• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Penelitian Terdahulu

Berikut kajian yang mempunyai relasi atau keterkaitan dengan penelitian ini diantaranya :

Claudio Kereh, Sri Murni, Joy. E Tulung (2020) Hasil analisis menggunakan metode uji beda dua rata-rata (independent sample t-test), diperoleh hasil bahwa antara bank devisa dan non devisa jika dilihat dari rasio ROA dan LDR tidak terdapat perbedaan yang signifikan sedangkan jika dilihat dari rasio CAR dan NPL bank devisa terdapat perbedaan secara signifikan dengan bank non devisa.

Viriya, Melisa (2018) Menggunakan teknik analisis deskriptif dan t-test dengan uji independent sample t-test. Jumlah sampel 35 bank umum swasta nasional devisa dan 19 bank umum swasta nasional non devisa yang terdaftar di Bank Indonesia selama tahun 2014-2016. Hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank devisa dan bank non devisa dimana performa CAR lebih baik dilakukan oleh bank devisa, tidak ada perbedaan kinerja keuangan dalam kualitas aset antara 2 kelompok bank, terdapat perbedaan kinerja keuangan dalam kemampuan pengembangan laba karena bank devisa menghasilkan ROA yang lebih baik, dan terakhir tidak ada perbedaan kinerja keuangan likuiditas antara bank devisa dan bank non devisa.

Daniara, Berlian (2017) Sampel dalam penelitian ini adalah 30 (bank devisa) dan 30 (bank non devisa). Berdasarkan hasil penelitiannya tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank devisa dengan bank non devisa di Indonesia periode 2014-2016 yang meliputi capital adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA), loan to deposit ratio (LDR), non performing loan (NPL), beban operasional dan pendapatan operasional (BOPO) dan net interest margin (NIM).

(2)

Kholifah, Andiyani (2016) Berdasarkan pengujian data statistik melalui Uji Beda sample t-test, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari penelitian ini, antara lain: Tidak terdapat perbedaan ROA dan ROE pada kinerja keuangan Bank Devisa dan Bank Non Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, terdapat perbedaan LDR dan CAR pada kinerja keuangan Bank Devisa dan Bank Non Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Aziz, Azlina (2015) Pada penelitian ini mengambil 27 bank devisa dan 7 bank non devisa dengan jumlah keseluruhan sample 34 sample. Berdasarkan hasil penelitiannya tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank devisa dan bank non devisa yang diukur melalui variabel ROE, LDR dan CAR.

Menggunakan teknik analisa data berupa Uji Statistik Deskriptif dan Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov Test.

Adapun relevansi pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu adanya objek atau variable yang sama dengan perbedaan tahun penelitian yang diujikan. Penelitian ini tergolong penelitian komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian LDR, BOPO, ROA dan NIM dengan hasil penelitian terdahulu dalam mengukur kinerja keuangan bank.

B. Landasan Teori 1. Bank

a. Pengertian Bank

Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya, Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana atau kedua - duanya menghimpun dana dan menyalurkan dana (Kasmir, 2012).

UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan menjelaskan bahwa pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

(3)

dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mecakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

b. Fungsi Bank

Selain memiliki fungsi secara garis besar atau secara umum, bank juga memiliki fungsi secara spesifik, diantaranya :

1) Agent of Trust.

Yaitu yang artinya pembawa kepercayaan, jadi dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan yang dimana hal ini merupakan kunci dan dasar utama kegiatan perbankan. Kepercayaan tersebut meliputi baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana.

Sehingga secara logika, setiap masyarakat yang menitipkan dana pada bank pun telah memiliki kepercayaan terhadap lembaga keuangan tersebut.

2) Agent of Development.

Bank disebut-sebut sebagai agent development lantaran mampu memberikan kegiatan yang memungkinkan masyarakat untuk melakukan investasi, distribusi, konsumsi atau jasa yang menggunakan uang sebagai medianya. Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tersebut tidak dapat dipisahkan, selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi.

3) Agent of Service.

Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana , bank juga memberikan penawaran jasa perbankan lain kepada masyarakat. Menurut Pasal 1 Undang - undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang “ Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

(4)

bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

c. Jenis – Jenis Bank

Menurut Kasmir (2010:158) jenis bank di Indonesia dapat ditinjau dari beberapa segi diantaranya :

1) Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya.

a. Bank Sentral

Menurut UndangUndang Nomor 3 Tahun 2004, Bank Sentral adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan.

b. Bank Umum

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu juga wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum sering disebut bank komersil (Commercial Bank).

c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Artinya disini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

(5)

2) Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikan Bank

Dilihat dari segi kepemilikannya, bank dibedakan dari segi kepemilikkan sahamnya Ditinjau dari segi kepemilikan, maksudnya adalah siapa yang memiliki bank tersebut. Dibedakan atas :

a. Bank Milik Pemerintah

Merupakan bank yang akte pendirian dan modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah. Contoh : BNI, BRI, BTN, Bank Mandiri. Selain itu ada bank yang dimiliki Pemerintah Daerah, yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing- masing propinsi. Contoh : BPD DKI Jakarta, BPD JaBar, BPD JaTeng, BPD DI Yogyakarta dll

b. Bank Milik Swasta Nasional

Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya, akta pendiriannya, serta pembagian keuntungan yang diperoleh merupakan milik swasta nasional. Contoh : Bank Central Asia, Bank Danamon, Bank Internasional Indonesia, Bank Lippo dll.

c. Bank Milik Asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang terletak di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing suatu negara, dan status kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri.

Contoh : Bank of America, American Express Bank, Bank of Tokyo, Bangkok Bank, dll.

d. Bank Milik Campuran

Bank Milik Campuran merupakan bank yang kepemilikannya sahamnya campuran antara pihak asing dan pihak swasta nasional, namun mayoritas kepemilikkan sahamnya dimiliki oleh warga negara indonesia. Contoh : BII Commonwelth, Bank Finconesia, Bank Merincorp, Mitsubishi Buana Bank, dll.

(6)

3) Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasional a. Bank Konvensional.

Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-produk untuk menyerap dana masyarakat antara lain tabungan, simpanan deposito, simpanan giro;

menyalurkan dana yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan kredit antara lain kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit jangka pendek; dan pelayanan jasa keuangan b. Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan - ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.

4) Jenis Bank Berdasarkan Status.

Dilihat dari segi kemampuannya melayani masyarakat, bank umum dapat dibagi ke dalam 2 jenis, diantaranya

a. Bank Devisa

Bank yang dapat mengadakan transaksi internasional. Bank devisa adalah bank yang memperoleh surat penunjukan dari Bank Indonesia untuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing. Bank devisa dapat menawarkan jasa-jasa bank yang berkaitan dengan mata uang asing tersebut seperti transfer keluar negeri, jual beli valuta asing, transaksi eksport import, dan jasa-jasa valuta asing lainnya. Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum suatu bank umum swasta nasional dapat diberikan izin untuk menjadi bank devisa, diantaranya :

1) Bahwa bank yang bersangkutan telah bekerja untuk suatu jangka waktu tertentu.

2) Bahwa management dan usahanya berjalan dengan baik dan sehat.

(7)

3) Bahwa Bank yang bersangkutan mempunyai kemampuan finansil, perlengkapan materil dan tenaga teknis yang diperlukan.

b. Bank Non Devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa atau dengan kata lain hanya dapat melakukan transaksi dalam negeri saja.

2. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode yang dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan tersebut. Sehingga melalui laporan keuangan para pengguna laporan keuangan dapat mengetahui perkembangan dari perusahaan. Selain itu, laporan keuangan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan keputusan ekonomi, terutama bagi manajer dan para investor atau calon investor.

b. Laporan Keuangan Bank

Sesuai dengan SK Direksi Bank Indonesia Nomor 27/119/KEP/DIR tanggal 25 Januari 1995 laporan keuangan bank terdiri dari :

1) Neraca

Dalam penyajiannya, aktiva dan kewajiban dalam neraca bank tidak dikelompokkan menurut lancar atau tidak lancar, namun sedapat mungkin tetap disusun menurut tingkat likuiditas dan jatuh tempo.

Setiap aktiva produktif disajikan di neraca sebesar jumlah bruto dari tagihan atau penempatan bank dikurangi dengan penyisihan penghapusan yang dibentuk untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul dari masing-masing aktiva produktif yang bersangkutan.

