10 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Komunikasi
Secara etimologis komunikasi diambil dari kata berbahasa latin yaitu communication yang sumber katanya adalah communis. Perkataan communis
sendiri bukan diartikan sebagai partai komunis melainkan memiliki arti sama dalam arti kata sama makna yaitu sama makna tentang suatu hal. Kesamaan makna merupakan hal penting bisa proses komunikasi antar komunikator dan komunikan agar mereka bisa saling paham dan mengerti. Trenholm dan Jensen berpendapat bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mengirimkan pesan kepada penerima lewat berbagai saluran yang ada. Komunikasi adalah proses mengirim pesan kepad apenerima ynagdilakukan oleh komunikator melalui berbagi saluran media (Trenholm dan Jensen (dalam Fajar, 2009)).
Selanjutnya, komunikasi merupakan proses yang lewat sebuah pemikiran dimana pemikiran tersebut bisa membuat orang lain terpengaruh, menurut Weaver (dalam Fajar, 2009). Di lain sisi adalah proses menyampaikan pesan berupa ide, harapan, kepercayaan, informasi, himbauan yang disampaikan kepada orang lain baik secara langsung atau tidak dengan tujuan untuk memberikan perubahan terhadap pemikiran dan perilaku orang lain. Secara terminologis, komunikasi adalah suatu proses dimana sesorang menyampaikan sesuatu beruipa perkataan kepada orang lain. (Effendy, 2002).
Dari pengertian diatas maka dapat dijelaskan bahwasanya komunikasi merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa orang, dimana salah stau orang melakukan penyampain sesuatu kepada orang lain. Komunikasi yang
11
dimaksudkan ialah manusia atau pada kata asing ialah human communication yang biasa disebut komunikasi sosial atau social communication. Komunikasi manusia biasa dijuluki komunikasi sosial atau kemasyarakatan karena komunikasi tersebut terjadi hanya jika ada beberapa manusia atau orang-orang. Masyarakat terbentuk dari minimal ada dua orang yang saling melakukan interaksi dengan berkomunikasi. Komunikasi dapat dilaksanakan secara langsug melalui sebuah media. Kada pula komunikasi dengan media dapat dilakukan dengan melakukan telefon, mendengar berita lewat radio atau tv, dll.
Komunikasi dapat dilakukan dengan tujuan untuk perubahan sikap, perilaku, sosial, dan pendapat, menurut Effendy (2003).
Sedangkan menurut Cangara (2002), komunikasi memiliki tujuan yaitu sebagai berikut:
a) Agar penerima pesan dapat memahami isi pesan tersebut, seorang pembicara harus bisa memberi penjelasan dengan baik mengenai pesan yang disampaikan kepada pendengar sehingga pendengar mampu memahami maksud pesan tersebut.
b) Mampu memahami orang, seorang komunikator harus mengetahui aspirasi apa yang diinginkan oleh masyarakat sehingga tidak melakukan komunikasi atas kemauan
sendiri.
c) Agar gagasan dapat diterima oleh orang lain, seorang komunikator wajib melakukan pendekatan berupa ajakan bukan paksaan dalam menyampaikan gagasan.
12 2.2 Macam-macam media komunikasi
Media komunikasi merupakan alat atau media yang digunakan oleh komunikator dalam menyampaikan informasi atau pesan kepada banyak orang.
Pancar indera merupakan alat atau media komunikasi khususnya mata dan telinga.
Media komunikasi memiliki kegunaan agara kita mampu memahami, menafsirkan, dan melihat suatu infromasi yang terdapat disekitar kita. Apabil atidak terdapat komunikasi disekitar kita maka lingkungan akan terasa sepi.
Lingkungan menajadi hal penting dalam berjalannya komunikasi.
Komunikasi yang dilakukan oleh manusia tentu membutuhkan media berupa sarana, penyalur, dan penyaji media infromasi. Komunikasi sangatlah penting bagi kehidupanb masyarakat, karen asetiap orang membutuhkan informasi secara cepat, akurat, tepat, efektif, dan mudah.
Media komunikasi dapat dibedakan berdasarkan bentuknya, fungsinya, dan jangkaunnya. Media komunikasi berdasarkan fungsinya dibedakan dalam beberap jenis yaitu sebagai berikut:
1. Media komunikasi yang berfungsi mengahsilkan banyak infromasi, misalnya pengolah data, komputer atau PC.
2. Media komunikasi sebagai pengganda dan pencetakan ulang sebuah infromasi.
Misalnya video tapes atau audio tapes.
3. Media komunikasi sebagai alat untuk menyebarluaskan informasi ke orantg lain. Misalnya handphone, telefon, dan lainnya.
Media komunikasi berdasarkan bentuknya dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu sebagai berikut:
13
1. Media cetak yang digunakan untuk menyalurkan infromasi. Misalnya koran, brosur, pamphlet, dll.
2. Media audio yang berfungsi untuk penerima informasi dan disampaikan melalui indera pendengaran contohnya audio atau telephone.
3. Media visual yang merupakan media komuniaksi yang informasinya hanya disampaikan dalam bentuk gambar ataupun sesuatu yang bisa ditangkap oleh indera penglihatan, contohnya pada foto.
4. Media audio visual merupakan media komunikasi yang juga bisa dilihat dan di dengar, contohnya televisi dan video.
Media komunikasi berdasarkan jangkaunnya bisa berupa media komunikasi internal dan eksternal. Pada media komuniaksi eksternal yang merupakan media komunikasi untuk menjalani suatu hubungan dengan pihak lain di luar contohnya seperti media cetak, televisi, telephone, surat maupun internet.
Dan untuk media komunikasi internal merupakan media komunikasi yang tujuannya untuk sarana menyampaikan dan penerima informasi untuk internal saja. Jenis media komuniaksi internal contohnya surat, papan pengumuman, telepon, majalah bulanan dan lain sebagainya.
2.2.1 New Media Sebagai Media Komunikasi
McQuail (dalam Lister, 2003: 9) memberikan pernyataan bahwa new media atau media baru adalah sebuah istilah untuk media komunikasi yang berbasis teknologi dan informasi. Sejak tahun 1960-an istilah ini sudah digunakan dan mencakup seuluruh teknologi terapan yang kian berkembang dan memiliki banyak jenis dan macam (Innova, 2016;3)
14
Menurut Mulyana teknologi computer dan internet adalah hal yang mendasari munculnya peristiwa new media. New media berasal dari kata “new”
yang berarti baru dan “media” yang artinya alat yang digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan kepada penerima nya. New media adalah sebagai bentuk konvergensi atau penggabung media konevmsional dengan media digital.
