• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pertanian menjadi salah satu sektor penting sebagai penyedia pangan bagi masyarakat Indonesia. Kebutuhan konsumsi pangan penduduk Indonesia terutama kebutuhan beras pada tahun 2020 sebesar 31,33 juta ton (BPS, 2020).

Pemenuhan kebutuhan pangan tersebut dapat dilakukan dengan upaya meningkatkan produksi baik segi kualitas maupun kuantitas. Upaya peningkatan produksi pangan dilakukan oleh petani sebagai pelaku utama dalam sektor pertanian. Petani mengelola usahatani mulai dari budidaya hingga panen. Petani juga berupaya dalam meningkatkan produktivitas pertanian agar efektif dan efisien. Peranan petani sangat penting dalam sektor pertanian, maka perlu ditingkatkan kesejahteraan petani sehingga kehidupan petani dan keluarganya lebih baik.

Petani menghadapi suatu permasalahan dalam usahataninya terutama pada risiko ketidakpastian yang cukup tinggi. Menurut Mustika et al (2019), risiko ketidakpastian tersebut meliputi tingkat kegagalan panen yang disebabkan serangan hama dan penyakit tanaman, perubahan iklim, banjir, kekeringan, serta ketidakpastian harga pasar yang akhirnya merugikan petani.

Petani mengalami kesulitan karena risiko ketidakpastian sulit untuk diprediksi.

Pemerintah selanjutnya mengeluarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 mengenai Perlindungan dan Pemberdayaan Petani khususnya pada Pasal 37 Ayat (1) yang menyatakan bahwa “Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya berkewajiban melindungi usahatani yang dilakukan oleh petani dalam bentuk asuransi pertanian”. Asuransi pertanian merupakan pengalihan risiko yang dapat memberikan ganti rugi akibat kerugian usahatani.

Salah satu upaya untuk melindungi petani dari risiko ketidakpastian pada usahatani padi sebagai komoditas pangan strategis yaitu penggunaan Asuransi Usahatani Padi (AUTP) yang telah dibuat sejak tahun 2015. Penggunaan Asuransi Usahatani Padi telah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/SR.230/7/2015 mengenai Fasilitasi Asuransi Pertanian. commit to user

(2)

Pemerintah bekerja sama dengan PT. Jasa Asuransi Indonesia (PT. Jasindo) dalam pelaksanaan program Asuransi Usahatani Padi (AUTP).

Total premi atau sejumlah uang yang seharusnya dibayarkan petani untuk menggunakan AUTP sebesar Rp. 180.000,00/ha karena pemerintah memberikan bantuan premi sebesar 80 persen dari total premi atau setara dengan Rp. 144.000/ha maka petani membayar premi swadaya sebesar 20 persen dari total premi atau setara dengan Rp. 36.000,00/ha kepada PT. Jasindo. Petani akan membayar premi AUTP untuk satu musim tanam kepada PT. Jasindo. Petani memperoleh ganti rugi jika gagal panen sebesar Rp. 6.000.000/ha dengan risiko yang dijamin akibat banjir, kekeringan dan atau serangan hama penyakit.

Provinsi Jawa Tengah memiliki produktivitas padi tertinggi kedua sebesar 56,93 ku/ha setelah Provinsi Bali sebesar 58,49 ku/ha (BPS, 2020).

Provinsi Jawa Tengah turut merealisasikan penggunaan Asuransi Usahatani Padi (AUTP) sebagai upaya perlindungan petani dari risiko ketidakpastian dalam usahatani untuk tetap mempertahankan produktivitas padi tersebut. Hal itu didukung dengan data PT. Jasindo tahun 2020 bahwa luas lahan petani yang diasuransikan di Provinsi Jawa Tengah tertinggi kedua sebesar 128.298,46 ha setelah Provinsi Jawa Timur sebesar 442.822,49 ha.

Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang turut berkontribusi dalam mewujudkan produktivitas padi yang tinggi sebesar 56,04 ku/ha (BPS, 2020), tetapi wilayah Wonogiri rentan terhadap kekeringan. Menurut Balai Litbang Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Balitek DAS, 2018) menyatakan bahwa hampir 75 persen wilayah Wonogiri pada kondisi sangat rentan kekeringan yang disebabkan oleh curah hujan yang minim akibat perubahan iklim dan minimnya sarana prasarana sumber daya air. Hal tersebut juga berdampak pada usahatani padi yang mengakibatkan gagal panen. Menurut Kementerian Pertanian (2020), Asuransi Usahatani Padi (AUTP) memiliki manfaat penting sebagai solusi kegagalan panen, maka Asuransi Usahatani Padi terus dilaksanakan. Salah satunya dilaksanakan di Kabupaten Wonogiri. Menurut data PT. Jasindo tahun commit to user

(3)

2020 bahwa petani yang menggunakan AUTP di Kabupaten Wonogiri berjumlah 2.713 dari 269.554 petani.

Salah satu kecamatan dengan luas lahan yang diasuransikan tertinggi pada tahun 2020 di Kabupaten Wonogiri yaitu Kecamatan Selogiri sebesar 115 ha. Asuransi Usahatani Padi (AUTP) dapat dijadikan salah salah alternatif bagi petani di Kecamatan Selogiri untuk mengatasi masalah yang sering dihadapi yaitu serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan kekeringan yang cukup tinggi. Petani yang menggunakan AUTP akan memperoleh ganti rugi sebagai modal untuk masa tanam berikutnya sehingga dapat melakukan usahatani kembali. Upaya tersebut juga bertujuan agar tetap mempertahankan produktivitas padi yang telah mencapai 6,13 ton/ha dan tetap menjadi pemasok beras tertinggi di Kabupaten Wonogiri.

Permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan Asuransi Usahatani Padi (AUTP) yaitu petani di Kecamatan Selogiri belum serentak dalam menggunakan Asuransi Usahatani Padi (AUTP), hal itu ditunjukkan pada data Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Selogiri bahwa petani padi yang menggunakan Asuransi Usahatani Padi (AUTP) pada tahun 2020 sejumlah 280 dari 4.549 petani. Petani masih belum percaya atau ragu untuk menggunakan AUTP terutama pada proses klaim AUTP. Kepercayaan petani untuk menggunakan AUTP tentu didasarkan pada pengambilan keputusan petani. Menurut Makeham dan Malcolm (1991) bahwa pengambilan keputusan biasanya berkaitan dengan suatu atau serangkaian jalannya tindakan dari sejumlah alternatif, yang akan menuju pencapaian beberapa tujuan petani.

Pengambilan keputusan petani dipengaruhi oleh beberapa faktor dan melalui beberapa tahapan untuk menggunakan Asuransi Usahatani Padi (AUTP).

Berdasarkan hal tersebut, maka sangat penting untuk dilakukan penelitian mengenai “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Petani dalam Penggunaan Asuransi Usahatani Padi (AUTP) di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri”.

commit to user

(4)

B. Perumusan Masalah

Asuransi Usahatani Padi (AUTP) merupakan salah satu upaya untuk melindungi petani terhadap risiko ketidakpastian akibat banjir, kekeringan, dan atau serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT),. Petani dapat memperoleh ganti rugi atas kegagagalan panen sehingga dapat dijadikan modal produksi untuk keberlanjutan usahatani padi. Asuransi Usahatani Padi (AUTP) telah dilaksanakan 5 tahun sejak tahun 2015 hingga pada tahun 2020 ini. Kementerian Pertanian terus menargetkan luas lahan yang diasuransikan dapat meningkat sebagai upaya perlindungan petani dalam berusahatani padi.

Penggunaan Asuransi Usahatani Padi (AUTP) belum digunakan serentak oleh seluruh petani padi. Mereka masih merasa belum memerlukan Asuransi Usahatani Padi (AUTP), meskipun petani sering mengalami kerugian dalam berusahatani padi. Petani juga belum percaya terhadap proses klaim AUTP.

Kepercayaan petani untuk menggunakan AUTP tentu didasarkan pada pengambilan keputusan petani. Menurut Mosher (1968), petani dihadapkan pada beberapa alternatif, harus mengambil keputusan dari alternatif yang akan dipilih, melaksanakan pilihannya, dan bertanggung jawab terhadap hasil yang diperoleh. Penggunaan Asuransi Usahatani Padi (AUTP) dipengaruhi oleh faktor-faktor keputusan petani dan ditentukan dengan tingkat pengambilan keputusan petani.

Berdasarkan uraian tersebut, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani dalam penggunaan Asuransi Usahatani Padi (AUTP) di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri?

2. Bagaimana pengambilan keputusan petani dalam penggunaan Asuransi Usahatani Padi (AUTP) di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri?

3. Bagaimana pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan terhadap pengambilan keputusan petani dalam penggunaan Asuransi Usahatani Padi (AUTP) di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri? commit to user

(5)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani dalam penggunaan Asuransi Usahatani Padi (AUTP) di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri.

2. Mengkaji pengambilan keputusan petani dalam penggunaan Asuransi Usahatani Padi (AUTP) di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri.

3. Mengkaji pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan terhadap pengambilan keputusan petani dalam penggunaan Asuransi Usahatani Padi (AUTP) di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai pengambilan keputusan petani dalam penggunaan Asuransi Usahatani Padi (AUTP) di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri dan menjadi salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

2. Bagi Pemerintah

Penelitian ini dapat memberikan bahan informasi untuk menentukan kebijakan pemerintah dalam upaya keberlanjutan Program Asuransi Usahatani Padi (AUTP).

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini menjadi bahan rujukan dan dapat dikembangkan dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan topik permasalahan yang sejenis.

4. Bagi Petani

Penelitian ini dapat menambah wawasan petani mengenai Asuransi Usahatani Padi (AUTP).

commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi nilai kebisingan yang dihasilkan oleh mesin serbaguna saat dioperasikan dan menentukan kelayakan mesin serbaguna sebagai

Jika didapatkan lebih dari 75% siswa yang ada di kelas mendapatkan nilai dibawah KKM maka akan dilaksanakan pengayaan dengan materi yang sama dan waktu yang menyesuaikan.

Calon penonton yang begitu mempunyai niat untuk menelusuri bagiamana seluk beluk JW melalui media jejaring sosial Facebook menjadi bekal calon penonton tersebut

Beberapa fungsi asam empedu antara lain: sebagai emulgator dalam proses pencernaan lemak dalam usus; dapat mengaktifkan lipase dalam cairan pancreas;

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara sumber informasi paling berkesan sebelum penyuluhan dengan tingkat pengetahuan santri mengenai

Media yang digunakan untuk rebranding yaitu stasionery, hang tag, woven label, care label, nota penjualan, packaging, paper bag, website, print add majalah(untuk

Mahmudah Hisyam dalam memimpin santri tahfidzul adalah memberikan supervisi atau pengawasan yang berkoordinasi langsung dengan stakeholder terkait, yaitu ketua asrama

Senyawa-senyawa yang berasal dari spesies Sonneratia caseolaris telah banyak dilaporkan memiliki senyawa yang bersifat bioaktivitas, seperti antidiabetes dan