Dalam penyajiannya, aktiva dan kewajiban dalam neraca bank tidak dikelompokkan menurut lancar atau tidak lancar, namun sedapat mungkin tetap disusun menurut tingkat likuiditas dan jatuh tempo.

Setiap aktiva produktif disajikan di neraca sebesar jumlah bruto dari

(8)

tagihan atau penempatan bank dikurangi dengan penyisihan penghapusan yang dibentuk untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul dari masing-masing aktiva produktif yang bersangkutan.

2) Laporan Laba/Rugi

Perhitungan laba/rugi bank wajib disusun sedemikian rupa agar dapat memberikan gambaran mengenai hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. Laporan laba/rugi bank disusun dalam bentuk berjenjang (multiple step) yang menggambarkan pendapatan atau beban yang berasal dari kegiatan utama bank dan kegiatan lainnya. Cara penyajian laporan laba/rugi bank antara lain wajib memuat secara rinci unsur pendapatan dan beban, unsur pendapatan dan beban harus dibedakan antara pendapatan beban yang berasal dari kegiatan operasional dan non operasional.

3) Laporan Komitmen dan Kontijensi

Laporan ini wajib disajikan secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi komitmen dan kontijensi, baik yang bersifat tagihan maupun kewajiban pada tanggal laporan.

Komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Kontijensi adalah tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang.

4) Laporan Arus Kas

Laporan ini harus disusun berdasarkan kas selama periode laporan dan harus menunjukkan semua aspek penting dari kegiatan bank tanpa memandang apakah transaksi tersebut berpengaruh langsung pada kas.

5) Catatan Atas Laporan Keuangan

Disamping hal-hal yang wajib diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sebagaimana dijelaskan dalam standar akuntansi

(9)

keuangan, bank juga wajib mengungkapkan dalam catatan tersendiri mengenai posisi devisa netto menurut jenis mata uang serta aktifitas- aktifitas lain seperti kegiatan wali amanat, penitipan harta dan penyaluran kredit pengelolaan.

c. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2008: 11) pembuatan atau penyusunan laporan keuangan dapat memberikan informasi mengenai :

1) Untuk mengetahui jumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan pada saat ini.

2) Untuk mengetahui jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki oleh perusahaan pada saat ini.

3) Untuk mengetahui jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

4) Untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan.

5) Untuk mengetahui kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.

6) Untuk mengetahui catatan-catatan atas laporan keuangan dan mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut secara menyeluruh.

3. Kinerja Bank

a. Pengertian Kinerja

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2008) mendefinisikan kinerja (performance) adalah sesuat yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan.

Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, (1996) Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan.

Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran dividen, upah, pergerakan harga sekuritas dan

(10)

kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.

b. Pengukuran Kinerja Bank

Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi Bank tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di waktu yang akan datang sedangkan bagi Bank Indonesia antara lain digunakan sebagai sarana penetapan dan implementasi strategi pengawasan Bank oleh Bank Indonesia. Dengan demikian kinerja perbankan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana dalam suatu periode yang biasanya diukur dengan indikator kinerja perbankan sebagai berikut:

1) Rasio Likuiditas - Loan to Deposit Ratio (LDR)

Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu bank di dalam menyediakan dana kepada debiturnya (kredit yang diberikan) dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dapat dikumpulkan oleh masyarakat (dana pihak ketiga) berupa giro, tabungan, deposito, dan kewajiban jangka pendek lainnya. LDR ini menjadi salah satu tolok ukur likuiditas bank yang berjangka waktu agak panjang.

LDR yang tinggi menunjukkan kredit yang diberikan kepada masyarakat atau nasabah adalah lebih besar dari dana pihak ketiga yang diterima, hal ini berdampak pada kemungkinan peningkatan risiko dan dampaknya adalah justru akan menurunkan profitabilitas bank, Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin jelek kondisi likuiditas bank, karena penempatan pada kredit juga dibiayai dari dana pihak ketiga yang sewaktu-waktu ditarik (Simanjutak, 2016).

(11)

2) Rasio Efisiensi - Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasi (BOPO)

Biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisien dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran dan biaya operasi lainnya). Pendapatan operasional merupakan pendapatan utama bank, yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi lainnya.