Hal yang membuat unggul new media adalah sifatnya yang realtime, dimana masyarakat dapat mengakses infromasi dan layanan yang begitu cepat, kapan saja dan dimana saja selama mereka terhubung dengan perangkat terkomputerisasi dan jaringan internet (Puspita, 2015;206).
New media memberikan bentuk lain dari komunikasi yang sebelumnya.
Gilmor (dalam Nasrullah, 2016;23) menjelaskan bahwa pola komunikasi terdiri dari one-to-many atau dari satu sumber ke banyak audiens (seperti radio, buku, televisi), dan dari satu sumber ke satu audiens atau one-to-one (contohnya telepon dari surat), oleh karena itu pola yang ada dalam media baru menjadi many-to- many dan few-to-few. Komunikasi dapat berjalan ketia konkesi internet pada
perangkat komputer terhubung dengan komputer lainnya. berdasrakan penjelasan tersebut kata dari “Internet” di luncurkan yaitu menghubungkan (interconnected) computer dalam skala dunia.
Penjelasan dari internet adalah merupakan jaringan computer yang saling terhubung serta mampu menyediakan akses untuk layanan telekomuniaksi dan informasi untuk jutaan pengguna yang tersebar di dunia.
New media ini berada di era ke empat teknologi komunikasi yaitu era komunikasi interaktif setelah sebelumnya melewati era komunikasi tulisan, cetak, dan telekomunikasi. Terdapat karakter pembeda untuk mewakili di era media
15
pertama atau era telekomunikasi dengan era media kedua maupun era komunikasi interaktif. Di era media yang pertama sangat identic dengan broadcast sedangkan era media kedua sangat identic dengan interactivity.
Adapun perbedaan lainnya pada era media pertama dengan era media kedua:
Gambar 2. 1 Perbedaan Antara Era Media Pertama dan Kedua (Sumber: https://123dok.com)
New media menandai terjadinya konvergensi media yaiitu dengan adanya integrasi ke tiga aspek yakni telekomunikasi, data komunikasi, dan komunikasi massa di dalam satu medium. Konvergensi ini pada kenyataan nya menemukan perbedaan dari ketiga aspek tersebut. Di jaringan telepon melalui kabel ataupun satelit tidak hanya melayani dan menghubungkan antara pengguna telepom, tetapi juga menjadi medium untuk proses distribusi data yang lainnya, contohnya seperti TV berlangganan, jasa perbankan, dan berlangganan internet (Nasrullah, 2016;15- 16).
2.3 Karakteristik New Media
Trisolawaty (2019;20-31) menjelaskan ada enam karakteristik dari new media, yaitu:
16
1. Digital, dimana suatu media komunikasi dan informaso beralih menggunakan bentuk digital. Dalam proses media digital sifat fisik dari input data, gelombang cahaya dan suara, tidak dikonversi menjadi objek yang lain akan tetapi menjadi angka yaitu menjadi symbol-simbol abstrak dan bukan benda-benda analog dan permukaan fisik.
2. Interaktif, munculnya teknologi komunikasi pada dasar nya memberi kemudahan bagi setiap orang yang menggunakan teknologi untuk saling berinteraksi dimana pengguna ataupun perangkat saling terhubung secara interaktif. Dalam masyarakat berjejaring atau network society. Castells mengungkapkan informasi menjadi konten yang dipertukarkan antara pengguna media siber yang tidak ada di dalam pemilihan sender dan receiver. Individu mempunyai peran ganda sebagai konsumen sebuah informasi sekaligus prodesen dari informasi tersebut (Nasrullah, 2016;78).
3. Hypertext, adalah dengan kata lain yang telah digunakan untuk menandai kebaruan di media baru dari media analog. Setiap data visual maupun audio yang memiliki tautan ke data lain bisa disebut dengan hypertext.
Penggunaan karakteristik hypertext dapat membantu tulisan yang di transfer dari perangkat ke perangkat. Contoh yang paling terkenal dari hypertext adalah world wide atau www.
4. Virtual, new media memudahkan pengguna untuk berhadapan langsung dengan objek yang akan dihubungi secara virtual. Virtual membantu menggambarkan pengalaman pada sebuah lingkungan yang dikonstruksikan dari grafis personal komputer dan video digital dimana pengguna berinteraksi.
17
5. Networked, jaringan tidak hanya didefinisikan sebagai infrastruktur menghubungkan computer dan perangkat lain tetapi juga hubungan antar individu.
6. Simulated, dalam penelitian new media, simulasi adalah representasi dari suatu peristiwa atau kejadian, objek atau apa pun dapat menambahkan pemahaman terhadap hal tersebut tanpa harus masuk atau mengalami kejadian atau objek nyata secara langsung. Infografis, rekonstruksi video dibuat dengan menggunakan teknologi CGI merupakan wujud simulasi pada new media.
Adanya new media saat ini terbukti membawa sisi positif dan negative jika dilihat dengan karakteristik new media. Sisi positif nya adalah dengan keunggulan yang dimiliki oleh new media, masyarakat saat ini sangat difasilitasi untuk berkomunikasi dan menemukan informasi yang dibutuhkan. Akan tetapi, sisi negative yang dimiliki new media adalah masyarakat dapat mengalami ketergantungan. Ketergantungan itu berupa penggunaan smartphone yang berlebihan. Lain dari itu, new media juga dinikmati oleh masyarakat global yang artinya masyarakat global menggunakan new media sangat memungkinkan terjadinya komunikasi satu sama lain. Dengan komunikasi di media sosial maka akan terjadi pertukaran nilai-nilai dan norma. Bahkan nilai budaya luar apabila tidak dapat disring oleh nilai dan norma budaya local masyarkat tersebut, maka akan berpotensi menerima nilai-nilai, norma luar, sehingga nilai dan norma local bisa luntur (Puspita, 2015;204).
18 2.3.1 Uses and Gratifications for New Media
Teori uses and gratifications dikenalkan pertama kali oleh Jay G Blumer, Elihu Katz, Michael Gurevitch, dimana dijelaskan bahwa setiap indivdiu memiliki peran aktif dalam memilih atau menggunakan media sebagai pengguna media.
