• Tidak ada hasil yang ditemukan

HARI JAMBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HARI JAMBI "

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

i

HARI JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam

Fakultas Dakwah

Oleh:

KHOIRUL MAGHRIBI NIM: UB. 121098

JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI(UIN) SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2018

(2)

ii

Jl. Raya Jambi-Ma. Bulian Bapak Dekan

Simp. Sungai Duren Fak. Dakwah

Muaro Jambi UIN STS Jambi

di- JAMBI

NOTA DINAS Assalamu’alaikumWr. Wb

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan persyaratan yang berlaku di Fakultas DakwahUIN STS Jambi, maka kami berpendapat bahwa Skripsi saudara Khoirul Maghribidengan judul ”Peran Mudabbir dan Mudabbiroh dalam mengatasi kenakalan Santri Pondok Pesantren Darul Aufa Jln,nes II Sungai Buluh Batang Hari Jambi” telah dapat diajukan untuk dimunaqasyahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam dalam ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam pada Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada Bapak, semoga bermanfaat bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa.

Wassalam

Pembimbing I Pembimbing II

Dian Mursyidah.M.Ag Nilyati M.Fil.I

NIP. 197509262001122002 NIP. 197209062000032002

(3)

iii

Jalan Raya Jambi-Ma. Bulian, Simp. Sungai Duren Telp. (0741) 582020

PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul Peran Mudabbir dan Mudabbiroh dalam mengatasi kenakalan santri Pondok Pesantren Darul Aufa Jalan Nes II Sungai Buluh Batang Hari Jambiyang dimunaqasyahkan oleh Sidang Fakultas Dakwah Universitas Islam Negri STS Jambi pada:

Hari : Rabu

Tanggal :17 Februari 2018

Jam : 08 : WIB

Tempat : Ruang Sidang Fakultas Dakwah

Telah diperbaiki sebagaimana hasil sidang Munaqasyah di atas dan telah diterima sebagai bagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam dalam bidang keilmuan penyuluhan Islam pada Fakultas Dakwah UIN STS Jambi 2018

TIM PENGUJI

Ketua Sidang : Samsu, M.Pd.I, Ph.D ( 2018) NIP. 197010082003121002

Sekretaris sidang : Dra. Fatimah Rahmiati ( 2018) NIP. 196806041990032002

Penguji I : Sya’roni, M.Ag ( 2018)

NIP. 196601101987031003

Penguji II : Dani Sartika, M.Si ( 2018)

NIP.198004302009122003

Pembimbing I : Dian Mursyidah, M.Ag ( 2018) NIP. 1975092620011220

Pembimbing II :Nilyati,M.Fil ( 2018) NIP. 197209062000032002

Dekan Fakultas Dakwah

Samsu, M.Pd.

(4)

iv

Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik, sesungguhnya tuhanmulah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalannya dan dialah yang lebih mengetahui orang orang yang mendapat petunjuk.(QS.An-Nahl 125)1

1Departemen Agama RI, AL-Hikmah AL-Qur’an danTerjemah (Bandung: Muhammad Toha, 2008), 281.

(5)

v Nama : Khoirul Maghribi

Nim : UB. 121098

Tempat/TanggalLahir : Batang Hari /04 Maret 1992 Jurusan : Bimbingan Penyuluhan Islam

Alamat : Desa Tanjung Marwo, kec. Ma.Tembesi, Batang Hari Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang berjudul

”Peran Mudabbir dan Mudabbiroh dalam mengatasi kenakalan Santri Pondok Pesantren Darul Aufa Jln,Nes II Sungan Buluh Batang Hari Jambi”

adalah benar karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai ketentuan yang berlaku di Indonesia dan ketentuan di Fakultas Dakwah IAIN STS Jambi, termasukpencabutan gelar yang saya peroleh melalui Skripsi ini.

Demikianlah Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Jambi, Januari 2018 Penulis,

Khoirul Maghribi UB. 121098

(6)

vi

Rasa syukur kepada Allah dan shalawat ke atas nabi Muhammad SAW Sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini

Skripsi ini saya persembahkan kepada orang-orang yang berharga dalam hidup saya,orang orang yang menjadi penyemangat, motifasi saya dalam menjalankan

perkuliahan selama ini, yakni

ibu Mai Munahdan bapak M. Sholeh Mtercinta

untuk kakak, ayukDewi Asmara,Asna, Afriana,Rosita,Hikmah,Dan Ahmad Sholmi,yang selalu memberikan apapun itu

memberikan dukungan, semangat, senyum dan do’anya untuk keberhasilan ini, kalian adalah kobaran semangat yang membuat saya akan terus berjuang dalam

meraih impian yang cemerlang unuk masa yang akan datang, terimakasih dan semoga kalian semua selalu bahagia

Buat adek adek tingkat,semangat terus belajar, jangan mengeluh untuk mencapai masa depan cemerlang, semoga tuhan kan membuka pintu sukses untuk kalian

semua,semoga kalian menjadi mahasiswa yang sukses,

Dengan perjuangan dan kebersamaan kita semoga kita sukses bersama Thanks for you all

(7)

vii

pandangan mereka tentang santri yang sekolah di pesantren memiliki Ilmu yang bagus, Akhlak yang mulia, dan lain sebagainya, namun kenyataan saat ini banyak anak pesantren yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat, bahkan tak ada bedanya dengan anak anak yang sekolah umum, dalam hal akhlak, Ilmu, dan perilakunya dalam masyarakat.

Penelitian ini menggunakan metodelogi kualitatif,penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan perhitungan atau angka angka,akan tetapi menggambarkan dan menganalisa data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau kata kata, penelitian terhadap peran Mudabir dan Mudabbiroh dalam mengatasi kenakalan santri Pondok Pesantren Darul Aufa menggunakan penelitian lapangan (field research) yaitu mempelajari secara intensif latar belakan keadaan pesantren,dan intraksi lingkungan di Pondok Peantren Darul Aufa, sehingga didapat banyak data baikdata primer atau data pokok dan data sekunder atau pendukung dari data primer, degan sumber data manusia, peristiwa, wawancara, dan dokumentasiyang terdapat dilingkungan PondokPesantren Darul Aufa.

Penelitian yang penulis buat dapat memberikan manfaat atau hasilyang memuaskan yang dapat digunakan oleh pihak kampus atau pun pihak pesantren untukmengetahi bagaimana keadaan santri di sebuah Pondok Pesantren, kegiatannya, dan proses belajar mengajarnya, darai penelitian diatas dapat memberi hasil yang memuasakan bagi pihak pihak tertentu, serta memberi kesimpulan bahwa kehadian Mudabbir dan Mudabbiroh di Pondok Pesanten Darul Aufa sangatlah dibutuhkan dalam membantu pihak pesantren dalam mengatasi kenakalan santri di Pondok Pesantren Darul Aufa.

(8)

viii

“Dengan menyebut nama Allah yangMaha pengasih lagi maha Penyayang

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul “Peran Mudabbir dan Mudabbiroh dalam mengatasi kenakalan Santri Pondok Pesantren Darul Aufa Jln Nes II Sungai Buluh Batang Hari Jambi”

dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sang suri teladan umat, yang telah membawa umat manusia kealam yang terang benderang dengan cahaya iman, taqwa dan ilmu pengetahuan.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai ujian dan cobaan. Namun, semua itu patut disyukuri, karena banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang penulis dapatkan dari penyelesaian skripsi ini. Dukungan dan motivasi dari teman teman sepermainan, adek adek tingkat, kawan organisasi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibuk Dian Musyidah.M.Ag selaku dosen pembimbing I dan Ibuk Nilyati.M,Fil selaku dosen pembimbing II yang selalu meluangkan waktu dalam membimbing saya dan memotifasi demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Sya’roni, S.Ag, M.Pd selaku ketua prodi Bimbingan Konseling Islam (BKI), dan Bapak Edy Kusnadi, S.Ag, M.Phil selaku sekretaris prodi Bimbingan Konseling Islam (BKI)3.

3. Bapak Samsu, M. Pdi. Ph.Dselaku Dekan Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.4.

4. Bapak Dr.Hadri Hasan,Ma selaku rektor Universitas Islam Negri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.dan Ibu.

