BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah peneliti lakukan diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Tingkat pendidikan (X1)
Tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap penerapan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan (Y). Hal ini dijelaskan dari nilai koefisien regresi sebesar 0,552 dengan zhitung 4,470 > ztabel 0,394.
Maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat pendidikan (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerapan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan (Y).
Jika dilihat dari masing-masing jenis usaha maka:
a) Kuliner
Tingkat pendidikan menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 2,996 dengan zhitung 2,071 > ztabel 0,394. Hal ini mengandung arti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
b) Industri Makanan Ringan (IMR)
Tingkat pendidikan menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 1,685 dengan zhitung 2,270 > ztabel 0,394. Hal ini mengandung arti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
108
c) Industri Kerajinan Tangan (IKT)
Tingkat pendidikan menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 1,740 dengan zhitung 1,746 > ztabel 0,394. Hal ini mengandung arti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
d) Dagang
Tingkat pendidikan menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,359 dengan zhitung 2,066 > ztabel 0,411. Hal ini mengandung arti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
e) Jasa
Tingkat pendidikan menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,618 dengan zhitung 1,884 > ztabel 0,394. Hal ini mengandung arti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
2. Lama usaha (X2)
Lama usaha berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penerapan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan (Y). Hal ini dijelaskan dari nilai koefisien regresi sebesar – 0,046 dengan dengan zhitung
-1,149 < ztabel 0,208. Maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel lama usaha (X2) memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penerapan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan (Y). Jika dilihat dari masing-masing jenis usaha maka:
a) Kuliner
Lama usaha menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,465 dengan zhitung 1,076 > ztabel 0,328. Hal ini mengandung arti bahwa H0
ditolak dan Ha diterima.
b) Industri Makanan Ringan (IMR)
Lama usaha menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -0,036 dengan zhitung -0,119 < ztabel 0,273. Hal ini mengandung arti bahwa H0 diterima dan Ha ditolak.
c) Industri Kerajinan Tangan (IKT)
Lama usaha menunjukan nilai koefisien regresi sebesar 0,201 dengan zhitung 0,592 > ztabel 0,273. Hal ini mengandung arti bahwa H0
ditolak dan Ha diterima.
d) Dagang
Lama usaha menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -0,019 dengan zhitung -0,315 < ztabel 0,173. Hal ini mengandung arti bahwa H0
diterima dan Ha ditolak.
e) Jasa
Lama usaha menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -0,222 dengan zhitung -1,344 < ztabel 0,136. Hal ini mengandung arti bahwa H0 diterima dan Ha ditolak.
3. Skala usaha (X3)
Skala usaha berpengaruh signifikan terhadap penerapan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan (Y). Hal ini dijelaskan dari, dengan
zhitung 2,480 > ztabel 0,098. Maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel skala usaha (X3) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerapan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan (Y). Jika dilihat dari masing-masing jenis usaha maka:
a) Kuliner
Skala usaha menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,0006 dengan zhitung 0,532 > ztabel 0,059. Hal ini mengandung arti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
b) Industri Makanan Ringan (IMR)
Skala usaha menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -0,0006 dengan zhitung -0,933 < ztabel 0,098. Hal ini mengandung arti bahwa H0
diterima dan Ha ditolak.
c) Industri Kerajinan Tangan (IKT)
Skala usaha menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,001 dengan zhitung 1,303 > ztabel 0,059. Hal ini mengandung arti bahwa H0
ditolak dan Ha diterima.
d) Dagang
Skala usaha menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,0002 dengan zhitung 2,486 > ztabel 0,098. Hal ini mengandung arti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
e) Jasa
Skala usaha menunjukan nilai koefisien regresi sebesar 0,0001 dengan zhitung 1,166 > ztabel 0,098. Hal ini mengandung arti bahwa H0
ditolak dan Ha diterima.
4. Pelatihan akuntansi (X4)
Pelatihan akuntansi berpengaruh signifikan terhadap penerapan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan (Y). Hal ini dijelaskan dari, dengan zhitung 3,259 > ztabel 0,328. Maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pelatihan akuntansi (X4) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerapan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan (Y). Jika dilihat dari masing-masing jenis usaha maka:
a) Kuliner
Pelatihan akuntansi menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 1,054 dengan zhitung 0,135 < ztabel 0,353. Hal ini mengandung arti bahwa H0 diterima dan Ha ditolak.
b) Industri Makanan Ringan (IMR)
Pelatihan akuntansi menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 5,244 dengan zhitung 1,755 > ztabel 0,353. Hal ini mengandung arti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
c) Industri Kerajinan Tangan (IKT)
Pelatihan akuntansi menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 5,678 dengan zhitung 1,234 > ztabel 0,353. Hal ini mengandung arti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
d) Dagang
Pelatihan akuntansi menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 1,378 dengan zhitung 1,761 > ztabel 0,328. Hal ini mengandung arti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
e) Jasa
Pelatihan akuntansi menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 2,470 dengan zhitung 1,529 > ztabel 0,325. Hal ini mengandung arti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
B. Saran
1. Bagi pemerintah Dinas Koperasi dan UMKM dapat menjadi masukan dalam pendistribusian pelaksanaan pelatihan akuntansi bagi pelaku UMKM lebih merata sehingga dapat memberikan kesempatan bagi pihak UMKM yang belum mendapatkan pengetahuan penysunan laporan keuangan.
2. Bagi pemerintah Dinas Koperasi dan UMKM dapat memberikan bantuan usaha kepada UMKM dengan mempermudah proses izin usaha sehingga dapat memberikan kemudahan dalam proses mendapatkan akses permodalan melalui pihak bank.
3. Bagi pemerintah Dinas Kesehatan dapat memberikan kemudahan proses memperoleh izin kesehatan sehingga UMKM dapat mengembangkan usaha dan pemasaran produk UMKM di kota Padang.
4. Bagi pelaku UMKM agar dapat mengembangkan usaha salah satunya dengan menyusun laporan keuangan agar dapat memperoleh modal dengan mudah dan dapat meningkatkan pendapatan.