Khalayak umum yang aktif dalam komunikasi dapat disebut sebagai pengguna media. Pengguna aktif media selalu berusaha mencari sumber media yang cocok dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Pengguna media memiliki kebebasan atas media yang digunakan dengan dampak yang sesuai dengan diri pengguna (Nurudin, 2007;192).
Katz mengemukakan ada lima elemen atau asumsi-asumsi dasar dari uses and gratification yaitu sebagai berikut:
1. Audiens adalah aktif, dan penggunaan media berorientasi pada tujuan.
2. Inisiatif yang menghubungkan diantara keputusan kepuasan dan pilihan media spesifik terletak di tangan audiens.
3. Media bersaing dengan sumber-sumber yang lain dalam tujuan memuaskan kebutuhan audiens.
4. Setiap orang mempunyai kesadaran diri yang memadai berkenaan penggunaan media, kepentingan dan kebutuhan nya yang menjadi bukti bagi peneliti tentang gambaran yang akurat penggunaan itu.
5. Nilai pertimbangan seputar keperluan audiens tentang media spesifik atau wajib dibentuk.
Adapun yang mengemukakan bahwa adanya kelompok klasifikasi yang menggambarkan hubungan diantara pengguna media dengan media itu sendiri menurut teori uses and gratifications yaitu passing time (upaya mengisi waktu
19
luang), companionship (mendapatkan teman dan partner baru), escape (memiliki waktu sendiri dan melarikan diir dari tekanan akan masalah), enjoyment (mendapatkan sebuah kenikmatan), social interaction (menciptakan hubungan dan interaksi dengan orang lain), relaxtion (tempat untuk relaksasi yang membuat pengguna jadi lebih santai), information (menggali informasi sehingga pengguna tetap upto-date), excitement (untuk mendapatkan sensasi yang lain contohnya kegembiraan) Griffin (dalam Karunia, dkk., 2021; 94).
Dilihat dari perkembangan media sekarang ini yaitu dengan hadirnya new media memberi ketertatikan tersendiri untuk peneliti menganalisis media yang identik ke interaktivitas dimana individu tidak hanya pasif menerima informasi tetapi juga aktif memproduksi informasi. Oleh karena itu, pengguna teori uses and gratifications menjadi semakin luas, yang dimana tidak hanya dibatasi pada
bagaimana kebutuhan audiens mengkonsumsi informasi disuatu media melainkan bagaimana kebutuhan audiens memproduksi informasi di suatu media.
Berdasarkan jurnal yang berjudul Uses and Gratifications theory in the 21st Century yang Thomas E. Ruggiero tulis, menyatakan bahwa uses and
gratifications pada komunikasi masa kini merupakan pembelajaran yang umum dikenal sebagai media effect research. Kebutuhan dan rasa puas kini menjadi hal yang krusial semenjak teknologi berkembang pesat dan media mulai beragam, sehingga banyak peneliti yang saat ini menggunakan uses and gratifications terhadap teknologi yang popular. Kini dengan adanya media baru membuat banyak peneliti yag melakukan penelitian secara online karena interaksi melalui media tidak membatasi adanya penerimaan dan pengiriman pesan (Innova, 2016;
3-4).
20
Kaitannya dengan teori ini yaitu penelitian yang akan dilakukan adalah pengguna media sosial Instagram memiliki peran aktif untuk menggunakan media sosial tersebut. Pengguna bebas mencari ataupun menyebarluaskan informasi di media sosial Instagram. Dibalik dari penggunaan media sosial Instagram, pengguna memiliki motif-motif yang mendasarinya.
2.4 Teori ERG Clayton Alderfer
Berikutnya Clayton Alderfer dari Universitas Yale mengembangkan sebuah teori menggunakan teori kebutuhan ERG mengenai hierarki yang Abraham Maslow butuhkan. Alderfer menyatakan bahwa ada 3 kebutuhan yang inidividu butuhkan yaitu keberadaan, hubungan, dan pertumbuhan yang disebut sebagai teori ERG (Robins, 2001: 171).
Teori ERG Alderfer memberikan penegasan bahwa untuk memuaskan salah satu dari tiga jenis kebutuhan tersebut harus dengan cara simultan sebab adanya bebrapa faktor seperti budaya, sosial, latar belakang sosial, pendidikan, dan kemampuan dalam memberi penegasan untuk salah satu dari tiga jenis kebutuhan tersebut (Siagian, 2012;167-170). Hal itu menjadi alasan peneliti menggunakan teori ERG Alderfer dari pada teori hierarki kebutuhan Maslow.
1. Kebutuhan Keberadaan (Existence), adalah kebutuhan individu yang bersifat dasar guna memenuhi kebutuhannya sehingga dapat mempertahankan hidup dan eksistensinya. Keberadaan individu yang mendorongnya untuk dapat memenuhi kebutuhan baik fisik atau materi serta kebutuhan atas perasaan dan keadaan aman sehingga dapat terhindar dari takut atau adanya
21
intimidasi. Berdasarkan kalsifikasi Maslow maka existence’s needs sangat identic mengenai hirarki pertama dan hirarki kedua pada teori tersebut.
2. Kebutuhan Memiliki Hubungan dengan Orang lain (Relatedness), adalah kebutuhan individu dalam menjalin interaksi, hubungan, dan kerja sama dengan individu lainnya. hal ini sesuai dengan sifat dasar manusia yakni menghubungkan dengan kehidupan orang lain di lingkungannya. Kebutuhan ini berhubungan dengan teori Maslow pada teori tiga dan empat.
3. Kebutuhan Pertumbuhan (Growth), adalah kebutuhan individu dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga adanya dorongan untuk berbuat kreatif atau produktif guna memberikan yang terbaik bagi dirinya sendiri atau orang lain. Kebutuhan ini seperti yang teori Maslow jelaskan yaitu teori ke lima.