5. Bapak Dr. H.Su’aidi, MA,Ph,D, Dr. H.Hidayat,M.Pd dan Dr. Fadhlillah,M.Pd selaku Wakil Rektor I, II, dan III UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Seluruh Dosen Fakultas DakwahUIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.Terimakasih banyak atas ilmu yang telah diberikan semoga dapat menjadi bekal bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu tersebut menjadi suatuk bermanfaatan.

7. Seluruh karyawan dan karyawati dilingkungan akademik Fakultas Dakwahdan Studi Agama UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

8. Kepala perpustakaan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi beserta stafnya serta Kepala perpustakaan wilayah Jambi.

9. Para Mudabbir dan Mudabbiroh Pondok Pesantren Darul Aufa

10. Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa, wakil kepala sekolah, guru, staff dan Santri Pondok Pesantren Darul Aufa yang berkenan membantu peneliti ini.

(9)

ix

Penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan ridha dan keberkahan-Nya dalam kehidupan kita.

Jambi, Januari2018 Penulis

Khoirul Maghribi UB.121098

(10)

x

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

TRANSLITERASI ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... ... 1

B. Permasalahan ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 6

E. Kerangka Teori ... 7

F. Metode Penelitian ... 10

G. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 15

H. Studi Relevan ... 17

BAB II PROFIL PONDOK PESANTREN DARUL AUFA A. Sejarah Pondok Pesantren Darul Aufa ... 19

B. Visi dan Misi Pondok Pesantren Darul Aufa ... 27

C. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Darul Aufa ... 28

BAB III BENTUK BENTUK KENAKALAN SANTRI PONDOK PESANTREN DARUL AUFA A. Bentuk bentuk kenakalan yang dilakukan santri ... 30

B. Faktor penyebab kenakalan santri ... 38

BAB IV UPAYA YANG DILAKUKAN MUDABBIR DAN MUDABBIROH DALAM MENGATASI KENAKALAN SANTRI A. Upaya yang dilakukan Mudabbir dan Mudabbiroh dalam mengatasi kenakalan santri ... 46

B. Hasil dari upaya yang dilakukan Mudabbir dan Mudabbiroh dalam mengatasi kenakalan santri ... 55

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 60

B. ImplikasiPenelitian ... 60

C. Penutup ... 61 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN CURRICULUM VITAE

(11)

xi

Tabel 2.2 Status Pimpinan Pesantren,Kepala MA,MTS.MI,PAUD ... 24

Tabel 2.3Kualifikasi Guru pendidik, jenis kelamin dan jumalah ... 25

Tabel 2.4 Jumlah Guru dan Tugas Mengajar ... 26

Tabel 2.5Struktur Organisasi Mudabbir dan Mudabbiroh ... 29

(12)

xii

Arab Indonesia Arab Indonesia

ا ’ ط T

ب B ظ Z

ت T ع ‘

ث Th غ Gh

ج J ف F

ح H ق Q

خ Kh ك K

د D ل L

ذ Dh م M

ر R ن N

ز Z ه H

س S و W

ش Sh ء ,

ص S ي Y

ض D

B. Vokal dan Harakat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

ا a ﺎ a ىِا I

ا u ى ا a و ا Aw

ِا i و ا u ى ا Ay

C. Ta’ Marbutah

Transliterasi untuk ta’marbutah ini ada tiga macam:

2Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi (Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016), 149-150.

(13)

xiii

ة لاص Salah

ة ا رم Mir’ah

2. Ta’ Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah, maka transliterasinya adalah /t/.

Arab Indonesia

رتلا ةرازو

ةيب Wizarat al-Tarbiyah

نم زلا ةا رم Mir’at al-zaman

3. Ta’ Marbutah yang berharakat tanwin maka transliterasinya adalah /tan/tin/tun/.

Arab Indonesia

ةئجف

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan pertama kali berdiri di indonesia ini, pondok pesantren di fungsikan sebagai tempat pembelajaran dan pengembangan agama islam, pondok pesantren menjadi kiblat penidikan di masa itu, banyak para pelajar yang disebut santri dari penjuru daerah belajar menimba ilmu agama di pondok pesantren, hadirnya pondok pesantren dengan segala aspek kehidupan dan perjuangannya ternyata memiliki nilai yang strategis dalam membina insan yang berkualitas dalam ilmu, iman, dan amal, disamping sebagai tempat pengembangan agama Islam.

Kelembagaan pesantren menjadi sebuah institusi yang memiliki berbagai kelengkapan fasilitas untuk membangun potensi - potensi santri, tidak hanya dari segi akhlak, intelektualitas, dan spiritualitas saja, tapi juga atribut - atribut fisik dan material.1 para santri tidak hanya bisa belajar tentang agama Islam, tetapi mereka juga bisa berwirausaha, seperti, bercocok tanam sayur sayuran holtikultura, belajar berkebun, berternak sapi dan kambing, seiring berkembang zaman yang begitu canggih saat ini, pondok pesantren banyak sekali bermunculan di mana mana, termasuk pondok pesantren Darul Aufa yang beralamat di jalan Nes II sei Buluh Batang Hari Jambi.

Dipondok pesantren ini, para santri tidak hanya menghabiskan waktunya untuk belajar kitab- kitab kuning seperti Tafsir, Nahwu, Shorof dan lain sebagainya, akan tetapi para santrinya juga di berikan waktu untuk belajar berwira usaha seperti berkebunan, perbengkelan, dan peternakan, selain itu, program extra kurikulernya juga aktif, seperti kursus jahit dan bordir, seni baca Al-Qur’an, pramuka dan lain sebagainya, sarana olahraga seperti bola voli, bola kaki, badminton, tenis meja, juga disediakan disini, dengan menyediakan sarana dan

1Sulton dan M. Khusnuridlo, Manajemen Pondok Pesantren Dalam Perspektif Global ( Yogyakarta: Laksbang Pressindo, 2006),

(15)

prasarana seperti disebutkan diatas pendiri pondok berharap agar para santrinya tidak hanya pintar dan berprestasi dalam bidang ilmu agama, akan tetapi juga menjadikan santrinya agar juga pintar dalam segala hal, selaras dengan motto pimpinan Pondok Pesantren mendirikan Pondok pesantren tersebut, dengan berlandaskan kepada ayat Al-Qur’an syurahAn - najm ayat 39-41.

ا َ وَ

َ ن

ََ ل

َ س َ ي

َ ل ََ ل

َ س َ نء

َ ن

ََ ا

َ مَ َُل

َ سا

َ وَ,ى َ ع

َ ا

َ ن

َ س َ

َ ع

َ ي

َُه

َ س َ

َ ف َ و

َ ر ََُي

َُثَ,ا

َ مَ

َُي

َ ج

َُها َ ز

َ

َ ج َ لا

َ ءا َ ز

َ ءل ََ ا

َ و

َ ف ى

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakanya, Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya ), Kemudian akan diberi balasan (kepadanya) dengan balasan yang paling sempurna.2

Ayat diatas, jelaslah bahwa harapan didirikannya Pondok Pesantren Darul Aufa jalan Nes II Sungai Buluh Batang Hari Jambi adalah menjadi lembaga yang menyiapkan segala fasilitas untuk memberi pengajaran kepada santri, mengajarkan santri untuk berusaha sekuat tenaga belajar dan tentu segala usaha dan jerih payah itu akan membuahkan hasil dikemudian hari,

Hakikatnya Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mayoritas pelajarnya adalah Remaja yang dalam masa peralihan, sama halnya seperti pada masa anak, mengalami perubahan - perubahan jasmani, kepribadian, intelek, dan peranan di dalam maupun diluar lingkungan. dalam masa peralihan ini tentunya banyak sekali perubahan perubahan tingkah laku, sikap, dan keperibadian, tidak menutup kemungkinan para santri bisa melakukan patalogi sosial/ masalah sosial, seperti kenakalan remaja, atau bahkan mungkin ada yang bertindak kriminal, bila tidak diawasi dan diperhatikan oleh pengurus poondok pesantren itu sendiri, dipondok pesantren Darul Aufa, selain ustadz, ada badan pengurus santri yang tugasnya mengawasi dan mengatur para santri yang biasa disebut Mudabbir Dan Mudabbiroh, para pengurus ini dianggotai oleh santri yang telah berada pada tingkat atas, tepatnya kelas 11 (sebelas) atau kelas II mandrasah aliyah, pengurus masjid ini terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan bidang-bidang lainya dengan tugas dan fungsinya masing-masing, diPondok Pesantren Darul

2Departemen Agana RI,Al-Qur’an Al-Karim dan terjemahannya, ( Jakarta: Maghfiroh Pustaka, 2006)

(16)

Aufa banyak kegiatan Ektra kurikuler, dan kegiatan kegiatan lainnya sebagai penunjang keterampilan santri, penunjang penddikan santri, dan hobby santri, oleh karnanya Mudabbir dan Mudabbiroh sebagai santri yang mengepalai dan melaksanakan serta bertanggung jawab atas kegiatan kegiatan tersebut, maka dibentuklah devisi devisi tertentu dan dengan tugas dan fungsi sendiri sendiri, berikut beberapa seksi dalam Organisasi Mudabbir dan Mudabbiroh:

1. Seksi keamanan,

Seksi keamanan ini berperan sebagai kepala keamanan di Pondok Pesantren Darul Aufa, semua hal yang bersangkutan dengan ketidak nyamanan Pondok Pesantren, khususnya senakalan kenakalan yang dilakukan santri semunya adalah di bawah tanggung jawab seksi keamanan, untuk kemudian ditindak lanjuti.

