksplorasi c. Kegiatan Akhir

1) Siswa dan guru menyimpulkan materi tentang keperwiraan Shalahudin Al Ayyubi

Gambar

Gambar Skema siklus PTK (Tampubolon, 2013: 28)
Tabel 3.3
Tabel 3.5
Tabel 4.1
+6

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Debt Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TATO), Current Ratio (CR) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Return On Equity

Khusus hukum waris Islam yang ternyata diterima dan dikehendaki berlakunya oleh umat Islam di semua daerah yang telah diteliti oleh BPHN dan Fakultas Hukum UI pada tahun 1977-1979,

Konkretisasi dari pandangan ini selanjutnya disebut sebagai usaha transformasi (taqnin) hukum Islam ke dalam bentuk perundang-undangan. Di antara produk undang-undang dan

Sebagaimana diyakini bahwa Islam adalah agama universal yang mengatur semua aspek kehidupan manusia, sehingga lahirlah beberapa organisasi Islam di Indonesia seperti

Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model6. matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

POKJA ULP SUKU CADANG TAHUN ANGGARAN 2017 BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI BENGKULU Jalan Depati Payung Negara KM.13 No.29 Pekan Sabtu Tromol Pos

1 Pasien yang masuk dengan masalah gizi maupun tidak merupakan tanggung jawab

Kebutuhan oksigen semakin lama semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang pesat, sedangkan persediaan oksigen di bumi semakin sedikit karena