2.5 Kebutuhan
Sebagaimana yang dikutip oleh NS. Kasiati, Ni Wayan Rosmalawati yang dikemukakan oleh Abraham Maslow membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam lima tingkat berikut: pertama kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan paling dasar dan memiliki prioritas tertinggi dalam kebutuhan Maslow. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang mutlak harus terpenuhi oleh manusia untuk bertahan hidup. Kebutuhan tersebut terdiri dari pemenuhan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan (minuman), nutrisi (makanan), eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh, dan kebutuhan seksual, kebutuhan kedua adalah Kebutuhan rasa aman dan perlindungan yang dibagi menjadi perlindungan fisik dan perlindungan psikologis. Perlindungan fisik meliputi perlindungan atas ancaman terhadap tubuh atau hidup seperti penyakit,
22
kecelakaan, bahaya dari lingkungan dan sebagainya, sedangkan perlindungan psikologis, yaitu perlindungan atas ancaman dari pengalaman yang baru dan asing. Misalnya, kekhawatiran yang dialami seseorang ketika masuk sekolah pertama kali, karena merasa terancam oleh keharusan untuk berinteraksi dengan orang lain dan sebagainya. Kebutuhan ketiga adalah rasa cinta dan kasih sayang yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, antara lain memberi dan menerima kasih sayang, kehangatan, persahabatan, mendapat tempat dalam keluarga, kelompok sosial, dan sebagainya, kebutuhan keempat adalah kebutuhan akan harga diri maupun perasaan dihargai oleh orang lain kebutuhan ini terkait, dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan, meraih prestasi, rasa percaya diri dan kemerdekaan diri. Selain itu, orang juga memerlukan pengakuan dari orang lain, dan yang terakhir/ke lima kebutuhan aktualiasasi diri, merupakan kebutuhan tertinggi dalam hirarki Maslow, berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain atau lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya. Adapun lima tingkat dari hierarki kebutuhan adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan biogi/fisik, adalah kebutuhan dasar pada manusia atau kebutuhan primer yang tidak dipelajari namun dengan memaksimalkan penggunaan kemampuan dan potensi diri seperti rasa lapar, rasa haus, istirahat maupun seks.
2. Kebutuhan keamanan, adalah kebutuhan pada rasa aman, stabilitas dan ketiadaan pada rasa sakit fisik maupun emosional serta meliputi kemerdekaan atau rasa takut dari tekanan ataupun lingkungan yang mengintimidasi.
23
3. Kebutuhan Sosial, kebutuhan ini termasuk kebutuhan untuk diakui sebagai anggota grup sosial. Kebutuhan ini dapat dipenuhi melalui interaksi sosial dimana setiap orang menerima pertemanan dan kasih sayang.
4. Kebutuhan penghormatan diri, adalah kebutuhan individu untuk merasa penting dan diakui orang lain bahwa dirinya begitu penting seperti kebutuhan pada kekuasaan, prestasi, status, dan rasa hormat dari orang lain.
5. Kebutuhan aktualisasi diri, adalah kebutuhan untuk jadi apa saja yang individu punya. Individu berusaha mengembangkan dirinya setinggi mungkin dengan memaksimalkan guna potensi pada dirinya.
Gambar 2. 2 Hierarki Kebutuhan Maslow
(Sumber: Maslow's Hierarchy of Needs: 5 Kebutuhan Dasar Manusia) Kata dari “hierarki” bisa diartikan sebagai tingkatan atau dianalogikan sebagai anak tangga, dimana secara logis untuk menaiki suatu tangga yang berarti dimulai pada anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika
24
konsep tersebut diterapkan pada pemuasan kebutuhan manusia, yang artinya seseorang tidak akan berusaha memuaskan tingkat kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi begitu juga dengan tingkat selanjutnya. Belajar dari kenyataan bahwa pemahaman tentang banyak hal kebutuhan manusia semakin mendalam, penyempurnaan dan “koreksi” dirasa bukan hanya tepat tetapi memang diperlukan karena pengalaman yang menunjukkan bahwa usaha peemenuhan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan yang berarti sambil memuaskan kebutuhan biologi maupun fisik, seseorang di waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa yang aman, merasa dihargai,memiliki teman serta ingin berkembang. Dengan begitu bisa dikatakan bahwa lebih tepat jika berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki (Sudrajat, 2008;2).
2.6 Media Sosial
Perkembangan pada dunia teknolgi khususnya pada aspek komunikasi dan informasi yang telah melahirkan internet yang semakin hari semakin sangat dibutuhkan manusia untuk menunjang kehidupan sehari-hari contohnhya dalam kegiatan pendidikan, bisnis, kesehatan, dan bersosialisasi dengan sesama. Hal ini dibuktikan karena adanya kenaikan pada jumlah pengguna internet di Indonesia yang cukup signifikan.
25
Gambar 2. 3 Data Pengguna Internet dan Pemanfaatan Terbesar.
(Sumber: apjii.or.id)
Berdasarkan dari data Asosiasi Penyelenggara Jasa Inernet Indonesia (APJII) jumlah pengguna internet di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 196.71 juta pengguna atau 73,7% di tahun 2019 dimana terdapat kenaikan sebesar 25.53 juta atau 8,9% dari data yang sebelumnya pada tahun 2018 yaitu dengan jumlah 171.17 juta pengguna atau 64,8%. Lain dari itum alasan terbanyak dalam penggunaan internet adalah pada media sosial sebanyak 51,5%. (Irawan, dkk., 2020).
Media sosial memiliki pengertian menurut dari beberapa para ahli, menurut Boyd (2009), media sosial adalah kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan individu ataupun komunitas untuk berkumpul, berbagi,
26
berkomunikasi, dan di kasus tertentu saling berkolaborasi ataupun bermain. Media sosial mempunyai kekuatan pada user-generated content (UGC) dimana konten itu dihasilkan dari pengguna, bukan dari editor sebagaimana di isntitusi media massa. Selain itu, menurut Van Dijk (2013), media sosial merupakan platfrom media yang bertujuan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Oleh sebab itu, media sosial dapat dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan hubungan antar pengguna sekalian sebagai sebuah ikatan sosial. Dari pengertian sebelumnya maka media sosial dapat diartikan sebagai sebuah medium di internet yang memungkinkan pengguna untuk merepresentasikan dirinya, berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna yang lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual (Nasrullah, 2016;11).
2.6.1 Karakteristik Media Sosial
Menurut Nasrullah (dalam Setiadi, 2016;2) karakteristik yang dimiliki media sosial antara lain adalah:
1. Jaringan (network), adalah infrastruktur penghubung antara computer dengan perangkat keras yang lainnya. Koneksi ini dibutuhkan karena komunikasi bisa terjadi jika antar computer terhubung dan dapat melakukan perpindahan data.
2. Infromasi (information), infromasi bisa menjadi hal yang begitu penting karena pengguna media sosial mengkreasikan representasi identitasnya, memproduksi konten, dan melakukan interkasi berdasarkan informasi.
27
3. Arsip (archive), bagi pengguna media sosial arsip menjadi hal berkarakter yang mengindikasikan bahwa informasi telah tersimpan dan dapat diakses kapanpun dimana pun dengan perangkat apapun.