2. Seksi Ibadah

Seksi ibadah ini mengepalai dari kegiatan ibadah santri Pondok Pesantren Darul Aufa, seperti Sholat berjama’ah, mengaji kitab kuning, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan ibadah.

3. Seksi Muhadoroh

Seksi muhadoroh ini berperan menjalankan kegiatan muhadoroh santri, dimulai dari penunjukan petugas, sampai kepada evaluasinya. Muhadoroh adalah kegiatan berupa acara yang dipimpin oleh protokol, kemudian ceramah tiga bahasa, bahasa indonesia, bahasa arab, dan bahasa Inggris, untuk kemudian di jelaskan dan dibahas dalam suatu tanya jawab atau perdebatan.

4. Seksi Tilawah,dan Berzanji marhaba

Seksi tilawah dan berzanji ini menjalankan dan bertanggung jawab atas kegiatan ektrakurikuler santri yanitu tilawah dan berzanji dari mencarai pelatih nya sampai kepada keputusan atas siapa yang bisa dan layak untuk ikut Musabaqoh Tilawatil Qur’an, atau mengisi undangan undangan masyarakat sekeliling Pondok Pesantren.

5. Seksi bahasa

Seksi Bahasa adalah yang brtanggung jawab atas pelaksanaan bahasa di Pondok Pesantren Darul Aufa, bahasa Arab dan Inggris merupakan bahasa yang wajib digunakan santri, setiap minggu nya berubah secara bergantian, ada sangsi

(17)

sangsi tertentu bagi santri yang ketauan tidak menggunakan Bahasa dalam pembicaraan sehari hari.

6. Seksi kebersihan

Seksi kebersihan yang bertanggung jawab atas kebersihan masjid, sekolah, dan lingkungan pesantren, dari mengadakan gotong royong sitiap minggu untuk membersihkan lingkungan pesantren sampai penunjukan dan pembuatan jadwal piket santri.

Mudabbir dan mudabbiroh adalah sebuah organisasi pondok pesantren, yang dibentuk oleh pimpinan pesantren, yang merupakan kaki tangan ustadz dan ustazah dalam hal mengurus santri Pondok Pesantren Darul Aufa, yang di anggotai oleh santri itu sendiri khusus kelas XI atau kelas dua Madrasah Aliyah.

Melalui wawancara penulis terhadap ketua Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa, beliau mengatakan bahwa menjadi Mudabbir Dan Mudabbiroh merupakan amanah yang sangat berat, banyak sekali tanggung jawab yang di emban dalam pelaksanaanya.3 Terutama dalam mengatasi masalah kenakalan- kenakalan santri, begitu banyak pelanggaran-pelangaran yang dilakukan oleh santri sehingga menuntut adanya hukuman-hukuman yang harus diberikan sebagai pemberian efek jera terhadap santri, bentuk hukuman yang diberikan mengacu kepada Hadist Rosulullah SAW.

َُك ن مَي أ رَ ن م

َ ه د ي بَُه ُر ي غُي ل ف،ا ًر ك نُمَ م

،

َ فَ ع ط ت س يَ م لَ ن ا ف َ

َ ك ل ذ و، ه ب ل ق ب فَ ع ط ت س يَ م لَن ا ف، ه نا س ل ب

. نا م ي لْاَ ُف ع ض ا

Barang siapa yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tangannya,maka apabla tidak mampu, maka cegahlah dengan lisannya, maka jika tidak sanggup maka cegahlah dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah selemah lemahnya iman, ( HR. Bukhari Mualim )4

Hadis diatas menjadi acuan bagi Mudabbir Dan Mudabbiroh dalam memberikan hukuman-hukuman terhadap santri yang melanggar peraturan pondok, selain dengan mauizotil hasnah ( lemah lembut ) ada bentuk hukuman lain yang diberikan agar menjadi efek jera terhadap santri, bahkan ada yang

3 Syaifuddin.M.Ag. Pimpinan Pondok Pesantren.wawancara dengan penulis 4 Agustus 2017. Pondok Pesantren Darul Aufa, jln Nes II, Sei Buluh Batang Hari Jambi

4 Ibnu Hajar Al - Asqolani, Bulughul Maram, ( Jakarta: Pustaka Amanai 2000)

(18)

dikeluarkan dari pondok pesantren, tidak semua santri jera dan berubah terhadap hukuman-hukuman yang diberikan, ada yang berubah dan tidak mengulangi lagi, tetapi ada juga yang bangkang dan tetap begitu atau bahkan lebih nakal dari sebelumnya.

Berbagai macam bentuk kenakalan yang dilakukan santri Pondok Pesantren Darul Aufa, sehingga untuk mengatasi hal hal tersebut dibutuhkan pula berbagai macam upaya dan cara untuk mencegah dan mengatasi kebakalan kenakalan yang berbagai macam bentuk tersebut, sosok pemimpin, yang memiliki kekuasaan seperti apa yang dijelaskan hadis diatas tentu diperlukan untuk mengatasi kenakalan kenakalan santri tersebut, selain kepemimpinan dan kekuasaan dibutuhkan pula sosok yang berwibawa dan berahlak baik untuk menjadikan contoh atau pedoman bagi santri yang lain.

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis tertarik untuk mengangkat judul

“Peran Mudabbir Dan Mudabbiroh Dalam Mengatasi Kenakalan Santri Pondok Pesantren Darul Aufa jln Nes II Sungai Buluh Batang Hari Jambi”

Jadi, penelitian dengan judul “ Peran Mudabbir Dan Mudabbiroh Dalam Mengatasi Kenakalan Santri Pondok Pesantren DARUL AUFA jalan Nes II Batang Hari Jambi” sangat penting untuk dilanjutkan dengan alasan untuk mengetahui peran pengurus masjid untuk kemudian mencari bagaimana solusi dan cara mengatasi kenakalan kenakalan santri.

B. Permasalahan

Berdasakan latar belakang yang dipaparkan diatas, masalah pokokyang diangkat sebagai kajian utama penelitian ini adalah bagaimana Peran Mudabbir dan Mudabbiroh dalam Mengatasi Kenakalan Santri Pondok Pesantren Darul Aufa jalan Nes II Batang Hari Jambi, untuk mengkongkretkan pokok masalah tersebut, ada beberapa pokok permasalahan yang di anggap penting untuk dibahas dalam kajian dan tulisan ini, beberapa masalah krusial yang akan diangkat melalui karya ini adalah :

1. Apa saja bentuk kenakalan yang dilakukan santri Pondok Pesantren Darul Aufa jalan Nes II Sungai Buluh Batang Hari Jambi?

(19)

2. Apa upaya yang dilakukan Mudabbir dan Mudabbiroh dalam mengatasi kenakalan Santri Pondok Pesantren Darul Aufa jalan Nes II Batang Hari Jambi?

3. Apa hasil dari upaya yang dilakukan Mudabbir danMudabbiroh dalam mengatasi kenakalan Santri Pondok Pesantren Darul Aufa jalan Nes II Batang Hari Jambi?