Menurut ketentuan Bank Indonesia efisiensi operasi diukur dengan BOPO. Efisiensi operasi juga mempengaruhi kinerja bank, yakni untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna (Mawardi, Wisnu 2005).

Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil (Sudamawati dan Pramono, 2017).

3) Rasio Profitabilitas

a) Return On Assets (ROA)

ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional sebelum pajak, Sedangkan rata-rata total aset adalah volume usaha atau aktiva (Luciana dan Winni, 2005).

Semakin besar ROA maka kondisi bank akan semakin baik.

(ROA) atau hasil pengembalian atas aset merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas penggunaan aset perusahaan dalam menciptakana laba bersih, dengan kata lain rasio ini digunakan untuk

(12)

mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.

b) Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.

Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pemberian kredit atau pinjaman, sementara bank memiliki kewajiban beban bunga kepada deposan. Semakin besar rasio ini maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank, sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil dan kinerja perbankan tersebut akan semakin baik (Almilia dan Herdiningtyas, 2005).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar perubahan Net Interest Margin (NIM) suatu bank, maka semakin besar pula profitabilitas bank tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin meningkat (Sudarmawanti dan Pramono, 2017).

(13)

C. Kerangka Pikir

Adapun kerangka pemikiran pada penelitian ini berdasarkan seperti pada gambar di bawah :

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan teori penelitian terdahulu, dapat disajikan kerangka konsep penelitian pada gambar 2.1 berikut : Kerangka Konsep Penelitian Uji beda tersebut di atas untuk melihat perbedaan kinerja bank sebelum dan saat pandemi Covid-19, apabila ada perbedaan berarti ada pengaruh pandemi Covid-19 terhadap kinerja bank devisa dan bank non devisa di Indonesia.

Laporan Keuangan Bank

Bank Devisa Bank Non Devisa

Uji Beda Paired Sample T- test

Loan to Deposit Ratio (LDR)

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO)

Return on Assets (ROA) Net Interest Margin (NIM)

Loan to Deposit Ratio (LDR)

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO)

Return on Assets (ROA) Net Interest Margin (NIM)

(14)

D. Hipotesis Penelitian

Adapun perumusan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dan yang akan diuji adalah sebagai berikut :

𝐻1 : Terdapat perbedaan LDR pada Bank Devisa dan Bank Non Devisa Sebelum dan Saat Pandemi.

𝐻2 : Terdapat perbedaan BOPO pada Bank Devisa dan Bank Non Devisa Sebelum dan Saat Pandemi.

𝐻3 : Terdapat perbedaan ROA pada Bank Devisa dan Bank Non Devisa Sebelum dan Saat Pandemi.

𝐻4 : Terdapat perbedaan NIM pada Bank Devisa dan Bank Non Devisa Sebelum dan Saat Pandemi.

Referensi

Dokumen terkait

Pengorbanan Tuhan Yesus tidak bisa dihargai, karena apa yang sudah Tuhan Yesus lakukan (mati buat kita dengan cara di salib, Dia telah menebus dosa kita) tidak bisa kita

Kecamatan Bandar Dua seluas 1.935,29 Ha, terdiri dari Gampong Blang Dalam, Gampong Pulo, Gampong Uteun Bayu, Gampong Jeulanga Barat, Gampong Alue Keutapang,

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui efek antiinflamasi dari ekstrak etanol rimpang temu putih pada tikus yang diinduksi

Lampu-lampu tersebut memberikan manfaat yang berbeda bagi Harry, Joni, and Endang , berdasarkan perbedaan dalam preferensi mereka terhadap jalan yang diterangi lampu tersebut,

ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT BANK RIAU

Tombol reset dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan [√] diterima [ ] ditolak Klik gambar pensil Menampilkan data debitur untuk dapat diedit pada bagian yang

Dalam keseimbangan pada film Slepping Beauty, lebih memperlihatkan bagaimana kehidupan raja dan ratu, ketika mereka telah mempunyai seorang anak yang telah lama mereka

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jawaban responden terhadap minat pembiayaan murābaḥah karena pembiayaan murābaḥah yang direkomendasikan oleh pihak