4. Interaksi (interactivity), media sosial membentuk jaringan antar pengguna yang tidak hanya sekedar memperluas hubungan pertemanan atau pengikut (follower) saja, tetapi harus dibangun dengan interaksi antar pengguna tersebut.
5. Simulasi Sosial (simulation of society), media sosial mempunyai karakter sebagai medium berlangsungnya masyarakat (society) di dunia virtual.
Media sosial mempunyai keunikan dan pola yang banyak kasus berbeda dan tidak ditemukan dalam tatanan masyarakat yang real.
6. Konten oleh Pengguna (user-generated content), di media sosial konten sepenuhnya milik yang berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik akun. UGC adalah relasi symbiosis dalam budaya media baru yang memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada pengguna untuk berpartisipasi. Dengan begitu, berbeda dengan media lama (tradisional) dimana khalayak nya sebatas menjadi objek atau sasaran yang pasif dalam menyampaikan pesan.
2.6.2 Jenis-Jenis Media Sosial
Nasrullah (2016;40-47) menjelaskan saat ini setidaknya terdapat enam kategori besar untuk melihat berbagai media sosial, yaitu:
1. Media Jejaring Sosial (social networking), medium yang terpopuler ini adalah sarana yang bsia digunakan pengguna untuk melakukan hubungan
28
sosial, termasuk konsekuensi maupun efek dari hubungan sosial itu, di dunia virtual. Karakter utama dari situs jejaring sosial yaitu setiap pengguna membentuk jaringan pertemanan, baik itu terhadap pengguna yang sudah diketahu dan bertemu didunia nyata (offline) ataupun membuat jaringan pertemanan yang baru. Boyd dan Ellison (dalam Lestari dan Kusuma, 2019;30) menjelaskan jejaring sosial adalah layanan yang berbasis web yang memungkinkan penggunanya untuk membangun profil yang bersifat public ataupun semi-publik dalam sebuah system tertentu, membuat daftar pengguna yang membuka akses menghubungkanm dan berinterkasi dengan pengguna yang ada di dalam daftar tersebut.
2. Jurnal Online (blog), adalah media sosial yang memungkinkan pengguna mengunggah aktivitas sehari-hari dan dapat berkomentar maupun berbagi infromasi dengan tautan web lain. Jenis jejaring sosial dibagi menjadi dua yaitu dengan kategori personal homepage (pemilik gunakan nama domain sendiri seperti .com atau .net) dan alat media halaman web gratis seperti wordpress atau blogspot.
3. Microblogging, merupakan jejaring sosial yang memnfasiliasi pengguna untuk menulis maupun mempublikasikan aktivitas serta pendapatnya secara sederhana dan terbatas.
4. Media Sharing, merupakan media yang memberikan penggunanya untuk menyimpan dan berbagi media, seperti dokumen, video, audio, gambar, dan lain sebagainya.
29
5. Virtual Worlds, yaitu media yang menawarkan dunia virtual dimana pengguna nya akan merasa hidup didunia virtual dengan hadirnya replikasi lingkungan 3D, serta pengguna nya bisa berinteraksi dengan pengguna lain.
6. Collaborative Projects, yaitu situs web yang kontennya adalah hasil kolaborasi dari penggunanya. Salah satu diantara nyaadalah Wikipedia dimana pengguna nya melihat pengertian, sejarah, hingga rujukan buku atau tautan tentang suatu kata. Pemaparan tersebut dibuat oleh para pengunjung yang terdapat kolaborasi atau kerja sama dari pengunjung untuk mengisi konten disitus tersebut.
Gambar 2. 4 Pengelompokan Media Sosial (Sumber: https://journal.ugm.ac.id)
2.6.3 Peranan Media Sosial
Nurudin (2020;5-6) menjelaskan bahwa keberagaman media sosial yang dimanfaatkan oleh individu dengan penggunaan yang tidak sama seperti:
1. Membangun dan Menjaga Hubungan, tujuan nya dapat menjaga hubungan dengan lainnya dibutuhkan media sosial sebagai media. Maka dari itu, individu akan meciptakan semacam gerombolan pertemanan yang mengarahkan mereka dalam saling bertukar informasi, saling mengirim
30
pesan, bertemu atau melakukan kopi darat ataupun hanya sekedar masuk menjadi satu diantara daftar pertemanan dari pengguna yang lain.
2. Keefektifan Kerja, media sosial bisa berpengaruh sangat besar terhadap kefektifan dan produktivitas kerja masyarakat. Oleh karena itu media sosial bisa dengan mudah mengakses hal apa saja yang ingin diakses maupun dibagikan ke masyarakat dengan tidak terbatas oleh ruang dan waktu serta tidak perlu memerlukan uang maupun usaha yang banyak untuk mendapatkan infromasi.
3. Bentuk Ekspresi Diri, media sosial bisa dijadikan untuk media mengekspresikan diri. Melalui platfrom pengguna bisa mengunggah video yang menarik yang berkaitan dengan minat dan bakat. Selanjutnya bisa dapat dijadikan media untuk mencari inspirasi dan bisa memberikan inspirasi untuk orang lain. Bukan untuk ekspresi diri tetapi juga berguna untuk ekspresikan suatu produk dan sebagai identitas dari suatu merek (brand).
4. Mendidik, media sosial merupakan sumber Pendidikan bagi semua masyarakat. Berbagai informasi bsia dengan mudah diakses dan diperoleh public. Setelah penyebaran informasi melalui jejaring sosial kemajuan dalam pendidikan menjadi lebih mudah diakses dan ditemukan.
2.7 Penelitian Terdahulu
Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu digunakan peneliti sebagai bahan referensi dan pertimbangan dalam menggunakan serta menerapkan teori yang relevan dan pendekatan yang sesuai dengan fenomena yang terjadi di lapangan. Teori dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian terdahulu sebagai berikut:
31
Pada penelitian pertama berjudul “Vlogger dan Konten Vlog Youtubers Palu: Motivasi Menjadikan Youtube Sebagai Media Berekspresi” oleh Andi Tenri Ajeng dari Universitas Tadulako pada tahun 2018. Penelitian tersebut ingin mengkaji mengenai motivasi apa yang vlogger miliki sehingga dapat membuat konten di Youtube, melalui adanya kebutuhan yang membuat terciptanya dorongan berupa motivasi dan dapat membentuk perilaku guna mencapai apa yang dibutuhkan para informan vlogger komunitas youtubers Kota
Palu lewat adanya kajian teori kebutuhan dan motivasi dari Alderfer.