C. Batasan Masalah

Melihat permasalahan diatas yang begitu luas tentangperan Mudabbir Dan Mudabbiroh mengatasi kenakalan santri, dengan melihat jenjang pendidikan yang begitu banyak, dimulai dari PAUD, MI, MTS, MA, dan jumlah santri yang begitu banyak, kurang lebih sebanyak 317 0rang, Jadi untuk mempersempit penelitian, penulis mencoba membatasi penelitian yakni hanya melihat peran Mudabbir Dan Mudabbiroh dan kenakalan santri dari kelas VII/ satu MTS sampai kelas VIIII/

tiga MTS saja, karna yang menjadi Mudabbir dan Mudabbiroh adalah santri yang duduk dikelas II MA, Sedangkan lokasi penelitian penulis mengambil di Pondok Pesantren Darul Aufa yang beralamat di jalan Nes II Desa Sungai Buluh Batang Hari Jambi.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini secara umum diusahakan untuk mengetahui peran Mudabbir Dan Mudabbiroh dalam mengatasi kenakalan santri Pondok Pesantren Darul Aufa, sedangakan lebih khusus penelitian ini ditujukan pula untuk :

1. Untuk mengetahui factor-faktor penyebab kenakalan santri pondok pesantren Darul Aufa.

2. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan Mudabbir Dan Mudabbiroh dalam mengatasi kenakalan santri pondok pesantren Darul Aufa.

3. Untuk mengetahui hasil dari upaya yang dilakukan Mudabbir Dan Mudabbiroh dalam mengatasi kenakalan santri pondok pesantren Darul Aufa.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: pertama, secara umum dapat meramaikan wacana keilmuan dan dapat memperkaya khazanah pemikiran Islam;

kedua, penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pimpinan pondok pesantren Darul Aufa, Ustadz, Mudabbir Dan Mudabbiroh , keadaan yang

(20)

sesungguhnya tentang peran Mudabbir Dan Mudabbiroh dalam mengatasi kenakalan santri, serta bisa menjadi acuan untuk mengurang ataupun menambah peran Mudabbir Dan Mudabbiroh dalam mengatasi kenakalan santri, agar apa yang diusahakan berbuah hasil.; ketiga, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (SI) pada jurusan Bimbingan Konseling Islam, yang mana penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam mengembangkan citra pendidikan Islam di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

E. Kerangka Teori

Penelitian ini diikat oleh teori yang mendeskripsikan bahwa menjadi Mudabbir Dan Mudabbiroh adalah santri yang diberi amanah sebagai kaki tangan Ustadz dan Ustazah dalam mengawasi santri, serta mempunyai sebuah tugas yang memiliki tanggung jawab yang sangat besar, karna dalam pelaksanaannya banyak terdapat halangan dan rintangannya. Lebih jauh ada beberapa defenisi terminologis yang digunakan dan perlu dijelaskan dalam penelitian ini, yaitu

1. Peran

Peran adalah sesuatu tingkah atau gelar yang disandang seseorang.5 Peran merupakan perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam sebuah institusi atau masyarakat.6 Dampak dari kenakalan santri bukan hanya berpengaruh bagi santri itu saja, akan tetapi juga berpengaruh pada santri lain dan nama baik pondok pesantren.

Pandangan bagaimana kita seharusnya bertindak dalam situasi tertentu adalah persepsi peran, berdasarkan atas dasar interpretasi atas apa yang kita yakini mengenai bagaimana kita seharusnya berprilaku, kita terlibat dalam jenis jenis perilaku tertentu.7

Secara umum, Mudabbir dan Mudabbiroh berperan sebagai santri senior yang telah diberi wewenang dan kekuasaan untuk mengurus persoalan santri yang bersifat mengepalai, mengawasi santri, menegakkan peraturan pesantren, memeberi hukuman kepada santri yang melanggar, dan lain sebagainya

5 Bambang dan Muharjinto, Kamus Lengkap Bahasa Inonesia ( Surabaya : Terang, 1999)

6 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer ( Jakarta : Modern English Press, 1995)

7 Janah laila, pesikilogi sosial, teori peran, ( jakarta: sinar mas, 2009)

(21)

Peran Mudabbir Dan Mudabbiroh tidak hanya memberi hukuman kepada santri sebagai efek jera bagi santri yang melanggar peraturan pondok pesantren, akan tetapi juga sebagai tangan kanan bagi para ustadz untuk menjalankan perannya.

2. Kenakalan

Kenakalan adalah suatu perbuatan yang melanggar norma.8 kenakalan secara bahasa diartikan sebagai tingkah laku secara ringan yang menyalahi norma yang berlaku dalam institusi atau masyarakat.9

Kenakalan dapat diartikan sebagai perbuatan jahat/dursila, atau kejahatan / kenakalan anak anak atau remaja merupakan gejala sakit patalogis yang disebabkan oleh satu bentuk pengabdian sosial sehingga mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang.10

Kenakalan adalah perbuatan, atau tingkah laku yang kurang baik, kenakalan ini biasanya bersipat ringan, seperti melanggar peraturan, mengganggu teman, membuat perusakan, dan lain sebagainya, akan tetapi tidak menuntut kemungkinan terkadang kenakalan ini juga bisa berdampak lebih jauh dan berat sehingga sampai kepada tindak pidana, seperti, mencuri, berkelahi, dan lain sebagainya.11

a. Bentuk bentuk kenakalan santri 1. merokok

2. perpacaran 3. berkelahi 4. mencuri 5. bolos sekolah 6. melanggar peraturan

7. kabru dari pesantren tampa izin 8. terlambat datang setelah liburan

8 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer ( Jakarta : Modern English Press, 1995), 1035.

9 Ensiklopedi Nasional Indonesia ( Bekasi : PT Delta Pamungkas, [2004]), 138.

10 M. Rakibsah. M. Ag, Patalogi sosial ( Semarang: Laily coppy 2012)198

11 Dr. Kartini kartono, psikologi perkebangan ( jogjakarta: Terbit terang 2008)165

(22)

9. mengintip

10. tidak sholat lima waktu 11. merusak fasilitas pondok 12. melawan guru

b. Penyebab kenakalan santri

1. kurang ketatnya pengawasan dari pihak pesantren 2. bebasnya berbelanja diluar pesantren(pasar) 3. jauhnya lokasi sekolah dan asrama santri 4. tidak sarapan pagi

5. kosongnya Iman, kantong dan perut 6. pengaruh lingkungan

7. pengaruh teman bermain

8. masa puberitas yang memiliki rasa ingin yang sangat besar 12 3. Solusi mengatasi kenakalan santri

Solusi adalah penyelesaian masalah atau pemecahan masalah dan sebagainya;

jalan keluar.13 Ustadz adalah komponen yang memiliki aturan dan kebijakan kebijakan dipondok pesantren, ustadz bisa saja memutuskan sesuatu yang menurutnya salah dan patut diberi peringatan, atau di beri hukuman.

Banyak cara dan upaya yang dapat dilakukan dalam memberi solusi atau jalan keluar terhadap persoalan yang dihadapi diPondok Pesantren Darul Aufa, setiap macam kesalahan tentu berbeda pula cara menanggapi dan menyelesaikan masalahnya, tidak bisa dengn cara yang sama untuk menghadapi setiap persoalan yang dilakukan santri.

Selain para ustadz, Mudabbir Dan Mudabbiroh juga memiliki peranan penting untuk mengatasi kenakalan santri, karna Mudabbir dan Mudabbiroh juga selalu berada dilingkungan santri setiap saat, jadi bisa mengawasi santri secara penuh, beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain adalah :

12 Sulton dan M. Khusnurido, menajmen pondok pesantren dalan perspektif global, ( Yogyakarta: laksbang pressindo, 2006)

13 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, ( Jogjakarta:

Terbit Terang 1995)

(23)

1. Melakukan tindakan preventif, represif, dan kuratif 2. membri peringatan kepada santri yang bermasalah

3. memberikan hukuman sesuai kesalahan yang dialakukan, hukuman itu digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu: hukuman ringan, hukuman sedang, dan hukuman berat, hukuman yang diberikan kepada santri sesuai dengan kesalahan yang telah diperbuat oleh santri itu sendiri.