Penelitian menggunakan metedologi deskriptif kualitatif dengan dasar penelitian studi kasus melakukan observasi dan wawancara kepada lima orang vlogger atau youtubers Palu. Hasil dari penelitian tersebut adalah infroman ingin memenuhi kebutuhan yaitu adalah existence (keberadaan), relatedness (hubungan), growth (pertumbuhan). Dalam hal kebutuhan berupa existence, peran informan sebagai vlogger belum bisa memenuhi kebutuhan dasar sebagai manusai sebab vlogger bukan profesi utama. Namun berupa konten video vlog mampu memenuhi aspek lain pada kebutuhan existence karean digunakan sebagai pengembangan potensi diri. Melalui adanya pendapatan dari iklan dan endorsement juga aparesiasi orang lain maka dapat terpenuhi kebutuhan growth bagi informan. Infroman membangun interaksi dengan penonton dan membangun kelompok sosial sehingga mampu terpenuhi kebutuhan relatedness.
Infroman memiliki doronga berupa motivasi ekstrinsik yaitu adanya kesuksesan vlogger lain sehingga mampu memotivasinya.
Penelitian kedua berjudul “Public Display of Affection Sebagai bentuk Eksistensi Diri Remaja Pengguna Facebook” oleh Retno Setyaningsih pada tahun 2015. Penelitian bertujuan untuk seberapa penting PDA dilakukan,
32
mengapa, dan bagaimana dampaknya mencoba dijawab dalam penelitian ini.
Penelitian tersebut mampu memberikan penjelasan tentang dinamika hubungan antara factor-faktor yang mempengaruhi PDA dan dampak yang dirasakan pada audiens. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif menggunakan meetode deskriptif kualitatif dengan melakukan Teknik wawancara dan studi dokumentasi kepada 10 informan remaja usia 18-20 tahun. Hasil dari penelitian tersebut memperoleh kebutuhan akan eksistensi dan popularitas, pengaruh teman sebaya, tekanan pasangan dan kepercayaan diri yang rendah mendorong PDA.
Adapun penelitian ke tiga berjudul “Motivasi Virtual Display of Affection: Studi Deskriptif Kualitatif Pengguna Snapchat di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komuniaksi Bandung” oleh Rini Ramadhani, Yuliani Rachma Putri, dan Dini Salmiyah Fithrah dari Universitas Telkom pada tahun 2016.
Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui motivasi apa saja yang dominan atau yang mendorong pengguna untuk melakukan aktivitas Virtual Display of Affection menggunakan teori motivasi dari McGuire.
Penelitian tersebut menggunakan metodologi kuualitatif dengan studi deskriptif dan menggunakan pengumpulan data wawancara mendalam kepada tiga informan kunci dan satu informan sebagai pendukung.
Hasil dari penelitian tersebut mengetahui bahwa motivasi pelaku VDA didasari oleh perilaku mencontoh atau meniru orang lain di lingkungan sosialnya, mencari hiburan di waktu resah, ingin mendapatkan rasa kasih sayang dari orang terkasih (pasangan), menunjukkan eksistensi diri di depan orang banyak, serta ingin memperoleh penghargaan dilingkungan sosialnya dan adanya dorongan untuk membentuk citra atau mengembangkan citra diri si pelaku atau pun pengguna VDA.
33
Ke tiga penelitian terdahulu diatas yang digunakan peneliti sebagai sumber referensi dalam Menyusun penelitian ini. Selanjutnya, terdapat persamaan dan perbedaan maupun focus utama yang peneliti jadikan referensi dalam Menyusun penelitian ini. Dapat diketahui, persamaan nya dilihat dari penggunaan metodologi kualitatif serta penelitian yang fokus kepada pengguna media sosial. Selain itu, di jurnal yang pertama terdapat ada kesamaan pada penggunaan teori motivasi Clayton Alderfer, jurnal kedua terdapat kesamaan pada metode pengumpulan data yang peneliti gunakan, jurnal ketiga terdapat kesamaan pada penelitian Public Display of Affection dalam hubungan sosial. Untuk perbedaan penelitian ini, Instagram digunakan oleh peneliti sebagai media untuk melakukan public display of affection dengan jurnal ke tiga yang meneliti bagaimana resepsi pengguna yang
mengkonsumsi konten public display of affection dalam hubungan tersebut, peneliti mengambil fokus berbeda yaitu dengan mengetahui motivasi pengguna yang memproduksi dan mempublikasi konten public display of affection dalam hubungan romantic di media sosial Instagram.
2.8 Sejarah Perkembangan Instagram
Kevin Systrom dan Mike Krieger memunculkan Instagram yang didirikan pada Oktober 2010. Media Instagram merupakan aplikasi berbagi foto yang membuat pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke layanan media sosial lainnya, termasuk pada milik Instagram diri sendiri. Aplikasi tersebut dapat diunggah melalui App Store dan Google Play Store. Instagram berasal dari pengertian keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata dari
“insta’ berasal dari kata “instan”, contohnya pada kamera polaroid yang pada
34
jamannya lebih dikenal dengan kata “foto instan”. Melainkan untuk kata dari
“gram” berasal dari kata “telegram” yang cara kerja nya bisa mengirimkan informasi untuk orang lain dengan cepat. Sama dengan Instagram yang bisa mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, maka dari itu infromasi yang ingin disampaikan bisa diterima dengan cepat.
Karena itu, Instagram adalah gabungan dari kata instan dan telegram.
2.8.1 Kelebihan Instagram
1. Pasar yang paham teknologi. Salah satu keuntungan berjualan melalui Instagram adalah pengguna Instagram yang sudah “terjamin” paham teknologi. Dengan kata lain, orang yang aktif di Instagram juga harus aktif di Twitter, bahkan mungkin Facebook. Jadi, sangat tepat jika promosikan produk anda menggunakan Instagram maupun media sosial lainnya.
2. Pengguna Instagram mungkin memiliki gadget yang mendukung aplikasi tersebut, yaitu ponsel Android dan ponesl iPhone. Yang artinya Instagram memiliki pengguna rata-rata pada kelas menengah ke atas. Hal ini memiliki keuntungan, karena calon konsumen mungkin mempunyai
“kantong” yang agak dalam.