4.memanggil orang tua santri F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Kajian terhadap peran Mudabbir Dan Mudabbiroh dalam mengatasi kenakalan santri Pondok Pesanteren Darul Auafa akan menggunakan penelitian lapangan ( field research).14 yaknimempelajari secara intensif latar belakang, keadaan pesantren, dan interaksi lingkungan di pondok pesantren.Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan perhitungan, melainkan menggambarkan dan menganalisa data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau kata-kata.15

2. Setting dan subjek penelitian

Setting penelitian atau lokasi penelitian ini dilakukan adalah di Pondok Pesantren Darul Aufa. Subjek adalah responden dan informan yang akan dimintai keterangan,16 Subjek dalam penelitian kualitatif ini terdiri atas pimpinan Pondok Pesantren dan ustadz sebgai informan dan Mudabbir Dan Mudabbiroh sebagai nara sumber. Mengingat subjek yang baik adalah subjek yang terlibat aktif, dan berkepentingan dengan aktifitas yang akan diteliti, serta memberikan waktu untuk memberikan informasi secara benar. Sedangkan objek penelitian ini adalah peran Mudabbir Dan Mudabbiroh.

3. Sumber dan jenis data

Jenis data menerangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif meliputi dua jenis data yaitu data primer, sebagai data utama penelitian dan juga

14 Surakhmad dan wiranto, Pengantar Penelitian ( bandung: 1989)

15 Soetrisno Hadi, metodologi reseat ( Yogyakarta : Andi Offset, 1986)

16 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan KaryaIlmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin ( Jambi : Fak. Ushuluddin IAIN STS)

(24)

data sekunder, sebagai pendukung penelitian. Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian, untuk penelitian kualitatif tentu sumber data yang digunakan adalah manusia, peristiwa, dokumentasi. Data - data tersebut adalah yang ada kaitannya dengan peran Mudabbir Dan Mudabbiroh. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari , manusia, peristiwa dan dokumentasi yang terdapat di lingkungan Pondok Pesantren Darul Aufa.

Sumber data manusia berbentuk perkataan maupun perbuatan Orang yang bisa memberikan data melalui wawancara. Sumber data peristiwa berupa suasana yang bergerak ataupun diam, meliputi ruangan, suasana, dan proses. Sumber data tersebut merupakan objek yang akan di observasi. Sumber data dokumenter atau berbagai referensi yang menjadi bahan rujukan dan berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti.

Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari sumber pertama melaui observasi atau wawancara di lapangan,

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama melalui observasi atau wawancara dilapangan, dalam hal ini data yang diinginkan adalah peran Mudabbir dan Mudabbiroh dalam mengatasi kenakalan santri Pondok Pesantren Darul Aufa

b. Data skunder

Data sekunder adalah sumber data pendukung darui data primer yang diperoleh dari buku buku dan Internet.

Dalam hal ini data yang diinginkan adalah peran Mudabbir Dan Mudabbiroh dalam mengatasi kenakalan santri Pondok Pesanten Darul Aufa, Sementara data sekunder adalah sumber data pendukung dari data primer, baik itu berasal dari buku-buku, catan ataupun internet.17

17 Surakhmad dan wiranto, Pengantar Penelitian ( bandung: 1989)

(25)

4. Metode pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data dalam studi ini menggunakan tiga teknik yang dilakukan secara berulang - ulang agar keabsahan datanya dapat dipertanggung jawabkan, yaitu:

1. Observasi

Observasi yaitu suatu cara untuk mendapatkan data dengan jalan pengamatan dan pancatatan sistematis fenomena – fenomena yang diselidiki.18 dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan terlibat, yakni pengamatan yang dilakukan dengan keterlibatan peneliti dalam aktifitas yang diamati, peneliti dalam hal ini melakukan satu fungsi, yaitu mengadakan pengamatan.

Metode pengumpulan data melalui pengamatan terlibat dalam penelitian ini dilakukan secara umum terfokus pada metode, praktik, dan peran Mudabbir Dan Mudabbiroh dalam mengatasi kenakalan santri Pondok Pesantren Darul Aufa jalan Nes II Desa Sungai Buluh Batang Hari Jambi. Pengamatan dipergunakan untuk mempelajari secara langsung permasalahan yang sedang diteliti sehingga dapat diketahui secara empiris fenomena apa yang terjadi dalam kaitannya dengan persoalan yang dikaji.

Data yang ingindiperoleh lewat metode observasi adalah data tentang keadaan ril atau keadaan yang sebenarnya dari Pondok Pesantren Darul Aufa, mengamati yang terfocus pada praktek dilapangan.

2. Wawancara

Wawancara, yaitu komunikasi langsung peneliti dengan subjek atausampel yang bertujuan memperoleh informasi.19 Wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam, merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan melalui cara lisan ataupun tatap muka antara peneliti dengan sumber data manusia. Sebelum wawancara dilakukan pertanyan telah disiapkan terlebih dahulu sesuai dengan penggalian data yang diperlukan dan kepada siapa wawancara tersebut dilakukan. Teknik wawancara mendalam digunakan untuk mengetahui secara mendalam tentang berbagai informasi yang terkait dengan persoalan yang

18 Soetrisno Hadi, metodologi reseat ( Yogyakarta : Andi Offset, 1986)

19 S. Nasution, MetodePenelitin ( Jakarta : Bumi Aksara,1996)

(26)

sedang diteliti kepda pihak-pihak yang dapat dianggap dapat memberikan informasi secara utuh tentang persoalan yangakan diuji.

Tentu saja informasi dari hasil wawancara yangdisuguhkan masih penulis maknai dan memerlukan interpretasi lebih lanjut berdasarkan pemahaman penulis dengan melakukan cross check dengan teori yang ada. Sedangkan jadwal untuk mengadakan indepth interview tidak dibuat sebab akan disesuaikan dengankesempatan yang ada dan data yang diperlukan. Untuk mengatasi terjadinya bias informasi yang diragukan kesahihannya, maka setiap hasil wawancara akan diuji denganmembandingakan bentuk informasi yang diterima satu dan informan dengan informasi yang di dapat dari informasi lain.

Data yang ingin diperoleh penulis melalui metode wawancara adalah data tentang keadaan santri, prosedur berjalannya program kegiatan, serta untuk mengetahui secara nyata agar tidak terjadinya kesalah fahaman terhadap suatu masalah.

3. Dokumentasi

Dokumentasi, yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang telah ada baik dari buku-buku, sejarah, catatan, dan lain - lain. Namun dalam kajian ini peneliti menggunakan dokumentasi dengan pengumpulan data melalui data - data dokumenter, berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda ataupun jurnal yang dapat memberikan informasi tentang objek yang diteliti. Data dokumentasi yang dimaksud adalah data tentang foto Serta berbagai data yang dibutuhkan dalam penelitian ini untuk melengkapi datayang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi yang di dapat.

Ketiga teknik pengumpulan data di atas digunakan secara simultan dalam penelitian ini, untuk saling melengkapi antara data satu dengan data yang lain.

Sehingga data yang penulis peroleh memiliki validitas dan keabsahan yang baik untuk dijadikan sebagai sumber informasi.

Data yang diperoleh melalui metode dokumrntasi antara lain adalah: data tentang sejarah Pondok Pesantren Darul Aufa, data tentang struktur organisasi Pondok Pesantren Darul Aufa, serta data foto foto tentang sarana prasarana dan kegiatan santri.

(27)

4. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian sangat penting dalam penelitian karena dari analisis ini akan diperoleh temuan, baik temuan substantive maupun formal. Pada hakikatnya, analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda dan mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab.20

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data secara keseluruhan.Data kemudian dicek kembali, secara berulang, dan untuk mencocokkan data yang diperoleh, data di sestimatiskan dan di interpretasikan secara logis, sehingga diperoleh data yang abasah dan kredibel.21

Teknik analisis data yang digunakan adalah fenomenologis, karena yang dilihat adalah berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan.

Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu :22

a. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal - hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori. Dengan mendisplaykan data maka akan

20 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik ( Jakarta: Bumi Aksara, 2013)

21 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996),

22 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif fan Kualitatif fan R dan D ( Bandung : Alfabeta, 2013)

(28)

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.

c. Verifikasi

Langkah ke tiga dalam analisis data menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang sesuai dengan fakta dilapangan.

G. Pemeriksaan keabsahan data

Untuk memperoleh data yang terpercaya dandapat dipercaya. Maka peneliti melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data yang didasarkan atas sejumlah kriteria. Dalam penelitian kualitatif upaya pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan lewat empat cara, yaitu :

1. Perpanjangan keikutsertaan

Pelaksanaan perpangjangan keikutsertaan dilakukan lewat keikutsertaan peneliti dilokasi secara langsung dan cukup lama, dalam upaya mendekati dan memperhitungkan penyimpangan yang mungkin mengurangikan keabsahan data.

Karena kesalahan penilaian data oleh peneliti atau responden, disengaja atau tidak disengaja. Distorsi data dari peneliti dapat muncul karena adanya keterasingan peneliti dari lapangan.Sedangkan distorsi dari responden, dapat timbul secara tidak sengaja, akibat adanya kesalahpahaman terhadap pertanyaan atau muncul dengan sengaja, karena responden berupaya memberikan informasi fiktif yang dapat menyenangkan peneliti ataupun untuk menutupi data yang sebenarnya.

Distorsi data tersebut dapat dihindari melalui perpanjangan keikutsertaan peneliti lapangan yang diharapkan dapat menjadikan data yang diperoleh memiliki derajat realibilitas dan validitas yang tinggi. Perpanjangan keikutsertaan peneliti pada akhirnya juga akan menjadi semacam motivasi untuk menjalani hubungan

(29)

baik yang saling mempercayai antara responden sebagai objek penelitian dengan peneliti.

2. Ketentuan pengematan

Ketentutan pengamatan dilakukan dengan cara pengamatan secara teliti, rinci, dan berkesinambungan terhadap faktor - faktor yang menonjol dalam penelitian.

Faktor - faktor tersebut kemudian di telaah, sehingga peneliti dapat memahami faktor - faktor tersebut. Ketentuan pengamatan dilakukan dalam upaya mendapatkan karasteristik data yang benar - benar relevan dan terfokus pada objek penelitian, permasalahan dan fokus penelitian. Hal ini diharapkan pula dapat mengurangi distorsi data yang timbul akibat keterburuan peneliti untuk menilai suatu persoalan, ataupun distorsi data yang timbul dari kesalahan responden yang memberikan data secara tidak benar, misalnya berdusta, menipu dan berpura-pura.23

3. Trianggulasi

Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data pokok, untuk keperluan pengecekan reabilitas data melalui pemeriksaan silang, yaitu lewat perbandingan berbagai data yang diperoleh dari berbagai informan. Terdapat empat macam teknik trianggulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik pemeriksaan menggunakan sumber, metode, penyidik, dan teori.24

Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat reabilitas suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalm metode kualitatif, yaitudengan cara-cara sebagai berikut:

membandingkan apa yang dikatakan informan diruang umum dengan apa yang dikatakan diruang pribadi; membandingkan apa yang dikatakan informan pada suatu waktu peneliti tertentu dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu penelitian; membandingakan keadaan dan perpektif seorang informan dengan

23 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 1996)

24 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan KaryaIlmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin (Jambi : Fak. Ushuluddin IAIN STS)

(30)

berbagai pendapat atau pandangan informan lainnya, seperti dosen, mahasiswa, atau pimpinan prodi; membandigkan wawancara dengan isi dokumen terkait.

Trianggulasi dengan metode, merupakan teknik pengecekan keabsahan data dengan hasil kekonsistensi, reabilitas, dan validitas data yang diperoleh melalui metode pengumpulan data tertentu. Terdapat dua cara yang dilakukan dalam trianggulasi dengan metode, yaitu: pengecekan derajad kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data; pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber dengan metode yang sama.

Trianggulasi dengan penyidik, yaitu teknik pengecekan data melalui perbandingan hasil daya yang diperoleh dari satu pengamat dengan hasil penyelidikan pengamat lainnya. Cara ini dapat dilakukan bila penelitian dilakukan dalam satu kelompok, dimana masing - masing peneliti kemudian membandingkan hasil penelitiannya. Trianggulasi dengan teori, yaitu pengecekan keabsahan data melalui perbandingan dua atau lebih teori yang berbicara tentang hal yang sama, dimaksudkan untuk mendapatkan penjelasan banding tentang suatu hal yang diteliti. Penerapan teknik tersebut, dapat dilakukan dengan mamasukkan teori - teori pembandinguntuk memperkaya dan membandingankan penjelasan pada teori utama yang digunakan dalam penelitian.

H. Studi Relevan

Tulisan yang berjudul “ Peran ustadz sebagai guru BK dalam membina akhlak santri ” yang ditulis oleh Ubbul khoir, jurnal dari Ubbul khoir ini lebih memfokuskan kepada peranan seorang ustadz dalam membina santri, dan cara menyikapi santri yang bermasalah, seperti melanggar peraturan, bolos sekolah, tidak sholat lima waktu, dan lain sebagainya.

Tulisan yang selanjutnya yakni yang berjudul “ Analisis Penyebab Terjadinya kenakalan santri ” yang ditulis oleh Nabila khoirotunnisa’.Skripsi dari saudari Nabila lhoirotunnisa’ ini berbeda sedikit dengan yang saya tulis, yakni membicarakan tentang kenakalan santri. Namun tidak membahas tentang peran dari pengurus Mudabbir dalam mengatasi kenakalan santri, saudari Nabila khoirotunnisa’ lebih kepada penyebab, sedangkan yang saya tulis lebih kepada peran pengurus masjid

(31)

Skripsi yang ditulis oleh Fathurrahman yang berjudul “ Ketepatan hukuman yang diberikan kepada santri yang nakal dan efek setelahnya ”.25 Skripsi yang ditulis oleh Fathurrahman mengulas tentang factor - faktor yang menjadi penyebab kenakalan santri, serta mengklasifikasikan kesalahan menjadi tiga, kesalahan ringan, sedang dan berat, dan memberikan hukuman terhadak kesalahan santri sesuai dengan keslahan yang dilakukan santri tersebut, serta mencari efek setelahnya, berbeda dengan apa yang dikehendaki oleh penulis, penulis hanya membahas tentang peran dari Mudabbir dan Muhdabbiroh, serta mencari solusi terbaik untuk mengatasinya.

Adapaun karya ilmiah berikutnya dari buku yang berjudul “ santri seutuhnya

” karya Syaifudin, buku ini membahas kegiatan santri dari awal terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, serta membahas tentang kebiasaan - kebiasaan yang dilakukan santri dan menggamabarkan indahnya menjadi seorang santri, sehingga bisa menggugah hati para orang tua dan anak untuk menuntut ilmu di pondok pondok pesantren,

Dari berbagai penelitian dan jurnal yang dijadikan studi relevan diatas yang juga membahas tentang peran pengurus pesantren dalam menghadapi kenakalan santri, penelitian diatas berbeda dengan penelitian saya, tapi yang hampir mirip ada, penelitian saya membahas tentang profil Pondok Pesantren, letak georgrafisnya, bentuk bentuk kenakalan santri, faktor penyebabnya, upaya yang dilakukan pihak pesantren, sampai kepada epaluasi atas upaya yang dialakukan tersebut

Jadi, belum ditemukan karya ilmiah yang membahas seluruh permasalahan sampai tuntas, skripsi yang penulis buat membahas bagian terkecil sampai yang terbesar dan menjadi jawaban yang berupaya memberikan informasi terbaik.

25Fathurrahman, “ketepatan hukuman yang diberikan kepada santri yang nakal dan efek setelahnya”Internet,diaksesmelaluialamat,https://www.google.com/search?q=ketepatan+hukuman +santrie=utf-oe=utf-8+pdf,diakses pada tanggal 29 maret 2016.

(32)

BAB II

PROFIL PONDOK PESANTREN DARUL AUFA

A. Sejarah Pondok Pesantren Darul Aufa

Pondok Pesantren Darul Aufa berdiri sejak tahun 1996 yang berlokasi di Jln.