3. Tampilan produk yang sederhana. Karena Instagram digunakan untuk apliaksi berbagi foto, fitur-fitur yang tersedia di Instagram yang bisa mendukung gambar produk yang diupload di dalamnya.
4. Di aplikasi Instagram, mayoritas foto menggunakan (#) hashtag. Karena itu, disarankan menggunakan hashtag agar memudahkan pembeli bisa menemukan produk yang anda tampilkan.
35 2.8.2 Fitur Instagram
1. Pengikut/Followers Sistem sosial yang ada pada apliaksi Instagram ini adalah dengan menjadi pengikut akun pengguna lain, atau memiliki pengikut Instagram. Dengan begitu, komunikasi dengan sesame pengguna Instagram bisa dapat terjalin untuk memberikan tanda suka dan juga bisa mengomentasi foto yang telah di upload oleh pengguna yang lain.
2. Unggah Foto Fungsi utama dari aplikasi Instagram yaitu sebagai tempat untuk mengupload dan berbagi foto-foto untuk pengguna lainnya. Foto yang ingin di upload bisa diperoleh melalui kemera iDevice atau foto-foto yang ada pada album foto iDevice tersebut.
3. Kamera Foto yang di ambil dari aplikasi Instagram bisa disimpan di dalam iDevice. Setelah foto diambil dari kamera yang ada di Instagram, foto itu juga dapat diatur arahnya sesuai dengan kemauan para pengguna.
Foto-foto yang ingin diunggah melalui Instagram tidak ada batasnya dengan jumlah tertentu, lain dari itu Instagram mempunyai keterbatasan untuk ukuran rasio yaitu 3:2 untuk foto.
4. Effect Photo’s Pada fitur ini Instagram mempunyai filter-filter yang bisa digunakan pengguna saat ingin menyunting sebuah foto. Filter tersebut yaitu: X-Pro II, Lomo-fi,
Earlybird Stro, Toaster, Brannan, Inkwell, Hefe Valencia, Lord Kelvin, Amaro dan Rise.
5. Judul Foto/Nama Foto, Foto yang mau di unggah sebelemnya bisa di sunting lebih dulu, kemudian di arahkan ke halaman selanjutnya. Yang di dalamnya tidak hanya ada pada pilihan untuk mengupload pada jejaring
36
sosial ataupun tidak, akan tetapi juga bisa untuk memasukkan judul foto, dan bisa menambahkan lokasi pada foto tersebut.
6. Arroba (et/@) Media sosial Twitter dan Facebook mempunyai fitur yang dimana penggunanya bisa menyinggung pengguna lain yang juga menambahkan tanda arroba (@) dan memasukkan akun Instagram nya dari pengguna itu. Pengguna tidak hanya bisa menyinggung pengguna yang lain di dalam judul foto, tetapi juga bisa pada bagian komentar di foto. Pengguna bisa menyinggung pengguna yang lain dengan memasukkan akun Instagram dari pengguna itu.
7. Label Foto Didalam label pada Instagram adalah suatu kode yag bisa emmudahkan penggunanya untuk mencari foto tersebut dengan menggunakan “kata kunci”. Label itu bisa digunakan didalam beberapa bentuk komuniaksi yang ada sangkut pautnya dengan foto tersebut.
8. Publiaksi Kegiatan Sosial (#/hashtag) Instagram menjadi alat promosi yang terbaik yang menyampaikan sebuah kegiatan appaun itu. Contohnya seperti, label #thisisJapan projek dimana itu menggunakan label pada Instagram untuk menarik perhatian untuk masyarakat Internasional untuk membantu bencana alam yang terjadi pada Negara Jepang di awal tahun lalu, dan lain-lain. Publikasi Organisasi pada media Instagram juga banyak organisasi yang mempublik produk mereka pada media ini. Contohnya yaitu, Sturbucks, Levi’s, Burberry, Maybelline, dan lainnya. Dari produk- produk tersebut yang sudah menggunakan media sosial untuk memperkenalkan produk terbaru mereka kepada masyarakat. Karena itu
37
mereka tidak harus mengeluarkan biaya sepeserpun untuk melakukan promosi produk mereka.
9. Jejaring Sosial, Pengguna tidak hanya berbagi foto di dalam Instagram, tetapi foto juga dapat dibagikan secara online seperti media Facebook, Foursquare, Twitter, Flickr, Tumblr dan posterousm yang tersedia dihalaman untuk berbagi gambar.
10. Tanda Suka (Like) Instagram memiliki fitur “Suka” dimana fungsinya sama dengan yang ada di Facebook yaitu sebagai penanda bahwa pengguna lain menyukai foto tersebut yang diunduh oleh pengguna lain.
Berdasarkan durasi dan jumlah suka pada foto Instagram menjadi 18 faktor spesifik yang menentukan apakah sebuah foto itu popular atau tidak. Jika sebuah foto menjadi populerm maka foto itu akan dimasukkan ke dalam halaman populernya sendiri.
2.9 Hubungan Romantis
Hubungan romantic merupakan jenis hubungan yang meliputi keintiman, keterbukaan, ketergantungan yang dimiliki dan dipengaruhi kehidupan mereka.
Dalam hal ini, keduanya adalah pasangan di mana ada perasaan cinta yang lebih rumit berkaitan dengan romansa di dalamnya. Keintiman di dalam hubungan romantisberasal dari perkembangan hubungan interpersonal. Altman dan Taylor (dalam Littlejohn dan Foss, 2014; 291-292) telah mengemukakan teori penetrasi sosial bahwa merujuk pada proses dari relasi umum ke relasi yang lebih intim.
Ada empat tahap perkembangan hubungan dalam teori ini, yaitu:
38
1. Orientasi, komunikasi di dalam tahap ini dilakukan oleh orang yang tidak tentu dikarenakan informasi bersifat umum.
2. Pertukaran afektif ekspliratif, Ketika tahap sebelumnya masing-masing pihak merasa di untungkan maka mereka bisa menggali informasi secara mendalam.
3. Pertukaran afektif, di dalam tahap ini masing-masing pihak mempunyai perasaan untuk mengkritik dan mengevaluasi untuk tingkat yang lebih dalam.
4. Pertukaran seimbang, adalah kedekatan yang tinggi dan bisa menjadikan mereka untuk saling memperkirakan tindakan ataupun respon dengan baik.