Nes II Desa Sungai Buluh, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi, Pondok Pesantren ini adalah Pondok Pesantren suwasta dengan bangunan yang bersipat permanen, awal mulanya Pondok Pesantren Darul Aufa ini hanya berbentuk seperti pengajian masyarakat biasa, tidak memiliki lokal permanen, ruang kelas, dan penginapan santri, akan tetapi semakin hari semakin banyak masyarakat yang menimba Ilmu disitu, sehingga muncul lah gagasan dari masyarakat untuk mendirikan pesantren, usulan masyarakat itu disambut baik oleh KH. Zuhdi Al-mijri yang saat itu selaku guru atau pimpinan pengajian, kemudian berlanjut dengan berdirinya Pondok Pesantren Darul Aufa.1

Awalnya Pondok Pesantren Darul Aufa hanya berdiri diatas tanah seluas empat tumbuk atau empat belas m2, tanah ini merupakan khibah dari salah satu warga Desa Sungai Buluh yang kemudian berkembang menjadi seperti saat sekarangini, Pondok Pesantren Darul Aufa saat sekarang ini terlah berkembang menjadi Pondok Pesantren yang besar di Kabupaten Batang Hari, berkat kegigihan dari pimpinan Pondok Pesantren dan para guru serta didukung oleh masyarakat desa, Pondok Pesantren Darul Aufa sekarang telah memilikim luas lahan seluas lima belas hektar, dua hektar lokasi peantren, sembilan hektar perkebunan sawit, dua hektar perkebunan karet, dan dua hektar perkebunan hultikultura, Umumnya Pondok Pesantren hanya memiliki jenjang pendidikan MASdan MTS sederajat saja, namun di Pondok Pesantren Darul Aufasampai PAUD ( pendidikan anak usia dini ) dan Madrasah Ibtidaiyah pun ada, dengan bangunan ruang belajar permanen, masjid permanen, pemondokan / penginapan santri permanen, serta fasilitas pendukung lain seperti sarana olahraga seperti lapangan futsal, lapangan batminton, lapangan volly, dan tenis meja, Pondok

1 Dokumen Pondok Pesantren,dan buku tentang sejarah beridirinya Pondok Pesantren,juli 2017,

(33)

Pesantren Darul Aufa sekarang telah berkembang menjadi pondok pesantren yang maju dan memiliki jumlah santri yang banyak, akat tetapi Pondok Pesantren Darul Aufa ini sama halnya dengan Pondok Pesantren lainnya dalam masalah program pembelajaran, hanya mungkin yang membedakannya hanyalah masalah ektra kurikuler nya saja.

1. letak Geografis

Pondok Pesantren Darul Aufa beralamat di Jalan Nes II, Desa Sungai Buluh, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi. konplek santriwan dan santriwati terpisah dibatasi dengan jalan raya, namun secara keseluruhan,

letak geografisnya adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan : perkebunan penduduk b. Sebelah Selatan berbatasan dengan : Rumah penduduk c. Sebelah Timur berbatasan dengan : perumahan penduduk d. Sebelah Barat berbatasan dengan :perkebunan penduduk

2. Tujuan pendidikan Pondok Pesantren Darul Aufa

Tujuan umum pendidikan Pondok Pesantren Darul Aufa adalah membina peserta didik untuk menjadi insan yang faham ilmu agama, berakhlak mulia dan memiliki keterampilan yang memberi manfaat dan maslahat bagi dirinya sendiri dan umat manusia, dengan sepesifik sebagai berikut:, faham ilmu agama, mandiri, berakhlak mulia, taat beribadah, dan bermanfaat bagi manusia lain.

Tujuan khusus dari Pondok Pesantren Darul Aufa adalah: menyiapkan santri yang memiliki kemampuan keilmuan agama mendalam dan mampu mengembangkan serta mengamalkannya dalam kehidupan bermasyarakat, serta menyiapkan lulusan Pondok sebagai kader bangsa yang memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, berAkhlak mulia, terampil dan beramal sholeh.

3. Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki Pondok Pesantren Darul Aufa2 adalah sebagai berikut:

2 Observasi, Sarana dan Prasarana pondok Pesantren Darul Aufa, juli 2017,

(34)

a. Kantor Pimpinan Pondok Pesantren

Kantor kepala sekolah bersebelahan dengan labor computer. Tersedia meja, kursi tamu dan lemari arsip data - data sekolah yang tersusun rapi.

b. Ruang Guru

Ruang guru bersebelahan dengan ruang pimpinan Pondok Pesantren, ini bertujuan agar mudah berkomunikasi atau berkomunikasi anatara guru dan pimpinan Pondok Pesantren,

c. Laboratorium Komputer

Untuk mendukung proses pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi, laboratorium Pondok Pesantren Darul Aufa menyediakan kurang lebih 14 unit komputer disertai dengan akses internet.

d. Perpustakaan

Perpustakaan Pondok Pesantren berlokasi berbeda tersendiri agak jauh dari bangunan sekolah, ini bertujuan agar santri lebih khusuk dalam membaca karna jauh dari ruang kelas dan kantor,

e. Ruang Kelas

Ruang kelas berlokasi disamping ruang guru, hanya dibatasi dengan jalan saja, ruang kelas berjumlah 6 ruangan dimulai dari kelas 7 samapai kelas 12 dan ruangan ini berfungsi sebagai sarana dalam proses belajar dan mengajar.

f. Ruang serba guna atau Aula

Ruangan ini berlokasi dilingkungan sekolah, berfungsi untuk tempat mengadakan acara seminar, pentas seni santri, lomba, dan sekaligus dijadikan tempat pelatihan berbagai keterampilan untuk santri.

g. Sarana Olahraga

Sarana olahraga yang Tersedia adalah: lapangan futsal yang terbuat dari ntanah dan tiang gawang besi, lapangan batminton yang bersipat permanen, lapangan volly yang bersipat permanen, dan lapangan tenis meja yang terdiri dari empat lapangan meja.

h. Kamar Mandi dan WC

Kamar mandi bagi santri berbentuk sumur yang diberi lantai dan didnding beton permanen,dengan Jumlah 6 kamar mandi, 3 dikomlek putra dan 3

(35)

dikomplek putri, sedangkan WC nya berjumlah 12, 4 di konplek santriwan, 4 dikonplek santriwati, sedangkan dilingkungan sekolah tidak ada WC, jika santri hendak buar air kecil atau besar santri tersebut harus pulang ke asarama masing, satriwan ke asrama putra dan santriwati ke asarama putri.

i. Sarana Ibadam Masjid dan TPA

Masjid dan TPA ( Tempat pengajian Al-Qur’an ) adalah pusat sarana Ibadah bagi santri Pondok Pesantren Darul Aufa, terletak dikomplek putra, dipergunakan untuk sholat lima waktu berjamaah, belajar kitab kuning, ,uhadoroh, belajar tilawah dan berzanji marhaba, dan belajar Al-Qur’an, masjid hanya satu, hanya dikomplek putra saja, jadi ketika sholat santriwati yang kekoplek putra, dan jika sekolah, santriwan yang kekomplek putri, karna sekolah ada dikomplek putri.

j. Koperasi

Koperasi adalah sarana tempat santri berbelanja untuk kebutuhan sehari hari, semua kebutuhan santri ada dikoperasi, selain menyediakan kebutuhan santri, koperasi juga menjadi sarana simpan pinjam bagi santri, layaknya koperasi koperasi yang ada di indonesia biasanya.

4. Data santri 7 tahun terakhir

Tabel 2.1

Jumlah Santri MTS Pondok Pesantren Darul Aufa Tahun 20173

Tahun Pelajaran

Jml Pendaftar

(Cln Santri Baru)

Kelas VII Kelas VIII Kelas VIIII Jumlah

Jml Santri

Jumlah Rombel

Jml Santri

Jumlah Rombel

Jml Santri

Jumlah

Rombel Santri Rombel

2011/2012 63 63 6 20 2 21 2 104 10

2012/2013 70 70 7 20 2 36 3 126 12

2013/2014 56 56 5 50 5 43 4 149 14

3 Dokumentasi Visi Misi, dan table Pondok Pesantren Darul Aufa, juli 2017,

(36)

2014/2015 83 83 8 45 4 50 5 178 17

2015/2016 112 112 11 83 8 56 5 251 24

2016/2017 93 93 9 56 5 87 8 238 22

2017/2018 90 90 9 67 6 60 6 217 21

Jadi dari tabel diatas dapat di klsipikasikan jumlah santri yang MTS Pondok Pesantren Drul Aufa dari tahun 2011-2017 adalah 217 orang. Keseluruhan santri tersebut terbagi dalam 7 kelas. Kelas VII berjumlah 90 Orang di bagi atas 3 ruang kelas, kelas VIII berjumlah 67 orang yang terdiri dari 2 ruang kelas, dang kelas VIIII berjumlah 60 Orang yang terdiri dari 2 ruang kelas, setiap kelas terdiri dari santri laki laki dan satri perempuan, dengan jurusan yang sama yaitu IPS Ilmu pengetahuan sosial.