Furman dkk (dalam Lestari dan Kusuma, 2019;32) menjelaskan ada tiga definisi hubungan romantic yang berdasarkan karakteristik. Pertama, romantisme yang ada di sebuah hubungan adalah pola yang secara langsung terus menerus dari interaksi dua individu yang satu sama lainnya mengakui terikat/terjalin di dalam hubungan tersebut. Kedua, terdapat unsur sukarela satu sama lain untuk mempertahankan hubungan romantis di antara mereka. Ketiga, hubungan romantic adalah bentuk dari suatu ketertarikan (attraction).
Namun ekspresi di dalam hubungan romantic diantaranya adalah dengan menyatakan cinta, meluangkan waktu bersama, sentuhan fisik, memberikan hadiah, dan melakukan berbagai hal yang disukai dari pasangan (Lestari dan Kusuma, 2019;32).
2.10 Public Display of Affection
Dengan menampilkan kemesaraan atau romantisme dengan pasangan didepan public ataupun menunjukkan ke public bahwa seseorang memiliki suatu
39
ikatan dengan pihak lain dan melihatkan ikatan itu menandakan bahwa orang tersebut melakukan public display of affection (PDA). Menurut Gillberg, PDA merupakan perilaku yang bertujuan memperlihatkan dan pamer kemesraan bersama pasangan di depan publik sebagai suatu yang diyakini penting dalam keromantisan hubungan (Setyaningsih, 2015;68).
Lain dari itu, menurut Rahayu (dalam Ramadhanim dkk;2485) PDA merupakan suatu bentuk komuniaksi yang menunjukkan hubungan dengan orang lain dengan cara demonstrasi fisik dengan pasangan untuk orang lain. Sekarang ini, PDA tak terbatas yang dilakukan diruang public, lain dari itu juga dimedia sosial yang sangat dikenal dengan sebutan Virtual Display of Affection (VDA).
Menurut dari Urban Dictionary, VDA mempunyai pengertian yang tidak seberapa jauh berbeda dari PDA, hanya VDA di dunia virtual yang berkaitan dengan pengguna new media khusuus nya pada media sosial. Bentuk VDA tidak berbentuk visual atau gambar.
Kata maupun tulisan mesra yang diperlihatkan di media sosial juga merupakan bentuk dari VDA. Kedekatan hubungan pada pihak yang berkomunikasi akan dilihat dari jenis-jenis pesan maupun respon non verbal yang bersifat intim contohnya sentuhan, tatapan mata ekspresif, dan jarak pada fisik yang mendekat.
Pratama (2020;24) menyatakan ada banyak bentuk PDA yang dilakukan oleh paangan remaja yakni :
1. Menyatakan Cinta 2. Kecup pasangan 3. Bergandengan tangan
40 4. Memeluk Pasangan
5. Bercumbu
Akan tetapi, perlu dilakukan pertimbangan sebelum melakukan PDA hal ini karena banyak pendapat masing-masing individu, agama, budaya, dan hukum yang berlaku di wilayah itu. Di balik dari itu, ketika pasangan ragu apakah PDA ini dianggap wajar dilakukan di wilayah tersebut dan takut akan mendapatkan penilaian yang negative dari lingkungan sosial itu maka lebih baiknya harus dihindari.
2.11 Remaja
Huberman (dalam Pratama, 2020;20) mengemukakan perkembangan manusia adalah suatu proses kehidupan dari pertumbuhan maupun perubahan fisik, perilaku, emosional, dan kognitif. Dari semua proses ini, individu meningkatkan sikap dan nilai yang mengarah pada pilihan, pengertian, dan hubungan. Satu diantara periode itu adalah masa remaja.
Remaja merupakan masa dimana individu mengalami perubahan dan perkembangan yang baik secara kognitif, psikologis, dan fisiologis yang meninggalkan ciri-ciri tahap perkembangan pada masa kanak-kanak dan mengalami perubahan yang baru yaitu dengan perkembangan pada masa dewasa.
Ada beberapa perjembangan yang yang dialami pada remaja yaitu sebagai berikut:
1. Perkembangan Emosi, remaja biasanya memiliki emosi yang tidak menentu, tidak stabil, dan bisa dibilang labil (kekanak-kanakan). Maka dari itu terlihat dari perilaku mereka yang cepat marah, suka menyendiri
41
maupun gelisah. Biasanya ini dikarenakan oleh perubahan pada hormone seta permasalahan disekitarnya.
2. Perkembangan Sosial, remaja biasa disebut dnegan periode mencari identitas. Mereka mengusahakan untuk menunjukkan siapa diri mereka dan peranan nya dalam kehidupan dalam bermasyarakat. Sikap ini sering digunakan untuk kompetisi, konformitas, mencari perhatian, menentang campur tangan orang dewasa dan menentang aturan.
3. Perkembangan Fisik, pada masa remaja biasanya mengalami fase pubertas dimana remaja mula mengalami peningkatan pertumbuhan fisik yang drastic dan mengalami pematangan seksual contohnya menstruasi, mimpi basah, pertumbuhan pada buah dada, dan pertumbuhan pada rambut kemaluan.
4. Perkembangan Kognisi, remaja sudah memiliki kemampuan intropeksi dimana bisa berpikir secara kritis tentang dirinya serta berpikir logis terhadap hal-hal yang penting dalam mengambil keputusan. Ada juga ciri berpikir mereka diantara lain idealis, egosentris dan konformitas.
Pada masa remaja biasanya dikenal sebagai periode yang menganalisis hubungan antara mekanisme penyusaian psikologis dengan kondisi-kondisi sosial yang dipengaruhi nya (Duwisaputri, 2019-397). Karena itu, factor dari lingkungan menjadi pengaruh yang cukup signifikan dalam mencari jati diri remaja. Tanpa pengontrolan yang sesuai dari dirinya sendiri maupun orangtua dapat menjerumuskan mereka pada kenakalan remaja.
42
Sangkut pautnya remaja dengan penelitian yang akan dilakukan merupakan fakta bahwa pengguna media sosial Instagram didominasi oleh remaja serta pengguna media sosial yang melakukan Tindakan PDA dengan pasangan dalam hal ini adalah remaja yang melakukan pacarana. Di dalam artikel laporan Napolen Cat menunjukkan, mayoritas pengguna Instagram di Indonesia adalah pada kelompok usia 8-24 tahun yaitu sebanyak 33,90 juta. Dengan rincian sebanyak 19,8% pengguna Instagram itu adalah perempuan, sedangkan untuk 17,5% adalah laki-laki. (Cindy Mutia Annur, 2021)