Meskipun jumlah santri Pondok Pesantren Darul Aufa terbilang lumayan sedikit, tetapi berbagai gelar dan prestasi yang diraih tidak kalah saing dari Pondok Pesantren lainnya, seperti mendapat gelas sebagai Pondok Pesantren terbersih se Kabupaten Batang Hari, banyaknya santri syang mengisi khazanah Islam dalam bentuk Perlombaan Musyabaqoh Tilawatil Qur’an, dan lain sebagainya, Hal tersebut membuktikan bahwa, jumlah santri yang sedikit tidak menentukan tolak ukur sebagai sukses dan majunya suatu Pesantren dan selalu berusaha untuk terus meraih prestasi.

5. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Kinerja pimpinan Pondok Pesantren dan para guru, semestinya memiliki pengaruh besar terhadap suksesnya para santri di Pondok Pesantren tersebut, untuk mencapai itu, seharus nya pimpinan Pondok Pesantren dan para guru harus memiliki sipat dan jiwa kepemimpinan diantaranya: memiliki pemahaman yang baik tentang kepemimpinan, berkepribadian terpuji dan berAkhlak mulia, serta menunjukkan keteladanan, memiliki common vision, berwawasan luas dan visioner, dan memiliki keterampilan.4

4 Dokumentasi Visi Misi Latar Belakang Pondok Pesantren Darul Aufa, juli 2017

(37)

Guru dan personalia semestinya menunjukkan kemampuan kerja yang baik dengan bukti bahwa santri yang di asuh mengalami perkembangan dari segi pemikiran dan amal ibadahnya, memiliki kompetensi sesuai dengan tugas pokoknya, memiliki pemahaman agama dan amaliah yang baik dalam kehidupan sehari-hari, memiliki keberanian, menunjukkan kecintaannya dalam belajar, memiliki hubungan baik dan harmonis dengan santri dan wali santri serta melandasi diri dengan keikhlasan dalam setiap pekerjaannya, Guru yang baisa disebut Ustadz atau Ustazah ini dituntut harus berkompeten dalam bidang mata pelajaran yang di embannya, apalagi kalau berhubungan dengan Ilmu agama seperti kitab kitab kuning, karna tidak semua guru faham dan tau kitab kuning.

a. Pimpinan Pesantren, Kepala MA, MTS, MI, dan PAUD Tabel 2.2

Status Pimpinan pesantren dan kepala MA, MTS, MI, dan PAUD Tahun 20175

No. Jabatan

Nama

Jenis Kela-

min Usia Pendidikkan terakhir

Masa Kerja L P

1. Pimpinan Pesantren

Syaifuddin.S.Ag,M.Ag L 50 S2

2. Kepala MA Nurusdiati,S.pd,M,Pd P 55 S2

3. Kepala MTS Fathurrohim.S.Ag L 59 S1

4. Kepala MI Siti Aisyah, S.Pd,I P 37 S1 5. Kepala

PAUD Anang Mukri.S.Pd,I L 50 S1

5 Dokumentasi Visi Misi Latar Belakang Pondok Pesantren Darul Aufa, juli 2017,

(38)

b. Guru

1. Kualifikasi Pendidik/Guru, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah Tabel 2.3

Kualifikasi Pendidik/Guru,Status, Jenis Kelamin, dan jumlah Tahun 20176

No. Tingkat Pendidikan

Jumlah dan Status Guru

Jumlah GT/PNS GTT/Guru Bantu

L P L P

1. S2 1 1 2

2. S1 5 3 8

3. D-4

4. D3 1 1 2

5. D2 6. D1

7. ≤ SMA/sederajat 3 2 5

Jumlah 7 5 3 2 17

6 Dokumentasi Visi Misi Latar Belakang Pondok Pesantren Darul Aufa, Juli 2017,

(39)

2.Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan (keahlian)

Tabel 2.4

Jumlah Guru dan Tugas Mengajar Tahun 20177

No

. Guru

Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan sesuai

dengan tugas mengajar

Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan yang

tidak sesuai dengan tugas

mengajar Jumlah D1/D2 D3/ S1/D4 S2/S3 D1/D2 D3/ S1/D4 S2/S3

1. Ilmu

Al-Qur’an 2 2

2. Tafsir 1 1

3. Hadist 2 2

4. Tauhid 2 2

5. Seni Budaya 6. Bahasa

Inggris 1 1

7. Matematika 1 1

8. Akhlak 1 1 2

9. Bahasa

Indonesia 1 1 2

10. Akidah Akhlak

11. Filsapat 1 1

12. Bimbingan Konsling

1 1

14. Tasauf

15. Pengetahuan umum

1 1

16. SKI 1 1

Jumlah 2 10 5 17

7 Dokumentasi Visi Misi Latar Belakang Pondok Pesantren Darul Aufa, Juli 2017,

(40)

Guru yang biasa Ddisebut Ustadz adalah orang yang memberikan pengajaran dan pendidikan kepada santri, Guru merupakan faktor penentu dalam tercapainya tujuan pendidikan. Sehingga harus di kualifikasi keadaan guru baik dilihat dari kuantitas maupun kualitas juga memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan santri.

Dari tabel diatas terlihat bahwa setiap mata pelajaran hanya ada rata-rata satu atau 2 guru mata pelajaran, akan tetapi para guru di Pondok Pesdantren Darul Aufa mayoritas Alumni Pesantren, jadi sedikit banyaknya faham akan disiplin Ailmu Agama, hanya ada 2 sampai 3 orang saja yang sesuai jurusannya, seperti bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan Matematika.

B. Visi dan Misi Pondok Pesantren Darul Aufa 1. Visi dan Misi

Visi merupakan pandangan jauh tentang sesuatu lembaga atau institusi yang merupakan tujuan yang ingin dicapai, Pondok Pesantren Darul Aufa merupakan sebuah lembaga pendidikan yang berbasis agama Islam, tentunya memiliki visi dan misi untuk mewujudkan maksud dan tujuannya. Dalam hal pencapaian tujuan visi dari Pondok Pesantren Darul Aufa, tentunya memerlukan suatu perencanaan dan tindakan nyata untuk dapat mewujudkan visi dan misi tersebut, Perencanaan dan tindakan nyata untuk dapat merealisasikan tujuan itulah yang disebut misi.

a. Visi

1) Membentuk santri yang berilmu agama tinggi, beramal sholeh, berakhlak mulia, serta mampu mengamalkannya dalam kehidupan bermasyarakat

2) Mencentak generasi Islam yang mampu menjadi penerus perjuangan dan cita cita para Kiai dan para Ulama’.

b. Misi

1) Melakssanakan dan mengembangkan pendidikan yang berbasiskan pesantren.

2) Mengamalkan ilmu agama dan nilai nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian deskriptif, dimulai pada bulan Juni 2015 sampai April 2016 dilakukan untuk melihat tingkat kepatuhan ibu hamil terhadap konsumsi tablet zat besi selama

Hal ini sesuai dengan penelitian Perdana dan Febriyani pada tahun 2011 tentang konsumsi minuman berpemanis dan status gizi kegemukan pada 606 responden remaja dan

Produk pancake yang akan diproduksi adalah suatu inovasi dari pancake yang biasanya dibuat masyarakat untuk dijadikan sarapan maupun cemilan.. Pancake ini

Timor microfilariae in man were reported from Indonesian Timor, (Oemijati and Tjoen, 1966) following the original documentation of their occurence in the human

karena sekarang anda tak usah khawatir akan adanya gatal di selangkangan dan pantat yang sekarang masih menempel ditubuh anda karena kami Denature indonesia telah memiliki obat

[r]

Jika anda tertarik untuk membudidayakan tanaman buah berwarna merah ini, anda tidak perlu khawatir karena pada kesempatan kali ini JualBenihMurah.com akan memberikan ulasan

On behalf of the Board of Commissioners of PT Summarecon Agung Tbk, I have the pleasure of presenting to you the Annual Report and Audited Financial